Mohon maaf baru bisa bergabung di sore hari karena terbatas/tidak adanya jaringan internet di sekolah saya mengajar. Sejalan dengan pendapat yang telah diungkapkan oleh rekan-rekan sebelumnya setelah mempelajari mempelaja ri kegiatan belajar bela jar 2 maka dapatlah kiranya kita kit a diskusikan perbedaan profesi guru dari perspektif yuridis dan akademik, arti penting pengembangan keprofesian berkelanjutan, menilai syarat profesi, mengidentifikasi penilaian kinerja guru, mengidentifikasi tantangan profesi abad 21, konsep pengembangan keprofesian berkelanjutan, paradigma profesi guru abad 21 dengan sebelumnya, serta strategi pengembangan profesi diri dalam konteks abad 21. 1. perbedaan profesi guru dari perspektif yuridis dan akademik A. Profesi Guru dari Perspektif Yuridis Profesi guru salam perpektif yuridis yuridis yakni guru diakui mempunyai kedudukan kedudukan sebagai tenaga profesional (ps. 2) yang dibuktikan dengan dengan sertifikat pendidik (ps 2 ayat 2). Profesi guru diakui diakui sebagai bidang pekerjaan khusus yangmempunyai yangmempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. B. Profesi Guru dari Perspektif Akademik Guru adalah pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus. Pendidikan guru tidak diperoleh hanya saat mengikuti pendidikan formal sebelum menjadi guru namun berlangsung seumur hidup ( life long teacher education).Artinya meskipun sudah memangku jabatan anda mengembangkan diri diri secara berkelanjutanatas dasar refleksi (reflective (r eflective professional). Dan menjadi tanggung jawab penuh seorang guru untuk untuk selalu memperbaharui kemampuannya dan mengasah skill sesuai tuntutan zamannya. 2. Arti penting pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan terdiri dari 3 komponen,yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan kar ya inovatif. PKB sangat penting untuk dikembangkan dikembangkan dalam rangka meningkatkan keprofesionalan keprofesionalan seorang guru serta peningkatan mutu pembelajaran dan mutu mutu pendidikan secara umum. 3. Menilai Syarat Profesi Sebagai suatu profesi guru memiliki memili ki kode etik yang perlu dipegang. National EducationAssociation (NEA) menyatakan suatu profesi bidang pendidikan harus memiliki komitmen kepada peserta didik dan komitmen kepada profesi. Komitmen kepada peserta didik berartiseorang guru mengutamakan kemaslahatan peserta didik. Komitmen Komitmen kepada profesi berartiguru sebagai tenaga pendidik perlu terus meningkatkan kompetensi yang menjadi ciri khususdari profesinya. Profesi kependidikan menurut NEA menuntut syarat-syarat; a. Melibatkan aktivitas intelektual, b. Menggeluti suatu batang tubuh tubuh ilmu khusus c. Memerlukan proses pendidikan lama d. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan permanen, e. Memerlukan latihan jabatan berkesinambungan, f. Karir hidup dan keanggotaan tetap g.Menentukan standar baku sendiri, h. Mengutamakan layanan dibanding kepentingan pribadi, i. Mengidentifikasi Penilaian kinerja Guru adapun aspek utama yang dinilai dalam pelaksanaan tugas utama guru menurut Menurut Permendiknas Permendiknas nomor 35 Tahun 2010 2010 meliputi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1. Kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran 2. Kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses, dan 3. Kinerja guru yang terkait dengan melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. 4. Mengidentifikasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sistem PKG adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. 5. Mengidentifikasi Tantangan Profesi Abad 21 Tugas seorang guru di era abad 21 tidaklah mudah, guru diharapkan mampu me nyelenggarakan proses pembelajaran yang tertumpu pada learning to know, know, learning to do, learning to be, be, dan learning to life together. Keempat pilar tersebut m enuntut seorang guru kreatif, belajar secara tekun dan harus mampu untuk meningkatkan kemampuannya, berdasarkan tuntutan tersebut seorang guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produk tetapi tuntutan proses, jadi guru tidak hanya bermodal tahu tetapi guru juga ikut andil dan memahami dalam berbagai disiplin ilmu yang ditekuni. 6. Konsep Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Konsep pengembangan pada diri seorang guru perlu dilakukan perubahan menjadi berkelanjutan (continuous professional learning) dan diletakkan dalam konsep belajar dalam bekerja (workplacelearning). konsep belajar seorang profesional adalah: Belajar dari pengalaman terjadi secarasiklikal,Belajar dari tindakan reflektif yang disebut sebagai pusatnya praktek keprofesionalan karenamelalui aktifitas reflektif transformasi pengalaman menjadi aktifitas belajar, Belajar dimediasi olehkonteks karena belajar selalu terjadi dalam konteks bukan sekedar fisik namun juga interaksi sosial. 7. Paradigma profesi guru abad 21 dengan sebelumnya Guru profesional memiliki empat kompetensi yaitu pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional yang integratif (bukan sebagai sosok terpisah) dan kontekstual. Artinya tantangan profesi bukan sekedar berkutat pada penguasaan empat kompetensi namun namun juga menekankan kompetensi profesional berupa kemampuan belajar untuk meng up date kompetensinya untuk menjawab tantangan abad 21. Guru profesional mempersiapkan diri mengembangan kemampuan belajar baik pada dirinya maupun pada peserta didik. Paradigma profesi guru abad 21 dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. 8.Strategi Pengembangan Profesi Diri dalam Konteks Abad 21 a) Keterampilan pedagogik; mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis,kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan kompleks di kehidupannya. b) Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran menggunakan beragam pendekatan dan metode.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
d) Keterampilan profesional; guru dihadapkan pada tuntutan mengantarkan peserta didikmemiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era dimana keterampilan tingkat medium tergantikan keterampilan tingkat tinggi yang mengutamakan kreativitas Semoga kita bisa menjadi guru yang mampu menjawab tantangan paradigma profesi guru pada abad 21 ini dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Waalaikumsalam Wr.Wb. Setelah membaca modul 3 dan berdasarkan pengalaman yang ada, maka saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan. 1.
