BAB II BAHAN TAMBAHAN SEDIAAN TABLET
Sediaan tablet dalam formulanya terdiri atas bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan dalam formula tablet terdiri atas bahan pengisi (filler); bahan pengikat (binder); bahan penghancur (disintegrant); bahan pelicin (lubricant); pelincir (glidant), anti-adheren; pewarna (colouring), perasa (flavouring). Dalam formula tablet, bahan aktif yang digunakan sebaiknya memiliki kemurnian yang tinggi, stabil selama proses pembuatan tablet, kompatibel dengan semua bahan aktif dan bahan tambahan lainnya, bentuk partikelnya sferis, ukuran partikel dan distribusi ukuran partikelnya baik, memiliki sifat alir yang baik, kandungan kandungan air yang optimum, sifat kompresibilitasnya baik, permukaan partikelnya tidak bermuatan, dan memiliki organoleptis yang dapat diterima. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk bahan aktif dalam formula tablet. 1. absorpsi bahan aktif a. jika obat sangat baik diabsorpsi di lambung dan usus, maka obat dirancang untuk tablet yang penggunaannya penggunaannya ditelan, dan t ablet harus dapat hancur di lambung. b. jika disolusi obat merupakan faktor penentu absorpsi, maka ukuran partikel adalah faktor yang harus diperhatikan. c. jika obat tidak stabil dalam saluran cerna, maka dapat didesain dalam bentuk tablet isap. 2. stabilitas bahan aktif a. obat yang tidak tahan panas atau lembap, maka dalam formulasinya harus terhindar dari panas dan lembap. b. obat yang tidak tahan terhadap asam asa m lambung dapat diformulasikan dalam bentuk tablet salut enterik. 3. sifat fisika kimia bahan aktif yang berkaitan dengan metode pembuatannya, antara lain sifat alir, kompaktibilitas, dan stabilitas terhadap panas, kelembapan, dan tekanan. 4. dosis bahan aktif a. bahan aktif dengan dosis kecil akan bermasalah dengan homogenitasnya. b. bahan aktif dengan dosis besar, sifat campuran massa t abletnya sangat sa ngat ditentukan d itentukan oleh sifat bahan aktifnya. Penambahan bahan tambahan dalam formulasi sediaan tablet memiliki tujuan sebagai berikut. 1. untuk membantu selama proses pembuatan.
2. melindungi, mendukung, dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas baha n aktif. 3. membantu dalam identifikasi produk. 4. meningkatkan keamanan dan efektivitas produk selama distribusi dan penggunaan. Kriteria umum untuk bahan tambahan dalam formulasi sediaan tablet, antara lai n. 1. netral secara fisiologis. 2. stabil secara fisika dan kimia. 3. tidak mempengaruhi bioavailabilitas bahan aktif. 4. tidak mengandung mikroba patogen 5. tersedia cukup luas di pasaran dan harganya relatif murah.
2.1 Bahan pengisi
Bahan pengisi berfungsi untuk membuat kesesuaian bobot tablet, umumnya bobot tablet yang berterima lebih besar dari 70 mg. Bahan pengisi diperlukan terutama untuk zat aktif berdosis kecil. Bahan pengisi, umumnya ditambahkan dalam rentang 5-80% (bergantung pada jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Fungsi lain bahan pengisi adalah untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif. Pada pembuatan tablet dengan meto de cetak langsung, terkadang bahan pengisi dapat bersifat sebagai bahan pengikat dan bahan pelicin. Kriteria yang baik untuk bahan pengisi. 1. tidak bereaksi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain. 2. tidak memiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis. 3. memiliki kestabilan fisika-kimia yang baik. 4. tidak mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas sediaan t ablet. Bahan pengisi dapat digolongkan berdasarkan kelarutan dan material penyusunnya, yaitu 1. berdasarkan kelarutannya, dibedakan menjadi. a. bahan pengisi larut air, misalnya laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, dan sorbitol b. bahan pengisi tidak larut air, misalnya kalsium sulfat, kalsium karbonat, amilum, dan mikrokristalin selulosa. 