adingpintar It's all about Mee..!!!
Menu Skip to content Home Prakata By Adingpintar
NUTRITION ASSESMENT MAY 2, 2014
Dietary Assesment (SQFFQ Method) Metode Dietary Assesment adalah Metode Dietary adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkaji tanda awal dari defisiensi zat gizi, termasuk didalamnya adalah asupan yang tidak adekuat. Karena alasan ini informasi dari dietary assessment juga juga dapat memprediksi kemungkinan kekurangan zat gizi yang nantinya dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lain seperti penilaian biokimia, antropometri dan klinis (Fahmida & Dillon, 2007). Terdapat dua metode yang digunakan dalam menilai konsumsi pangan baik itu untuk individual maupun kelompok yaitu metode konsumsi harian kuantitatif dan kualitati kualitatif. f. Dalam Siagian, 2010 terdapat enam metode yang lazim digunakan untuk menilai konsumsi pangan individu : (a) metode ingatan 24 jam ( 24-hours recall method ), ), (b) metode pengulangan ingatan 24 jam (repeated ( repeated 24-hours recall method ), ), (c) metode pencatatan makanan ( food record method ), ), (d) metode penimbangan pangan (weighed ( weighed food method ), ), (e) metode riwayat makanan (dietary (dietary history), history), dan (f) metode frekuensi konsumsi pangan ( food ( food frequency method ). ). Selain metode tersebut, masih ada metode yang lain yang sering digunakan juga adalah metode semi kuantitatif FFQ dan vitamin A semi questionaire method (VASQ). (VASQ). Berdasarkan beberapa metode yang sering digunakan dalam dietary assessment tersebut, tersebut, pada tulisan ini akan diuraikan tentang apa itu SQ-FFQ method . SQFFQ method method adalah adalah metoda meto da untuk un tuk mengetahui menge tahui gambaran g ambaran kebiasaan asupan gizi individu pada kurun waktu tertentu. Metode ini sama dengan metoda frekuensi makanan baik formatnya maupun cara melakukanny melakukannya, a, yang membedakan adalah pada responden ditanyakan juga tentang besaran atau ukuran (dapat dalam URT atau berat) dari setiap makanan yang dikonsumsi selama
periode tertentu, seperti hari, minggu atau bulan. Dengan demikian dapat diketahui asupan gizi yang dikonsumsi untuk periode tertentu dengan bantuan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) aatau daftar penukar. Sebelum melakukan wawancara pada individu dengan menggunakan SQFFQ method , maka langkah yang harus dilakukan sebelumnya adalah membuat form SQFFQ yang bahan makananny makanannyaa disesuaikan dengan keadaan bahan makanan yang tersedia disuatu tempat yang ingin diteliti. Tahapan dalam pembuatan form pembuatan form SQ-FFQ SQ-FFQ adalah sebagai berikut : Menge Men gelo lom mpokkan maka kana nan n se sesu sua ai jenis jenis baha han n maka kana nan n yang aka kan n dite iteliti liti dala lam m SQ-F F Q , dengan cara : 1. Menemukan daftar bahan makanan dalam tabel daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau melalui program software program software Nutri Nutri Survey Survey (NS) (NS) untuk item bahan makanan yang spesifik mengandung zat gizi tertentu (zat gizi yang ingin diketahui) per 100 gr bahan makanan 2. Pilih semua daftar bahan makanan yang banyak dan tinggi kandungan zat gizi tersebut 3. Melakukan satu kali survey pendahuluan dengan melakukan survey/ recall 24 24 jam dalam komunitas tertentu untuk mengidentifikasi sumber bahan makanan yang tersedia dan yang umum dikonsumsi sesuai dengan lokasi penelitian dalam kaitannya dengan sumber bahan makanan yang kaya akan sumber zat gizi tertentu 4. Menggunakan daftar DKBM atau NS sebagai dasar/pedoman dasar/pedoman survey. Makanan yang tidak pernah atau tidak biasa dikonsumsi (kurang dari 10% dari subjek) dikeluarkan dari daftar. 5. Bahan makanan yang tersisa setelah langkah di atas, adalah yang sebagai daftar bahan makanan yang akan final digunakan dalam form dalam form SQ-FFQ SQ-FFQ 6. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan bahan makanan yang akan dimasukkan dalam form dalam form SQ-FFQ SQ-FFQ adalah : Bahan makanan mengandung zat gizi spesifik atau terdapat komponen makanan yang memodifikasi penyerapan dari dari zat gizi spesifik tersebut tersebut (zat gizi tertentu tertentu dan inhibitornya) inhibitornya) Mengandung zat gizi spesifik sangat tinggi dan menjadi bagian dari makanan khas penduduk atau mengandung tingkat yang cukup tinggi zat gizi tertentu tetapi umumnya dimakan atau jarang dimakan tetapi mengandung tingkat zat gizi yang sangat tinggi Beberapa kelebihan dalam penggunaan SQ-FFQ ini adalah bahwa SQ-FFQ merupakan metode pengumpulan data yang dikhususkan untuk mengetahui asupan mikro nutrient secara secara restrospektif, dimana dapat diketahui kisaran asupan zat gizi mikro pada beberapa waktu sebelumnya sebelumnya (misal 1 bulan,3 bulan, 6 bulan bahkan 1 tahun sebelumnya). Selain itu dengan SQ-FFQ tidak hanya mengetahui kebiasaan atau pola makan responden namun juga dapat diketahui diketahui jumlah asupan zat gizi tersebut secara secara detail. Selanjutnya, apabila form apabila form sudah sudah fixed fixed , maka form tersebut siap digunakan. Adapun prosedur penggunaan SQFFQ adalah: 1. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis makanan sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk memudahkan subyek menjawab, pewawancara menggunakan menggunakan alat bantu bantu photo ukuran bahan makanan. makanan. 3. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam ukuran berat (gram). 4. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk perhari. Misalnya :
Nasi dikonsumsi 3x perhari perhari à ekuivalen dengan dengan 3 Tahu dikonsumsi 4x perminggu à ekuivalen dengan 4/7 perhari = 0,57 Es krim dikonsumsi 5x perbulan à ekuivalen dengan 5/30 perhari = 0,17 Untuk buah musiman digunakan kategori pertahun.
