BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kejadian musiman sangat penting dalam siklus
kehidupan
sebagian
besar
tumbuhan.
Perkecambahan biji, pembungaan, permulaan dan pengakhiran dormansi tunas merupakan contohcontoh tahapan dalam perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi pada waktu spesifik dalam satu tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering
digunakan
oleh
tumbuhan
untuk
mendeteksi waktu dalam satu tahun adalah fotoperiode, yaitu suatu panjang relative malam dan
siang.
fotoperiode, fotoperiodisme dkk., 2003).
Respons seperti
fisologis
terhadap
pembungaan,
(photoperiodism)
disebut
(Campbell,
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup
yang
bertujuan
untuk
melaksanakan
kegiatan hidupnya. Tumbuhan juga melakukan gerak, tetapi gerak yang dilakukan tumbuhan tidak seperti hewan dan manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak berpindah tempat (kecuali yang bersel bersel satu yang dapat bergerak berpindah tempat contohnya ganggang pada spesies tertentu). Gerakan yang dilakukan hanya dilakukan oleh bagian tertentu, misalnya bagian ujung tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu kecuali tumbuha tumbuhan n bersel satu. Gerakan tumbuhan dapat diamati dengan adanya pertumbuhan tanaman yang menuju atau ke arah tertentu. Sebagai contoh jika kita menancapkan sebatang kayu atau ranting di dekat tanaman mentimun atau tanaman lain yang merambat, maka selang beberapa waktu ranting kayu
tersebut
telah
dibelit
oleh
tanaman
mentimun atau tanaman yang merambat lainnya. Demikian pula akar-akar yang menembus tanah menuju ke tempat yang lembap atau berair. Peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa tumbuhan bergerak. Jadi, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan
terhadap
rangsang
atau
iritabilita yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Rangsangan
yang
mempengaruhi
terjadinya suatu gerak pada tumbuhan antara lain cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan. 1.2.Rumusan masalah 1. Bagaimana fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan? 2. Bagaimana vernalisasi yang terjadi pada tumbuhan? 3. Bagaimana gerak pada tumbuhan?
4. Apa saja macam gerak pada tumbuhan 1.1 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk
mengetahui
fotoperiodisme
pada tumbuhan. 2. Untuk mengetahui vernalisasi pada tumbuhan. 3. Untuk memahami tentang gerak pada tumbuhan. 4. Untuk memahami tentang macam-macam gerak pada tumbuhan.
BAB 2 ISI 2.1 Fotoperiodisme Pada Tanaman. a. Pengertian fotoperiodisme. Fotoperodisme terhadap
adalah
lamanya
pendeknya
hari)
respon
penyinaran yang
pembungaan.
Garner
menyebutkan
Maryland
(
dapat dan
tumbuhan panjang
merangsang
Alard
(1920)
Mammoth
adalah
tumbuhan hari Pendek (short day plant), karena tumbuhan ini nyatanya memerlukan suatu periode terang yang lebih pendek di banding dengan panjang
siang
hari
yang
kritis
untuk
pemrbungaan. Krisan, poinsettia, dan beberapa varietas
kacang
kedelai
merupakan
contoh
tumbuhan hari pendek yang pada umumnya berbunga pada akhir musim panas, musim gugur, atau
musim
bergantung
dingin. pada
Kelompok
fotoperiode
lain
yang
hanya
akan
berbunga ketika periode terang lebih lama beberapa jam. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1. Tumbuhan
hari
pendek,
tumbuhan
yang
berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari. 2. Tumbuhan
hari
panjang,
tumbuhan
yang
berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14
–
16 jam) sehari. Tumbuhan hari
panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau. 3. Tumbuhan
hari
sedang,
tumbuhan
yang
berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu. 4. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif
terhadap
panjang
hari
untuk
pembungaannya.
