GPS dan Survei Hidro-Oseanografi
Dr.. Ha Dr Hasa sanu nudd ddin in Z. Ab Abid idin in E-mail :
[email protected] Versi :Mei 2007
Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung
Kronologi Sistem Navigasi • Dulu - Sekaran Sekarang g : Astron Astronomi omi Geodesi Geodesi – OK untuk untuk Lintang, Lintang, relatif relatif jelek jelek untuk untuk Bujur Bujur sampai jam yang akurat ditemukan ~1760
• 13th Ce Cent nt • 190 7 • 191 2 • 193 1930’ 0’ss • 194 0’ s 1960 60’s ’s • 19 • 1970’s • 1980 80’’s • 20 2000 00’s ’s
: : : : : : : : :
Magneti Magn eticc Co Comp mpass ass Gyrocompass Radio Direction Finding Rada Ra darr da dan n IN INS S (I (Ine nert rtia iall Na Nav. v. Sy Syst stem em)) Loran-A Omeg Om ega a an and d Do Dop pple lerr Sa Sate tell llit ites es Loran-C GPS dan kemu mud dian GLONASS GNS GN SS (G (GP PS, GL GLON ONAS ASS, S, Ga Gali lilleo eo)) Hasanuddin Z. Abidin, 2007
GPS dan Bidang Kelautan
Penent Pene ntua uan n Po Posi sisi si Ob Obye yek k di Pe Perm rmuk ukaa aan n La Laut ut Surv rvai ai dan Pem emet etaa aan n La Laut ut Su Perhubun bungan gan Lau Laut t Perhu
Pen enga gama mattan Pa Pas sut di Lepa pas s Pa Pant nta ai Transf sfer er MSL an anta tar r St Stas asio ion n Tran Penen entu tuan an Pos osis isii Ti Tittik di Das asar ar Lau aut t Pen Studi Stu
Pola Arus Laut Pema Pe mant ntau auan an Pe Perg rger erak akan an Tu Tump mpah ahan an Mi Miny nyak ak Real Re alis isas asii As Aspe pek k Ge Geod odet etik ik da dari ri Hu Huku kum m La Laut ut Hasanuddin Z. Abidin, 1993
Penentuan Posisi di Permukaan Laut • Kapa Kapall da dan n wah ahan ana a lau autt lai ainn nny ya • Sensor-s Sensor-senso ensor r kel kelauta autan n • St Stru rukt ktur ur da dan n ba bang ngun unan an la laut ut • Pulau Pulau-p -pul ulau au ke keci cill ya yang ng te terp rpen enci cill • Pers Person onil il yan ang g beke ker rja di laut Keunggul Keung gulan an GPS : posisi global, real-time global, real-time,, operasionalisasinya mudah, receiver nya murah tidak tergantung cuaca, ketelitian relatif tinggi Hasanuddin Z. Abidin, 1993
GPS dan Surva Survaii Hidro Hidro-Osea -Oseanogra nografi fi Penentuan
posisi titik kontrol di pantai
Navigasi
kapal survei
Penentuan
posisi
titik perum posisi sensor 2 hidrografi dan oseanografi lainnya di kapal survei.
