1
Sang Pendidik: Adab dan Kompetensi Yang Harus Dimiliki
1
Oleh: Fadh Ahmad Arifan
A. Definisi Pendidik Seorang pendidik dalam khazanah Islam sering disebut dengan murabbi, murabbi,
mu’allim ,
hingga mursyid . Selain itu seringkali seorang pendidik khususnya di Indonesia dikenal dengan sebutan ustadz, buya, kiai bahkan al-Syeikh. Seorang pendidik bisa berupa seorang guru mengaji di TPQ, guru di sekolah formal hingga dosen di perguruan tinggi. Masingmasing memiliki keunikan dan beberapa kompetensi yang wajib ia kuasai. Pendidik itu adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tinggkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi segala tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah serta mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial. Pendidik pertama dan utama adalah orang tua kita sendiri. Mereka berdua bertanggung jawab atas kemajuan 2
perkembangan anak kandungnya.
Pendidik berikutnya yang sedikitnya 12 tahun membantu kita menjadi seorang yang pintar dan berguna adalah seorang guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan pendidika n dasar dan 3
pendidikan menengah.
Apakah tanggung jawab pendidikan selalu dibebankan kepada guru? Anies baswedan sang penggagas
gerakan
“Indonesia
mengajar” mengajar” berkali-kali
mengingatkan
bahwa
“ Pendidikan itu tanggung jawab bagi setiap orang Indonesia yang terdidik ”. Artinya 1
Disampaikan pada pertemuan ke- 2, mata kuliah “ ilmu pendidikan islam” di STAI al-Yasini, Kab Pasuruan Abdul mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hal 87-88 3 Lihat: Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 2
2
siapapun yang telah menjalani pendidikan formal maupun informal dan ia telah memiliki kematangan intelektual, maka dia punya keharusan untuk mengajar; minimal bagi orangorang sekitarnya.
B. Adab-Adab Seorang Pendidik Adab tidak hanya berbicara yang tampak dari luar yang berwujud perilaku, tetapi segalanya bermula dari niat. Pendiri NU, KH. Hasyim asyari memberi nasehat kepada seorang pendidik supaya dalam mengamalkan ilmunya dengan landasan ketakwaan, niatnya mengharap ridho serta serta demi taqarrub kepada-Nya. Beliau Beliau mengutip hadits nabi, idealnya seorang pendidik jangan menggunakan ilmunya semata-mata demi kesenangan-kesenangan 4
duniawi, mencari kekayaan, reputasi dan pengaruh maupun jabatan.
Masih tentang adab seorang pendidik, KH Hasyim Asyari memaparkan sedikitnya 20 etika yang harus dimiliki seorang pendidik. Dari muraqabah muraqabah kepada Allah, takut kepada murka/siksa Allah, wara’, rendah hati, senantiasa senantiasa berpedoman kepada hukum Allah, tidak merasa minder di hadapan para pemuja dunia. Sikap zuhud juga harus dimiliki seorang 5
pendidik, begitu juga kebiasaan menjauhi tempat-tempat yang bisa menimbulkan fitnah.
Menghidupkan syiar seperti solat berjamaah dan mempertajam ilmu (menghafal dan 6
menulis).
Hal yang paling penting dalam adab seorang pendidik (guru) yaitu mempertajam ilmu tadi. Guru itu makhluk yang tidak boleh berhenti belajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman selalu berubah. Perkembangan zaman memungkinkan anak didik kita mendapatkan informasi dari beragam sumber. Akibatnya, siswa menjadi lebih cerdas dan kritis. Inilah 7
salah satu contoh kecil mengapa seorang pendidik harus selalu belajar.
4
Hasyim Asyari, Etika pendidik Islam, (Titian wacana, 2007), hal 16-17. Contohnya: warung remang-remang, café dan tempat prostitusi 6 Ibid . hal 59-73 7 Kata pengantar Anies Baswedan PhD “Kualitas Guru adalah Kunci Utama Kemajuan Bangsa” dalam buku Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa), hal xv 5
3
Sebagai manusia biasa yang memiliki kekurangan dan berbuat kekhilafan, seorang pendidik kadang-kadang melakukan kesalahan fatal dalam kegiatan belajar-mengajar, dan 8
itu lama kelamaan jika dibiarkan akan menjadi hal yang lumrah. Misalnya duduk di atas meja ketika mengajar, mengajar sambil merokok, sering bolos, tidak melakukan evaluasi pembelajaran kepada kepa da anak didiknya, membiarkan anak didik saling mencontek, mengajar di 9
luar keahliannya dan yang paling fatal adalah membocorkan soal ujian serta melakukan pelecehan seksual. Seorang guru yang melakukan kesalahan-kesalahan diatas bisa menggagalkan konsep pendidikan karakter yang sejak lama lam a digagas pemerintah. Keberhasilan pendidikan pe ndidikan karakter kuncinya mengharuskan seorang pendidik untuk disiplin alias tidak terlambat ketika hadir di kelas, mengajar dengan metode yang benar, melakukan evaluasi pembelajaran hingga memberi nilai bagi anak didiknya. Maka dari itu seorang pendidik hendaknya meluangkan waktu introspeksi diri, apakah yang ia lakukan dikelas sudah benar dan bisa bermanfaat bagi anak didik.
C. Kompetensi-Komp Kompetensi-Kompetensi etensi Seorang Pendidik Pendidik Kompetensi ini pengertian sederhananya ialah kemampuan dan keterampilan yang menunjang keprofesionalan seseorang di mana dia berkarier/berkerja. Bagi seorang pendidik pada zaman sekarang selain memiliki kompetensi mengajar, minimal dia harus menguasai kemampuan menulis, berbahasa asing hingga kemampuan dalam bidang teknologi informasi. Kompetensi pendidik yang tak kalah pentingnya adalah memberikan uswatun hasanah. hasanah. Memberi teladan yang baik sangat berguna bagi anak didik, jika di dalam rumah yang ditiru adalah orang tua maka kalau di lingkungan sekolah yang jadi panutan adalah guru. Seorang
8
Lihat Masykur Arif Rahman Kesalahan-kesalahan fatal yang Paling Sering dilakukan Guru dalam Kegiatan (Diva Press, 2011). Belajar-Mengajar (Diva 9 Seorang pendidik yang mengajar diluar bidang keahliannya cenderung memiliki motivasi yang rendah dalam mengajar. Keahliannnya tidak berkembang sehingga tidak bagus bagi perkembangan profesionalismenya. Baca Masykur arif rahman, Kesalahan-Kesalahan Kesalahan-Kesalahan…. …. hal 192 ,
4
guru
yang
senantiasa
menjaga
kepribadiannya
(akhlak)
bisa
mencegah
adanya
10
pepatah:”Guru pepatah:”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. berlari”.
Kompetensi diatas tidaklah cukup, karena Pemerintah kita punya standar kompetensi sendiri.
Kompetensinya
meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
11
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini penjelasan singkatnya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 12
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru:
1. Kompetensi 1. Kompetensi Pedagogik , merupakan kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori pembelajaran mengembangkan kurikulum, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian, Kepribadian, merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi 3. Kompetensi Sosial , sebuah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara inklusif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Personal , merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
10
Abdul mujib, Op.cit hal hal 97 Lihat Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen 12 Lihat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 11