FARMAKODINAMIK Oleh: drg. Pudji Astuti, M.Kes.
FARMAKODINAMIK
Mempelajari :
1. EFEK OBA OBAT T 2. MEKANISME / CARA CARA KERJA OBAT
1.
EFEK OBAT
a.
Efek !ama "mai# effe$!%
merupakan efek yang diharapkan &.
Efek 'ampi#( "'i)e effe$!%
merupakan efek yang tidak diharapkan, yang terjadi di samping efek utama pada dosis terapi , bisa merugikan, merugikan, dan bisa menguntungkan $.
Reak'i aler(i
terjadi oleh karena adanya pelepasan bahan alergen (histamin, seretonin, bradikinin) sebagai akibat reaksi antigenantibodi ! terjadi pada p" tertentu
).
Efek !*k'ik
efek yang terjadi ok. #osis yang berlebihan e.
I)i*'i#kr*#i'a'i
$uatu keadaan dimana obat menimbulkan efek yang berbeda dengan efek yang semestinya, merupakan reaksi yang abnormal terhadap obat atas dasar kelainan genetik f.
T*lera# + Tak,ifilak'i'
%oleran adalah keadaan dimana terjadi penurunan efek obat &alaupun dosis yang diberikan sama besarnya dengan dosis yang terdahulu, tolerans ini terjadi apabila obat diberikan terus menerus dalam jangka &aktu yang panjang
%akhifilaksis : toleran yang terjadi dalam jangka &aktu yang pendek ( beberapa menit). Misalnya : tolerans terjadi sesudah pemberian terus menerus selama ' hari. %akhifilaksis terjadi sesudah * hari.
+ontoh : %olerans akibat pemberianminum morfin atau petidin terus menerus
%akhifilaksis akibat pemberian efedrin (obat asma bronkhial kronis).
(.
A)ika'i #itandai dengan adanya gejala : habitasi tolerans ketergantungan, keadaan dimana akan timbul -&ith dra&al symptom bila obat dihentikan
/ejala &ith dra&al symptom : mual muntah diare gelisah insomnia kolaps
2.
MEKANISME KERJA OBAT : a. Melali i#!erak'i )e#(a# re'ep!*r &. Ti)ak )ipera#!arai re'ep!*r
a. Melali i#!erak'i )e#(a# re'ep!*r
Kebanyakan obat bekerja melalui interaksi dengan reseptornya yang berupa makromolekul spesifik pada membran sel. 0katannya bersifat re1ersible.
Kebanyakan reseptor obat adalah reseptor untuk 2at 2at endogen (reseptor fisiologi)
Mis : 3 4eseptor otonomik : 4eseptor asetikolin (parasimpatis muskerinik kholinergik) 4eseptor adrenergik (simpatis)
3 4eseptor /A5A (/amaamino butiri6 a6id) 4eseptor Opioid (kapa, mu, sigma) 4eseptor untuk hormon (resp. steroid, tiroid, insulin) 4eseptor autokoid (hormon lokal) 7 histamin (8'98))
I#!erak'i *&a! )e#(a# re'ep!*r fi'i)*(ik
Menimbulkan efek serupa dengan 2at endogen (A/O0$)➠ ➠ asetilkholin dg arekholin Menimbulkan efek tidak serupa dengan 2at endogen (A%A/O0$)➠ ➠asetilkholin dg atropin
Se$ara farmak*)i#amik )apa! )i&e)aka# 2 a#!a(*#i'me :
'. Antagonis fisiologik . Antagonis pada reseptor yang sama dapat dibagi : a. Antagonis kompetitif b. Antagonis non kompetitif
1.
A#!a(*#i' fi'i*l*(ik
yaitu antagonisme melalui sistem fisiologik yang sama, tetapi pada sistem reseptor yang berlainan. misalnya efek histamin yang dilepaskan tubuh se&aktu terjadi syok anafilaktif dapat diantagonisir dengan pemberian adrenalin (epenefrin).
2.