Tumbuhan
hari
netral
contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas. b. Induksi fotoperiodisme. Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau lebih tepat disebut induksi panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap induksi fotoperioda sangat bervariasi, ada
tumbuhan
untuk
perbungaannya
cukup
memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali saja, tetapi tumbuhan lain memerlukan induksi lebih dari satu kali. Xanthium strumarium untuk perbungaannya
memerlukan
8
x
induksi
fotoperioda yang harus berjalan terus menerus. Apabila
tanaman
ini
sebelum
induksi
lengkap,
mendapat
memperoleh
gangguan
atau
terputus induksi fotoperiodanya, maka tanaman itu tidak akan berbunga. Kekurangan induksi fotoperioda tidak dapat ditambahkan demikian saja, karena efek fotoperioda yang telah diterima sebelumnya
akan
menjadi
hilang.
Untuk
memperoleh induksi lengkap, tanaman tersebut harus mengulangnya dari awal kembali. Di dalam menerima rangsangan fotoperioda ini, organ daun diketahui sebagai organ penerima rangsangan. Ada 4 tahap yang terjadi dalam resepon
perbungaan
fotoperioda, kedua
pertama
terhadap
rangsangan
menerima
rangsangan,
transformasidari
organ
penerima
rangsangan menjadi beberapa polametabolisme baru yang berkaitan dengan penyediaan bahan untuk perbungaan, ketiga pengangkuatan hasil metabolisme dan keempat terjadinya respon pada titik tumbuh untuk menghasilkan perbungaan. 2.2 Vernalisasi pada tumbuhan. Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji
tumbuhan
tertentu
sebelum
perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin ini bersifat kualitatif (mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi. Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari sampai beberapa minggu, tergantung sepesiesnya. Spesies
semusim
pada
musim
dingin,
dua
tahunan, dan banyak spesies tahunan dari daerah beriklim sedang yang membutuhkan vernalisasi semacam itu agar berbunga. Biji, umbi, dan kuncup beriklim
banyak sedang
spesies
tanaman
membutuhkan
di
daerah
stratifikasi
(beberapa minggu diletakkan dalam penyimpanan yang dingin dan lembab) untuk mematahkan dormansi. Jadi vernalisasi secara harfiah berarti membuat suatu keadaan tumbuhan seperti musim semi, yaitu menggalakkan pembungaan sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang selama musim semi (Gardner,dkk, 1991). Menurut maryland tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Tumbuhan pendek siang- berbunga apabila fotokalanya genting.
lebih
(Contoh
pendek yang
daripada baik
panjang
ialah
pohon
cocklebur, pohon merah (poinsetia, kekwa). 2. Tumbuhan panjang siang- berbunga apabila fotokalanya lebih panjang daripada suatu panjang genting. (Contoh yang baik ialah gandum, barli, bunga cengkih, bayam). 3. Tumbuhan neutral siang- pembungaan tidak bergantung kepada suatu fotokala. (Contoh yang baik ialah tomat dan timun). Organ
tumbuhan
yang
dapat
menerima
rangsangan vernalisasi sangat bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan
yang
memerlukan
vernalisasi
mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
Bukti-bukti
bahwa
rangsanagan
dingin
dihasilkan di dalam meristem atau kuncup dan bukan
didalam daun
diperoleh dari
empat
fenomena:
Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif.
Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji menjadi kering.
Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah tervernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga (Gardner,dkk, 1991). Vernalisasi
merupakan
suatu
proses
yang
kompleks yang terdiri dari beberapa proses. Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi di dalam biji dan semua jaringan yang dihasilkannya
berasal
dari
meristem
yang
tervernalisasi. Pada Chrysantheum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya. Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena sampai saat ini belum pernah diisolasi. Di dalam hal perbungaan GA dapat mengganti fungsi vernalin, meskipun GA tidak sama dengan vernalin. Pada H. Niger, pemberian GA dapat menggantikan vernalisasi:
Tumbuhan roset
GA
vegetatif
berbunga
Tumbuhan roset
vernalisasi
berbunga 2.3 Gerak pada tumbuhan. Beberapa
gerak
yang
dilakukan
oleh
tumbuhan, dihasilkan sebagai respon tumbuhan terhadap sejumlah rangsangan dari luar atau dari lingkungannnya.
