LAPORAN HOME VISITE
Disusun oleh: Muhammad Septian Saad, S.Ked Novia Oktianti, S.Ked
PUSKESMAS PUTRI AYU
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
LAPORAN HOME VISITE WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI
1. Identitas pasien
Nama
: Ny. T
Umur
: 53 tahun
TB/BB
: 154cm/54kg
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: RT. 5, Solok Sipin
Suku
: Melayu
Bangsa
: Indonesia
2. Anamnesis
- Keluhan Utama Tidak ada keluhan, keluhan, namun pada saat kunjungan kunjungan didapatkan bahwa gula darah pasien tinggi yaitu 310 mg/dl.
- Riwayat Penyakit Sekarang Pasien menderita penyakit diabetes selama ± 1 tahun, pasien rutin mengambil obat di puskesmas. Pasien mengaku badannya sering terasa lemas, pusing dan kesemutan pada kaki dan tangan Sehingga pasien sering kontrol ke puskesmas untuk mengecek gula darah dan mengambil obat. Pasien Mengaku sewaktu muda Sebelum sakit memang suka makan, makan makanan yang manis-manis, berlemak dan bersantan, setiap habis makan langsung tidur, jarang berolahraga.
.
- Riwayat Penyakit Dahulu ± 1 tahun yang lalu pasien sering mengeluh sering haus, sering lapar, sering kencing pada malam hari dan badan terasa lemas. Semenjak saat itu pasien mencoba memeriksakan diri ke puskesmas dan di dapatkan kadar gula darah pasien ± 400 mg/dl namun pasien menolak untuk di rawat di rumah sakit.
- Riwayat penyakit keluarga/ keturunan Ayah pasien memiliki riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dengan keluhan yang dialami pasien.
- Riwayat Sosial Ekonomi
Status Perkawinan
: Menikah
Jumlah Anak
:4
Jumlah Saudara
: 2 saudara
Status Ekonomi Keluarga
: Mampu
Pasien seorang janda yang sudah 5 tahun ditinggal oleh suaminya yang lebih dahulu meninggal karena sakit. Pasien mempunyai 4 anak yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki. Kedua anak perempuannya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya sedangkan anak lelakinya belum menikah, tinggal bersamanya sekarang. Pasien tinggal dirumahnya hanya bertiga dengan anak lelakinya yang bekerja di sebuah bank swasta, satu lagi seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi negri di Kota Jambi, sedangkan Pasien sudah tidak bekerja lagi.
- Riwayat Kebiasaan/perilaku Sewaktu masih muda dahulu pasien bekerja membuka rumah makan, pasien sering kali memasak makanan yang berlemak. Pasien memang suka makan makanan yang berlemak, bersantan dan makanan yang manis, jarang berolahraga. Pasien juga mengaku suka sekali minum minuman yang manis seperti kopi. Hal ini masih tidak bisa pasien hilangkan sampai sekarang karena setiap harinya masih minum kopi dan pasien mengaku tidak bisa menghilangkan kebiasaannya itu dengan alasan kalau tidak minum kopi pasien mengaku kepalanya pusing dan matanya mengantuk sepanjang hari. Bila sudah minum kopi pasien merasakan kenyang dan hal ini menyebabkan porsi makan pasien mulai berkurang semenjak beberapa tahun ini dengan porsi makan yang sedikit dan jarang. Hal ini menyebabkan penurunan berat badan pasien yang 1 tahun lalu 58 kg dan saat ini 54 kg.
3. Pemeriksaan fisik
- Kadaan umum
: Tampak Sakit sedang
Kesadaran
Compos mentis IMT = BB (kg)/TB2 (m2)
- Gizi
= 54/(1,54)2 = 22,78 kg/m 2 (normal) IMT normal wanita : 18,5-23,5 kg/m2 - Tanda-tanda vital
:
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Nadi
: 80x/m
Pernapasan
: 20x/m
Suhu
: 36,70C
- Kepala
Bentuk
: Normocephal
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung
: Septum deviasi (-), Rinorhea (-)
Mulut
: Bibir kering (-), Dinding faring hiperemis (-)
Telinga
: Normotia, Otorhea(-)
:
- Leher Pembesaran KGB
: (-)
- Dada
Inspeksi
: Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris
Perkusi : Sonor dikedua paru
Auskultasi
:
a. Jantung
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru-paru
: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Abdomen
:
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
- Anggota gerak
:
Inspeksi
: Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris
Palpasi
: Vokal fremitus (+/+) simetris
Perkusi
: Sonor dikedua paru
Auskultasi
: - Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) - Paru
: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
- Abdomen Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
- Ekstremitas
: Akral hangat (+/+), edema (-), kekuatan otot 5 - 5
4. Laboratorium
Gula Darah sewaktu : Kunjungan rumah 1: 320 mg/dl Kunjungan rumah 2: 240 mg/dl
5. Diagnosis Diabetes Mellitus tipe II
6. Terapi Non Farmakologi •
Istirahat minimal 8 jam/hari.
•
Konsumsi air putih minimal 8 gelas sehari
•
Menjaga pola makan
•
Mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
•
Aktivitas fisik dengan berjalan santai 45 menit minimal 3 kali dalam seminggu.
•
Menjaga kebersihan tubuh
•
Selalu menggunakan alas kaki saat berjalan
Farmakologi
Glibenclamid 1 x 1 sehari
7. Prognosis
quo ad vitam : dubia ad bonam
quo ad fungsionam : dubia ad bonam
8. Pengamatan Rumah
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini sudah memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi sebagai berikut: 1. Luas Bangunan Rumah Luas bangunan rumah pasien sekitar 9 x 7 Meter, dan tinggi bangunan rumah > 2m, yang memiliki: 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang
berkumpul, 3 kamar tidur, 1 dapur sekaligus ruang makan dan 3 kamar mandi serta 3 jamban. Jumlah penghuni di rumah pasien yaitu 3 orang.
2. Lantai Lantai rumah pada seluruh ruangan terbuat dari keramik dan bersih 3. Atap Atap rumah pasien terbuat dari genteng, dinding rumah pasien terbuat dari bahan semen yang di cat. Dinding rumah tidak basah dan lembab. 4. Ventilasi dan jendela
Terdapat 1 ruang tamu dengan 1 buah pintu dengan ukuran 120cm x 70cm,7 buah jendela , jendela jarang dibuka.
Terdapat 3 kamar tidur dengan ukuran 3m x 4m, masing-masing mempunyai jendela dan memiliki ventilasi.
Terdapat 1 buah dapur sekaligus digunakan pasien dan keluarganya sebagai ruang makan, terdapat 2 jendela.
3 buah kamar mandi di dalam kamar 2, dekat dapur1
dan
menggunakan jamban leher angsa 5. Cahaya Pencahayaan di rumah pasien cukup terutama pencahayaan di kamar tidur. 6. Fasilitas di rumah
Penyediaan air Pasien menggunakan air sumur yang berada didepan rumah, air digunakan untuk mandi, mencuci baju, mencuci piring dan semua dilakukantempat yang sama dan tidak dipisahkan. Air minum yang dikonsumsi adalah air sumur yang berada di depan rumah pasien. Air terlihat kurang bersih namun tidak berbau.
Pembuangan tinja, Jamban yang digunakan pasien dan keluarganya adalah jamban leher angsa.
Pembuangan air limbah (air bekas), Air dari kamar mandi dibuang ke selokkan yang terdapat di belakang rumah pasien.
Pembuangan sampah ada tong sampah disekitar rumah pasien.
Fasilitas dapur Kondisi dapur rumah pasien cukup luas dengan pencahayaan dan ventilasi cukup.
Ruang tamu Ruang tamu cukup luas dan pencahayaan cukup.
Perkarangan/serambi Di depan rumah terdapat pekarangan yang di genangi air ditanah yang menyebabkan halaman rumah sedikit becek dan didepan serta di samping rumah juga terdapat selokan. Pasien menjemur pakaiannya di belakang rumah.
9. Pengamatan Lingkungan
Warga di sekitar lingkungan pasien sangat ramah dan hidup kekeluargaan di tempat ini cukup baik. Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, lingkungan tempat tinggal pasien untuk sehari-hari menggunakan air PAM Untuk mencuci piring dan pakaian dikerjakan di satu tempat.
10.
Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:
Pasien memiliki 4 orang anak, anak pertama dan kedua perempuan sedangkan anak ketiga dan keempat laki-laki. Kedua anak perempuannya sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. Kedua anak pasien yang sudah menikah ini masih sering mengunjunggi pasien. Suami pasien sudah 5 tahun meninggal dan saat ini pasien hanya bertiga tinggal di rumahnya bersama anak laki-lakinya. Saat ini pasien sudah tidak bekerja sedangkan anak lelakinya bekerja sebagai pegawai bank swasta dan mahasiswa, belum
menikah. Pasien memiliki 2 orang cucu yang masih kecil. Keseharian pasien sering dirumah karena tidak mampu bekerja lagi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, keluarga pasien mendapat bantuan dari anak –
anaknya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pasien memiliki
–
hubungan kekeluargaan yang baik dengan anak
anak. Setiap hari pasien
–
selalu memasak makanan sendiri dan pasien masih minum kopi setiap harinya. Karena profesi anaknya yang bekerja sebagai pegawai bank jadi siangnya pasien sering sendiri dirumah dan tidak ada yang mengingatkan pasien untuk terus meminum obatnya. Dari hasil wawancara yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa Hubungan pasien dengan anak dan keluarganya baik.
11.
Hasil wawancara
dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan
keluarga:
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa sejak usia muda pasien memiliki riwayat suka sekali makan makanan yang berlemak dan berhenti sejak 3 tahun yang lalu dan suka minum kopi yang dalam seharinya bisa sampa 3-4 gelas Sampai saat ini. keseharian pasien hanya dirumah saja hanya melakukan aktivitas seperti masak dan mencuci pakaian saja . Hal ini juga sama yang terjadi dengan anak lelaki pasien yang setiap harinya suka minum kopi dan sering makan-makanan yang dimasak menggunakan santan. Anak pasien juga merokok dan dalam sehari menghabiskan 2 bungkus rokok dan tidak berolahraga.
12.
Analisis pasien secara holistik a. Hubungan
diagnosis
penyakit
dengan
keadaan
rumah
dan
lingkungan sekitar
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini sudah memenuhi standar kriteria rumah sehat. Namun, hal ini tidak ada hubungannya dengan penyakit diabetes melitus yang dialami pasien.
b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Didalam keluarga pasien berhubungan baik dengan semua anggota keluarga dan
tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit
diabetes mellitus sehingga tidak tedapat hubungan. Namun perhatian keluarga sangat diperlukan pasien agar tidak memperberat pen yakitnya
c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga
Prilaku kesehatan pasien tergolong tidak baik, hal ini tergambar dari kebiasaan hidup pasien sebelum sakit Sewaktu mudanya pasien suka sekali makan makanan yang berlemak dan suka sekali minum-minuman manis seperti kopi yang bisa 3-4 gelas perhari dihabiskannya, dimana ini merupakan salah satu faktor pencetus penyebab terjadinya diabetes melitus. Pasien juga tidak pernah berolahraga.
d. Hubungan kausal antara beberapa
masalah ,faktor risiko atau
etiologi dengan diagnosis penyakit
Secara keseluruhan faktor risiko dan etiologi diabetes yaitu a. Faktor keturunan Dimana pada pasien ini tidak ditemukan faktor keturunan yang berhubungan dengan terjadinya diabetes melitus. Tidak ada satupun keluarga yang menderita diabetes melitus. b. Minuman/ makanan manis Pasien sejak muda sampai sekarang suka minum kopi sehingga Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi c. Kurangnya aktifitas fisik Aktifitas fisik perlu dilakukan setiap hari, ini dikarenakan dalam kaitannya dengan kadar gula darah, gula disimpan di dalam sel lemak kemudian didalam sel lemak tersebut gula diubah menjadi
lemak. Bila gula terus dibiarkan menumpuk maka sel lemak akan bertambah besar, banyak dan ini menyebabkan kontrol gula darah ikut berantakan karena kemampuan sel-sel otot di tubuh untuk menyerap glukosa menjadi terganggu dan membuat kadar pembakaran glukosa untuk menjadi energi baru terhambat. Olahraga yang dilakukan tak harus rumit dan berbiaya mahal namun cukup dengan jalan santai selama 45 menit dalam tiga kali seminggu saja akan meningkatkan massa otot dan mengurangi lemak yang berefek pada membaiknya kadar gula darah.. Pada pasien ini, aktifitas pasien cukup dilakukan dengan berjalan santai. e. Usia Pasien Usia pasien yang sudah lanjut menyebabkan intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa pada usia lanjut sendiri berkaitan dengan aktivitas fisik ynag kurang, berkurangnya massa otot dan juga karena pada lanjut usia sudah terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin.
Terdapat hubungan antara faktor risiko/etiologi
dengan diagnosis
penyakit dimana pasien waktu muda sering menkosumsi makanan berlemak
e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi
Menjaga pola makan seperti makan makanan yang tidak terlalu manis, makanan tinggi serat seperti sayur, buah-buahan seperti apel, pir, pisang dan lain-lain kecuali anggur, duren, kelengkeng, sawo, rambutan dan duku,
tidak lagi makan makanan yang
berlemak, berkolesterol dan bersantan. Boleh makan nasi dan protein tapi dibatasi.
Mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas perhari
Kurangi minum kopi
Patuh dan rutin minum obat sesuai petunjuk dokter seumur hidup dan kontrol ulang tiap bulan.
Rutin berolahraga, seperti berjalan santai selama 45 menit minimal 3 x dalam seminggu. Pasien dapat berjalan di sekitar rumah setelah sholat subuh.
13.
Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada keluarga:
a. Promotif
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, bahwa penyakit kencing manis ini tidak dapat sembuh, penyakit ini hanya bisa dikontrol agar tidak timbul keluhan-keluhan lain yang mengganggu kehidupan sehari-hari pasien dan mencegah timbulnya komplikasi seperti komplikasi ke ginjal, jantung, otak, mata, dan syaraf , KAD hingga
kematian
sehingga
pasien
harus
rajin
dan
rutin
mengkonsumsi obat seumur hidup , kontrol ulang tiap bulan atau bila timbul keluhan yang lain dan menjaga pola makan.
Menjelaskan kepada anak-anak pasien bahwa penyakit kencing manis dapat diturunkan, sehingga anak-anaknya memiliki faktor resiko besar untuk terjadinya penyakit manis sehingga mulai dari sekarang harus mengubah pola hidup sehat seperti mengatur pola makan, rutin berolahraga, menghindari aktivitas yang kurang gerak, BB harus ideal, dan cek up tiap 6 bulan sekali.
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gejala-gejala dan tanda dari penyakit kencing manis, seperti : banyak makan, sering haus sehingga sering minum, banyak BAK, BB
menurun,
tangan
ataupun kaki kesemutan, luka yang lambat sembuh dan lainlainnya. b. Preventif
Menjaga pola makan seperti makan makanan yang tidak terlalu manis, makanan tinggi serat seperti sayur, buah-buahan seperti
apel, pir, pisang dan lain-lain kecuali anggur, duren, kelengkeng, sawo, rambutan dan duku,
tidak lagi makan makanan yang
berlemak, berkolesterol dan bersantan. Boleh makan nasi dan protein tapi dibatasi.
Mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas perhari
Kurangi minum kopi
Patuh dan rutin minum obat sesuai petunjuk dokter seumur hidup dan kontrol ulang tiap bulan.
Rutin berolahraga, seperti berjalan santai selama 45 menit minimal 3 x dalam seminggu. Pasien dapat berjalan di sekitar rumah setelah sholat subuh.
14.
Anjuran-anjuran
penting
yang
dapat
memberi
semangat
dan
mempercepat penyembuhan pada pasien:
Ibuk penyakit ibuk ini merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol agar tidak berlanjut ke kondisi yang membahayakan nyawa ibu bila ibu mau melakukan perubahan pola hidup dan rajin kontrol ke Puskesmas sehingga hal yang ditakutkan tidak terjadi. Hal-hal yang dapat ibu lakukan seperti: 1. Rajin untuk kontrol ke Puskesmas Ibu harus rajin untuk kontrol ke Puskesmas minimal 2 kali dalam sebulan untuk memeriksa gula darahnya sehingga tgula darah ibu dapat terpantau dengan baik karena apabila ibu tidak rajin kontrol ke Puskesmas akan tambah memperparah keadaan penyakit ibu dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ seperti stroke, jantung, ginjal paru bahkan menyebabkan kematian, tapi jika ibu rajin kontrol maka hal-hal yang tidak diinginkan dapat di cegah. 2. Olahraga secara teratur juga akan membuat tubuh menjadi lebih rileks dan santai sehingga gula darah juga akan bisa terkontrol dengan baik. Pada pasien ini bisa berjalan santai selama 45 menit dan minimal 3 kali dalam seminggu.
3. Kurangi makanan dan minuman yang manis manis Makan makanan dan minuman yang banyak mengandung gula akan menyebabkan peningkatan gula darah Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum lagi reiko kelebihan kalori. kalau setiap hari kita kelebihan kalori ujungujungnya adalah kita bisa terkena diabetes. Jadi jika ibu biasanya menggunakan gula dalam sehari 2-3 sendok maka sekarang kurangi saja menjadi satu sendok saja. 4. Kurangi makan makanan berlemak seperti daging, ayam, kacangkacangan. 5. Perbanyak komsumsi buah dan sayur. 6. Kurangi makan makanan yang bersantan, makanan dalam kaleng., penggunaan penyedap, makanan yang diawetkan seperti ikan asin., Kurangi konsumsi kopi 7. Hindari tidur yang larut malam 8. Kontrol gula darah secara teratur ke Puskesmas tiap bulannya.
15.
Asupan Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
PERANAN GIZI PADA NIDDM Di negara maju DM termasuk dalam kelompok 5 penyebab utama kematian. Indonesia sebagai negara luas dengan jumlah penduduk menempati urutan ke empat t erbesar di dunia sedang berkembang menuju taraf yang lebih maju. Tak dapat dipungkiri bahwa pada suatu saat DM akan menjadi penyebab kematian yang penting seperti halnya dengan negara maju yang lain, apabila tidak ada upaya pencegahannya yang terarah. Kemajuan suatu daerah antara lain ditandai oleh peningkatan daya beli serta perubahan gaya hidup masyarakat yang bersangkutan. Kemudahan-kemudahan dalam memperoleh bahan makanan yang memenuhi selera akan mempercepat terjadinya ketidak-seimbangan antara masukan zat gizi melalui makanan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup sehat. Peningkatan efisiensi tenaga fisik dengan pemanfaatan perlatan mekanik
sebagai dampak positif kemajuan, diikuti oleh penurunan kegiatan fisik individu yang bersangkutan yang menjadi awal terjadinya obesitas.
Sesuai dengan klasifikasinya, penanganan NIDDM tidak memerlukan insulin. Dengan pengaturan kembali k eseimbangan antara masukan zat gizi terhadap kebutuhan dan kemampuan jaringan tubuh, gejala DM akan teratasi.
Pada orang dewasa makanan yang dimanakan dimaksudkan untuk mensuplai zat gizi yang diperlukan oelh tubuh. Kebutuhan akan enersi yang harus dimaka n umumnya disesuaikan dengan jumlah energi yang harus dikeluarkan. Variasi kebutuhan energi ini dipengaruhi oleh macam kegiatan fisik yang dilakukan, umur serta ukuran tubuh masing-masing. Kelebihan jumlah energi yang dimakan akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Makin tinggi jumlah kelebihan energi, makin besar jumlah cadangan lemak yang akan memperbesar ukuran tubuh seseorang.
Jumlah energi yang diperlukan untuk menggerakkan tubuh, misalnya berjalan ataumengerjakan pekerjaan, akan makin tinggi dengan makin besarnya ukuran tubuh. Sebaliknya bila terjadi defisit dalam intake energi, maka untuk memenuhi kebutuhan basal serta kegiatan fisik akan dipergunakan cadangan yang tersedia (lemak tubuh). Pemecahan lemak tubuh yang berlangsung terus menerus akan menurunkan besarnya ukuran tubuh yang berasangkutan. Proses pembentukan cadangan dan pengurasan cadangan dengan rentang variasi yang luas dan terjadi berulang kali suatu saat akan tidak berlangsung dengan sempurna, sehingga timbul gejala ketidak -seimbangan metabolisme seperti halnya pada Diabetes Mellitus.
