As-Syeikh Al-Mujahid Abu Abdillah Al-Muhajir fakkallohu asroh
Kupas Tuntas Fiqih Jihad Bagian Ketiga
Hukum Dakwah Kepada Orang Kafir yang diperangi
Judul Asli :
Masailu min Fiqhil Jihad : Ahkamu Da'wah Al-Muharibin
Penulis As-SyeikhAl-MujahidAbuAbdillahAl-Muhajirfakkallohuasroh Judul Terjemahan KupasTuntasFiqihJihad BagianKetigaHukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi Alih Bahasa AbuNabilaFaridaMuhammad semogaAllahmenjaganyadanmenjagakeduaorangtuanyadengansebaik-baikpemeliharaan, melimpahkankeberkahandankebaikansepanjangumurnyauntukdakwahtauhidwaljihaddan memilihnyasebagaisyuhadaataumembebaskannyadarihisabkarenahijrohdijalanAlloh Artwork, Layout, Editing, Muroja’ah TimJahizunaProjecthafidhohumulloh Jazakumullohatasamaljama’Ipenuhbarokahini.Seluruhwaktu,danadankerjakerasyangantum dermakanakandigantidengankebaikanyangberterusanhinggahariakhir,insyaAlloh.HanyaAlloh yangmengetahuituluscintaantumpadajihaddanmujahidin,manusiahanyamampumenilaidarikarya yangdilahirkan~leadproject Publikasi JahizunaPublishing www.jahizuna.com|www.facebook.com/jahizuna MaktabahJahizunaControlNumbernode/858 SignatureB4D71809979D811A025C6EBB069BA7B9EF9E3987 Kitab Asli dapat ditemukan di MimbarTauhidwalJihad http//www.tawhed.ws/dl?i=7za3aa1a ROMADHON 1433
Adakah Gading yang tak Retak?
Meskipun kami telah sekuat tenaga melakukan editing dan muroja'ah berulang-ulang, sangat mungkin masih terdapat cacat penterjemahan. Kami akan sangat berterima kasih jika antum bersedia melaporkan temuan kesalahan-kesalahan terjemahan kepada kami.
Berenang bersama Arus Salafy Jihadi
Antum dapat mendiskusikan topik ini atau yang lainnya bersama saudara-saudara antum yang mulia di forum: Berbahasa Indo-Melayu
Berbahasa Arab
Berbahasa Inggris
http://at-tawbah.net/vb
https://as-ansar.com/vb
www.ansar1.info
http://al-busyro.org/vb
https://as-ansar.org/vb
https://www.ansar1.info
Dedikasi
Terbitan Indo-Melayu ini sebagai hadiah spesial bulan romadhon 1433 untuk Saroyah Dakwah Al-Muqowamah Al-Islamiyah Al-Alamiyah di sekitar Nusantara, hendaknya kalian terhibur. Berlalulah Berlalulah dengan barokah barokah Alloh sekalipun sekalipun engkau engkau menempuh menempuhnya nya seorang seorang diri, yakinlah Thuba hanya bagi orang-orang terasing!
i|jahizuna
Lisensi Ringkas Antum sangat disarankan: •
Berbagi — menyalin, mengumumkan, dan menyebarkan karya ini wa jazakumulloh
khoiron Antum diperbolehkan: •
Menggubah — mengadaptasi karya ini; memperbaiki terjemahan, merubah heading,
menukil sebagian atau keseluruhan dan konversi format dokumen. Sesuai ketentuan berikut: •
Atribusi — Antum harus menyebutkan sumber atas karya ini yaitu Maktabah Jahizuna,
Jahizuna Publishing, Maktabah At-Tauhid wal Jihad atau www.jahizuna.com (tetapi tidak dengan cara seakan-akan kami mendukung Antum atau penggunaan Antum terhadap karya tersebut). •
Data Sejarah — Informasi gubahan harus disertakan dalam dokumen.
•
Nonkomersial — Antum tidak diijinkan menggunakan karya ini dan adaptasinya untuk
tujuan komersil atau kepentingan sempit kelompok. Dengan pemahaman bahwa: •
Pengesampingan — Ketentuan apa pun yang disebut di atas dapat dikesampingkan
jika Antum mendapat izin dari kami. •
Hak Lain — Perhatikan hak-hak berikut ini:
1.
Hak moral penulis;
2.
Hak pihak lain yang mungkin ada di dalam karya ini atau di dalam cara penggunaan karya ini, seperti hak mengumumkan/memperbanyak atau hak privasi.
ii | j a h i z u n a
Daftar Isi 1.Definisi Dakwah yang Menjadi Pembahasan.......................................................................1 Dakwah Haqiqiyah.............................................................................................................1 Dakwah Hikmiyah..............................................................................................................2 2.Hukum Dakwah Qobla Qital.................................................................................................4 Wajib Dakwah kepada Mereka yang Belum Mendengar Dakwah.....................................4 Boleh Dakwah kepada Mereka yang telah Mendengar Dakwah........................................6 Masyruiyah Mentiadakan Dakwah kepada Mereka yang telah Mendengar Dakwah........7 3.Faidah Penting...................................................................................................................12 Madzhab Hanafi...............................................................................................................12 Madzhab Hanbali.............................................................................................................13 4.Catatan Penting.................................................................................................................15 Pertama...........................................................................................................................15 Kedua...............................................................................................................................17
iii | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
1. Definisi Definisi Dakwah yang yang Menjadi Pembahasan Pembahasan
[h.49] Maksud Maksud dakwah dakwah disini disini yaitu yaitu mendak mendakwah wahii orangorang-ora orang ng kafir kafir yang yang dipera diperangi ngi (al-
muharibin) kepada Islam kemudian kepada membayar jizyah membayar jizyah1 sebelum menyerang mereka. Para fuqaha telah menegaskan menegaskan bahwa dakwah dakwah terbagi terbagi menjadi menjadi dua, dakwah haqiqiyah dan dakwah dakwah hikmiyah hikmiyah.. Dakwah Dakwah haqiqiyah haqiqiyah adalah adalah dakwah dakwah dengan dengan lisan lisan sedangk sedangkan an dakwah hikmiyah yaitu yaitu ekspansi ekspansi dakwah dakwah ke penjuru penjuru timur dan barat barat
menyam menyampai paikan kan untuk untuk apa
mereka didakwahi dan mengapa mereka diperangi sehingga kaum muslimin menjadi bangsa yang diakui. (Bahru Roiq 5/82, Syarh Fathul Qodir 5/445)
Dakwah Haqiqiyah
Adapun sifat dakwah haqiqiyah maka kami sampaikan -nanti akan kami jelaskan nashnash-nashnya nash nya yang shorih secara lebih lengkap-: Dalam kitab Kifayatut Tholib: Sifat dakwah adalah adalah menawarkan menawarkan Islam kepada kepada mereka. Jika mereka memenuhi seruan Islam ini maka tahanlah tanganmu. Bila mereka menolak, tawarkan membayar jizyah membayar jizyah.. Jika mereka menolak jizyah menolak jizyah maka perangilah mereka. Jika mereka menyerah setelah diperangi maka hentikan serangan dan perintahkan kepada mereka untuk tunduk kepada kekuasaan kita, namun bila mereka tidak mau menyerah, maka serang mereka sampai kalah. kalah. Semua ini dilakukan dilakukan dengan tenggang tenggang waktu. waktu. Seandainya Seandainya mereka mereka menyerang menyerang kalian sebelum dakwah, maka balas serang mereka tanpa didakwahi terlebih dahulu. ( Kifayatuth Tholib 2/6, Ats-Tsamaru Dani Syarhu Risalah Al-Qiruni 1/412)
Berkata Ibnu Hubaib rohimahulloh, rohimahulloh, berkata Malik: “Bila diwajibkan dakwah atasnya maka materi materi dakwah hanya menjelaska menjelaskan n Islam secara umum tanpa
memerinci memerinci hukum-huku hukum-hukum m
syariat kecuali apabila mereka meminta perincian. Begitu juga ketika menyeru mereka agar membayah jizyah, maka maka terang terangkan kan secara secara umum umum tanpa tanpa memeri memerinci nci kecual kecualii jika jika mereka mereka meminta perincian. ( Tarikh Al-Iklil 3/350) [h.50] Tenggang waktu dakwah kepada kafir harbi asli harbi asli adalah tiga hari sama seperti tenggang
waktu bagi kafir murtad . Tiga kali didakwahi dalam tiga hari. Jika mereka menerima dengan masuk masuk Islam atau menyerah menyerah dengan membayar membayar jizyah, jizyah, maka kita membatalk membatalkan an serangan serangan karena karena darah darah dan harta harta mereka mereka telah telah terjag terjaga. a. Jika Jika mereka mereka menola menolak k masuk masuk Islam Islam ata atau u
1
Para ulama sepakat menerima jizyah dari Ahli Kitab dan Majusi serta sepakat menolak jizyah dari kelompok murtad . Selain kelompok-kelompok ini para ulama berselisih pendapat. Periksa Al-Mughni Ibnu Qudamah 9/173-174, Ahkamu Ahli Dzimmah karya Ibnul Qoyyim 1/87 – 111.
