BAB I PENDAHULUAN
Identi Identifik fikasi asi forensi forensik k merupa merupakan kan salah salah satu upaya upaya memban membantu tu penyi penyidik dik menentukan menentukan identitas seseorang yang identitasny identitasnyaa tidak diketahui diketahui baik dalam kasus pidana maupun kasus perdata. Penentuan identitas seseorang sangat penting bagi peradilan karena dalam proses peradilan hanya dapat dilakukan secara secar a akurat bila identitas tersangka atau pelaku dapat diketahui secara pasti. Identifikasi forensik dapat dilakukan dengan metode-metode antara lain yaitu metode visual yang dilakukan dengan memperlihat memperlihatkan kan korban korban kepada kepada anggota anggota keluarga keluarga atau teman dekatnya dekatnya untuk untuk dikenali, dikenali, pemeriksaan pemeriksaan dokumen, dokumen, pemeriksaan pemeriksaan perhiasan perhiasan yang yang dike dikena naka kan n korb korban an,, peme pemerik riksaa saan n paka pakaian ian,, iden identi tifik fikasi asi medi mediss meli melipu puti ti pemeriksaan dan pencarian data bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, ras, jenis kelamin, warna rambut, warna tirai mata, cacat tubuh/kelainan khusus, jaringan parut bekas operasi/luka, tato (rajah. !paya !paya identifikasi identifikasi pada kerangka kerangka bertujuan bertujuan untuk untuk membuktika membuktikan n bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, parturitas (riwayat persalinan, ciri-ciri khusus, deformitas, dan bila memungkinkan dapat dilakukan superimposisi serta rekonstruksi wajah. "elain metode pemeriksaan diatas terdapat terdapat juga pemeriksaan pemeriksaan serologis serologis dilakukan dilakukan untuk menentukan menentukan golongan golongan darah korban dari bahan darah/bercak darah/bercak darah, rambut, kuku, atau tulang. Pemeriksaan sidik jari dengan membuat sidik jari langsung dari jari korban atau pada keadaan di mana jari telah keriput, sidik 1
jari dibuat dengan mencopot kulit ujung jari yang mengelupas dan mengenakan pada jari pemeriksa yang sesuai lalu dilakukan pengambilan sidikjari. Pemeriksaan gigi meliputi pencatatan data gigi (odontogram dan rahang secara manual, radiologis, dan pencetakan gigi dan rahang. #dontogram memuat data jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi. $etode lainnya yang dapat digunakan adalah metode eksklusi dilakukan jika terdapat korban yang banyak dengan daftar tersangka korban pasti seperti pada kecelakaan masal penumpang pesawat udara, kapal laut (melalui daftar penumpang. %ila semua korban kecuali satu yang terakhir telah dapat ditentukan identitasnya dengan metoda identifikasi lain, maka korban yang terakhir tersebut langsung diidentifikasikan dari daftar korban tersebut. Identitas seseorang dipastikan bila minimal dua metode yang digunakan memberi hasil positif (sesuai, di mana salah satunya adalah metode identifikasi medis. Peran dokter dalam identifikasi personal terutama dalam identifikasi secara medis, serologis, dan pemeriksaan gigi. &efer &eferat at ini ini bert bertuj ujua uan n memb membah ahas as berb berbag agai ai hal hal meng mengen enai ai iden identi tifik fikasi asi forens forensik ik ataupun ataupun identi identifka fkasi si secara secara umum umum melipu meliputi' ti' penger pengertia tian, n, arti arti pentin penting, g, macam-macam pemeriksaan dan cara atau metode serta sistem identifikasi. alhal demiki demikian an diperlu diperlukan kan untuk untuk memper memperole oleh h pemaha pemahaman man pemaha pemahaman man dalam dalam penanganan dan pemeriksaan identifikasi yang komprehensif. komprehensif.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. IDENTIFIKASI
Identifikasi Identifikasi adalah metode metode membedakan membedakan individu individu dengan dengan individu individu lainny lainnyaa berdas berdasark arkan an ciri-ci ciri-ciri ri karakt karakteri eristik stikny nyaa untuk untuk dibeda dibedakan kan dengan dengan individu lain. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tuju tujuan an
memb memban antu tu peny penyid idik ik
untu untuk k
mene menent ntuk ukan an
iden identi tita tass
seseo seseora rang ng..
Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. $enentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan penyidikan karena karena adanya adanya kekeliruan kekeliruan dapat berakibat berakibat fatal dalam proses peradilan.
2.2. IDENTIFIKASI KERANGKA
!paya !paya identifikas identifikasii pada kerangka bertujuan bertujuan membuktikan membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, umur, tinggi tinggi badan, badan, ciri-ciri ciri-ciri khusus, khusus, deformitas deformitas dan bila memungkink memungkinkan an dapat dapat dilaku dilakukan kan rekons rekonstru truksi ksi wajah. wajah. )icari )icari pula pula tanda tanda kekera kekerasan san pada pada tulang. tulang. Perkiraan Perkiraan saat kematian kematian dilakukan dilakukan dengan memperhatik memperhatikan an keadaan keadaan kekeringan tulang. Pada Pada saat petuga petugass kepoli kepolisia sian n membaw membawaa tulang tulang untuk untuk dilaku dilakukan kan pemeriksaan medis, hal-hal yang biasanya dipertanyakan pihak kepolisian kepada petugas medis antara lain' 3
*. +pakah tulang tersebut adalah tulang manusia atau bukan. . ika ternyata tulang manusia, tulang dari laki-laki atau wanita. . +pakah tulang-tulang tersebut merupakan tulamg dari satu individu atau beberapa individu. . !mur dari pemilik tulang tersebut. 0. 1aktu kematian. 2. +pakah tulang-tulang tersebut dipotong, dibakar, atau digigit oleh binatang. 3. 4emungkinan penyebab kematian.
