Handout
ST ATISTIK NONP AR AMETRIK [Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif] [Statistik Non Parametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis TIDAK harus Berdistribusi Normal. Oleh karena itu Statistik Non Parametrik sering disebut sebagai Distribusi Bebas (Free Distribution)]
Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, S KM.
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta
Page 2 of 19
ST ATISTIK NON P P AR AMETRIK
P
enggunaan statistik Parametrik dan Non Parametrik tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik Non Parametrik tidak menuntut
terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis TIDAK harus Berdistribusi Normal. Oleh karena itu Statistik Non Parametrik sering disebut sebagai Distribusi
Bebas
(Free
Distribution).
Statistika
non-parametrik
biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pd data KATEGORIAL(Nominal/Ordinal). Data berjenis Nominal dan Ordinal TIDAK menyebar Normal.
Pedoman U Umum M Memilih T Tek nik St at ist ik Non P Paramet ris Unt uk Pengujian H Hipot esis.( S Su gi y ono , 2 2009 ) Secara umum dalam pemilihan Teknik Uji Statistik dapat dikategorikan berdasarkan ‘Jenis Hipotesis’ dan ‘Skala Data’ –nya, yaitu sebagai berikut: 1) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL BERPASANGAN bila Datanya berbentuk NOMINAL adalah:
Mc. Nemar
2) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL BERPASANGAN bila Datanya berbentuk ORDINAL adalah: a) Sign Test (Uji Tanda) b) Wilcoxon Matched Pairs 3) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL INDEPENDEN bila Datanya berbentuk NOMINAL adalah: a) Fisher Exact Probability b) Chi Kuadrat Dua Sampel 4) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL INDEPENDEN bila Datanya berbentuk ORDINAL adalah: a) Median Test b) Mann-Whitney c) Kolmogorov Smirnov d) Wald-Wolfowitz
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 3 of 19
5) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KORELATIF (ASOSIATIF/HUBUNGAN) bila Datanya berbentuk NOMINAL adalah:
Koefisien Kontingensi
6) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji HIPOTESIS KORELATIF (ASOSIATIF/HUBUNGAN) bila Datanya berbentuk ORDINAL adalah: a) Korelasi Spearman Rank b) Korelasi Kendall Tau
Pedoman tersebut dapat digambarkan dalam bentuk Tabel sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono, 2009
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 4 of 19
ATAU:
Sumber: Sugiyono, 2009
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 5 of 19
Pengujian H Hipot esis K K OMP AR ATIF D Dua S S am p el BERP AS ANG AN Melakukan
Uji
Statistik
terhadap
Hipotesis
KOMPARATIF
Dua
Sampel
BERPASANGAN berarti menguji ada tidaknya PERBEDAAN yang signifikan antara variabel dari dua sampel yang berpasangan/berhubungan. Teknik Uji Statistik yang dapat digunakan untuk menguji Hipotesis Komparatif pada Sampel Berpasangan yang dibahas dalam pokok bahasan ini adalah: 1). Bila Skala Data-nya NOMINAL adalah: Mc. Nemar 2). Bila Skala Data-nya ORDINAL adalah: Sign Test atau Uji Tanda
Mc. N Nemar T Test
U(Bivariat)
ji Statistik ini digunakan untuk menguji Hipotesis KOMPARATIF Dua Sampel BERPASANGAN
bila
Skala
Datanya
berbentuk
NOMINAL.
Rancangan penelitiannya biasanya berbentuk Before-After, jadi Hipotesis Penelitian merupakan Perbandingan antara Nilai Sebelum dan Sesudah ada Perlakuan atau Treatment yang biasanya ditujukan untuk membuktikan ada tidaknya perubahan. (Sugiyono,2009).