Penentuan
Hasanuddin Z. Abidin, 1993
Penentuan Jaring Titik Kontrol di Pantai
Titik kontrol
Titik referensi
Titik kontrol di pantai digunakan sebagai acuan untuk penentuan posisi titik-titik perum
Umumnya ditentukan menggunakan metode Survei GPS Hasanuddin Z. Abidin, 2007
METODE METOD E SURVEI GPS • • • • • • •
Metode penentuan penentuan posisi yang digunakan digunakan adalah adalah metode metode diferensial (metode relatif). Minimal 2 receiver GPS diperlukan. Penentuan posisi sifatnya sifatnya statik (titik-titik survainya survainya tidak tidak bergerak). Data utama pengamatan yang digunakan untuk GPS penentuan posisi adalah data fase. Tipe receiver yang digunakan adalah tipe survai/geodetik bukan tipe navigasi. Pengolahan data umumnya dilakukan Monitor secara post-processin secara post-processing. g. Station Antar titik tidak tidak perlu bisa saling ‘melihat’. Yang perlu adalah setiap titik dapat ‘melihat’ satelit. Hasanuddin Z. Abidin, 2004
Geometri Jaring Survei GPS • Jaring survai GPS dibentuk dibentuk oleh titik-titik yang yang diketahui koordinatnya koordinatnya (titik tetap) dan titik-titik yang akan ditentukan posisinya. • Titik-titik tersebut tersebut dihubungkan dengan baseline-baseline baseline-baseline yang komponennya (dX,dY,dZ) diamati. • Contoh suat suatu u bentuk bentuk jaring GPS :
titik tetap titik yang akan ditentukan posisinya baseline yang diamati
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Moda Jaring vs. Moda Radial MODA JARINGAN
Moda yang digunakan akan berpengaruh pada:
MODA RADIAL (DARI 1 TITIK TETAP)
• Ketelitian titik • Waktu Survei • Biaya Survei
Hasanuddin Z. Abidin, 2004
Navigasi Kapal Survei
Satelit GPS
• Memastikan bahwa kapal survei berada dalam jalur perum yang telah direncanakan. • Metode penentuan posisi GPS secara real-time real-time yang bisa digunakan : Absolute GPS
kinematic positioning DGPS (menggunakan pseudorange)
: 5 – 10 m :1–3m Hasanuddin Z. Abidin, 2007
Sistem DGPS
GPS
Kapal Stasion Referensi
Koreksi Diferensial
Sistem DGPS (Differential GPS) adalah adalah sistem penentuan posisi real-time secara diferensial menggunakan data pseudorange.. pseudorange Untuk merealisasikan tuntutan tuntutan real-time real-time nya, monitor station harus mengirimkan koreksi korek si difere diferensial nsial ke pengguna secara real-time menggunakan sistem komun kom unika ikasi si dat data a tertentu. Korek Koreksi si di dife fere rens nsia iall : - koreksi pseudorange (RTCM SC-104) - koreksi koordinat Yang umum digunakan : koreksi pseudorange Ketelitian tipikal posisi : 1 - 3 m Apli Aplika kasi si ut utam ama a : survei-survei kelautan dan navigasi berketelitian menengah. Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Local & Wide Area DGPS Tergantung wilayah cakupannya, sistem DGPS dapat dibedakan atas Lo Loca call Ar Area ea DGPS (LADGPS) dan Wide dan Wide Area DGPS (WADGPS)
LADGPS
WADGPS
Jumlah stas Jumlah stasion ion referensi
Satu stasion referensi
Koreksi unt Koreksi untuk uk setiap seti ap sate satelit lit
Skalar (koreksi pseudorange)
Lokal Lok al (< 100 km)
Validitas koreksi
Beberapa stasion referensi Vektor (koreksi jam satelit, tiga komponen kesalahan ephemeris, parameterparameter model ionosfir) Regional Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Penentuan Posisi Titik Perum • Dimaksudkan untuk menentukan koordinat titik-titik kedalaman • Metode penentuan posisi GPS yang bisa digunakan :
Differential GPS kinematic positioning (off-line) : (off-line) : 1 – 5 cm : 1 – 5 cm Sistem RTK Hasanuddin Z. Abidin, 2007
Kinematic Positioning
Titik (-titik) yang akan ditentukan posisinya bergerak (kinematik). GPS Selain posisi GPS juga bisa digunakan untuk untuk menentukan kecepatan, percepatan & attitude attitude.. Bisa berupa absolute berupa absolute ataupun ataupun differential differential positioning . Bisa menggunakan data pseudorange data pseudorange dan/atau dan/atau fase. Hasil penentuan posisi bisa diperlukan saat pengamatan (real-time (real-time)) ataupun sesudah pengamatan ( post-processin ( post-processing g) Monitor Untuk real-time real-time differentian positioning Station diperlukan komunikasi data antara monitor station dengan receiver yang bergerak. Penentuan posisi kinematik secara secara teliti memerlukan penggunaan data fase. Problem utamanya adalah penentuan ambiguitas fase secara on-the-fly on-the-fly.. Ukuran lebih lebih pada suatu epok pengamatan biasanya tidak banyak. Ketelitian posisi : rendah sampai tinggi. Aplikasi : navigasi, pemantauan ( surveillance), surveillance), guidance guidance,, fotogrammetri, airborne gravimetry, gravimetry , survai hidrografi, dll.
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Siste Sistem m RT RTK K (Real-Time (Real-Time Kinematic) adalah sistem penentuan posisi real-time secara real-time secara diferensial menggunakan data fase data fase..
