ICTERUS NEONATORUM
PENDAHULUAN `
`
Ikterus adalah warna kuning yg tampak pada kulit ku lit dan mukosa oleh karena adanya bilirubin pada jaringan tsb akbt peningkatan kadar bilirubin dlm darah. Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis ataupun patologis. `
`
Ikterus Fisiologis ialah ikterus yg timbul pada hari kedua dan ketiga ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis. Ikterus Patologis ialah ikterus yg mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya meningkat (hiperbilirubinemia).
Etiologi `
Gangguan `
`
Albumin rendah (prematur, gizi kurang). Ikatan kompetitif dgn albumin (obat2an). Kemampuan mengikat albumin rendah (asidosis).
Gangguan `
`
Inkompitabilitas Rh, ABO. Hematome. Enzim G6PD rendah
Gangguan Transportasi `
`
Produksi
Enzim glukoronil transferase belumadekuat (prematur)
Gangguan `
Konjugasi Ekskresi
Obstruksi sal empedu (Cholestasis)
Metabolisme Bilirubin
Hiperbilirubinemia ` `
` `
Tjd ikterus dlm 24 jam pertama Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau lebih setiap 24 jam Ikterus dengan proses hemolisis Ikterus yg disertai dgn keadaan: ` ` ` ` ` ` `
BBL < 2000gram UK kurang dari 3 6 minggu Asfiksia, hipoksia,sindrom gangguan pernafasan Infeksi Trauma lahir pada kepala Hipoglikemia, hiperkarbia Hiperosmolalitas darah
Klasifikasi
Hiperbilirubinemia
Berat
Satu atau lebih tanda bahaya umum, atau Hr pertama : Kramer 1 atau lebih, atau Hr Kedua Kramer 3 atau lebih, atau Hari Ketiga/ lebih : kramer 5
Sedang
Hari kedua : Kramer 1 atau 2, atau Hari Ketiga: Kramer 3 atau 4
Fisiologis
Hari ketiga atau lebih : Kramer 1 atau 2
Manifestasi Klinis `
`
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (19 69). `
Jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya.
Penilaian
kadar bilirubin menurut Kramer
Derajat
ikterus
Daerah
ikterus
Perkiraan kadar bilirubin
I
Kepala dan leher
5,0 mg%
II
Sampai badan atas (di atas umbilikus)
9,0 mg%
III
Sampai badan bawah (di bawah umbilikus) hingga tungkai atas (di atas lutut)
11,4 mg/dl
IV
Sampai lengan, tungkai bawah lutut
12,4 mg/dl
V
Sampai telapak tangan dan kaki
16,0 mg/dl
Diagnosis Waktu
Banding
Diagnosis
Banding
Anjuran Pemeriksaan
Ikterus
24 jam pertama (Hari ke-1)
- Inkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain. - Infeksi intrauterin (oleh virus, TORCH, bakteri) - Sferositosis - Defisiensi G-6-PD - Hepatitis neonatal ec. TORCH
- Kadar bilirubin serum berkala - Darah tepi lengkap - Golongan darah ibu dan bayi - Uji coombs - Uji tapis defisiensi enzim G-6-PD - Uji serologi terhadapTORCH - Biopsi hepar (bila perlu)
Waktu
Diagnosis
Banding
Anjuran Pemeriksaan
Ikterus
24- 72 jam sesudah lahir (Hari ke-2 ² 5)
Sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama (Hari ke-5 ² 10)
- Kuning pada bayi premature - Kuning fisiologis - Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24 jam. - Defisiensi enzim G-6-PD juga mungkin - Polisitemia - Hemolisis perdarahan tertutup - Hipoksia - Sferositosis, eliptositosis, dll - Dehidrasi asidosis - Biasanya karena sepsis - Kuning karena ASI - Dehidrasi asidosis - Defisiensi enzim G-6-PD - Pengaruh obat - Sindrom Criggler-Najjar - Sindrom Gilbert
Bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus tidak cepat, dapat dilakukan pemeriksaan daerah tepi, hitung jenis darah lengkap, pemeriksaan kadar bilirubin berkala, pemeriksaan penyaring enzim G-6-PD dan pemeriksaan la
- Pemeriksaan terhadap sepsis/ infeksi bakteri - Uji fungsi tiroid - Uji tapis enzim G-6-PD - Gula dalam urin
