Acepromaxine Acepromaxine maleat Jenis : antiemetik Anjing:
c) Sedative one hour prior to local anesthesia: 0.1 mg/kg IM (Hall and Clarke 1983)
a) Premedication: 0.03 - 0.05 mg/kg IM or 1 - 3 mg/kg PO at least one hour prior to surgery (not as reliable). (Hall and Clarke 1983) b) Restraint/sedation: Restraint/sedation: 0.025 - 0.2 mg/kg IV; maximum of 3 mg or 0.1 - 0.25 mg/kg IM. Preanesthetic: 0.1 - 0.2mg/kg IV or IM; max. of 3 mg; 0.05 - 1 mg/kg IV, IM or SQ. (Morgan 1988) c) 0.1 mg/kg IM or IV q8h (Davis 1985b) d) 0.55 - 2.2 mg/kg PO or 0.55 - 1.1 mg/kg IV, IM or SQ (Package Insert, PromAce¨ Fort Dodge) e) 0.55 - 2.2 mg/kg PO or 0.055 - 0.11 mg/kg IV, IM or SQ (Kirk 1986)
Kuda:
Kucing:
a) Restraint/sedation: 0.05 - 0.1 mg/kg IV, maximum of 1 mg (Morgan 1988) b) 0.1 mg/kg IM or IV once daily (Davis 1985b) c) 1.1 - 2.2 mg/kg PO, IV, IM or SQ (Package Insert, PromAce¨ - Fort Dodge) d) 0.055 - 0.11 mg/kg IM or SQ or 1.1 2.2 mg/kg PO (Kirk 1986) e) 0.11 mg/kg with atropine (0.045 - 0.067 mg/kg) 15-20 minutes prior to ketamine (22 mg/kg IM). (Booth 1988a) Kelinci:
a) As a tranquilizer: 1 mg/kg IM, effect should begin in 10 minutes and last for 1-2 hours (Booth 1988a) Sapi:
a) Sedation: 0.01 - 0.02 mg/kg IV or 0.03 0.1 mg/kg IM (Booth 1988a) b) 0.05 - 0.1 mg/kg IV, IM or SQ (Howard 1986)
a) 0.04 - 0.1 mg/kg IV or IM (Robinson 1987) b) 0.044 - 0.088 mg/kg (2 - 4 mg/100 lbs. body weight) IV, IM or SQ (Package Insert, PromAce¨ - Fort Dodge) c) 0.02 - 0.05 mg/kg IM or IV as a preanesthetic preanesthetic (Booth 1988a) 1988a) d) Neuroleptanalgesia:0.02 mg/kg given with buprenorphine (0.004 mg/kg IV) or xylazine (0.6 mg/kg IV) (Thurmon and Benson 1987) Angsa:
a) 0.1 - 0.2 mg/kg IV, IM, or SQ (Howard 1986) b) 0.03 - 0.1 0.1 mg/kg (Hall and Clarke 1983) 1983) c) For brief periods of immobilization: acepromazine 0.5 mg/kg IM followed in 30 minutes by ketamine 15 mg/kg IM. Atropine (0.044 mg/kg IM) will reduce salivation and bronchial secretions. (Lumb and Jones 1984) Acepromazine Maleate for Injection 10 mg/ml for injection in 50 ml vials;PromAce¨ (Fort Dodge); generic; (Rx). Approved for use in dogs, cats and horses not intended for food. Acepromazine Maleate Tablets 5, 10, & 25 mg in bottles of 100 and 500 tablets; PromAce¨ (Fort Dodge); generic; (Rx). Approved for use in dogs, cats and horses not intended for food. Kontra indikasi : jika diberikan terlalu banyak dapat menyebabkan disfungsi hati, penyakit jantung jantung dan lemah.
ACYCLOVIR indikasi: antiviral yang digunakan untuk
menangani infeksi virus herpes. kontraindikasi: alergi, gagal ginjal, bunting. efek samping: nekrosis otot, leukopenia dapat terjadi pada kucing, kerusakan ginjal, luka saluran gastrointestinal, vomit, diare, anoreksia, dan letargi. -probenecid : waktu interkasi obat: -probenecid clearance acyclovir menjadi turun. -theofiline : kadar theofiline dalam plasma semakin tinggi jika diberikan bersamaan dengan acyclovir. -hydantoins dan asam valproic : kadar kadar hydantoins dan asam valproic semakin rendah jika diberikan bersamaan dengan acyclovir. -amfotericin -amfotericin B : meningkatkan efek antiviral acyclovir tapi mengakibatkan efek keracunan ginjal meningkat. kapsul: Sediaan: tablet: 400 dan 800 mg , kapsul: 200 mg dosis: 5-10 mg/kg BB AMOXYCILIN Farmakokinetik
Amoxicillin diserap secara baik sekali oleh saluran pencernaan. Kadar bermakna didalam serum darah dicapai 1 jam setelah pemberian per-oral. Kadar puncak didalam serum darah 5,3 mg/ml dicapai 1,5-2 jam setelah pemberian per-oral. Kurang Kurang lebih 60% pemberian pemberian perperoral akan diekskresikan melalui urin dalam 6 jam. Farmakodinamik
Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy benzyl-penicillin) benzyl-penicillin) adalah derivat dari 6 aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya kerja bakterisida. Amoxicillin, aktif terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif: Streptococcus pyogenes, pyogenes, Streptococcus Streptococcus viridan, Streptococcus faecalis, Diplococcus pnemoniae, Corynebacterium Corynebacterium sp, Staphylococcus aureus, Clostridium sp, Bacillus anthracis. Bakteri gram negatif: Neisseira gonorrhoeae, gonorrhoeae, Neisseriameningitidis, Neisseriameningitidis, Haemophillus influenzae, Bordetella pertussis, Escherichia coli, Salmonella sp, Proteus mirabillis, Brucella sp. Efek samping
diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan perdarahan dan reaksi alergi alergi lainnya. Interaksi
Obat
Probenesid memperpanjang waktu paruh Amoksisilin dalam plasma. Allopurinol memicu timbulnya kemerahan pada kulit. Mengurangi efektifitas kontrasepsi per oral. Indikasi
1.Infeksi saluran pernafasan atas: Tonsillitis, , pharyngitis (kecuali pharyngitis gonorrhoae), gonorrhoae), Sinusitis, laryngitis, otitis media. 2.Infeksi saluran pernafasan bawah: Acute dan chronic bronchitis, bronchiectasis, pneumonia. 3.Infeksi saluran kemih dan kelamin: gonorrhoeae yang tidak terkomplikasi, cystitis, pyelonephritis. 4.Infeksi kulit dan selapu lendir: Cellulitis, wounds, carbuncles, furunculosis. Kontraindikasi
Keadaan peka terhadap penicillin. Cost
Rp 15.000 dari Rp370 menjadi Rp400 per butir.
AMPICILLIN Farmakokinetik
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ jam sampai 1 jam sebelum makan. Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 7 hari. Pemakaian parental baik secara i.m ataupun i.v dianjurkan bagi penderita yang tidak memungkinkan untuk pemakaian secara oral. oral. Farmakodinamik
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik luas yang bersifat bakterial. Secara klinis efektif terhadap kumankuman gram-positif yang peka terhadap penisilina 6 dan terhadap bermacammacam kuman gram-negatif, diantaranya : 1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus, dan stafilokolus yang tidak menghasilkan penisilinase. 2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. Influenzae, jenis E. coli. Shigella, Salmonella dan P. mirabilis. Efek samping/ Toksisitas
nausea, , vomiting, kehilangan selera makan, diarrhea, ruam, rasa gatal, sakit kepala, kebingungan dan pusing. Pasien yang mempunyai sejarah alergi dengan penicillin tak boleh menerima menerima obat ini. Interaksi obat
Allupurinol = Meningkatkan risiko ruam saat amoxicillin atau ampicillin diberikan bersama allupurinol allupurinol Antikoagulan = INR dapat terganggu dengan pemberian penisilin spectrum
luas seperti ampicillin, meskipun studi gagal menunjukkan interaksi dengan coumarin atau phenindione Probensid mengganggu ekskresi obat. Allopurinol meningkatkan resiko ruam kulit.
Indikasi
Ampisilina digunakan untuk pengobatan: 1.Infeksi saluran pernapasan, seperti pneunomia faringitis, bronkitis, laringitis. 2.Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis. 3.Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis. 4.Infeksi kulit dan jaringan kulit. 5.Septikemia, meningitis Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap penisilina Cost Rp. 4.000,-
ATROPINI SULFAS
GOLONGAN : K KANDUNGAN : Atropine sulfat INDIKASI :Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor organik. Antimuskarinik, antispasmodik, keracunan antikolinesterase, bronkodilator, diare & disenteri, iridosiblitis. KONTRA INDIKASI :Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan pencernaan dan saluran kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan, ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan ginjal yang serius. PERHATIAN :Beresiko menyebabkan panas tinggi, gunakan dengan hati-hati pada pasien terutama anak-anak, anak-anak, saat temperatur sekitarnya tinggi.Usia lanjut
dan pada kondisi pasien dengan penyakit sumbatan paru kronis yang terkarakterisa oleh takhikardia. INTERAKSI OBAT :Aktifitas antikolinergik bisa meningkat oleh parasimpatolitikum lain. - Guanetidin, histamin, dan Reserpin dapat mengantagonis efek penghambatan antikolinergik pada sekresi asam lambung. - antasida bisa mengganggu penyerapan Atropin. EFEK SAMPING :Peningkatan tekanan intraokular, sikloplegia (kelumpuhan iris mata), midriasis, mulut kering, pandangan kabur, kemerahan pada wajah dan leher, hesitensi dan retensi urin, takikardi, dada berdebar, konstipasi/sukar buang air besar, peningkatan suhu tubuh, peningkatan rangsang susunan saraf pusat, ruam kulit, muntah, fotofobia (kepekaan abnormal terhadap cahaya). INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL : Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. Atropin sulfat menyebabkan midrasis dan termasuk kedalam golongan obat antikolinergik yang bekerja pada reseptor muskarinik. Antimuskarinik ini memperlihatkan efek sentral terhadap susunan syaraf pusat yaitu merangsang pada dosis kecil dan mendepresi pada dosis toksik. MERK DAGANG;Atropin Sulfat, Proflugon, Spasminal, Yekaspasmogin SEDIAAN: Ampul (1 ml, 0,25 mg/ml)
DOSIS : 0,25 – 1 mg; 2 – 4 mg (keracunan antikolinesterase spt baygon); 1 ampul ≈
0,25 mg DOSIS hewan Atropin sulfat 0,04 mg/kg BB
B KOMPLEKS Golongan obat anti defisiensi vitamin,
BIOSALAMINE
mineral, dan asam amino keluarga vitamin yang larut dalam air, saling terkait dalam fungsi dan sering hadir bersama dalam makanan. Mereka termasuk vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B5 (asam pantotenat), vitamin B6 ( piridoksin), vitamin B12 (kobalamin), folasin (asam folat, juga disebut asam pteroilglutamik atau PGA), dan biotin.