Berdasarkan
atas
penyebab
timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak
yang
ditimbulkan
oleh
adanya
pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau
“irreversible”.
Gerak turgor adalah
gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel-sel tertentu, dan sifatnya elastis atau “reversible”. Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak etionom dan gerak endonom (autonom). 2.4 Macam-macam gerak pada tumbuhan. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Adapun sebagai
tanggapan
terhadap
suatu
ransangan,tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kea rah ransang atau menjauhi,
atau melakukan gerak tanpa menunjukkan arah tertentu. Berikut akan dijelaskan macam-macam gerakan
pada
tumbuhan.
Berdasarkan
atas
penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. 1. Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh
adanya
menyebabkan
pertumbuhan,
terjadinya
sehingga
gerak
plastis
atau
irreversible. 2. Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel tertentu, dan sifat geraknya elastis atau reversible. Selanjutnya berdasarkan macam ransangnya, gerak tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi gerak endonom, gerak esionom, dan gerak higroskopis. 1. Gerak autonom ( gerak endonom) Gerak ini belum
diketahui
penyebabnya
secara
pasti.
Diperkirakan gerak ini disebabkan oleh ransang
yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan. Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut : a.
Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel
b.
Gerak melengkungnya kuncup daun karena
perbedaan kecepatan tumbuh. c. Gerak yang diperlihatkan tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang daun dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan gerak autonom. 2. Gerak Esionom Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom dibedakan atas gerak nasti, gerak tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh gerak esionom adalah gerak akibat tekanan
turgor. Tekanan turgor adalah tekanan air pada dinding sel. Tekanan turgor disebabkan oleh masuknya
air
ke
dalam
sel
sehingga
menimbulkan tekanan pada dinding sel. a.
Gerak tropisme Gerak
tropisme
merupakan
gerak
tumbuh,
sebagai respon tumbuhan terhadap ransangan dari luar.
Arah
geraknya
ditentukan
oleh
arah
ransangannya, dapat positif atau negatif. Berdasarkan macam ransangan, gerak tropisme dapat dibedakan atas empat macam, yaitu: 1) Geotropisme (ransang berupa gaya tarik bumi) Tumbuhan dapat tumbuh ke atas ( geotropisme negative, beelawanan arah dengan arah gaya gravitasi)
atau
ke
bawah
(geotropisme positif), horizontal (tegak
lurus
gravitasi,
terhadap
gaya disebut
deageotropisme) atau membentuk suatu pola tertentu terhadap arah vertikal yang disebut
plageotropisme. Bagian tumbuhan yang dapat menerima ransangan gravitasi adalah tudung akar dan pucuk batang. Tudung akar merupakan bagian
dari
penghambat
akar asam
yang
menghasilkan
absisat
(ABA).
zat
Apabila
sebagian dari tudung akar dibuang , maka akar akan
membengkok
mengandung
ke
tudung
arah
bagian
akar.
yang
Gravitasi
mempengaruhi ABA pada tudung akar. Pucuk batang
melakukan
geotropisme
negatif.meletakkan tanaman pada klinostat dan kemudian pada tanaman dibuat horizontal, maka perputaran klinostat akan menghilangkan efek gravitasi. 2) Fototropisme (ransang
berupa
cahaya matahari) Adalah gerak tidak bebas
bagian
tubuh
tumbuhan
mendekati atau menjauhi sumber rangsang berupa cahaya. Pada gerak ini tidak
lepas adanya kerja dari hormon auksin. Hormon ini bekerja sangat aktif pada saat sinar matahari cukup kuat, apalagi hormon ini memiliki jumlah yang banyak pada saat batang tumbuhan mulai tumbuhan.