2. berdasarkan material penyusunnya, dibedakan menjadi. a. material organik, misalnya. Karbohidrat dan modifikasinya b. material anorganik, misalnya. Kalsium fosfat dan kalsium karbonat contoh bahan pengisi yang umum digunakan dalam formula tablet, antara lain laktosa, mikrokristalin selulosa, dan kalsium fosfat dibasik. a. laktosa
laktosa berupa produk alami disakarida yang diperoleh dari susu sapi dengan konsentrasi sekitar 4,5%. Dalam perdagangan dikenal bermacam-macam jenis laktosa, seperti. a. laktosa monohidrat, berbentuk serbuk kristal dan granul, banyak digunakan dalam metode granulasi basah metode cetak langsung. b. laktosa semprot kering, contohnya DC Lactose 11 DMV, diperoleh dengan cara semprot kering. Jenis ini sangat baik digunakan pada metode cetak langsung karena sifat alir dan kompresibilitasnya yang baik. c. laktosa anhidrat, contohnya DC Lactose 21 DMV, berupa serbuk sangat halus, d iperoleh dengan cara roller drying, kemudian digerus dan diayak. Partikelnya berbentuk amorf, luas permukaan besar dan sangat mudah dikempa, mengandung kadar laktosa yang tinggi. Laktosa memiliki sifat antara lain. Mudah larut dalam air, memberikan rasa yang dapat diterima di mulut, tidak higroskopis, mudah dikeringkan pada saat pembuatan dengan metode granulasi basah, memiliki kompresibilitas yang baik, tidak reaktif, memiliki nilai titik leleh yang cukup tinggi (202ºC) sehingga tidak akan menjadi lunak pada saat terkena tekanan kompresi, sifat alir yang cukup baik, harga relatif murah, dan terdapat dalam berbagai macam ukuran partikel. Pelarut
Kelarutan laktosa pada 20ºC
Kloroform
Praktis tidak larut
Etanol
Praktis tidak larut
Eter
Praktis tidak larut
Air
1 : 5,24 1 : 3,05 pada 40ºC 1 : 2,30 pada 50ºC 1 : 1,71 pada 60ºC 1 : 0,96 pada 80ºC Laktosa semprot kering atau spray dried lactose (SDL) pertama kali diperkenalkan di
perdagangan pada tahun 1960 sebagai bahan tambahan pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung. Sampai sekarang pun, laktosa merupakan bahan tambahan yang paling populer dalam pembuatan tablet. SDL memiliki beberapa keuntungan, antara lain. 1. sifat aliran paling baik dibandingkan dengan semua pengisi untuk formula cetak la ngsung. 2. densitas ruahan cukup besar, sehingga pengisian die cukup baik. 3. lubrikan hanya mempunyai sedikit efek pelunakan terhadap kompresibilitas.
4. mempunyai stabilitas fisik (kekerasan dan kerapuhan) yang baik 5. harga relatif tidak terlalu mahal. Keterbatasan SDL, antara lain. 1. aliran dan kompresibilitas berkurang jika dihaluskan 2. kompresibilitas hilang jika kadar air normal (3%) hilang atau berubah selama penyimpanan. 3. umumnya digunakan secara kombinasi dengan avicel. 4. jika digunakan tunggal, konsentrasi minimum penggunaan 40-50% 5. kapasitas mengencerkan zat aktif 20-25%
c. kalsium fosfat dibasic
memiliki sifat : 1. Kompresibilitas dan sifat alir baik khus untuk partikel yang lebih besar. Mekanisme deformasi terjadinya fragmentasi. 2. Abrasive, diperlukan lubrikan dalam proses pencetakan tablet 3. Tidak higroskopis 4. Stabil dalam suhu kamar. 5. Permukaannya bersifat basa tidak cocok dengan bahan aktif yang sensitive terhadap pH basa. Nama dagang : calstar (FMC Biopolymer), Di-Cafos (Chemische Fabrik Budenheim), DITAB (Innophos), dan Emcompress (JRS Pharma LP).
