LAPORAN CLINICAL STUDY 2 DEPARTEMEN SURGIKAL RUMAH SAKIT TK.II dr. SOEPRAOEN MALANG
Oleh: Intan Dyah Ayuningtyas 0810720039 Kelompok 9
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) A. Definisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau dikenal dengan Prolapsed Intervertebral Disc (PID) adalah penyakit dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (Nucleus Pulposus) mulai dari tulang leher sampai tulang ekor (cervical, thorakal, lumbal atau sacrum) mengalami tekanan, menonjol dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan menekan urat-urat syaraf spinalis yang melalui tulang belakang kita. Daerah sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, misalnya di leher maka akan terjadi migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan (Barbara C.Long, 1996).
B. Etiologi Penyebab HNP terdiri dari beberapa aspek, diantaranya: 1. Aspek fisik Gerakan memutar yang salah sehingga tulang punggung mengalami penyempitan kebawah (Battie & Bigos, 1991) Sering membawa beban berat pada masa pertumbuhan sehingga pada saat dewasa tulang punggungnya menyempit dan menjepit saraf (Burdorf et al., 1997) Forcefull
exertion
(gerakan
diluar
jangkauan)
seperti:
mengangkat
memindahkan pasien yang berat, membungkuk ketika mengankat pasien, Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra Spinal stenosis Pembentukan osteophyte
atau
Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan 3nnulus dan nucleus yang mengakibatkan berkurangnya elastisitas mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga anulus 2. Aspek Psikologis Pendidikan rendah Status ekonomi soaial rendah Pengetahuan rendah (Pandjabi, 1990). 3. Aspek individu dan life style Umur Penekanan sering terjadi pada usia 50-60 tahun, selain itu kandungan air dalam diktus berkurang sehingga sering mengakibatkan hernia Jenis Kelamin Interpretasi jenis kelamin terletak pada perbedaan pekerjaan, hal ini sering terjadi pada pria daripada wanita. Overweight Kegemukan sering meningkatkan HNP (Atlas et al., 2000)
C. Klasifikasi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) dibagi menjadi: 1. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) sentral HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine. 2. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lateral Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan
3. Manifestasi Klinis Nyeri pada bagian spinal manapun, servikal (leher), torakal atau lumbal. Mati rasa, Gatal Penurunan pergerakan atau atau dua ekstremitas Nyeri tulang belakang Kelemahan satu atau dua ekstremitas Kehilangan control anus atau kendung kemih sebagian atau lengkap
4. Pemeriksaan Penunjang A. Foto rontgen Foto rontgen untuk identifikasi ruang antar vertebra menyempit. B. Elektroneuromiografi (ENMG) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegetahui radiks mana yang terkena dan untuk melihat adanya polineuropati. C. Sken tomografi Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskusi intervertebralis. D. RO Spinal Pemeriksaaan ini bertujuan untuk memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang. E. MRI (Magneting Resonance Imaging ) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui spinal lumbal. F. CT Scan dan Mielogram Pemeriksaan ini dilakukan jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada pemeriksaan MRI.
5. Patofisiologi
Proses degeneratif
Kehilangan protein polisakarida
Kandungan air menurun
trauma
Stress okupasi
HNP
Nucleus pulposus terdorong
Ujung saraf spinal tertekan
Perubahan sensasi
Nyeri
Gangguan mobilitas fisik
Penurunan kerja reflek
6. Komplikasi Kelemahan dan atropi otot Trauma serabut syaraf dan jaringan lain Kehilangan kontrol otot sphinter Paralis / ketidakmampuan pergerakan Perdarahan Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal
7. Penatalaksanaan A. Terapi konservatif Tirah baring Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari papan yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Meredakan Nyeri Kompres lembab panas, sedatif, dan relaksan otot. Medikamentosa -
Symtomatik Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon), antiinflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik (amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).
