BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi perhatian kepada banyak pihak, khususnya pada masyarakat yang bergerak di bidang bisnis. Pasar modal merupakan tempat yang tepat untuk para investor dan kreditur dalam menginvestasikan uangnya agar menguntungkan bagi investor maupun kreditur. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan. Dana dapat bersumber dari dana ekstern maupun intern dalam mendirikan perusahaan tersebut. Dana intern berasal dari modal sendiri sedangkan dana ekstern berasal dari modal pinjaman (investor dan kreditur) yang disebut modal asing. Pada aspek keuangan yang mencakup pengambilan keputusan pendanaan perusahaan untuk membiayai usahanya, maka perusahaan harus memiliki cara alternatif dalam menentukan sumber pendanaan. Hutang merupakan salah satu alternatif di dalam mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Penggunaan hutang mampu menekan biaya modal sendiri dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pemilik perusahaan, tetapi dalam penggunaan hutang pemilik harus memikirkan dalam mengembalikan uang yang dia pinjam. Dalam free cash flow thoery menjelaskan tentang tingkat hutang yang tinggi selain berbahaya bagi perusahaan, penggunaan hutang dapat juga meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2000) dalam Damayanti (2006). Kombinasi yang tepat dalam menentukan sumber pendanaan yang dipilih akan mampu menentukan struktur modal yang optimal dan mampu menjadi pondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas produksinya, serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
1
Struktur Modal adalah perbandingan atau pertimbangan antara modal asing dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Semakin besar modal asing yang dibutuhkan maka semakin besar resiko yang ditanggung sebuah perusahaan, karena semakin banyak hutang yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut. Apabila dalam pendirian perusahaan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri maka resiko yang ditanggung akan semakin kecil, hal ini dikarenakan perusahaan tidak begitu banyak mengeluarkan uang untuk membayar hutangnya pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Kegunaan struktur modal adalah untuk mengetahui penggunaan hutang dalam membiayai usahanya dan sumber pendanaannya. Dengan mengetahui struktur modal investor dan kreditur dapat mengetahui tingkat resiko yang dia terima dengan tingkat pengembalian investasinya. Apabila perusahaan memiliki tingkat resiko bisnis yang tinggi maka investor dan kreditur juga menginginkan tingkat return yang tinggi, hal ini dikarenakan resiko yang akan dihadapi oleh investor dan kreditur juga tinggi. Investor dan kreditur menghendaki perusahaan melakukan pengungkapan keuangan secara komprehensif, supaya investor maupun kreditur mengetahui resiko yang dia hadapi. Untuk menarik para investor dan kreditur tersebut, maka perusahaan harus memiliki struktur modal dan laporan keuangan yang baik. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang efisien dapat mengurangi biaya modal. Dengan menurunkan biaya modal maka akan meningkatkan pendapatan bersih. Dalam menentukan biaya modal, perusahaan harus dapat menentukan komposisi yang optimal antara hutang dengan modal sendiri (Hermanto, 1999). Komposisi yang optimal tersebut pada kenyataannya dapat dicari secara trial and error berdasarkan pengalaman, sehingga dalam menentukan jenis pendanaan perusahaan harus memilih orang yang berpengalaman di bidangnya.