2.2 Bahan pengikat
Tujuan : membentuk ikatan antar partikel supaya terbentuk tablet yang baik, memenuhi persyaratan bobot tablet, kekerasan dan kerapuhan tablet. Mekanisme perlekatan antar partikel : 1. Terbentuknya jembatan cair
saat
2. Terbentuknya jembatan padat,
penambahan bahan pengikat
terjadi
saat pengeringan granul basah atau bahan
tambahan yang memiliki titik lebur rendah. 3. Pada saat terjadinya deformasi plastic, yang dapat menyebabkan interlocking. 4. Adanya gaya elektrostatika antar partikel, yang terjadi pada kondisi kelembapan yang rendah. Bahan pengikat sebagai perekat, mengikat serbuk menjadi granul menjadi tablet dalam proses pengempaan.
mengikat
granul-granul
Jumlah bahan pengingat sedikit
granul
rapuh
Jumlah bahan pengikat banyak menghasilkan granul yang keras Bahan pengikat sebagai penentu keseragaman ukuran, kekerasan, dan mudah tidaknya granul yang dihasilkan tersebut untuk dikempa menjadi tablet. Klasifikasi bahan pengikat : 1. Dari alam : akasia, tragakan, gelatin,amilum, gumguar, gum xanthan, gum tara, pectin 2. Polimer sintetik/semisintetik : HPMC, PVP, PEG, CMC Na 3. Gula : sukrosa, larutan glukosa Sifat cairan pengikat terhadap granulasi : 1. Viskositas : mempengaruhi interaksi antargranul 2. Tegangan permukaan : mempengaruhi gaya kapilaritas 3. Sudut kontak : mempengaruhi proses pembasahan Dua metode dalam penambahan pengikat : 1. Metode cetak langsung : menggunakan bahan pengikat dalam bentuk serbuk atau kering bertujuan agar pada proses pengempaan tidak memerlukan tekanan yang tinggi. Mekanisme yang terjadi : interlocking antar partikel yang mengalami deformasi plastic. 2. Metode granulasi Granulasi kering
bahan pengikat berbentuk serbuk. Granulasi basah
bahan
pengikat berbentuk larutan/mucilage. Tahapan yang terjadi saat penambahan bahan pengikat : 1. pendular ruang partikel membentuk jembatan cair antarpartikel. 2. funicular terjadi kenaikan tegangan permukaan 3. kapiler terjadi pembentukan granul 4. droplet terjadi penutupan partikel oleh tetesan cairan. Kekuatan ikatan dipengaruhi
oleh gaya permukaan cairan yang digunakan. Bahan pengisi yang umum digunakan dalam pembuatan tablet
Bahan pengikat
Metode penambahan bahan pengikat
Presentase dalam formulasi
Polimer alam Amilum
Dicampur basah
2-5
Pregelatin amilum
Basah
2-5
Kering
5-10
Gelatin
Basah
1-3
Asam alginate
Kering
3-5
Natrium alginate
Basah
1-3
Polimer sintetik dan semi sintetik Polivinil pirolidon (PVP)
Basah
0,5-5
Pilovinil pirolidon (PVP)
Kering
5-10
Metil selulosa
Basah
1-5
Metil selulosa
Kering
5-10
HPMC
Basah
2-5
HPMC
Kering
5-10
Polimetakrilat
15-35(sebagai larutan )
Basah
(4,5 – 10,5 b/b solid)
Polimetakrilat
Kering
10-35
CMC Na
Basah
1-5
CMC Na
Kering
5-10
Glukosa
Basah
2-25
Sukrosa
Basah
2-25
Sorbitol
Basah
2-10
Golongan gula
Jumlah larutan pengikat yang diperlukan untuk membuat massa granul dari 3000 g bahan pengisi Larutan bahan pengikat (ml)
Bahan pengisi Sukrosa
Laktosa
Dekstrosa
manitol
Gelatin 10%
200
290
500
560
Glukosa 50%
300
325
500
585
Metilselulosa 2% (400cps)
290
400
835
570
Air
300
400
660
750
Akasia 10 %
220
400
685
675
Mucilage amilum 10%
285
460
660
810
Alcohol 50%
460
700
1000
1000
PVP dalam air 10%
260
340
470
525
PVP dalam alcohol 10%
780
650
825
900
Sorbitol dalam air 10%
280
440
750
655
2.3 bahan penghancur
desintegrasi adalh hilangnya kohesi suatu bentuk sediaan padat (tablet) karena pengaruh medium menjadi bentuk granul atau partikel penyusun tablet. Degregasi adalah hancurnya granul menjadi partikel halus. Tentang hancurnya tablet : 1. mekanisme pengembangan tahapan tablet
pembasahan tablet oleh cairan
bahan
cairan berpenetrasi masuk kedalam
penghancur mengembang dan volume / massa tablet meningkat
tablet hancur 2. porositas dan gaya kapilaritas -
dianggap sebagai jalan masuk atau penetrasi cairan masuk kedalma tablet.
