AKAR disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan dosen pengampu Dr. Amprasto, M. Si., dan Dr. Hj. Sri Anggraeni, MS.
Oleh: Kelas A 2015 Kelompok 3 Aulia Fuji Yanti
(1501665)
Husna Dita Rahmah
(1505468)
Naufal Ahmad Muzakki
(1505601)
Zakia Nurhasanah
(1505985)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
A. Judul Akar B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, tanggal
: Selasa, 2 Mei 2017
Waktu
: Pukul 09.30 s.d 11.10 WIB
Tempat
: Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI
C. Tujuan 1. Mengetahui struktur umum akar monokotil. 2. Mengetahui struktur umum akar dikotil muda dan dewasa D. Landasan Teori Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu akar primer dan akar adventif. Akar primer adalah akar yang berasal dari calon akar (radikula) pada embrio. Akar primer akan membentuk akar tunggang yang mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan percabangannya, sedang akar adventif tidak mengadakan pertumbuhan sekunder (Intan, 2015) Fungsi akar primer ialah untuk mencengkramkan tumbuhan dalam tanah, untuk menyerap air dan zat terlarut dan berperan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan. Fungsi akar sekunder adventitif sangat beragam. kadangkadang akar adventitif masuk kedalam tanah dan berberan sebagai akar primer. Dalam kasus lain akar liar dapat termodifikasi menjadi orgab/alat pemanjat, penunjmag (akar tunjang), duri, haustoria,dan sebagainya. beberapa akar atau bagian dari akar ada yang khusus untuk fungsi tertentu. Bagian akar yang berdaging, misalnya pada wortel (Daucus carota) , lobak (Raphanus sativus), bit (Beta vulgaris), ubi jalar (Ipomea batatas) disebut akar umbi, khusus sebagai organ penyimpananan makanan. Tumbuhan rawa tropika (mangrove) mempunyai akar udara yang besar, demikian juga beberapa tumbuhan merambat mempunyai akar udara yang mampu melekatkan diri pada permukaan substrat. (Susetyo,dkk. 2004)
Susunan jaringan primer pada akar berturut-turut dari dari luar kedalam adalah epidermis (sistem jaringan dermal), korteks (sistem jaringan dasar), dan silinder pembuluh (sistem jaringan pembuluh). Struktur lain yang juga termasuk kedalam jaringan primer akar adalah tudung akar. (Nuryani, dkk. 2017). 1. Tudung akar Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi meristem akar dari keruakan dan membantu penetrasi akar ke dalam tanah. Sel-sel tudung akar sering berisi amilum. Sel-sel ini tidak mempunyai susunan yang khusus atau tersusun dalam deret random. Sel tersebut adalah kolumela. Tudung akar mengatur geotropi akar
Gambar 1. Struktur anatomi tudung akar 2. Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Pada kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar berkembang dan sel-sel epidermis yang khusus, dan sel tesebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel epidermis, dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri berasal dari pembelahan protoderm. Epidermis akar yang berfungsi untuk penyerapan serta bulu-bulu akar mempunyai kutikula yang tipis.
Gambar 2. Jaringan epidermis akar
3. Korteks Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Selama perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami diferensiasi bertambah, sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut. Pada beberapa akar beberapa tumbuhan air, sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak dijumpai ruang-ruang udara, dan parenkim ini disebut aerenkim. Sel-sel korteks sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal. Dibawah epidermis sering terdapat selapis/dua lapis sel berdinding tebal disebut hipodermis atau eksodermis.
Gambar 3. Irisan melintang akar muda. 4. Endodermis Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi endodermis. Endodermis terdiri dan selapis sel. Pada sel endodermis yang muda dijumpai adanya penebalan dinding suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding sel, disebut pita Caspary. Pada akar yang tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder, lamela suberin biasanya terbentuk di seluruh dinding bagian dalam sel endodermis. Penebalan selulosa sering terjadi. Penebalan lignin terjadi pada dinding tangensial dan radial bagian dalam. Penbebalan dinding biasanya dimulai dari bagian sel yang berdekatan dengan floem. Penebalan dinding endodermis ini mula-mula sebagai titik disebut titik Caspary, kemudian menjadi bentuk pita akhirnya berbentuk seperti huruf U.