1|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
membayar jizyah membayar jizyah,, serang mereka secara fisik dengan seluruh model seni perang. ( Al-Fawakih Ad-Diwani 1/396)
Dakwah Hikmiyah
Adapun dakwah hikmiyah yaitu dengan mempresen mempresentasik tasikan an Islam kepada kepada orang-oran orang-orang g kafir dengan berbagai metode. Alloh ta'ala berfirman:
) ? ) )
Katakanlah wahai Muhammad, siapakah yang lebih kuat kesaksiannya? katakanlah, "Alloh", Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Quran ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku aku memb member erii peri pering ngat atan an kepa kepada damu mu dan dan kepa kepada da oran orang g yang yang tela telah h samp sampai ai Al-Q Al-Qur uran an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa tidak ada ilah-ilah lain bersama Alloh?" Katakanlah, "Aku tidak dapat bersaksi, "Katakanlah, "Sesungguhnya hanyalah Dialah Alloh Robb Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Alloh." (QS. Alloh." (QS. Al-An'aam: 19) As-Saadi rohimahulloh menafsirkan
(agar dengan itu aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang yang telah sampai Al-Quran kepadanya) : makna “kepada “kepada orang yang telah sampai Al-Quran kepadanya” yaitu siapa saja yang telah mendengar Al-Qur’an, maka dia telah diberi warning. warning. Muha Mu hamm mmad ad bin bin Ka'a Ka'ab b rohimahulloh mena menafs fsir irka kann nnya ya deng dengan an:: Siap Siapa a saja saja yang yang tela telah h
mendengar Al-Qur’an, maka seakan-akan dia telah melihat Nabi sholallohu alaihi wa sallam. sallam . Ibnu Zaid rohimahulloh menafsirakan
) (Al-Quran ini diwahyukan
kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang telah
sampai sampai Al-Quran Al-Quran kepadanya) kepadanya) maksudnya maksudnya (seakan-ak (seakan-akan) an) Rosululloh Rosululloh berkata: berkata: “Barangsiap “Barangsiapa a telah mendengar Al-Qur’an maka aku telah memberi warning padanya.” Kemudian Ibnu Zaid membacakan firman Alloh
? (Katakanlah (wahai Muhammad):
Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semuanya);
maksudnya barangsiapa yang telah sampai Al-Quran padanya maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam telah memperingatinya. Dari Hasan bin Sholih berkata, aku bertanya kepada Laits, “Apakah kriteria seseorang disebut belum sampai baginya dakwah?” Beliau menjawab: “ Mujahid berkata, jika seseorang telah mendengar Al-Qur’an, maka dia telah didakwahi dan dia telah diberi peringatan. Kemudian
2|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Laits membaca ayat
(agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan
kepada orang yang telah sampai Al-Quran A l-Quran kepadanya). Mujahid menafsirkan
)
(Al-Quran ini diwahyukan kepadaku agar dengan
itu aku memberi peringatan kepadamu) yaitu bangsa bangsa Arab. Firman Alloh
(dan kepada
orang yang telah sampai Al-Quran kepadanya) yaitu bangsa Ajam (non arab). (Periksa kembali atsar ini atsar ini di Tafsir At-Thobary 7/162-163) Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda, "Dan demi jiwaku yang berada di tanganNya, tidaklah salah seorang mendengar dariku dari umat yahudi dan tidak pula umat nasrani lalu dia mati dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya kecuali dia termasuk penghuni neraka." ( neraka." (Muslim 1/134) [h.51] Maka setiap orang yang telah sampai kepadanya dakwah Rosululloh shollallohu alaihi
wa sallam yaitu dakwah kepada dienulloh yang dia (Muhammad) telah diutus dengannya, namun dia tidak mengikutinya maka dia wajib diperangi sampai tidak ada lagi fitnah dan dien ini semuanya untuk Alloh. ( Al-Fatawa 28/349)
3|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
2. Hukum Hukum Dakw Dakwah ah Qobla Qital
Terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum ditegakkannya dakwah ini (dalam keadaan sebenarny sebenarnya a dan ketika berhadapan berhadapan dengan dengan musuh) musuh) 2 dan sebelum sebelum terjadinya terjadinya konfrontasi konfrontasi tempur. Sebagian ulama mensyaratkan dakwah terlebih dahulu secara mutlak, maksudnya mengingatkan kembali dakwah kepada mereka yang pernah mendengar dakwah sebelumnya dan mendakwahi mereka mereka yang belum sampai dakwah dakwah agar menjadi muslimin. Ulama lain meniadakan sama sekali secara mutlak syarat dakwah, maksudnya (tidak perlu) mengingatkan kembali dakwah kepada mereka yang pernah mendengar dakwah sebelumnya dan (tidak perlu pula) mendakwahi mereka yang belum sampai dakwah. (Lihat Fathul Bari' 6/108-109, 7/478, Syarah An-Nawawi dari hadits Muslim 12/36) Dan pendap pendapat at yang yang benar benar dan masyhur yang yang tampak tampak dari dari nash-nash yang yang ada adalah adalah pendapat pendapat milik jumhur ulama (mayoritas (mayoritas ulama) yaitu; yaitu; dakwah dakwah adalah wajib qobla qital (sebelum (sebelum perang). Syarat ini hanya bagi mereka yang belum pernah mendengar mendengar dakwah. dakwah. Namun Namun bagi bagi mereka mereka yang yang telah telah menden mendengar gar dakwah dakwah,, maka maka dakwah dakwah sebelu sebelum m memera memerangi ngi mereka hukumnya tidak wajib. Berkata Imam Nawawi rohimahulloh: rohimahulloh: Inilah pendapat yang benar yang dipegang oleh Nafi' budak Ibnu Umar, Al-Hasan Al-Bashri , Ats-Tsauri, Al-Laits, Asy-Syafi'i, Abu Ats-Tsauri , Ibnu Mundzir, dan jumhur. dan jumhur. Berkata Ibnu Al-Mundzir: Pendapat ini adalah pendapat mayoritas ahli
ilmi , dan pemahaman ini telah jelas tampak pada hadits-hadits shohih. (Syarah Muslim 12/36)
Wajib Dakwah kepada Mereka yang Belum Mendengar Dakwah
Aku berkata: Dalil-dalil Dalil-dalil yang mewajibka mewajibkan n dakwah dakwah ditegakkan ditegakkan kepada mereka mereka yang belum sampai dakwah kepadanya di antaranya:
) ? Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Israa': 15) Berkata Ibnu Rusyd rohimahulloh: rohimahulloh: Syarat perang; para ulama sepakat syaratnya adalah telah sampainya sampainya dakwah kepada musuh. musuh. Maknanya Maknanya mereka tidak boleh diserang hingga dakwah dakwah sampai kepada mereka. Demikianlah kesepakatan dari kaum muslimin berdasarkan firman 2
Bada'iu Ash-Shona'i karya Al-Kasani 7/100, dan yang sejenisnya dalam kitab Tuhfatu Al-Fuqoha 3/293-294.