-
Partikel dengan sifat kohesivitas dan kompresibilitas rendah dapat meningkatkan porositas, dan menyediakan jalan penetrasi cairan kedalam tablet.
-
Cairan akan ditarik masuk ke jalan penetrasi sehingga menghilangkan ikatan antar partikel yang menyebabkan tablet hancur.
3. Deformasi ( perubahan bentuk )
4. Melalui Partikel terdisintegrasi/gaya tolak antar partikel
Teori ini di gunakan untuk bahan penghancur yang tidak mengembang. Guyot – Herman menjelaskan teori tentang gaya tolak antarpartikelberdasarkan observasi bahwa partikel bahan penghancur yang tidak mengembang juga dapat menyebabkan
hancurnya tablet.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disintegrasi, antara lain 1. Pengaruh Bahan Pengisi Kelarutan & kompresbilitas bahan pengisi akan mempengaruhi kecepatan dan mekanisme disintegrasi. Bahan pengisi yang larut air akan menurunkan daya mengembang dan kecepatan disentegrasi tablet. 2. Pengaruh Bahan Pengikat Semakin banyak bahan pengikat semakin memperlambat waktu hancur, sedangkan semakin sedikit bahan pengikat semakin cepat waktu hancur. 3. Pengaruh Pelicin ( Lubricant )
Umumnya bahan pelicir bersifat hidrofobik, yang menyebabkan air sulit berpenetrasi, yang akan memberikan efek negatif pada waktu hancur tablet. 4. Pengaruh Surfatan Surfaktan digunakan pada formulasi tablet untuk meningkatakan pembasahan atau kelarutan bahan aktif yang sukar larut(dalam rentang konsentrasi tertentu ) akan meningktakan waktu hancur lebih cepat. Penambahan bahan penghancur dapat dilakukan dengan 2 cara maupun kombinasi denagn 2 cara tersebut 1. Penambahan dengan ekstragranuler, bahan penh hancur teletak diantara granul atau tidak ikut dalam proses granulasi. Berfungsi dalam menghancurkan tablet menjadi granul 2. Penambahan secara intra inragranular, bahan penghancur berada didalam granul atau mengalami proses granulasi, berfungsi untuk menghancurkan granul menjadi partikel partikel halus Contoh Bahan Penghancur
a. Amilum (pati)
Amilum merupakan bahn penghancur yang pertama kali digunakan , mekanisme amilum yaitu melalui masuknya air kedalm tablet dibandingkan dengan aksi pengembangannya karena amilum hanya sedikit mengembang dalam air pada suhu tubuh. Amilum sebagai bahan penghancur umumnya digunakan pada konsentrasi lazim 5-10%. b. Mikrokristalin Selulosa (MCC)
MCC menujukkan porositas yang tinggi , dengan kemambuan menari air yang tinggi pula,sehingga sesuai diguanakn sebagai bahan penghancur. MCC juga dapat digunakan sebagai bahan pengikat karena dapat meningkatkan kekuatan mekanik tablet secara signifikan.
