GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK DAN TAHAP PERKEMBANGAN PENDENGARAN PADA ANAK DAN GANGGUAN BICARA
thtFull description
gangguan pendengaranFull description
SAP gangguan pendengaranDeskripsi lengkap
Gangguan Pendengaran Akibat Sumbatan Kotoran Telinga (Impaksi Serumen) BY RS UGM · 22 JANUARY 2015
dr. Mahatma Sotya Bawono Sp.THT-KL, M.Sc
Gangguan telinga akibat sumbatan kotoran telinga atau impaksi serumen merupakan gangguan pendengaran yang sering muncul pada segala usia, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia. Proses pembentukan serumen sendiri pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang merupakan produk dari kelenjar seruminosa yang terdapat pada liang telinga. Materi yang terdapat pada serumen itu sendiri merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi deskuamasi dan rambut. Dalam kondisi tertentu, serumen dapat menimbulkan penyumbatan liang telinga yang dapat berujung pada gangguan pendengaran atau dapat juga disebut impaksi serumen/serumen obturans. Penyumbatan semacam ini terkadang dapat pula menimbulkan rasa tertekan di telinga, penurunan ambang a mbang dengar, hingga rasa berdenging. Penurunan ambang dengar dengar pada kasus impaksi serumen disebabkan disebabkan karena getaran suara tidak dapat mencapai gendang telinga akibat sumbatan serumen tersebut.
Pembentukan serumen ini sendiri sangat bervariasi pada tiap individu baik dari segi jumlah maupun komposisi materinya. Faktor yang dapat berpengaruh antara lain anatomi liang telinga, jumlah kelenjar yang sangat bervariasi pada tiap individu, hingga faktor kebiasaan mengorek liang telinga yang beresiko menyebabkan terdorongnya kotoran ke dalam liang. Penegakan diagnosis pada kasus impaksi serumen biasanya cukup de ngan otoskopi (penilaian kondisi telinga luar dengan alat otoskop ) dimana pada pemeriksaan ini dapat dilihat keberadaan serumen didalam liang telinga yang menyumbat sehingga gendang telinga sulit diamati. Terkadang dapat dilakukan tes p enala untuk menilai jenis gangguan pendengaran yang dialami oleh penderita. Tata laksana pada kasus tersebut bervariasi tergantung dari jenis sumbatan, lokasi sumbatan dan anatomi liang telinga penderita itu sendiri. Terdapat beberapa teknik pengambilan serumen yang sering dilakukan oleh dokter spesialis THT seperti : 1. Evakuasi dengan pengait serumen (cerumen hook) atau sendok serumen (cerumen spoon). Biasanya dilakukan pada jenis serumen yang keras 2. Evakuasi dengan teknik Irigasi. Biasanya dilakukan pada cerumen yang dalam dan lunak atau cerumen yang menempel pada gendang telinga 3. Evakuasi dengan alat penghisap (suction) yang dihubungkan dengan kanul logam. Dapat dilakukan pada kondisi cerumen yang lunak 4. Evakuasi cerumen dengan penggunaan tetes pelunak terlebih dahulu. Dapat dilakukan pada kasus serumen yang sangat keras dan sulit dilkeluarkan dengan pengait ataupun sendok serumen. Secara alamiah, telinga manusia memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kotorannya sendiri melalui mekanisme garakan mengunyah dan menelan dan ar ah pertumbuhan kulit, sehingga tidak perlu terlalu sering memanipulasi dan membersihkan telinga.