Contoh cara mengidentifikasi penggunaan Teknik Uji Statistik dalam Penelitian: Suatu penelitian akan dilakukan untuk mengetahui peran penyuluhan terhadap pengetahuan responden. Dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan responden yang dibedakan atas pengetahuan Baik dan Buruk antara sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka: Uji statistik apakah yang tepat digunakan untuk menguji Hipotesis penelitian tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 6 of 19
1). Menentukan Variabel yang dihubungkan. Variabel dalam penelitian tersebut adalah: Tingkat Pengetahuan dan Penyuluhan. 2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya adalah Komparatif 3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya adalah Nominal (Kategorial) 4). Menentukan Berpasangan atau Tidak Berpasangan Kelompok sampelnya adalah Berpasangan. 5). Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas. Teknik Uji Statistik yang tepat adalah Mc. Nemar Test .
Rumus yang digunakan dalam Uji Mc. Nemar adalah sebagai berikut:
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung > χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H 0 diTolak atau hal ini berarti H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung < χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 7 of 19
2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
( Catatan : Aplikasi Pengujian dengan SPSS, lihat Modul Latihan SPSS)
Sign T Test (Uji T Tanda) Sign Test dipergunakan untuk menguji Hipotesis KOMPARATIF Dua Sampel (Bivariat) BERPASANGAN dengan Skala Pengukuran Data berbentuk ORDINAL. Teknik ini disebut sebagai Uji Tanda (Sign Test) karena Data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negatif. Jadi, dalam hal ini, tidak sekedar menanyakan seberapa besar pengaruhnya secara kuantitatif, tetapi juga pernyataan tentang mempunyai pengaruh POSITIF atau NEGATIF. Bila dibandingkan dengan Mc. Nemar Test, maka terdapat persamaan antara Mc. Nemar Test dengan Sign Test, yaitu sama-sama untuk menguji hipotesa komparatif dengan dua sampel berpasangan dengan Skala Data Kategorik. Sedangkan perbedaan antara keduanya adalah: Mc. Nemar Test : digunakan pada Skala Data Kategorial yaitu tepatnya Nominal, dimana Variabelnya hanya mempunyai 2 Kategori. Sign Test : digunakan pada Skala Data Kategorial yaitu tepatnya Ordinal, dimana Variabelnya terdiri atas Lebih dari 2 Kategori. Contoh cara mengidentifikasi penggunaan Teknik Uji Statistik dalam Penelitian: Suatu penelitian akan dilakukan untuk mengetahui peran penyuluhan terhadap pengetahuan responden. Dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan responden yang dibedakan atas pengetahuan Baik, Cukup Baik dan Tidak Baik antara sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan penyuluhan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka: Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 8 of 19
Uji statistik apakah yang tepat digunakan untuk menguji Hipotesis penelitian tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Menentukan Variabel yang dihubungkan. Variabel dalam penelitian tersebut adalah: Tingkat Pengetahuan dan Penyuluhan. 2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya adalah Komparatif 3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya adalah Ordinal (Kategorial) 4). Menentukan Berpasangan atau Tidak Berpasangan Kelompok sampelnya adalah Berpasangan. 5). Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas adalah Sign Test /Wilcoxon Rumus yang digunakan:
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung > χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H 0 diTolak atau hal ini berarti H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung < χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 9 of 19
2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
( Catatan : Aplikasi Pengujian dengan SPSS, lihat Modul Latihan SPSS)
Pengujian H Hipot esis K K OMP AR ATIF D Dua S S am p el TID AK BERP AS ANG AN ((Independen) enguji Hipotesis KOMPARATIF Dua Sampel TIDAK BERPASANGAN berarti
M
menguji Signifikansi Perbedaan Nilai dari Dua Sampel/Kelompok Data yang
Tidak Berpasangan. Contoh Dua Sampel/Kelompok yang Tidak Berpasangan adalah: Sampel Berat Badan Bayi di daerah rural dan Berat Badan Bayi di daerah urban, Sampel Kadar Hb pada Ibu Hamil yang mengkonsumsi Tablet Fe dan Ibu Hamil yang Tidak Mengkonsumsi Tablet Fe, dsb. Teknik Uji Statistik yang dapat digunakan untuk menguji Hipotesis Komparatif pada Sampel Tidak Berpasangan yang dibahas dalam pokok bahasan ini adalah: 1). Bila Skala Data-nya NOMINAL adalah: Chi Kuadrat (χ 2) 2). Bila Skala Data-nya ORDINAL adalah: Mann-Whitney U-Test, KolmogorovSmirnov.