Sistem RTK
Dapat digunakan untuk penentuan penentuan posisi obyek-obyek yang diam maupun bergerak.
Untuk merealisasikan tuntutan tuntutan real-time real-time nya, nya, stasion referensi harus mengirimkan data fase dan pseudorange ke pengguna secara realtime menggunakan sistem komunikasi data tertentu.
Ketelitian tipikal posisi : 1 - 5 cm
Aplikasi Aplika si utam utama a: staking out, survai kadaster, survai pertambangan, navigasi berketelitian tinggi.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Satelit GPS data fase dan pseudorange
Stasion Referensi
Penentuan Posisi Titik Perum (hal yang harus diperhatikan) • Separasi ruang antara antena GPS dan echosounder • Ketidaksamaan waktu dalam pengamatan satelit GPS dan pengamatan fix perum • Perbedaan sistem waktu GPS dengan sistem waktu echosounder Waktu GPS = UTC + 1.00”.n - 19” n = 33 (1 Jan 2006)
Hasanuddin Z. Abidin, 2007
Penentuan Posisi Titik Perum (hal yang harus diperhatikan) • Separasi ruang antara antena GPS dan echosounder. - Offset nya (dX,dY,dZ) harus diukur - Effeknya terhadap koordinat dipengaruhi dinamika kapal
• Ketidaksamaan waktu Pengamatan GPS
t4
t2 t1
Hasanuddin Z. Abidin, 2007
t3
Pengamatan fix perum
Penentuan Posisi Sensor Lainnya • Dima Dimaksu ksudkan dkan unt untuk uk menentuk mene ntukan an koor koordinat dinat sensor-se sens or-sensor nsor hidr hidroooseanogr osea nografik afik lain lainnya nya • Me Meto tode de pe pene nent ntu uan po posi sisi si GP GPS S yang bisa digunaka digunakan n: Absolute GPS
kinematic positioning DGPS (menggunakan pseudorange) Differential GPS kinematic positioning (off-line) Sistem RTK
: 5 – 10 m :1–3m : 1 – 5 cm : 1 – 5 cm Hasanuddin Z. Abidin, 2007
Satelit GPS
Aspek-Aspek Pengolahan Data Survei GPS
Hasanuddin Z. Abidin, 2007
Karakteristik Karakte ristik Pengolahan Pengolahan Data Survai GPS • Pengolahan data umumnya bertumpu bertumpu pada hitung perataan perataan kuadra kuadratt terkec terkecil il (least-squares adjustment ). ). • Koordinat dihitung dihitung umumnya umumnya dalam sistem Kar Kartes tesian ian 3-D (X,Y,Z) yang geosentrik. • Pengolahan data dilakukan umumnya sec secara ara be berta rtahap hap,, baseline per baseline, untuk kemudian setelah membentuk jaringan dilakukan perataan jaringan. • Perhit Perhitung ungan an vek vektor tor bas basel eline ine dapat dilakukan setelah data dari receiver-receiver GPS yang terkait secara fisik kesemuanya dibawa ke suatu komputer pengolah data. • Kete Ketelitian litian koordi koordinat nat yang yang diinginkan akan mempengaruhi tingkat kecanggihan dari proses pengolahan data yang dituntut. • Kete Ketelitian litian koordinat koordinat yang yang diperoleh akan dipengaruhi oleh juga faktor ketelitian data serta geometri dan strategi pengamatan. Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Pemrosesan Data Survei GPS
Pemrosesan data survei GPS biasanya akan mencakup ti tiga ga ta taha hapa pan n ut utam ama a perhitungan, yaitu : 1. Pengolahan data baseline 2. Perataan jaringan 3. Transformasi datum dan koordinat
Titik tetap
Pemrosesan data dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komersial lunak komersial ataupun ataupun ilmiah ilmiah,, tergantung tingkat ketelitian koordinat yang diinginkan. Hasanuddin Z. Abidin, 1995
GPS Data Proc Processin essingg Softwar Softwaree Commercial Software
Author
SKIPro
Leica
GPSurvey Pinnacle
Trimble Topcon
Scientific Software
Author
BERNESSE
University of Berne, Swiss
DIPOP
University of New Brunswick, Kanada
GAMIT
Massachussets Institute of Technology, USA
GIPSY
Jet Propulsion Laboratory, USA
TOPAS
University of Federal Armed Forces, Jerman
Hasanuddin Z. Abidin, 2006
Tahapan Pengolahan Pengolahan Data Survai GPS
PEMROSESAN AWAL
Semua perangkat lunak pengolahan data survei GPS umumnya dapat menangani semua tahapan pengolahan data ini
PERHITUNGAN BASELINE
Modal Radial
PERATAAN JARINGAN
KONTROL KUALITAS
TRANSFORMASI KOORDINAT Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Tahapan Pengolahan Pengolahan Data Survai GPS Titik-1
Titik-2
Pengolahan Baseline
Baseline-1
Titik-3
..........