Hematinik, Ruboransia dan Tonika Bentuk sediaan Cairan injeksi Komposisi
Kandungan B kompleks tablet :
Vitamin B1 2mg, vitamin B2 2mg, vitamin B6 2mg, Nikotinamida 20mg, kalsium pantotenat 10mg Vit b kompleks injeksi :
Sediaan cair injeksi Komposisi vit B1, vit b6, vit b2, nicotinamide, panthotenol, procain HCl Indikasi antidefisiensi vit b komplek pd hewan Dosis lihat kemasan botol 20ml,100ml,500ml Vit b komplek pantho :
Sediaan cair injeksi Komposisi vit B1, vit b2, nicotinamide, methionin, procain HCl Indikasi antidefsiensi vit b komplek pd hewan Dosis lihat kemasan botol 20ml,100ml Kontrainidikasi :
Induk bunting + nyusui, sakit ulkus lambung, gangguan hati, pernah alergi terhadap obat-obatan Efek samping :
Overdosis tinja hitam, sakit perut, sembelit, mual, muntah, pusing, perubahan warna urin, sering pipis, diare, sulit bernafas, otot dan nyeri sendi, detak jantung tdk teratur, pembengkakan wajah, bibir, lidah, tenggorokan, kemerahan pd kulit, gatal-gatal, ruam, batu ginjal
Termasuk golongan obat pencernaan
tiap ml mengandung Magnesium aspartat 1,5 mg, Cyanokobalamin 500 mg, Natrium selenit 1 mg, Adenosin trifosfat 1 mg, Asam deoksiribonukleat 100 mg, Kalium aspartat 10 mg. Indikasi gangguan otot atau muskulus pada anak sapi, sebelum dan sesudah transport. Dosis dan cara pemakaian IV atau IM pada kuda dan sapi dewasa 20 ml, anak sapi atau anak kuda 10 ml, kambing, domba, babi, anjing 2-5 ml, kucing 1 ml, pemberian suntikan tidak boleh lebih dari 3-4 kali berturut-turut dengan interval 2448 jam, pada kuda pacu dapat diberikan sampai dengan 5 kali dengan interval 4-5 hari. Kemasan Vial 50 ml. Deptan RI No. I 0506023 PKC.2. Obat keras.
CALSIUM GLUCONATE JENIS OBAT : Antidot Efek samping / Peringatan
Hiperkalsemia dapat dikaitkan dengan terapi kalsium, terutama pada pasien dengan penyakit jantung atau ginjal, hewan harus dipantau secara ketat. Efek lain yang dapat dilihat termasuk iritasi GI dan atau sembelit setelah pemberian oral , ringan sampai jaringan yang parah reaksi setelah administrasi IM atau SQ garam kalsium dan iritasi vena setelah administrasi IV. Kalsium klorida mungkin lebih menjengkelkan daripada garam parenteral lain dan lebih cenderung menyebabkan hipotensi . Injeksi intravena terlalu cepat kalsium dapat menyebabkan hipotensi , aritmia jantung dan serangan jantung . Penggunaan / Indikasi - garam kalsium yang digunakan untuk pencegahan atau pengobatan kondisi hypocalcemic . Kontraindikasi / Tindakan / Keamanan Reproduksi – tidak boleh digunakan pada
pasien dengan fibrilasi ventrikel atau dengan hiperkalsemia . Kalsium parenteral tidak boleh diberikan ke pasien dengan kadar kalsium serum di atas normal . Kalsium harus digunakan sangat hati-hati dalam pasien yang menderita digitalis glikosida , atau dengan penyakit jantung atau ginjal . Kalsium klorida , karena dapat menyebabkan acidifying , harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami gagal pernafasan , pernafasan asidosis , atau penyakit ginjal . Meskipun produk kalsium parenteral belum terbukti aman untuk digunakan selama kehamilan , mereka sering digunakan sebelum, selama , dan setelah partus pada sapi , domba , pelacur , dan ratu untuk mengobati paresis nifas sekunder untuk hipokalsemia .
Untuk pengobatan darurat tetani dan kejang sekunder untuk hipoparatiroidisme Anjing
a. Kalsium glukonat injeksi : 94140 mg / kg IV perlahan untuk efek ( intraperitoneal rute juga dapat digunakan ) . Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990) b. Untuk hipokalsemia akut : Kalsium glukonat injeksi 10 % : Hangat dengan suhu tubuh dan memberikan IV pada tingkat antara 50 - 150 mg / kg ( 0,5-1,5 ml / kg ) selama 20-30 menit . jika bradikardia berkembang, infus berhenti. Menyusul krisis yang akut infus 10-15 ml ( dari 10 % solusi ) per kg selama periode 24 jam. Terapi jangka panjang dapat dicapai dengan meningkatkan kalsium dan vitamin D. Kalsium menggunakan laktat dapat diberikan secara oral pada tingkat 0,5-2 g / hari . ( Seeler dan Thurmon 1985 ) c. glukonat Kalsium 10 % 0,5-1,5 ml / kg atau kalsium klorida 10 % 1.5 - 3.5 ml ( total) IV perlahan-lahan selama 15 menit , monitor denyut jantung atau EKG selama infus . Jika segmen ST elevasi atau memperpendek interval QT terjadi , sementara menghentikan infus dan mengembalikan pada tingkat lebih lambat ketika diselesaikan . Terapi pemeliharaan tergantung pada penyebab hipokalsemia . hipoparatiroidisme adalah diobati dengan analog vitamin D
(lihat monografi DHT ) dengan atau tanpa kalsium lisan suplementasi . ( Russo dan Lees 1986): Kalsium glukonat 10 % : 0,5-1,5 ml / kg ( hingga 20 ml ) selama 15-30 menit . dapat mengulang pada interval 6-8 jam atau memberikan sebagai infus kontinu pada 10-15 mg / kg / jam. mengamatiEKG dan menghentikan infus jika segmen ST mengangkat , Interval QT memendek , atau aritmiaterjadi. Untuk terapi jangka panjang ( dengan DHTÑrefer untuk monografi itu) , suplemen kalsium terkadang berguna . Kalsium glukonat pada 500-750 mg / kg / hari dibagi tid , atau kalsium laktat sekitar 400 - 600 mg / kg / hari dibagi tid , atau kalsium karbonat 100-150 mg / kg / hari dibagi tawaran. Memantau kalsium serum dan menyesuaikan seperlunya . ( Kay dan Richter 1988 d. Untuk
cardiotoxicity
hyperkalemic:
a. Sekunder krisis uremik: asidosis metabolik Benar, jika ada, dengan natrium bikarbonat (bikarbonat juga dapat bermanfaat bahkan jika asidosis tidak hadir). kalsium glukonat (10%) diindikasikan jika serum K + adalah> 8 mEq / L. Berikan pada dosis perkiraan 0,5 1 ml / kg selama 10-20 menit, memantau EKG. Cepat mengoreksi aritmia tetapi efek yang sangat pendek (10-15 menit). IV glukosa (0,5-1 g / kg berat badan dengan atau tanpa
insulin) juga bermanfaat dalam meningkatkan konsentrasi K + intraseluler. (Polzin dan Osborne 1985) Kucing: Untuk
hipokalsemia:
a) Kalsium glukonat injeksi: 94-140 mg / kg IV perlahan untuk efek (intraperitoneal rute juga dapat digunakan. Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990). b) Untuk hipokalsemia akut sekunder untuk hipoparatiroidisme: Menggunakan 10% kalsium glukonat injeksi, memberikan 1-1,5 ml / kg IV perlahan selama 10-20 menit. Monitor EKG jika mungkin. Jika bradycardia, atau memperpendek interval QT terjadi, memperlambat laju atau sementara menghentikan. Setelah tanda-tanda yang mengancam jiwa dikendalikan, menambahkan kalsium untuk cairan infus dan mengelola sebagai infus lambat pada 60-90 mg / kg / hari (elemental kalsium). Ini mengubah menjadi 2,5 ml / kg setiap 68 jam 10% kalsium glukonat. Hati-hati memantau serum kalsium (sekali untuk dua kali sehari) selama periode ini dan menyesuaikan dosis yang diperlukan. Mulailah kalsium lisan awalnya antara 50 100 mg / kg / hari dibagi 3-4 kali sehari elemental kalsium dan dihydrotachysterol sekali hewan dapat mentoleransi terapi oral. Berikan DHT awalnya di 0,125-0,25 mg PO setiap hari selama 2-3 hari, kemudian 0,08-0,125 mg per hari untuk 2-3 hari dan akhirnya 0,05 mg PO per hari sampai penyesuaian dosis lebih lanjut diperlukan. Sebagai CatOS kalsium serum stabil, kalsium intravena dapat dikurangi dan dihentikan jika ditoleransi. Kadar kalsium serum yang stabil (8,5-9,5 mg / dl) biasanya dicapai dalam waktu sekitar seminggu. Terus memantau dan
menyesuaikan dosis DHT dan kalsium ke tingkat terendah untuk mempertahankan normocalcemia. (Peterson dan Randolph 1989) (Catatan: merujuk ke monografi DHT untuk informasi lebih lanjut.) c) Untuk hipokalsemia sekunder untuk fosfat enema racun atau tetani nifas: ikuti pedoman penggunaan kalsium intravena di Obo atas. (Peterson dan Randolph 1989) Sapi Untuk
hipokalsemia
: :
a) Kalsium glukonat injeksi : 150-250 mg / kg IV perlahan untuk efek ( intraperitoneal rute juga dapat digunakan ) . Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990) b ) Kalsium glukonat injeksi 23 % : 250500 ml IV perlahan , atau IM atau SQ ( dibagi dan diberikan di beberapa lokasi , dengan pijat di situs injeksi ) . ( Arah Label ; Kalsium Gluc . Injeksi 23 % ÑTechAmerica ) c ) 8-12 gram kalsium IV infus selama 510 menit , gunakan produk yang mengandung magnesium selama bulan terakhir kehamilan jika subklinis hypomagnesemia adalah terdeteksi . ( Allen dan Sansom 1986) kuda Untuk
hipokalsemia
: :
a) Kalsium glukonat injeksi : 150-250 mg / kg IV perlahan untuk efek ( intraperitoneal rutejuga dapat digunakan ) . Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990) b ) Kalsium glukonat injeksi 23 % : 250500 ml IV perlahan , atau IM atau SQ ( dibagi dan diberikan di beberapa lokasi , dengan pijat di situs injeksi ) . ( Arah Label ; Kalsium Injeksi glukonat 23 % ÑTechAmerica ) c ) Untuk laktasi tetani : 250 ml per 450 kg berat badan standar komersial solusi yang tersedia yang juga mengandung
magnesium dan fosfor IV perlahan-lahan sambil ascultating jantung. Jika tidak ada perbaikan setelah 10 menit , ulangi . Intensitas bunyi jantung Perlu dicatat , dengan hanya extrasystole jarang. Hentikan infus segera jika perubahan jelas dalam menilai atau ritme terdeteksi . ( Brewer 1987) Domba Untuk
&
Kambing hipokalsemia
: :
a) Domba : Kalsium glukonat injeksi : 150-250 mg / kg IV perlahan untuk efek ( intraperitoneal rute juga dapat digunakan ) . Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990) b ) Domba : Kalsium glukonat injeksi 23 % : 25 - 50 ml IV perlahan , atau IM atau SQ ( dibagi dan diberikan di beberapa lokasi , dengan pijat di situs injeksi ) . ( Arah Label ; Kalsium glukonat Injeksi 23 % ÑTechAmerica ) Babi Untuk
: :
hipokalsemia
a) Kalsium glukonat injeksi : 150-250 mg / kg IV perlahan untuk efek ( intraperitoneal rute juga dapat digunakan ) . Memantau respirasi dan laju jantung dan ritme selama administrasi. (USPC 1990) b ) Kalsium glukonat injeksi 23 % : 25 50 ml IV perlahan , atau IM atau SQ ( dibagi dan diberikan di beberapa lokasi , dengan pijat di situs injeksi ) . ( Arah Label ; Kalsium Injeksi glukonat 23 % ÑTechAmerica ) burung Untuk
tetani
hypocalcemic
: :
a) Kalsium glukonat : 50 - 100 mg / kg IV perlahan untuk efek , dapat diencerkan dan diberikan IM bila vena tidak dapat ditemukan . ( Clubb 1986) Untuk
burung
telur
-
terikat
:
a) Pada awalnya , kalsium glukonat solusi 1 % 0.01 - 0.02 ml / g IM . Menyediakan panas lembab ( 80 - 85 ¡ F ) dan 24 jam
untuk memungkinkan burung untuk lulus telur . ( Nye 1986) reptil
:
a) Untuk telur mengikat dalam kombinasi dengan oksitosin ( oksitosin : 1 - 10 IU / kg IM ) : . Kalsium glubionate : 10 -50 mg / kg IM yang diperlukan sampai kadar kalsium kembali normal atau telur mengikat teratasi . Berhati-hatilah saat memberikan beberapa suntikan . Kalsium / oksitosin tidak efektif dalam kadal seperti pada spesies lain . ( Gauvin 1993)
CHLORPHENAMINE
Chlorphenamine maleat adalah antihistamin (anti alergi) yang digunakan dalam pencegahan gejala kondisi Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll. Di negara Indonesia lebih dikenal dengan singkatan CTM. Efek Samping yang ditimbulkan seperti mengantuk, pusing, sakit kepala, sembelit, sakit perut, penglihatan kabur, penurunan koordinasi, atau mulut kering / hidung / tenggorokan dapat terjadi. Efek ini dapat menurun karena tubuh Anda menyesuaikan obat. Interkasi obat antihistamin ini tidak boleh dikombinasikan dengan obat penghilang rasa sakit. Komposisi setiap tablet mengandung Chlorpheniramini maleas 4 mg. Dosis untuk Dogs/Puppies sebanyak 1/2 – 2 tablets setiap 8-12 jam dan untuk Cats/Kittens sebanyak 1/4 – 1/2 tablet setiap 8-12 jam.