Tidak semua teori Behavioristik ditinggalkan para praktisi pendidikan dengan adanya teori belajar yang datang kemudian. Apa saja teori belajar Behavioristik yang masih dapat dipertahankan dalam praksis pendidikan? Jelaskan dan beri contoh! 2. Tantangan pendidikan saat ini cukup berat, terkait dengan semakin kompleksnya kenakalan anak dalam pembelajaran. Bagaimana teori Behavioristik dapat digunakan untuk mengatasi kekompleks-an kenakalan tersebut? Jelaskan dan beri contoh kasus! 3. Bagaimana pendapat anda : teori Behavioristik jika dihadapkan dengan toeori belajar dan berpikir berpiki r divergen dive rgen dan d an lateral? lat eral? 4. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk eksestensial dan konasional. Bagaimana pendapat anda jika ji ka anda and a membaca memb aca teori t eori Behavioristik? Behavior istik? 1. Teori behavioristik ini hingga sekarang masih banyak ditemui di Indonesia. Hal ini nampak mulai dari pembelajaran di Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah, bahkan sekolah tinggi. Pembentukan perilaku siswa dengan drill (pembiasaan) disertai reinforcement dan punishment dan punishment masih sering ditemui. Secara teori dan praktek yang telah dilaksanakan, teori ini kurang menekankan aktivitas secara kognitif pada anak. Sehingga anak cenderung belum dapat mengeksplorasi mengeksplorasi pegetahuan secara optimal. Teori belajar Behavioristik yang masih dapat dipertahankan dalam praksis pendidikan misalnya Pembentukan perilaku siswa dengan drill (pembiasaan). Contoh: guru bisa melakukan pembiasaan untuk siswa selalu siap belajar dengan cara memberikan tugas menghafal dengan tuntutan siswa-siswa nantinya maju ke depan dan diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang tugas-tugas hafalan itu sendiri dan untuk menambah semangat siswa, dan siswa yang kurang hafal guru bisa memberikan teguran atau diberikan tugas-tugas agar bisa belajar lagi la gi di rumah. 2. Tantangan pendidikan saat ini sangat berat terutama dalam menghadapi kompleksnya kenakalan anak-anak dalam pembelajaran. Apalagi pada masa ini guru memiliki batasan batasan dalam memberikan hukuman terhadap siswa. Akan tetapi teori behavioristik dapat digunakan dalam mengatasi kekompleks-an kenakalan tersebut yaitu dengan memberikan hukuman yang mendidik, yang tidak langsung bersinggungan dengan fisik akan tetapi justru siswa yang dihukum dapat memperoleh hasil pembelajaran dari hukuman yang diberikan. Untuk memperbaiki tingkah laku, hukuman hendaknya diterapkan di kelas dengan bijaksana. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tak diinginkan dalam waktu singkat, untuk itu perlu disertai dengan reinforcement. Hukuman menunjukkan apa yang tak boleh dilakukan murid, sedangkan reward menunjukkan apa yang mesti dilakukan oleh murid. Bukti menunjukkan, bahwa hukuman atas kelakuan murid yang tak pantas lebih efektif daripada tidak menghukum misalnya: menghukum anak untuk membaca dan merangkum buku bacaan bagi anak yang tidak mengerjakan tugas. tugas.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
disusun/dirapikan. Dengan begitu hukuman yang diberikan bukan saja memberikan efek jera tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu materi pelaja ran.
3. Teori Behavioristik jika dihadapkan dengan teori belajar dan berpikir divergen dan lateral maka akan kurang sesuai jika dijalankan secara bersamaan, karena pola berfikir behavioristik seluruh kegiatan kegiatan masih berdasarkan instruksi guru sedangkan pola pola berfikir divergen dan lateral dikarakterisasikan dengan kemampuannya memberikan pilihan ide atau solusi. Biasanya ide-ide atau solusi-solusi ini mengalir begitu saja secara spontan. Brainstorming spontan. Brainstorming dan menulis bebas adalah contoh aktivitas yang menggunakan pola berpikir ini. Pola b erpikir lateral berusaha mencari solusi untuk masalah terselesaikan melalui metode yang tidak umum, atau sebuah cara yang biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis. 4. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk eksestensial dan konasional yang selalu menekankan segala sesuatu terhadap manusia dan segala sesuatu yang mengiringinya, dan dimana manusia dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada disekelilingnya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini dengan kesadaran. Disini dapat disimpulkan bahwa pusat renungan atau kajian dari eksistensialisme adalah manusia konkret dan mengikuti perubahan. Hal ini sejalan dengan prinsip teori behavioristik bahwa seseorang s eseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia i a mampu menunjukkan perubahan tingkah laku