Misalnya mangga dikonsumsi 10x diatas bulan oktober ke desember à ekuivalen dengan 10/365 per hari = 0, 03 perhari 5. Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram/hari 6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek penelitian sesuai dengan yang terisi di dalam form. dalam form. 7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga diperoleh total asupan zat gizi dari subyek. 8. Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan makanan makanan tidak terjadi terjadi kesalahan (Fahmida (Fahmida & Dillon, 2007). Dibawah ini diberikan contoh form contoh form SQFFQ SQFFQ dan Cara Pengisiannya FormPengisiannya Form-nya. nya.
Reference : 1.
Fahmida, Umi dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook 2007. Handbook Nutritional Assessment .SEAMEO.SEAMEOTROPMED RCCN UI : Jakarta. 2. Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga, Jakarta. (By Yetti Wira Citerawati SY) Posted in Nutrition in Nutrition Assesme Assesment nt | Leave a comment JANUARY 30, 2013
Dietary Assesment (2) METODE FOOD RECORDS (ESTIMASI MAKANAN DAN PENIMBANGAN MAKANAN) Prinsip dan Prosedur Metode F ood R eco corr ds (Estimasi Makanan dan Penimbangan Makanan)
Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa prinsip dan penggunaan dari metode pencatatan makanan ( food ( food records)) adalah sebagai berikut : records 1.
Dasar dari pencatatan ukuran porsi makanan dari makanan yang dikonsumsi oleh individu adalah estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) atau penimbangan menggunakan timbangan makanan. Metode penimbangan merupakan metode yang ideal untuk studi penelitian dan kontrol penelitian terutama saat kegiatan konseling diet atau untuk mengetahui korelasi antara intake dengan parameter biologis. biologis. 2. Berguna untuk kegiatan dalam penelitian, khususnya dalam penelitian epidemiologi gizi. Data intake zat gizi selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar program pendidikan gizi.
3.
Jika menggunakan metode penimbangan, responden perlu diberikan motivasi, harus bisa berhitung dan tidak buta huruf, atau alternatifnya adalah menggunakan enumerator untuk mengumpulkan data dan mencatat intake makanan responden. 4. Apabila membutuhkan ingatan 24 jam ( 24-h recall ) untuk mengestimasi kebiasaan intake makanan individu maka tergantung pada variasi konsumsi harian dalam intake makanan pada satu individu. Jika membutuhkan recall recall lebih lebih dari satu hari maka sebaiknya memilih hari yang tidak berurutan (nonkonsekutif). 5. Ingatan 24 jam (24-h ( 24-h recall ) dapat diulang selama musim yang berbeda pada satu tahun untuk mengestimasi rata-rata intake individu selama periode waktu yang lebih lama (untuk mengetahui kebiasaan intake makanan). Dalam Fahmida & Dillon, 2007 juga disebutkan bahwa prosedur pada metode estimasi makanan dan penimbangan makanan makanan adalah sebagai berikut : 1.
Responden diminta untuk mencatat, konsumsi pada saat yang sama, semua makanan dan minuman (termasuk snack) yang dimakan dalam ukuran rumah tangga (URT) untuk periode waktu yang telah ditentukan. 2. Rincian deskripsi dari makanan tersebut adalah meliputi : Nama (lokal/setempat (lokal/setempat dan umum jika diketahui) Metode pemasakan Kondisi makanan (mentah, masak, dikupas atau olahan) Nama merk jika memungkinkan memungkinkan Semua bumbu, herbal dan rempah-rem rempah-rempah pah Deskripsi yang lengkap dari masing-masing makanan Menimbang jumlah yang dikonsumsi atau mengestimasi menggunakan ukuran rumah tanggan (URT) dan menggunakan peralatan rumah tangga yang dikaliberasi. Jika responden makan diluar rumah maka responden biasanya diminta untuk mencatat deskripsi dan jumlah dari makanan yang dimakan. Ahli gizi dapat kemudian membeli dan menimbang duplikat porsi dari masing-masing item makanan yang dicatat, hal ini dilakukan jika memungkinkan, untuk menilai kemungkinan jumlah makanan yang dikonsumsi. Metode Pencatatan Untuk Metode Estimasi Makanan dan Penimbangan Makanan
Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa metode untuk mengestimasi dan menimbang makanan untuk campuran bahan makanan (mixed ( mixed dishes) dishes) adalah sebagai berikut : 1. 2.
Mendeskripsikan metode persiapan dan pemasakan makanan Menimbang porsi yang dapat dimakan untuk masing-masing bahan mentah atau melakukan estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) untuk mendapatkan jumlah dari masing-masing bahan mentah yang digunakan didalam resep 3. Mencatat berat akhir (atau volume) dari ragam makanan (ini hanya untuk metode penimbangan makanan) 4. Mencatat berat (atau volume) dari ukuran porsi yang dikonsumsi atau melakukan estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) dan atau menggunakan peralatan rumah tangga yang dikaliberasi (terstandar) (terstandar) untuk mendapatkan jumlah dari makanan yang dikonsumsi oleh subjek. 5. Mengestimasi jumlah bahan yang dikonsumsi oleh individu sebagai proporsi dari masing-masing bahan yang ada di dalam makanan yang dimakan (catat masing-masing jumlah bahan makanan mentah yang digunakan, berat makanan dalam bentuk akhir dan jumlah yang dikonsumsi) 6. Menyesuaikan jumlah bahan dengan hasil masakan dan memasukkannya sebagai berat dari bahan yang dimasak (catat proses pemasakan yang dilakukan karena ada beberapa zat gizi yang hilang pada saat pemasakan). Jenis Metode Food Records
Dalam Arisman, 2009 dituliskan bahwa food records dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama disebut dengan cara perkiraan atau estimated food record . Cara kedua disebut dengan cara penimbangan atau weight food records. Pada food records, biasanya responden diminta mencatat semua makanan dan minuman yang telah dikonsumsi selama paling sedikit 3 hari dalam seminggu, yakni 2 hari biasa dan 1 hari libur. Berikut ini akan dijelaskan kedua metode tersebut. 1.