CYPROFLOXACIN Indikasi
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin seperti :
Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis Uretritis dan servisitis gonorrhea Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. thypi Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat Streptococcus Infeksi kulit dan jaringan lunak Infeksi tulang dan sendi.
Kontraindikasi
Riwayat gangguan tendon yang berhubungan dengan penggunaan kuinolon : Dosis 1.Untuk infeksi saluran kemih: Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari Berat : 2 x 500 mg sehari Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari 2.Untuk infeksi saluran cerna: Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari 3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak : Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari Berat : 2 x 750 mg sehari Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit.
Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.
Ef ek samping
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain: Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euphoria Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter Hewan
Cost : Ciprofloxacin 500 mg, Rp. 413
DEXAMETHASONE a. Pengertian : Merupakan
b.
c. d.
obat golongan hormon kortikosteroid , analog dengan prednisolon tapi punya kemampuan lebih kuat dalam hal anti inflamasi, dan efek metabolisme hormonal, serta telah diverifikasi. Golongan obat : Anti inflamasi, Anti alergi, anti shock dan bersifat glukoneogik pada sapi, kuda, anjing, kucing, kambing dan domba Bentuk sediaan : Cair (Injeksi IV dan IM) Dosis : Terapi harus didasarkan pada tingkat keparahan hewan, antisipasi terapi steroid serta toleransi untuk kelebihan steroid. Dosis yang diberikan harus tepat dan sesuai. Bovine : 5-20 mg/kg BB IV atau IM. Dexamethasone powder dapat diberikan dengan dosis parenteral sesuai kebutuhan Equine : 2,5-5 mg/kg BB IV atau IM. Dexamethasone powder dapat diberikan dengan dosis parenteral sesuai kebutuhan - Dexamethason Indikasi : diindikasikan untuk mengobati ketosis primer pada sapi serta sebagai agen anti inflam pada sapi serta kuda Sebagai terapi suportif, responsif thd kortikosteroid anti inflam, digunakan secara IV ketika respon hormonal segera dibutuhkan Bovine ketosis (efek glukogenik), diberikan IM,
e.
dicatat 6-12 jam. Kadar gula darah naik diatas normal dalam 12-24 jam. Setelah diberi dexamethasone, nafsu makan membaik dalam 12 jam, produksi susu yang ditekan sebagai reaksi kompensasi dalam kondisi ini mulai meningkat. Proses pemulihan 3-7 hari Terapi suportif, dalam mastitis, gastritis traumatis, dan pielonefritis. Serta dalam kondisi peradangan seperti kondisi rematik, gigitan ular, pneumonia, laminitis dll. Equine, diindikasikan untuk pengobatan radang akut muskuloskeletal , seperti bursitis , carpitis , osselets , tendonitis , myositis , dan keseleo. Selain itu untuk terapi suportif kelelahan, laminitis dll. f. Kontraindikasi : Kecuali untuk terapi darurat, jangan gunakan pada hewan dengan nefritis kronis dan hypercorticalism. Adanya kongesti gagal jantung, diabetes, dan osteoporosis merupakan kontraindikasi relatif. Jangan gunakan dalam infeksi virus selama tahap viremic. g. Efek samping SAP dan SGPT enzyme elevations BB turun Anoreksia Polidipsiadan poliuria Vomit dan diare (kadang berdarah) telah diamati pada anjing kucing
Dapat menyebabkan sindrom cushing pada anjing (kaitan dgn terapi steroid berkepanjangan) Kortikosteroid dilaporkan menyebabkan laminitis pada kuda
DIAZEPAM Farmakokinetik
Bioavaibilitas 93-100%, half-life 20-100 jam, dieksresi melalui urin. F armakodin amik: M ekanisme ker ja obat
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang berkurang. Ef ek obat
Sedatif, anti-epileptik/ antikonvulsan Ef ek samping/toksi sitas
Ataksia, hipersalivasi I nteraksi Obat
Antidepresan, antihistamin dan analgesik opioid pemberian bersama – mengakibatkan depresi SSP tambahan. Simetidin, disulfiram, fluoksetin, isoniazid, ketokonazol, metoprolol, propoksifen, propranolol, atau asam valproat dapat menurunkan metabolisme diazepam. Rifampicin atau barbiturat dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi efektifitas diazepam. Indikasi
Sedasi, medikasi pra anastesi, epilepsi/ kejang berkelanjutan, Kontraindikasi
Pasien dengan penyakit hepar, hepatic hipersensitivitas impairment/ failure, terhadap diazepam, sensitivitas silang terhadap benzodiazepine lain Bentuk obat
Larutan injeksi (cairan) Cost
Diazepam 10mg/2ml , 1 ampul Rp. 13000 Dose
Sedasi Kuda : IV 0.05 – 2.0 mg/kg Anjing : IV 100 – 500 micrograms/kg IM 300 – 500 micrograms/kg Kucing : IV 100 – 500 micrograms/kg IM 0.3 – 1.0 mg/kg Epileptik Kuda, sapi : IV lambat 25-100mg dosis berdasaran respon, dilanjutkan dengan phenobarbital IV 5 mg/kg Anak kuda : IV lambat 5 – 10 mg dosis tergantung respon, dilanjutkan dengan phenobarbital IV 9 mg/kg
Anjing, kucing :
IV 5 – 50 mg diberikan bertahap dengan dosis 5 – 10 mg, dilanjutkan dengan infuse intra vena lambat glukosa 5%, 2 – 5 mg/jam
DIGOXIN
diperoleh dari daun tumbuhan digitalis (daun-daunan yang dipakai sebagai obat memperkuat jantung). Digoxin membantu membuat detak jantung lebih kuat dan dengan irama yang lebih teratur. Sifat FARMAKODINAMIK : farmakodinamik utama digitalis adalah inotropik positif,yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi miokardiaum. Pada penderita yang mengalami gangguan fungsi sistolik, efek inotropik positif ini akan menyebabkan peningkatan curah kerja jantung sehingga tekanan vena berkurang, ukuran jantung mengecil, dan refleks takikardia yang merupakan kompensasi jantung, diperlambat. Tekanan vena yang berkurang akan mengalami gejala bendungan, sedangkan sirkulasi yang membaik, termasuk ke ginjal, akan meningkatkan diuresis dan hilangnya udem. Efek langsung : Kontraklitas * miokardium. Mekanisme meningkatnya kontraktilitas otot jantung oleh digitalis sangat kompleks. Efek ini berlaku untuk otot atrium dan ventrikel, dan secara kualitatif sama untuk otot jantung yang normal maupun yang gagal. Efek terhadap aktivitas mekanik ini terlihat pada kontraksi isometrik maupun isotonik. Digitalis yang diberikan pada sendian otot jantung dalam kondisi isometrik akan meningkatkan tegangan (tension) otot. * Efek tak langsung : Efek tak langsung pada sistem saraf autonom terjadi pada kadar terapi dan kadar toksik. Pada kadar
rendah efek parasimpatomimetik lebih menonjol. Peningkatan aktivitas vagus ini kelihatannya merupakan gabungan efek pada berbagai tempat di arteri, nukleus vagus sentral, ganglion nodosum dan ganglion autonom. Absorbsi. FARMAKOKINETIK : Penyerapan digoksin pada pemberian per oral agak bervariasi dan sangat ditentukan oleh jenis sediaan yang digunakan, adanya makanan, serta waktu pengosongan lambung. Absorbsi dari sediaan tertentu dapat rendah sekali, yaitu 40%, sementara yang lain mencapai 75%. Perbedaan bioavabilitas terjadi karena perbedaan kecepatan dan derajat disolusi. Distribusi. Digoksin glikosida dalam tubuh berlangsung lambat, sebagian krena volume distribusinya yang besar (kira-kira 6L/kg). Seperti halnya dengan obat lain, gagal jantung memperlambat tercapainya kadar mantap. Kira-kira 25% digoksin terikat pada protein plasma, sedangkan digitoksin lebih dari 95%. Eliminasi. Digoksin dieliminasi terutama melalui ginjal. Obat ii mengalami filtrasi di gomelurus dan disekresi melalui tubulus. Ada sedikit reabsorbsi di lumen tubulus, dan ini menjadi nyata bila kecepatan aliran cairan tubulus sangat berkurang. POSOLOGI : Dewasa: Dosis digitalisasi rata-rata 3-6 tablet sehari dalam dosis terbagi. Untuk digitalisasi cepat dimulai2 3 tablet, diikuti 1 -2 tablet tiap 6-8 jam sampai tercapai digitalisasi penuh. Untuk digitalisasi lambat dan dosis penunjang 1/2-2 tablet sehari (1/2 - 1 tablet pada usia lanjut), tergantung pada berat badan dan kecepatan bersihan kreatinin. Dosis harusdikurangi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Anak-anak dibawah 10 tahun : 0.025 mg/kg BB sehari dalam dosis tunggalatau terbagi.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
Dosis lebih rendah pada pasien dengan berat badan rendah.usia lanjut, hipokalemia dan hipotiroid. Setelah pemberian selama 14 hari, dosis hams diturunkan dan disesuaikan dengan respon pasien. Hati-hati pemberian pada ibu hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada penderita gagal jantung yang menyertai glomerulonefritis akut, karditis berat, gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat, hipokalsemia, hipomagnesemia, aritmia atrium yang disebabkan keadaan hipermetabolik, penyakit nodus SA, Sindroma Wolff - Parkinson - White, perikarditis konstriktif kronik, bayi neonatus dan bayi prematur. Blok AV tidak lengkap pada pasien dengan serangan Stokes - Adams dapat berianjut menjadi Blok AV lengkap. Jangan digunakan untuk terapi obesitas atau takikardia sinus, kecuali jika disertai gagal jantung. Digoksin dapat menimbulkan perubahan ST-T yang pgsitjf semu pada EKG selama testlatihan. Anoreksia, mual, muntan dan aritmia dapat merupakan gejala penyerta gagal jantung atau gejalagejala keracunan digitalis. Bila timbul keracunan digitalis maka pemberian obat digitalis dandiuretik dihentikan. EFEK SAMPING
Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakitkepala. Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blokAV. Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung dan halusinasi visual.
Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus. Ginekomastia, ruam kulit makulopopularatau reaksikulit yang lain. Kuinidin, INTERAKSI OBAT : verapamil, amiodarondan propafenon dapat meningkatkan kadar digitalis. Diuretik, kortikosteroid, dapat menimbulkan hipokalemia, sehingga mudah terjadi intoksikasi digitalis. Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin melalui metabolisme bakterial di usus bagian bawah. Propantelin, difenoksilat, meningkatkan absorpsi digoksin. Antasida, kaolin-peptin, sulfasalazin, neomisina, kolestiramin, beberapa obat kanker, menghambat absorpsi digoksin. Simpatomimetik, meningkatkan resiko aritmia. Beta bloker, kalsium antagonis, berefek aditif dalam penghambatan konduksiAV. INTOKSIKASI : Rasio terapi digitalis sangat sehingga 5-20% penderita umumnya memperlihatkan gejala toksik dengan manifestasi yang sukar dibedakan dengan tanda tanda gagal jantung.Keracunan ini biasanya terjadi karena 1.pemberian dosis beban yang terlalu cepat 2. Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar 3.adanya presdiposisi untuk keracunan atau 4 takar lajak. Efek toksik digitalis sering dijumpai dan dapat sedemikian berat sehingga menyebabkan kematian gejalanya berbeda-beda dapat mengenai hamper semua system organ dalam tubh,dan umumnya merupakan kelanjutan dari efek farmakodinamik-nya efek toksik utama ialah terhadap jantung yang bila luput dari perhatian atau tidak ditangani dengan kematian.
EFEK TOKSIK TERHADAP JANTUNG : Gejala umum intoksikasi
digitalis tampak pada saluran cerna dan susunan saraf pusat tetapi gejala yang paling berbahaya adlah gannguan irama denyut dan konduksi jantung (perlambatan dari blok AV total).
DOXYCYCLINE Farmakokinetik: Doxycycline diabsorbsi
dengan baik setelah pemberian secara oral. Bioavailability 90-100% pada hewan Tidak ada data bioavailability pada hewan, tetapi obat ini diabsorbsi pada lambung hewan. Tidak seperti tetracycline HCl atau oxytetracycline, doxycycline hanya diabsorbsi 20% di dalam usus. Absorbsi golongan tetracycline sebagian besar terjadi di lambung dan usus halus. Golongan tetracycline secara luas didistribusikan ke jantung, ginjal, paru paru, otot,cairan pleura,secresi bronchial, sputum, empedu, saliva, cairan synovial, cairan ascetic dan vitreous humor. Ekskresi melalui urin dan empedu. Golongan Tetracycline tidak stabil dengan calsium, magnesium, riboflavin, heparin dan bismuth. Farmakodinamik: Doxycycline termasuk golongan Tetracycline yang bersifat bakteriostatik dengan cara menghambat sintesa protein dari bakteri. Mempunyai spektrum bakteri yang lebar, efektif terhadap kuman gram positif dan negatif, mencakup spektrum penicillin dan streptomycin. Indikasi: Antibiotik yang efektif Untuk mengobati penyakit Mycoplasmosis, Salmonellosis, Colibacillosis, Pasteurellosis pada unggas dan babi. Kontarindikasi:
-Riwayat hipersensitifitas, fotodermatosis, kerusakan hati,
-Hewan Bunting. -Golongan Tetracycline tidak stabil dengan calsium, magnesium, riboflavin, heparin dan bismuth. Interaksi Obat:
- absorpsi Doksisiklin agak berkurang oleh produk-produk susu, antasida, Kolestiramin, atau preparat/sediaan Kalsium dan Magnesium. - mengurangi aktifitas lipase pankreatik, peptidase, amilase, pepsin, dan kolin oksidase. Gangguan saluran Efek Samping: pencernaan, kerusakan hati, diskrasia darah, fotositisasi & pertumbuhan berlebihan organisme yang resisten terhadap Doksisiklin, peningkatan tekanan intrakranial yang berisfat reversibel (akan berhenti bila obat tidak lagi diberikan) Dosis:
-Doxycycline : 0,1 – 0,3 gram / liter air minum. -Doxycycline : 2,5 – 10 mg / kg bb, untuk ayam periode layer.
ENROFLOXACIN Farmakokinetik
Diserap dengan baik setelah pemberian per oral pada berbagai spesies. Tapi pada anjing bioavailabilitas sektar 80%. Tingkat dosis max terjadi 15 menirt setelah pemberian oral. Didistribusikan keseluruh tubuh. Vol distribusi pada anjing 2,8L/Kg dan hanya 27% yang terikat protein plasma. Konsentrasi tertinggi pada empedu, paru, ginjal, hati, dan system reproduksi. Tingkat terapeutik terendah ditemukan dalam CSF yang hanya 6-10% diserum. Mekanisme sekresi melalui ginjal dan non-ginjal. 15-50% obat dieliminasi dalam bentuk urin. Dimetabolisme keberbagai metabolit yang kurang aktif. Half-live di anjing 4-5 jam sedangkan pada kucing 6 jam. Farmakodinamik
Mekanisme kerjanya dengan menghambat bakteri DNA-gyrase (Topoisomerase type II) sehingga mencegah supercoiling DNA dan sintesis DNA. Efek samping /toksisitas
Kemungkinan terjadi overdosis akut dengan gejala serius sangat kecil kemungkinannya. Hanya saja perlu diwaspadai terjadinya anoreksia dan muntah. Kematian dapat terjadi ketika anjing menerima 25 kali dosis selama 11 hari. Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan dengan antasida karena dapat mengikat enrofloxacin dan mencegah penyerapannya. Indikasi
Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit assicaited yang disebabkan oleh bakteri pada anjing, kucing, sapi (Bukan sapi perah) ayam, dan kalkun. Kontraindikasi
Jangan diberikan pada anjing muda kurang dari 8 minggu.
EPINEPHRIN
Adrenergik Efek samping Kardiovaskuler : Angina, aritmia jantung,
nyeri dada, flushing, hipertensi, peningkatan kebutuhan oksigen, pallor, palpitasi, kematian mendadak, takikardi (parenteral), vasokonstriksi, ektopi ventrikuler. SSP : Ansietas, pusing, sakit kepala, insomnia. Gastrointestinal : tenggorokan kering, mual, muntah, xerostomia. Genitourinari : Retensi urin akut pada pasien dengan gangguan aliran kandung kemih. Penggunaan / Indikasi - Epinefrin digunakan terutama dalam kedokteran hewan sebagai pengobatan untuk anafilaksis dan resusitasi jantung . Karena sifat vasocontrictive nya , epinefrin adalah juga ditambahkan ke anestesi lokal untuk menghambat penyerapan sistemik dan memperpanjang efek . oxidase ( MAO ) dan katekol - O methyltransferase ( COMT ) ke metabolit aktif . Kontraindikasi / Tindakan - Epinefrin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan sudut sempit glaukoma , hipersensitivitas terhadap epinefrin , syok akibat penyebab non - anaphylactoid , selama umum pembiusan dengan hidrokarbon terhalogenasi atau siklopropana , selama persalinan ( dapat menunda kedua panggung ) dan dilatasi jantung atau insufisiensi koroner . Epinefrin juga tidak boleh digunakan dalam kasus di mana obat vasopresor adalah kontraindikasi ( misalnya ,
tirotoksikosis , diabetes, hipertensi , toksemia kehamilan ) . Seharusnya tidak disuntik dengan anestesi lokal menjadi pelengkap kecil dari tubuh ( misalnya , kaki , telinga, dll ) karena kemungkinan nekrosis dan pengelupasan .Gunakan epinefrin dengan hati-hati dalam kasus hipovolemia , itu bukan pengganti cairan yang cukup terapi penggantian . Ini harus digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan jantung prefibrillatory ritme , karena efek rangsang pada jantung . Sementara epinephrineÕs kegunaan dalam detak jantung adalah didokumentasikan dengan baik, juga dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel , gunakan hati-hati dalam kasus ventrikel fibrilasi . Interaksi Obat - Jangan gunakan dengan amina simpatomimetik lain (misalnya, isoproterenol) karena efek aditif dan toksisitas. Antihistamin tertentu (diphenhydramine, chlorpheniramine, dll) dan l-tiroksin mungkin mempotensiasi efek dari epinefrin. Propranolol (atau beta blocker) dapat mempotensiasi hipertensi, dan memusuhi epinephrineÕs efek jantung dan bronkodilatasi dengan menghalangi efek beta epinefrin. Nitrat, alpha-blocking agen, atau diuretik dapat meniadakan atau mengurangi efek pressor dari epinefrin. Ketika epinefrin digunakan dengan obat yang peka miokardium (halotan, dosis tinggi digoxin) Monitor tanda-tanda aritmia. Hipertensi dapat terjadi jika epinefrin digunakan dengan agen oxytocic. Catatan: Pastikan ketika Dosis mempersiapkan injeksi bahwa Anda tidak bingung 1:1000 (1 mg / ml) dengan 1:10.000 (0,1 mg / ml) konsentrasi. Untuk mengkonversi solusi 1:1000 untuk solusi 1:10.000 untuk IV atau penggunaan intratracheal, encerkan setiap ml dengan 9 ml normal saline untuk injeksi. Epinefrin hanya satu aspek mengobati serangan
jantung, lihat referensi khusus atau protokol untuk informasi lebih lanjut. Parenteral :Cattle, kuda, domba, babi : I ml dari 1:1000 solution/100 pound BB SC/IM. Anjing dan kucing : 0,1- 0,5 ml dari 1:1000 solution SC/IM IV : tidak direkomendasikan tapi di perbolehkan pada kondisi emergensi. Dosisnya ¼ atau ½ dari dosis IM Injeksi, Ampul 1mg/ml
GENTAMICIN (Gentipra, genta) Farmakodinamik : menghambat sintesis
protein yang ireversibel. Mekanisme kerja aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin protein pada membran luar dari bakteri. sel, aminoglikosid terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosid pada ribosom ini mempercepat transpor aminoglikosid ke dalam sel, diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma, dan disusul kematian sel. terjadinya miss reading kode genetik yang mengakibatkan terganggunya sintesis protein. Aminoglikosida bersifat bakterisidal cepat. Pengaruh aminoglikosida menghambat sintesis protein dan menyebabkan miss reading dalam penerjemahan mRNA. Farmakokinetik : Gentamisin sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga sangat sukar diabsorpsi melalui saluran cerna Kadar puncak dicapai dalam waktu ½ sampai 2 jam. Sifat polarnya menyebabkan aminoglikosid sukar masuk sel. Kadar dalam sekret dan jaringan rendah, kadar tinggi dalam korteks ginjal, endolimf dan perilimf telinga. Ekskresi gentamisin berlangsung melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus sebagian besar ekskresi terjadi dalam 12 jam setelah obat diberikan Efek samping : sakit kepala, kulit ruam, paresthesia, demam, superinfeksi, pusing, vertigo. Interaksi obat : Aminoglikosida terutama Gentamisin dan tobramisin diinaktivasi oleh penicillin. Mekanisme : gugusamino dari amino glikosida akan bereaksi dengan cincin beta laktam, kedua antibiotik tidak aktif. Indikasi : Untuk infeksi bakteri gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif (Staphylococcus),
coryza Colibacillosis, Salmonellosis. infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah. Kontra indikasi : jangan diberikan pada hewan yang Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain Dosis dan cara pemakaian : 0,1 – 0,2 ml/Kg BB selama 3 hari Sediaan : cairan botol 100 ml
IBUPROFEN