2
Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan modal yang berasal dari ekstern dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, tingkat pajak, likuiditas perusahaan, dan resiko usaha. Alasan pemilihan struktur modal di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) karena usaha ini mampu tahan dalam kondisi apapun walaupun negara sedang mengalami krisis sekalipun (Baswir, 2000). Pada dasarnya UMKM mampu menekan tingkat pengangguran yang ada. Di Kabupaten Manokwari sendiri UMKM dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sehingga dapat mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Manokwari. Dari table dapat dilihat bahwa jumlah UMKM dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami peningkatan sebanyak 178 usaha. Data jumlah UMKM di Kabupaten Manokwari yang terbagi menjadi sebilan distrik (Manokwari Barat, Manokwari Selatan, Manokwari Utara, Manokwari Timur, Masni, Prafi, Warmare, Tanah Rubuh, dan Sidey) dari tahun ke tahun dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah pedagang menurut jenisnya dari tahun 2008-2012 Tahun
Perusahaan
Perusahaan
dagang menengah
dagang kecil
2008
93
178
271
2009
133
183
316
2010
152
301
453
2011
183
375
558
2012
271
390
661
Sumber : Badan Pusat Statistik ”Manokwari Dalam Angka”
3
Jumlah
Pada saat mendirikan UMKM pemilik harus mempertimbangkan dalam menentukan struktur modal. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang optimal. Perusahaan harus dapat menentukan struktur modal yang optimal, agar usaha UMKM ini dapat berkembang. Biasanya struktur modal yang optimal terdiri dari 40%-50% pendanaan yang berasal dari ekstern (Riyanto, 1995). UMKM merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Manokwari dan memiliki kontribusi yang besar di dalam pendapatan daerah. Tetapi masalah yang seringkali dihadapi oleh UMKM adalah pada sumber pendanaan. Kebanyakan UMKM tidak bisa berkembang karena kurangnya modal dalam mengembangkan UMKM tersebut. Untuk mendapatkan modal tersebut alternatifnya dengan melakukan pinjaman kepada kreditur. Kreditur sendiri dalam memberikan pinjaman mereka akan melihat dari berbagai sisi. Sehingga akan sulit bagi usaha UMKM dalam mendapatkan pendanaan tersebut. Maka dari itu pendiri UMKM harus mengetahui faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh kreditur dalam melakukan pinjaman, dan faktor-faktor yang sering dipertimbangkan oleh kreditur dalam memberikan pinjaman adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis.
4
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan keterangan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal pada usaha UMKM di Kabupaten Manokwari?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis terhadap struktur modal pada usaha UMKM di Kabupaten Manokwari
1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan pertimbangan kepada pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan kredit untuk UMKM 2. Sebagai acuan dan referensi untuk para peneliti berikutnya 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik UMKM dalam menentukan struktur modalnya
5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2008 UMKM dapat didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh orang perseorangan ataupun badan usaha perseorangan yang memenuhi criteria sebagai usaha UMKM. Pengklasifikasian UMKM sebagai barikut: a. Usaha Mikro : Usaha produktif milik perorangan atau kelompok yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50 juta dan hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 300 juta rupiah. b. Usaha Kecil : Usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang memiliki kekayaan bersih dari Rp 50 juta – 500 juta dan hasil penjualan tahunan antara 300 juta- 2,5 milyar. c. Usaha Menengah : Usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang menjadi bagian dari usaha mikro maupun kecil baik langsung maupun tidak langsung dan memiliki kekayaan bersih dari Rp. 500 juta – 10 milyar dan hasil penjualan tahunan antara 2,5 milyar – 10 milyar
2.1 Struktur Modal Riyanto (1994) mengartikan struktur modal sebagai pertimbangan atau perbandingan antara jumlah modal yang bersumber dari pinjaman dengan modal sendiri. Pendanaan yang berasal dari modal sendiri didapat dari modal saham, laba ditahan, dan dana cadangan, sedangkan modal yang berasal dari pinjaman adalah pendanaan yang diperoleh dari obligasi, investasi dan hutang. Dalam pemenuhan di bagian pendanaan maka perusahaan harus memiliki alternatif dalam pendanaan dan salah satu alternatif tersebut adalah dengan melakukan pinjaman (hutang). Di dalam pemilihan sumber dana perusahaan harus dapat memilih alternatif yang efisien. 6
Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan memiliki stuktur modal yang optimal. Menurut Riyanto (1995) struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal dapat diartikan juga sebagai keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham. 2.2 Struktur Aktiva Aktiva merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi aktiva lancar (meliputi: kas, piutang, dan persediaan) dan aktiva tetap (meliputi: mesin, bangunan, dan tanah). Pengklasifikasian ini kemudian yang disebut sebagai struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan dalam melakukan pinjaman. Struktur aktiva dapat diukur dengan mempertimbangkan antara aktiva tetap dengan total aktiva (Kusumangtyas, 2012). Struktur aktiva = 2.3 Ukuran Perusahaan Menurut Seftianne dan Handayani (2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini menggunakan total asset sebagai proxy. Firm size =Ln total aktiva 2.4 Profitabilitas Profitabilitas menurut Utami (2009) merupakan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang dicapai suatu perusahaan dalam suatu periode
7
tertentu. Hasil profitabilitas juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur tentang efektivitas manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Berdasarkan Husnan dan Pujiastuti (2004) proxy yang digunakan dalam profitabilitas adalah: Profitabilitas =
2.5 Resiko Bisnis Resiko bisnis menurut Saidi (2004) terkait dengan ketidakpastian yang dialami perusahaan dalam bisnisnya. Resiko bisnis secara sederhana dapat diartikan suatu keadaan atau faktor yang mungkin memiliki dampak negatife pada operasi atau profitabilitas suatu perusahaan. Untuk menanggulangi resiko perusahaan perlu melakukan pengelolaan resiko. Cara mengurangi resiko dengan mengelolanya terdiri dari lima langkah yang dimulai dari mengidentifikasi resiko, mengukur resiko, merencanakan untuk membatasi kerusakan, menerapkan strategi dalam mengatasi resiko, dan memantaunya agar perencanaan berjalan dengan efektif (Hanun, 2008). Cara mengukur resiko sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan proxy dari standar deviasi dari Return on Asset (Palupi, 2010). 2.6 Hubungan Antara Variabel Dependent Dengan Variabel Independent 2.6.1 Hubungan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Struktur aktiva dengan struktur modal, perusahaan yang aktivanya sesuai sebagai jaminan pinjaman akan cenderung menggunakan hutang dalam proses pendanaannya. Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) bahwa penelitiannya menunjukan aktiva tetap dapat dijadikan jaminan/ collateral dalam melakukan pinjaman, dan karenanya dapat mereduksi biaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress) dan ini akan semakin meningkatkan kapasitas tingkat hutang yang dapat menguntungkan perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off di mana perusahaan perlu menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan hutang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) Jumlah aktiva yang semakin besar akan
8
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pinjaman dari pihak kreditor, maka perusahaan akan memakai hutang lebih banyak untuk mendapatkan keuntungan dalam pemakaian hutang. 2.6.2 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Ukuran perusahaan, menggambarkan besar kecilnya perusahaan di mana perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih memiliki profitabilitas dari pada perusahaan kecil, hal ini dikarenakan jangkauan usahanya yang lebih luas. Ukuran perusahaan
dapat
menjadi
jaminan
mengembalikan hutangnya maupun
akan
kemampuan
perusahaan
dalam
mencari sumber pendanaan lain. Skala
perusahaan berhubungan positif dengan hutang karena kemudahan akses dalam mendapatkan sumber dana yang berasal dari hutang (Brigham dan Houston, 2006). Perusahaan yang berukuran besar cenderung menggunakan hutang dalam sumber pendanaannya karena kemudahan dalam memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil (Indrajaya, 2011). 2.6.3 Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba biasanya selama satu tahun. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih banyak menggunakan modal sendiri dari pada yang berasal dari hutang. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup dalam menjalankan usahanya melalui sejumlah dana yang ditahan oleh perusahaan untuk mengurangi resiko (Brigham dan Houston, 2006). 2.6.4 Hubungan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Resiko bisnis, perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang sedikit karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi (Atmaja, 2008). Menurut Brigham dan Houston (2006) bahwa semakin tinggi resiko maka akan semakin rendah hutang optimalnya. Karenanya jika perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya, maka pemilik perusahaan tidak perlu menanggung biaya pengembalian hutang yang besar.
9
2.7 Review Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Palupi 1
Variabel Struktur Modal, Resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas
Hasil Penelitian Resiko bisnis, profitabilitas, dan likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.