Chi K K uadrat = C Chi-Square (( χ2) Chi K uadrat ( χ2) digunakan untuk menguji Hipotesis KOMPARATIF Dua Kelompok Data/Sampel Independen bila Datanya berskala NOMINAL. Sebagai contoh untuk mengidentifikasi penggunaan Uji Chi Kuadrat (χ 2 ) dalam Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut (Dahlan.S., 2012): Misalnya akan dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh perilaku merokok (merokok dan tidak merokok) dengan status fertilitas seorang pria Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 10 of 19
(Infertil dan Fertil). Dan pertanyaan penelitian tersebut adalah “adakah pengaruh
perilaku merokok terhadap status fertilitas seorang pria ?” Maka, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan Uji Hipotesis yang tepat adalah: 1). Menentukan variabel-variabel yang dihubungkan. Variabel-variabel yang dihubungkan dalam contoh penelitian di atas adalah STATUS FERTILITAS (Infertil dan Fertil) dengan PERILAKU MEROKOK (Merokok dan Tidak Merokok) 2). Menentukan jenis hipotesa. Jenis Hipotesa dari contoh di atas adalah KOMPARATIF. 3). Menentukan Skala Pengukuran Data Skala Pengukuran Data pada Variabel di atas adalah KATEGORIK, yaitu Status Fertilitas=Nominal ; Perilaku Merokok=Nominal 4). Menentukan Kelompok Berpasangan atau Tidak Berpasangan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka terdapat 2 kelompok sampel yang berbeda yaitu Pria Perokok dan Bukan Perokok yang berarti TIDAK BERPASANGAN. 5). Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat. Berdasarkan kriteria tersebut di atas adalah Uji Chi Kuadrat (χ 2).
RUMUS:
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 11 of 19
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung > χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H 0 diTolak atau hal ini berarti H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung < χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU 2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Mann-Whit ney U U-Test Mann-Whit ney digunakan untuk menguji signifikansi Hipotesis KOMPARATIF Dua Sampel INDEPENDEN (Tidak Berpasangan) bila Skala Data berbentuk ORDINAL. Test ini juga dikenal sebagai Teknik Uji Statistik terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila skala datanya Ordinal. Teknik Uji Mann-Whitney ini juga dapat digunakan untuk Uji Hipotesis Komparatif Dua Sampel Independen dengan Skala Data Interval/Rasio tetapi TIDAK Berdistribusi Normal. Sehingga Teknik Uji ini dapat digunakan sebagai alternatif uji T-Test untuk dua sampel bebas bila persyaratan untuk Uji T-Test tidak terpenuhi. (Fajar,I.et.al .,2009).
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai U (terk ecil) hitung > U Tabel , maka H 0 diTolak atau hal ini berarti H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 12 of 19
Dan Sebaliknya: Bila Nilai U (terk ecil) hitung < U Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU 2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Rumus yang digunakan:
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan atau memilih teknik Uji Statistik atau Uji Hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut: 1). Menentukan atau mengidentifikasi Variabel-variabel yang dihubungkan. Misalnya:
Variabel
dalam
suatu
penelitian
terdiri
atas:
Tingkat
Pengetahuan dan Penyuluhan. 2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya apakah Deskriptif, Komparatif atau Korelatif/Asosiatif. 3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya apakah Numerik (Rasio/Interval) Kategorial (Nominal/Ordinal) Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
atau
Page 13 of 19
4). Menentukan Berpasangan atau Tidak Berpasangan (Khususnya untukHipotesis Komparatif) Kelompok sampelnya adalah Berpasangan atau Tidak Berpasangan. 5). Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas: Apakah Menggunakan Statistik Parametrik atau Non Parametrik (dengan Menentukan Teknik Uji Statistik yang Sesuai).
