LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR SULFAT SECARA GRAVIMETRI
Pembimbing
: Riniati S.Pd, MSi
Tanggal Praktikum
: 29 Mei 2017
Penyerahan Laporan
: 5 Juni 2017
DISUSUN OLEH :
AHYA SULARASA
161431001
ANE APRILIANTY
161431002
ANRI DWI FEBRIANTO
161431003
APRILIA YEAN WISAKA 161431005 KELOMPOK 1 1 ANALIS KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2017
A.
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mempelajari prinsip-prinsip metode gravimetri 2. Menentukan kadar sulfat dalam sampel
B.
DASAR TEORI
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar,1999). Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain (Rivai,1994). Pada dasarnya pemisahan zat dengan gravimetri dilakukan dengan cara sebagai berikut. Mula-mula cuplikan dilarutkan dalam pelarutnya yang sesuai, lalu ditambahkan zat pengendap yang sesuai. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan atau dipijarkan, dan setelah itu ditimbang. Kemudian jumlah zat yang ditentukan dihitung dari faktor stoikiometrinya. Hasilnya disajikan sebagai persentase bobot zat dalam cuplikan semua (Rivai,1994).
Suatu metode analisis gravimetri biasanya didasarkan pada reaksi kimia seperti : aA + R → AaRr dimana a molekul analit, A, bereaksi dengan r molekul reagennya R. Produknya, yakni AaRr, biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut yang bias ditimbang setelah pengeringan, atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang. Sebagai contoh, kalsium biasa ditetapkan secara gravimetri melalui pengendapan kalsium oksalat dan pembakaran oksalat tersebut menjadi kalsium oksida, dengan reaksi:
Ca2 + CaO42- → CaC2O4(S) CaC2O4 → CaO(S) + CO2 (g) + CO(g) Pemisahan unsur atau senyawa dari senyawa atau larutan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara atau metode analisa gravimetri. Beberapa metode analisa gravimetri sebagai berikut :
Metode pengendapan.
Metode penguapan atau pembebasan ( gas )
Metode elektroanalisis
Metode ekstraksi dan kromatogravi
Pada percobaan yang dilakukan praktikan menggunakan cara pengendapan. GRAVIMETRI PENGENDAPAN Gravimetri pengndapan adalah gravimetri yang mana komponen yang hendak didinginkan diubah menjadi bentuk yang sukar larut atau mengendap dengan sempurna. Bahan yang akan ditentukan di endapkan dalam suatu larutan dalam bentuk yang sangat sedikit larut agar tidak ada kehilangan yang berarti bila endapan
disaring
dan
ditimbang.
Syarat – syarat
senyawa
yang
di
timbang
:
Stokiometri, mempunyai kestabilan yang tinggi, faktor gravimetrinya kecil. Adapun beberapa tahap dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut : 1. Memilih pelarut sampel. Pelarut yang dipilih harus lah sesuai sifatnya dengan sampel yang akan di larutkan, Misalnya : HCl, H2SO4, dan HNO3 digunakan untuk melarutkan sampel dari logam – logam. 2. Pengendapan analit Pengendapan analit dilakukan dengan memisahkan analit dari larutan yang mengandungnya dengan membuat kelarutan analit semakin kecil, dan pengendapan ini dilakukan dengan sempurna. Misalnya : Ca+2 + H2C2O4 => CaC2O4 (endapan putih). 3. Pengeringan endapan Pengeringan yang dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan analitnya dan dilakukan dengan sempurna. Disini kita menentukan apakah analit dibuat dalam bentu oksida atau biasa pada karbon dinamakan pengabuan. 4. Menimbang endapan Zat yang ditimbang haruslah memiliki rumus molekul yang jelas Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan (Day and Underwood, 2002). Dalam menentukan keberhasilan metode gravimetri ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menentukan penyusunan utama dalam suatu makro)
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat. Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapatkan sisa bahan suatu gas yang dibentuk dari bahan yang dianalisa. Dalam cara pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi endapan dan ditimbang. Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi dan endapan yang dibentuk dengan elektrokimia. Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan cairan pencuci, endapan dapat disaring. Endapan grevimetri yang disaring kertas tidak dapat dipisahkan kembali secara kuantitatif. Sudah dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya (Hardjadi, 1993). Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan endapan kasar adalah endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis (Harjadi, 1993). Salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para analis adalah menggunakan endapan sebagai cara pemisahan dan penentuan gravimetrik adalah
memperoleh endapan tersebut dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Zat-zat yang normalnya mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan zat yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut kopresipitasi. Misalnya, bila asam sulfat ditambahkan pada barium klorida yang mengandung sejumlah kecil ion nitrat, endapan barium sulfat yang diperoleh mengandung barium nitrat. Maka dikatakan bahwa nitrat tersebut terkorosipitasi dengan sulfat (Day and Underwood, 2002). Kontresipitasi merupakan suatu fenomena yang ahli-ahli kimia analitik biasanya coba hindari. Namun, fakta bahwa endapan cenderung mengabsorpsi zat-zat asing tidak selalu mengganggu; kopresipitasi telah digunakan secara luas untuk mengisolasi runut isotop-isotop radio aktif. Ketika isotop-isotop ini dibentuk dalam reaksi uklir. Jumlah yang terbentuk bisa sangat kecil, dan prosedur pengendapan umumnya gagal pada konsentrasi yang sangat kecil. Untuk meminimalisirkan kopresipitasi dapat digunakan beberapa prosedur dibawah ini, yaitu : 1. Metode penambahan pada kedua reagen, jika diketahi bahwa baik sampel maupun enapan mengandung suatu ion yang mengotori, larutan yang megandung ion tersebut dapat ditambahkan pelarut lain, dengan cara ini konsentrasi pencemaran dijaga serendah mungkin selama tahap awal-awal pengendapan. 2. Pencucian 3. Pencernaan 4. Pengendapan kembali Suatu endapan kristalin, seperti BaSO4, kadang-kadang mengabsorpsi pengotor (impurities) bila partikel-partikelnya kecil. Dengan bertumbuhnya ukuran partikel, pengotor tersebut bisa tertutup dalam kristal. Kontaminasi jenis ini disebut dengan pengepungan (acclusian). Untuk membedakan dari kasus dimana padatan tidak tumbuh di sekitar pengotor. Pengotor yang terkepung tidak dapat dipindahkan
dengan mencuci endapan tersebut, tetapi mutu endapan tersebut seringkali dapat disempurnakan dengan pencernaan (Day and Underwood, 2002). Dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang direaksikan dianalisa. Hasil reaksi ini dapat : sisa bahan, atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang terbentuk dari bahan yang diananlisa itu. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara gravimetri; cara evolusi dan cara pengendapan (Harjadi, 1993). Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif melibatkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristalin atau koloid, dan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar larutan jenuhnya. Kelarutan suatu zat tergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan bahan lain dalam larutan itu, dan komposisi pelarutnya (Svehla, 1990). Dalam prosedur gravimetrik yang lazim suatu endapan ditimbang dan darinya nilai analit dalam sampel dihitung. Maka persentase analit A adalah:
%A
= Bobot A x 100 %
atau, jika kita tentukan faktor gravimetrik endapan, yaitu: fg
= BA atom A x 100 % BM endapan
Maka, persentase analitnya: %A
= Berat endapan x faktor gravimetri (fg) x 100% Berat sampel
ZAT PENGENDAP ORGANIK Reagensia organik merupakan bahan untuk membantu proses pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran, yang mana ion – ion ini biasanya menghasilkan senyawaan yang sangat sedikit dapat larut dan sering kali berwarna. Reagensia organik disebut juga zat pengendap organik. Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan.
C.
ALAT DAN BAHAN Alat
Bahan
-
Penangas uap
-
Sampel sulfat
-
Gelas kimia 400 ml
-
Larutan HCl pekat
-
Gelas ukur 10 ml
-
Larutan BaCl2 5%
-
Corong panjang
-
Larutan AgNO3 0,1 M
-
Cawan krus + tutup
-
Kertas saring whatman No. 40
-
Batang pengaduk
-
Bunsen, kaki tiga, kasa
-
Segitiga porselen
-
Penjepit cawan
-
Eksikator
-
Kaca arloji
-
Neraca
D.