Estimasi Makanan (E stimated F ood Record )
Metode ini disebut juga food record atau diary record , yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam ukuran rumah tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut (Supariasa, 2012). Berbeda dengan penulis sebelumnya, Siagian, 2010 menuliskan bahwa periode waktu yang dilakukan pada metode estimasi ini biasanya 3-7 hari dengan memperhitungkan hari secara proporsional, berupa hari-hari biasa dan weekend . Hal ini diperkuat lagi dalam Almatsier et al,2011 yang menuliskan bahwa periode waktu untuk metode ini biasanya antara 1 hingga 7 hari. Pada dasarnya tidak ada aturan baku dalam penentuan jumlah hari. Jumlah hari yang diperlukan dalam metode ini bervariasi, biasanya tiga, lima atau tujuh hari. Akhir minggu harus secara proporsional disertakan pada periode survey makanan pada setiap subjek untuk memperhitungkan efek hari dalam minggu yang potensial pada asupan pangan dan zat gizi. Tidak ada kesepakatan tentang jumlah, jarak dan pemilihan hari pencatatan untuk mencirikan baik asupan aktual maupun asupan kebiasaan pangan dan /atau zat gizi individu dengan metode estimasi ini. Untuk pencatatan dalam metode estimasi yang digunakan dapat berupa formulir khusus atau buku kecil yang berupa lembaran kosong atau telah berisi anjuran kategori pangan setiap hari. Pada beberapa penerapan, pangan ditimbang atau diukur dengan prosedur tertentu. Prosedur pencatatan, terutama yang berkaitan dengan deskripsi lengkap jenis dan kuantitas pangan, harus dijelaskan kepada subjek atau responden. Umumnya, dengan pencatatan-segera ini diharapkan kelupaan akan menjadi minimal. Pencatatan ini kemungkinan akan mengubah perilaku makan. Hal ini tidak diinginkan karena data yang diinginkan adalah asupan pangan yang lazim pada subjek atau keluarganya. Deskripsi lengkap makanan atau minuman yang harus dijelaskan berupa kuantitas (URT : piring, sendok, dll), jenis, metode pemasakan dan merk (bagi produk olahan). Untuk makanan yang terdiri atas campuran bahan makanan (mixed dishes) (misalnya seperti gado-gado), kuantitas dari setiap bahan mentah yang digunakan dalam resep makanan, berat akhir dari campuran makanan, dan kuantitas yang dikonsumsi oleh subjek harus dicatat, jika memungkinkan. Ukuran porsi makanan dapat diperkirakan oleh responden dengan menggunakan berbagai prosedur, yang masing-masing berbeda taraf presisinya. Untuk mengukur porsi pangan dapat digunakan URT baku seperti piring, sendok makan. Pengukuran tambahan dapat dilakukan dengan menggunakan penggaris (untuk daging dan kue) dan hitungan (untuk telur dan roti). Ukuran porsi biasanya dikonversi ke gram oleh peneliti sebelum menghitung asupan zat gizi. Berdanier, 2008 menuliskan cara pengisian sederhana untuk food records adalah sebagai berikut : 1. Tanggal. Catat tanggal pada bagian atas form 2. Nama. Catat nama pada bagian atas form yang telah disediakan 3. Waktu makan. Catat waktu makan tiap hari dari pagi sampai malam
4.
Makanan/tempat makan. Catat jenis makanan (sarapan, makan siang, makan malam, snack, dll) dan dimana tempat makan (dirumah/restoran) 5. Item bahan makanan. Catat nama masing-masing bahan makanan yang dimakan 6. Deskripsi/persiapan. Termasuk informasi bagaimana bahan makanan tersebut disiapkan 7. Jumlah. Catat jumlah dari masing-masing bahan makanan dengan menggunakan URT atau lakukan penimbangan. Untuk membantu menganalisis intake bahan makanan tersebut, maka responden harus memperhatikan dan mematuhi petunjuk yang tertera pada form yaitu : 1.
Jangan mengubah kebiasaan/pola makan anda dan jangan mencoba untuk memodifikasi intake makanan, karena intake makanan anda akan di catat. 2. Catatlah segala sesuatu yang anda makan atau minum. Termasuk semua snack . termasuk juga suplemen vitamin atau mineral berserta dosis/hari. 3. Catatlah sesegera mungkin makanan yang anda makan. Catatlah dengan jelas. Cara pengisian food records ini lebih jelas lagi diuraikan dalam Supariasa, 2012. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1.
Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram (nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan makanan) 2. Petugas memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk bahan makanan yang dikonsumsi tadi 3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM 4. Membandingkan dengan AKG Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya ( true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu. Kelebihan metode estimated food records : 1. Metode ini relatif murah dan cepat 2. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar 3. Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari 4. Hasilnya relatif lebih akurat Kekurangan metode estimated food records : 1.
2.
Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan responden merubah kebiasaan makannya. 2. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf 3. Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi. Penimbangan Makanan ( Weighed F ood R ecords)
Metode penimbangan makanan adalah metode yang paling akurat dalam memperkirakan asupan kebiasaan dan/atau asupan zat gizi tertentu. Data yang dihasilkan penting untuk konseling diet, dan untuk analisis statistik yang meliputi korelasi atau regresi dengan parameter biologis (Siagian, 2010) & (Almatsier et al , 2011). Pada metode ini, subjek atau responden diminta untuk menimbang semua pangan yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu. Lebih jelasnya, subjek atau responden diminta untuk menimbang semua makanan yang dikonsumsi (misalnya yang dimasukkan ke dalam piring) dan makanan yang sisa. Kuantitas asupan makanan adalah selisih antara kuantitas yang akan dikonsumsi dengan kuantitas makanan yang sisa. Deskripsi detail
makanan atau minuman yang harus dimasukkan responden meliputi kuantitas (massa, volume), jenis, metode pemasakan, penyajian, dan merk (bagi produk olahan). Untuk pangan yang dikonsumsi diluar rumah, subjek atau responden diminta untuk mendeksripsikan kuantitas atau jumlah pangan yang dikonsumsinya. Peneliti atau pewawancara kemudian membeli dan menimbang porsi duplikat pangan tersebut untuk memperkirakan kuantitas pangan yang dikonsumsi diluar rumah tersebut (Siagian, 2010). Kemudian untuk makanan yang terdiri dari lebih dari satu bahan makanan, penimbangan dilakukan terhadap masing-masing bahan makanan dalam keadaan mentah (sesuai dengan resep bila ada), setelah jadi, dan bagian yang dimakan (Almatsier et al , 2011). Seperti halnya metode estimasi, jumlah, jarak, pemilihan hari untuk mencirikan asupan aktual atau asupan kebiasaan individu dengan metode penimbangan pangan bersifat bervariasi. Hal ini tergantung pada zat gizi yang menjadi pokok perhatian, populasi penelitian, tujuan penelitian, dan sebagainya. Dengan metode inipun, akhir minggu harus secara proporsional disertakan pada periode survey makanan pada setiap subjek untuk memperhitungkan efek akhir minggu pada asupan pangan dan zat gizi. Hal ini senada dengan pendapat Almatsier et al , 2011 bahwa hari libur atau hari besar dan hari minggu harus dimasukkan didalam survey. Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan (Supariasa, 2012) : 1. 2.
