Flora Normal Saluran Pencernaan (Traktus Digestivus)
Saluran
pencernaan
adalah
saluran
yang
berliku
dan
panjang.
Mikroorganisme memasuki saluran pencernaan dengan mudah dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada dasarnya saat dilahirkan, usus adalah steril yang kemudian dapat dimasuki mikroorganisme melalui air susu. Dimana sebagian besar mikroorganisme pada saluran pencernaan in bersifat anaerob dan sisanya anaerob fakultatif (Dian, 2011). Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549-550) Pada mulut, ada 2 macam mikroorganisme dominan yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu Strepcoccus sanguinis sanguinis dan S. aureus. aureus. Keduanya adalah bakteri yang menghasilkan polisakarida ekstra seluler (dekstran) sebagai perekat bakteri pada permukaan gigi yang disebut plak ( Plague). Plague). Fermentasi gula oleh bakteri dapat menyebabkan turunnya pH (asam) yang dapat menyebabkan email gigi larut dan gigi berlubang . Selain kedua bakteri tersebut, mikroorganisme penetap pada mulut antara lain adalah C. albicans,Treponema denticum, anggota Streptococcus, Neisseria, Actynomyces, dan Lactobacillus dan Lactobacillus (Ismail, 2012). 2012). Isi perut yang sehat umumnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 556). Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. positi f. Di dalam jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida albicans albicans dapat juga dijumpai pada
bagian usus kecil ini. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 556) Selanjutnya adalah pada usus besar. Pada usus besar ditemukan banyak jenis mikroorganisme tinggal dan merupakan populasi terbanyak flora normal dalam saluran pencernaan (Ismail, 2012). Jenis mikroba yang hidup dalam usus besar antara lain adalah E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp, Shigella sp, Candida sp, Penicillium sp, dan Aspergillus sp. Hal ini disebabkan karena pada usus besar banyak terdapat makanan yang telah dicerna dan sisa-sisa makanan, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi mikroorganisme untuk dapat hidup. Secara umum, flora normal yang ada pada saluran pencernaan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar bagan persebaran flora normal tubuh manusia terutama pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Sumber : Ismail, 2012.
Flora Normal Pada Kulit
Bakteri normal / Flora normal merupakan mikroorganisme yang secara alami berada di tubuh kita. Mikroorgansime alami tersebut sejatinya tidak berbahaya bagi tubuh manusia jika tubuh manusia dalam keadaan yang sehat. Mikroorganisme alami dapat membahayakan manusia jika tubuh manusia tidak berjalan dengan normal. Contohnya jika sistem kekebalan tubuh manusia mengalami penurunan, dan saat bagian tubuh tersebut rusak dan mengakibatkan mikroorganisme dapat masuk kedalam tubuh manusia. Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar Dasar Mikrobiologi, 2008: 548) Tangan tentunya banyak bersentuhan dengan mikroorganisme yang ada di lingkunan. Mikroorgansime yang secara alami ada di tangan manusia atau flora normal di tangan dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mikroorganisme resident (menetap)
dan
transient
(sementara)
:
a. Mikroorganisme resident (resident flora): terdiri dari mikroorganisme yang berada di bawah permukaan sel stratum corneum dan juga di temukan di permukaan kulit. Spesies yang dominan berada sebagai mikroorganisme residenr adalah Staphylococcus epidermisdis dan bakteri resisten terhadap oxacillin yang luar biasa tinggi. Bakteri resident lain termasuk S. hominis dan staphylococci negatif koagulase lain diikuti oleh bakteri corynoform (propionibacteria, corynebacteria, dermobacteria, and micrococci). Jamur yang umum sebagai flora kulit resident adalah Pityrosporum (Malassezia) spp.
Resident flora memiliki dua fungsi perlindungan utama : mikroorganisme antagonis dan kompetitor nutrisi di ekosistem. Secara umum, resident flora kecil kemungkinan di asosikan dengan infeksi, tetapi mungkin menyebabkan infeksi di rongga tubuh steril, mata atau kulit yang tidak utuh/terluka.
