Bismillahirrohmaanirrohiim... Assalaamu’alaikum warohmatullahi Assalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu... Innal hamda lillah, nahmaduhu nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruh. wanasta’iinuhu wanastaghfiruh. Wana’uudzu billahi Wana’uudzu billahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati sayyi-aati a’maalina. Man a’maalina. Man yahdihillahu falaa mudhillalalah, wa man yudhlilhu falaa haadiyalah. Asyhadu allaa ilaaha illallohu wahdahuu laa syariikalah, syariikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu warosuuluhu. ‘abduhuu warosuuluhu. ‘Ammaa ba’du.. Pertama marilah kita sama-sama mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena pada kesempatan kali ini sa ya akan menyampaikan kultum tentang birrul tentang birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua. Kewajiban seseorang setelah beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah berbakti kepada kedua orang tua, tua, hukumnya adalah wajib, fardhu ‘ain. Orang tua yang melahirkan kita kedunia, dan mengasuh kita dari kita kecil hingga dewasa, bahkan orang tua yang mengajarkan dan membimbing kita tentang akhlak dan agama, sehingga kita bisa di terima oleh masyarakat. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Al-Qur’an surat Luqman ayat 14, yang berbunyi :
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbakti) k epada dua orang ibu -bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada- Ku lah tempat kembalimu.”
Pernahkah terbayang dalam benak kita, saat kita sedang berada dalam perut ibu.... betapa susahnya ia membawa kita kemanapun ia pergi? Namun sekalipun ia takpernah mengeluh, ada makhluk lain -yaitu kita sendiri- dalam perutnya ... Pernahkah terbayang dalam benak kita? Ayah atau bapak setiap hari bekerja takkenal lelah... Ia banting tulang mencari uang hanya untuk membiayai hidup kita... Agar kita bisa makan dan sekolah dengan enak ... Bayangkan, betapa beratnya beban dan tanggung jawab yang ada pada pundak-pundak mereka? Maka oleh karena itu, kita harus berbakti kepada orang tua dan juga kita harus mengharapkan ridho orang tua dari setiap apa yang kita lakukan, tidak durhaka kepadanya. "Ingatlah bahwa, ridholloohi fii ridhol walidaini, wa sakhotullohi f ii sakhotil waalidaini. Keridhaan Allah ada pada pada keridhaan kedua orang orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi)
Hadis diatas menekankan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setiap anak. Dalam hadis diatas juga di terangkan Ridho Allah tergantung pada Ridho Orang Tua, begitu juga sebaliknya, maka selalulah mencari Ridho Allah dan Ridho Orang Tua sebagai amal di dunia dan akhirat nanti, ja nganlah mencari murka Allah dan selalu mengerjakan perintah-Nya, dan berbaktilah kepada orang tua dengan tidak melukai perasaannya. Berbakti kepada orang tua dapat kita kaitkan dengan kisah salah seorang Nabi, yaitu nabi Ismail AS yang dikenal dengan ketaatan dan kecintaannya kepada All ah dan orang tuanya. Nabi Ismail AS selalu melaksanakan perintah Allah tanpa ragu sedikit pun, dan selalu menjauhi larangan-Nya. Begitu juga dengan berbakti kepada orang tuanya. Dia senantiasa mentaati orang tua selama perintah orang tua tidak bertentangan dengan agama, bahkan ketika Allah SWT menyuruh ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Ismail AS, Nabi Ismail AS tetap menjalankannya karena itu perintah dari Allah SWT, dan dengan ketulusan hati terhadap perintah Allah SWT dan berbakti kepada orang tuanya, ketika hendak disembelih Nabi Ismail AS diganti dengan seekor kambing yang besar, dan kisah inilah awal mulanya perintah berkurban. Jadi apa kaitannya kisah Nabi Ismail dengan berbakti kepada orang tua ?????????? Nabi Ismail tetap menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya dengan senang hati. Maka kita sebagai anak hendaklah meniru perbuatan Nabi Ismail AS. Kita sebagai anak jangan lah melukai perasaan orang tua dengan menyinggungnya, berkata-kata kotor, karena itu adalah perbuatan yang menjerumuskan kita kepada neraka dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ajaran berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sarana meraih Surga Allah SWT. Sungguh sangat rugi dan celaka seorang muslim yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup namun tidak bisa mengantarkannya kepada surga. Banyak di antara manusia zaman sekarang yang tak lagi mau memperhatikan orang tuanya, menelantarkannya, bahkan sampai ada yang mencelakakannya atau membunuhnya. Na’udzu billahi min dzalik... Beberapa hal yang menurut kita sepele, yang berkaitan dengan kedurhakaan seorang anak kepada orang tua, antara lain; 1.
Membuat keduanya menangis dan bersedih, dengan car a apapun baik dengan ucapan maupun perbuatan.
2.
Membentak keduanya dengan cara mengeraskan suara dan berkata-kata dengna kasar kepada kedua orang tua.
3.
Berkata-kata dengan “hmm” dan kesal terhadap perintah ibunya.
4.
Bermuka masam dan mengerutkan dahi di hadapan keduanya.
5.
Memandang keduanya dengan pandangan penghinaan.
6.
Memerintah keduanya.
7.
Mencela makanan yang disiapkan ibu.
8.
Tidak membantu keduanya dalam pekerjaan rumah.
9.
Mencuri dari kedua orangtua.
10. Menitipkan merak di panti jompo. 11. Dan masih banyak lagi.... Teman-teman sekalian, Janganlah sekali-kali kita mendurhakai kedua orang tua kita. Takutlah akan adzab Allah bagi manusia yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Semoga kita semua yang hadir di sini mendaapat petunjuk dari Allah dan diberikan kemudahan dalam berbakti kepada orang tua kita. Aamiinn... Mungkin sekiranya hanya ini yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian. Wabillahi taufik wal hidayah wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu...