LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PROSES HIDROLISIS (MINYAK NABATI)
Disusun Oleh: Deby Amanda (21150277D)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2017
PROSES HIDROLISIS (MINYAK NABATI)
I.
II.
Tujuan Praktikum Mempelajari proses hidrolisis minyak untuk memperoleh asam lemak dan mencari nilai rendemen dari asam lemak. Dasar Teori
Salah satu reaksi yang terjadi pada produk atau bahan pangan berlemak adalah hidrolisis, yaitu proses pembentukan gliserol dan asam lemak bebas melalui pemecahan molekul lemak dan penambahan elemen air (Hartley, 1977). Ditambahkan oleh Winarno (1997), bahwa lemak dan minyak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak dengan adanya air. Reaksi ini dapat dipercepat dengan adanya basa, asam, dan enzim. Proses hidrolisis pada umumnya disebabkan oleh aktifitas enzim dan mikroba. Proses hidrolisis dapat berlangsung bila tersedia sumber nitrogen, garam mineral, dan sejumlah air. Hidrolisis yang terjadi pada sejumlah minyak atau lemak yang mempunyai asam-asam lemak dengan rantai karbon panjang mengalami proses yang lebih lambat (Djatmiko dan Wijaya, 1984). Bahan berlemak dengan kadar air dan kelembaban udara tertentu, merupakan medium yang baik bagi pertrumbuhan jamur. Jamur tersebut mengeluarkan enzim, misalnya enzim lipo elastic dapat menguraikan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Enzim lipase dapat menghidrolisis tri, di dan monogliserida yang terdapat pada antar mukaminyak dan air. Enzim peroksida dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh sehingga terbentuk peroksida (Ketaren, 2005). Reaksi hidrolisis pada minyak terjadi pada ikatan ester, yang bisa terjadi pada suasana asam maupun basa. Reaksi hidrolisis oleh asam bersifat reaksi bolak-balik (reversible), sedangkan reaksi hidrolisis oleh basa tidak bersifat bolakbalik (irreversible) (Ketaren, 1986). Dalam proses hidrolisa minyak atau lemak akan dirubah menjadi asamasam lemak bebas dan gliserol. Proses hidrolisa yang mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air pada minyak dan lemak. Proses ini akan mengakibatkan hydrolitic rancidity yang menghasilkan rasa tengik pada minyak atau lemak. Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih rendah dari 10%. (Winarno,1992)
O H2C
O
C
R1
H2C
OH
O HC
O
C
O R2 + 3HOH
HC
OH + 3R
C
OH
O H2C
O
C
R3
Gliserida
H2C
OH
Gliserol Asam lemak
Persamaan reaksi diatas adalah reaksi hidrolisa dari minyak atau lemak menurut Schwitzer (1957). Proses hidrolisa yang disengaja biasanya dilakukan penambahan sejumlah basa. Proses itu dikenal sebagai reaksi penyabunan. Proses penyabunan ini banyak digunakan dalam industri. Pertama-tama minyak dan lemak dalam ketel dipanasi dengan pipa uap dan selanjutnya ditambah alkali (NaOH , KOH ) , sehingga terjadi reaksi penyabunan. Sabun yang terbentuk dapat diambil dan lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari larutan alkali, sabun dan gliserol. Dari larutan ini dapat dihasilkan gliserol yang murni melalui penyuingan. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetap larut dalam pelarut organic non -polar,misalnyadietileter(C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena danhidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di ataskarena lemak dan minyak mempunyaipolaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut .Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi.Misalnya asam lemakdalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. III.
IV.
Data Percobaan Berat minyak nabati : 100,007 Volume Asam lemak : 92 Berat Asam lemak : 83,633 Volume KOH 0,1 N saat titrasi : 4,85 Perhitungan a. Menghitung rendemen asam berat lapisan asam lemak yield= x 100 berat minyak yield=
83,633 gram x 100 100 gram
yield=83,63
b. Menghitung bilangan asam N KOH x V KOH bilangan asam= m sampel bilangan asam=
0,1 x 4,85 40
bilangan asam=0,012 c. Konversi ke %FFA N KOH x V KOH x BM asamlemak FFA= x 100 msampel x 1000 FFA=
0,1 x 4,85 x 267 x 100 40 x 1000
FFA=0,324 %
V.
Pembahasan
gram ml gram ml
Pada proses hidrolisis ini mula-mula menimbang 100 gram minyak nabati kemudian memasukkan ke dalam labu leher tiga dengan menambahkan 1 ml larutan HCl 0,6 N kedalam labu leher tiga, goyangkan hingga homogeny kemudian memanaskan campuran dengan menggunakan waterbath sampai suhu 70° C. kemudian memanaskan aquadest sebanyak 250 ml dalam beaker glass sampai 70° C lalu mencampurkannya dalam labu leher tiga. Tujuan dari memanaskan aquadest ini agar reaksi berjalan dengan cepat. Setelah itu proses dijalankan selama satu jam di mulai ketika suhu sudah mencapai 70° C kemudian mendiamkan hasil reaksi sampai terbentuk 2 lapisan ( air dan minyak) lalu memisahkan laisan atas (asam lemak) dilanjutkan dengan mengukur volume dan menimbang asam lemak yang diperoleh. Proses selanjutnya yaitu menganalisis asam lemak (sampel). Mengambil 40 gram sampel sebanyak 2 kali dalam Erlenmeyer yang berbeda dan masing-masing ditambahkan 5 ml alkohol 96% dan indicator PP sebanyak 2-3 tetes lalu menitrasinya dengan larutan KOH. Dari percobaan diatas diperoleh rendemen asam lemak sebesar 83,63% dan %FFA 0,324. %FFA bernilai sangat kecil dikarenakan selama proses berlangsung tidak melakukan pengadukan, sehingga tidak tercampur, dan pada saat pemanasan larutan sudah membentuk dua lapisan. VI.
Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa asam lemak dapat dihasilkan dari percampuran minyak dan lemak yang ditambahnkan dengan air, kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 70 oC selama ± 1 jam. Bilangan asam yang dihasilkan pada percobaan ini adalah 83,63
VII.
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28630/4/Chapter%20II.pdf (di akses pada 15 maret 2017) https://id.scribd.com/doc/208623099/Laporan-Praktikum-Penentuan-Asam-Lemak-Bebas (di akses pada 15 maret 2017)
file:///C:/Users/dell/Downloads/116310346-Hidrolisis-Minyak-Dan-KromatografiGas.pdf (di akses pada 15 maret 2017)
VIII.
Lampiran