2
Struktur Modal, Struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan resiko bisnis
Secara parsial semua variabel tidak berpengaruh terhadap struktur modal
Struktur Modal, Struktur Aktiva, Return On Asset, Size, Arus Kas Operasi, dan Tingkat Likuiditas
Struktur aktiva, Retun On Asset, Size, dan Tingkat Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedang kan Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap struktur modal Ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva,
3
4
Judul Pengaruh resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, dan likuiditas terhadap struktur modal (Kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 20042007) Nuril hidayati Pengaruh struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan resiko bisnis terhadap struktur modal studi pada perusahaan yang masuk kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2005-2007 Rizka Ayu Analisis Pengaruh Kusumaningtyas Struktur Aktiva, Return On Asset, Size, Arus Kas Operasi, dan Tingkat Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-20011
Yuke Prabansari Faktor-faktor dan Hadri Mempengaruhi
yang Struktur Modal,
10
Kusuma
5
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta
Sarsa Meta Analisis Pengaruh Nugrahani Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)
Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, dan Struktur Kepemilikan Struktur Modal, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial
profitabilitas, dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan resiko bisnis berpengaruh negatif tehadap struktur modal Secara simultan kelima variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, sedangkan secara parsial hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap struktur modal dan variabel lainnya tidak berpengaruh
2.8 Kerangka Pemikiran Struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri maupun pinjaman, dan dapat diartikan juga sebagai perbandingan antara modal sendiri maupun modal yang berasal dari hutang jangka panjang (Modal asing). Di dalam mendapatkan sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri perusahaan biasanya mendapatkannya dari laba yang ditahan, modal saham, dan dana cadangan. Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri biasanya masih banyak memiliki kekurangan, untuk mengatasi biasanya perusahaan mencari alternatifnya yaitu dengan melakukan pinjaman (Hutang).
11
Dalam menentukan komposisi struktur modal haruslah dipilih orang yang memang berpengalaman di bidangnya, sehingga manajer dapat memilih manakah komposisi yang tepat untuk menentukan struktur modal. Menurut Houston dan Brigham (1994) perusahaan harus dapat menentukan perbandingan proposional sumber dana antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri yang akan digunakan perusahaan untuk membiayai tambahan investasinya. Dalam menentukan sumber pendanaan perusahaan harus memilih alternatif pendanaan yang efisien. Sumber pendanaan efisien akan terjadi bila perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, sedangkan pengertian struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam menentukan sumber pendanaan tersebut manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal seperti struktur aktiva, ukuran perusahaan, resiko bisnis, dan profitabilitas. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka pemikiran yang dibuat untuk menggambarkan pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis terhadap struktur modal sebagai berikut: Struktur Aktiva Ukuran Perusahaan Struktur modal
Profitabilitas Resiko Bisnis
Keterangan: = Dipengaruhi Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 12
2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah maka, dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut: a. Struktur Aktiva (Asset Tangibility) Struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Hal ini didukung pula oleh penelitian dari Palupi (2010) yang meniliti tentang pengaruh struktur aktiva terhadapa struktur modal dan hasilnya menunjukan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pertimbangan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha-1 : Struktur aktiva diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal b. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan memainkan peranan yang sangat penting dalam menentukan struktur modal. Kreditur akan lebih suka memberikan pinjaman di perusahaan yang lebih besar karena kemungkinan bangkrut lebih kecil. Menurut Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) mengemukakan bahwa perusahaan yang berukuran besar mempunyai resiko yang lebih rendah dan probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah dari pada perusahaan kecil. Sehingga menurut teori Trade-off bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai hutang yang lebih banyak, ini terkait rendahnya resiko kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan besar. Hal ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan Prabansari dan Kusuma (2005) yang meneliti pengaruh ukuran
13
perusahaan terhadap struktur modal dan hasilnya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha-2 : Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal c. Profitabilitas (Profitability) Setiap perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan modal (laba ditahan) karena dapat mengurangi penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan menggunakan sumber pendanaan internal (laba ditahan). Teori pecking order yang lebih lanjut yang di kembangkan oleh Myers dan Manjluf (1984) dalam Husnan (1996) menyatakan bahwa perusahaan akan memilih pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal ketika perusahaan membutuhkan dana. Prioritas penggunaan dana internal dalam pecking order theory disebabkan penggunaan pendanaan internal terbebas dari adanya asimetri informasi. Hal ini didukung oleh penelitian Nugrahani (2012) yang meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal, hasilnya bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dengan struktur modal. Berdasarkan keterangan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha-3 : Profitabilitas diduga berpengaruh negatif terhadap struktur modal d. Resiko Bisnis ( Bussines Risk) Perusahaan yang mempunyai resiko bisnis yang tinggi akan cenderung menggunakan hutang yang lebih rendah, karena pihak kreditor akan meminta tingkat bunga yang tinggi. Semakin tinggi resiko bisnis, maka profitabilitas terjadinya financial distress juga semakin tinggi apalagi ketika perusahaan menggunakan banyak hutang. Di dalam penelitian Hidayati (2009) yang meneliti tentang hubungan resiko bisnis dengan struktur modal, dan hasilnya resiko bisnis
14
berpengaruh negatif dengan struktur modal. Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ha-4 : Resiko bisnis diduga berpengaruh negatif terhadap struktur modal. e. Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Riyanto (2001) terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi struktur modal seperti tingkat bunga, stabilitas dari earning, struktur aktiva, besarnya jumlah modal, keadaan pasar modal, sifat manajemen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Variabel di atas berhubungan positif dengan struktur modal.