Petugas /responden menimbang dan mencatat bahan makanan/ makanan yang dikonsumsi dalam gram Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi G izi Jajanan) 3. Membandingkan hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG). Perlu diperhatikan disini adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi. Sehingga dalam Arisman, 2009 dituliskan bahwa dalam metode penimbangan lebih tepat apabila dilakukan pengamatan secara langsung terhadap responden, meskipun membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi. Cara ini cocok diterapkan pada pasien rawat inap di rumah sakit. Pengamat mencatat takaran makanan yang diresepkan oleh ahli gizi, jumlah santapan yang diantar oleh petugas gizi, jumlah yang dimakan pasien, serta banyaknya makanan yang tersisa. Berdasarkan uraian tentang metode ini maka dapat dikatakan kelebihan dari metode weighed food records adalah data yang diperoleh lebih akurat dan teliti sedangkan kekurangan metode ini adalah sebagai berikut : 1.
Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan. Dalam Almatsier et al , 2011 disebutkan bahwa biaya yang dibutuhkan dalam metode ini relatif tinggi, karena responden harus sering dikunjungi untuk memonitor dan memberi semangat. 2. Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka responden dapat merubah kebiasaan makan mereka. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan proses pengukuran makanan, atau untuk memberi kesan yang baik. 3. Tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil 4. Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden Perbedaan Antara Metode Estimasi Makanan dan Penimbangan Makanan Untuk mengetahui perbedaan antara metode estimasi makanan dan penimbangan makanan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbedaan antara Metode Estimasi Makanan dan Penimbangan Makanan
Metode Estimasi Makanan
Metode Penimbangan Makanan
Jumlah dari makanan dan sisa makanan diukur dengan menggunakan URT atau estimasi menggunakan seperti ukuran cups, mangkok, gelas dan centong. Peneliti kemudian mengkuantitatifkan hasil pengukuran ini kedalam bentuk volume dan berat
Makanan dan sisa makanan ditimbang dengan menggunakan timbangan makanan atau disediakan teknik komputerisasi oleh peneliti
Dianggap kurang akurat apabila dibandingkan dengan metode penimbangan makanan
Metode yang presisinya paling baik untuk mengestimasi kebiasaan makan dan intake zat gizi individu
Dianggap sebagai salah satu metode yang dapat diterima untuk mengumpulkan data intake kelompok
Lebih disukai oleh beberapa peneliti untuk mengumpulkan data individu
Kurang membebani responden apabila dibandingkan metode penimbangan makanan sehingga tingkat kerjasama cenderung lebih tinggi
Membutuhkan tingkat kerjasama yang lebih tinggi dari subjek apabila dibandingkan metode estimasi makanan dan ini kemungkinan berdampak pada kebiasaan makan subjek Memerlukan peralatan sehingga biaya lebih mahal Presisi lebih tinggi, tingkat error lebih rendah
Kelebihan dan Kekurangan Metode F ood Records Secara Umum
Kelebihan dan kekurangan dari metode food records menurut Fahmida dan Dillon, 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 2. Kekurangan dan Kelebihan Metode Food Records Secara Umum Kelebihan
1. 2.
Tidak mengandalkan ingatan Menyediakan data yang rinci dari ukuran porsi makanan yang dikonsumsi, khususnya saat menggunakan metode penimbangan 3. Dapat dikatakan cukup valid 4. Dapat menilai pola makan dan kebiasaan makan dalam hubungannya dengan lingkungan sosio-demografi dari responden
Kekurangan
1. 2.
3. 4.
Membutuhkan tingkat kerjasama yang tinggi dari subjek Karena beban yang diberikan kepada responden sangat tinggi maka didapatkan hasil dari rata-rata respon responden sangat rendah Memerlukan waktu relatif lama Subjek seharusnya bisa membaca untuk mendapatkan hasil pencatatan yang lengkap, atau dibutuhkan
5.
6.
7.
Dapat meningkatkan interpretasi dari hasil laboratorium, antropometri dan data klinis. Pengumpulan data dengan hari yang multiple akan lebih mewakili dari kebiasaan intake (asupan makanan) Hasil yang didapatkan lebih akurat karena mempertimbangkan adanya sisa dari makanan, terbuang dan rusak selama pengukuran dilakukan.
seorang enumerator yang akan melakukan tugas pencatatan 5. Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan 6. Analisisnya membutuhkan tenaga yang terlatih dan mahal 7. Laporan subjek terkadang underreporting (melaporka n terlalu rendah) masih sering terjadi
Berdasarkan kekurangan pada metode food records seperti yang diuraikan dalam Fahmida & Dillon, 2007 (pada tabel 2), sejalan dengan pendapat Gibson & Ferguson, 2008 bahwa metode food records dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan banyak waktu, memerlukan biaya yang mahal, dan memberikan beban yang besar pada responden. Mengatasi begitu banyaknya kekurangan yang ada pada metode ini, Gibson & Ferguson, 2008 membuat suatu modifikasi terhadap metode r ecall 24 jam dengan dilakukannya pelatihan terhadap suatu kelompok untuk mengestimasi ukuran porsi dengan tepat sebelum recall yang sebenarnya dilakukan. Menyediakan chart gambar sebelum recall dilakukan yang digunakan untuk menceklist pada hari disaat makanan tersebut dikonsumsi dan hal ini juga berguna untuk membandingkan dengan hasil r ecall untuk mengurangi factor kelupaan pada responden dan menyediakan mangkuk dan piring (URT) yang terstandar yang akan digunakan saat recall dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan responden memvisualisasikan jumlah makanan yang dikonsumsi. Bias atau Kesalahan yang Sering Terjadi pada Penggunaan Metode Estimasi Makanan dan Penimbangan Makanan
Bias atau kesalahan yang sering terjadi dalam dietary assessment dapat dibedakan menjadi kesalahan random dan kesalahan sistematis. Kesalahan random biasanya akan berdampak pada reliabilitas suatu metode dan keadaan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan jumlah pengamatan namun hal inipun tidak sepenuhnya dapat menghilangkan bias tersebut. Sebaliknya kesalahan sistematis tidak dapat diminimalkan dengan memperpanjang jumlah pengamatan. Kesalahan pengukuran yang bersifat random dan sistematis dapat diminimalkan dengan memadukan prosedur kendali mutu kedalam masing-masing tahapan dalam metode dietary assessment . Termasuknya didalamnya pelatihan dan sesi pelatihan ulang untuk pewawancara dan pemprogram, standarisasi tekhnik wawancara dan kuesioner, uji coba kuesioner dan percobaan penyelenggaraan penelitian sebelum survey sebenarnya dilakukan (Gibson, 2005). Menurut Gibson, 2005 assessment meliputi :
bahwa
sumber-sumber
bias
atau
kesalahan
dalam
pengukuran dietary
Tidak Adanya atau Kurangnya Respon Responden Kurangnya respon (nonrespon) atau rendahnya kepatuhan dari responden yang mengakibatkan bias yang signifikan dan hal ini dapat terjadi disemua jenis penilaian dalam dietary assesment . Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meminimalkan angka nonrespon. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengirimkan email atau menelpon untuk mengingatkan, dan pelatihan pewawancara agar saat melakukan wawancara dilakukan dengan penuh kehangatan, pengertian dan kepercayaan. Bias dari Responden Bias yang berasal dari responden biasanya muncul apabila responden salah pengertian terhadap apa yang ditanyakan atau diminta oleh pewawancara, kecendrungan memberikan jawaban yang bersifat socially desirable. Socially desirable adalah kecendrungan dari responden untuk menghindari kritik dan kecendrungan
untuk mendapatkan pujian. Sumber bias yang lain kadang underreporting ataupun overreporting (Gibson, 2005).
