Fosil Tumbuhan �bagian 1 1. Definisi fosil, kegunaannya, dan persyaratan terbentukn terbentuknya ya fosil Fosil adalah bukti-bukti yang didapatkan dari kehidupan pra- sejarah. Batasan masa prasejarah lebih dari enam juta tahun yang lalu. Menurut definisi tersebut, maka yang dimaksud dengan den gan fos fosil il ada adalah lah mel melip iputi uti seg segala ala mac macam am buk bukti, ti, bai baik k ya yang ng ber bersif sifat at lan langsu gsung ng mau maupu pun n tak langsung. Contoh bukti langsung dari kehidupan prasejarah adalah tulang dinosaurus, sedangkan bukti tak langsung adalah jejak tapak kaki bewail yang terawetkan dalam lumpur, dan koprolit (material faeces.
Kegunaan Fosil Tumbuhan:
�
!ntu !n tuk k
meng me ngid iden enti tifi fika kasi si
unit un it-u -uni nitt
stra st rart rtig igra rafi fi
perm pe rmuk ukaa aan n
bumi bu mi,,
atau at au
untu un tuk k
mengidentifikasi mengidenti fikasi umur re"atif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil. #dentifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. $ersyaratan bagi sutau fosil untuk dapat dap at dik dikate ategor gorika ikan n seb sebaga agaii fos fosil il in indek deks s ada adalah lah % (a (a.. ter terdap dapat at dal dalam am ju jumla mlah h ya yang ng melimpah dan mudah diidentifikasi& dan (b. memiliki distribusi hori'ontal yang luas, tetapi dengan distribusi ertikal yang relatif pendek (kurang lebih " juta tahun.
�
Menjadi Menj adi dasar dalam mempelajari mempelajari paleo paleoekol ekologi ogi dan pale paleokli oklimatol matologi. ogi. )tru )truktur ktur dan distribus dist ribusii fosi fosill diasu diasumsik msikan an dapat men mencermi cerminkan nkan kon kondisi disi ling lingkun kungan gan temp tempat at tumb tumbuhan uhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.
�
!ntuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi ruang dan waktu tertentu. *al ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi populasi tumbuh tum buhan an dan mig migras rasin inya ya,, seb sebaga agaii res respon pon ter terhad hadap ap pe perub rubaha ahan n ya yang ng ter terjad jadii pad pada a lingkungan lingkung an masa lampau.
�
Menjadi Menj adi dasar dalam memp mempelaja elajari ri eol eolusi usi tumb tumbuhan uhan yaitu deng dengan an cara memp mempelaja elajari ri perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.
Persyaratan terbentuknya fosil:
�
adanya badan air,
�
adanya sumber sedimen anorganik dalam bentuk partikel atau senyawa terlarut,
�
adanya bahan tumbuhan atau hewan (yang akan menjadi fosil.
2. Lingkungan tempat ditemukannya fosil +ondis +o ndisii ling lingkun kungan gan yan yang g memu memungki ngkinkan nkan unt untuk uk terj terjadiny adinya a pros proses es fosi fosilisa lisasi si adala adalah h yan yang g tempat dimana proses dekomposisi berjalan sangat lambat, dan biasanya merupakan lingkungan
anaerob. )uatu contoh tempat yang mendukung terjadinya proses fosilisasi adalah delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake yang terjadi dari putusnya suatu meander.
Fosil Tumbuhan � bagian
1. !enis"#enis matriks untuk fosilisasi
Macam batuan atau matriks yang mengandung fosil adalah% a. Batuan sedimen b. iatomit% batuan yang terbentuk dari dinding sel iatomae. c.
mber% resin tumbuhan yang telah mengalami perubahan kimiawi selama proses fosilisasi.
2. Fosil dan kaitannya dengan stratigrafi dan skala $aktu geologi
a. $enentuan umur fosil b. )kala waktu geologi ($aleo'oic, Meso'oic, Ceno'oic beserta masing-masing epoh di dalamnya, dan tumbuhan yang hidup pada tiap masa. c.
Fosil indeks (makrofosil dan mikrofosil
Fosil Tumbuhan � bagian % 1. Preser&asi fosil a. $ermineralisasi seluler ipe preserasi ini terjadi hila senyawa-senyawa silikat, karbonat, dan besi yang terlarut mengisi sel-sel clan ruang antar sel. $resipitasi senyawa-senyawa terse butakan menghasilkan matriks batuan yang mengisi jaringan tumbuhan, sehingga struktur dalam (anatomi tumbuhan tersebut menjadi terawetkan dalam bentuk susunan tiga dimensi. Fosil yang dihasilkan dari preserasi ini disebut fosil petrifaksi.
b. +ompresi +ompresi terjadi bila tumbuhan yang terdeposisi pada lingkungan pengendapan mengalami kerusakan
atau
pembusukan
pada
struktur
dalamnya,
mengalami proses
kehilangan gas, kelembaban, clan materi-materi terlarut lainnya, serta ditambah adanya tekanan dari luar yang berupa akumulasi sedimen dan air. $roses-proses tersebut akan menyebabkan tumbuhan tersebut membatu, menjadi deposit yang berwarna hitam. /ika kemudian sedimen ini tersingkap, antara lain oleh pengaruh cuaca atau dibelah dengan sengaja, maka akan terlihat kompresi pada satu sisi, dan impresi pada sisi lainnya. Fosil semacam ini dapat dipelajari strukturnya dengan teknik transfer untuk mendapatkan
gambaran detilnya, misalnya pertulangan daun, pola epidermis, clan rambut-rambut pada permukaan organ.
c.