A#!a(*#i' pa)a re'ep!*r -a#( 'ama a. A#!a(*#i' k*mpe!i!if dalam hal ini agonis dan antagonis bersaing untuk berinteraksi dengan reseptor yang sama 6ontoh : 8istamin (agonis) ;< antihistamin Asetilkholin agonis) ;< atropin (antagonis) $ifat antagonisme kompetitif : Antagonis menduduki reseptor agonisnya se6ara re1ersible Keberhasilan mengantagonisir efek agonis tergantung besarnya dosiskadar antagonis dan agonis masing masing $truktur kimia antara agonis dan antagonis mirip
&. A#!a(*#i' #*# #*# k*mpe!i!if
#alam keadaan ini antagonis merusak struktur kimia reseptor agonisnya, sehingga agonis tidak dapat berinteraksi dengan reseptornya 0rre1ersible
&. Ti)ak )ipera#!arai re'ep!*r 1. O&a! &ekerja/&erpe#(ar, pa)a e#im mis : $A0# mis 2. C,ela!i#( a(e#!' /olongan obat ini mampu berinteraksi dengan ion logam berat. Obat obat ini digunakan untuk pengobatan kera6unan logam berat. 6ontoh : dimekaprol untuk kera6unan arsen dan merkuri (8g) +ontoh penggunaan -+helating agents di bidang Kedokteran /igi: =#%A =#%A (=thylene #iamine %etra A6eti6 A6id) , karena mampu mengikat +a99 maka maka dapat digunakan untuk pelebaran saluran akar gigi
. A#!i Me!a&*li! :
6ontoh : 6ontoh Obat golongan sulfonamida menghambat penggunaan pada amino ben2oi6 a6id (PA5A) oleh bakteri. PA5A adalah suatu metabolit essensial bagi bakteri +ontoh lain yang bekerja sebagai anti metabolit ialah suatu antikanker, misalnya methotre"ate.
0. O&a! &ekerja N*#Spe'ifik %erdapat obat yang bekerja sebagai 2at perusak yang non spesifik. Obat obat golongan antiseptik dan disinfektan, bekerja sebagai -protoplasmati6 poisons, yang mera6uni protoplasma pada semua sel baik sel bakteri maupun manusiahe&an yang berkontak dengan obat ini .O&a! -a#( &ekerja &er)a'arka# 'ifa! a'am &a'a 6ontoh : Antasid (kalsium hidroksid, magnesion hidroksid) menetralkan menetralkan asam lambung abikarbonat membuat urina menjadi basa Amonium khlorida membuat p8 urina menjadi asam
I#!erak'i O&a!
0nteraksi obat dapat terjadi bila lebih dari satu ma6am obat diberikan se6ara bersama atau dalam jarak &aktu yang tak terlalu panjang Akibat interaksi obat dapat terjadi keadaan :
$umasi (adiktif) $inergisme Antagonisme Potensiasi
Menurut terjadinya interaksi dapat dibagi : '. 0nteraksi farmakokinetik . 0nteraksi farmakodinamik
1.
I#!erak'i farmak*ki#e!ik
0nteraksi obat pada proses absorpsi 6ontoh :
%etrasilin diberikan bersama sama dengan obat yang mengandung +a, Mg, Al, atau >e, misalnya tetrasiklin diberikan bersama sama dengan antasid atau bersama sama dengan minum susu akan terbentuk suatu ikatan yang tidak larut, sehingga tidak diabsorpsi
Obat yang memper6epat pengosongan lambung dapat memper6epat absorpsi obat lain karena obat tersebut akan dapat dengan 6epat menuju usus halus di mana terjadi absorpsi yang baik (meto6lopramid) Obat yang dapat mempengaruhi p8 6airan saluran 6erna dapat mempengaruhi absorpsi obat lain (btk (btk non ion meningkat)
0nteraksi obat pada ikatan protein plasma 6ontoh : asam mefenamat diberikan bersama dengan &arfarin 0nteraksi obat pada proses metabolisme a. merangsang en2im (en2yme indu6ers) melalui peningkatan sistesa protein mikrosomal, obat dapat meningkatkan jumlah en2im metabolik. 6ontoh : fenobarbital (suatu sedatifhipnotik) b. menghambat en2im (en2yme inhibitors), misalnya simetidin +ontoh : >enobarbital bila diberikan bersama sama dengan &arfarin. Akibatnya efek &arfarin sebagai antikoagulan menurun, dan masa kerjanya diperpendek
simetidin diberikan bersama dia2epam (anti 6emas) akan menurunkan biotansformasi dia2epam, dg akibat efek dia2epam meningkat dan masa kerjanya diperpanjang
0nteraksi obat pada proses ekskresi 6ontoh : Probenisid bila diberikan bersama sama dengan penisilin, akan memperlambat ekskresi penisilin melalui ginjal, sehingga efek penisilin dapat diperpanjan g
Obat yg dapat merubah p8 urine dapat memper6epat atau menghambat ekskresi obat lain +ontoh: pd kera6unan asam lemah (aspirin, fenobarbital) mk urine dibuat basa dg sodium bikarbonat➠ ➠terionisasi ➠ ➠ekskresi diper6epat pd kera6unan basa, diberi amonium klorida ➠ ➠terionisasi ➠ ➠ ekskresi diper6epat
2. I#!erak'i farmak*)i#amik
Antagonis fisiologis
Antagonis kompetitif
Antagonis non kompetitif
$=?AMA% 5=?A@A4 ! $K$=$ $=?A?