Merupakan pengganti asam fenilalkanoit dengan aktivitas analgesik, antiinflamasi dan antipiretik yang ampuh. Ibuprofen menghambat sintesis prostaglandin dengan memblokir konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin. Ibuprofen tergolong dalam non-steroidal antiinflamatory drugs, golongan yang bekerja dengan menghambat pembentukan bahan kimia tertentu dalam tubuh (prostaglandin). NSAID efektif untuk mengurangi rasa sakit, inflamasi dan fever, namun beresiko untuk menimbulkan gastric ulcer, liver injury, dan kerusakan ginjal pada hewan. Secara klinis, ibuprofen sering digunakan untuk mengobati arthritis dan nyeri muskuloskeletal. Administrasi secara peroral diabsorbsi dengan cepat. Bioavailabilitasnya pada anjing 60-86% dan konsentrasi serum mencapai puncak dalam waktu 2 jam. Ibuprofen ditransportasikan 96% ke protein plasma dan memiliki waktu paruh 5 jam pada anjing.Ibuprofen dapat diperoleh tanpa resep tapi penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter hewan. Penggunaannya yang tidak benar dapat menjadi sangat toksik. Bila pengobatan dapat menggunakan obat lain, dokter hewan tidak disarankan menggunakan ibuprofen. Obat ini tidak direkomendasikan untuk kucing. Ibuprofen memiliki index terapi kecil pada hewan domestik kecil dan sedikit saja perubahan pada level dosis dapat mengarah ke toksisitas. Tidak boleh digunakan pada hewan yang memiliki hipersensitivitas atau alergi pada obat, komponen obat maupun NSAID lain. Tanda keracunan antara lain nafsu makan menurun, vomiting (dengan atau tanpa darah), black tarry stools, abdominal pain, dehidrasi, lemah, letargi. Kehilangan dari
dari GI ulcer dapat menyebabkan anemia. Penggunaan tidak boleh tanpa konsultasi dokter hewan. Dosis umum untuk anjing 2.5-4 mg/pound (5-8 mg/kg) setiap 12 jam. Tidak direkomendasikan untuk kucing. Interaksi obat antara lain: 1. Cholestyramine dapat menurunkan efek NSAID. 2. Phenobarbital dapat mengurangi waktu paruh ibuprofen dengan menginduksi enzim hati. Bila perlu dosis dapat disesuaikan. 3. Probenic dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan toksisitas ibuprofen. 4. Konsentrasi plasma NSAID dapat berkurang oleh salisilat. 5. NSAID dapat menurunkan efek antihipersensitif ACE inhibitor dan beat blockers. 6. Koadministrasi NSAID dan antikoagulan dapat memperpanjang waktu protrombin. 7. Nephrotoxicity NSAID dan cyclosporine dapat meningkat bila diberikan bersamaan. 8. Efek diuretik dapat berkurang dengan administrasi ibuprofen. 9. NSAID dapat meningkatkan level phenytoin plasma, meningkatkan efek farmakologik dan toksisitasnya. 10. NSAID meningkatkan resiko toksisitas methotrexate. 11. NSAID dapat meningkatkan level theophylline plasma. Sediaan ibuprofen
1. Tablet: 100 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg 2. Tablet kunyah: 50 mg, 100 mg 3. Kapsul: 200 mg 4. Suspensi: 100 mg/5 ml 5. Oral drop: 40 mg/ml
KETAMINE HCL Farmakokinetik
Setelah injeksi IM pada kucing puncak reaksi terjadi 10 menit setelah injeksi. Obat ini didistribusikan keseluruh jaringan tubuh cepat dengan kadar tertinggi ditemukan di otak, hati, paru, dan lemak. Obat yang terikat dengan plasma protein 50% pada kuda, 53% pada anjing, dan 3753% pada kucing. Obat ini dimetabolisme dihati oleh demethylation dan hydoksilasi. Eliminasi dalam urin. Farmakokinetik
Ketamin menghambat GABA , dan mungkin juga memblok serotonin, norepinefrin , dan dopamin di SSP . Sistem thalamoneocortical tertekan sedangkan sistem limbik diaktifkan. Menginduksi tahap anestesi I & II , tetapi tidak tahap III . Pada kucing , menyebabkan hipotermia sedikit efek karena suhu tubuh menurun rata-rata sebesar 16 o C setelah dosis terapi . Efek pada otot digambarkan sebagai variabel , tetapi ketamin umumnya baik tidak menyebabkan perubahan dalam otot. Ketamine tidak membatalkan refleks pinnal dan pedal , maupun photic , kornea , refleks laring atau faring . Efek Ketamine pada sistem kardiovaskular meliputi peningkatan curah jantung , denyut jantung , berarti tekanan nadi , tekanan arteri paru , dan tekanan vena sentral . Efeknya terhadap total resistensi perifer digambarkan sebagai variabel. Efek kardiovaskular yang sekunder untuk meningkatkan nada simpatik , ketamin memiliki efek inotropik negatif jika sistem simpatik adalah diblokir . Ketamine tidak menyebabkan depresi pernafasan signifikan pada dosis yang biasa , tetapi pada dosis tinggi itu dapat menyebabkan tingkat pernafasan menurun. Efek samping /toksisitas
Dapat menyebabkan emesis, pemulihan tidak menentu, dyspnea, kejang, tremor otot, hipertonisitas, opistotonus dan serangan jantung. Pada kucing dapat menyebabkan mioklonik dan kejang yang dapat dikontrol dengan barbiturate atau acepromazine. Pemberian obat harus intravena, hati-hati dan secara perlahan. Interaksi obat
Pemberian bersamaan dengan narkotika, barbiturate atau diazepam dapat memperpanjang waktu pemulihan. Bila diberikan bersamaan dengan halotan, tingkat pemulihanna lama dan efek stimulasi jantung dari ketamin terhambat. Pemberian dengan klorampenikol dapat memperpanjang waktu anestesi ketamin. Pemberian bersamaan dengan hormone tiroid menginduksi hipertensi dan takikardi. Indikasi
Ketamin biasa digunakan pada manusia, primate, kucing, dan spesies lain. Pada kucing obat ini digunakan untuk restraint, sebagai agent anastesi tunggal, bedah minor, ataupun tindakan bedah yang tidak memerlukan relaksasi otot rangka. Kontraindikasi
Jangan diberikan pada pasien yang hypersensitive, serta jangan diberikan pada hewan konsumsi. Penggunaan pada pasien hipertensi menyebabkan gagal jantung dan aneurisma arterial.
KETOCONAZOLE GOLONGAN ANTIJAMUR INDIKASI : Pengobatan infeksi karena
jamur pada kulit, limponodus, saluran pernafasan, dan jaringan lain. Pengobatan pada blastomycosis, histoplasmosis, infeksi oleh yeast (Malassezia) dan infeksi dermatophyte (anjing dan kucing).
Tidak efektif trehadap infeksi bakteri, parasit (intestinal worm), virus dan tungau. Hipersensitivitas atau alergi pada obat golongan azole. Tidak dapat diberikan untuk hewan bunting. EFEK SAMPING : Vomit, diare, perubahan pada rambut, menghambat sintetis hormon pada hewan, dan hilang nafsu makan. BENTUK SEDIAAN : Tablet, krim, shampo DOSIS :ANJING 10-15 mg/kg BB P.O setiap 12 jam KUCING 5-10 mg/kg BB P.O setiap 12 jam. Untuk infeksi yeast (Malassezia) 5 mg/kg BB P.O sehari sekali KONTRAINDIKASI
:
PERINGATAN DAN PERHATIAN:
- Penting memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai gejala penyakit hati seperti letih tidak normal yang disertai dengan demam, urine berwarna gelap. - Fungsi adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau fungsi adrenal yang "border line" dan pada pasien dengan keadan stres yang panjang (bedah dasar, intensive care, dll). - Tidak boleh digunakan untuk hewan dibawah umur 2 tahun. - Jangan diberikan pada hewan bunting, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari risiko pada janin. - Kemungkinan diekskresikan pada air susu induk, maka induk yang diobati dengan ketoconazole dianjurkan untuk tidak menyusui. INTERAKSI OBAT:
- diberikan bersamaan dengan terapi Amphotericine B namun ketoconazole diberikan tersendiri setelah kesehatan mulai meningkat. - Pemberian bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol.
- Absorpsi ketoconazole maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien yang diberi obat-obat penetral asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelahketoconazole. - Pemberian bersama dengan rifampicin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat. - Pemberian bersama dengan INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketoconazole, bila kombinasi ini digunakan konsentrasi plasma harus dimonitor.
LIDOCAIN Jenis Obat
:
Cardiovascular
:
Antiarrhythmic
Agent Golongan Obat
Drugs Indikasi : Selain dimanfaatkan sebagai
obat anestesi lokal dan topikal, lidocain digunakan untuk mengobati aritmia ventrikel, terutama takikardia ventrikel dan ventrikel kompleks dini pada semua spesies. Kucing cenderung agak sensitif terhadap obat dan beberapa praktisi merasa bahwa itu tidak boleh digunakan dalam spesies ini sebagai anti arrhythmic. Kontra Indikasi : Kucing cenderung lebih sensitif terhadap efek lidocain; gunakan dengan hati-hati. Lidocaine kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas, blok jantung intraventrikular (jika tidak menjadi artifisial) atau sindrom Adams-Stokes, pasien dengan Wolff-Parkinson-White (WPW) sindrom, penyakit hati, gagal jantung kongestif, syok, hipovolemia, depresi pernafasan berat, atau hipoksia, pasien dengan bradikardia. Propantheline Interaksi Obat : Bromide : Jika diberikan secara bersamaan dengan lidocain dapat meningkatkan aktivitas propantheline dan derivatnya. Procainamide : Jika diberikan bersamaan dengan lidocain dapat menyebabkan efek antagonis pada jantung dan dapat meningkatkan toksisitas. Propanolol : Jika diberikan bersamaan dengan lidocain dapat meningkatkan efek lidocain. Fenitoin : Bila diberikan secara IV dengan lidocain dapat menyebabkan peningkatan depresi jantung. Efek samping/ Peringatan : Mengantuk, depresi, ataksia, tremor otot, mual dan muntah. Meningkatkan tingkat ventrikel jika digunakan pada pasien dengan atrial
fibrilasi. Pastikan untuk tidak menggunakan produk yang mengandung epinefrin secara intravena. Meningkatkan kadar Creatin Kinase (CK). Pada anjing, jika kadar serum> 8 mikrogram / ml dapat mengakibatkan keracunan. Gejala yang timbul antara lain ataksia, nystagmus, depresi, kejang, bradikardia, hipotensi, dan, pada tingkat yang sangat tinggi terjadi kolaps. Karena lidocain dapat dengan cepat dimetabolisme, penghentian terapi atau pengurangan tarif infus dengan pemantauan mungkin diperlukan untuk gejala minor. Kejang dapat diobati dengan diazepam, atau barbiturate. Efek lidocain dapat ditingkatkan dengan pemberian cimetidine atau propranolol secara bersamaan. Antiaritmia lain seperti procainamide, quinidine, propranolol, fenitoin jika diberikan dengan lidocain dapat menyebabkan efek antagonis pada jantung dan dapat meningkatkan toksisitas. Fenitoin bila diberikan IV dengan lidocain dapat menyebabkan peningkatan depresi jantung. Dosis besar lidocain dapat memperpanjang succinylcholine yang disebabkan apnea. Dosis : Anjing: a) Pada awalnya, diberikan secara IV 2 - 4 mg / kg b) 50 mikrogram / kg / min infus konstan. Jika tidak ada efek ulangi 4 mg / kg atau jika efek hilang diberikan lagi 2 mg / kg bolus selama periode equilibrium infus. Sesuaikan laju infus 25-100 mikrogram / kg / menit untuk mengontrol aritmia dan meminimalkan toksisitas. Atau, diberikan 6 mg / kg IM pernah 1,5 jam, hasilnya mungkin lebih bervariasi dan manajemen lebih sulit. c) 23 mg / kg IV lambat, dapat diulang beberapa kali di 10-15 menit interval, maksimal 8 mg / kg selama 10 menit. Mulailah infus laju konstan (mungkin diperlukan selama 1-3 hari).