4|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Alloh “dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rosul.” (Bidayatul Mujtahid 1/282, lihat Al-Mabsuth karya As-Sarkhosi 10/6) Aku berkata: “Kesimpulan hukum
yang yang diambi diambill dari dari ayat ayat ini, ini, Alloh Alloh mengadz mengadzab ab orangorang-ora orang ng kafir kafir lewat lewat perant perantara araan an tangan tangan orang-orang yang beriman sebagaimana firman Alloh:
? Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangantanganmu. (At-Taubah: 14) [h.52] Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh: rohimahulloh: Merupakan sunatulloh, sunatulloh, kadang
Alloh menimpakan azab kepada orang kafir secara langsung dan kadang dengan perantaraan tangan orang-orang yang beriman. ( Ash-Shorim Al-Maslul 2/234) Dan diriwayatk diriwayatkan an dari Buraidah -semoga -semoga Alloh meridhoiny meridhoinyaa- berkata: berkata: “Adalah “Adalah Rosululloh Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam jika mengangkat seorang komandan atas suatu pasukan atau sariyah (combat patrol), patrol) , beliau memberinya wasiat secara khusus supaya bertaqwa kepada Alloh ta’ala dan memperlakukan anggotanya dengan baik, lalu beliau bersabda: “Berperan “Berperanglah glah dengan menyebut nama Alloh, di jalan Alloh, perangilah perangilah orang-orang orang-orang yang kafir kafir kepada kepada Alloh. Alloh. Berper Berperang anglah lah,, jangan jangan mencur mencurii ghonim ghonimah ah sebelu sebelum m dibagi dibagi,, jangan jangan membatalkan perjanjian secara sepihak, jangan mencincang mayat musuh dan membunuh anak-anak. Jika kamu menemui musuh dari orang-orang musyrik, maka serulah/dakwahilah mereka kepada salah satu dari tiga pilihan, pilihan mana yang mereka ambil maka terimalah dan tahanlah dirimu dari menyerang mereka. Serulah/dakwahilah mereka kepada Islam, jika mereka memenuhi seruanmu maka terimalah dan jangan memerangi mereka, lalu serulah mereka untuk pindah dari negeri mereka ke darul muhajirin (negeri para muhajirin, negeri hijrah) hijrah) dan beritahuka beritahukanlah nlah kepada mereka mereka bahwa jika mereka mereka melakukann melakukannya ya maka mereka memili memiliki ki hak sepert sepertii hak orangorang-or orang ang yang yang hijrah hijrah (muhaj (muhajiri irin) n) dan mereka mereka mempun mempunyai yai kewajiban sebagaimana kewajiban kaum muhajirin. Tetapi apabila mereka menolak dan lebih suka memilih untuk tinggal di tempat mereka sendiri, maka katakan pada mereka bahwa mereka akan diperlakukan seperti orang-orang Islam Badui, dan berlakulah ke atas mereka hukum Alloh seperti yang berlaku atas orang-orang mukmin umumnya, yakni mereka tidak akan akan mendap mendapat at bagian bagian dari dari harta harta ghonim ghonimah ah dan fa'i, fa'i, kecual kecualii jika jika mereka mereka ikut ikut berjih berjihad ad bersama kaum muslimin.” ( muslimin.” (Muslim 3/1357) Ahlul ilmi dan para ulama telah berdalil dengan hadits ini atas kewajiban memulakan dakwah kepada kepada Islam sebelum diperangi diperangi bagi mereka yang yang belum pernah didakwahi. didakwahi. Para penulis kitab-kitab As-Sunan dan Al-Atsar telah menjelaskan hal ini. Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahulloh berkata: Maksud sabda Nabi “Serulah/dakwahilah “ Serulah/dakwahilah mereka”
yaitu, mendakwahi mereka terlebih dahulu merupakan syarat sebelum perang. ( Fathul Bari 7/478) 5|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Asy-Syaukani rohimahulloh berkat berkata: a: Dalam Dalam hadits hadits terseb tersebut ut terdap terdapat at dalil dalil diwaji diwajibka bkanny nnya a
mendahulukan dakwah Islam kepada orang kafir sebelum diperangi. ( Nailul Author 8/53) Al-Imam Al-Imam Al-Bukhori Al-Bukhori rohimahulloh mengel Ibnu Abba Abbass mengeluar uarkan kan hadits hadits dari dari Anas dan Ibnu
rodhiyalloh rodhiyallohu u anhuma anhuma tentang tentang surat sholallohu sholallohu aliahi wassalam wassalam kepada Kisra dan Kaisar dengan tajuk: Bab dakwah kepada yahudi dan nasrani, atas apa mereka diperangi, mengenai apa yang Nabi sholallohu aliahi wassalam tulis kepada Kisra dan Kaisar, dan dakwah sebelum perang. (Shohih Al-Bukhori 3/1074) Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahulloh berkata: Petunjuk yang diambil dari hadits ini yakni beliau
sholallohu aliahi wassalam mengirimkan surat kepada imperium Romawi untuk didakwahi kepa kepada da Isla Islam m sebe sebelu lum m beli beliau au sholal sholalloh lohu u aliahi aliahi wassal wassalam am mengir mengirim im pasuka pasukan n untuk untuk menggempur mereka. ( Fathul Bari 6/108) [h.53] Al-Imam Al-Baihaqi rohimahulloh memberi tajuk hadits diatas dengan perkataannya:
Bab kewaji kewajiban ban dakwah dakwah kepada kepada musyri musyrikin kin yang yang belum belum pernah pernah menden mendengar gar dakwah dakwah dan mendakwahi kembali bagi mereka yang telah diberi peringatan. ( As-Sunan Al-Kubro 9/106) Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu berkata: Tidaklah Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam memerangi memerangi suatu kaum kecuali kecuali terlebih terlebih dahulu dahulu diseru diseru kepada kepada Islam. Islam. ( Ahmad, Abu Ya’la, AlHakim, Thobroni dengan sanad rijal-nya rijal-nya dari rijal shohih) shohih)
Ketika Ketika kita kita berbic berbicara ara tentan tentang g wajibn wajibnya ya dakwah dakwah qobla qital kepada kepada mereka mereka yang yang belum belum mendengar dakwah, maka kewajiban ini terikat pada dua perkara: 1. Mereka Mereka tidak tidak mendah mendahulu uluii menyer menyerang ang kita, kita, jika jika mendah mendahulu uluii maka maka mereka mereka digempu digempurr tanpa dakwah. 2. Aman Aman dari dari sera serang ngan an pend pendad adak akan an keti ketika ka meny menyam ampa paik ikan an dakw dakwah ah,, jika jika prak prakir iraan aan intelejen tidak aman mereka digempur tanpa dakwah. ( Al-Fawakih Ad-Diwaniy 1/396)
Boleh Dakwah kepada Mereka yang telah Mendengar Dakwah
Adapun dalil yang memperbolehkan dakwah qobla qital bagi qital bagi mereka yang pernah mendengar dakwah di antaranya: Dari Sahl bin Sa’ad rodhiyallo rodhiyallohu hu anhu bahwa dia mendengar dari Nabi sholalloh sholallohu u aliahi aliahi wassalam bersabda pada hari peperangan Khoibar: “Sungguh aku akan serahkan panji ini kepada seorang pemuda yang mana Alloh memenangkan Islam dengan perantaraan kedua tangannya”. Maka bangkitlah para sahabat berharap diberi panji tersebut dan mereka sangat berharap mendapatkannya. Lalu beliau bertanya, “Dimana Ali ?”. ?”. Seorang sahabat menjawab, “Dia “Dia sedang sedang sakit sakit mata”. mata”. Ma Maka ka diperi diperinta ntahka hkan n Ali agar agar segera segera mengha menghadap dap Rosulu Rosulullo lloh h sholallohu aliahi wassalam. Lalu diludahilah matanya sehingga hilanglah penyakitnya seakan6|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
akan sebelumnya tidak sakit. Ali bertanya: “Kita perangi mereka hingga mereka memeluk dien kita?” kita?” Beliau menjawab: “Mendekatlah “Mendekatlah secara senyap sehingga sehingga engkau berhasil berhasil masuk ke negeri negeri mereka, mereka, kemudian kemudian serulah serulah mereka mereka untuk masuk Islam dan beritahukanlah beritahukanlah kepada mereka mereka atas perkara yang wajib dipenuhi. dipenuhi. Demi Alloh, sesungguh sesungguhnya nya jika Alloh memberikan memberikan petunjuk kepada seseorang dengan sebab usahamu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” ( merah.” (Bukhari 3/1077) Telah diketahui bahwa orang yahudi Khoibar telah mendengar dakwah Islam bahkan mereka hidup sezaman dengan Nabi sholallohu aliahi wassalam dan para sahabat. sahabat. Al-Imam Al-Bukhori rohimahulloh mengeluarkan hadits ini bersama hadits yang lain dalam
bab: Dakwah Nabi sholallohu aliahi wassalam kepada Islam dan kenabian, agar mereka tidak menjadikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain arbab (rob-rob) rob-rob) dari selain Alloh, sebag sebagaim aimana ana firman firman Alloh: Alloh: “Tid “Tidak ak waja wajarr bagi bagi sese seseor oran ang g manus manusia ia yang yang Alla Allah h beri berika kan n kepadanya kepadanya al-kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: manusia: "Hendaklah "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Ali-Imran 3:79) Dhohir hadits Dhohir hadits ini menjelaskan tentang hukum bolehnya dakwah qobla qital bagi qital bagi mereka yang sebelumnya telah mendengar dakwah. Namun kami tekankan, bahwa kebolehan hukum ini tidak mencapai derajat sunnah sebagaimana pendapat para ulama, sebab Nabi sholallohu alaihi wa sallam pernah meninggalkan dakwah qobla qital di banyak negeri yang hendak diserbu. Beliau sholallohu alaihi wa sallam tidak akan meninggalkan amalan sunnah, sunnah, -ayah dan ibuku sebagai tebusan- beliau adalah manusia yang paling paham ilmu, paling takwa, paling takut takut kepada kepada Alloh, Alloh, dan beliau beliau sumber sumber syaria syariatt yang yang suci. suci. Maka Maka jika jika beliau beliau mening meninggal galkan kan dakwah qobla qital di sini sini artiny artinya, a, hukum hukum terseb tersebut ut adalah adalah mubah tapi bukan mustahab (sunnah), sunnah), wallohu a’lam. a’lam.