Peng Pengol olah ahan an Base Baseli lin ne
Baseline-2
Titik-k
Peng Pengol olah ahan an Base Baseli lin ne
.................
Baseline-n
Perataan Jaringan
Modal Radial
Koordinat Titik (Sistem WGS-84)
Transformasi Transformasi Datum & Koordinat
Koordinat Titik (Sistem Pengguna) Pengguna) Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Pemr Pe mros oses esan an Aw Awal al Pemrosesan awal dari data survai GPS akan mencakup beberapa pekerjaan yang spesifik, yaitu antara lain :
Pent Pentra ransf nsfer eran an data data dan dan peng pengko kode dean an (coding). coding). Pemerik riksaa saan n (screening) screening) dan dan peng penged edit itan an data data.. Peme Pelapo pora ran n data data sert serta a pemb pembua uata tan n ba basi sis s data data.. Pela Penent ntua uan n posi posisi si seca secara ra ab abso solu lutt deng dengan an Pene mengg mengguna unakan kan data data pseudo pseudoran range. ge. Pekerjaan-pekerjaan di atas dapat dilakukan per stasion, sehingga dapat dilaksanakan di lapangan. Ha Hasi sill ta taha hap p pe pemr mrose osesa san n aw awal al ini • data dengan format yang diinginkan (seperti RINEX), beserta • informasi ephemeris serta koordinat pendekatan dari stasion. Ref. : Rizos (1996)
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Diagram Alir Pengolahan Baseline GPS Pemrosesan Awal Penetapan/penentuan koordinat dari satu titik ujung baseline untuk berfungsi sebagai titik tetap Penentuan posisi secara deferensial (menggunakan triple-difference fase)
Solusi Baseline
Pendeteksian dan pengkoreksian cycle slips Penentuan posisi secara diferensial (menggunakan double-difference fase, ambiguity-float)
Solusi Baseline
Penentuan ambiguitas fase (searching dan fixing ) Penentuan posisi secara diferensial (menggunakan double-difference fase, ambiguity-fixed)
Solusi final dari baseline
Input untuk Perataan Jaringan Hasanuddin Z. Abidin, 1995
Indik Ind ikato ator r Ku Kual alit itas as Ve Vekt ktor or Bas Basel elin ine e Pada pengolahan baseline, ada beberapa ind indika ikator tor ku kuali alitas tas yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dari vektor baseline yang diperoleh, yaitu : Jumlah
data pengamatan yang ditolak. Sukses tidaknya resolusi ambiguitas. Nilai rms dari residual pengamatan. Hasil uji statistik terhadap nilai residual maupun nilai nil ai pa para rame mete ter r (v (vek ekto tor r ba base seli line ne ma maup upun un am ambi bigu guit itas as)) Nilai faktor variansi aposteriori. Matriks VKV dari vektor baseline.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Resolusi Amb Ambiguitas Fase ase (1) (1) Proses penentuan nilai dari ambiguitas fase yang ya ng me meru rupa paka kan n bi bila lang ngan an bu bula latt (i (int nteg eger er))
Seandainya
nilai ambiguitas fase dapat ditentukan secara benar maka jarak fase yang ambiguous yang ambiguous dapat dapat dikonversikan menjadi jarak geometrik yang sebenarnya dan mempunyai tingkat presisi beberapa mm.
Dalam
pengolahan data survai GPS, resolusi ambiguitas ini umumnya merupakan proses merupakan proses pengkonversian nilai pengkonversian nilai ambiguitas (pecahan) hasil estimasi ke nilai ambiguitas (integer) yang dianggap benar. Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Resol solusi Ambigui guitas Fase (2) Resolusi ambiguitas fase yang andal diperlukan, karena • Penetapan semua ataupun beberapa ambiguitas fase DD ke nilai nil ai yang yang sal salah ah akan menghasilkan solusi yang kurang baik (lebih buruk dari solusi DD ambiguity-free atau solusi TD).