CARA KERJA
0,3 gram Sampel Sulfat
Gelas Kimia 400 ml
Larutkan dengan 25 ml air Tambah 0,3 – 0,6 ml HCl pekat. Encerkan sampai 200 ml
Hot Plate
Didihkan larutan Tambah BaCl2 5% sedikit demi sedikit Aduk. Biarkan endapan. Lakukan tes supernatan
Penangas Uap
Panaskan 1 jam hingga endapan turun
Larutan dan Endapan
Tambah beberapa tetes BaCl2 hingga tidak terbentuk endapan Saring dengan kertas saring whatman No. 40 Cuci endapan dengan air panas hingga bebas Cl-
Cawan Porselen (bersih & kering, telah ditimbang konstan)
Pijarkan hingga hanya tersisa endapan putih kering Dinginkan di udara terbuka
Desikator
Simpan 5 – 10 menit
Neraca
Timbang Ulangi pemijaran, pendinginan dan penimbangan hingga beratnya konstan
E.
DATA PENGAMATAN
Berat Sampel (NiSO4) = 0,3024 gram a. Data Penimbangan Cawan Kosong Penimbangan
Lama Pemanasan
Lama
Berat (gram)
Pendinginan
I
30 menit
15 menit
39,0087
II
15 menit
15 menit
39,0057
III
10 menit
10 menit
39,0055
Berat rata-rata cawan (diambil dari rata-rata dua data terakhir)
39,0056
b. Data Penimbangan Cawan + Endapan Penimbangan
Lama Pemanasan
Lama
Berat (gram)
Pendinginan
I
30 menit
15 menit
39,2158
II
15 menit
15 menit
39,2148
III
10 menit
10 menit
39,2140
Berat rata-rata cawan + endapan (diambil dari rata -rata dua data terakhir)
c. Data Berat Endapan Berat Endapan = (Berat Cawan + Endapan) – Berat Cawan Kosong = 39,2144 – 39,0056 = 0,2088 gram
39,2144
F.
PERHITUNGAN
a. Berat endapan teoritis Kadar Sulfat dalam sampel NiSO4
= Mr SO4
x
Mr BaSO4
100 %
Berat Endapan
x 100
Berat Sampel
= 0,41153 x Berat endapan 0,3024
Berat endapan = 0,3024 0,41153 = 0,735 gram b. Kadar sulfat percobaan Kadar sulfat dalam sampel NiSO4
= Mr SO4
x
Mr BaSO4
Berat Endapan Berat Sampel
= 0,41153 x 0,2088 x 100 0,3024 = 0,41153 x 0,6905 x 100 = 28, 42 %
x 100
G.
PEMBAHASAN
Aprilia Yean Wisaka (161431005)
Analisis gravimetri adalah analisis dari berat suatu unsur yang terdapat dalam persenyawaan dengan cara memisahkan unsur tersebut dari persenyawaannya kemudian ditimbang. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kadar sulfat dalam sampel NiSO4. Sulfat dalam larutan sampel diendapkan dengan menggunakan BaCl2 dalam suasana panas dan asam. Suasana asam bertujuan agar ion logam transisi dapat larut dan mencegah terbentuknya endapan lain seperti CO3-,PO43- terhadap Ba2+. Pada saat pelarutan, larutan sampel harus didiamkan agar pelarutannya sempurna, begitupun dalam hal pengendapan. Penambahan BaCl2 dilakukan hingga sulfat mengendap sempurna, yaitu saat tidak lagi membentuk endapan baru BaSO4 saat diteteskan BaCl2 di atas permukaan larutan. Pada tahap ini dilakukan digest. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh endapan sulfat yang ukuran partikelnya besar sehingga mudah disaring. Reaksi yang terjadi saat penambahan BaCl2 : Ba2+ + SO42- BaSO4 (s) Endapan BaSO4 yang telah disaring haruslah bebas dari ion-ion pengotor seperti Cl-. Maka dari itu digunakan air panas untuk mencuci endapan. Pereaksi AgNO3 digunakan untuk memastikan ada tidaknya kandungan Cl- dalam endapan. Endapan tersebut dikatakan bebas dari Cl- apabila tidak terbentuk endapan putih AgCl saat diteteskan AgNO3 pada filtrat. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring whatman (kertas saring bebas abu). Hal ini bertujuan agar pada saat pemijaran tidak dihasilkan abu yang akan mempengaruhi berat endapan. Penyaringan ini menggunakan metode
dekantasi untuk menghasilkan filtrat yang bersih atau untuk menghilangkan cairan yang tidak diinginkan dari endapan yang terbentuk (residu). Berdasarkan percobaan diperoleh berat endapan BaSO4 sebesar 0,2088 gram sehingga didapatkan kadar sulfat dalam sampel yaitu 28,42 %. Hasil yang diperoleh tidak 100% (berat endapan teoritis 0,735 gram) disebabkan karena proses pengendapan sulfat yang kurang sempurna (BaSO4 belum mengendap sempurna).