Masyruiyah Mentiadakan Dakwah kepada Mereka yang telah Mendengar Dakwah
[h.54] Adapun dalil disyariatkannya perang tanpa dakwah bagi mereka yang telah mendengar
dakwah di antaranya: Dari Anas rodhiyallohu anhu berkata: Kebiasaan Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam apabila menyerang menyerang suatu kaum beliau beliau menahan menahan serbuan hingga menunggu menunggu waktu subuh. subuh. Apabila Apabila terden terdengar gar adzan, adzan, beliau beliau memba membatal talkan kan serbua serbuan, n, namun namun jika jika tidak tidak terden terdengar gar adzan adzan beliau beliau langsung menyerbu setelah subuh. ( Bukhori 3/1077)
7|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahulloh: Berkata Al-Hafidz rohimahulloh: Dalil Dalil di ata atass merup merupaka akan n dalil dalil ata atass bolehn bolehnya ya
memerangi siapa saja yang telah sampai dakwah padanya tanpa mendakwahi mereka terlebih dahulu, maka disimpulkan dengan hadits Sahl sebelumnya bahwa dakwah qobla qital kepada qital kepada mereka mereka yang telah mendengar mendengar dakwah dakwah hukumnya hukumnya mustahab (sunnah) sunnah) tapi tidak menjadi syarat wajib. ( Shohih Muslim 3/1356) Berkata Asy-Syaukani rohimahulloh: rohimahulloh: Dalil ini menunjukka menunjukkan n kebolehan kebolehan memerangi memerangi mereka mereka yang telah sampai dakwah tanpa mendakwahi mereka terlebih dahulu. ( Nailul Author 8/69) Al-Imam Al-Bukhori mengeluarakan hadits dari Al-Baro Al-Baro bin ‘Azib rodhiyallohu anhu tentang
kisah operasi Asasin terhadap si yahudi Abu Rofi’. Berkata Al-Baro bin ‘Azib bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam mengirimkan satu tim dari kalangan anshor untuk membunuh Abu Rofi’, maka mengendapla mengendaplah h Abdulloh bin Atiq ke dalam rumahnya pada malam hari dan
membunuhnya ketika dia sedang tidur. ( Al-Bukhori 3/1101) Kisah ini menjelaskan secara dhohir tidak dhohir tidak adanya syarat dakwah qobla qital untuk qital untuk membunuh atau menyerang mereka yang telah mendengar dakwah. Al-Imam Al-Bukhori memberi tajuk ini yang yang menja menjadi di sebua sebuah h kaedah kaedah fiqih fiqih jihad jihad dengan dengan perkat perkataan aanya: ya: Bab membun membunuh uh orang orang musyrik ketika sedang tidur. ( Shahih Al-Bukhori 3/1100) Al-Hafidz idz Ibnu Ibnu Hajar Hajar rohimahulloh: Berkata Al-Haf rohimahulloh: Dari Dari hadi hadits ts ini ini diam diambi bill huku hukum m bole bolehn hnya ya
membunuh musyrik tanpa mendakwahi mereka terlebih dahulu jika sebelumnya mereka telah mendengar dakwah. ( Fathul Bari 6/156) Asy-Syaukani rohimahulloh berkata tentang hadits ini: Maksud perkataan pengarang 3 disini
adalah, karena kebutuhan operasi militer, sesuai dengan tajuk bab tersebut yaitu tentang Rofi’ tanpa pembunuhan Abu Rofi’ tanpa dakwah dakwah terle terlebih bih dahulu dahulu dan tidak tidak adanya adanya perint perintah ah dari dari
Rosululloh kepada eksekutor untuk mendakwahi terlebih dahulu kepada Islam. ( Nailul Author 8/56) Al-Imam Al-Bukhori Al-Bukhori rohimahulloh mengeluarka Begitupun Al-Imam mengeluarkan n hadits hadits dari Jabir rodhiyallohu
anhu dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam, sallam , beliau bersabda: “Siapa yang bersedia membunuh Ka’ab Ka’ab bin Al-Asy Al-Asyrof rof ?”. Muhammad ad bin Maslama Maslamah h berkat ?”. Muhamm berkata, a, “Apaka “Apakah h engkau engkau sangat sangat
mengingink menginginkan an aku membunuhnya?”. membunuhnya?”. Beliau Beliau menjawab, menjawab, “Ya”. Ia berkata berkata lagi, “Ijinkan aku untuk mengatakan mengatakan apa saja kepadanya kepadanya (sebagai (sebagai tipu daya)”. Beliau Beliau bersabda, bersabda, “Telah aku ijinkan”. (Al-Bukhori 3/1103) [h.55] Al-Imam Al-Bukhori rohimahulloh memberi tajuk hadits ini dengan Bab: Operasi asasin
kepada kafir harbi . (Shahih Al-Bukhori 3/1103) Bukhori di atas menunjukkan Perkataan Imam Bukhori menunjukkan bahwa dakwah dakwah qobla qital bukan syarat. syarat.
(Mukhtar Ash-Shohah 205) 3
Pengarang yaitu Al-Majid ibnu Taimiyah yang menerangkan hadits ini dalam Bab Dakwah Qobla AlQital , lihat Nailul Author 8/51.
8|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Telah berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar rohimahulloh mengenai kisah operasi asasin terhadap Ibnu Al-Asyrof : Pelajaran yang dapat dipetik, boleh membunuh orang musyrik tanpa mendakwahi
terlebih dahulu jika dia pernah mendengar dakwah secara umum. ( Fathul Bari 6/156) Telah berkata An-Nawawi rohimahulloh: rohimahulloh: Beberapa ulama menyimpulkan hadits ini sebagai hukum kebolehan melakukan operasi asasin atau operasi tabyit (serangan tabyit (serangan malam hari) kepada orang kafir yang telah mendengar dakwah tanpa mendakwahinya kembali. ( Syarh Muslim 12/161) Dari Ash-Sho’ab bin Jatsamah rodhiyallohu anhu berkata: Nabi sholallohu alaihi wa sallam ditanya mengenai status anak-anak kaum musyrikin dalam penyerang di malam hari, serangan ini menimpa wanita-wanita wanita-wanita dan anak-anak anak-anak mereka. Beliau bersabda: bersabda: “Mereka Mereka bagian bagian dari musuh” . (Muslim 3/1364) An-Nawawi berkata: berkata: Arti ‘al-bayat ’ dan ‘yabitun ‘yabitun’’ adalah serangan pendadakan di malam hari
yang mana tidak diketahui mana laki-laki , perempuan dan anak-anak... Hadits diatas menjadi dalil diperbolehkannya serangan mendadak di malam hari (al-bayat ) dan diperboleh diperbolehkanny kannya a melakukan melakukan pembunuhan pembunuhan asasin asasin pada orang-orang orang-orang yang telah mendengar dakwah tanpa memberi peringatan serangan terlebih dahulu. ( Syarh Muslim 12/50) Utsman An-Nahdi An-Nahdi rohimahulloh salah Dari Abu Utsman salah satu tabi’in senior senior berkata: berkata: “Ketika “Ketika kami
menggelar operasi militer, kadang kami memberi peringatan kepada musuh terlebih dahulu dan kadang kami langsung menyerang.” ( Syarh Ma’ani Al-Atsar At-Thohawi 3/209 dan di shohihkan shohihkan oleh Ibnu Hajar dalam Al-Fath 6/109) Nash ini menjelaskan secara terang bahwa para sahabat rodhiyallohu anhum melaksanakan dua pilihan prosedur sebelum melancarkan serangan: Kadang dakwah qobla qital dan qital dan kadang langsung langsung menyerang. menyerang. Ini menjadi menjadi petunjuk petunjuk bahwa dakwah dakwah bukan syarat untuk untuk menyerang menyerang mereka yang telah mendengar dakwah sebelumnya. Dari Yahya bin Sa’id rohimahulloh berkata: Tidak masalah menyerang musuh pada malam hari atau siangnya karena dakwah Islam telah sampai pada mereka, Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam mengut mengutus us pasuka pasukan n pada pada pepera peperanga ngan n Khoibar, kemudian kemudian pasukan pasukan mengmeng- ightiyal (ightiyalat/asasin) ightiyalat/asasin) pemimpin mereka yang bernama Ibnu Abi Al-Haqiq secara senyap tatkala dia lengah, dan membunuh pimpinan Bani Lihyan secara senyap tatkala dia lengah. Rosululloh juga mengutus sebuah tim untuk memerangi mereka yang lain hingga ke sisi Madinah dari kalangan yahudi di antara mereka Ibnu Al-Asyrof . (Al-Madunatu Al-Kubro 3/3) [h.56] Dalam Al-Mukhtashor or Al-Khiroqi Al-Khiroqi: Ahli Ahli Kitab Kitab dan Majusi diperangi Dalam kitab kitab Al-Mukhtash diperangi tanpa
diperingati terlebih dahulu karena dakwah telah sampai pada mereka. ( Al-Mukhtashor AlKhiroqi 128)
9|jahizuna
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Kesimpulan
Inilah, mayoritas ulama dan fuqoha menyatakan kewajiban dakwah qobla qital hanya di awal dakwah Islam. Adapun setelah Islam menyebar luas ke pelosok dunia, maka tidak ada tempat lagi bagi pendapat yang mewajibkan dakwah dan mensyaratkannya qobla qital sebagai qital sebagai bentuk peringatan bagi mereka. Jika ditemukan sebuah kasus ada bangsa yang sama sekali belum mendengar Islam maka dakwah qobla qital hukumnya qital hukumnya menjadi wajib. Dikeluarkan oleh Muslim rohimahulloh dengan sanad dari Ibnu ‘Aun, berkata: berkata: “Aku menulis menulis surat kepada Nafi’ bertanya tentang hukum dakwah qobla qital , maka dia membalas bahwa hukum kewajiban itu hanya berlaku pada masa awal Islam. Setelah dakwah berkembang Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam menyerang Bani Mustholiq secara mendadak di saat mereka sedang lengah, yaitu ketika mereka sedang memberi minum binatang ternak mereka. Lalu terjadilah peperangan hingga dari mereka banyak yang terbunuh dan tertawan, dan pada Juwairiyah binti Al-Harits Al-Harits tertawan. hari itulah itulah Juwairiyah
Yahya berkata, berkata, aku kira dia mengatakan mengatakan
Juwairiyah atau anak gadisnya Al-Harits. Hadits ini disampaikan kepadaku oleh Abdulloh bin Umar, saat itu dia termasuk orang yang ikut berperang sebagai prajurit dalam pasukan.”