2. Mikroorganisme transient (transient flora) : berkoloni di permukaan lapisan kulit dan lebih mudah dihilangkan dengan menjaga kebersihan tangan secara
rutin. Mikrooganisme transient tidak biasa berkembangbiak di kulit , tetalpi mereka hidup dan secara sporadis berkembangbiak di permukaan kulit. Mikroorganisme transient biasaya diperoleh oleh tenaga kerja kesehatan selama kontak langsung dengan pasien atau lingkungan yang berbatasan dengan pasien. Mikroorganisme mungkin mejadi koloni yang persisten seperti S.aureus (Gambar 1), Gram negatif basilus atau ragi (yeast).
Gambar 1. Staphylococcus aureus Tortora (2010)
menjelaskan bahwa mikroorganisme yang ditemukan di
kulit tahan terhadap pengeringan dan konsentrasi garam untuk relatif tinggi. Mikrobiota normal kulit mengandung angka yang relatif besar bakteri gram positif, seperti staphylococci dan micrococci.Beberapa di antaranya mampu pertumbuhan pada natrium klorida (garam meja) konsentrasi 7,5% atau lebih. Scanning elektron mikro-grafik menunjukkan bahwa bakteri pada kulit cenderung dikelompokkan menjadi gumpalan kecil. Aktivitas mencuci yang kuat dapat mengurangi jumlah mereka tetapi tidak akan menghilangkannya. Mikroorganisme yang tersisa dalam folikel rambut dan kelenjar keringat setelah mencuci akan segera membangun kembali populasi normal. Area tubuh dengan lebih banyak uap air, seperti ketiak dan di antara kaki, memiliki populasi yang lebih tinggi dari mikroba. Metabolisme sekresi dari kelenjar keringat ini merupakan kontributor utama bau badan. Bagian dari mikrobiota normal kulit juga adalah Gram-positive pleomorphic rods yang disebut diphtheroid. Beberapa diphtheroid, seperti Propionibacterirun acnes (lihat gambar 2 kiri) , biasanya anaerobik dan menghuni folikel rambut. Pertumbuhan mereka didukung oleh sekresi dari kelenjar minyak (sebum), yang merupakan faktor penyebab jerawat. Bakteri ini menghasilkan asam propionat,
yang membantu menjaga pH rendah kulit, umumnya antara 3 dan 5. Diphtheroid lain, seperti Corynebacterium xerosis, tergolong aerobik dan menempati permukaan kulit. Sebuah yeast, Malassezia furfur (lihat gambar 2 kanan) mampu tumbuh di sekresi kulit berminyak dan dianggap bertanggung jawab atas kondisi kepala berketombe. Sampo anti ketombe mengandung ketoconazole antibiotik atau pyrithione zinc atau selenium sulfida yang aktif melawan ragi ini.
Gambar 2 . Propionibacterirun acnes (kiri) dan Malassezia furfur (kanan)
RINGKASAN 1. Pada saluran pencernaan, mikroorganisme tumbuh mulai dari mulut sampai kolon atau usus besar, walaupun biasanya pada esofagus dan lambung
bersifat
steril.
Dalam
mulut,
spesies
dominan
mikroorganismenya adalah Strepcoccus sanguinis dan S. Aureus yang menyebabkan kerusakan pada gigi karena aktivitasnya. Selebihnya mikroorganisme dominan yang dapat hidup pada saluran pencernaan, terutama pada usus besar adalah bakteri E. Coli, karena ketersediaan makanan dan nutrisi dalam organnya. 2. Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah tempat tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat mendukung pertumbuhan mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora normal kulit. Flora normal di kulit dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mikroorganisme resident (menetap)
contohnya: Staphylococcus epidermisdis),
dan transient (sementara)
contohnya: S.aureus.
Dian, Yulia. 2011. Mikroorganisme Pada Saluran Pencernaan. Makalah. Makalah tidak diterbitkan. Ismail, Elza. 2012. Flora Normal Tubuh Manusia. Handout. Handout tidak diterbitkan. Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press Tortora, Gerard J., B.R. Funke and C.L. 2010. Microbiology an Introduction 7th Edition. Addison Wesley Longman, Inc. New York.