Anri Dwi Febrianto (161431003)
Analisa gravimetri adalah analisa dari berat suatu unsur yang terdapat dalam persenyawaan dengan cara memisahkan unsur tersebut dari persenyawaannya kemudian ditimbang. Dalam percobaan ini ditentukan kadar dari SO42- yang terdapat dalam persenyawaan BaSO4. Percobaan ini dilakukan pertama-tama dengan menimbang sampel sulfat sebanyak 0,3 gram yang sudah dilarutkan dengan 25 ml air kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL dan ditambahkan beberapa tetes asam klorida pekat dalam gelas kimia tersebut dan kemudian diencerkan sampai 200 ml. Lalu didihkan dan ditetesi beberapa tetes BaCl2 50% sambil diaduk. Dan diamkan sampai mengendap. Kemudian diuji dengan BaCl2 sampai tidak lagi terbentuk endapan putih BaSO4. Penambahan BaCl2 ini bereaksi dengan NiSO4 untuk membentuk BaSO4, reaksinya sebagai berikut: HCl + KHSO4 → H2SO4 +KCl H2SO4 +BaCl2 → BaSO4 +HCl Setelah itu larutan tadi dipanaskan kira-kira sampai 1 jam dan jaga volume cairan tidak kurang dari 150 mL. Kemudian disaring dengan kertas whatman 40. Kemudian endapan yang terbentuk dicuci dengan air panas untuk menghilangkan
kandungan klorida dalam endapan BaSO4. Tetesan terakhir dari pencucuian tersebut diuji dengan 2 tetes perak nitrat untuk menguji kandungan klorida. Endapan tersebut lalu dikeringkan dan dipijarkan hingga kering dan terbentuk barium sulfat. Kemudian didinginkan di dalam desikator selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu endapan ditimbang sampai beratnya kosntan dan dihitung persen kadar dari barium sulfat yang didapatkan. Berdasarkan percobaan didapatkan bahwa berat sampel sulfat yaitu 0,3 gram. Dan berat sulfat yang didapat adalah 0,2088 gram sehingga didapatkan persen kadar sulfat yaitu 28,42 %.
Ahya Sularasa (161431001)
1. Proses pengendapan Sulfat dengan larutan BaCl2 Dalam percobaan kali ini adalah mengetahui kandungan sulfat (SO42-), dalam sampel (NiSO4). Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri yaitu proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Percobaan ini diawali dengan membuat larutan nikel sulfat dari 0,3 gram padatan sulfat yang dilarutkan ke dalam 25 mL akuades. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan 0,4 mL HCl pekat dan BaCl2 setetes demi setetes sampai tetesan BaCl2 tidak menghasilkan endapan. Persamaan reaksinya ; SO42- + BaCl2
BaSO4
(putih) + 2Cl-
Pengendapan tersebut ditambahkan HCl pekat beberapa tetes agar suasananya menjadi asam. Pada saat pelarutan maka larutan sampel harus didihkan agar
pelarutannya sempurna begitupun dalam hal pengendapan. Suatu proses gravimetri sangat dipengaruhi oleh pengendapan ,oleh sebab itu maka pada proses pengendapan sampel harus mengendap secara sempurna sehingga endapan yang dihasilkan bisa maksimal. Untuk memperbesar ukuran partikel agar tidak lolos pada saat penyaringan maka dilakukan digest atau penuaan di penangas uap ,digest ini juga bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang bercampur dengan sampel, pada saat ini juga dilakukan pengetesan apakah larutan sampel benar-benar sudah mengendap sempurna atau belum sehingga untuk mengetahuinya di lakukan penetesan dengan
larutan
BaCl2. Penambahan dihentikan jika larutan tidak membentuk endapan lagi. 2. Proses Isolasi dan Pengeringan Endapan Pada tahap ini endapan dari hasil percobaan yang sebelumnya disaring menggunakan kertas waltman. Adapun teknik melipat kertas waltman (a) dan proses penyaringan (b) adalah seperti gambar ilustrasi berikut ;
Gambar (a)
Gambar (b)
Endapan yang terbentuk dicuci menggunakan air panas hingga dapat dinyatakan bahwa semua sulfat telah mengendap. Untuk memastikan endapan bersih, maka ditambahkan larutan AgNO3 0,1 M pada filtrat hingga tidak terbentuk warna putih lagi (jernih).. Endapan yang sudah disaring tersebut dimasukan kedalam cawan kemudian dipijarkan 130-150⁰C dengan tujuan untuk menghilangkan air yang dikandung sehingga didapatkan endapan Sulfat murni. Tapi perlu diperhatikan juga agar suhu pemijaran tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu lama karena pemijaran yang berlebih dapat menyebabkan sebagian endapan mengurai.