2.2.1. MEMBEDAKAN TULANG MANUSIA DAN TULANG HEWAN
al ini merupakan tugas dokter karena pihak kepolisian dan rakyat biasanya sering acuh, sehingga pernah terjadi kekeliruan dengan tulang binatang, terutama dengan tulang-tulang anjing, babi, dan kambing. Pengetahuan
mengenai
anatomi
manusia,
berperan
penting
untuk
membedakannya. ika tulang yang dikirim utuh atau terdapat tulang skeletal akan sangat mudah untuk membedakannya, tetapi akan menjadi sangat sulit bila hanya fragmen kecil yang dikirim tanpa adanya penampakan yang khas. 4esalahan penafsiran dapat timbul bila hanya sepotong tulan saja, dalamhal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik (reaksi presipitin dan histologik (jumlah dan diameter kanal-kanal avers.
Tes presipitin
5es presipitin yang dikonduksi dengan serum anti human dan ekstrak dari fragmen juga dapat digunakan untuk mnegetahui apakah tulang tersebut
4
tulang manusia. 5ulang manusia dan binatang juga dapat dibedakan melalui analisa kimia debu tulang. 5es presipitin merupakan uji spesifik untuk menentukan spesies dengan cara terlebih dahulu harus dibuat serum anti manusia. Prinsip pemeriksaan adalah suatu reaksi antara antigen (bercak darah dengan antibodi (antiserum yang dapat merupakan reaksi presipitasi atau reaksi aglutinasi. Hasil peeri!saan"
+kan terdapat lapisan tipis endapan atau presipitat pada bagian antara dua larutan. Pada kasus bercak darah yang bukan dari manusia maka tidak akan muncul reaksi apapun. 2.2.2. PENENTUAN TULANG DARI SATU INDI#IDU ATAU BEBERAPA INDI#IDU
5ulang-tulang yang dikirim untuk dilakukan pemeriksaan harus dipisahkan berdasarkan sisi asalnya, dan selanjutnya dilakukan pencatatan jika terdapat tulang yang berlebih dari yang sebenarnya , atau terdapat jenis tulang yang sama dari sisi yang sama.
2.2.$. %ENIS KELAMIN
Penentuan jenis kelamin dari kerangka manusia dapat ditentukan dengan melihat morfologi dan ukuran dari kerangka. %agian tulang yang
5
penting untuk menentukan jenis kelamin adalah pelvis dan tengkorak karena dapat memberikan hasil yang lebih akurat. "elain itu dapat pula ditentukan menggunakan tulang lainnya seperti scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, sternum, femur, tibia dan kalkaneus.
a. I&enti'i!asi (enis !elain &ari t)lan* pan**)l +da beberapa tulang yang dapat dianalisis untuk menentukan jenis
kelamin, salah satunya mempunyai tulang pubis
adalah kerangka pelvis. 1anita umumnya yang
lebih lebar dari laki-laki untuk
memungkinkan kepala bayi untuk lewat pada saat proses kelahiran. !kuran sudut subpubis lebih dari 67 derajat, sedangkan pada laki-laki 867. Panggul pada wanita lebih lebar, khususnya tulang kemaluan (os pubis dan tulang usus (os oschii, sudut pada insisura ischiadika mayor lebih terbuka, foramen oburatorium mendekati bentuk segitiga. "angat diagnostik adalah Arc compose. )i samping itu pada wanita terdapat lengkung pada bagian ventral tulang kemaluan, yang tidak kentara pada pria. %agian subpubica dari ramus ischio-pubicus cekung pada wanita, sedangkan pada pria tulang ini cembung. )ilihat dari sisi ventral, pada wanita bagian yang sama agak tajam, pada pria lebih membulat.
Ga+ar 1. Per+e&aan t)lan* pan**)l pa&a ,anita &an la!i-la!i
6
Pada panggul, indeks isio-pubis (panjang pubis dikali seratus dibagi panjang isium merupakan ukuran yang paling sering digunakan. -
9ilai laki-laki sekitar :,2 9ilai wanita sekitar 66,0 !kuran anatomik lain seperti indeks asetabulo-isiadikum, indeks
cotulo-isiadikum, ukuran pintu atas, tengah dan bawah panggul serta morfologi deskriptif seperti' -
Insisura isiadikum mayor yang sempit dan dalam pada laki-laki. "ulkus preaurikularis yang menonjol pada wanita +rkus sub-pubis dan krista iliaka
Ga+ar 2. Per+e&aan +ent)! pint) atas pan**)l pa&a ,anita &an la!i-la!i
7
Perbedaan pelvis pada laki-laki dan wanita dapat dilihat pada tabel *. Penggunaan kerangka pelvis untuk menentukan jenis kelamin memiliki akurasi 60;. 9amun, analisis pada tulang panggul ini tidak dapat menjadi indikator yang berguna pada anak pra pubertas. )imorfism antara kedua jenis kelamin susah dibedakan pada anak pra pubertas.
Ta+el 1. I&enti'i!asi (enis !elain &ari t)lan* pan**)l
%obot yperfeminin 1 -
=eminin -*
9etral 7
$askulin >*
ipermaskulin >
"ulcus Praeauricularis
$endalam, Bebih dangkal, %atasnya jelas tapi jelas
anya bekas
ampir tak kentara
5idak ada
Incisura ischiadica mayor
"angat terbuka 5erbuka bentuk bentuk @ @
%entuk peralihan
%entuk !
"empit,jelas bentuk !
+ngulus suppubicus #s
A*77
67-*77
27-*77
0-27
80
&endah,lebar, sayap luas, relief otot kurang jelas
%entuk peralihan
+rc
)ua lengkung
)ua lengkung
)ua lengkung
"atu lengkung
"atu lengkung
=oramen obturatorium
"egi tiga sudut runcing "angat
"egi tiga
%entuk tidak jelas "edang
#val
#val dengan sudut %ulat
"empit
Bebar
8
Ischii
sempit,tuber ischiadicus kurang jelas
*
=ossa illiaca
*
Pelvis major
*
Pelvis minor
*
%entuk "-nya sangat dangkal
%entuk "-nya dangkal
"angat rendah &endah dan lebar 5inggi dan dan lebar lebarnya Bebar sedang "angat lebar "edang Bebar, oval
+.