Kucing: Perhatian: Kucing yang sangat sensitif terhadap efek lidocain a) Pada awalnya, 0,25-0,75 mg / kg diberikan perlahan-lahan melalui IV, kemudian mulai IV infus konstan 10-40 mikrogram / kg / menit b) 0,5 mg / kg IV lambat Kuda: a) Awalnya IV bolus dari 1 - 1,5 mg / kg. Umumnya akan membedakan antara takiaritmia ventrikel (efektif) dan takiaritmia supraventricular (tidak berpengaruh). Untuk menjaga efek, infus IV konstan akan diperlukan. Sediaan : Lidocain HCl untuk injeksi: 1% (10 mg / ml) dalam 5 ml (50mg) dan 10 ml (100 mg) jarum suntik 2% (20 mg / ml) dalam 5 ml menggunakan botol tunggal dan jarum suntik (bebas pengawet) 2% (20 mg / ml) dalam 100 ml botol multi-digunakan (mengandung zat pengawet)
METOCLOPRAMIDE Jenis : Antiemetik Efek farmakologis
utama dari metoclopramide berhubungan dengan GI saluran dan SSP . digunanakan untuk gangguan stasis lambung, gastroesophageal.Metoclopramide diserap dengan baik setelah pemberian oral , tetapi signifikan. Efek pertama -pass pada beberapa pasien manusia dapat mengurangi bioavailabilitas sistemik sampai 30 %. Metoklopramid merupakan kontraindikasi pada pasien dengan perdarahan GI, obstruksi atau perforasi dan pada mereka peka terhadap zat itu. Hal ini relatif kontraindikasi pasien dengan gangguan kejang. Dogs:
As an antiemetic: a) 0.2 - 0.4 mg/kg q6h PO, SubQ or IM; or 1-2 mg/kg/day as a continuous IV infusion (Washabau and Elie 1995) b) 0.2 - 0.4 mg/kg SQ tid or as a continuous IV infusion at 0.01 - 0.02 mg/kg/hour (Chiapella 1988) c) For bilious vomiting syndrome: 0.2 - 0.4 mg/kg PO once daily given late in the evening (Hall and Twedt 1988) d) 1 - 2 mg/kg every 24 hours as a slow IV for severe emesis (DeNovo 1986) e) To help prevent vomiting in patients with laryngeal paralysis and resultant tracheostomy: 0.05 mg/kg SQ or slowly IV before small feedings (OÕBrien, 1986) For disorders of gastric motility: a) 0.2 - 0.4 mg/kg PO tid given 30 minutes before meals (Hall and Twedt 1988) b) 0.2 - 0.5 mg/kg PO or SQ q8h; give 30 minutes prior to meals and at bedtime for gastro-
motility disorders and esophageal reflux (DeNovo 1986) c) 0.2 - 0.4 mg/kg PO q6-8h (Burrows 1983) For esophageal reflux: a) 0.5 mg/kg PO q8h (Jones 1985) b) 0.2 - 0.5 mg/kg PO or SQ q8h; give 30 minutes prior to meals and at bedtime for gastromotility disorders and esophageal reflux (DeNovo 1986) c) 0.2 mg/kg PO tid (with cimetidine or ranitidine, weight restriction, and high protein low fat diet) (Watrous 1988) Cats:
a) 0.2 - 0.5 mg/kg PO, SQ q8h; give 30 minutes prior to meals and at bedtime for gastromotility disorders and esophageal reflux (DeNovo 1986) b) 0.2 - 0.4 mg/kg PO q6-8h (Burrows 1983) Horses:
To stimulate the gastrointestinal tract in foals: a) 0.02 - 0.1 mg/kg IM or IV 3 - 4 times a day (Clark and Becht 1987)
NEOMICIN (Neoxin, Neumoviric, New
Komposisi : Karbon Aktivatus 125 mg;
Ox)
excipients Ad 325 Simpanlah ditempat sejuk & kering.
Farmakodinamik :
Bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan dengan subunit ribosomal 30s Farmakokinetik : Secara oral, mencapai kadar puncak dalam darah 1-4 jam setelah dikonsumsi secara oral. Volume distribusi tubuh adalah 0,36l/kg. Dimetabolisme di hati. Ekskresi Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral, diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh) Efek samping : mual, muntah, diare, serta kulit kering di area mulut dan anus Indikasi : Untuk infeksi bakteri gram negatif dan gram positif : Nefrotoksitas, Kontraindikasi ototoksitas, CNS toksitas, hipersensitivitas Dosis Neoxin: pemakaian oral: 2g/liter air minum selama 5 hari berturut-turut, bentuk sediaan : serbuk 100gram, 500gram.
Indikasi
Norit atau arang aktif merupakan padatan berpori yang mengandung 85-95 % karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang mengalami pemanasan pada suhu tinggi. Norit atau arang aktif merupakan padatan berpori yang mengandung 85-95 % karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang mengalami pemanasan pada suhu tinggi. Norit dapat menyerap gas dan senyawasenyawa kimia tertentu atau sifat dapat menyerap gas atau senyawa kimia tertentu atau sifat penyerapan selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap norit sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat norit.
Aturan
Pakai
:
Tablet Norit dipakai dengan cara ditelan sambil minum air pada gangguan gangguan berikut : diare dengan atau tanpa kejang. perut kembung karena gas - gas yang menggumpal dalam usus ( flatulence ). gangguan lambung karena pencernaan terganggu ( indigestion ). Dosis
Berikan 2 tablet norit ke kucing berumur lebih dari 6 bulan Berikan 1 tablet untuk kucing yang berumur kurang dari 6 bulan Berikan 8 tablet ke anjing dengan berat badan lebih dari 30 kilogram Berikan 5 tablet untuk anjing yang berberat badan antara 15 - 29 kilogram Berikan 3 tablet untuk anjing yang berberat badan antara 5-14 kilogram Berikan 1 satu tablet untuk anjing yang berberat badan <4 kilogram Peringatan
NORIT
&
mg.
/
Cara
Pencegahan
:
1. Diare : Harap hubungi dokter bila tidak merasa lebih baik / masih terus Diare. 2. Keracunan : Segera hubungi dokter dengan terlebih dahulu berikan 20 tablet NORIT kepada sipasien. 3. Apabila pamakaian NORIT sedang berlangsung, ampas makanan ( kotoran tubuh ) dapat berubah menjadi hitam. 4. Pemakaian NORIT dapat menyebabkan sedikit penyerapan pada obat tertentu, misalnya jenis Contraseptis. Bila perlu tanyakan dokter Anda. Effek Samping :Tidak ada. Tube @ 40 tablet. Kemasan : Stabilitas : 4 tahun dari tanggal produksi.
OXYTETRACYCLINE Vet Oxy LA mengandung Oxytetracycline 200 mg Farmakokinetik : Oxytetracycline dapat
di absorbsi setelah pemberian secara oral baik pada hewan yang belum makan. Bioavailabilitasnya mencapai 60-80%. Bioavailabilitasnya berkurang kalau diberikan bersamaan dengan pakan hingga 50%. Farmakodinamik : merupakan antibiotik bakteriostatik yang menghambat sintesis protein dan mengikat subunit ribosom 30S pada organisme , sehingga mencegah ikatan dengan ribosom dari aminoasiltransfer RNA Efek obat : Antibiotik Efek samping/Toksisitas : pemberian pada hewan muda perubahan warna tulang dan gigi menjadi kuning, warna coklat, atau abu-abu. Dosis tinggi dapat menunda pertumbuhan tulang dan penyembuhan. pemberian Interaksi Obat : oxytetracycline bersama dengan khelat divalen dan kation trivalen dapat mengurangi proses penyerapan. Indikasi : Infeksi kulit, infeksi luka dan luka bakar, pencegahan infeksi pada pembedahan Kontraindikasi : kontraindikasi terhadap pasien yang mengalami hipersensitivitas terhadap tetracycline lainnya. Pada penderita gangguan ginjal dan kerusakan hati harus digunakan dengan hati-hati Bentuk dan Dosis Obat : Injeksi IM
200 mg/ml sediaan 100, 250, dan 500 ml botol (Rp. 125.000/ 100 ml) (Rp.87.000/50 ml)
PAPAVERINE : Pengertian
opium alkaloid antispasmodic obat, digunakan terutama dalam pengobatan visceral kejang , vasospasme (terutama yang melibatkan jantung dan otak ), dan kadang-kadang dalam pengobatan disfungsi ereksi . Sementara itu ditemukan dalam opium poppy , papaverin berbeda dalam struktur dan tindakan farmakologis dari analgesik (morfin terkait) alkaloid opium. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole. Golongan obat : Antipasmodic Bentuk sediaan : Padat PO dan Cair IM, IV Dosis : Induk : 3 kali sehari 1-2 tablet. Peranakan : 2,5 mg/kg berat badan dalam 4 dosis terbagi. Indikasi : Spasmolitik pada kolik usus, Saluran kemih, Saluranempedu Kontraindikasi : Penderita hipersensitif. Penderita dengan insufisiensi hati. Wanita hamil dan menyusui. Penderita dengan tekanan darah sistolik kurang dari 100 mm Hg. Efek samping : Efek samping yang sering pengobatan papaverin termasuk polimorfik takikardia ventrikel , sembelit, gangguan sulphobromophthalein, tes retensi (digunakan untuk menentukan fungsi hati), peningkatan transaminase, peningkatan alkali fosfatase, mengantuk , dan vertigo . Efek samping yang jarang termasuk hiperhidrosis (keringat berlebihan), erupsi kulit , arteri hipotensi, takikardia, kehilangan nafsu makan, sakit kuning , eosinofilia , thrombopenia , campuran hepatitis , sakit kepala, reaksi alergi,
hepatitis kronis aktif, dan kejengkelan paradoks serebral vasospasme.
PRAZIQUANTEL : Praziquantel merupakan Indikasi
antihelmintes terutama cestoda yang merupakan derivat dari pirazinoisokuinolin yang efektif terhadap cestoda dan trematoda. Efektif untuk mengatasi parasit Dipylidium caninum, T. pisiformis, dan E. Granulosus sakit perut, anoreksia, Efek samping : sakit kepala dan pusing,demam, eosinofilia, skin rash namun efek ini hanya sementara dan ringan, timbulnya tergantung besarnya dosis. : Hipersensitivitas, Kontraindikasi cysticercosis pada mata : 10mg/kg BB Dosis : Jangan diberikan pada Perhatian anjing berumur 1 – 2 bulan Praziquantel dapat ditoleransi baik, aman dan efektif bila diberikan dalam 1-3 dosis baik pada infeksi tunggal atau campuran (shistosomiasis, cestoda, trematoda, clo-norchis sinensis dan cysticercosis)
PENICILLIN
Penicillin termasuk antibiotik betalaktam yaitu kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saaluran pernafasan, penyakit-penyakit seperti sifillis, listeris, atau alergi bakteri gram positif/Staphylococcus/Streptococcu s.
