LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA PERTANIAN ( PPM 1504) “Mengendalikan “Mengendalikan Hama Tanaman dengan Teknik Infus Akar”
Oleh :
PROGRAM STUDI PRODUKSI DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2011
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus (injeksi atau infuse) maupun dengan mengebor tanaman. Infus adalah suatu metode pemberian insektisida melalui bagian tanaman (akar, batang, cabang, atau ranting) tanaman dengan harapan dapat terserap dan menyebar ke seluruh bagian tanaman sehingga pada saat organisme pengganggu memakan atau menghisap cairan sel yang telah mengandung bahan aktif insektisida dapat terbunuh. Metode infus akar pada tanaman kelapa atau aplikasi insektisida melalui akar adalah salah satu alternatif yang dianggap tepat pada tanaman kelapa yang sudah tinggi (lebih dari 6 tahun). Prinsip kerja metode infus dari suatu akar tanaman bertitik tolak pada translokasi air dan unsur hara melalui akar menuju ke daun dan akhirnya ke seluruh bagian tanaman. Pestisida yang digunakan dalam metode infus akar adalah yang bersifat sistemik dan berformulasi cair. Kebaikan dan keuntungan metode infus akar tanaman kelapa adalah mudah dilakukan, tidak memiliki persyaratan yang rumit, bahan dan alat yang digunakan relatif murah, relatif aman terhadap lingkungan dan dapat mencapai organisme sasaran pada tempat atau bagian tanaman yang sulit dijangkau. I.2 Tujuan
I.2.1
mahasiswa
dapat
melaksanakan
infuse
akar
tanaman
dengan
menggunakann pestisida. I.2.2
Memahami syarat akar tanaman yang akan diinfus.
I.2.3
Mengamati lama waktu yang dibutuhkan pestisida yang diaplikasikan habis terserap.
II. METODE PELAKSANAAN
II.1
Waktu dan tempat
Waktu
: 22 November 2011
Tempat
: Kebun Kelapa Politeknik Negeri Lampung
II.2
Alat dan Bahan
Alat
: cangkul, linggis, golok, gunting setek, mangkok, kantung plastik es lilin, kawat halus, ember.
Bahan : air, pestisida, pohon kelapa yang akan di infus.
II.3
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Siangi atau singkirkan gulma yang berada disekeliling pokok tanaman kelapa yang akan diinfus akarnya (penyiangan piringan ± 2m di sekeliling pohon. 3. Gali dan cari akar primer pada jarak 1,5m dari batang kelapa yang akan diinfus. 4. Pilih akar primr yang cukup umur (kulit akar primer yang berwarna merah atau merah kcoklatan) dan diameter rata-rata 1 cm. 5. Keluarkan secara hati-hati akar primer tersebut. Periksa dengan teliti bahwa akar tersebut adalah akar pohon kelapa yang akn diinfus. Pilih
tiga akar primer pada setiap pohon kelapa dengan jarak yang agak berjauhan antara satu dengan yang lainnya. 6. Gali tanah sedalam 30 cm dibawah akar-akar primer yang telah terpilih. 7. Gunting ± 1cm ujung-ujung akar primer tersebut dalam mangkuk berisi air. 8.
Siapkan kantung plastik es lilin, kemudian tuangkan pestisida sesuai takaran yang diinginkan ke dalam kantung plastik es lilin tersebut. Siapkan 3 lembar kantung es lilin per pohon tanaman kelapa. Kantung plastik pertama diisi 5 cc pestisida, yang kedua 10 cc, dan yang ketiga 15 cc. kantong plastic yang digunakan tidak boleh terlalu besar.
9. Pasang kantung plastik yang sudah terisi pestisida pada masing-masing akar primer yang akan diinfus. Akar yang dimasukkan ke dalam kantung plastic yang telah berisi pestisida diusahakan tenggelam. 10. Ikan rapat-rapat bagian atas (mulut) kantung plastic dengan kawat halus supaya pestisida tidak tumpah. 11. Usahakan ujung akar primer yang diinfus tidak melengkung serta atas dan ujungnya tetap mengarah ke dasar kantung plastic. Tekan ujung akar primer tersebut ke bawah secara hati-hati dengan menggunakan patok (pasak) pengait. 12. Beri tanda bahwa akar primer yang mana yang harus diinfus 5 cc, 10 cc, dan 15 cc pestisida. Catat waktu mulai memasang infuse pada setiap akar primer tersebut. 13. Tutuplah dengan jerami (serasah) diatas akar primer yang diinfus. 14. Tulis kode kelompok pada pohon tanaman kelapa yang saudara infuse. 15. Lakukan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada table pengamatan (tabel 1).
III.HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
III.1
Hasil Praktikum
Tabel 1. Pengamatan waktu yang dibutuhkan pestisida habis terserap pada berbagai perlakuan infus akar tanaman kelapa. No.
Uraian
Pohon Kelapa I AP 1 AP (5 cc)
1
Panjang akar primer yang diinfus 20
Pohon Kelapa II 2 AP
3 AP
1 AP
2 AP
3
(10 cc)
(15 cc)
(5 cc)
(10 cc)
(15 cc)
15
17
48
39
55
dari pangkal pohon (cm) 2
Diameter akar-akar yang diinfus 5
4,5
4,5
4
4,5
3,5
08.30
08.38
08.44
08.43
08.46
08.48
3,5
3,5
12
22,15
34,45
47,8
(mm) 3
Waktu mulai memasang infuse pada akar primer (pukul)
4
Lama waktu yang dibutuhkan pestisida habis terserap (jam)
III.2
Pembahasan
Dari hasil praktikum diatas dapat dilihat bahwa setiap perlakuan memiliki lama waktu yang berbeda dalam kemampuan menyerap pestisida tersebut. Semakin banyak pestisida yang digunakan, semakin lama waktu yang dibutuhkan akar pohon kelapa tersebut untuk menyerap pestisida. Selain itu dapat dipengaruhi
pula oleh perbedaan panjang
dan diameter akar sehingga
mempengaruhi akar dalam menyerap pestisida tersebut. Namun, pada pohon kelapa I, lama waktu yang dibutuhkan pestisida habis terserap pada AP 1 dan AP 2 sama. Hal ini dapat disebabkan oleh beberap faktor yaitu human error ketika pemasangan infuse pada akar sehingga infuse pestisida tersebut dapat tumpah. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penguapan karena pelepah yang digunakan untuk menutupi lubang kurang tertutup, sehingga masih besar kemungkinan cahaya dapat masuk ke lubang tersebut sehingga terjadi penguapan. Oleh karena itu, ketelitian dan kehati-hatian sangat diperlukan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kami, dapat disimpulkan bahwa: •
Semakin banyak pestisida yang digunakan dalam infuse, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyerap pestisida tersebut.
•
Selain itu ada pula faktor lain yang mmpengaruhi daya serap akar yaitu peerbedaan diameter dan panjang akar.
•
Perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam pemasangan infuse sehingga kesalahan dapat diminimalisir.