"edang
"angat lebar oval
elas berbentuk "
5inggi dan sempit
"angat lebar dengan tuber ischidikus sangat kuat "angat jelas berbentuk "
"empit
"angat tinggi dan sempit "empit berbentuk Bebarnya harten "angat sempit sedang, bulat berbentuk harten
I&enti'i!asi %enis Kelain &ari T)lan* Ten*!ra! )imorfism pada tulang tengkorak dapat digunakan
untuk
membedakan jenis kelamin. 5erdapat beberapa perbedaan tulang tengkorak pria dan winta terlihat pada tabel berikut. 5engkorak pria lebih besar, lebih berat dan tulangnya lebih tebal. "eluruh relief tengkorak (benjolan,tonjolan dsb. lebih jelas pada pria. 5ulang dahi dipandang dari norma lateralis kelihatan lebih miring pada pria, pada wanita hampir tegak lurusC benjolan dahi (tubera frontalla lebih kentara pada wanita, pada pria agak menghilang. Arci supercilliaris lebih kuat pada laki-lakiC sering hampir tidak kentara pada wanita. Pinggir lekuk mata (orbita agak tajam/tipis pada wanita dan tumpul/tebal pada pria. %entuk orbita pada pria lebih bersegi empat (menyerupai layar 5@ dengan sudut tumpul, pada wanita lebih oval membulat. Prossesus mastoideus besar dan takiknya (incisura mastoidea lebih mendalam pada pria. Perbedaan tengkorak laki-laki dan wanita dapat dilihat pada tabel .
9
Ga+ar $. Per+e&aan ten*!ra! ,anita &an la!i-la!i
Ta+el 2. I&enti'i!asi (enis !elain &ari ten*!ra! !epala N
*
Tan&a
!kuran, volume
Pria
Wanita
%esar
4ecil
endokranial
+rsitektur
4asar
alus
5onjolan supraorbital
"edang-besar
4ecil-sedang
Prosesus mastoideus
"edang-besar
4ecil-sedang
0
)aerah oksipital, linea
5idak jelas
elas/menonjol
muskulares dan protuberensia 2
Dminensia frontalis
4ecil
%esar
3
Dminensia partetalis
4ecil
%esar
:
#rbita
Persegi, rendah relatif kecil tepi
%undar, tinggi relatif besar tepi
tumpul
tajam
$embundar, penuh, infantil
*7 5ulang pipi
%erat, arkus lebih ke lateral
&ingan, lebih memusat
** $andibula
%esar, simfisisnya tinggi, ramus
4ecil, dengan ukuran korpus dan
asendingnya lebar
ramus lebih kecil
6
)ahi
* Palatum
%esar dan lebar, cenderung seperti 4ecil, cenderung seperti parabola huruf !
* 4ondilus oksipitalis
%esar
4ecil
* Eigi geligi
%esar, $* bawah sering 0 kuspid 4ecil, molar biasanya kuspid
10
"udut yang terbentuk oleh rasmus dan corpus mandibulae lebih kecil pada pria (mendekati 67F. %enjol dagu ( protuberia mentalis lebih jelas/besar pada pria. Processus coronoideus lebih besar/panjang pada pria. Ta+el $. I&enti'i!asi (enis !elain &ari an&i+)la
N
/an* e+e&a!an
La!i 0 la!i
Perep)an
*
!kuran
Bebih besar
Bebih kecil
"udut anatomis
Dverted
Inverted
)agu
%erbentuk persegi empat
+gak bulat
%entuk tulang
%erbentuk seperti huruf G@H
%erbentuk seperti huruf G!H
0
$ental tubercle
%esar dan menonjol
5idak signifikan
2
$yelohyoid line
$enonjol dan dalam
4urang menonjol dan dangkal
3
5inggi pada simphisis
Bebih
4urang
mentii :
&amus ascending
Bebih lebar
Bebih sempit
6
Bebih besar
Bebih kecil
*7 %erat dan permukaan
Bebih berat,permukaannya kasar Bebih ringan dengan permukaan dengan tempat perlengketan otot yang halus yang menonjol
** Eigi
.
Bebih besar
Bebih kecil
I&enti'i!asi (enis !elain &ari t)lan* 'e)r
5ulang panjang laki-laki lebih panjang dan lebih masif dibandingkan dengan tulang wanita dengan perbandingan *77'67.
11
Pada tulang-tulang femur, humerus dan ulna terdapat beberapa ciri khas yang menunjukkan jenis kelamin seperti ukuran kaput dan kondilus, sudut antara kaput femoris terdapat batangnya yang lebih kecil pada lakilaki, perforasi fosa olekrani menunjukkan jenis wanita, serta adanya belahan pada sigmoid notch pada laki-laki. Ta+el . I&enti'i!asi (enis !elain &ari t)lan* 'e)r
9o
ang membedakan
*
Baki J laki
Perempuan
Permukaan persendian Bebih dari
Permukaan persendian
/ dari bulatan
kurang dari / dari bulatan
$embentuk sudut lancip
$embentuk sudut tumpul
4ecenderungan corpus
4urang
Bebih
)iameter vertikal caput
"ekitar J 0 cm
"ekitar .*0 cm
0 Panjang oblik trochanter
"ekitar 0 cm
"ekitar6 cm
2 Earis popliteal
"ekitar * cm
"ekitar *7 cm
3 Bebar bicondylar
"ekitar 3 J 0 cm
"ekitar 3 cm
:
%erat,permukaan kasar dengan
&ingan dengan
bagian bawah ke arah dalam
tempat perlekatan otot yang nonjol permukaan yang halus
Ga+ar $. Per+e&aan t)lan* 'e)r pa&a ,anita &an la!i-la!i
12
&.