Penicillin mencegah bakteri gram positif dari pembentukan peptidogikan, komponen utama dari dinding sel. Tanpa peptidoglikan, tekanan internal menyebabkan bakteri membengkak dan meledak. Mekanisme kerja yaitu menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesisi dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penicillin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh penicillin, meskipun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan). Efek samping penicillin yaitu reaksi hipersensitif, gatal, nyeri tenggorokan, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare, mudah marah, halusinasi, dan kejang, kolitis, salivasi, keguguran. . Indikasi : Infeksi tenggorokan, otitis media, streptococcus endo karditis, meningokokus, meningitis, pneumonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki, infeksi saluran kemih, demam rematik, profilaksis infeksi pneumokokus, juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan. Kontraindikasi : Alergi (hipersensitiv) terhadap penisilin. Dosis : IM : 10.000-40.000 IU/kg (kuda). Intrauterin : 1,5 juta IU
Oral : 500mg tiap 6 jam (dewasa) a. Amoksisilin dan campurannya (asam klavulamat) o
o
o
Bentuk tablet atau kapsul dengan kandungan Amoksisilin 250mg, 500 mg dan 875 mg. Agar Amoksisilin tidak rusak oleh asam lambung, Amoksisilin ada yang dikombinasi dengan asam Klavulamat 125 mg. Untuk sediaan ini tidak boleh dibagi/diracik karena kandungan optimum Asam Klavulamat untuk bentuk sediaan tablet 125 mg. Bentuk sediaan sirup dengan kandungan Amoksisilin 125 dan 250 mg / 5 ml. Bila dikombinasi dengan Asam Kavulamat, 31,25 mg Asam Klavulamat dan 125 mg Amoksisilin atau 62,5 mg Asam Klavulamat dan 250 mg Amoksisilin. Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial 1.000 mg, dengan kombinasi Asam Klavulamat 200 mg.
b. Ampisilin Bentuk sediaan kapsul atau o tablet dengan kandungan 250 mg, 500 mg atau 1000 mg. Bentuk sediaan sirup o dengan kandungan 125 mg atau 250 mg/5 ml sirup. Untuk sediaan injeksi biasa o dalam bentuk vial dengan kandungan 200 mg, 500 mg
dan 1.000 mg Ampisilin. Dan ada kombinasi 1.000 mg Ampisilin dan 500 mg Sulbactam atau 500 mg Ampisilin dan 250 mg Sulbactam c. Flucloxacilin Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml. d. Cloxacilin Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk vial dengan kandungan zat aktif 250 mg, 500 mg dan 1.000 mg /vial. e. Piperacilin Di pasaran terdapat dalam kombinasi; 4 gram Piperacilin dengan 500 mg Tazobactam dalam bentuk vial. f. Sulbenicilin Di pasaran terdapat dalam bentuk vial dengan kandungan 1 gram dan 2 gram zat aktif. g. Derivat penisilin lainnya Seperti Phenoxymethyl Penicillin dan Benzathine Penicillin dalam bentuk vial untuk pemakaian injeksi.
PYRANTEL PAMOATE (NEMEX™ -2
SUSPENSION , VIRBANTEL CHEWABLE TABLETS) GOLONGAN OBAT :
ANTIHELMINTH INDIKASI : Pyrantel pamoate pada
dosis yang dianjurkan sangat berkhasiat terhadap T. leonina ( 99 % ) , T. canis ( 85 % ) , A. caninum ( 97 % ) , dan U.
Stenocephala ( 94 % ) . Pyrantel pamoate suspensi adalah formulasi yang digunakan sebagai pengobatan tunggal untuk menghilangkan cacing gelang besar ( Toxocara canis dan Toxascaris leonina ) dan cacing tambang ( Anclyostoma caninum dan Uncinaria stenocephala ) pada anjing dan anak anjing . cacing pita pada kuda. KONTRA-INDIKASI : Anak kuda kurang dari 4 usia minggu; pemberian bersamaan levamisol , piperazine, hewan yang hipersensitif terhadap obat jenis ini. EFEK SAMPING : Muntah , mencret ( dengan atau tanpa darah) , penurunan aktivitas setelah pengobatan, kehilangan nafsu makan, kram perut, sakit perut. INTERAKSI OBAT : levamisol , piperazine BENTUK OBAT : Suspensi ( oral ), Tablet ( oral ), tablet kunyah ( oral ), Oral paste, DOSIS : ANJING : - Suspensi ( oral ) : pemberian 1 sendok teh ( 5 mL ) untuk setiap pon 10 dari berat badan - Tablet ( oral ): 14.4 mg/kg (= 5 mg pyrantel base/kg) KELEDAI : - Oral paste : 19 mg/kg p.o. FERRET - Oral paste : 4.4 mg/kg p.o. as a single dose KUDA DAN PONIE UMUR LEBIH DARI 4 MINGGU - Oral paste : 439 mg/g, NB : dapat diberikan bersamaan dengan makanan, atau susu.
RANITIDINE JenisObat
:
Antiulcer
Medication : H Antagonis GolonganObat Indikasi : Ranitidine digunakan dalam pengobatan atau profilaksis dari gastrik, abomasal dan ulcer duodenum, uremic gastritis, erosive gastritis yang berhubungan dengan stress atau induksi obat, esophagitis, duodenal gastric reflux dan esophageal reflux. Ranitidine juga digunakan untuk mengatasi kondisi hipersecretori yang berhubungan dengan gastrinomas dan systemic mastocytosis Ranitidine Kontraindikasi : kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif pada ranitidine. Ranitidine harus digunakan secara berkelanjutan dan dapat dilakukan pengurangan dosis pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Ranitidine dapat menyebabkan peningkatan level serum ALT pada manusia dengan pemberian dosis tinggi secara IV lebih dari 5 hari. InteraksiObat : Propantheline Bromide
: Menuda absorpsi, meningkatkan level puncak ranitidine dalam serum. Meningkatkan bioavailability dari ranitidine hingga 23% ketika propantheline diadministrasikan bersamaan dengan ranitidine. Antacid : Menurunkan absorpsi ranitidine, beri jarak pemberian (2 jam) ketika digunakan secara bersama. Ranitidine dapat Procainamide: menurunkan renal clearance dari procainamide, tetapi relevansi interaksinya belum jelas. Efeksamping/peringatan : Efek samping sangat jarang muncul pada hewan dengan pemberian dosis yang umum. Efek samping yang mungkin muncul adalah pusing dan mental confusion. Efek lain yang jarang terjadi adalah agranulosis yang dapat terjadi ketika pemberian obat
secara cepat melalui IV, cardiac arrhythmia secara temporer juga kemungkinan dapat terjadi. Sakit di daerah injeksi dapat terjadi setelah administrasi. Dosis : Anjing: esophagitis: 1 - 2 mg/kg PO bid (Watrous 1988) chronic gastritis: 0.5 mg/kg PO bid (Hall and Twedt 1988) ulcer disease: a) 2 mg/kg PO q8h (Papich 1989), b) 2 mg/kg PO, IV q8h (Matz 1995), c) 0.5 mg/kg PO, IV bid (Chiapella 1988) gastrinoma : a) 2 - 4 mg/kg PO bid (Lothrop 1989), b) 0.5 mg/kg PO, IV or SQ bid (Kay, Kruth, and Twedt 1988) To treat hypergastrinemia secondary to chronic renal failure:1 - 2 mg/kg PO bid To treat hyperhistaminemia secondary to mast cell tumors: 2 mg/kg q12h Kucing: For ulcer disease: 2.5 mg/kg IV q12h or 3.5 mg/kg PO q12h Kuda: a) 0.5 mg/kg bid PO (Robinson 1987) b) Foals: 150 mg PO bid (Clark and Becht 1987) c) 1 mg/kg q8h IV (Duran 1992) Sediaan
Tablets (75 mg, 150 mg, 300 mg), Kapsul (150 mg, 300 mg), Oral syrup (15 mg/ml in UD 10 ml and 480 ml) Injection( 0.5 mg/ml, 25 mg/ml in 100 ml single dose containers ; 2, 10, & 40ml vials and 2 ml syringes)
SCABICID Indikasi : Scabicid terutama ditujukan
untuk mengobati scabies. Scabies dan infeksi sekunder karena kuman gram positif, Streptomisin dan Staphylococcus. Gameksan adalah suatu skabisida, dan disamping itu juga pedikulosida. Meskipun toksitasnya tidak boleh dianggap ringan, zat ini dapat digunakan dengan aman sebagai obat luar dalam konsentrasi sampai 1% apabila tidak terlalu sering diulang. Gameksan adalah suatu insektisida dan sekaligus larvasida, tetapi telur-telur parasit tidak langsung terpengaruh oleh zat ini. Maka sekali-kali diperlukan juga penggunaan untuk ke-2 atau ke-3 kalinya. Asam usnat dalam Scabicid adalah untuk memberantas infeksi sekunder, yang umumnya menyertai scabies. Infeksi sekunder biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif, seperti Streptokokus dan Stafilokokus. Terhadap bakteri-bakteri tersebut Asam usnat adalah sangat efektif. Cara Pakai : Scabicid langsung digunakan pada tempat yang terkena scabies dan daerah sekitarnya untuk menjamin pengobatan yang sempurna. Setelah diobati, tidak mandi, atau mencuci bagian-bagian yang ada obatnya, selama sedikitnya 24 jam setelah pengobatan itu. Apabila pengobatan tidak sempurna, dapat diulangi setelah kurang lebih satu minggu. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3 kali berturut-turut, karena penggunaan terlalu sering di tempat yang sama dapat merangsang kulit. Perhatian : Gameksan sedikit banyak merangsang selaput lendir, maka Scabicid tidak boleh terkena mata atau selaput lendir lainnya.
TERRAMYCIN= Oxytetracycline
Terramycin adalah antibiotik spektrum luas (gram + dan -) digunakan secara internal untuk mengobati infeksi bakteri pada unggas dan hewan lainnya. Hal ini juga tersedia dalam bentuk salep untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh cedera. Salep diterapkan langsung ke cedera. Terramycin salep juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi mata dan lesi cacar di mata ayam. Pada bentuk kering oxyytetracycline cukup stabil pada suhu ruang, tetapi dalam bentuk larutan tidak sehingga harus langsung di injeksikan setelah pembuatan. Larutan oxyytetracycline dalam propylene glycol stabil dan mempunyai daya tahan yang baik. Oxyytetracycline diserap dengan baik oleh gastrointestinal tract (PO) dan juga melalui injeksi IM. Dieksresikan dengan baik melalui urin. Pemberian oxyytetracycline dengan dosis tinggi secara oral pada ruminansia akan mengganggu flora normal pada rumen. Pemberian secara perenteral pada sapi menyebabkan kematian. Pada anjing dan kucing, pemberian oral dapat menyebabkan muntah dan diare, terutama penggunaan jangka panjang. Dapat menyebabkan iritasi jaringan pada pemberian IM. Indikasi: Sapi: untuk mengatasi mastitis intramamary, shipping fever, metritis, foot rot, mastitis akut dan anthrax. (IV,IM, dosis kecil dalam pakan). Anjing & kucing: PO, kadang-kadang IV. Untuk mengatasi infeksi sekunder bakteri pada penyakit canine distemper, feline panleukopenia, pneumonia, enteritis, endometritis, dan infeksi urinary tract. Kuda: injeksi, pengobatan anthrax, strangles, dan pneumonia. Babi: pengobatan necrotic enteritis, atropic
rhinitis dan leptospirosis. Ayam: kontrol infeksi synovitis, erysipelas, dan CRD. Digunakan sebagai penambah daya tahan tubuh terhadap penyakit pada anak babi, sapi, domba dan ayam. Kombinasinya dengan antibiotik lain dan corticosteroid digunakan untuk terapi infeksi mata, telinga, kulit dan luka. Dosis: Dapat diberikan pada secara oral
pada semua spesies hewan kecuali ruminansia dewasa. Dosis hariannya 11-12 mg/kg BB pada ternak (ayam), 55-110 mg/kg BB pada hewan kecil, pada dosis terbagi setiap 6 jam. Anjing & kucing : 6,6-22mg/kg BB IM (harian). Hewan besar & ayam : 4,4-11 mg/kg BB IV, IM, SC (harian) q24h. Sediaan: Tablet oral 50 mg dan 125 mg, Kapsul oral 125 mg dan 250 mg, Bolus oral 250 mg, Soluble powder oral 55 gm/kg, Aerosol spray untuk penggunaan topikal 5 mg/ml, Parenteral 50 mg/ml, Preparat intramamary 30 mg/gm. beberapa preparat Perhatian: oxyytetracycline dapat menyebabkan iritasi dan digunakan dengan hati-hati. Pengobatan harus dilanjutkan selama minimal 14 hari berturut-turut. Jika Anda menggunakan salep untuk mengobati topikal, salep harus diterapkan dua sampai tiga kali sehari. Sebuah solusi baru harus dibuat setiap 24 jam; setiap solusi sisa harus dibuang. Peringatan: Terramycin tidak boleh diberikan pada unggas 5 hari sebelum penyembelihan. Pada ayam petelur, telur harus dibuang selama 30 hari setelah pengobatan terakhir. Bubuk terramycin adalah untuk pencampuran dalam air minum saja dan tidak boleh dicampur ke dalam suplemen pakan cair atau vitamin.