(Muslim 3/1356) Imam An-Nawawi memberi tajuk dengan perkataannya: Bab diperbolehkannya menyerang
orang-orang kafir yang telah mendengar dakwah secara mendadak tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. (Shohih Muslim 3/1356) Berkata An-Nawawi rohimahulloh: rohimahulloh: Perkataannya
terdiri dari huruf fathah huruf fathah ghin dan
tasydid pada tasydid pada huruf ‘ro’ artinya ‘ro’ artinya ghofilun (lalai, lengah, tidak waspada). (Syarah Muslim 12/36) Dari Al-Hasan rohimahulloh berkata: Dakwah qobla qital tidak diberlakukan kepada Romawi karena mereka telah diberi peringatan. Dari Abu Hamzah berkata, aku berkata kepada Ibrohim: “Banyak manusia berkata; orangHamzah orang orang musyri musyrik k harus harus diberi diberi peringa peringatan tan lebih lebih dahulu dahulu sebelu sebelum m diserb diserbu.” u.” Abu Hamzah
membantah dengan berkata: “ Romawi telah paham mengapa mereka diperangi, Dailam telah paham mengapa mereka diperangi.” Dari Manshur berkata: Aku bertanya kepada Ibrohim tentang memberi peringatan kepada Dailam sebelum menyerangnya. Dia menjawab: “Mereka telah mengerti dakwah.” (Lihat atsar
ini di Syarah Al-Mughni, atsar milik atsar milik Ath-Thohawi 3/209) Imam Syafi’i Syafi’i rohimahulloh berkata: Sepengetahuanku, hari ini tidak ada bangsa yang belum
mendengar mendengar dakwah kecuali kecuali mungkin mungkin bangsa-ban bangsa-bangsa gsa terjauh terjauh yang hidup diluar kekuasaan kekuasaan musuh-musuh kita yang kita perangi sekarang, seperti bangsa yang hidup dibelakang wilayah Romawi, Turki, Kaspia dan bangsa-bangsa yang tidak kita kenal. ( Al-Umm 4/239)
10 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
[h.57] Berkata Al-Imam Ahmad rohimahulloh: rohimahulloh: Sesungguhnya dakwah telah sampai kepada
setiap orang, dan aku tidak mengetahui pada hari ini ada manusia yang harus diberi dakwah (qobla qital ), ), karena dakwah (qobtal (qobtal qital ) itu hanya berlaku di masa awal Islam. ( Al-Kafi karya Ibnu Qudamah 4/259, dan yang semisalnya dalam Al-Mughni 9/172)
Berkata Ashbagh rohimahulloh: rohimahulloh: Kaum Kaum muslim muslimin in secara secara umum umum telah telah mengan mengangga ggap p bahwa bahwa dakwah telah sampai kepada seluruh umat. ( At-Taaj Wal Iklil 3/350) Berkata Ath-Thohawi rohimahulloh: rohimahulloh: Sung Sunggu guh h selu seluru ruh h manu manusi sia a tela telah h meng mengen enal al dan dan mengetahui Islam, dan mereka telah mengetahui inti dakwah Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam kepada kepada seluruh seluruh agama. Maka ketika ketika mereka mereka diperangi, diperangi, tidak disampaikan disampaikan sedikitpun sedikitpun mengapa mengapa mereka mereka diperangi diperangi dikarenaka dikarenakan n mereka mereka telah mengetahui mengetahui konflik konflik ini dan alasan alasan mereka diperangi. ( Mukhtashor Ikhtilaf Al-Ulama 3/426) Al-Hafidh Ibnu Hajar rohimahulloh: Berkata Al-Hafidh rohimahulloh: Mayoritas Mayoritas ulama berpendapa berpendapatt bahwa dakwah
qobla qital diperintahkan di awal penyebaran Islam. Kini jika memang ditemukan kaum yang belum menerima dakwah, mereka tidak langsung diserang hingga didakwahi terlebih dahulu. Demikian penjelasan Asy-Syafi’i. Berkata Imam Malik: Sebuah dar (darul kufri ) yang berdekatan berdekatan dengan darul Islam diserang tanpa didakwahi terlebih dahului karena mereka tentu telah mendengar Islam. Bagi dar yang dar yang jauh dari darul Islam, darul Islam, maka sebaiknya disampaikan dahulu dakwah untuk membuang keraguraguan. (Fathul Bari 6/108-109) Aku berkata: berkata: Pada zaman kita sekarang, tatkala kepakan dakwah Islam berkembang luas
bahkan telah terjadi konflik antara Islam dengan para musuhnya yang menjadi headline news setiap setiap saat berbarengan berbarengan dunia kini bagai sebuah sebuah petakan petakan kecil, kecil, hampir hampir mustahil mustahil jika ada bangsa yang belum mendengar Islam dan belum sampai dakwah kepada mereka. Sekalipun demikian, kita tidak menolak kemungkinan terdapat bangsa yang belum mendengar dakwah (tetapi sangkaan ini kita hukumi secara umum bahwa mereka belum mendengar dakwah 4).
4
( Al-Bahru Ar-Ro’iq 5/82).
11 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
3. Faidah Faidah Pentin Penting g
Mengenai Mengenai pendapat pendapat wajibnya wajibnya dakwah dakwah qobla qital secara mutlak yang masyhur di kalangan madzhab Maliki (lihat Al-Fawakih Ad-Diwani 1/396, Syarh Al-Kabir karya Ad-Dardir 2/176), mereka menggaris bawahi ketetapan bahwa jika kaum muslimin memerangi mereka tanpa melewati prosedur dakwah maka tidak ada tebusan apapun terhadapa mereka yang terbunuh. Berkata Sahnun rohimahulloh: rohimahulloh: Apabila kaum muslimin memerangi suatu kaum yang belum sampai dakwah Islam pada pada mereka tanpa mendakwahi mendakwahi terlebih dahulu, maka maka tidak ada diyat maupun kafarat bagi kafarat bagi yang terbunuh. ( At-Taaj Wal Iklil 3/351) [h.58] Aku berkata: Sesungguhnya penetapan hukum bahwa tidak ada diyat atau diyat atau kafarat bagi kafarat bagi
kafir yang dibunuh tanpa dakwah, karena hukum asal yang telah kita jelaskan (pada bag 2 -edt) bahwa darah orang kafir asalnya mubah.” mubah.” Berkata Ath-Thortusi rohimahulloh: rohimahulloh: Barang Barangsia siapa pa yang yang kafir kafir lalu lalu terbun terbunuh uh padaha padahall belum belum sampai dakwah Islam kepadanya sebagaimana penghuni pulau-pulau terpencil, maka tidak ada jaminan baginya. (At-Taaj Al-Iklil 6/257) Inilah pendapat jumhur ulama jumhur ulama yang menyatakan bahwa barangsiapa yang terbunuh ditangan kaum kaum muslim muslimin in sebelu sebelum m sampai sampai dakwah dakwah Islam Islam maka maka tidak tidak ada tuntut tuntutan an apapun apapun bagi bagi si pembunuh.