)ementasi (preserasi autigenik $ada saat mulai terjadi proses pembusukan jaringan tumbuhan, timbul muatan listrik yang menarik partikel-partikel koloid sedimen yang bermuatan listrik berlawanan (plus dan minus. $artikel-partikel sedimen umumnya terdiri dari mineral-mineral besi dan karbonat yang terakumulasi dan menjadi semen pada bagian luar jaringan atau organ tumbuhan yang membusuk tadi sehingga terjadi pengawetan struktur luarnya. $ada umumnya, selama terjadinya proses sementasi, bagian dalam tumbuhan tersebut (struktur internalnya juga menjadi rusak dan digantikan oleh sedimen juga. engan demikian dimungkinkan untuk terjadinya pengawetan terhadap struktur luar dan dalam organ tumbuhan.
d.
$reserasi duripartik $reserasi tipe
ini terjadi
pacta bagian-bagian tumbuhan yang resisten, tanpa
mengalami perubahan oleh adanya proses oksidasi atau faktor-faktor lainnya, misalnya bagian luar sel iatome (yang mengandung silika , dan sel-sel yang dindingnya mengandung kapur.
2. 'etode pembuatan preparat fosil tumbuhan a.
Metode gosok Batuan yang mengandung fosil (coal ball dipotong untuk mendapatkan penampang fosil. )elanjutnya permukaannya diratakan dengan cara menggosokkannya pada bubuk karborundum (silikon karbida yang diletakkan pacta permukaan kaca dan dibasahi dengan air. $otongan batuan yang sudah dihaluskan permukaannya tersebut kemudian ditempelkan pacta gelas benda dengan menggunakan perekat resin. )elanjutnya batuan dipotong tipis, dan setelah permukaannya dihaluskan, bagian atasnya ditutup dengan gelas penutup.
b.
Metode sayat $embuatan preparat fosil dengan metode sayat dibedakan menjadi dua macam teknik, yaitu%
teknik cairan clan teknik lembaran.
(". eknik cairan
$otongan batuan yang permukaannya telah diratakan dengan bubuk karborundum diletakkan dalam baki yang terbuat dari kaca, yang diisi dengan kerikil dari bahan silika, serta asam klorida 0 - 12. $roses ini dinamakan etching, yang bertujuan melarutkan matriks yang berada di sekitar fosil. )etelah dibersihkan dengan air, maka pada bagian permukaan batuan yang ada fosilnya dituangkan larutan Darrah, dengan terlebih dahulu dibasahi dengan butil asetat. +omposisi larutan arrah per " liter adalah%
�
$arlodion 03 g
�
Butil asetat 045 ml
�
mil alkohol 15 ml
�
6ylol "5 ml
�
Minyak kastor 7 minyak jarak 1 ml
�
8ter 1 ml.
9arutan terdsebut didiamkan selarna "0 - 05 jam hingga mengering, untuk selanjutnya dapat dilepas sehingga bagian fosil tumbuhan akan terikut pada lapisan yang dikelupas tersebut.
(0. eknik lembaran
9angkah kerja yang dilakukan hingga proses etching adalah sarna dengan pada teknik cairan. )elanjutnya permukaan fosil ditutup dengan lembaran selulosa asetat (ketebalan 5,551 inchi, dengan terlebih dulu dibasahi dengan aseton. 9embaran selulosa asetat dibiarkan selama 15 menit, dan kemudian dilepas untuk mendapatkan penampang fosil.
:ambar ;.". $embuatan preparat fosil clengan teknik lembaran menggunakan selulose asetat
%. (ara pengamatan preparat fosil a.
Menggunakan mikroskop cahaya, )8M, clan 8M.
b.
Menggunakan )canning 8lectron Microscope ()8M
c.
Menggunakan sinar- 6
d.
nalisis fitokimia
e.
)pektrofotometri infra merah
Klasifikasi Tumbuhan Fosil 1. Ly)opsida Klasifikasi iisi
% racheophyta
+elas
% 9ycopsida
Bangsa ".
% 9epidodendrales )uku
% 9epidodendraceae
Marga
% Lepidodendron,
Lepidocarpon 0.