Saat ini di perdagangan tersedia banyak bahan penghancur dengan kerja yang sangat cepat yang disebut surperdisentegram pada tabel di bawah ini menjelaskan berbagi macam bahan supendisitegrator dan mekanisme kerjanya Superdisetegram dan sifat-sifatnya superdisetegran
Nama Dagang
Mekanisme
Sifat/
karakteristik
Kelompok
crosscarmellose
selulosa
Ac-Di-Sol
menjadi 4-8 kali dalam
Nymce ZSX®
dalam
®
®
Mengembang
Mengembang dua
waktu dimensi sesuai
Primellose
kurang
dari
10
untuk
Solutab®
detik,mengembang langsung
Vivasol®,L-HPC
dan menarik air
cetak atau
granulasi, tanpa menggunakan amilum
Kelompok
PVP
terlaut silang
Crosspovidon M ®
Hanya
sedikit Tidak larut air,
Kollidon
mengembang dan berpori
Polyplasdone®
kembali kebentuk sehingga semula
setelah menghasilkan
kompresi, mekanisme
akan
tablet
yang
kerja porous
dengan
aksi
kapilar Amilum
terlaut Explotab Primogel®
silang
Mengembang <30
Mengembang
detik, menjadi 7-
dengan
12 kali
dimensi, cocok
tiga
sebagai matriks lepas lambat Asam
alginat Alagilic acid NF
terlarut silang
Mengembang dengan
Sesuai
untuk
cepat granulasi
dalam medium air kering
dan
atau dengan aksi granulasi basah menarut air Polisakarida kedelai
emcosoy
Tidak mengandung amilum gula,
atau umum
nya digunakan untuk produksi
nutrisi Kalium silikat
Menarik air
Porositas tinggi, ringan
Penggunaan superdisintegran, meskipun dapat menyebabkan hancurnya tablet dengan
lebih
cepat,
tetapi
prilaku
hancurnya
tablet
berbeda
antar
superdisetegran dan dipengaruhi juga oleh bahan pengisi yang digunaakn , sebagai contoh penggunaan superdisetegran dengan pengaruh macam bahan pengisi pada table dibawah ini
Perbandingan waktu disetegrasi tablet (detik) cetak langsung yang mengandung lima bahan penghancur dengan konsentrasi 5% Penghisi
CLC-C25
Explotab
Ac-Di-Sol
Avicel PH
Avicel
101
PH 102
Emcompress
15
15
7,5
266
>1200
Laktosa 100-
16,1
15,6
24,8
16
39,7
460
142
75
>1080
>1200
mesh spraydried Laktosa a
tablet mengandung 0,5% magnesium stearat
b
dikalsium fosfat dihidrat
2.4 Bahan Pelincin, Pelincir, dan Antilengket
Bahan pelincir berfungsi sebagai antigesekan , yang terjadi pada proses pentabletan. Gesekan yang terjadi ketika pentabletan antara punch dan die, maupin antara partikel ada 3 macam yaitu : 1. Gesekan antara tablet dan dinding punch dan atara tablet dengan dinding die 2. Gesekan atara dinding die dan punch 3. Gesekan antara partikel yang dikempa Untuk mengatasi gesekan seperti yang seperti disebutkan no 1 dan no 2 diatas, dibutuhkan bahan pelicin yang dikenal dengan
libricant ,
sedangkan untuk mengatasi gesekan seperti yang no 3 di atas, diperlukan bahan pelicin yang dikenal dengan glidant (pelincir) Antilengket (antiaderent) berfungsi untuk mencegah melekatnya tablet pada dinding die dan punch, yang disebabkan bukan karean efek gesekan. Contoh antilengket adalah talk, magnesium stearat, dan amilum jagung. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan pelicin (lubricant ) antara lain (1) ukuran partikel , sebagai aturan umum, semua bahan pelicir berukuran 80-100 mesh (2) lama pencampuran bahan pelicindengan komponen tablet lainnya (massa tablet), (3) konsetrasi bahan pelicin yang digunakan. Beberapa contoh bahan pelicin, pelincir, dan antilengket dapat dilihat pada tablel dibawah ini
Bahan pelicin larut air Asam adipat
Bahan pelicin tidak larut air Garam
kalsium
(0,5-4%)
magnesium (0,2-2%) dan zink dari asam stearat d,l-Laucine
Gliseril monostarat
Gliserin triasetat
Gliserin palmitosteart
Magnesium lauril sulfat (1-3%)
Minyak sayur terhidrogenasi (15%)