Menurut
Brigham
dan
Houston
(2006)
variabel-variabel
yang
mempengaruhi struktur modal adalah: stabilitas penjualan, struktur asset, leverage operation, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, kondisi pasar, dan fleksibilitas keuangan. Dengan banyaknya variabel yang memiliki pengaruh terhadap struktur modal, maka peneliti hanya mengambil 4 variabel seperti: struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis. Hal ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan Palupi (2010) yang menunjukan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal. Dari keterangan di atas dapat diuraikan bahwa: H-5 : Struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan resiko bisnis diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal
15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu di dalam menjalankan penelitian ini kurang lebih satu bulan setelah proposal ini disetujui dan tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Manokwari yang meliputi distrik Manokwari Barat, Manokwari Selatan, Manokwari Utara, Manokwari Timur, Masni, Prafi, Warmare, Tanah Rubuh, dan Sidey. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi variabel lain. 3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau objek penelitian tersebut. 3.4 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang berada di Kabupaten Manokwari yang berdasarkan data, jumlah UMKM diperoleh sebesar 661 usaha (BPS, 2012). Dalam penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%.
n= Dari perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sebesar:
16
n= n= 86.86 n= 87 sampel Sedangkan tehnik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah tehnik yang digunakan dalam menentukan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti UKMK yang akan dijadikan sampel harus sudah berdiri minimal satu tahun. 3.5 Metode Pengambilan data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: 1. Wawancara
yang
terstruktur,
merupakan
teknik
wawancara
yang
pertanyaannya telah ditetapkan dengan menggunakan kuisioner. 2. Kuisioner, merupakan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan oleh peneliti. 3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat (Dependent) dan empat variabel bebas (Independent). Masing masing variabel ini akan diwakili oleh satu proxy (wakil pengukur). 3.6.1 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal (Y), yang dimaksud dengan struktur modal di sini adalah perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut:
Struktur Modal =
17
3.6.2 Variabel Bebas (X) a. Struktur Aktiva Struktur aktiva (Assets tangibility) dalam penelitian ini menggunakan perbandingan aktiva tetap dibagi dengan total aktiva. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut: Struktur aktiva = b. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (firm size) memiliki kemungkinan paling besar yang menimbulkan heteroskedastisitas sehingga harus diubah ke Log natural. Dari pernyataan tersebut secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut: Firm size =Ln total aktiva c. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan ratio of operating income to sales. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut: Profitabilitas = d. Resiko Bisnis Resiko bisnis (Bussines risk) sebagai faktor penentu kebijakan struktur modal perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan standar deviasi dari Return On Asset (ROA) sebagai proxy. Secara matematis proxy dapat dinyatakan sebagai berikut: Resiko Bisnis= 𝜎ROA ROA =
18
3.7 Metoda Analisa Data Dalam penelitian ini, data diolah menggunakan program statistical package for social science (SPSS). Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode analisa data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, yaitu: 3.7.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk membantu model regresi bahwa variabel yang digunakan benar-benar signifikan dalam pengambilan keputusan. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain: a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan terdapat korelasi atau tidak, multikolonieritas biasanya terjadi karena variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Multikolonieritas dapat diketahui jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF (Variance inflation factor) > 10, jika tidak ada yang melebihinya maka multikolonieritas yang terjadi tidak berbahaya. Dampak dari multikolonieritas (Sasmita, 2003): 1. Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi atau dibedakan 2. Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu varian terdapat perbedaan residual atau tidak. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara pengujiannya dengan menggunakan uji glejser, pengujian ini dilakukan dengan meregresikan nilai residu terhadap variabel variabel independent. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi. 19
c. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika variabel residual tersebut memiliki distribusi tidak normal maka hasil uji akan kurang baik. Untuk menguji normalitas ini digunakan uji kolmogorov-smirnov. Level of significant yang digunakan adalah 0.05 dan apabila nilai pada p-value > level of significant maka data berdistribusi normal dan sebaliknya. 3.7.2 Regresi Linear Berganda Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel idependent terhadap variabel dependent. Pada penelitian ini terdapat satu variabel dependent dan empat variabel independent maka dari penjelasan tersebut dapat ditulis persamaan sebagai berikut : Y= a+ b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ e Keterangan :
a.