)uku
% )igillariaceae
Marga
% Sigillaria
Lepidophloios,
Stigmaria,
Lepidostrobus,
Lepidodendra)eae ua marga yang mendominasi pada masa +arbon adalah 9epidodendron dan 9epidophloios.
=rgan reproduktif 9epidodendrales berupa strobilus atau konus yang terdapat pada cabangcabang distal. )turktur strobilus terdiri dari aksis sentral dengan sporofil yang tersusun spiral dan bersirap. )porangia terdapat pada permukaan atas sporofil. $ada jenis-jenis yang heterospor, mikrosporangia terdapat pada bagian apikal strobilus, sedangkan megasporangia pada bagian basal.
:ambar 4.". >ekonstruksi Lepidodendron. . *abitus& B. )tuktur batang.
Stigmaria merupakan nama marga untuk menyebut organ rhi'ofor, yaitu cabang-cabang yang membentuk akar.
:ambar 4.0. >ekonstruksi organ reproduktif bangsa 9epidodendrales. (. )trobilus tipe Lepidostrobus& (B dan (C. )pora tipe Lycospora& (. Megaspora tipe Lepidocarpon.
*igillaria)eae
)igillaria merupakan tumbuhan yang berhabitus pohon, batang tidak bercabang, atau pada bagian apikalnya membentuk percabangan menggarpu sebanyak satu atau dua kali. Bagian basalnya memiliki rhi'ofor tipe )tigmaria. aunnya berbentuk seperti daun rumput, memiliki satu atau dua tulang daun, dan apabila gugur akan meninggalkan bekas yang berbentuk
heksagonal, bulat, atau oal. +onus pada )igillaria terbentuk pada cabang-cabang lateral diantara daun-daun.
:ambar 4.1 >ekonstruksi habitus Sigillaria
2. *phenopsida Klasifikasi
iisi
% racheophyta
+elas
% )pheopsida
". Bangsa % )phenophyllales )uku
% )phenophyllaceae
Marga % Sphenophyllum
0.
Bangsa% 8?uisetales )uku
% Calamitaceae
Marga % Calamites, Arthrophytis, Asteromyelon, Calamostachys.
*phenophyllaeeae
umbuhan anggota )phenophyta ditemukan pada masa eon tas, kemudian mencapai puncak pada +arbon tas hingga menjelang akhir $ermian. *abitus tumbuhan )phenophyta berupa herba, batangnya muncul dari suatu rhi'om yang berada di dalam tanah. Batang bercabang menggarpu, biasanya terdapat satu cabang pada tiap buku batang. aun tersusun dalam lingkaran, dengan jumlah daun @ - A pada tiap berkas. $anjang daun kurang dari 0 cm, memiliki satu atau dua tulang daun pada bagian pangkalnya, yang kemudian tulang daun ini membentuk percabangan menggarpu 0 - @ kali sebelum mencapai bagian apikal daun. =rgan reproduktif berupa konus yang terdiri dari sporangiofor yang, tersusun melingkar, dan terdapat diantara braktea. )porangiofor berbentuk perisai, dengan empat sporangia yang menghadap ke aksis konus.
:ambar 4.;. >ekonstruksi habitus, strobilus, clan struktur anatomi batang )phenophyllum.
(alami ta)eae
Arthrophytis adalah
nama
marga
untuk
spesimen
batang,
sedangkan Calamites adalah nama marga yang semula diberikan untuk spesimen yang
berupa
bagian
empulur
batang.
marga
untuk
akar
adalah Astromyelon, sedangkan Calamostachys merupakan nama marga untuk konus.
:ambar 4.4. >ekonstruksi habitus Calamites
:ambar 4.@. >ekonstruksi konus tipe Calamostachys
%. Fili)opsida Klasifikasi
iisi % racheophyta +elas % Filicopsida ".
0.
1.
Bangsa
% )tauropteridales
)uku
% )aturopteridaceae
Marga
% Stauropteris
Bangsa
% ygopteridales
)uku
% ygopteridaceae
Marga
% Zygopteris, Metaclepsidropsis.
Bangsa
% Coenopteridales
)uku
% Marattiaceae
Marga
% Psaronius, Scolecopteris.
*tauropterida)eae
umbuhan anggota )tauropteridaceae berupa semak, ukuran tubuhnya kecil, daun tidak memiliki lamina, sporangia terminal, Dilem batang dengan empat buah rigi-rigi. $acta )tauropteris oldhamia, di setiap tingkat percabangan terdapat pasangan-pasangan aphlebiae (struktur seperti mikrofil yang sel-selnya berdinding tebal dan memiliki berkas pengangkut kedl, yang menunjukkan bahwa struktur tersebut bersifat non-fotosintetik.
+ygopterida)eae
Zygopteris memiliki rhi'oid yang memanjang, bercabang menggarpu, membentuk dua tingkat tangkai daun. $ermukaan rhi'oid tertutup oleh aphlebiae yang berpasangan clan tersusun seperti tangga berpu tar (heliD.