I&enti'i!asi %enis !elain &ari t)lan*-t)lan* lainn3a
umlah beberapa ukuran pada tulang dada seperti panjang sternum tanpa ?yphoid, lebar sternum pada segmen I dan II, tebal minimum manubrium dan korpus sternum segmen I dapat untuk menentukan jenis kelamin.
2.2.. UMUR
1alaupun umur sebenarnya tidak dapat ditentukan dari tulang, namun perkiraan umur seseorang dapat ditentukan. %iasanya pemeriksaan dari os pubis, sakroiliac joint, cranium, artritis pada spinal dan pemeriksaan mikroskopis dari tulang dan gigi memberikan informasi yang mendekati perkiraan umur. !ntuk memperkirakan usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih berguna untuk menentukan perkiraan usia pada range usia yang berbeda. &ange usia meliputi usia perinatal, neonatus, bayi dan anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan dewasa tua. 13
Pemeriksaan terhadap pusat penulangan (osifikasi dan penyatuan epifisis tulang sering digunakan untuk perkiraan umur pada tahun-tahun pertama kehidupan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan menggunakan foto radiologis atau dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap pusat penulangan pada tulang. Pemeriksaan terhadap penutupan sutura pada tulang-tulang atap tengkorak guna perkiraan umur sudah lama diteliti dan telah berkembang berbagai metode, namun pada akhirnya hampir semua ahli menyatakan bahwa cara ini tidak akurat dan hanya dipakai dalam lingkup dekade (umur 7-7-7 tahun atau mid-dekade (umur 0-0-0 tahun saj a.
U)r &ala ti*a ta4apan "
*. %ayi baru dilahirkan 9eonatus, bayi yg belum mempunyai gigi, sangat sulit untuk menentukan usianya karena pengaruh proses pengembangan yang berbeda pada masing-masing individu. %ayi dan anak kecil biasanya telah memiliki gigi. Pembentukan gigi sering kali digunakan untuk memperkirakan usia. Eigi
permanen
mulai
terbentuk
saat
kelahiran,
dengan
demikian
pembentukan dari gigi permanen merupakan indikator yang baik untuk menentukan usia. %eberapa proses penulangan mulai terbentuk pada usia ini, ini berarti bagian-bagian yang lunak dari tulang mulai menjadi keras. 9amun, ini bukan faktor penentuan yg baik. Pengukuran tinggi badan diukur '
14
"treeter ' tinggi badan dari puncak kepala sampai tulang ekor aase ' tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai tumit !mur * bulan bulan bulan bulan 0 bulan
Panjang * cm cm 6 cm *2 cm 0 cm
!mur 2 bulan 3 bulan : bulan 6 bulan *7 bulan
Panjang 7 cm 0 cm 7 cm 0 cm 07 m
. +nak dan dewasa sampai umur 7 tahun $asa kanak-kanak lanjut dimulai saat gigi permanen mulai tumbuh. "emakin banyak tulang yang mulai mengeras. $asa remaja menunjukkan pertumbuhan tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya. Penyatuan ini merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia. $asing-massing epifisis akan menyatu pada diafisis pada usia-usia tertentu. )ewasa muda dan dewasa tua mempunyai metode-metode yang berbeda dalam penentuan usiaC penutupan sutura craniumC morfologi dari ujung iga, permukaan aurikula dan simfisis pubisC struktur mikro dari tulang dan gigi.
Persambungan speno-oksipital terjadi pada umur *3 J 0 tahun. 5ulang selangka merupakan tulang panjang terakhir unifikasi. !nifikasi dimulai umur *: J 0 tahun. !nifikasi lengkap 0 J 7 tahun, usia lebih dari * tahun sudah
lengkap 5ulang belakang sebelum 7 tahun menunjukkan alur yang dalam
dan radier pada permukaan atas dan bawah. . )ewasa A 7 tahun "utura kranium (persendian non-moveable pada kepala perlahan perlahan menyatu. 1alaupun ini sudah diketahui sejak lama, namun hubungan penyatuan sutura dengan penentuan umur kurang valid.
15
$orfologi pada ujung iga berubah sesuai dengan umur. Iga berhubungan dengan sternum melalui tulang rawan. !jung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar, namun selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang rawan menjadi berbintik-bintik. Iregularitas dari ujung iga mulai ditemukan saat usia menua.
Ga+ar . Per!e+an*an Ten*!ra! Ber&asar U)r
Pemeriksaan tengkorak '
Pemeriksaan sutura, penutupan tabula interna mendahului eksterna "utura sagitalis, koronarius dan sutura lambdoideus mulai menutup
umur 7 J 7 tahun "utura parieto-mastoid dan sKuamaeus 0 J 0 tahun tetapi dapat tetap
terbuka sebagian pada umur 27 tahun. "utura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai umur 37 tahun.
16
Pemeriksaan permukaan simfisis pubis dapat memberikan skala umur dari *: tahun hingga 07 tahun, baik yang dikemukakan oleh 5odd maupun oleh $okern dan "tewart. $okern dan "tewart membagi simfisis pubis menjadi komponen yang masing-masing diberi nilai. umlah nilai tersebut menunjukkan umur berdasarkan sebuah tabel. "chranL mengajukan cara pemeriksaan tulang humerus dan femur guna penentuan umur. )emikian pula tulang klavikula, sternum, tulang iga dan tulang belakang mempunyai ciri yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur. 9emeskeri, arsanyi dan +scadi menggabungkan pemeriksaan penutupan sutura endokranial, relief permukan simfisis pubis dan struktur spongiosa humerus proksimal/epifise femur, dan mereka dapat menentukan umur dengan kesalahan sekitar ,00 tahun. Perkiraan umur dari gigi dilakukan dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan gigi (intrauterin, gigi susu 2 bulan- tahun, masa statis gigi susu -2 tahun, geligi campuran 2-* tahun."elain itu dapat juga digunakan metode Eustafson yang memperhatikan atrisi (keausan, penurunan tepi gusi, pembentukan dentin sekunder, semen sekunder, transparasi dentin dan penyempitan/penutupan foramen apikalis. Ta+el 5. Usia +er&asar!an er)psi *i*i Er)psi *i*i s)s) 2 -: bln --- I *bawah
Er)psi *i*i tetap 2 thn ----- $*
: bln --- I * atas
3 thn ----- I *
: - *7 bln --- I atas
: thn ----- I
*7 - * bln --- I bwh
6 thn ----
* - * bln --- $ *
*7 thn ---
*: - 7 bln --- <
**-* thn -- <
P$ * P$
17
- bln --- $
* - * thn -- $ * - keatas --- $
4etika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. al ini dapat membantu untuk membatasi korban yang sedang dicari atau untuk membenarkan/memperkuat identitas korban. Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia *0 tahun. Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 2 intra uteri. $ineralisasi gigi dimulai saat * J *2 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. 5rauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. 4elainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal line. 9eonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. 4etika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia * J *2 tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk
18
menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.