Madzhab Hanafi
Adapun pendapat dari madzhab Hanafi, seluruh ulama Hanafi memiliki satu pendapat, berikut nukilan perkataan mereka. Fatawa As-Saghodiy As-Saghodiy: Berkat Hanifah, para Pendap Pendapat at yang yang ditemu ditemukan kan dalam dalam kitab kitab Fatawa Berkata a Abu Hanifah para Abdillah: Jika dakwah Islam telah sampai kepada mereka maka tidak pengikutnya dan Abu Abdillah
masalah memeranginya. Bila dakwah Islam belum sampai maka jangan menyerangnya. Jika meman memang g prosed prosedur ur ini tidak tidak dilalu dilaluii dan mereka mereka terbun terbunuh, uh, maka maka si pembun pembunuh uh tidak tidak dapat dapat dituntut. (Fatawa As-Saghodiy: 2/709) Al-Hidayah Syarh Al-Bidayah Al-Bidayah merupakan Dinyatakan dalam kitab Al-Hidayah merupakan kitab fiqh dari madzhab Hanafi setelah menash menashkan kan kewajiban dakwah qobla qital bagi qital bagi mereka yang belum mendengar
dakwah: Seandainya mereka dibunuh tanpa didakwahi terlebuh dahulu, pelakunya mendapat dosa tetapi tidak dikenai denda sebab korban tidak memiliki al-ishomah, al-ishomah, dan pembunuhan ini dimaksudka dimaksudkan n untuk menjaga menjaga dien serta serta operas operasii pertah pertahana anan n negara negara.. Membu Membunuh nuh mereka mereka 12 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
hukumnya sama dengan dengan hukum membunuh perempuan perempuan dan anak-anak. ( Al-Hidayah Syarh AlBidayah 2/136)
Dalam kitab Al-Bahru Ar-Ro’iq karya Ibnu Nujaim rohimahulloh: rohimahulloh: Kami berpendapat, tidak memerangi memerangi mereka yang belum mendengar mendengar dakwah, maksudnya tidak boleh memerangi memerangi mereka disebabkan sabda Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam pada wasiat beliau terhadap pimpinan pasukan: “Serulah “ Serulah mereka pada syahadat laa ilaha ilalloh”. Dengan dakwah ini, supaya mereka tahu bahwa kita memerangi mereka karena alasan dien bukan karena alasan penjar penjaraha ahan n dan penjaj penjajaha ahan. n. Harapa Harapanny nnya a mereka mereka memenu memenuhi hi dakwah dakwah ini dan kita kita bisa bisa menghentikan peperangan. Andai mereka diperangi qobla dakwah, hukumnya berdosa tetapi tidak dikenai denda sebab korban tidak memiliki al-ishomah dan dimaksudkan untuk menjaga dien serta operasi pertahanan negara. Membunuh mereka hukumnya sama dengan hukum membunuh membunuh perempu perempuan an dan anak-anak. anak-anak. ( Al-Bahru Ar-Roiq 5/81-82, 5/81-82, pembahasan pembahasan yang lebih lengkap pada Hasyiah Ibnu Abidin 4/129) Al-Kamal Ibnu Al-Hamaam rohimahulloh berkata: Seandainya mereka dibunuh qobla dakwah,
pelaku pelakunya nya menda mendapat pat dosa dosa tetapi tetapi tidak tidak ditunt dituntut ut dengan dengan diyat ata atau u jamina jaminan n5, karena keharaman membunuh membunuh mereka tanpa dakwah sama hukumnya hukumnya dengan membunuh membunuh wanita dan anakanak-ana anak k kafir kafir yang yang walaup walaupun un berdos berdosa a tetapi tetapi tidak tidak berart berartii ditunt dituntut ut hukum hukum karena karena merek mereka a tidak tidak memili memiliki ki al-ishomah dan dan pemb pembun unuh uhan an ini ini dima dimaks ksud udka kan n untu untuk k oper operas asii pertahanan darul Islam.” Islam.” (Syarh Fathul Qodir 5/445)
Madzhab Hanbali
[h.58] Pendapat madzhab ini adalah adalah:: Kaum Kaum yang yang belum belum menden mendengar gar dakwah dakwah tetap tetap boleh boleh
dibunuh karena tidak ada jaminan bagi mereka disebabkan tidak adanya al-iman dan al-aman. al-aman. Mereka sama saja dengan kafir harbi . (Al-Kafi karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi 4/56) Berkata Al-Mardawi rohimahulloh: rohimahulloh: Kaum yang belum mendengar dakwah tetap boleh dibunuh karena tidak ada jaminan bagi mereka, ini adalah pendapat Hanbali. Ibnu Manjaa berkata dalam syarah-nya: syarah-nya: Ini adalah pendapatnya madzhab Hanbali. Dikatakan pula dalam kitab AlWajiz, Al-Muntakhob, Al-Munawir dan lain-lain. Pen-syarah Pen-syarah ini berkata: Pendapat mazhab ini
lebih utama. Keutamaan pendapat ini juga dinyatakan dalam kitab Al-Muharor, An-Nadzam, Ro’ayatain, Al-Hawi Ash-Shoghir, Al-Furu’, dan selainnya. ( Al-Inshof 10/65)
5
Menurut madzhab Syafi’i, jika jika seoran seorang g kafir kafir yang yang belum belum menden mendengar gar dakwah dakwah dibunu dibunuh h maka maka si pembunuh harus membayar diyat sesuai dengan dien-nya dien-nya (Diyat (Diyat yahudi dan nasrani sepertiga diyat muslim. Diyat orang musyrik pagan dan majusi majusi adalah dua pertiga pertiga dari sepersepuluh sepersepuluh diyat orang muslim, dan wanita mereka adalah separohnya -edt). Namun pembayaran ini terikat dengan syarat jika mereka memang taat melaksanakan dien-nya, dien-nya, jika mereka mengganti dien-nya dien-nya maka menurut jumhur mereka tidak ada diyat . Lihat Mughni Al-Muhtaj 4/57-58.
13 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
Ibnu Muflih rohimahulloh menolak pendapat yang mewajibakan diyat bagi kaum muslimin
yang membunuh membunuh orang kafir yang belum mendengar mendengar dakwah: dakwah: (Saya menolak menolak pendapat pendapat ini) alasannya karena mereka tidak memiliki al-iman atau al-aman. al-aman. Larangan membunuh mereka hanya untuk mencegah kaum muslimin disebut sebagai bangsa yang bengis. ( Al-Mabda’ 9/29 dan yang sejenisnya dalam Al-Furu’ 6/17, Al-Muharor 2/145) Al-Bahuti rohimahulloh berkata: Bila memang ditemukan kaum yang belum sampai dakwah
kepada mereka sebagaimana berita di belakang wilayah Sudan terdapat kaum yang bahasa mereka tidak dipahami oleh bangsa lain, maka mereka inilah yang disebut belum mendengar dakwah. dakwah. Namun demikian, demikian, mereka mereka tetap tetap boleh diperangi diperangi karena karena mereka mereka tidak mendapat mendapat perlindungan tanpa al-iman atau al-aman. al-aman. Hukum mereka mirip dengan kafir harbi . (Kasyaf Al-Qina’ 6/21)
Beliau rohimahulloh juga berkata berkata ketika ketika mengklasifik mengklasifikasikan asikan kriteria terbebas terbebas dari kafarot dalam pembunuhan: Pelaku pembunuhan atas korban kafir yang belum sampai dakwah tidak dikenai kafarot karena korban tidak memiliki al-iman atau al-aman, al-aman, pelaku hanya mendapat dosa saja. (Kasyaf Al-Qina’ 6/65) Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rohimahulloh berkata: (Pasal Pendapat Abu Hanifah); Orang kafir
yang belum sampai sampai dakwah Islam padanya padanya jika memang memang ada, maka janganlah janganlah memerangi memerangi mereka sampai didakwahi terlebih dahulu. Jika dia dibunuh sebelum didakwahi dan tidak mendapat jaminan keamanan dari muslim maka tidak ada ganti rugi dikarenakan tidak adanya perjanjian perjanjian dengannya dengannya dan tidak ada jaminan keamanan untuknya. untuknya. Hukum ini mirip dengan kombatan, mereka hukum hukum membu membunuh nuh wanita wanita dan anak-a anak-anak nak non kombatan mereka haram haram dibunu dibunuh h agar agar Al-Khothob: Dikenakan mendengar mendengar dakwah. dakwah. Berkata Berkata Abu Al-Khothob Dikenakan ganti rugi dan yang menanggung menanggung
adalah adalah komandan, komandan, ini pendapat pendapat dari mazhab Syafi’i karena orang kafir yang belum pernah mendengar dakwah hukumnya mirip dengan orang kafir yang memiliki al-aman. al-aman. Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan lebih diterima, hukum ini sama dengan hukum membunuh anak-anak
dan orang gila kafir harbi sebab harbi sebab orang kafir yang tidak memiliki perjanjian ( ahdu) ahdu) tidak berhak mendapat ganti rugi dan tuntutan sebagaimana anak-anak non kombatan dan yang gila di antara mereka. (Al-Mughni 8/314) Ibnu Qudamah rohimahulloh berkata lagi: Demikian juga tidak ada kafarot atas kafarot atas pembunuhan
orang kafir yang belum mendengar dakwah. Tidak ada tuntutan ganti rugi apapun. Hukum mereka mirip dengan kafir harbi yang harbi yang mubah. mubah. (Al-Mughni 8/401) Ibnu Qudamah rohimahulloh juga berkata: Barangsiapa yang terbunuh dari kalangan orang
kafir yang belum sampai dakwah Islam padanya, tidak ada ganti rugi karena dia tidak memiliki al-iman dan al-aman. al-aman. Hukum mereka mereka sama dengan membunuh membunuh wanita wanita dan anak-anak kafir harbi yang harbi yang telah mendengar dakwah. ( Al-Mughni 9/173)
14 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
4. Catatan Catatan Penting Penting
Saya sampaikan dua poin catatan penting:
Pertama
Semua hadits yang menjelaskan mengenai hukum-hukum dakwah terhadap orang-orang kafir yang diperangi beserta rincian kondisinya tadi, hanya berlaku dalam qitalu tholabi (perang ofensif ofensif), yaitu: melancarkan operasi militer ke dalam negeri mereka. Sedangkan pada qitalu daf’i (operasi daf’i (operasi pertahanan) ketika kaum kafir menginvansi negeri kaum muslimin, fatwa-fatwa dengan dengan jelas jelas menyat menyataka akan n dakwah dakwah kepada kepada mereka mereka otomat otomatis is gugur gugur karena karena mereka mereka yang yang berinisiatif menyerang bukan diberi pilihan untuk diserang! Muhammad Muhammad bin Hasan Asy-Syaiba Asy-Syaibani ni rohimahulloh berkata: berkata: Seandainya Seandainya suatu kaum yang