Metaclepsidropsis duplex memiliki rhi'oid hori'ontal yangmendukung daun dengan susunan ?uadriseriat. )porangia tersusun dalam sorus, masing-masing terdiri dari 1 - ; sporangia. )pora tertipe trilet, dengan diameter 40 � m.
'arattia)eae
umbuhan anggota marga Psaronius berhabitus pohon, tingginya lebih kurang "5 m. )truktur dalam (anatomi
batang berbentuk bintang, terdiri dari
serangkaian berkas
pengangkut ampiflois konsentris yang terpisah oleh celah-celah. kar adentif muncul dari batang, kemudian melengkung ke bawah sejajar dengan permukaan batang.
:ambar 4.E. >ekonstruksi daun Psaronius ( dengan synangium tipe Scolecopteris (B.
. Progymnospermopsida dan -ymnospermopsida Klasifikasi
iisi% racehophyta ". +elas
0.
% $rogymnospermopsida
Bangsa
% Cordaitales
)uku
% Cordaitaceae
Marga
% Mesoxylon, Cardiocarpus.
+elas
% :ymnospermopsida
Bangsa
% $teridospermales
)uku
% Medullosaceae
Marga
% olerotheca
(ordaita)eae
umbuhan
anggota
suku
Cordaitaceae
memiliki
habitus
berupa
pabon,
tingginya
diperkirakan mencapai 15 m, dengan diameter basal lebih dari " m. aunnya tak bertangkai, tersusun spiral, berbentuk pita. $ucuk yang mendukung organ reproduksi membentuk fruktifikasi, terletak diantara daun-daun, atau pacta posisi aksiler.
luar sarkotesta oulum tersebut tersusun atas gel-gel berdinding tipis yang makin ke dalam ukurannya makin keci. )klerotesta terdiri dari gel-gel sklerotik berdinding tebal dengan tonjolan-tonjolan seperti duri ke arab sarkotesta.
'edullosa)eae
)alah satu genus yang mewakili suku Medullosaceae adalah olerotheca, yang merupakan nama marga untuk organ penghasil serbuk sari. =rgan ini berupa kampanulum, suatu struktur berbentuk lonceng, hemispheris dengan tangkai yang letaknya eksentris, berdiameter ; cm. )porangia
berpasangan,
dan
tersusun
radier.
*asil
interpretasi
bahwa
selanjutnya
menyebutkan bahwa kampanulum merupakan synagium majemuk yang tersusun atas empat buah synagia radial yang terlipat.
:ambar 4.3. >ekonstruksi habitus Medullosa ( clan struktur anatomi batangnya (3 clan C
:ambar 4.A. >ekonstruksi kampanulum tipe olerotheeaformosa
Pengantar Palinologi 1. Pengertian dan ruang lingkup palinologi Palinologi Merupakan ilmu yang mempelajari tentang serbuk sari dan spora, baik yang masih hidup maupun yang sudah menjadi fosil. +ajian palinologi meliputi% sifat dan ciri, cara penyebaran, dan preserasinya.
)erbuk sari adalah tempat gametofit jantan pada generasi gametofit tumbuhan :ymnospermae dan ngiospermae. )pora adalah rase istirahat, dan merupakan alat pemencaran pada generasi gametofit tumbuhan Cryptogamae. )erbuk sari :ymnospermae dan spora Cryptogamae berbeda dengan serbuk sari ngiospermae, baik dalam hal sifat morfologinya maupun komposisi kimianya.
$enyebaran serbuk sari dan spora dapat terjadi melalui berbagai perantara, yaitu% angin, air, dan binatang. $enyebaran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain% turbulensi udara, arab dan kecepatan angin, berat dan bentuk serbuk sari 7 spora, serta ketinggian dan kekuatan sumber serbuk sari 7 spora.
alam hal preserasi, maka proses-proses fisik, kimia, dan biologi dapat mempengaruhi ketahanan dan keawetan serbuk sari 7 spora setelah dilepaskan dari tumbuhan.
2. Kaitan palinologi dengan bidang ilmu lainnya +eterkaitan
antara
$alinologi
dengan
Biokimia
dapat
dipelajari
melalui
kajian
melisopalinologi. alam bidang +edokteran, dikenal adanya hay"e#er , yang memerlukan kajian imunologi yang berkaitan dengan reaksi alergi yang ditimbulkan oleh serbuk sari. alam bidang pertanian, khususnya pemuliaan tanaman dapat dilakukan pembentukan tanaman diploid homo'igot melalui teknik kultur jaringan tumbuhan.
Palinologi dan Kegunaannya 1. Kegunaan analisis serbuk sari dan spora nalisis serbuk sari ( pollen analysis merupakan metode yang paling penting dalam rekonstruksi flora, egetasi, dan lingkungan masa lampau, karena%
�
)ifat serbuk sari yang sangat awet atau tahan terhadap kerusakan akibat proses diagenesis.
