REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Persyaratan Program Pendidikan Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD KOTA SEMARANG
Pembimbing : Dr. Mintarti, Sp.S
Penyusun : Rachmawati Ayu Azhariya, S.Ked (030.04.181)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RSUD KOTA SEMARANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 29 NOVEMBER 2010 – 31 DESEMBER 2010 SEMARANG
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai
”. “low back ”.
Secara
anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika.
1
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi Fungsi pentin penting g terseb tersebut ut antara antara lain, lain, membua membuatt tubuh tubuh berdir berdirii tegak, tegak, perger pergeraka akan, n, dan melindungi beberapa organ penting. Peranan otot-otot erektor trunksi adalah memberikan tenaga imbangan ketika mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang ditempatkan di dalam nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal ketika berdiri tegak. Tekana Tekanan n intrad intradisk iskal al yang yang mening meningkat kat pada pada berbag berbagai ai sikap sikap dan keadaa keadaan n itu diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh pen penye yeli lid dikan ikan
yan yang
men menggun ggunak akan an
korse orsett
tora toraks ks
atau atau
abdo abdome men n
yang ang
bisa bisa
dikembung dikembungkempi kempiskan skan yang dikombinasi dikombinasi dengan dengan penempatan penempatan alat penunjuk penunjuk tekanan di dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa 30% sampai 50% dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat dikurangi dengan mengencangkan otot-ot otot-otot ot toraka torakall dan abdomi abdominal nal sewakt sewaktu u melaku melakukan kan pekerja pekerjaan an dan dalam dalam berbag berbagai ai posisi. 1 Kont Kontra raks ksii otot otot-o -oto tott torak torakal al dan dan abdo abdomi mina nall yang yang sesu sesuai ai dan dan tepa tepatt dapa dapatt mering meringank ankan an beban beban tulang tulang belaka belakang ng sehing sehingga ga tenaga tenaga otot otot yang yang relevan relevan merupa merupakan kan mekanisme yang melindungi tulang belakang. Secara sederhana, kolumna vertebralis torakolumbal dapat dianggap sebagai tong dan otot-otot torakal serta lumbal sebagai simpai tongnya. Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
2
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Hernia Nukleus Pulposus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain” akibat proses proses degeneratif. degeneratif. Penyakit Penyakit ini banyak ditemukan ditemukan di masyarakat, masyarakat, dan biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk (sholat, mencangkul). Penderita mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.
1,2
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
3
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
BAB II HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
II.1 II.1
ANAT ANATOM OMII DAN DAN FISI FISIOL OLOG OGII VER VERTE TEBR BRAE AE 1,2
Anatomi Anatomi tulang tulang belakang belakang perlu diketahui diketahui agar dapat ditentukan ditentukan elemen yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah. Columna Columna vertebralis vertebralis adalah pilar utama tubuh. tubuh. Merupakan Merupakan struktur fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae. Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut : -
Cervicales (7)
-
Thoracicae (12)
-
Lumbales (5)
-
Sacroles (5, menyatu membentuk sacrum)
-
Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
4
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Tulang Tulang vertebrae vertebrae merupakan merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. bagian. Bagian Bagian anterior anterior tersusun tersusun atas korpus korpus vertebra, diskus intervertebralis intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan Sedangkan bagian posterior posterior tersusun atas pedikel, pedikel, lamina, lamina, kanalis kanalis vertebralis, vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang rawan rawan.. Bagi Bagian an ante anteri rior or colu column mnaa vert verteb ebral ralis is terd terdir irii dari dari corp corpus us verte vertebr brae ae yang yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
5
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Discus Discus interv intervert ertebr ebralis alis terdir terdirii dari dari lempen lempeng g rawan rawan hyalin hyalin (Hyalin (Hyalin Cartil Cartilage age Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
6
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Disku Diskuss interv intervert ertebra ebralis lis,, baik baik anulus anulus fibros fibrosus us maupun maupun nukleu nukleuss pulpos pulposusn usnya ya adalah bangunan bangunan yang yang tidak peka nyeri. nyeri. Bagian yang merupakan merupakan bagian bagian peka nyeri adalah: •
Lig. Longitudinale anterior
•
Lig. Longitudinale posterior
•
Corpus vertebra dan periosteumnya
•
Articulatio zygoapophyseal
•
Lig. Supraspinosum
•
Fasia dan otot
Stabil Stabilitas itas verteb vertebrae rae tergant tergantung ung pada pada integr integrita itass korpus korpus verteb vertebra ra dan diskus diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring. Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
7
Hernia Nukleus Pulposus
II.2
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
DEFINISI 3
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
II.3
EPIDEMIOLOGI 3
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagia bagian n tengah tengahnya nya,, maka maka protru protrusi si discus discus cender cenderung ung terjadi terjadi ke arah poste postero ro lateral lateral,, dengan kompresi radiks saraf.