belum pernah mendengar Islam dan belum mendapat peringatan menginvansi negeri kaum muslimin, maka wajib bagi kaum muslimin menggelar operasi pertahanan melawan mereka tanpa mendakwahi terlebih dahulu. Mereka boleh dibunuh, ditawan dan dirampok harta mereka serta ghonimah dari mereka mereka dibagi-bagikan. dibagi-bagikan. (As-Sair Al-Kabir dan Syarah-nya Syarah-nya 5/2233) As-Sarkhosi rohimahulloh sebagai pen-syarah pen-syarah kitab ini berkata: (Mengapa dakwah kepada
mereka gugur?). Karena bila seorang muslim menghunuskan pedang kepada saudara seiman, dia boleh membunuh saudaranya dalam rangka mempertahankan diri, menurut pendapat yang yang paling paling masyhur dan dan terk terkua uat. t. Ma Makn knan anya ya,, jika jika kaum kaum musl muslim imin in meny menyib ibuk ukka kan n diri diri mendakwahi kaum kafir yang bersiap bersiap menjajah, tentu mereka akan ditangkap ditangkap dan kaum kafir leluasa leluasa membunuh membunuh serta merampok merampok harta kaum muslimin. muslimin. Karena itu kewajiban kewajiban dakwah kepada mereka telah gugur. (Ibid (Ibid 5/2234) 5/2234) [h.61] Berkata Ibnul Ibnul Qoyyim Qoyyim rohimahulloh: rohimahulloh: Persoa Persoalan lan mengen mengenai ai dakwah dakwah qobla qobla qital qital ;
hukumnya wajib apabila dakwah belum sampai pada mereka, jika mereka telah mendengar dakwah maka hukumnya menjadi mustahab (sunnah). sunnah). Kedua hukum ini berlaku ketika kaum muslimin muslimin menggelar operasi ofensif kepada kaum kafir. Adapun Adapun apabila apabila orang-orang orang-orang kafir menginvansi negeri kaum muslimin, maka mereka diperangi tanpa didakwahi terlebih dahulu karena mereka pada posisi bertahan melindungi nyawa dan kehormatan. ( Ahkamu Ahlidz Dzimmah 1/88, Kasyfu Al-Qina’ 3/40) Imam Malik rohimahulloh berkata: Adapun apabila dar Islam dar Islam dan darul kufri saling kufri saling berdekatan
maka dakwah digugurkan dikarenakan mereka tentu telah mengetahui materi dakwah Islam terleb terlebih ih lagi lagi dengan dengan kebenc kebencian ian dan sikap sikap permus permusuha uhan n mereka mereka kepada kepada Islam Islam dan kaum kaum 15 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
muslimin. Adapun bila perbatasan antara darul Islam dan dar mereka berjauhan maka tidak ditegakkan dakwah kepada mereka melainkan hanya pemberian peringatan, mengambil dasar alasan karena mereka memerangi kaum muslimin dan terhalangnya kaum muslimin untuk menampakkan dakwah kepada mereka. ( Al-Madunatu Al-Kubra 3/2) Perkataan Imam Malik rohimahulloh di atas menjelaskan tentang batalnya dakwah kepada kaum kufar yang negeri negeri mereka mereka bertetangg bertetangga a dengan dengan darul muslimin, muslimin, lalu bagaimana bagaimana jika negara kaum kufar memobilisasi kufar memobilisasi untuk menginvansi negeri kaum muslimin? Yahya bin Said rohimahulloh berkata: Hendaknya kaum muslimin ketika melakukan safar
jangan menginap di benteng milik musuh untuk mendapatkan sekedar makanan, namun hendak hendaknya nya hanya hanya mendak mendakwah wahiny inya a saja. saja. Sedangk Sedangkan an musuh musuh yang yang mengin menginvan vansi si negeri negerimu, mu, menjajah kamu dan jika kamu mendatangi mereka tentu kamu dibunuh, maka mereka tidak perlu didakwahi. (Al-Madunatu Al-Kubro 3/3) Aku berkata: Telah dijelaskan di muka tentang fatwa-fatwa dakwah qobla qital terikat qital terikat dengan syarat mereka tidak melakukan operasi ofensif menyerang kaum muslimin dan juga terikat adanya adanya jaminan jaminan rasa aman pada utusan kaum muslimin muslimin yang mendakwah mendakwahii mereka. mereka. Lalu apa gerangan gerangan jika mereka memobilisa memobilisasi si menyerang menyerang negeri muslimin muslimin dan menginvans menginvansii negerinegerinegeri muslimin?!!! Dalam kitab Hasyiah Ibnu Abidin dijelaskan: MATAN: Kita mendakwahi mereka kepada Islam. SYARAH: Maksudnya, hukum dakwah kepada mereka sunnah jika mereka pernah mendengar dakwah dakwah,, jika jika mereka mereka belum belum pernah pernah mende mendenga ngarr dakwah dakwah maka maka hukumn hukumnya ya menjad menjadii wajib wajib dengan syarat tidak membahayakan membahayakan utusan. (Al-Hasyiah 4/128) Ada juga ulama yang berpendapat lebih baik meninggalkan dakwah di negeri kaum kufar dengan dengan perkat perkataan aannya nya:: Tidak Tidak masalah masalah mening meninggal galkan kan dakwah dakwah kepada kepada kaum kaum kufar karena sebenarnya mereka telah paham mengapa mereka diperangi. Jika kita menyibukkan dakwah, bisa jadi mereka segera membuat benteng pertahanan yang kuat sehingga kaum muslimin gagal menaklukkan mereka. Maka lebih baik langsung memerangi mereka tanpa didakwahi terlebih dahulu. ( Al-Mabsuth Karya As-Sarkhosi 10/6) Perhatikan fatwa beliau: “Jika kita menyibukkan dakwah, bisa jadi mereka segera membuat benteng benteng pertahanan pertahanan yang kuat sehingga kaum muslimin gagal menaklukka menaklukkan n mereka. mereka. Maka lebih baik langsung memerangi mereka tanpa didakwahi terlebih dahulu”. Fatwa ini ditujukan bagi qital tholabi , lalu bagaimana dalam qitalu daf’i ? [h.62] Lebih dari itu, dalam kitab Ats-Tsamaru Ad-Dani disebutkan: Seandainya ketika kita
melakukan melakukan operasi ofensif ofensif dan hendak hendak mendakwahi mendakwahi mereka terlebih dahulu kaum kufar mendahului menyerang padahal kita belum mendakwahi mereka… dalam kata lain, mereka 16 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
langsung melakukan serangan maka kita tidak mendakwahi mereka. Dakwah kita tinggalkan, kita balas perangi mereka tanpa dakwah karena dakwah pada saat itu hukumnya harom. harom. ( AtsTsamaru Ad-Dani Syarh Risalah Al-Qiruni 1/412)
Fatwa Fatwa ini memutu memutuska skan n bahwa bahwa ketika ketika kaum kaum kufar di negeri negeri merek mereka a sendiri sendiri
melak melakuka ukan n
mobilisasi mobilisasi perang melawan melawan kaum muslimin yang hendak mendakwah mendakwahii mereka dalam suatu operas operasii ofensi ofensif, f, maka maka pada pada saat saat itu hukum hukum mendak mendakwah wahii merek mereka a menja menjadi di harom. harom. Lalu Lalu bagaimana hukumnya jika mereka langsung melakukan serbuan turun di negerinya kaum muslimin?!!!
Kedua
Semua Semua hadits hadits tadi yang menjelask menjelaskan an mengenai mengenai hukum-huk hukum-hukum um dakwah dakwah qobla qital hanya berlak berlaku u terha terhadap dap orang kafir kafir asli. asli. Hukum Hukum ini tidak tidak berlak berlaku u bagi bagi kafir kafir murtad , karena kafir murtad sebelu sebelumny mnya a adalah adalah muslim, muslim, tentu tentu secara secara meyaki meyakinka nkan n mereka mereka telah telah memaha memahami mi dakwah Islam. Sebab itu muncul kaedah: Hukum bagi orang yang murtad dari Islam adalah hukum kafir harbi yang harbi yang telah mendengar dakwah. (Fathul Bari 12/269) Orang murtad tidak murtad tidak lepas dari dua kondisi: 1. Maqdur alaihim (di bawah kekuasaan imaroh Islam). Islam). Ditegakkan Ditegakkan had atas mereka jika terbukti terbukti kemurtadannya kemurtadannya secara jelas atau melalui melalui statemen statemen mereka. ( Sorimul Maslul Ibnu Taimiyah 3/941)
Jumhur berpendapat6, wajib wajib dimint diminta a taubat taubat sebelu sebelum m dibunu dibunuh h 7. Jika mereka taubat maka selamat jika tidak, dibunuh. Cara taubatnya taubatnya orang murtad adalah dengan meninggalka meninggalkan n (perkataan (perkataan atau perbuatan perbuatan)) kekufuran kekufuran yang menyebabka menyebabkannya nnya keluar dari Islam (sadar atau tanpa tanpa sadar -edt) dengan memperbarui syahadat, inilah pendapat yang rojih. rojih. 2. Mumtani’ bisyaukah (mempertahankan diri atau menentang dengan kekuatan) baik tinggal di darul Islam Islam maupun darul harbi –ingat darul harbi adalah seluruh dar yang dar yang hukum berlaku secara umum adalah hukum selain Islam sebagaimana pernah dijelaskan -, maka tidak wajib diminta taubat dan langsung dibunuh. [h.63] Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata: Orang murtad seandainya dia
mumtani’ kepada darul harbi atau dilindungi oleh sekelompok pasukan orang-orang murtad 6
berpendapat tidak wajib dimintai dimintai taubat. Pendapat yang Mazhab Hanafi, Dhohiri, dan Asy-Syaukani berpendapat paling rojih adalah dimintai taubat sebagaimana perbuatan sahabat. Lihat Shorimul Maslil 3/599-610. 7 berkata: Kelompok Kelompok murtad dibagi dua, ar-riddah ar-riddah alSyeikul Syeikul Islam Islam Ibnu Taimiyah Taimiyah rohimahulloh berkata: mujarodah dan ar-ridah al-mugholadhoh. al-mugholadhoh. Ar-riddah al-mujarodah hukumnya hukumnya wajib diminta taubat, sedang ar-riddah al-mugholadhoh, dibunuh tanpa diminta taubat. Al-Fatawa 20/103.