E. Alat dan Bahan Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Akar No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Alat Mikroskop Object glass Cover glass Silet Pisau
Jumlah Dua set Sepuluh buah Sepuluh buah Dua buah Satu buah
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum Akar No. 1. 2. 3. 4.
Nama Bahan Preparat awetan akar Helianthus muda Preparat awetan akar Helianthus dewasa Preparat awetan akar Zea mays Preparat awetan akar Rununculus
Jumlah Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya
F. Langkah Kerja Bahan dan alat yang digunakan dipersiapakan.
akan
Preparat awetan akar jagung (Zea mays) diamati sesuai dengan perintah pada buku praktikum
Hasil pengamatan didokumentasikan dan dicatat pada buku catatan
Mikroskop disiapkan untuk digunakan dalam pengamatan
Preparat awetan akar jagung (Zea mays) diletakkan di meja mikroskop
Hasil pengamatan dibuat laporan dan digambar
Diagram 1. Pengamatan Preparat awetan Akar Jagung (Zea mays)
Bahan dan alat yang digunakan dipersiapakan.
akan
Preparat awetan akar Lilium sp. diamati sesuai dengan perintah pada buku praktikum
Hasil pengamatan didokumentasikan dan dicatat pada buku catatan
Mikroskop disiapkan untuk digunakan dalam pengamatan
Preparat awetan akar Lilium sp. diletakkan di meja mikroskop
Hasil pengamatan dibuat laporan dan digambar
Diagram 2. Pengamatan Preparat Awetan Akar Lilium sp.
Bahan dan alat yang digunakan dipersiapakan.
akan
Preparat awetan akar Helianthus muda dan dewasa diamati sesuai dengan perintah pada buku praktikum
Hasil pengamatan didokumentasikan dan dicatat pada buku catatan
Mikroskop disiapkan untuk digunakan dalam pengamatan
Preparat awetan akar Helianthus muda dan dewasa diletakkan di meja mikroskop
Hasil pengamatan dibuat laporan dan digambar
Diagram 3. Pengamatan Preparat Awetan Akar Helianthus Muda dan Dewasa
Bahan dan alat yang digunakan dipersiapakan.
akan
Preparat awetan akar Ranunculus sp. diamati sesuai dengan perintah pada buku praktikum
Hasil pengamatan didokumentasikan dan dicatat pada buku catatan
Mikroskop disiapkan untuk digunakan dalam pengamatan
Preparat awetan akar Ranunculus sp. diletakkan di meja mikroskop
Hasil pengamatan dibuat laporan dan digambar
Diagram 4. Pengamatan Preparat Awetan Akar Ranunculus sp
G. Hasil Pengamatan Tabel 3. Hasil Pengamatan Akar No.
Nama Preparat
1.
Preparat awetan sayatan melintang akar Zea mays
Gambar Preparat
Perbesaran 100X Gambar 3.1 Preparat awetan sayatan melintang akar Zea mays (Dok. Kelompok 3A, 2017)
2.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus dewasa Perbesaran 100X Gambar 3.2 Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus dewasa (Dok. Kelompok 3A, 2017)
Gambar Manual
Keterangan
No.
Nama Preparat
3.
Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus muda
Gambar Preparat
Perbesaran 100X Gambar 3.3 Preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus muda (Dok. Kelompok 3A, 2017)
4.