II.4
PATOFISIOLOGI 1,2,3
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP : 1. Aliran darah ke discus berkurang 2. Beban berat 3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
8
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan dengan pengel pengeluar uaran an berbag berbagai ai mediat mediator or inflam inflamasi asi yang yang akan akan menimb menimbulk ulkan an persep persepsi si nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritas Iritasii neurop neuropatik atik pada pada serabu serabutt saraf saraf dapat dapat menyeb menyebabk abkan an 2 kemung kemungkin kinan. an. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri Nyeri dirasa dirasakan kan sepanj sepanjang ang serabu serabutt saraf saraf dan bertam bertambah bah dengan dengan perega pereganga ngan n serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan Laseque. Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
9
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
10
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
11
Hernia Nukleus Pulposus
II.5
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
ETIOLOGI 4,5
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
II.6
•
Degenerasi diskus intervertebralis
•
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
•
Trauma berat atau terjatuh
•
Mengangkat atau menarik benda berat
GEJALA KL KLINIS
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
12
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Manifestasi Manifestasi klinis yang timbul timbul tergantung tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica , dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.
2,3,5
Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki. 5 Keti Ketika ka sara saraff scia sciati ticc terj terjep epit it,, mera merada dang ng,, atau atau rusa rusak, k, nyer nyerii scia sciati tica ca bisa bisa menyebarsepanjang panjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada orang orang Ischia Ischialgi lgia, a, yaitu yaitu suatu suatu kondis kondisii dimana dimana saraf saraf Ischia Ischiadik dikus us yang yang memper mempersar sarafi afi daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
13
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus Pulposus (HNP), dan lain sebagainya.
6
Sciatica Sciatica merupakan merupakan nyeri yang terasa sepanjang sepanjang perjalanan perjalanan nervus nervus ischiadicus ischiadicus sampai sampai ke tungkai, tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri dirasakan dirasakan seperti seperti ditusu ditusuk k jarum, jarum, sakit sakit naggin nagging, g, atau nyeri nyeri seperti seperti ditemb ditembak. ak. Kekaku Kekakuan an kemung kemungkin kinan an dira dirasa saka kan n pada pada kaki kaki.. Berj Berjal alan an,, berl berlar ari, i, mena menaik ikii tang tangga ga,, dan dan melu meluru rusk skan an kaki kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah : •
Nyeri punggung bawah.
•
Nyeri daerah bokong.
•
•
2,3,5,7
Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang dirasa dirasakan kan dari dari bokong bokong menjalar menjalar ke daerah daerah paha, paha, betis betis bahkan bahkan sampai sampai kaki, kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
•
Rasa Rasa nyeri nyeri sering sering ditimb ditimbulk ulkan an setela setelah h melaku melakukan kan aktifi aktifitas tas yang yang berleb berlebiha ihan, n, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
•
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk, bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.
•
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).
•
Bila mengenai konus atau kauda ekuina ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, defekasi, miksi dan dan fung fungsi si seks seksua ual. l. Kead Keadaa aan n ini ini meru merupa paka kan n kega kegawa wata tan n neur neurol olog ogis is yang yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
•
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang sehat.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
14
Hernia Nukleus Pulposus
II.7
DIAGNOSA
Anamnesa 1,2,7,8
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
15
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari bokon bokong, g, paha paha bagian bagian belaka belakang, ng, tungka tungkaii bawah bawah bagian bagian atas). atas). Hal ini dikaren dikarenaka akan n mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi tungkai bagian belakang. •
Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah (sifat nyeri radikuler).