17 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
lainnya di dalam darul Islam, Islam, maka seluruh ulama sepakat sepakat mereka mereka diperangi diperangi tanpa diminta taubat. (Ash-Shorimu Al-Maslul karya Ibnu Taimiyah 3/601) Syeikh rohimahulloh memberikan kaedah: Al-Mumtani tidak dimintai dimintai taubat, taubat, permintaan permintaan Taimiyah taubat hanya diberikan kepada maqdur ‘alaihi . (Ash-Shorim Al-Maslul karya Ibnu Taimiyah
3/610) Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rohimahulloh berkata: Seandainya seorang murtad bersembunyi murtad bersembunyi di
darul harbi , boleh membunuhnya tanpa diminta untuk bertaubat dan sang eksekutor boleh mengambil hartanya karena dia telah menjadi kafir harbi , maka hukum yang berlaku adalah hukum ahlul harbi . Bagitu pula jika sekelompok orang melakukan kemurtadan dan menyusun kekuatan di dar mereka membelot kepada imam kaum muslimin, maka lenyaplah al-ishomah atas jiwa dan harta mereka karena orang kafir asli tidak ada al-ishomah bagi mereka di dar mereka, dar mereka, dengan ini hukum bagi orang murtad lebih murtad lebih berat dari kafir asli. ( Al-Mughni 9/20) Ibnu Muflih rohimahulloh berkata mengenai hukum orang murtad setelah murtad setelah beliau merojihkan
pendapat bahwa orang murtad wajib murtad wajib diminta taubat dan membunuhnya atas perintah imam atau wakilnya: Sebuah kejahatan jika si murtad dibunuh murtad dibunuh tanpa seizin imam. Si pembunuh dapat dikenai sangsi hukuman oleh imam atau wakilnya namun tidak ada jaminan kerugian bagi korban karena korban tidak ma’shum (tidak memiliki al-ishomah) al-ishomah) baik dia dibunuh sebelum dimintai taubat atau atau pasc pasca a dimi dimint nta a taub taubat at.. Oran Orang g murtad darahnya mubah ditumpahkan. Kemubahan darahnya nyata baik sebelum diminta taubat atau pasca diminta taubat. Bila dia melarikan diri ke darul harbi , setiap setiap kaum kaum muslim muslimin in bebas bebas membu membunuh nuhnya nya tanpa tanpa dimint diminta a taubat taubat serta serta dirampas hartanya. (Al-Mabda’ 9/175, pembahasan semisal di dalam Kasyfu Al-Qina’ 6/175) Al-Majid Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata: Siapapun yang membunuh orang murtad tanpa murtad tanpa
seizin imam mendapatkan hukuman, kecuali jika orang murtad tersebut berlindung di darul harbi maka harbi maka setiap kaum muslimin bebas membunuhnya tanpa diminta taubat serta dirampas hartanya. (Al-Muharor Fil Fiqh 2/169) Ibnu Ibnu Abidin Abidin rohimahulloh berkat berkata a ketika ketika membah membahas as tentan tentang g memera memerangi ngi para para bughot
(pemberon (pemberontak tak pemerinta pemerintahan han Islam): Islam): Andai memerangin memeranginya ya tanpa tanpa mendakwah mendakwahinya inya terlebih terlebih dahulu maka hukumnya boleh, dikarenakan mereka dianggap telah mengetahui penyebab mereka diperangi. Hukum ini sama seperti halnya memerangi orang-orang murtad dan murtad dan ahlul harbi yang telah mendengar mendengar dakwah. dakwah. (Al-Hasyiah 4/264, pembahasan pembahasan semisal semisal yang lebih lengkap dalam kitab Al-Mabsuth karya As-Sarkhosi 10/128) [h.63] As-Sarkhosi rohimahulloh berkata: berkata: Tidak ada jaminan dan ganti rugi apapun apapun terhadap terhadap
orang-orang murtad yang yang dibunu dibunuh h tanpa tanpa didakw didakwahi ahi Islam Islam terleb terlebih ih dahulu dahulu karena karena posisi posisi mereka mereka sebagai sebagai halnya halnya orang kafir asli yang telah mendengar mendengar dakwah. dakwah. Memerangi mereka 18 | j a h i z u n a
HukumDakwahKepadaOrangKafiryangdiperangi
setelah dakwah itu baik, namun apabila memerangi tanpa mendakwahi mereka juga baik pula. (Al-Mabsuth 10/120) Ijma yang dipegang oleh para ahli ilmi bahwa tidak ada lagi perselisihan yang menghambat, orang-orang murtad tidak diterima darinya selain kembali kepada Islam dengan taubat atas kekafiran yang diperbuat atau dibunuh sebagai hukuman baginya. Al-Qurthubi rohimahulloh berkata: Tafsir firman Alloh ta’ala dalam surat Al-Baqarah 190
(dan janganlah melampaui batas) adalah sebagaimana yang telah kami jelaskan , hukum 8
ini termasuk ayat muhkamat . Adapun orang-orang murtad tidak ada pilihan selain dibunuh atau taubat, begitupun ahlu zeigh wa dholal tidak dholal tidak ada pilihan kecuali pedang atau bertaubat… (Tafsir Al-Qurthubi 2/350) Ibnu Nujaim Al-Hanafi rohimahulloh telah berfatwa: Bahwa orang-orang musyrikin Arab dan
orang-orang murtad tidak murtad tidak diterima dari mereka jizyah. jizyah. Ketentuan bagi mereka adalah kembali kepada kepada Islam atau pedang. Mereka tidak perlu didakwahi didakwahi karena karena tidak ada manfaatnya. manfaatnya. ( AlBahru Ar-Roiq 5/81) As-Saghodi: Jika disampaikan dakwah kepada ahlul harbi Disebutkan dalam kitab Fatawa As-Saghodi
maka itu lebih afdhol afdhol 9. Namun jika tidak mendakwah mendakwahii mereka mereka juga boleh. Jika dakwah dakwah telah disampaikan kepada mereka mereka dan mereka menolaknya menolaknya tetapi mengajukan pembayaran pembayaran jizyah, jizyah, maka jizyah maka jizyah mereka diterima dan tidak diserang. Pengecualian bagi orang-orang murtad dan kaum musyrikin musyrikin Arab, tidak diterima pembayaran pembayaran jizyah, jizyah, tidak diterima diterima dari mereka kecuali Islam. (Fatawa As-Saghodi 2/709) Syeikh Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata: Orang-orang murtad hanya memiliki dua Minhajus Sunnah Sunnah Anpiliha pilihan, n, dipera diperangi ngi ata atau u masuk masuk Islam. Islam. Pengaju Pengajuan an jizyah ditolak. (Minhajus Nabawiyyah 8/509)
8
Tafsirnya Tafsirnya yaitu jangan melampaui melampaui batas dengan dengan membunuh membunuh golongan golongan yang terlarang terlarang untuk dibunuh yaitu wanita dan anak-anak serta yang sejenisnya. 9 aqli padahal keutamaan yang mutlak adalah yang KRITIK: Pendapat ini hanya merupakan hasil istihsan aqli padahal sesuai dengan dalil dari Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam. sallam. Kita sudah jelaskan, jelaskan, terkadang Nabi mendakwahi musuh terlebih dahulu dan terkadang beliau menyerbu tanpa dakwah. Inilah yang afdhol. Tidak ada seorangpun yang bisa mengungguli keutamaan beliau sholallohu alaihi wa sallam yang diutus dengan petunjuk dan dien yang haq. haq. Perkara ini juga diikuti juga oleh para sahabat beliau seluruhnya -semoga Alloh meridhoi mereka. Kita juga telah menukilkan perkataan Abu Utsman An-Nahdi: “Ketika “Ketika kami memutuskan untuk berperang, kadang kami mendakwahi mereka terlebih dahulu dan kadang langsung langsung menyerbu”. menyerbu”. Jelaslah bahwa inilah makna afdhol . Tidak Tidak pantas pantas pendap pendapat at manusi manusia a diambil diambil padahal ada dalil sunnah yang terang. Definisi afdhol adalah afdhol adalah seperti yang dilaksanakan oleh Rosululloh sholal sholalloh lohu u alaihi alaihi wa sallam sallam;; kadang kadang beliau beliau mendakw mendakwahi ahi musuh musuh dan terkada terkadang ng beliau beliau langsun langsung g menyerbu. Inilah kaidah umum pada setiap perkara, ketika terdapat dalil yang jelas maka tidak pantas menyampaikan pendapat yang muncul dari akal pikiran dan bukan di sini rincian pembahasan.
19 | j a h i z u n a