Y
= Struktur modal
a
= Konstanta ( harga Y apabila X=0)
b
= Koefisien variabel bebas
X1
= Struktur aktiva
X2
= Ukuran perusahaan
X3
= Profitabilitas
X4
= Resiko bisnis
e
= Standar eror
Uji Koefisien Determinasi Uji ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model dalam
menjelaskan variasi yang terjadi antara variabel independent terhadap variabel dependent. Nilai R2 yang mendekati 1 maka model dikatakan semakin baik karena R2 = 1 yang berarti variabel independent berpengaruh sempurna terhadap variabel dependent. 20
3.7. 3 Uji Hipotesis a. Uji Simultan (uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent secara bersama-sama. Keputusan untuk menerima H1 yaitu dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel maka hipotesis tersebut dapat diterima dan semua variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. b. Uji Parsial (uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent secara terpisah. Keputusan untuk menolak dan menerima H1 yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel maka H1 dapat diterima yang artinya variabel independent tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Apabila thitung < ttabel maka H1 ditolak dan variabel independent tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependent
21
Daftar Pustaka Adriyanto dan Wibowo, B. (2007). Pengujian Teori Pecking Order Pada Perusahaan Non Keuangan LQ45 Pada Periode 2001-200. Manajemen Usahawan Indonesia. Volume 12 Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori Dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (1994). Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta. Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Brigham, E.F. dan Houston, J.F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Damayanti, Isrina. (2006). Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan
Saham
terhadap
Kebijakan
Hutang
Pada
Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia Hanun, Nurul. (2008). “Pengelolaan Resiko dan Penerapan Manajemen Resiko Hukum Dibidang Perkreditan. Fakultas Hukum. Universitas Indonesia. Hidayati, Nuril. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Pada Jakarta Islamic Index Tahun 2005-2007. Fakultas Syari’ah. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Husnan, Suad. (1996).
Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang), Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE UGM. Husnan, Suad dan Pujiastuti Eni. (2004). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: YKPN. Indrajaya, Glenn. (2011). “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal:
22
Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Listing di BEI Periose 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 6 Tahun Ke 2. Kusumaningtyas, Rizka Ayu. (2012). “Anilisis Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Size, Arus Kas Koperasi, Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2008-2011. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.v Nurohim, Hasa. (2008). Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. Yogyakarta: Sinergi. Palupi. (2010). “Pengaruh Resiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007)”. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Prabansari, Yuke dan Kusuma, Hadi. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Yogyakarta: Sinergi Riyanto, Bambang. (1994). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE. Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE. Riyanto, Bambang. (1997). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE. Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE. Saidi. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Riset Indonesia
23
Seftianne dan
Handayani, Ratih. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Utami, Endang Sri.(2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Fenomena
Referensi Online Hendry.
(2010).
“Metode
Pengumpulan
Data”.
Http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ Diakses Minggu, 2 Juni 2014 jam 00.28 WIT Hadi, Mutaqin. (20130. Karateristik Perusahaan dan Pengungkapan Resiko. Http://pustakabakul.blogspot.in/2013_06_01_archive.html?m=1
Diakses
Sabtu 7 Juni 2014 jam 04.00 WIT Sasmita, Novi Reandy. (2011). “Dampak Dari Adanya Multikolonieritas”. Http://rianprestasi.blogspot.in/2011/05/multikolonieritas-dalamregresi.html?m=1 Diakses Minggu, 2 Juni 2014 jam 01:20 WIT Setiawan,
Rahmat
Darma.
(2011).
Teori
Struktur
Http://setiawanzenegger10.blogspot.in/2011/06/teori-strukturmodal.html?m=1 Diakses Kamis 29 Mei 2014 jam 11:15 WIT
24
Modal.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA USAHA UMKM DI KABUPATEN MANOKWARI
Proposal Skripsi Disusun Oleh: Riyanto Nugroho 2010-50-100
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2014 25