•
Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang berat.
•
Nyeri bertambah bertambah bila ditekan ditekan antara daerah disebelah disebelah L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka).
•
•
Nyeri Spontan Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat, sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang.
Pemeriksaan Motoris •
6
Gaya Gaya jalan jalan yang yang khas, khas, membun membungku gkuk k dan miring miring ke sisi sisi tungka tungkaii yang yang nyeri nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.
•
Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
Pemeriksaan Sensoris •
Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
•
Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.
Tes-tes Khusus
5,6
1. Tes Laseque Laseque (Straight Leg Raising Raising Test = SLRT) SLRT) Tungkai penderita diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90°. 2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian medial dari ibu jari kaki (L5).
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1). •
Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
16
Hernia Nukleus Pulposus
•
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Tes plantarfleksi : penderita jalan diatas jari kaki
4. Kadang-kadang terdapat gangguan gangguan autonom, autonom, yaitu retensi urine, merupakan indikasi untuk segera operasi. 5. Kadang-kadang terdapat anestesia di perineum, juga merupakan merupakan indikasi untuk operasi. 6. Tes provoka provokasi si : tes valsava valsava dan dan naffziger naffziger untuk untuk menaikkan menaikkan tekana tekanan n intratekal. intratekal. 7. Tes kernique
Tes Refleks
Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5
– S1
terkena.
Penunjang 7,8,9 •
Darah rutin : tidak spesifik
•
Urine rutin : tidak spesifik
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
17
Hernia Nukleus Pulposus
•
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Liqu Liquor or cereb cerebro rosp spin inali aliss : bias biasan anya ya norm normal al.. Jika Jika terja terjadi di blok blok akan akan didapatkan didapatkan peningkata peningkatan n kadar protein ringan ringan dengan dengan adanya adanya penyakit penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
•
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus.
•
MRI tulang tulang belaka belakang ng berman bermanfaat faat untuk untuk diagno diagnosis sis kompre kompresi si medula medula spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.
•
Foto Foto : foto foto rontge rontgen n tulang tulang belaka belakang. ng. Pada Pada penyak penyakit it diskus diskus,, foto foto ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan pembentukan osteofit.
•
•
EMG : untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
18
Hernia Nukleus Pulposus
II. 8
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
PENATALAKSANAAN 2,4,5.6,9
Terapi Konservat Kons ervatif if
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisi fisik k pasi pasien en dan dan meli melind ndun ungi gi dan dan meni mening ngka katk tkan an fung fungsi si tula tulang ng pung punggu gung ng secar secaraa keselu keseluruh ruhan. an. Perawa Perawatan tan utama utama untuk untuk disku diskuss hernia hernia adalah adalah diawali diawali dengan dengan istirah istirahat at dengan dengan obat-obatan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi: 1. Tir Tirah baring ing
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
19
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut lutut dan punggu punggung ng bawah bawah pada pada posisi posisi sediki sedikitt fleksi fleksi.. Fleksi Fleksi ringan ringan dari dari verteb vertebra ra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang. 2. Medi Medika kame ment ntos osa a
1. Anal Analge geti tik k dan dan NSAI NSAID D 2. Pelemas Pelemas otot: otot: digun digunakan akan untuk untuk mengatas mengatasii spasme spasme otot otot 3. Opio Opioid id:: tidak tidak terb terbuk ukti ti lebi lebih h efek efekti tiff dari dari anal analge getik tik bias biasa. a. Pema Pemaka kaian ian jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan 4. Kortik Kortikost ostero eroid id oral: pemakaia pemakaian n masih masih menjadi menjadi kontro kontrover versi si namun dapat dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi. 5. Analge Analgetik tik ajuva ajuvan: n: dipaka dipakaii pada HNP HNP kroni kroniss 3. Te Terrapi fisik isik •
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan penyembuhan. •
Diatermi/kompres Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin. •
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
•
Latihan
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
20
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Direkomenda Direkomendasikan sikan melakukan melakukan latihan latihan dengan dengan stres minimal minimal punggung punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan. Latihan Latihan bertujuan bertujuan untuk memelihara fleksibilit fleksibilitas as fisiologik fisiologik,, kekuatan kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan jaringan lunak. lunak. Dengan Dengan latihan latihan dapat terjadi pemanjangan pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat. •
Proper body mechanics
Pasien Pasien perlu perlu mendap mendapat at penget pengetahu ahuan an mengen mengenai ai sikap sikap tubuh tubuh yang yang baik baik untuk untuk mencegah mencegah terjadinya terjadinya cedera maupun maupun nyeri. nyeri. Beberapa Beberapa prinsip prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut: •
Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
•
Ketika Ketika akan akan turun turun dari dari tempat tempat tidur tidur posis posisii punggu punggung ng dideka didekatka tkan n ke pinggi pinggir r tempat tempat tidur. tidur. Gunaka Gunakan n tangan tangan dan lengan lengan untuk untuk mengan mengangka gkatt panggu panggull dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri.