�
)erbuk sari dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak.
�
)erbuk sari dapat tersebar seara lebih luas dan merata dibandingkan dengan makrofosil.
�
)erbuk sari dapat diperoleh dari sedimen dalam jumlah yang sangat banyak sehingga memungkinkan untuk diuji secara kuantitatif 7 statistik.
nalisis serbuk sari dan spora dapat digunakan untuk% a.
Melacak sejarah kelompok dan jenis (spesies tumbuhan
b.
Melacak sejarah komunitas tumbuhan dan habitatnya
c.
Menentukan umur relatif batuan atau sedimen
d.
Memperlajari sejarah iklim
e.
Mempelajari pengaruh manusia terhadap lingkungan
f.
Mempelajari kandungan serbuk sari di udara dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia
g.
Menentukan kandungan serbuk sari dalam madu (melisopalinologi
h.
Membantu memecahkan kasus kriminologi
2. Penerapan palinologi pada berbagai bidang
:ambar E." $enerapan palinologi pada berbagai bidang
'orfologi serbuk sari dan spora /bagian 10
1. *truktur dinding serbuk sari dan spora inding serbuk sari ngiospermae terdiri dari dua lapisan% eksin (lapisan luar dan in tin (lapisan dalam. 8ksin tersusun atas sporopolenin, sedangkan intin tersusun atas selulosa.9ebih lanjut eksin terbagi atas dua lapisan, yaitu seksin dan neksin. )eksin merupakan lapisan yang memiliki ornamenetasi, sedangkan neksin tidak. )truktur dinding serbuk sari, khususnya bagian eksin, merupakan salah satu karakter yang digunakan dalam identifikasi. )truktur halus eksin dapat dibedakan menjadi tiga tire, yaitu% tektat, semitektat, dan intektat.
2. nit serbuk sari, bentuk, dan ukuran !nit serbuk sari dibedakan atas% monad, diad, tetrad, dan polyad. )elain itu ada pula serbuk sari yang dilepaskan dari tumbuhan dalam bentuk massulau atau polinia. )erbuk sari tertrad dibedakan ke dalam lima tire, yaitu% tetrahedral, tetragonal, rhomboid, decussata, dan tetrad silang.
umbuhan ngispermae yang memiliki serbuk sari polyad diketahui ada lima suku, yaitu% annonaceae, 9eguminosae, *ippocrateaceae (pada marga *ippocraea, sclepiadaceae, dan =rchidaceae.
Bentuk butir serbuk sari dapat dicandra menggunakan kenampakan pada pandangan polar dan pandangan ekuatorial. Bentuk serbuk sari dapat pula ditentukan berdasarkan perbandingan antara panjang aksis polar ($ dan diameter ekuatorial (8, atau lndeks $#8. Bentuk butir serbuk sari juga terkait erat dengan tipe aperturanya, contohnya% butir serbuk sari dengan tire apertura trikolpat akan cenderung berbentuk bulat hingga bulat telur, sedangkan pada serbuk sari yang aperturanya monosulkat akan cenderung berbentuk seperti perahu. !kuran serbuk sari dibedakan dalam enam kelas, berdasarkan aksis terpanjang (kecuali pada serbuk sari yang ekinat, maka durinya tidak dimasukkan dalam ukuran. $embagian kelas ukuran tersebut adalah%
�
G "5 �m H sarigat kecil
�
"5 - 04 �m H kecil
�
04 - 45 �m H sedang
�
45 - "55 �m H besar
�
"55 - 055 �m H sangat besar
�
055 �m H raksasa
:ambar A.". Macam-macam bentuk butir serbuk sari dan spora tetrad
:ambar A.0 ipe-tipe bentuk serbuk sari
:ambar A.1 ipe-tipe spora
:ambar A.; +lasifikasi bentuk serbuk sari berdasarkan indeks $78
'orfologi serbuk sari dan spora /bagian 20 1. pertura pertura adalah suatu area yang tipis pada eksin yang berhubungan dengan perkecambahan serbuk sari. pertura merupakan salah satu karakter serbuk sari yang sangat penting, yaitu bahwa eolusi apertura sangat berguna dalam menentukan perjalanan eolus i tumbuhan berbiji.
$ada tumbuhan $etridophyta, spora tidak memiliki apertura, dan tidak terdapat suatu homologi dengan apertura tumbuhan berbiji. )uatu area tipis yang menyerupai apertura pada spora $teridophyta adalah bekas luka tetrad, yang memiliki dua bentuk yaitu trilet atau monolet.
pertura serbuk sari dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang celah memanjang (disebut kolpus dan yang merupakan celah pendek, atau berbentuk bulat (disebut porus.
2. rnamentasi eksin $encandraan tipe ornamentasi eksin dibuat berdasarkan ukuran, bentuk, dan susunan unsur ornamentasinya. +app ("A@A dan Moore I Jebb ("AE3 membagi tipe ornamnetasi sebagai berikut%
$silat
seluruh permukaannya halus, rata dan licin.