Bila
arah
gerakannya
mendekati
sumber rangsang cahaya disebut fototropisme positif. Contohnya gerak batang yang selalu menuju sumber cahaya. Bila arah gerakannya menjauhi
sumber
rangsang
cahaya
disebut
fototropisme negatif. Contohnya gerak tumbuh ujung akar. 3) Hidrotropisme Hidrotropisme tumbuhan
adalah
karena
hidrotropisme,
gerak
pengaruh
misalnya
pada
bagian air.
tubuh
Peristiwa
gerak
akar
tumbuhan menuju sumber air. contoh: gerak ujung akar kecambah menuju tempat yang berair. 4) Tigmotropisme Adalah gerak tidak bebas pada tumbuhan atau gerak
membeloknya
arah
pertumbuhan bagian tubuh tumbuhan karena adanya
rangsangan
yang
berupa
sentuhan.Berbeda dengan seismonasti sentuhan yang dimaksud adalah dari tumbuhan itu sendiri yang melakukan sentuhan terhadap benda sekitar. Contohnya pada tumbuhan bersulur (mentimun, pare, markisa, dll). Mekanisme mengenai gerak ini adalah apabila ujung sulur menyentuh benda di sekelilingnya maka akan membelit dan apabila benda yang disekitarnya sudah habis dibelitnya maka sulur akan tumbuh lurus. b. Gerak nasti Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh ransangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Mereka dapat merupakan gerak tumbuh yang sifatnya permanen atau gerak variasi yang sifatnya tidak permanent (reversible). Gerak variasi biasanya melibatkan perpindahan air.salah satu bentuk gerak variasi yang pentingdan khas
adalah gerak membuka dan menutupnya stomata. Gerak daun, anak daun atau daun kecil, sering dilakukan oleh organ khusus yang disebut pulvinus merupakan masa sel parenkimatis yang membengkak berada pada bagian dasar tangkai daun ( petiolus), tangkai anak daun ( petiololus) dan bagian dasar cabang. Air dapat masuk atau keluar dengan cepat melalui sel-sel motor, yang terletak pada tempat yang berlawanan ( opposite side) dari pulvinus dan menyebabkan cabang bergerak ke atas dan ke bawah. Keluar masuknya air
pada
pulvinus
disebabkan
terjadinya
perubahan potensial yang diduga sama posesnya seperti pad sel penutup stomata. Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhi, gerak nasti dibedakan
menjadi
termonasti,
seismonasti,
niktinasi, dan nasti kompleks. 1) Termonasti Termonasti
merupakan
gerak
bagian
tubuh
tumbuhan karena pengaruh rangsang berupa
suhu. Contoh termonasti yang terjadi di daerah dingin, misalnya bunga tulip dan bunga crokus yang membuka karena pengaruh suhu. Bunga bunga tersebut mengembang jika mengalami kenaikan suhu. Jika suhu menurun maka bunga bunga tersebut akan menutup lagi. 2) Fotonasti Fotonasti adalah gerak yang melibatkan
berupa
sebagian
atau
seluruh
bagian
tumbuhan
karena
pengaruh
rangsang
cahaya.
Contoh
fotonasti
adalah
menguncupnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada waktu matahari terbenam. 3) Seismonasti Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun
putri
malu
ketika
disentuh.
Untuk
memahami pengertian gerak seismonasti pada
tumbuhan
dapat
kamu
lakukan
dengan
mengamati tanaman putri malu (Mimosa pudica). Daun tanaman putri malu disentuh maka daun tersebut akan menutup seperti layu. Sentuhan merupakan salah satu rangsang dari luar terhadap gerakan
daun
tanaman
putri
malu.
Arah
menutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupun rangsang sentuhannya berbeda. 4) Niktinasti Gerak
niktinasti
(nyktos
=
malam) adalah gerak bagian tubuh
tumbuhan
pengaruh lingkungan niktinasti
di
malam
adalah
gerak
rangsang hari.
karena dari
Contoh
gerak
menutupnya
daun
tumbuhan yang tergolong tumbuhan polong (Leguminoceae) pada menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh perubahan tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun.
