Mitos-Mitos di Sekitar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Oleh: Fadh Ahmad Arifan
1
Partainya ustadz-ustadz muda ini tak bosan-bosannya menjadi bahan perbincangan kalangan akademisi dan awak media. Bagaimana tidak, pada awal tahun 2013 diterpa malapetaka. Sontak saja diprediksi bakal terpuruk oleh sejumlah pengamat dan lembaga survey. Namun, hasil spektakuler Pilkada jawa barat dan Sumatera utara bisa menepis prediksi tersebut. Jika partai lain kena malapetaka makin kocar-kacir, tetapi partai yang berasas Islam ini justru kader-kadernya makin solid dan militan. Inilah senjata yang tidak dimiliki partai lain.
Dalam menyongsong pemilu 2014 dan pilkada di beberapa daerah, sejumlah elit termasuk kader-kader di bawah sibuk konsolidasi. Salah satu elit PKS yang paling sibuk belakangan ini adalah Anis matta. Presiden baru PKS yang menggantikan Luthfi hasan karena tersandung masalah di komisi anti rasuah, rajin turun ke bawah. 2 Dan yang mengejutkan banyak pihak adalah ziarah dan tahlil ke makam sunan Kalijogo. Anis Matta berziarah ke makam Sunan Kalijaga dan tahlilan bersama takmir Masjid Agung Demak, Rabu, 3 April 2013. Bekas Wakil Ketua DPR ini memiliki alasan sendiri. “ Ini “ Ini bagian dari silaturahmi,” silaturahmi ,” kata Anis Matta. Saat ditanya apakah ziarah dan tahlil ini bagian dari manuver untuk merengkuh dukungan terhadap partai yang dipimpinnya, Anis tak menjawabnya secara jelas. ” Intinya, ” Intinya, silaturahmi dengan kiai dan juga melakukan ziarah makam. Soal dukung-mendukung itu 1
Penulis adalah alumni MAN 3 Malang dan Telah menyelesaikan S2 Studi Islam di UIN Malang Menurut Sumber penulis, pemilihan Anis Matta sebagai presiden baru bukan melalui Majelis Syuro, tapi melalui Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) yang berisi 6 orang, termasuk Anis, Hilmi dan Luthfi. Karena Luthfi dijemput KPK maka Lutfhi tak ikut. 2
belakangan, nantilah,” kata Anis Matta, yang didampingi para pengurus PKS di Jawa Tengah.3 Selain melakukan safari ke beberapa tokoh, Anis juga akan melakukan konsolidasi pemenangan pasangan calon Gubernur Jawa Tengah Hadi Prabowo-Don Murdono. 4 Tentu ini pemandangan langka terutama bagi warga Nahdliyin bahkan orang-orang yang awam tentang akrobat politik PKS. PKS dalam perjalanan politiknya tak sepi dari citra atau atribusi negatif, termasuk kesan "Fundamentalis" “Eksklusif” dan “Wahabi” dalam bentuk anti maulid dan tahlil yang sangat tidak menguntungkan PKS, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, PKS akan kesulitan menambah suara, apalagi untuk menjadi partai terbesar di Indonesia, karena pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultural.5 Secara pribadi, penulis tidak kaget dengan langkah Anis matta yang notabenenya berkultur Muhammadiyah. Karena bisa dibilang langkahnya merupakan sikap inklusif. Lagi pula PKS tidak memfatwakan bahwa “tahlil” itu bid‟ah apalagi haram,6 sebagaimana kebijakan partai ini mau menerima non Muslim sebagai Anggota, bahkan pengurus DPD/DPC meski terbatas di daerah minoritas muslim seperti di Papua. 7 Penulis tidak akan membincangkan atau memperdebatkan lebih jauh kunjungan Anis matta ke Demak. Apakah murni ziarah atau bagian dari manuver politik semata.8 Seperti yang tertera pada judul di atas, artikel singkat ini akan membahas isu-isu yang beredar di kalangan media dan masyarakat yang semuanya dialamatkan kepada PKS. Seringkali isu tersebut kita dengar dan seakan-akan sudah menjadi mitos tersendiri. Mulai dari suka membid‟ahkan harakah lain, PKS kepanjangan tangan HTI di parlemen, PKS anti Pancasila, PKS abaikan penerapan Syariat Islam, Kader PKS hanya mau kawin sesama Anggota, Isu Mahar politik, hingga perihal Faksi keadilan-Faksi Sejahtera. Yang pertama, Suka membid‟ahkan pihak lain. Bagi orang yang pergaulannya atau relasinya terbatas, dan bukan tipe-tipe suka membaca buku-buku tentang PKS. Otomatis dengan mudahnya akan terpengaruh asumsi-asumsi yang belum tentu terbukti kebenarannya. Sesuatu hal yang diulang-ulang, seakan-akan kenyataan meski buktinya belum tentu ada 3