$erforat
permukannya berlubang, dan ukuran lubangnya kurang dari "�m.
Foeolat
permukaannya berluang, dan ukuran lubangnya lebih besar dari "�m.
)kabrat
unsur ornamentasi berbentuk isodiametrik, ukuran tidak lebih besar dari "�m.
Kerukat
unsur
ornamentasi
berbentuk
isodiametrik,
dan
tingginya lebih dari "�m. :emat
unsur
ornamnetasi
berbentuk
isodiametrik,
dan
besarnya lebih dari "�m. +laat
unsur omamentasi berbentuk seperti tangkai, bagian dasarnya menyempit, dan ukuran tingginya lebih besar daripada lebarnya.
$ilat
unsur ornamentasi seperti pada klaat, tetapi bagian apikalnya menggembung.
8kinat
unsur ornamentasi berbentuk seperti duri.
>ugulat
unsur ornamentasi memanjang hori'ontal, dengan pola yang tidak be.raturan.
)triat
unsur
ornamentasi
memanjang
hori'ontal,
dengan
susunan sejajar antara satu dengan lainnya. >etikulat
unsur ornamentasi membentuk pola seperti jala.
:ambar "5.". ipe-tipe apertura serbuk sari
:ambar "5.0 $enampang unsur-unsur ornamentasi
:ambar "5.1 +enampakan ornamentasi pada permukaan serbuk sari
:ambar "5.; +enampakan ornamentasi permukaan dan strukturnya.
'orfologi serbuk sari dan spora /bagian %0 1. Pen)andraan serbuk sari dan spora $encandraan, atau yang dikenal pula dengan istilah pertelaan atau deskripsi serbuk sari dan spora dibuat dalam bentuk uraian kalimat, mulai dari sifat yang umum menuju khusus,
atau
dari
yang
paling
mudah
diamati
menuju
ke
sifat-sifat
memerlukan pengamatan secara mendetil.
)erbuk sari dan spora dicandra berdasarkan sifat-sifat morfologi, yang meliputi%
�
!nit
�
Bentuk (pandanganpolar dan ekuatorial
�
!kuran
yang
�
pertura (tipe, jumlah, dan posisi
�
=rnamentasi.
)ifat-sifat tersebut di atas adalah yang mininal diperlukan untuk pencandraan, dan yang memungkinkan untuk diamati menggunakan mikroskop cahaya.
!ntuk mendapatkan gambaran serbuk sari dan spora yang lebih detil dan akurat, dapat ditambahkan sifat-sifat lain dari pustaka, misalnya sifat polaritas dan struktur dinding.
2. Karakteristik serbuk sari tumbuhan pada tingkat suku da dua golongan suku tumbuhan berbunga berdasarkan sifat serbuk sarinya, yaitu% a. Stenopalynous "amily % kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya seragam, atau ariasi serbuk sarinya sangat kecil. Contoh% suku $oaceae (:ramineae. )ifat serbuk sari suku $oaceae adalah% monoporat, struktur dindingnya tektat, ornamentasi (skulptur psilat dan skabrat.
b.
E
urypalynous family% kelompok tumbuhan yang serbuk sarinya sangat berariasi.
Contoh%
suku recaceae
($almae.
)ifat
serbuk sari suku recaceae
adalah%
monokolpat, sebagian tanpa apertura, ornamentasi berariasi dari psilat sampai ekinat.
Contoh karakteristik serbuk sari pada beberapa suku tumbuhan adalah se bagai berikut%
�
Pina)eae%
serbuk
sari
esikulat
atau
inaperturat&
bentuk
steroidal
sampai
subsferoidal, ukuran korpus 04-"5; D 01-"55 D 0;-A" �m, ukuran kantong udara 04A1 D 05-E" D 0;-EE �m, atau untuk yang inaperturat ukurannya% 45-43 D 45-@;
�m& tektat, tektum psilat atau skabrat& seksin retikulat. �
marantha)eae% serbuk sari pantoporat atau fenestrat& bentuk steroidal atau polyhedral& lebar ";-1@ �m& tektat, tektum skabrat atau ekinat& seksin granulat atau retikulat.
�
ralia)eae: serbuk sari dengan apertura trikolporat& bentuk oblat sampai prolat& ukuran "@-;3 D "4-1@ �m& tektat, tektum psilat, skabrat, atau erukat& seksin retikulat.
�
3omba)a)eae% serbuk sari trikolpat, 1-@ porat, atau trikolporat& bentuk per-oblat sampai sub-oblat& ukuran 01-45 D ;3-@0 �m& tektat, tektum skabrat atau bakulat& seksin retikulat.