Waktu
Diagnosis
Banding
Anjuran Pemeriksaan
Ikterus
- Biasanya karena obstruksi atresia biliaris, kista koledokus, stenosis Akhir minggu pilorik) pertama dan - Hipotiroidisme selanjutnya - "breast milk jaundice" (Hari ke-10 - Infeksi/ Sepsis atau lebih) - Neonatal hepatitis - Galaktosemia - Lain-lain
- Urin mikroskopik dan biakan urin - Uji serologik terhadap TORCH - AFP, alfa-1-antitripsin - Biopsi hati - Kolesistografi - Uji Rose-Bengal
Penatalaksanaan `
Prinsip Terapi: ` `
` ` `
Menghilangkan penyebab Mempercepat proses konjugasi, cth: phenobarbital 1-2ml/kg/ dosis, 2-3x/hari selama 3 hari Pemberian Substrat yg kurang untuk transportasi, cth Albumin Mengubah bilirubin tdk larut dlm air mjd larut, Cth Fototerapi Tranfusi Tukar
Pengelolaan
Bilirubin (mg%)
Ikterus menurut MAISLES 1972
< 24 jam
<5 5-9
24 ² 48 jam
49 ² 72 jam
Pemberian makanan Fototerapi
Phenobarbital + Kalori cukup
10-14
Exchange tranfusi bila hemolisis +
Fototerapi
15-19
Exchang tranfusi
20
Exchang tranfusi bila hemolisis Exchange Tranfusi
Fototerapi
> 72 jam
Hiperbilirubinemia
Berat
Rujuk ke RS ` Selama persiapan rujukan atau perjalanan, beri ASI sesering mungkin ` Jaga bayi tetap hangat dengan: `
`
` `
Letakkan bayi di dada ibu sehingga terjadi kontak langsung dengan kulit ibu (metode kanguru) Kepala bayi ditutupi topi Ganti pakaian setiap kali basah dengan yg kering, bersih dan hangat. Bila perlu diselimuti.
Hiperbilirubinemia
Sedang
Beri ASI sesering mungkin selama bayi menginginkan ` Jaga agar bayi tetap hangat dengan: `
` ` `
`
`
`
Metode kanguru Kepala bayi ditutup topi Ganti pakaian bayi bila basah
Letakkan bayi di tempat yg cukup mendapat sinar matahari selama 30 menit selama 3-4 hari Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian di puskesmas/ Pustu/ bidan desa Segera rujuk ke Puskesmas/ pustu/ bidan bila kondisi bayi semakin parah, kotoran bayi berwarna dempul
Ikterus Fisiologis ` `
Beri ASI sesering mungkin selama bayi menginginkan Jaga agar bayi tetap hangat dengan: `
Metode kanguru
`
Kepala bayi ditutup topi Ganti pakaian bayi bila basah
`
`
Baringkan bayi dalam ruang dekat jendela dengan penyinaran cukup (sinar matahari pagi) selama 30 menit selama 3-4 hari
`
Segera rujuk ke Puskesmas/ pustu/ bidan bila kondisi bayi semakin parah, kotoran bayi berwarna dempul
`
Nasehati ibu cara merawat bayi di rumah (pencegahan hipotermia, ASI eksklusif, pencegahan infeksi)
`
Anjurkan ibu kontrol setelah 2 hari
Exchange Tranfusi Exchange Tranfusi `
Indikasi : `
`
`
`
Kadar bilirubin indirek 20 mg% Kenaikan kadar bilirubin indirek yg cepat yaitu 0,3-1 mg% per jam Anemia yang berat pd neonatus dengan gejala gagal jantung Bayi dengan kadar Hb tali pusat < 14 mg% dan uji Combs direk positif
Fototerapi `
Indikasi: `
` ` `
Setiap saat bila kadar bilirubin indirek > 10 mg% Pra- exchange tranfusi Pasca exchange tranfusi Terdapat ikterus pada hari pertama yang disertai proses hemolisis
Fototerapi `
Perawatan bayi dengan terapi sinar: Jarak bayi dengan lampu 45 cm ` Bayi telanjang bulat ` Mata ditutup rapat dengan penutup mata yg tidak tembus cahaya ` Posisi bayi diubah tiap 6 jam ` Pertahankan suhu tubuh sekitar 36 ² 37°C ` Hindari tjd dehidrasi, pantau berak dan prod. urin `
DAFTAR PUSTAKA Darmowandowo dkk. Demam Tifoid. 2008. Pedoman Diagnosa dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi. Jakarta. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. 1985. FKUI. Jakarta. Standar Pelayanan Medik Kesehatan Anak. 2006.