Rofiudin, “Presiden PKS Ziarah dan Tahlil di Makam Sunan ” Tempo.co 3 April 2013 diakses pada pk 21.30 wib. 4 Rofiudin, “Presiden PKS Tahlilan di Makam Sunan Kalijaga” Tempo.co 3 April 2013 diakses pada pk 21.50 wib 5 Muhammad Qodari, “Mencari Wajah Baru PKS” Jawapos 2 Februari 2008 6 Untuk mengetahui pandangan PKS tentang Tahlilan, lihat Dewan Syariah Pusat PK Sejahtera, Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera (Bandung: Harakatuna Publishing, 2006) 7 Tentang definisi, siapa pelopor partai terbuka, mengapa PKS menjadi partai terbuka dan Seperti apa Implementasi dari konsep “Partai Terbuka” ala PKS. Lihat: Fadh Ahmad Arifan, PKS Sebagai Partai Terbuka: Studi Pandangan Elit PKS di Kota Malang, tesis tidak diterbitkan (Pascasarjana UIN Maliki, 2013). 8 Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Adnan Anwar meminta supaya warga NU berhati-hati kepada manuver politik simbolik seperti yang dilakukan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Adnan melihat politikus PKS itu melakukan amalan warga NU, tujuannya hanya meraih simpati dan mendulang suara di saat citra PKS rusak. Karena partai yang mengaku islami tersebut dilanda skandal korupsi yang melibatkan presiden partainya. Baca Abdullah Alawi, “Warga NU diminta Hati-Hati manuver Politik PKS” NU Online, edisi Rabu 3 April 2013
itulah yang dinamakan mitos. Terkait PKS gemar membid‟ahkan pihak lain, menurut pengalaman pribadi penulis, asumsi itu bagaikan pepesan kosong alias Hoax. Penulis berikan contoh dua pengalaman ketika berinteraksi dengan orang PKS. Suatu hari, ada ustadz PKS berkhutbah di masjid yang dikelola Muhammadiyah. Biasanya, prolog khutbah di masjid itu “kullu bid’atin dholalah” namun, sang ustadz tidak mengikuti pakem khutbah di masjid tersebut. Seingat penulis, beliau khutbah mengenai cobaan-cobaan dalam dakwah dengan mengambil kasus pengalaman pahit buya Hamka, dimana buya pernah dituduh makar dan dijebloskan ke penjara ketika zaman Orde lama. Pengalaman yang lainnya adalah ketika mengerjakan tesis, penulis mendapati sebuah keluarga PKS yang berkultur salafy. Dimana sang anak dipondokkan ke Pesantren salafy di Klaten. Sang suami kesehariannya sholat di masjid NU dekat rumahnya. Tidak pernah pilih-pilih masjid Salafy ataukah Muhammadiyah. Sedangkan sang istri mengadakan majelis taklim di kampung. Uniknya, beliau sering mengundang tokoh Fatayat untuk mengisi pengajian di taklim yang ia adakan. Keluarga PKS berkultur salafy ini mengaku di rumahnya tidak pernah mengadakan tahlilan. Kalau khataman dan sebagainya masih ditoleransi. Point penting yang ingin penulis garis bawahi, meski tidak ikut tahlilan. Ibu beserta sang suami tidak pernah mencela bahkan membid‟ah bid‟ahkan. Itulah dua pengalaman penulis. Janganlah setiap seseorang itu karena berjenggot, celana cingkrang, jilbab panjang lantas dipukul rata bahwa itu orang PKS. Tidak semudah itu... perlu penelusuran lebih mendalam, jika ingin mengetahui corak/paham keagamaan seseorang. Sekali lagi, mayarakat yang awam perlu obyektif dalam menilai PKS. Kedua, PKS kepanjangan tangan HTI di parlemen. Asumsi semacam ini beranak pinak karena mitos PKS dan HTI sama saja isinya. Tidak jarang dua harakah ini sering dicap wahabi. Padahal Wahabi mengharamkan adanya partai di negara asalnya. PKS dan HTI sebetulnya gerakan dakwah yang lahir dari gerakan dakwah kampus. Aktivis HTI pernah bersatu bersama jamaah Tarbiyah dalam wadah Lembaga dakwah kampus (LDK). Tapi pada suatu ketika mereka berjalan sendiri-sendiri (pisah) karena masing-masing memiliki buku pegangan dakwah dan strategi penerapan Syariah Islam.9 PKS pada dasarnya adalah sayap politik Jamaah Tarbiyah, bukan kepanjangan tangan HTI. 10 Meski HTI alergi demokrasi, jika kepentingan umat terancam. Misal dalam RUU Keormasan, HTI bersama ormas-ormas lainnya silaturahmi dan ”menitipkan” aspirasinya kepada PKS. 11 Buktinya hingga kini, hanya