Untuk sapi obat harus dihentikan 7 hari sebelum penyembelihan. Tidak boleh digunakan pada sapi perah produksi. Interaksi obat : mengganggu aksi bakterisidal Penisilin. efek dilemahkan oleh susu, antasida, preparat/sediaan Fe. antikoagulan. Metoksifluran.
VITAMIN CFarmakodinamik Obat : Vitamin C
berperan sebagai kofaktor dalam sejumlah reaksi hidroksilasi dan amidasi dengan memindahkan electron ke enzim yang ion logamnya harus berada dalam keadaan tereduksi; dan dalam keadaan tertentu bersifat sebagai antioksidan. Vitamin C dibutuhkan untuk mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin pada sintesis kolagen. Perubahan asam folat menjadi asam folinat, metabolisme obat oleh mikrosom dan hidroksilasi dopamine menjadi norepinefrin juga membutuhkan vitamin C. Asam askorbat meningkatkkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon diuretik. Vitamin C juga meningkatkan absorpsi besi dengan mereduksi ion feri menjadi fero di lambung.Peran vitamin C juga didapatkan dalam pembentukan steroid adrenal . Fungsi utama vitamin C pada jaringan adalah dalam sintesis kolagen, proteoglikan zat organik matriks antarsel lain misalnya pada tulang, gigi, dan endotel kapiler. Peran vitamin C dalam sintesis kolagen selain pada hidroksilasi prolin juga berperan pada stimulasi langsung sintesis peptide kolagen. Gangguan sintesis kolagen terjadi pada pasien skorbut. Hal ini tampak pada kesulitan dalam penyembuhan luka, gangguan pembentukan gigi, dan pecahnya kapiler yang mengakibatkan petechiae dan echimosis. Perdarahan tersebut disebabkan oleh kebocoran kapiler akibat adhesi selsel endotel yang kurang baik dan mungkin juga karena gangguan pada jaringan ikat perikapiler sehingga kapiler mudah pecah oleh penekanan. Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak menunjukkan
efek farmakodinamik yang jelas. Namun pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat. Farmakokinetik Obat : Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorpsi. Kadar dalam lekosit dan trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan eritrosit. Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal yaitu 1,4 mg% . Beberapa obat diduga dapat mempercepat ekskresi vitamin C misalnya tetrasiklin, fenobarbital, dan salisilat. Vitamin C dosis besar dapat memberikan hasil false negative pada uji glikosuria (enzymedip test) dan uji adanya darah pada feses pasien karsinoma kolon. Hasil false positive dapat terjadi pada clinitest dan tes glikosuria dengan larutan Benedict. Indikasi : Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut. Selain itu, vitamin C juga digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C dan seringkali digunakan dengan dosis besar. Namun, efektivitasnya belum terbukti. Vitamin C yang mempunyai sifat reduktor digunakan untuk mengatasi methemoglobinemia idiopatik meskipun kurang efektif dibandingakan dengan metilen blue. Vitamin C tidak mengurangi insidens Common cold tetapi dapat mengurangi berat sakit dan lama masa sakit . Efek samping : Nyeri kepala, fatigue, drowsiness, mual, dada terbakar, muntah, diare. Vitamin C dengan aspirin atau
sulfonamide dapat menyebabkan pembentukan Kristal di urin (Crystalluria); dapat memberikan hasil false negative adanya darah pada uji feses dan false positive glikosuria jika diperiksa dengan Clinitest. Kontra indikasi : Dosis besar dapat menurunkan efek antikoagulasi oral, kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar vitamin C dalam tubuh; merokok menurunkan kadar serum vitamin C, digunakan dengan perhatian pada renal calculi (batu ginjal); gout, anemia, sel sickle, seideroblastik, thalassemia. Interaksi obat : Menurunkan uptake asam askorbat jika digunakan dengan salisilat; dapat menurunkan efek antikoagulan oral; dapat menurunkan eliminasi aspirin. Sediaan : Serbuk 10g, 100g, 1 Kg, 5 Kg, 50 Kg (nama obat : C-SAN) Dosis: unggas 1g/10L air,1g/5kg pakan berikan 3-5 hari berturut-turut Pedet 1g/50 kg BB, anak babi 1g/6 kg BB, induk babi 2g/ekor sekali sehari 8-10 hari sebelum melahirkan. Dosis umum vitamin C : DOG (cooper induced hepatopathy) : 500-1000 mg sehari sekali secara peroral. Golongan Obat : Antidehidrasi
VITAMIN K Penggunaan / Indikasi - Penggunaan
utama dari eksogen phytonadione diberikan adalah dalam pengobatan toksisitas rodentisida antikoagulan. Hal ini juga digunakan untuk mengobati dicumarol toksisitas terkait dengan semanggi manis konsumsi pada ruminansia, toksisitas Sulfaquinoxaline, dan gangguan perdarahan terkait dengan pembentukan rusak faktor koagulasi Kdependent vitamin.
Farmakokinetik , vitamin k diserap dari
saluran pencernaan pada hewan monogastrik melalui limfatik usus, tetapi hanya di hadapan garam empedu. Kontraindikasi Banyak dokter hewan menyatakan bahwa penggunaan intravena phytonadione merupakan kontraindikasi karena peningkatan risiko pengembangan anafilaksis, tapi phytonadione intravena digunakan pada obat manusia dan beberapa dosis intravena rejimen diuraikan di bawah ini di bagian Dosis. : intramuskular Efek samping administrasi dapat menyebabkan perdarahan akut dari tempat suntikan selama tahap awal pengobatan. Dosis : Anjing & Kucing: Untuk toksisitas rodentisida antikoagulan: a)Awalnya, 2,5 mg / kg diberikan SQ di beberapa situs, maka 0,25-2,5 mg / kg PO di dibagi dosis (bid-tid) selama 5-7 hari. Kucing: 15 - 25 mg dosis total sebagai solusi 5% di D5W IV perlahan-lahan setiap hari, diberikan selama 5-7hari untuk agen generasi pertama dan selama 3-4 minggu untuk agen generasi kedua. Meijuga akan diberikan IM dicairkan atau oral sekali perdarahan dikendalikan. Evaluasi kembali pada 3 hariinterval selama 9-10 hari. Jika pembekuan kali peningkatan, terapi reinstitute untuk tambahan 1 -2 minggu. Untuk toksisitas rodentisida sapi: antikoagulan: a) Awalnya 0,5-2,5 mg / kg IV D5W dengan kecepatan 10 mg / menit. Dosis selanjutnya mungkin diberikan IM atau SQ. Agen generasi kedua mungkin memerlukan 3-4 minggu pengobatan. b) 0,5-2,5 mg / kg IM, jika menggunakan IV diperlukan (menghindari jika mungkin), encer dalam air garam atauD5W/saline dan memberikan sangat lambat (tidak melebihi 5 mg / menit).
kuda: Untuk warfarin (atau senyawa
XYLAZINE
terkait) Toksisitas: a) 500 mg SQ q4-6h sampai satu tahap waktu protrombin (OSPT) kembali ke kontrol normal nilainilai. Seluruh darah atau plasma segar juga mungkin diperlukan di awal perjalanan pengobatan. b) 0,5-2,5 mg / kg IM, jika menggunakan IV diperlukan (menghindari jika mungkin), encer dalam air garam atauD5W/saline dan memberikan sangat lambat (tidak melebihi 5 mg / menit). Babi: Untuk warfarin (atau senyawa terkait) Toksisitas: a) 0,5-2,5 mg / kg IM, jika menggunakan IV diperlukan (menghindari jika mungkin), encer dalam air garam atau D5W/saline dan memberikan sangat lambat (tidak melebihi 5 mg / menit). Domba & Kambing: Untuk warfarin (atau senyawa terkait) Toksisitas: a) 0,52,5 mg / kg IM, jika menggunakan IV diperlukan (menghindari jika mungkin), encer dalam air garam atau D5W/saline dan memberikan sangat lambat (tidak melebihi 5 mg / menit). b) Untuk hypoprothrombinemia akut dengan perdarahan: 0,5-2,5 mg / kg IV, tidak melebihi 10 mg / menit pada hewan dewasa dan 5 mg / menit pada hewan yang baru lahir dan sangat muda. Untuk hypoprothrombinemia non-akut: 0,5-2,5 mg / kg IM atau SQ
Premedikasi anastesi umum dan penenang untuk segala situasi dimana sedasi digunakan untuk operasi kecil pada sapi, anjing, kucing, kuda. Xylazine merupakan obat sedatif, analgesia dan perelaksasi otot. Kontraindikasi : Tidak boleh digunakan pada hewan dengan hipersensitivitas atau alergi terhadap obat tersebut. Tidak dianjurkan untuk hewan yang memiliki penyakit jantung,darah rendah,penyakit ginjal dengan atau jika hewan ini sangat lemah. Tidak boleh diberikan pada sapi perah bunting trimester ketiga. Tidak boleh diberikan pada ruminansia yang sedang dehidrasi dan mengalami obstruksi urinary, Pemberian pada kuda perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan gangguan stimulator pada pendengaran kuda, Hindari pemberian melalui intra arteri karena dapat menyebabkan epilepsi dan kolaps
burung: Untuk gangguan hemoragik:
a) 0,25-0,5 ml / kg IM dari 10 mg / ml produk injeksi. Umumnya digunakan sebelum operasi di mana perdarahan diantisipasi b) 0,2-2,5 mg / kg IM sesuai kebutuhan, biasanya hanya 1-2 suntikan diperlukan. Mungkin juga digunakan profilaksis saat amprolium dan sulfas diberikan.
Indikasi :
Dosis:
a. Liquid
Sapi (Intramuskular) a. Sedasi, operasi kecil: 0,25ml/100kg BB b. Operasi kecil, hewan berdiri: 0,5ml/100kg BB c. Operasi besar, hewan rebah: 1 ml/100kg BB d. Operasi sangat ekstensif: 1,5ml/100kg BB Kuda a. Intravena: 4ml/100kg BB b. Intramuskular: 10 ml/100kg BB c. Kombinasi halotan/fluotan (IV) : 4ml/100kg BB Domba a. Intramuskular: 0,15ml/10kg BB Anjing a. Intramuskular/ Intravena: 0,15ml/kg BB