Stabilisasi pasien sebelum transfer adalah menstabilkan keadaan umum pasien sesuai kebutuhannya sebelum akan dirujuk.
Tujuan
Sebagai acuan dalam mengurangi resiko cidera, kecacatan, dan kematian pada pasien serta memenuhi hak pasien dan keluarga
Kebijakan
Transfer pasien dilaksanakan dalam keadaan pasien stabil sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan transfer pasien berdasar Keputusan Direktur RSGMP UNSOED Nomor Kep/ /
Prosedur
/2016 tentang Kebijakan Pelayanan RSGMP UNSOED
1. Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien belum stabil 2. Unit/Rumah Sakit yang dituju untuk transfer harus memastikan bahwa ada prosedur/pengaturan transfer pasien yang memadai 3. Perlu waktu hingga beberapa jam dimulai setelah pengambilan keputusan dibuat hingga pasien ditransfer ke Unit/Rumah Sakit
lain 4. Hal penting untuk dilakukan sebelum transfer a. Amankan patensi jalan napas Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakeostomi dengan pemantauan end-tidal carbondioxide yang adekuat b. Terdapat jalur/akses vena yang adekuat (minimal 2 kanula perifer atau sentral) c. Jika terdapat pneumothoraks, selang drainase data (Water Sealed Drainage-WSD) harus terpasang dan tidak boleh diklem d. Pasang kateter urin dan nasogastric tube (NGT), jika diperlukan e. Pemberian terapi/tatalaksana tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksanaan transfer 5. Unit/Rumah Sakit yang dituju dapat memberikan saran mengenai penanganan segera/resusitasi yang perlu dilakukan terhadap pasien pada situasi-situasi khusus, namun tanggungjawab tetap pada tim transfer 6. Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada dan secara independen menilai kondisi pasien Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh petugas transfer