Ga+ar 5. 6-ra3 *i*i pa&a ana! - ana!
Eambar diatas memperlihatkan gambaran panoramic M ray pada anak-anak. a Eambaran yang menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 6 tahun (pada usia 2 tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 2 tapi belum tumbuh secara utuh. b )ibandingkan dengan diagram yang diambil dari "chour dan $assler pada gambar (b menunjukkan pertumbuhan gigi pada anak usia 6 tahun.
19
Penentuan
usia
antara
*0
dan
tahun
tergantung
dari
perkembangan gigi molar tiga yang pertumbuhannya bervariasi. "etelah melebihi usia tahun, terjadi degenerasi dan perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik . 2.2.5. RAS
@ariasi
geografi
dari
rangka
manusia
digunakan
untuk
mengidentifikasi ras manusia atau silsilah seorang individu. Para ahli antropologi forensik membagi ras ke dalam ras yaitu' $ongoloid, 9egroid dan 4aukasoid. )ibandingkan dengan perhitungan jenis kelamin, usia dan tinggi badan, penentuan ras lebih sulit, kurang tepat dan kurang dapat dipercaya, karena tidak ada tanda di rangka. &angka digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan ras yang bersifat nonmetrik, yang didokumentasikan melalui metode antrostopik yang sedikit bersifat subjektif dan bervariasi antara satu peneliti dengan peneliti lain. %agaimanapun perkiraan ras merupakan sebuah cara dalam bidang identifikasi forensik sebagaimana dengan penentuan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan yang sangat mempengaruhi ras dari masing-masing individu. &angka yang digunakan sebagai penentu dari ras sangat difokuskan pada ciri tengkorak dan gigi geligi. Penentu ras dari tengkorak merupakan ciri-ciri metric dan non-metrik, termasuk panjang dan lebar bentuk tengkorak, kekuatan tengkorak, bentuk tengkorak dan secara unik spesifik
20
pada bentuk gigi. %eberapa perbedaan yang ditemukan pada masing-masing ras seperti pada gigi seri, pada ras mongoloid dan negroid berbentuk sekop sementara pada ras kaukasoid tidak. "elain gigi seri juga terdapat perbedaan pada bentuk tulang pipi, pada kaukasoid tulang pipi kurang lebar, negroid lebar datar dan mongoloid terletak di antaranya. Perbedaan morfologi ras mongoloid, negroid dan kaukasoid dapat dilihat pada tabel 2.
Ga+ar 7. Ras Ka)!asi&
Ga+ar 8. Ras Ne*ri&
Ga+ar 9. Ras Mn*li&
21
Ta+el 7. Kara!ter t)lan* pa&a asin*-asin* ras
N *
Kara!ter Indeks kranial 4ontur "agital 4eeling of skull 5otal Indeks
Ka)!asi& 30-:7, $esokranial $elengkung (- A67, makin sempit
Ne*ri& 830, )olikokranial )epresi>cekung ke dalam (- A:0, makin lebar
Mn*li& A:7, %rakikranial $elengkung (> :0-67, &ata-rata
0 2
=acial Profil 1ajah Profil "pina
Burus #rthognatik &uncing menonjol
$enonjol/ prognatik "edikit runcing
Intermediate $embulat
3 : 6 *7 ** *
9asal 4orda %asalis "utura Palatina "utura $etopik 1orman bones %entuk orbita %atas terbawah
Panjang "imple (> (- "udut miring $enjauh
Panjang "imple (- (- Persegi $enjauh
Pendek 4ompleks (- (> %ulat tidak miring $endekat
*
mata Indeks nasal
8:, Bepthorhinik
A0, Platyyhinik (lebar
:-0, $eshorinik
*
%entuk kavitas
(sempit 5ear shaped (air
%ulat lebar
(intermediate #val
*0
nasal 5ulang nasal
mata Gtower-shapedH
GNuonset hut shapedH
GtentedH (bentuk
(berbentuk menara,
(berbentuk kubah
tented, sempit
sempit dan parallel
metal/baja, lebar dan
dan meluas dari
dari anterior, agak
meluas dari anterior, tidak
anterior,
melengkung dalam
melengkung dalam
melengkung
profilnya (-
profilnya (-
dalam profilnya (>
*3 *:
pangkal hidung 9asal sill "pina nasalis
(> %esar dan
(- kecil
(- kecil
*6
inferior +rkus
cenderung tajam "empit dan agak
"edang sampai besar dan
$enonjol
Lygomatikus
mundur ke
agak mundur ke belakang
$eatus
belakang membulat
$embulat
*2
Pertumbuhan yang berlebih di
7
#val
acusticus
22
*
e?ternus %entuk palatum
5riangular
&ectangular
Parabola atau berbentuk
0
2
"utura palatine
Irregular (tidak
Irregular
ladam/sepatu kuda Burus
#klusi
teratur "edikit overbite
"edikit overbite
Ddge to edge/
Insisivus
%lade shaped
%lade shaped (berbentuk
sama rata "hovel shaped
sentralis
(berbentuk seperti
seperti mata pisau
(berbentuk seperti
%entuk ramus
mata pisau 5erjepit pada
$iring pada bagian
kapak Bebar dan vertikal