Dari hasil perhitungan didapatkan banyaknya SO42- dalam campuran sebanyak 0,2088 gram dan kadar SO42- adalah 28,42 %.
Ane Aprilianty (161431002)
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri yaitu proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam
bentuk semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Percobaan ini diawali dengan membuat larutan sulfat dari 0,3 gram padatan sulfat yang dilarutkan ke dalam 25 mL akuades. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan 0,3 mL HCl pekat dan BaCl2 setetes demi setetes sampai tetesan BaCl2 tidak menghasilkan endapan. Penambahan HCl dan BaCl2 bertujuan untuk mengurangi kelarutan padatan sulfat. Sehingga BaSO4 akan menghasilkan BaSO4 berwarna putih dengan reaksi sebagai berikut : SO42- + BaCl2 BaSO4 (putih) + 2ClLarutan selanjutnya dipanaskan, kemudian ditambahkan BaCl2, penambahan dihentikan jika larutan tidak membentuk endapan lagi. Pemanasan ini bertujuan untuk membentuk endapan yang stabil sebab endapan yang stabil akan terbentuk pada larutan yang bertemperatur tinggi. Setelah larutan dipastikan telah tercampur dengan baik,larutan tersebut didiamkan untuk mendapatkan endapan. Pada tahap ini endapan dari hasil percobaan yang sebelumnya disaring menggunakan kertas whatman, endapan yang terbentuk dicuci menggunakan air panas hingga dapat dinyatakan bahwa semua sulfat telah mengendap. Untuk memastikan endapan bersih, maka ditambahkan larutan AgNO3 0,1 M pada filtrat hingga tidak terbentuk warna putih lagi (jernih).. Endapan yang sudah disaring tersebut dimasukan kedalam cawan kemudian dipijarkan 130-150oC dengan tujuan untuk menghilangkan air yang dikandung sehingga didapatkan endapan Sulfat murni. Tapi perlu diperhatikan juga agar suhu pemijaran tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu lama karena pemijaran yang berlebih dapat menyebabkan sebagian endapan mengurai. Dari hasil perhitungan didapatkan banyaknya SO42- dalam campuran sebanyak 0,2088 gram dan kadar SO42- adalah 28,42 %.
H.
I.
KESIMPULAN
-
Berat endapan yang diperoleh yaitu 0,2088 gram (Teoritis = 0,735 gram)
-
Kadar sulfat dalam sampel NiSO4 hasil percobaan sebesar 28,42 %
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Gravimetri. http://www.kimia.clas.web.id/ Diakses pada 4 Juni 2017 Anonim. 2009. Gravimetri. http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/ Diakses pada 4 Juni 2017 Day, R.A dan Underwood, AL. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Pustaka Utama Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Toni. 2013. Penentuan Kadar Sulfat. http://tonimpa.wordpress.com Diakses pada 4 Juni 2017 Yuvitasari. 2013. Penetuan Kadar Sulfat secara Gravimetri. http://yovayuvitasari. blogspot.co.id/ Diakses pada 4 Juni 2017