Pada orang dewasa proses pertumbuhan sudah berhenti. Oleh karena itu jumlah protein yang dibutuhkan dimaksudkan hanya untuk keperluan penggantian sel-sel tubuh yang aus atau rusak akibat usia atau penyakit
(regenerasi). Demikian pula halnya dengan vitamin dan mineral yang jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan jumlah enersi, protein dan lemak yang dimakan. KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETES Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan sedemikian rupa sehingga supan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5
10 kg), sudah terbukti dapat
–
meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata -rata sehari.
KEBUTUHAN ZAT GIZI DAPAT DIURAIKAN DIBAWAH INI: 1. Protein. Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhanprotein untuk orang dengan diabetes adalah 10 15% energi. –
Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhanenergi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak. Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60
–
70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajia gizi dan tujuan pengobatan. Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat
badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20
25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
–
utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL
merupakan
masalah
utama,
pendekatan
yang
mungkin
menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat d an minyak zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari. Namun demikian rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik.
4. Karbohidrat dan Pemanis.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60 70% energi. –
7. Serat. Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20
35 g serat
–
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.
8. Natrium. Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
PRINSIP PERENCANAAN MAKAN ORANG DENGAN DIABETES DI INDONESIA
A. Kebutuhan Kalori. Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mepertahankan berat badan ideal komposisi energi adalah 60 protein dan 20
70% dari karbohidrat, 10 -15% dari
–
25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan
–
jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes.
Diantaranya
adalah
dengan
memperhitungkan
berdasarkan
kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktifikasi, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Cara lain adalah seperti tabel 1. Sedangkan cara yang lebih gampang lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300 normal 1700
2100 kalori dan gemuk 1300 -1500 kalori.
–
2500 kalori,
–
Tabel 1. Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes. Dewasa
Kalori/kg BB ideal
Kerja santai
Sedang
Berat
Gemuk
25
30
35
Normal
30
35
40
Kurus
35
40
40-50
Perhitungan Berat Badan Idaman
Dengan rumus Brocca yang dimodifikasiadalah sebagai berikut : Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm
100) x 1 kg.
–
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, atau bagi mereka yang berumur lebih dari 40 tahun, rumus dimodifikasi menjadi: Berat badan ideal = (TB dalam cm 100) x 1 kg.Sedangkan menurut Body –
Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg) TB2 sebagai berikut : 1. Berat ideal : BMI 21 untuk wanita 2. BMI 22,5 untuk pria.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori 1. Jenis Kelamin. Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai angka 25kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria.
2. Umur. Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi 10%, diatas 70 tahun dikurangi 20%. 3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan. Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas dikelompokan sebagai berikut : - Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%. - Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal. - Sedang : pegawai di insdustri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal. - Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan ditambah 40%. - Sangat berat : tukang beca, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah 50% dari basal.
5. Adanya komplikasi. Infeksi, Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.
6. Berat Badan. Bila
kegemukan/terlalu
kurus,
dikurangi/ditambah
sekitar
20-30%
bergantung kepada tingkat/kekurusannya.
16. Senam Untuk Penderita DM
Untuk program pelaksanaan senam pada penderita DM atau senam usila di Puskesmas IV Koni sudah tidak dilakukan lagi jadi pasien ini tidak bisa ikut berpatisipasi melakukannya. Tapi diharapkan Puskesmas IV Koni dapat membuat program baru atau meneruskan program senam
usila karena melihat sangat besar manfaatnya untuk usila seperti salah satunya pada pasien ini.
Saat melakukan kunjungan ke rumah pasien
Ruang tamu dalam rumah pasien
Posisi dapur cukup luas, di lengkapi dengan lubang ventilasi
Kamar mandi, menggunakan jamban leher angsa
sudut luar ruangan bagian depan rumah