mandibula
bagian pertengahan
belakang
ascending Proyeksi ramus
5idak menonjol
$enonjol
5idak menonjol
"edikit melebar Bebih kemuka dan
5idak melebar $embulat
"edikit melebar "edikit menonjol
mandibula 3 :
ascending "udut genital Profil dagu
menonjol
2.2.7. TINGGI BADAN
5inggi badan seseorang dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu, menggunakan rumus yang dibuat banyak ahli. a. &umus +ntropologi &agawi !E$ untuk pria dewasa (awa' - 5inggi badan O :63 > *,3 y (femur kanan - 5inggi badan O : > *,67 y (femur kiri - 5inggi badan O :36 > ,* y (tibia kanan - 5inggi badan O :3 > , y (tibia kiri - 5inggi badan O :23 > ,*6 y (fibula kanan - 5inggi badan O :: > ,* y (fibula kiri - 5inggi badan O :3 > ,27 y (humerus kanan - 5inggi badan O :70 > ,3 y (humerus kiri - 5inggi badan O : > ,0 y (radius kanan - 5inggi badan O :2 > ,7 y (radius kiri - 5inggi badan O :*6 > ,*0 y (ulna kanan - 5inggi badan O :3 > ,72 y (ulna kiri
23
b. -
&umus 5rotter dan Eleser untuk $ongoloid' *, (fem > fib > 37, ( ,*: cm *, (fem > tib > 37,3 ( , cm ,7 (fib > :7,02 ( , cm ,6 (tib > :*,0 ( ,3 cm ,*0 (fem > 3,03 ( ,:7 cm *,2: (hum >ulna > 3*,*: ( ,* cm *,23 (hum > rad > 3,: ( , cm ,2: (hum > :,*6 ( ,0 cm ,0 (rad > :,77 ( ,27 cm ,: (ulna > 33,0 ( ,22 cm
$elalui suatu penelitian, )jaja "urya +tmadja menemukan rumus untuk populasi dewasa muda di Indonesia' Pria'
5% O 3,66* > *,33 (tib > 7,300 (fib ( ,62* cm 5% O 30,6:77 > ,6 (tib ( ,03 cm 5% O :7,:73: > ,3:: (fib ( ,2*:2 cm
1anita' 5% O 3*,:*3 > *,2 (tib > *,706 (fib ( ,:2: cm 5% O 33,3*3 > ,*::6 (tib ( ,602 cm 5% O 32,33 > ,0 (fib ( 0,72 cm 5ulang yang diukur dalam keadaan kering biasanya lebih pendek mm dari tulang yang segar, sehingga dalam menghitung tinggi badan perlu diperhatikan. &ata-rata tinggi laki-laki lebih besar dari wanita, maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan wanita. +pabila tidak dibedakan, maka diperhitungkan ratio laki-laki ' wanita adalah *77'67. "elain itu
24
penggunaan lebih dari satu tulang dianjurkan. (khusus untuk rumus )jaja "+, panjang tulang yang digunakan adalah panjang tulang yang diukur dari luar tubuh, berikut kulit di luarnya. !kuran pada tengkorak, tulang dada dan telapak tangan juga dapat digunakan untuk menilai tinggi badan. 2.2.8. WAKTU KEMATIAN
"angatlah susah untuk memperkirakan waktu kematian dari pemeriksaan tulang, meskipun begitu dugaan-dugaan dapat dibuat dengan memperhatikan adanya fraktur, aroma, dan kondisi jaringan lunak dan ligamen yang melekat dengan pada tulang tersebut. Pada kasus-kasus fraktur, perkiraan waktu kematian dapat diperkirakan dalam berbagai tingkatan ketepatan, dengan pemeriksaan callus setelah dibedah sebelumnya secara longutidunal. +roma yang dikeluarkan tulang pada beberapa kematian sangat khas dan menyengat. arus diingat bahwa anjing, serigala dan pemakan daging lainnya akan menggunduli tulang tanpa sedikit pun jaringan lunak dan ligamen, meskipun dalam waktu yang sangat singkat, tetapi aroma yang ditinggalkanya masih merupakan bukti dan tetap berbeda dari tulang yang telah mengalami penguraian di tanah. 5ulang-tulang yang baru mempunyai sisa jaringan lunak yang melekat
pada
tendon
dan
ligamen,
khususnya
di
sekitar
ujung
sendi.Periosteum kelihatan berserat, melekat erat pada permukaan batang tulang. 5ulang rawan mungkin masih ada dijumpai pada permukaan sendi. $elekatnya sisa jaringan lunak pada tulang adalah berbeda-beda tergantung
25
kondisi lingkungan, dimana tulang terletak. $ikroba mungkin dengan cepat merubah seluruh jaringan lunak dan tulang rawan, kadang dalam beberapa hari atau pun beberapa minggu. ika mayat dikubur pada tempat atau bangunan yang tertutup, jaringan yang kering dapat bertahan sampai beberapa tahun. Pada iklim panas mayat yang terletak pada tempat yang terbuka biasanya menjadi tinggal rangka pada tahun-tahun pertama, walaupun tendon dan periosteumnya mungkin masih bertahan sampai lima tahun atau lebih. "ecara kasar perkiraan lamanya kematian dapat dilihat dari keadaan tulang seperti ' *. )ari %au 5ulang %ila masih dijumpai bau busuk diperkirakan lamanya kematian kurang dari 0 bulan. %ila tidak berbau busuk lagi kematian diperkirkan lebih dari 0 bulan.