adalah
responden
memberikan
data
Menurut Thomson & Subar, 2001 dalam penelitiannya bahwa bias yang sering terjadi pada metode food records adalah terjadinya underreporting pada responden. Pada penelitian tersebut underreporting terjadi pada responden dengan nilai BMI yang tinggi (BMI > 24) dan terutama terjadi pada wanita. Keadaan ini juga ditemukan pada responden usia lanjut. Efek ini mungkin terjadi karena responden tersebut melakukan diet ketat pada hari-hari tertentu. Penelitian lain menunjukkan bahwa kondisi demografis dan psikologis mempengaruhi underreporting responden seperti pendidikan, pekerjaan, pengaruh dari keinginan sosial, body image dan pembatasan terhadap makanan. Penelitian yang dilakukan Mauer, et al dalam Thomson & Subar bahwa ada beberapa jenis makanan yang cenderung underreporting oleh responden diantaranya adalah seperti makanan penutup, kue-kue yang manis dan dipanggang, butter dan minuman beralkohol, sedangkan yang dilaporkan lebih banyak adalah berupa biji-bijian, daging, salad dan sayuran. Menurut Siagian, 2010 menuliskan bahwa bias yang sering terjadi terutama untuk metode penimbangan makanan adalah kuantitas konsumsi pangan yang diperoleh mungkin bukan kuantitas konsumsi yang lazim (kebiasaan) karena responden mungkin mengubah jenis dan jumlah pangan yang akan dikonsumsi karena ia tahu konsumsi pangannya sedang dinilai atau diamati. Hal lain yang mungkin terjadi adalah subjek atau responden mengubah pola asupan kebiasaannya untuk mempermudah penimbangan. Bias dari Pewawancara Sumber bias dari pewawancara biasanya meliputi kesalahan menggunakan pertanyaan probing, kesalahan dalam mencatat respon responden, kehilangan fokus, bias yang berhubungan dengan persiapan wawancara, adanya gangguan, kepercayaan diri dan kerahasiaan responden. Bias dari pewawancara ini dapat terjadi disepanjang penelitian dan subjek, dan atau sistematis untuk pewawancara tertentu. Bias ini bisa jadi terjadi sebagai interaksi antara pewawancara tertentu dengan responden tertentu pula. (Gibson, 2005). Dalam food records khususnya untuk estimasi makanan, sumber bias yang sering muncul adalah kesalahan yang dilakukan saat konversi makanan masak kementah dan dari ukuran rumah tangga ke ukuran berat (gram) Supariasa, 2012). Faktor Kelupaan pada Responden Gangguan memori pada responden yang sering terjadi adalah responden gagal dalam mengingat makanan yang biasa dikonsumsi dan dapat pula responden melaporkan makanan yang sebenarnya tidak dikonsumsi pada saat r ecall tesebut dilakukan. Untuk mengurangi faktor kelupaan yang terjadi pada responden dapat dilakukan dengan teknik pertanyaan probing & standar Promting serta menggunakan alat bantu mengingat seperti alat bantu simulasi makanan yang dari plastic atau tanah liat, gambar bahan makanan atau photo. Estimasi Ukuran Porsi yang Kurang Tepat Bias yang sering timbul adalah kegagalan responden dalam mengkuantitaskan secara akurat jumlah makanan yang dikonsumsi, atau miskonsepsi dalam merata-ratakan ukuran porsi. Menurut Young & Nestle, 1995 dalam Gibson 2005 bahwa Tiap responden memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengestimasi ukuran porsi yang akurat secara visual. Umumnya perbedaan ini timbul secara independent karena perbedaan usia, berat badan, status sosial, dan jenis kelamin tetapi mereka melakukannya pada jenis dan makanan yang bervariasi. Kesalahan yang besar yang terjadi, sebagai contoh mengestimasi potongan daging yang bentuknya tidak teratur. Menurut Weber et al . 1997 dalam Gibson 2005 bahwa ditemukan kesalahan mengestimasi porsi daging ( steak ) hingga mencapai 80%. Suplemen yang Digunakan Suplemen yang biasanya dikonsumsi oleh responden juga harus dicatat dalam dietary assessment . Untuk mendapatkan informasi yang akurat, biasanya nama merk harus diketahui. Nama merk merupakan hal yang
kritis karena antar merk memiliki variasi yang sangat besar. Kesalahan dalam ketepatan mengkuantitatifkan dosis suplemen sangat berdampak dalam estimasi dari intake zat gizinya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan sering terjadinya underreporting dalam menentukan dosis suplemen. Ditambah lagi faktor kimia dalam dietary suplement dapat berpengaruh dalam biovailabilitas, sehingga lebih dianjurkan untuk mencatat komposisi kimia dalam dietary supplement apabila itu memungkinkan. Kesalahan dalam Penanganan Bahan Makanan Campuran Sumber kesalahan yang umum terjadi dalam penanganan bahan makan campuran adalah kesalahan yang terjadi selama bahan campuran masih dalam bentuk bahan mentah dan selanjutnya dikonversi ke bentuk yang dapat dikonsumsi. Konversi biasanya meliputi faktor menghitung rata-rata dari kedua perubahan berat karena pemasakan dan retensi zat gizi. Setelah itu dilanjutkan dengan mengestimasi kuantitas dari bahan makanan campuran yang dikonsumsi oleh subjek.