9
PKS dan HTI sama-sama memperjuangkan tegaknya Khilafah, namun Khilafah tidak menjadi agenda inti PKS. PKS menawarkan gagasan Piagam Madinah sebagai alternatif untuk konteks Indonesia. Lihat Imdadun Rakhmat, Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, (Yogyakarta: LKIS, 2008), hal. 58; Lili Romly, Islam Yes Partai Islam Yes, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 237-242. 10 Tentang kaitan Jamaah Tarbiyah dengan PKS, baca Yon machmudi, Islamizing Indonesia: The Rise Of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS), (ANU E Press, 2011); Usamah Hisyam dkk, Sepanjang Jalan Dakwah Tifatul Sembiring (Dharmapena, 2012), hal 35-46 dan 67-73 11 Tentang Penolakan HTI terhadap RUU Ormas. Baca: Buletin al-Islam, “RUU Ormas: Pintu kembalinya Rezim Represif ala Orba” Edisi 650. 29 Maret 2013.
tinggal PKS yang enggan menyetujui draft RUU Ormas. 12 Konsekuensinya, PKS dituduh anti pancasila. Mitos ketiga, PKS dituduh anti Pancasila. Ini tuduhan dangkal dan perlu diluruskan. Jika flash back ke era Orde baru, semasa PKS belum ada dan bergerak sebagai Jamaah Tarbiyah. Jamaah Tarbiyah, sebagai under-bow PKS, sangat „menolak‟ Pancasila bukan karena thoghut akan tetapi dikarenakan masalah tafsir tunggal soal Pancasila, karena pada saat itu Pancasila didominasi kelompok tertentu. Perlu diketahui, hasil Munas II di Ritz Charlton tahun 2010 menegaskan bahwa PKS akan semakin menghargai wacana kebangsaan dalam bingkai negara Indonesia yang berasas Pancasila. Menurut Mustafa kamal, meski PKS tetap berasas Islam, partai bulan sabit kembar ini tidak akan mengotak-atik Pancasila sebagai dasar negara. Justru menjadikan Pancasila sebagai ukuran kemajuan bangsa Indonesia. 13 Bukan hanya Pancasila saja, UUD dan NKRI pun sudah diakui PKS. Lebih adil kalau pihak yang menuduh itu melihat AD/ART dari PKS. Dalam anggaran dasar PKS pasal 5 disebutkan tujuan didirikannya partai yaitu terwujudnya cita-cita nasional sebagaimana yang dimaksud dalam UUD 1945 dan terwujudnya masyarakat Madani yang diridhoi Allah dalam NKRI. 14 Mitos keempat yang tak kalah kontroversialnya adalah PKS abaikan penerapan Syariat Islam. Asumsi semacam ini muncul ketika PKS memutuskan menjadi partai terbuka pada Mukernas 2008 di Bali dan pada Munas II di Jakarta. Logikanya, bagaimana mungkin partai yang berasas Islam, digerakkan ustadz-ustadz muda dan tiap minggunya menyelenggarakan taklim bagi kader-kadernya mengabaikan misi mulia tersebut. Realitanya, PKS masih tetap memperjuangkan hal itu, dalam arti memasukkan nilai-nilai universal Islam ke dalam negara dan memperbaiki konten isi Undang-undangnya. 15 Untuk mewujudkan penerapan syariat Islam dalam bingkai negara, PKS mengacu pada 4 orbit dakwah dari mihwar Tanzimi sampai dengan mihwar Daulah. 16 Mitos kelima ialah orang PKS hanya mau kawin sesama Anggota. Tidak semua orang PKS melakukan model perkawinan seperti itu. Memang tidak dipungkiri ada ikhwan/akhwat yang mendapat jodohnya karena dikenalkan Murobbi dan kawan sesama liqo‟ melalui ta‟aruf. Di internal PKS terdapat jenjang keanggotaan, kader pendukung, kader inti, ahli, purna dan seterusnya.17 Hasil penelitian tentang Praktek Ka‟fa‟ah di kalangan kader PKS ditemukan bahwa, Di kalangan kader Inti, ada kecenderungan mencari jodoh sefikroh dan separtai, dengan alasan melanjutkan risalah dakwah dan tujuan pembinaan Islam. Sedangkan dikalangan kader pendukung, tidak harus kader aktif, yang penting tidak menghalangi 12