Resolusi ambiguitas fase bukanlah suatu hal yang mudah • Kesuksesannya tergantung pada banyak faktor. • Sulit untuk mengetahui mengetahui sebelum pengukuran apakah nantinya ambiguitas fase dapat ditentukan dengan benar atau tidak. • Tap Tapii untu untuk k pengamatan pengamatan selama 1 jam, jam, panjang baseline yang relatif pendek (< pendek (< 20 km), jumlah km), jumlah satelit yang memadai (> (> 4 satelit), serta perubahan serta perubahan PDOP yang relatif besar, besar , umumnya dapat diharapkan bahwa ambiguitas akan dapat ditentukan dengan baik. Ref. : Rizos (1996)
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Seandainya Seandainya Resolusi Ambiguitas Gagal ? Seandainya dalam pengolahan suatu baseline, ambiguitas fasenya tidak dapat ditentukan bilangan integernya, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu antara lain :
Jangan ikut sertakan satelit satelit yang datanya relatif sedikit.
Jangan ikut sertakan satelit satelit yang residualnya residualnya relatif besar. besar.
Lakukan pemilihan selang selang waktu ( windowing windowing)) sehingga data yang terikut sertakan adalah data yang relatif baik.
Gunakan satelit satelit yang berbeda sebagai satelit referensi dalam proses pengurangan data (differencing ( differencing). ). Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Bagaiman kita dapat mengetahui mengetahui kuali kualitas tas sebe sebena narny rnya a dari setiap baseline ?
Gabungkan semua baseline dan lakukan hitung pe pera rataa taan n jar jarin ingan gan..
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perataan Jaringan GPS • Baseline-baseline belum terintegrasi secara benar dan konsisten • Koordinat titik-titik belum unik
• Baseline-baseline telah terintegrasi secara benar dan konsisten • Koordinat titik-titik unik
Perataan Jaringan Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perataan Jaringan GPS Data Vektor Baseline
Perataan Jaring Bebas Cek kembali Pengolahan Baseline
Tidak
• (dX,dY,dZ) • Matriks VCV
Cek kembali Kualitas dari setiap Titik Kontrol
OK ? Ya
Perataan Jaring Terikat
Tidak
OK ?
Ya
Selesai
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
• Setiap vektor baseline GPS pada pada dasarnya memberikan tiga (3) data ukuran, yaitu (dX,dY,dZ).
Matrik VCV Baseline
• Ketiga data ukuran tersebut berkorelasi karena proses penentuanya yang pada dasarnya simultan.
n e i n l i e s b a
dZ
dY dX
• Ketelitian dari vektor baseline diekspresikan oleh matrik Varian-Kovariansi (VCV) nya. • Komponen dari vektor baseline berikut matrik VCV nya dilibatkan dalam hitung perataan jaringan.
VCV
2 dX simetri
dX, dY
dX, dZ
d2Y
dY, dZ 2 dZ
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perataan Jaring Bebas Perataan
jaring bebas dimaksudkan untuk mengecek kualitas dan konsistensi dari data vektor baseline.
Perataan
jaring bebas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode : • Me Meto tode de Ke Kend ndal ala a Mi Mini nima mall ( Minimal Constraint ) • Me Meto tode de Ke Kend ndal ala a In Inte tern rnal al ( Inner Constraint ) • Metode Gen Genera eraliz lized ed Mat Matrix rix Inv Invers erse e
Yang
umum digunakan oleh perangkat lunak komersial untuk pengolahan data survai GPS adalah metode kenda ke ndala la min minima imall. Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perataan Jaring GPS Kendala Minimal Satu
titik dianggap sebagai titik tetap yang diketahui koordinatnya dalam hitung perataan.
Dalam
hal ini vektor-vektor baseline bebas berinteraksi antar sesamanya untuk membentuk suatu jaring GPS yang ‘optimal’. Dalam hal ini tidak ada kendala dari luar yang mempengaruhi.
Nilai
residual yang diperoleh merefleksikan konsistensi internal dari data vektor baseline, atau dengan kata lain juga merefleksikan tingkat presisi dari data vektor baseline.