. 1arna 5ulang %ila warna tulang masih kekuning-kuningan dapat diperkirakan kematian kurang dari 3 bulan. %ila warna tulang telah berwarna agak keputihan diperkirakan kematian lebih dari 3 bulan. . 4ekompakan 4epadatan 5ulang "etelah semua jaringan lunak lenyap, tulang-tulang yang baru mungkin masih dapat dibedakan dari tulang yang lama dengan menentukan
26
kepadatan dan keadaan permukaan tulang. %ila tulang telah tampak mulai berpori-pori, diperkirakan kematian kurang dari * tahun. %ila tulang telah mempunyai pori-pori yang merata dan rapuh diperkirakan kematian lebih dari tahun. 4eadaan diatas berlaku bagi tulang yang tertanam di dalam tanah. 4ondisi penyimpanan akan mempengaruhi keadaan tulang dalam jangka waktu tertentu misalnya tulang pada jari-jari akan menipis dalam beberapa tahun bahkan sampai puluhan tahun jika disimpan dalam ruangan. 5ulang baru akan terasa lebih berat dibanding dengan tulang yang lebih tua. 5ulang-tulang yang baru akan lebih tebal dan keras, khususnya tulang- tulang panjang seperti femur. Pada tulang yang tua, bintik kolagen yang hilang akan memudahkan tulang tersebut untuk dipotong. 4orteks sebelah luar seperti pada daerah sekitar rongga sumsum tulang, pertama sekali akan kehilangan stroma, maka gambaran efek sandwich akan kelihatan pada sentral lapisan kolagen pada daerah yang lebih rapuh. al ini tidak akan terjadi dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, bahkan dalam abad, kecuali jika tulang terpapar cahaya matahari dan elemen lain. $erapuhnya tulang-tulang yang tua, biasanya kelihatan pertama sekali pada ujung tulang-tulang panjang, tulang yang berdekatan dengan sendi, seperti tibia atau trochanter mayor dari tulang paha. al ini sering karena lapisan luar dari tulang pipih lebih tipis pada bagian ujung tulang dibandingkan dengan di bagian batang, sehingga lebih mudah mendapat paparan dari luar. 4ejadian ini terjadi dalam beberapa puluh tahun jika tulang tidak terlindung,
27
tetapi jika tulang tersebut terlindungi, kerapuhan tulang akan terjadi setelah satu abad. 4orteks tulang yang sudah berumur, akan terasa kasar dan keropos, yang benar-benar sudah tua mudah diremukkan ataupun dapat dilobangi dengan kuku jari. adi banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan membusuknya tulang, disamping jenis tulang itu sendiri mempengaruhi. 5ulang-tulang yang tebal dan padat seperti tulang paha dan lengan dapat bertahan sampai berabad-abad, sementara itu tulang-tulang yang kecil dan tipis akan hancur lebih cepat. Bempengan tulang tengkorak, tulang-tulang kaki dan tulangtulang tangan, jari-jari dan tulang tipis dari wajah akan membusuk lebih cepat, seperti juga yang dialami tulang-tulang kecil dari janin dan bayi.
Peeri!saan Penent)an U)r T)lan* a. Tes Fisi!a
"eperti pemeriksaan gambaran fisik dari tulang, fluoresensi cahaya ultra violet dapat menjadi suatu metode pemeriksaan yang berguna. ika batang tulang dipotong melintang, kemudian diamati ditempat gelap, dibawah cahaya ultra violet, tulang-tulang yang masih baru akan memancarkan warna perak kebiruan pada tempat pemotongan. "ementara yang sudah tua, lingkaran bagian luar tidak berfluorosensi sampai ke bagian tengah. )engan pengamatan yang baik akan terlihat bahwa daerah tersebut akan membentuk jalan keluar dari rongga sumsum tulang. alan ini
28
kemudian pecah dan bahkan lenyap, maka semua permukaan pemotongan menjadi tidak berfluoresensi. 1aktu untuk terjadinya proses ini berubahubah, tetapi diperkirakan efek fluoresensi ultra violet akan hilang dengan sempurna kira-kira *77 -*07 tahun. 5es =isika yang lain adalah pengukuran kepadatan dan berat tulang, pemanasan secara ultra sonik dan pengamatan terhadap sifat-sifat yang timbul akibat pemanasan pada kondisi tertentu. "emua kriteria ini bergantung pada berkurangnya stroma organik dan pembentukan dari kalsifikasi tulang seperti pengoroposannya.
Ga+ar :. Per+e&aan tes 'isi!a t)lan* pa&a +er+a*ai ))r
Pada gambar 6 tampak (a 5ulang berumur -:7 tahun. 4elihatan permukaan pemotongan tulang meman carkan warna perak kebiruan pada seluruh pemotongan.
(b "etelah satu abad atau lebih sisa fluoresensi
mengerut ke pusat sumsum tulang. (c "ebelum fluoresensi menghilang dengan sempurna pada abad berikutnya.
+. Tes Serl*i 29
5es yang positif pada pemeriksaan hemoglobin yang dijumpai pada pemeriksaan permukaan tulang ataupun pada serbuk tulang, mungkin akan memberikan pernyataan yang berbeda tentang lamanya kematian tergantung pada kepekaan dari tehnik yang dilakukan. penggunaan metode cairan peroksida yang hasilnya positif, diperkirakan lamanya kematian sekitar *77 tahun. +ktifitas serologi pada tulang akan berakhir dengan cepat pada tulang yang terdapat di daerah berhawa panas. Pemeriksaan dengan memakai reaksi %enLidin dimana dipakai campuran %enLidin peroksida. ika reaksi negatif penilaian akan lebih berarti. ika reaksi positif menyingkirkan bahwa tulang masih baru. &eaksi positif, diperkirakan umur tulang saat kematian sampai *07 tahun. &eaksi ini dapat dipakai pada tulang yang masih utuh ataupun pada tulang yang telah menjadi serbuk. +ktifitas Immunologik ditentukan dengan metode gel difusion techniKue dengan anti human serum. "erbuk tulang yang diolesi dengan amoniak yang konsentrasinnya rendah, mungkin akan memberi reaksi yang positif dengan serum anti human seperti reagen coombs, lama kematian kira-kira 0J*7 tahun, dan ini dipengaruhi kondisi lingkungan.