•
Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser posisi panggul.
•
Saat Saat duduk, duduk, lengan lengan memban membantu tu menyan menyangga gga badan. badan. Saat Saat akan akan berdir berdirii badan badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
•
Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot perut. Dengan pungg punggung ung lurus, lurus, beban beban diangk diangkat at dengan dengan cara meluru meluruska skan n kaki. kaki. Beban Beban yang yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat mungkin dengan dada.
•
Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.
•
Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok dengan wc duduk duduk sehing sehingga ga memud memudahk ahkan an geraka gerakan n dan tidak tidak membeb membebani ani punggu punggung ng saat saat bangkit.
Terapi Terap i O peratif pera tif
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
21
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga nyeri dan gangguan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif operatif HNP harus berdasarkan berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa: •
Defisit neurologik memburuk.
•
Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
•
Paresis otot tungkai bawah.
Laminectomy
Lamine Laminecto ctomy, my, yaitu yaitu tindak tindakan an operat operatif if membua membuang ng lamina lamina verteb vertebral ralis, is, dapat dapat dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis yang tertekan atau terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.
Discectomy Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
22
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Pada Pada disc discec ecto tomy my,,
seba sebagi gian an dari dari disc discus us inte interv rvert erteb ebral ralis is dian diangk gkat at untu untuk k
mengur mengurang angii tekana tekanan n terhad terhadap ap nervus nervus.. Discec Discectom tomy y dilaku dilakukan kan untuk untuk memind memindahk ahkan an bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selain hernia herniasi si diskus diskus.. Operas Operasii yang yang lebih lebih eksten ekstensif sif mungki mungkin n diperlu diperlukan kan dan mungki mungkin n memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery). Mikrodiskectomy
Piliha Pilihan n operas operasii lainny lainnyaa melipu meliputi ti mikrod mikrodisk iskect ectomy omy,, prosed prosedur ur memind memindahk ahkan an fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan – ray dan dan
chem chemon onuc ucle leos osis is..
Chem Chemon onuc ucle leos osis is
meli melipu puti ti
inje injeks ksii
enzi enzim m
(yan (yang g
dise disebu butt
chymop chymopapa apain) in) ke dalam dalam hernia herniasi si diskus diskus untuk untuk melaru melarutka tkan n substa substansi nsi gelati gelatin n yang yang menonjol. menonjol. Prosedur Prosedur ini merupakan merupakan salah satu alternatif disectomy disectomy pada kasus-kasu kasus-kasuss tertentu.