Preparat awetan sayatan melintang akar Ranunculus
Perbesaran 100X Gambar 3.4 Preparat awetan sayatan melintang akar Ranunculus (Dok. Kelompok 3A, 2017)
Gambar Manual
Keterangan
H. Pembahasan 1. Preparat Awetan Akar Helianthus Muda Berdasarkan hasil pengamatan dengan perbesaran 400× pada preparat awetan sayatan melintang akar Helianthus muda terlihat jelas struktur anatomis akar. Susunan jaringan pada akar berturut-turut dari dari luar kedalam adalah yang dari luar ke dalam, yaitu : Jaringan epidermis, korteks, endodermis, Stele (silinder berkas pengangkut) yang terdiri dari berkas pengangkut berupa xilem dan floem yang tersusun secara berselingan (radial). Jumlah jari-jari xilem (arc) pada akar Helianthus muda yang diamati berjumlah 6 (Hexarc), pada umunya akar dikotil memiliki arc tidak lebih dari 6, hal tersebut terbukti pada akar Helianthus muda ini, karena Helianthus merupakan tumbuhan dikotil. 2. Preparat Awetan Akar Ranunculus Pada preparat awetan akar Ranunculus, terdapat jaringan endodermis. Jaringan endodermis pada akar Ranunculus ada bagian yang mengalami penebalan, ada juga yang tidak mengalami penebalan. Bagian endodermis yang tidak mengalami penebalan disebut sel pelalu. Pada akar Ranunculus jumlah berkas xilem (lengan protoxilem) pentarch. Bagian tengah tidak terisi oleh metaxilem, melainkan terisi oleh parenkim empulur. 3. Preparat Awetan Akar Helianthus Dewasa Berdasarkan pengamatan kelompok, pada bagian akar Helianthus dewasa sudah terbentuk jari-jari empulur yang dibentuk oleh kambium di tahun pertama. Xilem terdiri dari protoxilem dan metaxilem dan dikelilingi oleh seludang sklerenkim. Floem terdiri dari sel tapis dan sel pengantar. terdapat kambium intervasikuler dan kambium intravasikuler. Bagian korteks dipenuhi oleh jaringan parenkim. 4. Preparat Awetan Akar Zea Mays Berdasarkan hasil pengamatan dengan perbesaran 100× pada preparat awetan sayatan melintang akar Zea mays terlihat jelas struktur anatomis akar. Susunan jaringan pada akar berturut-turut dari dari luar kedalam adalah yang dari luar ke dalam, yaitu : Jaringan epidermis, korteks, endodermis, Stele (silinder berkas pengangkut) yang terdiri dari berkas pengangkut berupa xilem dan floem yang tersusun secara berselingan (radial). Jumlah jari-jari xilem (arc) pada akar Zea mays yang diamati berjumlah lebih dari 6 yang disebut dengan polyarch, pada
umunya akar monokotil memiliki arc lebih dari 6, hal tersebut terbukti pada akar Zea mays ini, karena Zea mays merupakan tumbuhan monokotil. I. Jawaban Pertanyaan Pertanyaan Kegiatan 11.1 1. Di bagian mana Anda menemukan sklerenkim? Jawab: Ya, sklerenkim ditemukan dibagian korteks. 2. Apakah Anda menemukan sel endodermis? Apakah terjadi penebalan sel? Jawab: Ya, sel endodermis dapat ditemukan dan terjadi penebalan sel yaitu penebalan suberin. 3. Bagaimana susunan xilem dan floem pada preparat jagung yang Anda amati? Apakah terdapat kambium? Jawab: Susunan xilem dan floem pada preparat awetan akar jagung terlihat radial, tidak ditemukan kambium, karena jagung termasuk tumbuhan monokotil. 4. Hitung berapa jumlah floem pada jagung! Jawab: Jumlah floem pada preparat awetan akar jagung banyak jumlahnya, sehingga disebut poliarch. Pertanyaan Kegiatan 11.2 1. Tentukan jaringan yang membentuk akar lateral! Jawab: Jaringan yang membetuk akar lateral yaitu perisikel. 2. Apakah endodermis mengalami penebalan dinding? Jawab: Ya, endodermis mengalami penebalan dinding yaitu penebalan suberin. 3. Bagaimana susunan xilem dan floem pada preparat Lilium sp. yang Anda amati ? Apakah terdapat kambium? Jawab: Susunan xilem dan floem pada preparat akar Lilium sp. terlihat radial, tidak ditemukan kambium, karena Lilium sp. termasuk tumbuhan monokotil. 4. Hitung berapa jumlah jaringan floem pada Lilium sp.! Jawab: Jumlah floem pada preparat akar Lilium sp. banyak jumlahnya, sehingga disebut poliark. 5. Setelah mengamati penampang melintang akar jagung dan Lilium sp. bagaimana pola umum akar monokotil?