Lihat Zulhidayat Siregar, “PKB: Hanya PKS yang tidak Sepakat Azas Pancasila dan UUD 1945 ”, rmol.co Kamis, 28 Maret 2013 13 Irvan Ali Fauzi, “Akhirnya, PKS Terima Pancasila sebagai Dasar Negara”, Inilah.com 16 Juni 2010 14 Anggaran dasar PKS, hal 590. Dalam buku MPP PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani , (MPP PKS, 2008). 15 Wawancara dengan Ahmadi (15 agustus 2012) dalam Fadh Ahmad Arifan, PKS Sebagai Partai Terbuka: Studi Pandangan Elit PKS di Kota Malang, tesis tidak diterbitkan (Pascasarjana UIN Maliki, 2013). Bandingkan dengan Nashir Fahmi, Menegakkan Syariat Islam ala PKS, (Solo: Era Intermedia, 2006) 16 MPP PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani , Op.Cit, hal 50-56 17 Djony Edward, Efek Bola Salju PKS, (Bandung: Harakatuna, 2006), hal. 19
aktivitas Liqo atau dakwah. Posisi Murobbi didalam PKS hanya sebagai perantara, dia bukanlah satu-satunya orang yang menentukan calon pasangan bagi si kader .18 Sekarang kita melangkah ke isu yang sensitif, yakni Mahar politik. Isu ini mencuat ketika jelang Pilpres 2004, yang mana di Majelis syuro PKS sedang mengambil keputusan apakah mendukung Amien Rais, Wiranto ataukah Hamzah Haz. Konon, meski Amien Rais terpilih secara aklamasi, dalam perjalanannya dukungan PKS tidaklah solid. Salah satu penyebabnya ada segelintir elit yang mendapat kucuran 21 Milyar dari kubu Wiranto. 19 Persoalan Mahar bukan sekali ini saja terjadi, dalam pilkada pun masih muncul lagi. Ada yang sudah jadi rahasia umum20 dan ada juga yang cuma akal-akalan media saja. 21 Isu Mahar politik ini adakalanya membuat citra bersih PKS mulai memudar dimata simpatisan. Apakah memudarnya citra bersih, membuat partai ini bertransformasi menjadi Partai terbuka sebagai modal mengarungi pemilu 2009 dan 2014? Terakhir kita bahas faksi-faksi di tubuh PKS. Faksionalisasi di sebuah partai merupakan hal yang tak bisa dihindari, apalagi jika tubuh partai semakin membesar dan tidak homogen lagi. PKS misalnya, sejumlah media kerap menyebutkan ada dua faksi di tubuh PKS: Faksi Keadilan dan Faksi Sejahtera. Istilah ini paling populer dibanding istilah-istilah yang sudah teruji secara ilmiah. Seperti Kubu harakah (ideologis) dan kubu Hizb (pragmatis),22 kubu idealis dan realis,23 Kubu religious movement oriented dan kubu political party oriented. 24
18
Lihat Sri Hidayati, The Practice of Kafa’ah in the View of PKS Cadres, (UIN Malang, 2007); bandingkan dengan penelitian Habib Nanang, Perjodohan di Kalangan Aktivis Halaqoh Tarbiyah di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul (UIN Jogjakarta, 2007), hal 66-67. Dalam skripsinya, Habib menemukan adanya larangan mencari jodoh diluar jamaah tarbiyah yang sifatnya “anjuran” bukan “haram” atau tidak sah menikahi orang diluar jamaah. Sekali lagi, kita perlu kroscek lagi kepada pengurus PKS di Piyungan tentang hasil penelitian ini. 19 Yusuf Supendi, Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS (Mushaf, 2012), hal 5-6, 25-26 dan 122; Budi Setyarso, “Kereta Terakhir Mr. Whisky” Majalah Tempo edisi Khusus th 2006, hal 148-149. 20 Misalnya ketika PKS mengusung Adang darajatun dalam pilgub Jakarta berhadapan dengan Fauzi Bowo. agar mendapat dukungan solid dari PKS, Adang mengucurkan 40 miliar. Majalah Tempo, “Partai Keadilan Terbelah” edisi 5 April 2011; Antony bubalo, PKS dan Kembarannya (Komunitas bambu, 2012), hal 59. 