-
Kausal Kolagenese
Fisioterapi Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis. Traksi Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban. B. Terapi operatif (Pembedahan) Terapi operatif (Pembedahan) dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik. Tujuan dari pembedahan ini adalah untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik. Macam-macam: -
Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral
-
Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis,
memungkinkan
ahli
bedah
untuk
menginspeksi
kanalis
spinalis,
mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks -
Laminotomi : Pembagian lamina vertebra
-
Disektomi dengan peleburan.
C. Rehabilitasi Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari-hari (the activity of daily living). Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan sebagainya.
Asuhan Keperawatan Pasien Hernia Nucleus Pulposus (HNP) Masalah Keperawatan No.
Data
1.
DS: -
Etiologi
Masalah Keperawatan
Proses degenerative
Nyeri
Pasien melaporkan nyeri Kehilangan protein
DO: -
polisakarida Ekspresi pasien tampak Kandungan air menurun
kesakitan -
Tingkah laku berhati-hati
-
Gangguan tidur
-
Posisi menahan nyeri
HNP
Nukleus pulposus terdorong
Ujung saraf spinal tertekan
Nyeri 2.
DS: -
Proses degenerative
Pasien
mengakatakan Kehilangan protein
tidak
nyaman
saat
polisakarida
beraktivitas -
Pasien
mengatakan
stamina menurun
Kandungan air menurun
HNP
DO: -
Nukleus pulposus
Kurusakan
terdorong musculoskeletal -
Pengobatan
-
Kehilangan
Ujung saraf spinal tertekan integritas Nyeri
Gangguan mobilitas fisik
struktur tulang Gangguan mobilitas fisik 3.
DS:
Proses degenerative
Kehilangan protein DO: -
Dekubitus
-
Perubahan turgor
-
Perubahan pigmentasi
polisakarida
Kandungan air menurun
HNP
Nukleus pulposus terdorong
Ujung saraf spinal tertekan
Nyeri
Gangguan mobilitas fisik
Bed rest
Integritas kulit terganggu
Resiko integritas kulit
Rencana keperawatan Diagnosa 1 Nyeri
b.d
kompresi
saraf, spasme otot
Tujuan & Kriteria Hasil Setelah intervensi
Intervensi
Rasional
dilakukan
1. Monitor adanya keluhan
keperawatan
1. Membantu
menen-
nyeri, catat lokasi, lama,
tukan pilihan
selama 1x24 jam nyeri
factor
vensi dan membe-
berkurang
pencetus/pemberat
rikan
Kriteria hasil:
Klien
Skala
2. Pertahankan tirah baring nyeri
dasar
untuk
perbandingan
dan
evaluasi terapi
mengatakan
nyeri berkurang
inter-
selama
fase
akut.
2. Tirah baring dalam posisi yang nyaman
berkurang
Letakkan pasien dengan
memungkinkan
Klien
posisi
semi
fowler
pasien
teknik
dengan
tulang
spinal,
menurunkan spasme
nonfarmakologi
pinggang
dalam
dalam
menggunakan
mengurangi
dan
lutut
keadaan
fleksi;
untuk
otot,
menurunkan
penekanan
pada
nyeri seperti teknik
posisi telentang dengan
bagian tubuh tertentu
relaksasi
atau tanpa meninggikan
dan
kepala 10-30° atau pada
terjadinya
posisi lateral
dari tonjolan diskus
3. Bantu
pemasangan
brace/korset
memfasilitasi reduksi
3. Berguna selama fase akut
dari
rupture
diskus
untuk
memberikan sokongan
dan
membatasi fleksi 4. Batasi aktivitas selama fase
akut
sesuai
kebutuhan
4. Meminimalkan gerakan yang dapat menghilangkan spasme
otot
menurunkan dan
tekanan