Polioksiatilen monostarat
Minyak jarak terhidrogenasi
Na benzoat (2-5%)
Parafin ringan (1-3%)
Na lauril sulfat (1-3%)
Parafin
Sukrosa monolaurat
Sodium straril fumarat (0,5-2%) Asam starat Talk Lilin
Bahan pelincir
Antilengket
Kalium silikat
Sebagian besar bahan pelicin
Koloidal silikon dioksid
Amilum
Mangnesium karbonat
talk
Magnesium trisilikat Amilum
talk
2.5 Bahan Pewarna
Bahan pewarna tidak boleh memiliki aksi terapeutik, tidak memperbaiki ketersediaan hayati dan stabilitas sediaan tablet. Fungsi bahan perwarna ialah untuk memudahkan identifikasi dan memperbaiki penampilan sediaan t ablet. Bahan pewarna dapat diklarifikasikan menjadi bahan bahan pewarna yang larut air (dyes) dan pewarna yang larut air ( pigment/lake). Contoh beberapa pewarna sintetik yang sering digunakan dalam bidang farmasi dapat dilhat pada tablet dibawah ini Ciri bahan pewarna yang larut air (dyes) dan yang tidak larut air (lakes) Karakteristik
Lakes
Kelarutan
Tidak
larut
Dyes hampir Larut
disemua pelarut
dalam
,propilenglikol,
air dan
gliserin Metode pewarna
Dengan dispersi
Dengan larutan
10-40%
90-93%
Rata-rata penggunaan
0-0,3 %
0,01-0,03%
Ukuran partikel
< 0,5µm
12-200 mesh
Kandungan
zat
warna
murni
Stabilitas
terhadap Sangat baik
baik
cahaya Stabilitas terhadap panas Kekuatan pewarna
Sangat baik
sebagai Tidak dengan
baik proposianal
kandungan
zat
Proposional
kandungan zat kimia
pewarna Bayangan
Bervariasi kandungan murni
tergantung Konstan zat
warna
dengan
Beberapa bahan pewarna sintest ik yang umum digunakan dibidang farmasi
FD&C
Nama umun
Kelarutan (g/100ml at 25° C) air
gliser propil in
engli
25%
stabilitas Sinar
etanol
Oksida
pH3
pH5
pH7
pH8
Tidak
Tidak
Tidak
Tid
larut
larut
berub
ak
si
ol Red
Erytro
9,0
20,0
20,0
8,2
Buruk
Cukup
misin
ah
ber uba h
Red 40
Allura
22.0
3,0
1,5
9,5
Baik
cukup
Tidak
Tidak
Tidak
Tid
Red
berub
berub
berub
ak
AC
ah
ah
ah
ber uba h
Yellow 5
Tatrazi
20,0
18,0
1,5
12,0
ne
Sangat
cukup
baik
Tidak
Tidak
Tidak
Tid
berub
berub
berub
ak
ah
ah
ah
ber uba h
Yellow 6
Sunset
19,0
20,0
7,0
10,0
Sedang
cukup
yellow
Tidak
Tidak
Tidak
Tid
berub
berub
berub
ak
ah
ah
ah
ber uba h
Blue 1
Briliant
20,0
20,0
2,2
20,0
Cukup
buruk
blue
Sedik Sanga
Sanga
San
it
t
t
gat
mem
sediki
sediki
sedi
udar
t
t
kit
mem
mem
me
udar
udar
mu dar
Blue 2
Indigoli ne
1,6
1,0
20,0
1,0
Sangat buruk
Buruk
Cuku
Cuku
Cuku
Me
p
p
p
mu
mem
mem
mem
dar
udar
udar
udar
selu
ruh nya Green 3
Fast
20,0
14,0
20,0
20,0
cukup
Buruk
Sedik Sanga
green
Sanga
Sed
it
t
t
ikit
mem
sediki
sediki
me
udar
t
t
mu
mem
mem
dar
udar
udar
2.6 Bahan pembasah ( wetti ng agent)
Bahan pembasah sering digunakan dalam tablet yang mengandung bahan aktif sukar larut dalam air, dengan tujan untuk meningkatkan laju disolasi. 2.7 Bahan tambahan ko-proses
Bahan tambahan ko-proses adalah campuran dari dua tau lebih bahan tambahan yang berhubungan satu sama lain. Keuntunagn mengunaakna ko proses adalah dapat mengurangi bahan tambahan yang digunakan ketika proses formulasi, serta dapat meningkatkan konsentrasi dar i batch ke batch.
Beberapa bahan ko-proses
Nama bahan
Kandungan
Industri pembuat
tambahan ko-proses
Advantose Fs
Fruktosa,
pregelatin
DMV
amilum Avicel CE-15
MCC,Guar gum
Cellactose
MCC,α
FMC laktosa
Meggle GmbH
monohidrat Ludipress
α laktosa monohidrat,
BASF
povidon, crosspovidon LustreClear
MCC,Keragen
Microcelac
MCC,
α
FMC laktosa
Meggle GmbH
monohidrat Pharmatose DLC
Anhidrase lactosa,lacticol
DMV
Prosolv SMCC
MCC, koloidal silikon
Penwest
dioxide Cel-O-Cel
MCC dan laktosa
Starlac
Laktosan dan amilum jagung
FMC