. Tes Kiia
5es 4imia dilakukan dengan metode mikro-4jeld-hal dengan cara mengukur pengurangan jumlah protein dan 9itrogen tulang. 5ulang-tulang yang baru mengandung kira-kira ,0 ; 9itrogen, yang akan berkurang
30
dengan cepat. ika pada pemeriksaan tulang mengandung lebih dari ; 9itrogen, diperkirakan bahwa lama kematian tidak lebih dari *77 tahun, tetapi jika tulang mengandung kurang dari , ;, diperkirakan tidak lebih dari 07 tahun. Penulis lain menyatakan jika nitrogen lebih besar dari ,0 gram percentimeter berarti umur tulang saat kematian kurang dari 07 tahun, jika 9itrogen lebih besar dari ,0 per centimeter berarti umur tulang atau saat kematian kurang dari 07 tahun. Inti protein dapat dianalisa, dengan metode +utoanalisa ataupun dengan
2.2.9. MELIHAT APAKAH TULANG TERSEBUT DIP;T;NG< DIBAKAR< ATAU DIGIGIT BINATANG
31
5ulang, bagian ujung ujung dari tulang, harus diperiksa dengan sangat teliti untuk mengetahui apakah tulang-tulang tersebut dipotong dengan benda tajam, atau digerogoti binatang, atau medulanya telah dimakan. 5erkadang petugas kepolisian yang kurang berpengalaman salah mengira tulang yang digerogoti binatang dan mengiranya dipotong dengan benda tajam, lalu berusaha menerangkannya dengan berbagai teori yang tidak jelas. "aluran-saluran nutrisi juga harus diperiksa untuk melihat ada atau tidaknya arsenic merah atau Lat pewarna lainnya untuk mengetahui dengan pasti apakah tulang tersebut berasal dari ruang pemotongan.
2.2.:. MENENTUKAN KEMUNGKINAN PEN/EBAB KEMATIAN
ampir tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian dari tulang, kecuali jika didapati fraktur atau cedera, seperti fraktur pada tulang tengkorak atau pada cervikal atas atau potongan yang dalam pada tulang yang mengarahkan kepada penggunaan alat pemotong yang kuat. Penyakit penyakit pada tulang, seperti karies atau nekrosis, atau bekas cedera bakar. 2.2.1=. PEMERIKSAAN DNA
"ejauh ini terdapat "embilan metode untuk mengidentifikasikan jenaLah. $ulai dari melihat bentuk tubuh korban atau tersangka yang belum rusak (visual, memeriksa dokumen identitas diri, sampai mengenali pakaian dan perhiasannya. Identifikasi jenaLah juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan medis dari bagian tubuh seperti tulang dan uji serologis untuk mengetahui golongan darah. 32
ingga kini metode pemeriksaan )9+ adalah cara identifikasi yang paling tajam dibandingkan metode identifikasi jenaLah lainnya dengan tingkat
akurasi
mendekati
*77;.
asilnya
juga stabil
dan
bisa
menggunakan semua bagian tubuh korban. Pemeriksaan )9+ bisa diambil dari sample manapun, yang penting sel itu memiliki inti sel. ang paling banyak digunakan biasanya darah, namun bisa juga dari cairan sperma, tulang, rambut, ludah, urin, maupun kotoran manusia.
2.2.11. REK;NSTRUKSI WA%AH
Penggunaan
rekonstruksi
wajah
forensik
telah
membantu
mengidentifikasi mayat yang ditemukan dalam keadaan dekomposisi. )engan merekonstruksi wajah, dengan menggunakan komputer, peneliti forensik dapat menggunakan struktur tulang untuk menambah mata, rambut dan kulit untuk mengembangkan faksimili dekat orang yang mereka butuhkan untuk mengidentifikasi. Eambar ini kemudian dibandingkan dengan database orang hilang untuk melihat apakah ada kecocokan ditemukan. ika database telah tidak cocok, polisi kemudian dapat mengirim foto ke media untuk distribusi.
Ga+ar 1=. >nt4 re!nstr)!si ,a(a4
33
"etelah rekonstruksi wajah forensik dan menemukan kecocokan yang dekat dalam database, ilmu pengetahuan forensik yang lebih diperlukan untuk menyelesaikan proses. $ereka dapat menggunakan )9+ forensik dari orang yang hilang dan tulang-tulang yang ditemukan untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut memang yang mereka temukan. $ereka juga dapat menggunakan ilmu gigi forensik untuk mengetahui apakah seseorang adalah orang tertentu.
BAB III PENUTUP
34
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan social budaya mengakibakan tingginya angka kecelakaan, pembunuhan dan peristiwa-peristiwa
lain
yang
kadang-kadang
mengakibatkan
kesulitan
dikenalinya korban tersebut. Identifikasi yang dapat dilakukan pada kerangka manusia atau diduga manusia adalah waktu kematian, profil biologis (umur, jenis kelamin, tinggi, ras, karakteristik individual dan kemungkinan penyebab kematian. 1aktu kematian dapat diduga dengan menganalisis fraktur, aroma, dan kondisi jaringan lunak dan ligamen yang melekat dengan pada tulang, serta perubahan yang terjadi pada tulang. Penentuan umur dapat dilakukan dengan pemeriksaan penutup sutura, inti penulangan, penyatuan tulang serta pemeriksaan gigi. enis kelamin dapat dianalisis dengan memeriksa dimorfisme dan ukuran dari tengkorak, tulang panggul, dan tulang-tulang panjang. 5inggi badan seseorang dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu, menggunakan rumus yang dibuat ahli yaitu &umus +ntropologi &agawi !E$ untuk pria dewasa (awa, &umus 5rotter dan Eleser untuk $ongoloid, &umus dari )jaja "urya +tmadja untuk populasi dewasa muda di Indonesia. &as dapat ditentukan dengan melihat karakteristik tengkorak dan gigi geligi serta tulang-tulang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA +mir, +. 777. Kapita Selekta Kedokteran Forensik . *st ed. $edan' !"! Press
35