�
stera)eae ((ompositae% serbuk sari trikolpat, 0-; kolporat, atau fenestrat& bentuk sub-oblat sampai prolat& ukuran "0-41 D "0-@5 �m& ukuran kolpi 4-;0 D "-"5
�m& tektat, tektum skabrat, erukat, atau ekinat& seksin lophat, granulat, atau rugulat.
�
(u)urbita)eae% serbuk sari 1-; kolpat, triporat, atau 1-; kolporat& oblat sampai prolat& ukuran "E-A" D "E-A" �m& tektat, tektum psilat, skabrat, erukat, gemat, c"aat, atau ekinat& seksin granulat, retikulat, atau striat.
�
4ri)a)eae% serbuk sari dalam unit tetrad, lebar 04-@0 �m& tektat, tektum psilat, seksin granulat atau retikulat& memiliki perekat.
�
Lamia)eae /Labiatae0: serbuk sari tri- atau heksa-kolpat& bentuk oblat sampai prolat& ukuran "E-E4 D "1-35 �m& tektat, tektum skabrat atau erukat& seksin retikulat atau granulat& bakula bulat& muri simpli-bakulat atau halus& lebar lumina 5,41 �m, tetapi untuk =scimum lebarnya 4-"" D 1-4 �m.
�
Leguminosae% serbuk sari polyad atau monad& trikolpat, trikolporat, 1-@ porat, atau heteroporat& bentuk oblat sampai prolat& ukuran "4-E4 D ""-@1 �m& tektat, tektum psilat, skabrat, erukat, atau gemat.
�
'al&a)eae: serbuk sari pantoporat, trikolporat, atau triporat& bentuk sferoidal atau sub-oblat& lebar @5-005 �m atau 45-@5 D 45- @4 �m& tektat, tektum ekinat, unsur ornamentasi berupa spina atau bakula, panjang spina ;-15 �m, bakula terdapat dalam dua ukuran% ;-15 �m da# "-0 � m& seksin granulat.
�
(anna)eae: serbuk sari inaperturat& lebar @1-"50 �m& tektat, tektum ekinat, panjang spina 0-1 D 0,4-1 �m& seksin granulat.
�
(ypera)eae: serbuk sari "-; aperturat& bentuk obooid (seperti apel, segi empat, subsferoidal, atau triangular& ukuran 0"-@5 D 04- A4 D 01-E5 �m& tektat, tektum psilat, skabrat, atau erukat& seksin granulat.
�
Lilia)eae: serbuk sari monosulkat, trikhotomosulkat, atau inaperturat& bentuk subsferoidal atau triangular sampai triangularlobat& ukuran ""-3@ D "@-"05 D ""-E;
�m& tektat, tektum psilat, skabrat, gemat, erukat, atau ekinat& seksin umumnya retikulat.
*tudi Kasus Palinologi /bagian 10 1. palinologi dalam peme)ahan masalah taksonomi )ub pokok bahasan ini diulas melalui diskusi tentang penggunaan sumber bukti palinologi, baik yang berupa serbuk sari dan spora fosil maupun dari tumbuhan yang masih hidup dalam pemecahan masalah taksonomi. Masalah taksonomi yang diangkat antara lain
klarifikasi status taksonomi, penentuan takson baru, dan hubungan kekerabatan antar taksa. Bahan diskusi diambil dari jurnal ilmiah, dan pembahasannya didasarkan pada teori dalam buku teks palinologi.
2. nalisis data palinologi untuk tu#uan taksonomi !ntuk mengetahui berbagai cara analisis data palinologi dalam penelitian bidang taksonomi tumbuhan, maka kepada mahasiswa diberikan contoh-contoh metode analsis data, baik dari buku teks maupun jurnal ilmiah. )elanjutnya dibahas latar belakang pemilihan metode, dan hasil yang didapatkannya dalam menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut.
*tudi Kasus Palinologi /bagian 20 1. Palinologi dalam rekonstruksi lingkungan masa lampau plikasi data serbuk sari dan spora, khususnya yang berupa rriikrofosil dalam upaya rekonstruksi lingkungan masa lampau dibahas dengan penekanan pada pengenalan tipe-tipe serbuk sari yang menjadi indikator utama. Contoh kasus diambil dari basil penelitian.
2. nalisis data palinologi: berbagai model diagram serbuk sari Berbagai contoh model diagram serbuk sari sebagai salah satu bentuk basil analisis data palinologi disajikan dan didiskusikan penggunaannya. Macam diagram serbuk sari untuk pollen analysis% a.
cumulatie diagram
b.
composite diagram
c.
resoled diagram
iagram serbuk sari mengandung dua ariable% a.
waktu (yang digambarkan dalam bentuk kedalaman sample 7 sampling site
b.
kompisisi jenis 7 spesies, yang meliputi dua komponen%
�
jumlah spesies
�
jumlah serbuk sari (kuantitatif
Teknik Koleksi * 1. Teknik koleksi serbuk sari fosil ua hal penting yang harus diperhatikan dalam koleksi serbuk sari fosil adalah%
�
tidak terkontaminasi
�
representatif
$ekerjaan dan data yang diperlukan pada waktu koleksi sample%
�
pemberian label pada sample
�
catatan keadaan sample
�
data untuk penyusunan kolom dan penampang stratigrafi
�
deskripsi egetasi pada lokasi sampling (termasuk jenis-jenis tumbuhan yang sedang berbunga
�
ketinggian tempat
eknik sampling% a.
kontinyu
b.
diskontinyu
Sampler atau alat untuk pengambilan sample sedimen% a.