Berdasarkan beberapa bias yang sering muncul dalam pengumpulan data dietary assesment maka Supariasa, 2012 menuliskan bahwa untuk mengurangi bias tersebut dapat dilakukan dengan cara : menggunakan sampel dalam jumlah besar, ulangi pengukuran dalam intake konsumsi terhadap subjek atau responden yang sama dalam beberapa waktu, dan usahakan selalu melakukan kaliberasi terhadap alat-alat ukur. Pernyataan dalam Supariasa, 2012 ini lebih dilengkapi lagi dalam Berdanier, 2008 yang menguraikan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengurangi bias saat pengumpulan data. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Pertimbangan-pertimbangan Untuk Mengurangi Kesalahan Saat Pengumpulan Data Assesment Sumber Kesalahan Potensial No
Food Records
1. 1. Ingatan (memori)
Perlu adanya asisten pewawancara yang melakukan pencatatan 2. Mendorong untuk mematuhi setiap petunjuk dengan tepat 1.
2. Ukuran Porsi
2. 3. 1. 2.
3.
Keragaman hari pengumpulan data
4. Bias Respon
3.
1. 2.
Perlunya alat bantu untuk mengestimasi ukuran porsi Alat timbang Pelatihan responden Memperbanyak hari pengumpulan data Memasukkan hari-hari biasa dan hari libur (akhir pekan) Mengumpulkan data pada musim/waktu yang berbeda Mengurangi beban responden Membatasi hari pengumpulan data
1. 2. 5.
3. Entri Data (Memasukkan Data)
Memasukkan data dengan tepat dan memasukkan data sesuai aturan Perlu adanya asisten pewawancara yang melakukan pencatatan Adanya panduan dan petunjuk probing secara rinci
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita., S. Soetardjo dan M. Soekarti. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arisman, 2009. Gizi Dalam Daur kehidupan. Edisi 2. EGC, Jakarta. Berdanier, Carolyn D., J. Dwyer & E.B. Feldman. 2008. Handbook of Nutritional and Food. Second Edition. CRC Press, New York. Fahmida, Umi and Drupadi HS Dillon. 2007. N utritional Assesment. Seameo-Tropmed RCCN UI, Jakarta Gibson, Rosalind S. 2005. P rinciples of Nutritional Assesment. Second Edition. Oxford University Press Inc. Gibson, Rosalinds S & Elaine L Ferguson. 2008. An Interactive 24-hours Recall for Assesing the Adequacy of iron and Zink Intakes in Developing Countries. Harves Plus, Washington. Nutrition & Diet Services. Daily Food Record Sampel. (http://www.nutrition-dietservices.com, Online, diakses tanggal 5 Nopember 2012). Supariasa, I Dewa Nyoman., B. Bakri dan I. Fajar. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta. Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga, Jakarta. Thompson, Frances E & Amy F Subar. 2001. Dietary Assesment Methodology. National Cancer Institute, Bethesda, Maryland. (By Yetti Wira Citerawati SY) Posted in Nutrition Assesment | Leave a comment JANUARY 30, 2013
Dietary Assesment (1) Metode Dietary Assesment adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkaji tanda awal dari defisiensi zat gizi, termasuk didalamnya adalah asupan yang tidak adekuat. Karena alasan ini informasi dari dietary assessment juga dapat memprediksi kemungkinan kekurangan zat gizi yang nantinya dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lain seperti penilaian biokimia, antropometri dan klinis (Fahmida & Dillon, 2007). Terdapat dua metode yang digunakan dalam menilai konsumsi pangan baik itu untuk individual maupun kelompok yaitu metode konsumsi harian kuantitatif dan kualitatif. Metode konsumsi harian kuantitatif terdiri
dari metode pencatatan ( food record ) yang terdiri dari (estimasi & penimbangan) dan ingatan 24 jam ( 24 hour recall ). Metode ini dirancang untuk mengukur kuantitas pangan yang dikonsumsi individu selama kurun waktu satu hari. Dengan meningkatkan jumlah hari pengukuran pada metode ini- perkiraan kuantitatif akan asupan aktual saat ini, atau untuk periode waktu yang lebih lama- asupan kebiasaan individual dapat diperoleh. Penilaian asupan kebiasaan (usual intake) terutama penting ketika menilai hubungan antara diet dan parameter biologis. Metode konsumsi harian kualitatif terdiri dari metode riwayat makan ( dietary history) dan frekuensi konsumsi pangan ( food frequency questionnaire, FFQ). Keduanya memperoleh informasi retrospektif pada konsumsi pangan pada periode yang lama di masa yang lalu. Metode ini lazim digunakan untuk menilai asupan kebiasaan pangan atau kelompok pangan spesifik. Dengan modifikasi, metode ini dapat menyediakan data asupan kebiasaan zat gizi (Siagian) & (Fahmida & Dillon, 2007). Dalam Siagian, 2010 terdapat enam metode yang lazim digunakan untuk menilai konsumsi pangan individu : (a) metode ingatan 24 jam (24-hours recall method ), (b) metode pengulangan ingatan 24 jam (repeated 24hours recall method ), (c) metode pencatatan makanan ( food record method ), (d) metode penimbangan pangan (weighed food method ), (e) metode riwayat makanan (dietary history), dan (f) metode frekuensi konsumsi pangan ( food frequency method ). Makalah ini akan menguraikan mengenai metode penilaian konsumsi pangan individual secara kuantitatif yaitu metode pencatatan ( food record ) yang terdiri dari estimasi ( estimated ) dan penimbangan (weighed ). ( By Yetti Wira Citerawati SY) Posted in Nutrition Assesment | Leave a comment SEPTEMBER 21, 2012
Pengukuran Tinggi Badan pada Kondisi Normal dan Khusus Pdf ini menjelaskan tentang berbagai macam pengukuran panjang badan maupun tinggi badan, beserta cara pengukurannya. Pengukuran tinggi badan yang dilakukan berupa pengukuran tinggi badan untuk subjek dalam kondisi normal ataupun pengukuran pada kondisi khusus. Untuk kondisi khusus, sekaligus dipaparkan cara pengukuran, cara melakukan estimasi tinggi badan serta beberapa contoh kasus agar lebih memudahkan untuk memahaminya. Assesment of Growth 1 Posted in Nutrition Assesment | Leave a comment
Tulisan Terbaru
Penatalaksanaan Gizi Untuk Obesitas PENGELOMPOKKAN ZAT GIZI Model Perubahan Perilaku Perubahan Perilaku Melalui Inovasi, Difusi dan Adopsi Penugasan : Menghitung Energi Tugas Menghitung Energi Tugas Menghitung Energi dan Zat Gizi TUGAS II (Mhs Prodi DIII Gizi TA 2017/2018) Tugas Mhs Reg 18 DIII Gizi Sesi 2 Ilmu Gizi : Karbohidrat
Kategori
Breast Feeding (2) Corat Coret (23)
Ilmu Gizi (68) Diet (26) Gizi Dasar (12) gizi daur kehidupan (10) o mikrobiologi (3) o Nutrition Assesment (4) o Penyuluhan dan konseling gizi (11) o Metode Penelitian (1) tekateki silang mata kuliah komunikasi (3) o o
tekateki silang tipe komunikasi intra/interpersonal dan publik (2) tekateki silang tipe komunikasi massa dan budaya (1) TTS Pertemuan I (2) TUGAS (1) Umum (63) o o
Date M
T
W
T
F
S
S
1
2
3
4
5
« Oct
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
November 2017
Create a free website or blog at WordPress.com.