Larangan
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
23
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Peregangan Peregangan yang mendadak pada punggung punggung.. Jangan Jangan sekali-kali sekali-kali mengangkat mengangkat ben benda da atau atau sesu sesuat atu u deng dengan an tubu tubuh h dala dalam m kead keadaa aan n flek fleksi si atau atau dala dalam m kead keadaa aan n membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
24
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Saran
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
25
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat tempat tidur tidur harus harus dipasa dipasang ng papan papan atau atau “plywo “plywood” od” agar agar kasur kasur jangan jangan meleng melengkun kung. g. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaik sebaiknya nya ditaru ditaruh h di bawah bawah pingga pinggang. ng. Pender Penderita ita diperb diperbole olehka hkan n untuk untuk tidur tidur miring miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut. Istira Istirahat hat mutlak mutlak di tempat tempat tidur tidur berarti berarti bahwa bahwa pender penderita ita tidak tidak boleh boleh bangun bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi. Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri. Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya jangan jangan dimulai, dimulai, setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan sambil berbaring berbaring terlentang atau miring harus diajurkan. Trak Traksi si dapa dapatt dila dilaku kuka kan n di ruma rumah h saki sakitt deng dengan an fasil fasilit itas as yang yang sesu sesuai ai dapa dapatt dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara “pelvic traction”, sederh sederhana ana kedua kedua tungka tungkaii bebas bebas untuk untuk berger bergerak ak dan karena karena itu tidak tidak menjem menjemuka ukan n penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-m terus-mene enerus rus.. Latiha Latihan n bisa bisa dengan dengan melaku melakukan kan flexio flexion n excersi excersise se dan abdomi abdominal nal excersise. Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit diperb diperbole olehka hkan n untuk untuk makan makan dan mandi mandi seperti seperti biasa. biasa. Korset Korset pingga pinggang ng atau griddl griddlee support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh. Penderita Penderita dapat ditolong ditolong dengan dengan istirahat istirahat dan analegtika serta nasehat nasehat untuk janga jangan n sekali sekali-kal -kalii mengan mengangka gkatt benda benda berat, berat, terutam terutamaa dalam dalam sikap sikap membun membungku gkuk. k. Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik.
II.9 •
PROGNOSIS 9 Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
26
Hernia Nukleus Pulposus
• •
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
Sebagian kecil à berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi : 90% à membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%
DAFTAR PUSTAKA Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
27
Hernia Nukleus Pulposus
Rachmawati Ayu Azhariya 030.04.181 030.04.181
1. Sidharta, Sidharta, Priguna. Priguna. Neurolo Neurologi gi Klinis Klinis Dasar, Dasar, edisi IV, IV, cetakan cetakan kelima. kelima. Jakarta Jakarta : PT Dian Rakyat. 87-95. 1999 2. Sidharta, Sidharta, Priguna. Priguna. Sakit Sakit Neuromus Neuromuskulo kuloskelet skeletal al Dalam Praktek Praktek Umum. Umum. Jakarta Jakarta : PT Dian Rakyat. 182-212. 3. Purwanto Purwanto ET. ET. Hernia Hernia Nukleus Nukleus Pulposus. Pulposus. Jakarta: Jakarta: Perdossi Perdossi 4. Nuarta, Nuarta, Bagus. Bagus. Ilmu Penyak Penyakit it Saraf. In: In: Kapita Kapita Selekta Kedokt Kedokteran, eran, edisi edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. 2004 5. Sakit Sakit Pinggang Pinggang.. In: Neurolo Neurologi gi Klinis Klinis Dalam Praktik Praktik Umum, edisi edisi III, cetakan cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205 6. Parton Partono o M. Meng Mengena enall Nyeri Nyeri pingg pinggang ang.. http://mukipartono.com/mengenal-nyeri pinggang-hnp/ [diakses 7 Desember 2010] 7. Anonim Anonim.. Hernia Hernia Nukle Nukleus us Pulpo Pulposu suss (HNP). (HNP). http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/ [diakses 9 Desember 2010] 8. Bebe Bebera rapa pa Segi Segi Klin Klinik ik dan dan Pena Penata tala laks ksan anaa aan n Nyer Nyerii Ping Pingga gang ng Bawa Bawah. h. In : http://www.kalbe.co.id Sidharta, Priguna., 2004. 9. http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=130 Mansjoer, Arif, et all., 2007.
Kepaniteraan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 29 November 2010 – 31 Desember 2010
28