Jawab: Pola umum akar monokotil yaitu, jika ada pola empulur maka berkas pembuluhnya melingkar dan juga jumlah jaringan floemnya poliarch (xilem menjorok ke dalam dan banyak) Pertanyaan 11.3, 11.4, 11.5 1. Tentukan perbedaan antara struktur akar Helianthus muda dan dewasa berdasarkan: a. Jumlah floem b. Struktur kambium c. Struktur xilem d. Struktur floem e. Adanya empulur dan dilatasi jari-jari empulur Jawab: Perbedaan
Helianthus muda
Helianthus dewasa
Jumlah floem
Banyak
Banyak
Struktur kambium
Diantara xilem dan Diantara xilem dan floem
floem
Struktur xilem
Tetrarch
Poliarch
Struktur floem
Banyak di luar
Banyak di luar
Adanya empulur dan dilatasi jari-jari empulur
Tidak ada
Ada
2. Berdasarkan pola struktur akar Helianthus muda dan Ranunculus sp.,sebutkan persamaannya dengan pola umum monokotil. Jawab: Persamaan pada struktur akar Helianthus muda dan Ranunculus sp., dengan akar monokotil adalah jaringan pembuluh terdapat di endodermis dan tipe ikatan pembulunya radial. J. Simpulan 1. Struktur umum akar monokotil yang diwakili oleh akar jagung dan akar Lilium sp. memiliki struktur morfologi yang sama, keduanya memiliki sistem perakaran yang sama yaitu akar serabut. Struktur anatomi dari lapisan terluar ke lapisan terdalam pada akar monokotil yang diwakili akar jagung dan akar
Lilium sp. yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, jaringan pembuluh, empulur. Pada akar jagung dan Lilium sp. berkas xilem (lengan protoxilem) berjumlah banyak, tidak terdapat kambium, empulur luas dan berkembang baik. 2. Struktur umum akar dikotil muda dan dewasa yang diwakili oleh helianthus muda dan Helianthus dewasa dilihat dari segi anatomi dari lapisan luar ke dalam yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, jaringan pembuluh. Perbedaannya pada akar Helianthus muda belum terjadi pertumbuhan sekunder, sedangkan pada Helianthus dewasa sudah terjadi pertumbuhan sekunder. Hal tersebut sangat jelas perbedaanya ketika kita melihat langsung kedua preparat awetan tumbuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ningsih, Indah Yulia. (2015). Modul Botani Farmasi : Akar. [Online]. Diakses darihttp://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77253/Modu l%20Botani%20Farmasi%20Akar_Indah%20Yulia%20Ningsih.pdf?sequ ence=1 ustaman, Nuryani. dkk (2017). Buku Petunjuk Praktikum : Anatomi Tumbuhan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Setjo, S. dkk. (2004). Common Textbook: Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur anatomi tudung akar http://www.biologipedia.com/struktur-dan-fungsi-akar-padatumbuhan.html Gambar 2. Jaringan epidermis akar http://multigue.blogspot.co.id/2011/03/organ-pada-tumbuhan_21.html Gambar 3. Irisan melintang akar muda https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/03/jaringan-tumbuhan-1.html