Pengujian H Hipot esis K K orelat if ( Asosiat if ) Menguji HIPOTESIS ASOSIATIF berarti menguji hubungan antara dua variabelatau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil. Bentuk hubungan antar variabel tersebut dapat dibedakan dalam 3 macam bentuk, yaitu: Hubungan Simetris, Hubungan Sebab Akibat (Kausal), dan Hubungan Interaktif (Saling Mempengaruhi). Untuk mencari atau membuktikan hubungan antar dua variabel atau lebih tersebut dilakukan dengan Menghitung Korelasi antar variabel. (Sugiyono, 2009). KORELASI adalah Angka yang menunjukkan ARAH dan KUATnya Hubungan antar dua variabel atau lebih. ARAH Hubungan dinyatakan dalam bentuk Hubungan POSITIF atau NEGATIF. Sedangkan KUATnya Hubungan dinyatakan dalam Besarnya Koefisien Korelasi. Hubungan antar dua variabel atau lebih dinyatakan POSITIF, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai variabel yang lain atau sebaliknya. Hubungan antar dua variabel dikatakan NEGATIF apabila nilai satu variabel dinaikkan, maka akan menurunkan nilai variabel yang lain dan sebaliknya. KUAT-nya Hubungan antar variabel dinyatakan dalam Koefisien Korelasi. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara 0 sampai dengan 1 ( + atau -), dimana Koefisien Korelasi terkecil adalah 0, dan apabila suatu hubungan antar dua variabel mempunyai nilai Koefisien Ko relasi sebesar 1 atau -1, maka dapat dikatakan bahwa Hubungan tersebut adalah Sempurna (Sangat Kuat). (Sugiyono, 2009). Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 14 of 19
Terdapat beberapa Teknik Uji Statistik Non Parametris untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih atau untuk menguji Hipotesis Asosiatif/Korelatif , yaitu: a. Untuk Data berskala NOMINAL, maka Teknik Uji yang digunakan adalah Koefisien Kontingency. b. Untuk Data berskala ORDINAL, maka Teknik Uji yang digunakan adalah Spearman Rank dan Kendal Tau. Sedangkan sebagai pedoman dalam memberikan interpretasi hasil uji statistik/ hipotesa berdasarkan Kuatnya Korelasi, Nilai ρ dan Arah Korelasi, maka dapat menggunakan panduan tabel berikut ini:
NO
PARAMETER
NILAI
1
Kekuatan Korelasi
0,0 sampai <0,2 0,2 sampai <0,4 0,4 sampai <0,6 0,6 sampai <0,8 0,8 sampai 1
Sangat Lemah Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat
2
Nilai ρ
P < 0,05
Terdapat Korelasi/Hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
Ρ > 0,05
3
Arah Korelasi
TIDAK
INTERPRETASI
Terdapat Korelasi/Hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
(+) / Positif
POSITIF = Searah : semakin besar/ meningkat nilai satu variabel, maka semakin besar/meningkat pula nilai variabel yang lain, dan sebaliknya.
(-) /Negatif
NEGATIF = Brlawanan Arah : Semakin Besar nilai pada satu variabel, maka nilai variabelyang lain akan semakin kecil, dan sebaliknya.