Follow
Upload Login Signup
Submit Search
Home
Explore
Presentation Courses
PowerPoint Courses
by LinkedIn Learning
4 of 8
Food recall 6,766 views
Share
Like
Download
Yuniar_ Follow
Published on Apr 21, 2015
mengenasi prosedur, prinsip, pengertian, kelebihan, kekurangan, dan kesalahan
... Published in: Education
0 Comments 0 Likes Statistics Notes
Post
Be the first to comment
Food recall 1.
1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi makanan, sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan status gizi ( Irianto, et al, 2004 ) Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis guna menjamin kelangsungan hidup. Bila seorang salah dalam menghitung dan merencanakan kebutuhan energi dan protein maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi ( Irianto, et al, 2004) Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-ubah dari makanan satu ke makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu tanpa ada perubahan kekal dalam cadangan tubuh atau berat badan. Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam diri individu untuk menyeimbangkan keseluruhan asupan energi dengan keseluruhan energi yang digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil dalam jangka waktu yang cukup panjang. Obesitas hanya akan muncul apabila terjadi keseimbangan energi positif untuk periode waktu yang cukup panjang (WHO, 2000). Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Mei, 2009). Pengukuran konsumsi makanan penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat, berguna untuk mengukur status gizi, menemukan faktor diit yang dapat menyebabkan malnutrisi. Salah satu metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif adalah food recall. Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. 2. 2. 2 1.2 Rumusan Masalah 1) A pa yang dimaksud dengan dietary assessment dan food recall? 2) Bagaimana prinsip dari metode food recall? 3) Bagaimana prosedur saat melakukan food recall? 4) Apa saja kelebihan dan kekurangan metode food recall? 5) Apa saja kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahui tentang fod recall 2) U ntuk mengetahui prinsip dari metode food recall 3) Untuk mengetahui prosedur saat melakukan food recall 4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari food recall 5) Untuk mengetahui kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall 3. 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Food Recall Food recall adalah metode penilaian diet terorganisir yang digunakan untuk menentukan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh klien dalam periode 24 jam. Termasuk juga jumlah dari setiap makanan dan minuman, cara pengolahan, cara penyajian serta merek makanan dan minuman jika makanan tersebut bermerek. 2.2 Prinsip Food Recall Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak responden bangun pagi kemarin sampai istirahat saat tidur malam harinya atau juga dapat dimulai dari waktu saat dialkukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur kebelakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT ( sendok, gelas, piring, dll) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari- hari. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. 2.3 Kegunaan Food Recall 1. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi individu ataupun keluarga 2. Untuk menganalisis bahan makaan yang dikonsumsi oleh setiap individu ataupun setiap anggota keluarga. 3.
Untuk mengetahui pola konsumsi suatu individu atau keluarga. 2.4 Sumberdaya yang Dibutuhkan untuk Melakukan Food Recall 1. Pewawancara yang terlatih 4. 4. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebeani responden. 4 Penilaian diet membutuhkan pewawancara yang terlatih untuk mewawancarai secara langsung ataupun telepon. Pelatihan pewawancara sangat penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dapat diandalkan dan valid. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh pewawancara : a. Pewawancara harus memiliki pengetahuan tentang makanan lokal. b. Pewawancara harus memiliki ketrampilan personel yang baik dan tidak menghakimi baik isyarat verbal maupun non verbal selama wawancara c. Pelatihan intensif dari pewawancara menguji ketepatan data yang dikumpulkan dan menilai kompetensi pewawancara dalam mewawancarai responden. 2.5 Prosedur Melakukan Food Recall 1. Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Menanyakan mulai yang terakhir dimakan kemudian mundur ke belakang. Dalam membantu responden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A. 2. Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). Dalam menaksir atau memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga (piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan (food model) 3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) 4. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia. 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Food Recall 1. Kelebihan 5. 5. Terbatasnya ingatan responden Kesalahan dalam mengkonversi makanan ke dalam ukuran rumah tangga 2. Kesalahan/Bias dari responden Perbedaan status antar responden dan pewawancara sehingga terjadi salah paham Pengaruh situasi, misalnya perbedaan sikap pewawancara di rumah responden, karena ada orang lain yang ikut mendengarkan dan keinginan untuk merahasiakan data responden Pengaruh sikap bertanya, dalam mengarahkan jawaban, mencatat hasil wawancara atau sengaja membuat data sendiri Untuk mendapatkan gambaran kosumsi makanan sehari-hari recall sebaiknya jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir pekan, pada saat melakukan upacaraupacara keagamaan, selamatan, dan lain-lain 2.7 Kesalahan Prosedur yang Sering Terjadi pada Food Recall 1. Kesalahan/Bias dari pengumpul Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam mengguanakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak lagi (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung untuk melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimate) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini kurang cocok dilakukan pada anak usia 7 tahun, orang tua berusia 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari Dapat memberikan gambaran nyata yang benar- benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. 2. Kekurangan ‘ Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden 5 6. 6. Kecenderungan menambahkan atau mengurangi makanan yang dikonsumsi 3. Kesalaha Asal dalam menjawab pewawancara Keinginan untuk menyenangkan pewawancara Responden salah dalam memperkirakan makanan yang dikonsumsi kedalam URT 6 Kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan, perbedaan penyerapan dan penggunaan zat gizi tertentu berdasarkan perbedaan fisiologi tubuh. Karena keberhasilan metode recall ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat mengingatkan mutu data recall dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke hari. Tidak adanya komposisi informasi mengenai komposisi makanan
jadi atau jajanan. 5. Kesalahan/Bias karena kehilangan zat gizi Perbedaan kandungan zat gizi dari makanan yang tidak sama, karena tingkat kematangan, tanah, dan pupuk yang dipakai tidak sama Kesalahan pencatuman nama bahan makanan/jenis bahan makanan yang digunakan Ketidaktepatan dalam mengkonversikan makanan yang dikonsumsi ke dalam URT 4. Kesalahan/Bias dari DKBM n/Bias karena alat 7. 7. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran 8. 8. 8 DAFTAR PUSTAKA
Recommended
Teacher Tips Online Course - LinkedIn Learning
Data-Driven Presentations with Excel and PowerPoint 2016
Online Course - LinkedIn Learning
PowerPoint: Designing Better Slides Online Course - LinkedIn Learning
Makalah food record firda amalia 125070301111009 Firda Amalia
Laporan praktikum survey konsumsi pangan Puput Sulviaviasari
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok Yohanes Kristianto
praktikum Widyalestarinurpratama
Lampiran 1
Dianora Didi
Survey konsumsi gizi 3 arvita Sari
PENGUKURAN KEMIIRIPAN SEMATIK CITRA DENGAN BAG OF WORDS LOKAL FRAGEMEN SEMATI... Repository Ipb
English Español Português Français Deutsch About
Dev & API
Blog
Terms
Privacy
Copyright
Support
LinkedIn Corporation © 2017
Upload Login Signup
Submit Search
Home
Explore
Presentation Courses
PowerPoint Courses
by LinkedIn Learning
4 of 8
Food recall Food recall 1.