5) Nasti kompleks Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh lebih dari satu macam rangsang. Contoh gerak nasti kompleks
adalah
gerak
membuka
dan
menutupnya stomata karena pengaruh cahaya matahari, zat kimia, dan air. Pernahkah kamu mengamati
mekarnya
bunga
pukul
empat
(Mirabilis jalapa) dan pohon waru (Hibiscus tiliaceus) dipengaruhi oleh cahaya dan suhu. Membukanya stomata c.
Gerak
taksis
Gerak
pindah
tempat
yang
dilakukan oleh organisme atau bagian dari tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi datangnya rangsang. Gerak taksis hanya dapat dijumpai pada tumbuhan tingkat rendah atau bagian dari tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi untuk keseluruhan tubuh tumbuhan tidak pernah
dijumpai.
Berdasarkan
jenis
rangsangannya, gerak taksis dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1) Fototaksis Yaitu gerak bebas tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Contoh dari gerak ini adalah sel tumbuhan / kloroplas yang mengandung klorofil bergerak menuju sisi sel yang terkena cahaya. Dalam gerak ini dikenal adanya: a) fototaksis
positif
:
gerak
Euglena
viridis
mendekati arah sumber cahaya. b) Fototaksis negatif : gerak ganggang hijau menjauhi sinar matahari karena intensitas cahaya melebihi batas toleransi. Disini terjadi perubahan gerak yang sebelumnya positif menjadi negatif. 2) Kemotaksis Adalah gerak berpindahnya organ tumbuhan karena adanya rangsang kimia. Contoh dari gerak kemotaksis antara lain, yaitu: a) Gerakan spermatozoid yang dilepaskan oleh anteridium tumbuhan lumut bergerak menuju sel telur arkegonium. Gerakan spermatozoid menuju
sel telur ini disebabkan oleh rangsang kimia yang berupa glukosa dan protein yang disekresikan arkegonium, kemudian spermatozoid berenang melewati air atau permukaan yang basah menuju sel telur. b) Bakteri oksigen yang bergerak ke tempat-tempat yang banyak mengandung oksigen. 3) Galvanotaksis Ialah gerak berpindahnya seluruh atau sebagian organ tumbuhan karena adanya rangsang berupa listrik. Contohnya gerak bakteri dan paramaecium ke arah kutub positif dan kutub negatif. 3. Gerak Higroskopis Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan gerak bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara lain:
a. Merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong-polongan. b. membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan. c. membentang
dan
menggulungnya
gigi-gigi
pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya
kulit
buah
dan
terpentalnya
biji
sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora
(sporangium)
tumbuhan
(Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta).
paku
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran ( panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan.
Berdasarkan dibedakan
panjang menjadi
hari,
tumbuhan empat
dapat
macam,
yaitu:tumbuhan hari pendek, tumbuhan hari
panjang,
tumbuhan
tumbuhan
hari
sedang,
tumbuhan hari netral
Vernalisasi
merupakan
induksi
pendinginan
yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji
tumbuhan
tertentu
sebelum
perkecambahan.
Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh
adanya
menimbulkan “irreversible”.
pertumbuhan, perubahan
sehingga
plastis
atau
Gerak dibagi menjadi 2 yaitu
gerak etionaom dan gerak endonom 3.2 Saran Makalah ini masih banyak kekurangan terutaman pada
kedalaman
makalah materinya.
materi.
selanjutnya
bisa
Untuk
pembuatan
diperdalam
lagi
DAFTAR PUSTAKA Campbell, N. A, dkk. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga. Dwijoseputro,
D.
1988. Pengantar
Fisiologi
Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Gardner,dkk,
1991
dalam
bayati,
I.
2011. Fotoperiodisme
dan
vernalisasi.http://intan-bayati.blogspot.com/ di akses tanggal 30 juni 2015 Hadi, S. 2013. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.