Sumber: Dahlan, S. (2012)
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 15 of 19
K oef isien K K ont ingency Koefisien Kontingency digunakan untuk Mengetahui/menghitung HUBUNGAN antar variabel bila datanya berbentuk/berskala NOMINAL. Teknik ini mempunyai kaitan yang erat dengan Uji Chi Kuadrat yang digunakan untuk menguji Hipoteisi Komparatif, sehingga nilai Koefisien Kontingency mengandung nilai Chi Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah:
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung > χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H 0 diTolak atau hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai χ 2 (Chi Kuadrat) hitung < χ 2 (Chi Kuadrat) Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU 2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H 0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan atau memilih teknik Uji Statistik atau Uji Hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut: 1). Menentukan atau mengidentifikasi Variabel-variabel yang dihubungkan. Misalnya:
Variabel
dalam
suatu
penelitian
terdiri
atas:
Pengetahuan dan Penyuluhan. Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Tingkat
Page 16 of 19
2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya apakah Deskriptif, Komparatif atau Korelatif/Asosiatif . 3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya apakah Numerik (Rasio/Interval)
atau
Kategorial (Nominal/Ordinal) 4) Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas: Apakah Menggunakan Statistik Parametrik atau Non Parametrik (dengan Menentukan Teknik Uji Statistik yang Sesuai)
K orelasi S Spearman R Rank Korelasi Spearman Rank digunkan untuk mencari HUBUNGAN atau untuk menguji Signifikansi HIPOTESIS ASOSIATIF bila masing-masing variabel yang diuji berskala ORDINAL dan Sumber Data masing-masing Variabel TIDAK harus Sama. Korelasi Spearman Rank ini biasanya digunakan untuk sampel dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu sampai dengan 30 sampel. Rumus yang digunakan adalah:
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai ρ (Rho) hitung > ρ (Rho) Tabel , maka H0 diTolak atau hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai ρ (Rho) hitung < ρ (Rho) Tabel , maka H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 17 of 19
2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan atau memilih teknik Uji Statistik atau Uji Hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut: 1). Menentukan atau mengidentifikasi Variabel-variabel yang dihubungkan. Misalnya:
Variabel
dalam
suatu
penelitian
terdiri
atas:
Tingkat
Pengetahuan dan Penyuluhan. 2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya apakah Deskriptif, Komparatif atau Korelatif/Asosiatif . 3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya apakah Numerik (Rasio/Interval)
atau
Kategorial (Nominal/Ordinal) 5) Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas: Apakah Menggunakan Statistik Parametrik atau Non Parametrik (dengan Menentukan Teknik Uji Statistik yang Sesuai)
K orelasi K K endal T Tau ((τ) Korelasi Kendal Tau ( τ) digunakan untuk mencari hubungan atau menguji signifikansi hipotesis asosiatif antara dua variabel atau lebih bila datanya berskala ordinal. Perbedaan teknik Korelasi Kendal Tau ( τ) ini dengan Korelasi Spearman Rank adalah, bahwa teknik uji Korelasi Kendal Tau ( τ) dapat digunakan untuk sampel yang lebih besar, yaitu sampel yang lebih dari 30.
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 18 of 19
Rumus yang digunakan:
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah: 1). Bila Nilai Z hitung > Z Tabel , maka H0 diTolak atau hal ini berarti H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila Nilai Z hitung < Z Tabel , maka H 0 diterima atau hal ini berarti H a ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
ATAU 2). Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan atau memilih teknik Uji Statistik atau Uji Hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut: 1). Menentukan atau mengidentifikasi Variabel-variabel yang dihubungkan. Misalnya:
Variabel
dalam
suatu
penelitian
terdiri
atas:
Tingkat
Pengetahuan dan Penyuluhan. 2). Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya apakah Deskriptif, Komparatif atau Korelatif/Asosiatif . Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.
Page 19 of 19
3). Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya apakah Numerik (Rasio/Interval)
atau
Kategorial (Nominal/Ordinal) 6) Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut di atas: Apakah Menggunakan Statistik Parametrik atau Non Parametrik (dengan Menentukan Teknik Uji Statistik yang Sesuai)
Catatan: Semua bentuk Aplikasi Uji Statistik di atas akan dibahas dalam Materi Pengenalan Program SPSS untuk pengolahan data statistik.
Sumber Kepustakaan: 1
Amin.I.,
Aswin.A.,
Fajar.I.,
Isnaeni,
Iwan.S.,
Pudjirahaju.A.,
Sunindya.R.. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2
Dahlan.S.M.2012.Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan . Jakarta. Salemba Medika.
3
Hadi.S. 2002. Statistik . Jilid 2. Yogyakarta. Andi Offset.
4
Hasibuan.A.A.,Supardi, Syah.D. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press.
5
Riduwan.2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung. Alfabeta.
6
Riwidikdo,H., 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.
7
Siswandari. 2009. Statistika (Komputer Based). Surakarta. LPP UNS dan UNS Press.
8
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
9
Sugiyono, 2009. Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta | Ig. Dodiet Aditya S, SKM.