1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi makanan, sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan status gizi ( Irianto, et al, 2004 ) Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis guna menjamin kelangsungan hidup. Bila seorang salah dalam menghitung dan merencanakan kebutuhan energi dan protein maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi ( Irianto, et al, 2004) Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-ubah dari makanan satu ke makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu tanpa ada perubahan kekal dalam cadangan tubuh atau berat badan. Beberapa mekanisme fisiologis berperan penting dalam diri individu untuk menyeimbangkan keseluruhan asupan energi dengan keseluruhan energi yang digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil dalam jangka waktu yang cukup panjang. Obesitas hanya akan muncul apabila terjadi keseimbangan energi positif untuk periode waktu yang cukup panjang (WHO, 2000). Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Mei, 2009). Pengukuran konsumsi makanan penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat, berguna untuk mengukur status gizi, menemukan faktor diit yang dapat menyebabkan malnutrisi. Salah satu metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif adalah food recall. Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. 2. 2. 2 1.2 Rumusan Masalah 1) A pa yang dimaksud dengan dietary assessment dan food recall? 2) Bagaimana prinsip dari metode food recall? 3) Bagaimana prosedur saat melakukan food recall? 4) Apa saja kelebihan dan kekurangan metode food recall? 5) Apa saja kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahui tentang fod recall 2) U ntuk mengetahui prinsip dari metode food recall 3) Untuk mengetahui prosedur saat melakukan food recall 4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari food recall 5) Untuk mengetahui kesalahan yang terjadi saat melakukan food recall 3. 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Food Recall Food recall adalah metode penilaian diet terorganisir yang digunakan untuk menentukan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh klien dalam periode 24 jam. Termasuk juga jumlah dari setiap makanan dan minuman, cara pengolahan, cara penyajian serta merek makanan dan minuman jika makanan tersebut bermerek. 2.2 Prinsip Food Recall Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak responden bangun pagi kemarin sampai istirahat saat tidur malam harinya atau juga dapat dimulai dari waktu saat dialkukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur kebelakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT ( sendok, gelas, piring, dll) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari- hari. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. 2.3 Kegunaan Food Recall 1. Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi individu ataupun keluarga 2. Untuk menganalisis bahan makaan yang dikonsumsi oleh setiap individu ataupun setiap anggota keluarga. 3. Untuk mengetahui pola konsumsi suatu individu atau keluarga. 2.4 Sumberdaya yang Dibutuhkan untuk Melakukan Food Recall 1. Pewawancara yang terlatih 4. 4. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebeani responden. 4 Penilaian diet membutuhkan pewawancara yang terlatih untuk mewawancarai secara langsung ataupun telepon. Pelatihan pewawancara sangat penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dapat diandalkan dan valid. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh pewawancara : a. Pewawancara harus memiliki pengetahuan tentang makanan lokal. b. Pewawancara harus memiliki ketrampilan personel yang baik dan tidak menghakimi baik isyarat verbal maupun non verbal selama wawancara c. Pelatihan intensif dari pewawancara menguji ketepatan data yang dikumpulkan dan menilai kompetensi pewawancara dalam mewawancarai responden. 2.5 Prosedur Melakukan Food Recall 1. Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Menanyakan mulai yang terakhir dimakan kemudian mundur ke belakang. Dalam membantu responden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A. 2. Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). Dalam menaksir atau memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga (piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan (food model) 3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) 4. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia. 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Food Recall 1. Kelebihan 5. 5. Terbatasnya ingatan responden Kesalahan dalam mengkonversi makanan ke dalam ukuran rumah tangga 2. Kesalahan/Bias dari responden Perbedaan status antar responden dan pewawancara sehingga terjadi salah paham Pengaruh situasi, misalnya perbedaan sikap pewawancara di rumah responden, karena ada orang lain yang ikut mendengarkan dan keinginan untuk merahasiakan data responden Pengaruh sikap bertanya, dalam mengarahkan jawaban, mencatat hasil wawancara atau sengaja membuat data sendiri Untuk mendapatkan gambaran kosumsi makanan sehari-hari recall sebaiknya jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir pekan, pada saat melakukan upacaraupacara keagamaan, selamatan, dan lain-lain 2.7 Kesalahan Prosedur yang Sering Terjadi pada Food Recall 1. Kesalahan/Bias dari pengumpul Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam mengguanakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak lagi (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung untuk melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimate) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini kurang cocok dilakukan pada anak usia 7 tahun, orang tua berusia 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari Dapat memberikan gambaran nyata yang benar- benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. 2. Kekurangan ‘ Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden 5 6. 6. Kecenderungan menambahkan atau mengurangi makanan yang dikonsumsi 3. Kesalaha Asal dalam menjawab pewawancara Keinginan untuk menyenangkan pewawancara Responden salah dalam memperkirakan makanan yang dikonsumsi kedalam URT 6 Kehilangan zat gizi dalam proses