struktur
dan
edema pada sekitar
diskus intervertebralis yang terkena 5. Minta
pasin
melakukan relaksasi
untuk
5. Memfokuskan
teknik
perhatian membantu menurunkan
pasien,
tegangan otot 6. Berikan
tempat
tidur
6. Memberikan
ortopedik/letakkan papan
sokongan
dan
dibawah kasur/matras
menurunkan
fleksi
spinal
yang
menurunkan spasme 7. Kolaborasi
pemberian
7. Merelaksasikan
obat relaksasi ototseperti
dan
diazepam
nyeri
8. Kolaborasi
pemberian
menurunkan
8. Menurunkan
NSAID seperti ibuprofen
otot
dan
edema
tekanan
pada
akar saraf 9. Kolaborasi
pemberian
analgesic
9. Perlu
seperti
menghilangkan nyeri
asetaminofen
Diagnosa 2 Gangguan
mobilitas
Tujuan & Kriteria Hasil Setelah
dilakukan
sedang sampai berat
Intervensi
Rasional
1. Ubah posisi klien tiap 2
1. Menurunkan
intervensi
otot,
selama 3x24 jam klien
jaringan
mampu
melaksanakan
sirkulasi darah yang
aktivitas
fisik
jelek
dan
restriktif kerusakan
neuromuskulus
jam
terjadinnya
resiko
fisik b.d nyeri, spasme terapi
keperawatan
untuk
sesuai
kemampuannya
akibat
daerah
yang tertekan
Kriteria hasil:
pada
iskemia
2. Ajarkan
klien
untuk
2. Gerakan
aktif
melakukan latihan gerak
memberikan massa,
kontraktur sendi
aktif
tonus dan kekuatan
Bertambahnya
yang tidak sakit
Tidak
terjadi
pada
ekstrimitas
otot
serta
kekuatan otot
memperbaiki
Klien
jantung
menunjukkan
tindakan meningkatkan mobilitas
fungsi dan
pernapasan
untuk 3. Lakukan
gerak
pada ekstrimitas
pasif yang
sakit
3.
Otot volunter akan kehilangan
tonus
dan kekuatannya bila tidak
dilatih
untuk
digerakkan 4. Demonstrasikan
4. Memberikan
penggunaan
alat
stabilitas
penolong
alat
sokongan
seperti
bantu jalan, tongkat
dan untuk
mengkompensasi
gangguan tonus/kekuatan
otot
dan keseimbangannya 5. Kolaborasi dengan ahli
5. Program
fisioterapi untuk latihan
latihan/peregangan
fisik klien
yang spesifik dapat menghilangkan spasme
otot
dan
menguatkan otot-otot punggung, ekstensor, abdomen, dan otot quadrisep untuk meningkatkan sokongan
terhadap
daerah lumbal
Diagnosa 3 Resiko
gangguan
Tujuan & Kriteria Hasil Setelah
dilakukan
Intervensi 1. Anjurkan
Rasional untuk
1. Meningkatkan aliran
integritas kulit b.d tirah
intervensi
keperawatan
melakukan latihan ROM
darah
baring lama
selama 3x24 jam klien
(range of motion) dan
daerah
mampu mempertahankan
mobilisasi jika mungkin
keutuhan kulit
2. Rubah posisi tiap 2 jam
Kriteria hasil:
3. Gunakan bantal air atau
3. Menghindari tekanan
terhadap
pengganjal yang lunak di
yang berlebih pada
pencegahan luka
bawah
daerah
Klien
yang menonjol
mengetahui
penyebab dan cara
meningkatkan
aliran darah
mau
berpartisipasi
2. Menghindari tekanan dan
Klien
kesemua
daerah
Tidak
yang
tanda atau luka
tanda-
kemerahan
yang baru
tekanan
menonjol mengalami
pada
yang
menonjol
4. Lakukan massage pada
pencegahan luka ada
daerah-daerah
4. Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
waktu
berubah posisi 5. Observasi
terhadap
5. Hangat
eritema dan kepucatan
pelunakan
dan palpasi area sekitar
tanda
terhadap
jaringan
kehangatan
dan pelunakan jaringan
dan adalah kerusakan
tiap merubah posisi 6. Jaga kebersihan kulit dan seminimal hindari
trauma,
terhadap kulit
mungkin panas
6. Mempertahankan keutuhan kulit