$iller sampler
b.
%ussian sampler
c.
achnowsky sampler
d.
Li#ingstone sampler
e.
%eissinger sampler
2. Teknik koleksi serbuk sari masa kini )umber-sumber serbuk sari dan spora masa kini (non fosil%
a.
dari udara ( pollen rain% didapatkan dari tiga macam kelompok, yaitu% serbuk sari yang terkandung d dan pengendapan serbuk sari dari udara, atau serbuk sari yang mengendap pada permukaan hori'ont
b.
dari tumbuhan yang masih hidup.
$erangkap serbuk sari ( pollen trap untuk sampling di permukaan tanah%
a.
petridish yang dilapisi kertas saring dan dibasahi gliserin.
b.
gelas dari bahan kaca yang diisi gliserin dalam olume keci.
c.
&auber trap.
Copyright © 2004, ICT UG
Teknik Preparasi serbuk sari dan pengamatan preparat serbuk sari 1. Teknik preparasi serbuk sari. eknik preparasi yang dikemukakan pada perkuliahan ini ditekankan pada sample yang berasal dari sedimen, atau untuk serbuk sari dan spora fosil. ahapan kerjanya adalah sebagai berikut%
a.
b.
eflokulasi, menggunakan%
�
8tanol atau larutan deterjen% perlu waktu beberapa hari.
�
)odium pirofosfat% untuk deflokulasi lempung.
�
Kibrasi ultrasonic.
$enghilangan bahan-bahan sedimen dan bahan organik, baik secara kimia maupun fisik%
�
+alsium karbonat% dihilangkan dengan *Cl "52.
�
sam humat (koloid tanah organik% dihilangkan dengan +=* "52 atau
�
Bahan-bahan kasar% pengayakan.
�
Materi silica% dihilangkan dengan *F 15-;52 dengan pemanasan selama beberapa menit, atau *F "52 tanpa pemanasan, yang dilakukan selama beberapa hari. $erlu diketahui bahwa *F sangat korosif terhadap kulit dan bahan dari kaca 7 gelas, sehingga reak si harus dilakukan dalam tabung logam (nikel atau plastik, dan sisanya harus ditampung dalam ember plastik yang diisi kalsium karbonat.
�
)elulosa%
dihilangkan
dengan
proses
asetolisis
atau
oksidasi.
setolisis
menggunakan% asam sulfat pekat (bebas air, atau dengan metode 8rdtman, sedangkan oksidasi dilakukan menggunakan +Cl=1 dan *<=1 atau +Cl=1 dan *Cl.
�
c.
$artikel-partikel tak terlarut yang berukuran kecil% penyaringan.
$ewarnaan% " !ntuk preparat yang akan disimpan dalam medium gliserin atau gliserin jeli%
�
�
)afranin
�
Basic fuchsin
0 !ntuk serbuk sari masa kini (non fosil% pewarna nigrosin memberi hasil yang sangat baik, tetapi tidak cukup baik untuk serbuk sari fosil. 1 !ntuk preparat yang akan disimpan dalam medium minyak silikon% pewarna safranin memberi hasil yang lebih baik daripada fuchsin.
d.
Mounting' ua hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan medium untuk mounting%
�
$ermanen s. semi permanen
�
Medium cair s. medium padat
alam penentuan medium ini, harus dipilih yang indeks refraksinya berbeda dari indeks refraksi serbuk sari (",44 - ",@5. :liserin memiliki indeks refraksi ",;, dan baik digunakan untuk preparat semi permanen. Minyak silikon indeks refraksinya lebih rendah daripada gliserin, dan digunakan untuk preparat permanen.
2. (ara pengamatan preparat serbuk sari
a.
Menggunakan mikroskop cahaya%
�
$erbesaran
yang
umumnya
digunakan
dalam
pengamatan
untuk
tujuan
identifikasi adalah 155 - "555 D.
�
turan dasar dalam pengamatan dengan mikroskop cahaya adalah diusahakan untuk mendapatkan daya resolusi setinggi mungkin, dengan perbesaran maksimal pada lensa obyektif dan perbesaran yang kecil pada lensa okuler.
�
+esulitan untuk mendapatkan resolusi tinggi dengan perbesaran obyektif yang tinggi dapat diatasi dengan menggunakan anisol atau minyak emersi.
b.
Menggunakan )8M