MODUL 2 KB 1 Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa bahasa ibunya. Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari aspek-aspek pemahaman dan pelahiran, kedua aspek kompetensi. Proses-proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau kemampuan mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar sedangkan proses pelahiran melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua kemampuan ini apabila telah betul-betul dikuasai seorang anak akan menjadi kemampuan linguistiknya. Pemerolehan bahasa pertama (B1) sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif yakni pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapan-ucapan yang berdasar pada tata bahasa yang teratur rapi, tidaklah secara otomatis mengimplikasikan bahwa anak telah menguasai bahasa yang bersangkutan dengan baik.Kedua, baik.Kedua, pembicara harus memperoleh ‘kategori-kategori ‘kategori-kategori kognitif’ yang mendasari ber bagai makna ekspresif bahasa-bahasa alamiah, seperti kata, ruang, modalitas, kausalitas, dan sebagainya.Persyaratan-persyaratan kognitif terhadap penguasaan bahasa lebih banyak dituntut pada pemerolehan bahasa kedua (PB2) daripada dalam pemerolehan bahasa pertama (PB1). Pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak pada awal kehidupannya tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa.Pada masa pemerolehan bahasa tersebut, bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk ata struktur bahasanya. Anak akan mengucapkan kata berikutnya untuk keperluan komunikasinya dengan orang tua atau kerabat dekatn ya.
Pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa anak mendasari kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa di sekolah dasar terutama siswa di kelas rendah. Karakteristik setiap anak tidak sama sehingga dengan mempelajari pemerolehan dan perkembangan bahasa anak guru dapat mengatasi perbedaan perkembangan bahasa pada siswanya. Siswa sekolah dasar pada umumnya berlatar belakang dwibahasa bahkan multi bahasa, sehingga dengan mempelajari materi pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, guru dapat benar-benar memahami konteks sosial budaya lingkungan anak didiknya dan menghargai keragaman budaya tersebut. Strategi Guru Dalam Memberikan Pembelajaran Bahasa Pada AnakSekolah Dasar Masa Kini
A. Melakukan permainan dalam proses pembelajaran bahasa Menurut Rofi’uddin, Rofi’uddin, ( 2003:44) kegiatan yang dilakukan guru sebelum permainan bahasa dimulai adalah sebagai berikut. 1) Memilih Kata Cara membuat
Buat sebuah kartu kata yang ditempeli sebuah gambar sederhana. Di samping gambarditulis suatu pilihan tiga kata, satu yang sesuai dengan gambar dan dua yang miripdengan gambar. Pada punggung kartu warnai suatu ruang untuk menyatakan kata yang benar. Kemudian sediakan jepit kertas untuk menaruh kartu kata.. Cara Bermain
Tugaskan
siswa
untuk
menentukan
kata
mana
yang
cocok
dengan
gambar,
kemudiantugaskan siswa menaruh jepit di samping kartu kata itu. Untuk mengetahui apakahsiswa sudah tepat meletakan kartu, baliklah kartu tersebut.2) Melengkapi KalimatSedia sebuah kartu yang tertulis kalimat sederhana. Pada kalimat tersebut satu katahilang dihilangkan. Pada kartu tersebut diberi celah untuk kata-kata yang hilang.Kemudian meletakkan kartu kata yang cocok dengan celah itu. Cara membuat
Buat sebuah kalimat yang ditulis diatas kartu panjang dengan satu kata dihilangkan.Pada kata yang dihilangkan tersebut dilubangi untuk menyelipkan kartu yang cocokuntuk melengkapi kalimat. Kemudian membuat kartu-kartu kata yang salah satunyacocok untuk celah pada kartu kalimat. Cara Bermain
Siswa ditugaskan untuk membaca kalimat dan mencocokkan kartu-kartu gambar dalamspasi yang kosong. Kemudian siswa menyelipkan kartu kata yang cocok pada celahkartu kalimat.3) Batu Loncatan Cara Membuat
Karton atau kertas digunting menjadi sejumlah bundaran. Pada bundaran tersebutditulis nama anggota keluarga atau teman-teman. Kertas dapat bermacam-macamwarna. Cara Bermain
Guru melakukan suatu perintah, misalnya “Loncat “Loncat ke Wati “. “. Siswa harus menemukan bundaran
yang
benar dan
melompat ke
tempat yang
dituju
sambil menunggu
perintahselanjutnya.
Permainan
tersebut
dapat
juga
diubah
menjadi
permainan pembentukan kalimat. Dengan memasukkan kata kerja dan bagian bagian lain dari bahasa
lisan. Siswa
harus melompat
ke bundaran
-
sebuah -
bundaran itu
dalam urutan yang benaragar bena ragar tersusun sebuah kalimat. Perencanaan Perencan aan permainan di kelas harus dilakukan guru dengan baik, mulai darimmpersiapkan media pembelajaran seperti kartu kata, kartu kalimat, dan batu loncatan.Media yang dibuat harus benar-benar dapat menarik perhatian siswa untuk belajar.