21 Ketika Pilgub DKI putaran kedua, Salah satu alasan PKS enggan mendukung jokowi karena permintaan mahar 3 jabatan kepala dinas tak dituruti tim susksesnya Jokowi. Jabatan yang diminta PKS adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kepala Dinas Pendidikan. Jabatan tersebut, kata sebuah sumber, akan diisi kader-kader PKS yang kini bersatus pegawai negeri sipil (PNS). Namun ketika hal itu dikonfirmasi ke PKS, Humas DPP PKS Hartono membantahnya. Dia bilang tidak ada permintaan jatah seperti itu karena pertemuan antara petinggi PKS dengan Jokowi sama sekali tidak membahas masalah dukungmendukung. Sumber: wartakotalive.com “PKS Minta Jatah Kadis ke Jokowi” Rabu, 8 Agustus 2012 22 Dipopulerkan oleh Burhanuddin muhtadi, Dilema PKS: antara Suara dan Syariah (Jakarta: KPG, 2012) 23 Lihat disertasi Ahmad norma permata, Islamist party and Democratic participation (PKS) in Indonesia 19982006 (Jerman: Munster University, 2008) 24 Menurut Arief, faksionalisasi ini muncul karena ada perbedaan cara pandang di antara kader PKS dalam melihat mana tujuan partai yang seharusnya diutamakan. Cukup rumit untuk menggolongkan mana kader PKS yang masuk faksi religious movement oriented dan mana yang masuk faksi political party oriented . Lihat Arief Munanadar, Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 20 04 (Depok: PPs Universitas Indonesia, 2011)
Sejak kapan PKS terbelah? Menurut Yusuf supendi, 25 berawal dari perseteruan pemilihan presiden (pilpres) 2004. Menurutnya, saat itu ada kubu Kalimalang, di mana Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin mendukung Wiranto yang menjadi calon presiden (capres) Partai Golkar. Kemudian, muncul kubu Mampang (kantor DPP PKS) di bawah Hidayat Nur Wahid mendukung Amien Rais, yang menjadi capres PAN. " Mulai perseteruannya di situ. Kemudian pada 2005 munculah faksi keadilan dan sejahtera," ungkapnya. 26 Walaupun di tubuh PKS terdapat faksi-faksi, akan tetapi mereka tidak sampai terpecah belah dan saling membongkar aib seperti di partai Demokrat.27 Ini disebabkan manajemen konflik dan kematangan berpolitik di PKS. Seperti yang dijelaskan Anis matta, Jika PKS diibaratkan kereta api, begitu lokomotifnya ke arah satu tujuan, gerbongnya ikut. Meski didalamnya ada dinamika, itu tidak akan mengganggu jalannya kereta api. 28 Pasca terpilihnya Anis matta, masalah faksi-faksi di PKS sudah tidak terdengar lagi. Jika ditarik kesimpulan, dari beberapa isu dan tuduhan yang beredar di publik yang seakan-akan menjadi mitos tersendiri; ada yang tidak benar dan sisanya sukar dibantah. Seperti suka membid‟ahkan organisasi lain, PKS kepanjangan tangan HTI di parlemen, PKS anti Pancasila, PKS abaikan penerapan Syariat Islam serta kader PKS hanya mau kawin sesama anggota. Isu-isu seperti ini tidak benar, seringkali dipakai senjata oleh pihik-pihak tertentu jelang pemilu mauun pilkada. Sedangkan mengenai persoalan Mahar politik dan adanya Faksi keadilan-Faksi Sejahtera, ini merupakan fakta yang sukar dibantah, meski di satu sisi elit PKS berkali-kali membantah ketika dikonfirmasi adanya dua isu sensitif ini. Wallahu’allam bishowwab.
25
Di dalam Replik gugatannya yang telah diterbitkan, Yusuf supendi mengatakan bergulirnya kubu mampang dan kalimalang sudah ada sejak 2003 yaitu ketika penentuan Caleg 2004-2009. Lihat buku Yusuf Supendi , Op,Cit. hal. 96. Menggugat Elit 26 www.beritasatu.com “Perang dingin antar kader PKS bakal Terus Terjadi” Minggu 3 Februari 2013 27 Persamaan dan perbedaan Demokrat dan PKS ketika tersandung kasus: Persamaannya, pucuk pimpinan partainya sama-sama merasa jadi korban rekayasa atau konspirasi politik. Perbedaannya, Politisi Demokrat saling mengorbankan satu sama lain, sedangkan politisi PKS tidak menyangkut pautkan dan bongkar aib pihak lain. 28 Mata Najwa “Metamorfosa PKS part 5”, format flv (diunduh dari youtube tgl 28 Juni 2010)