Nilai residual maupun bentuk dan ukuran dari ellips kesalahan
relatif, tidak akan terpengaruh oleh lokasi titik dalam jaringan yang dianggap sebagai titik tetap. Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perataan Jaring Terikat
Perataan jaring jaring terikat akan mengikutsertakan mengikutsertakan semua data ukuran yang valid serta akan menggunakan semu se mua a ti titi tik k ko kont ntro roll sebagai titik tetap atau terkendala.
Perangkat lunak lunak komersial komersial GPS umumnya umumnya menganggap menganggap titik kontrol sebagai titik tetap (tidak mempunyai kesalahan).
Perataan jaring terikat akan memberikan koordinat memberikan koordinat definitif untuk untuk semua titik-titik yang baru.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Titik kontrol Titik baru
Fungsi Perataan Jaring Terikat Terikat
Mengecek konsistensi konsistensi data ukuran ukuran dengan titik-titik titik-titik kontrol yang telah ada (suatu (suatu mekanisme kontrol kualitas). kualitas ).
Mengintegrasikan titik-titik Mengintegrasikan titik-titik dalam jaringan jaringan baru ke jaringan titik yang telah ada yang tingkat ketelitiannya lebih tinggi atau setidaknya sama (kepastian datum dan sistem koordinat )
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Titik kontrol Titik baru
Indikator Kualitas Ada beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai indikator dari kualitas hitung perataan jaringan, yaitu : • • • • • •
Jumlah Juml ah ou outl tlie ier. r. Besarnya Besa rnya residu residual al serta serta nilai nilai stand standar ar devias deviasinya. inya. Standar Stand ar devia deviasi si dari dari kompon komponen-ko en-kompone mponen n koordin koordinat. at. Nilaii dari fakto Nila faktorr varia variansi nsi apost aposteriori eriori.. Hasil Ha sil dar darii ujiuji-uji uji sta statis tistik tik.. Bentuk, Bent uk, ukura ukuran, n, dan dan orienta orientasi si dari dari ellips ellips kesal kesalahan ahan (titik dan garis) Hasanuddin Z. Abidin, 1996
On-line GPS Data Processing Processing Softwar Softwaree • It provides users with the facility to submit dual frequency geodetic quality GPS RINEX data observed in a 'static' mode, to website-based GPS processing system and the user receive rapid turn-around ITRF coordinates. • It is a FREE service. • This service takes advantage of both the IGS Stations Network and the IGS product range, and works with data collected anywhere on Earth.
Examples : Examples AUSPOS : http://www.ga.gov.au/geodesy/sgc/wwwgps/ CSRS-PPP : http://www.geod.nrcan.gc.ca/ppp_e.php SCOUT : http://sopac.ucsd.edu/cgi-bin/SCOUT.cgi AUTO GIPSY : http://milhouse.jpl.nasa.gov/ag/ OPUS : http://www.ngs.noaa.gov/OPUS/ Hasanuddin Z. Abidin, 2006
Beberapa Aplikasi Lainnya Dalam Bidang Hidrografi
Pengamatan Penga matan Pasut di Lepas Pantai Sate Sa telit lit GPS GPS
Satelit Komunikasi
Monitor Station
dh
pengiriman data Buoy GPS
dh
Jangkar Dasar Laut Waktu
Unifikasi Datum Tinggi GPS Satellites
1. Tinggi Ellipsoid
B
A MSL-A
MSL-B
3. Undulasi Geoid
2
4 1
Ellipsoid Referensi
2. Tinggi Sipat Datar
Geoid
4. Sea 4. Sea Surface Topography
3 Hasanuddin Z. Abidin, 1993
GPS dan Transfer MSL Satelit GPS
H = tinggi orthometrik h = tinggi tinggi ellipso ellipsoid id N = undulasi geoid
A
B H A diketahui HB = ? MSL (Mean Sea Level)
N A
h A
Ellipsoid Referensi Hasanuddin Z. Abidin, 1993
Geoid
hB
NB
GPS dan Studi Pola Arus Satel Sa telit it GPS GPS Satelit Komunikasi
Monitor Station Pengiriman data Posisi GPS dari waktu ke waktu
Receiver GPS pada pelampung yang bergerak bebas
Trayektori pelampung mewakili arah arus Gari Garis s Pant Pantai ai
Daratan
Hasanuddin Z. Abidin, 1993
Penentuan Attitude Penentuan Attitude Kapal Kapal Satelit GPS
h
yawing
rolling N
Antena-1 Antena-3
Antena-2
pitching
E Hasanuddin Z. Abidin, 1999