HAMA PENTING TANAMAN MANGGA BERDASARKAN PENGAMATAN DI KEBUN MANGGA DESA SENTONG, KECAMATAN KREJENGAN, KABUPATEN PROBOLINGGO
Kelompok 13 / Kelas N :
Sagita Indriyani 125040200111027
Sekar Ayu Cahyaningrum 125040201111165
Riski Diyan Prakasiwi 125040201111227
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2013
Lokasi pengamatan hama penting tanaman mangga berada di daerah Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Narasumber yang mendampingi kami adalah Bapak Ilyas selaku pemilik kebun Mangga. Kebun mangga milik beliau mencapai luas 1,5 hektar.
(Kelompok 13 bersama Bapak Ilyas (kanan) dan bersama Bapak (kiri))
Terdapat beberapa hama penting yang sering ditemui oleh Bapak Ilyas sendiri, antara lain ada kutu putih (Pseudococcus viburni), wereng mangga (Idiocerus niveosparsus), lalat buah (Bactocera dorsalis), dan kelelawar (Cynopterus titthaecheilus). Keempat hama tersebut memiliki gejala serangan dan cara pengendalian yang berbeda – beda. Berikut penjelasan dari masing – masing hama penting tanaman mangga.
Hama pertama pada tanaman mangga yaitu hama kutu putih (Pseudococcus viburni) yang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut ;
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Pseudococcus
Spesies : Pseudococcus viburni
Adapun gejala serangan kutu putih yang dapat ditemukan pada tanaman mangga yaitu timbulnya jelaga pada daun ataupun buah dimana kutu putih menghisap cairan pada tanaman mangga, kemudian kutu putih dewasa memiliki cairan seperti gula yang akan menarik semut hitam dan akhirnya menimbulkan adanya jelaga pada bagian tanaman yang terserang. Untuk cara pengendaliannya sendiri, ada beberapa cara, antara lain melakukan pembakaran seresah daun mangga atau pengasapan dengan cara membakar seresah daun mangga. Misalnya ada 3 lokasi pembakaran untuk 5 pohon mangga dimana tiap lokasinya terletak di antara 2 pohon mangga. Cara yang kedua ialah menggunakan agens hayati dengan Beauveria bassiana. Dan cara yang paling terakhir yaitu dengan pengaplikasian pestisida kimia.
(Jelaga yang ditimbulkan oleh kutu putih yang dikelilingi oleh semut hitam)
(Pengendalian kutu putih dengan menggunakan agens hayati Baeauveria bassiana)
Hama mangga yang kedua adalah Wereng Mangga (Idiocerus niveosparsus) yang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut ;
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Homoptera
Famili : Jassidae
Spesies : Idiocerus niveosparsus
Gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan wereng mangga anatara lain terdapat bekas tusukan stilet pada tangkai malai dan pucuk ranting, tangkai malai berubah menjadi warna coklat, mengering, dan mengakibatkan proses pembentukan buah terganggu. Sekresi yang dikeluarkan oleh wereng mangga menyebabkan berkembangnya cendawan jelaga. Bapak Ilyas mengendalikan hama wereng mangga ini langsung dengan menggunakan pestisida kimia yaitu pestisida Alika dengan dosis 0.1 – 0.2 ml/l yang disemprotkan langsung ke pohon mangga. Tetapi penyemprotan ini dilakukan sebelum tanaman mangga berbunga dan berbuah agar residu yang ditinggalkan tidak menempel pada buah mangga yang nantinya akan dikonsumsi oleh manusia sendiri.
(Penggunaan pestisida kimia dengan Alika)
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) adalah hama penting tanaman mangga yang sering ditemukan di daerah probolinggo. Lalat buah memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Tephridae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera dorsalis
Serangan lalat buah dapat diketahui dengan melihat gejala – gejala yang ada yaitu, terdapat titik hitam pada buah mangga yang diserang, apabila buah mangga tersebut dibelah, maka akan ada belatung di dalamnya. Belatung tersebut merupakan anakan hasil telur lalat buah yang dimasukkan dalam buah mangga. Adapun cara – cara pengendalian hama lalat buah ini, antara lain dengan melakukan pembakaran seresah daun mangga atau pengasapan yang akan berfungsi untuk menghalau lalat buah meletakkan telurnya di buah mangga. Cara yang kedua yaitu dengan pemasangan trap untuk lalat buah. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat trap adalah tabung trap untuk tempat masuknya lalat buah, tali untuk menggantung trap di dahan pohon, kapas sebagai tempat cairan atraktan Petrogenol, dan Petrogenol itu sendiri sebagai perangsang lalat buah betina. Pemasangan trap sendiri dikerjakan sejak pembentukan buah sampai panen. Petrogenol pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali. Dalam 1 ha per tanaman mangga dapat dipasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing – masing perangkap 20 meter.
(Trap) (Kapas)
(Tali) (Atraktan)
Hama penting tanaman mangga yang terakhir yaitu kelelawar (Cynopterus titthaecheilus) yang memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Famili : Pteropodidae
Spesies : Cynopterus titthaecheilus
Kelelawar memiliki tipe mulut menggigit – mengunyah sehingga kelelawar merusak tanaman dengan cara memakan buah – buahan yang sudah masak di pohon. Adapun cara pengendaliannya yaitu dengan cara membungkus buah mangga dengan plastik dan/atau memberikan kapur barus atau kamper yang dibungkus plastik yang dilemparkan ke atas pohon. Aroma kamper ini akan mengganggu sensor dari kelelawar itu sendiri karena kelelawar tidak suka aroma yang baru atau aroma asing yang sebelumnya tidak pernah dia cium.
Dari hasil pengamatan berupa survey langsung di kebun Pak Ilyas, dapat disimpulkan bahwa ada 4 hama yang dapat menurunkan produksi mangga (Mangifera indica), yaitu : kutu putih, wereng mangga, lalat buah, dan kelelawar. Pengendalian yang dilakukan mulai dari pengendalian mekanik (menggunakan trap atau perangkap), pengendalian dengan biologis (Beauveria bassiana yang merupakan jenis dari musuh alami), dan pengendalian secara kimiawi (menggunakan pestisida). Kemandirian Bapak Ilyas juga patut diacungi jempol karena beliau juga membuat sendiri Trichoderma sp. dan mengaplikasikannya langsung pada tanaman mangga milik beliau. Pada dasarnya, penggunaan pestisida merupakan jalan terakhir pengendalian jika populasi hama mengalami kenaikan secara drastis. Penggunaan pestisida juga dilakukan saat tanaman tidak sedang mengalami fase generatif sehingga tanaman tidak menumpuk residu dalam buah dan buah dapat diekspor ke luar negeri.