Studi observasi
1. Kegunaan Observasi Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila diarahkan secara khusus untuk menjawab sebuah pertanyaan riset, direncanakan dan dijalankan secara sistematis, menggunakan kendali-kendali yang sesuai, dan menyediakan catatan yang sah serta dapat diandalkan mengenai apa yang terjadi. Keanekaragaman manfaat dari observasi membuatnya menjadi metode sumber utama yang penting dan merupakan pelengkap untuk metode-metode lain. Banyak akademisi
mempunyai
pandangan
yang
terbatas
terhadap
observasi,
menganggapnya sebagai sebuah teknik pengumpulan data yang tak berarti. Hal ini mengabaikan potensi observasi bagi proses pengambilan keputusan bisnis dan menyangkal posisi historisnya sebagai sebuah perangkat kreatif untuk memperoleh data primer. Dalam Bab 6, dikatakan bahwa desain riset yang diklasifikasikan berdasarkan pendekatan (yakni melalui observasi atau kita dapat melakukan komunikasi). Peraga 9-2 (yang dihimpun ke dalam gambar selanjutnya) menunjukkan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan yang tepat. Selain mengumpulkan data secara visual, observasi melibatkan aktivitas mendengar, membaca membaui dan menyentuh. Observasi melibatkan rentang penuh dari kegiatan pemantauan aktivitas dan kondisi perilaku (behavioral) maupun bukan perilaku (nonbehavioral). 1.1 Observasi Bukan Perilaku (Nonbehavioral) Satu bentuk umum dari observasi adalah analisis rekaman. Hal ini bias melibatkan rekaman masa lalu dan masa kini dan rekaman umum maupun pribadi. Rekaman tersebut dapat berupa tulisan, cetakan, rekaman suara, foto, maupun video. Data statistic masa lalu sering kali merupakan satu-satunya seumber yang digunakan dalam suatu studi. Analisis catatan keuangan masa kini dan data ekonomi juga menjadi sumber data untuk berbagai studi. Contoh lain dari jenis observasi ini adalah analisis isi (content analysis, yang dijelskan dalam Bab 16) dari iklan yang kompetitif dan analisis catatan personalia. Analisis kondisi fisik dicontohkan dengan audit took terhadap ketersediaan barang dagang, studi atas kepatuhan prosedur keamanan pabrik, analisis kondisi persediaan, analisis laporan keuangan. Analisis proses atau aktivitas melibatkan
1
Studi observasi
studi waktu/pergerakan dari proses produksi dan analisis alur lalu lintas dalam sistem distribusi, alur dokumen di sebuah kantor, serta alur keuangan dalam sistem perbankan. 1.2 Observasi Perilaku Suatu observasi terhadap orang-orang dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama. Perilaku nonverbal adalah yang paling peting di antara kategori tersebut dan melibatkan gerakan tubuh, ekspresi motoric, dan bahkan pertukaran pandangan mata. Secra lebih abstrak, kita dapat mengkaji gerakan tubuh sebagai sebuah indicator ketertarikan atau kebosanan , kemarahan, atau kesenangan dalam sebuah lingkungan tertentu. Ekspresi motoric seperti gerakan wajah dapat diobservasi sebagai sebuah pertanda keadaan emosional. Frekuensi kedipan mata dikaji sebagai indicator ketertarikan terhadap pesan iklan. Dan pertukaran pandangan merupakan bahan studi perilaku antarpersonal. Perilaku lingistik merupakan bentuk kedua dari observasi perilaku yang seringkali digunakan. Satu jenis sederhana yang dikenal oleh banyak mahasiswa adalah perhitungan jumlah “ah” atau suara mengganggu lain atau kata-kata yang sering diucapkan atau digunakan oleh seorang professor selama mengajar di kelas. Aplikasi yang lebih serius adalah studi isi presentasi penjualan atau studi tentang apa, bgaimana, dan berpa banyak informasi yang disampaikan dalam sebuah aituasi pelatihan. Bentuk ketiga dari perilaku linguistik melibatkan interaksi beberapa proses yang terjadi di antara dua orang atau dalam kelompok-kelompok kecil. R. Bales yang telah mengajukan satu system yang digunakan secara luas untuk mengelompokkan interaksi linguistic seperti itu. Perilaku ekstralinguistik terkadang merupakan perangkat komunikasi yang sama pentingnya dengan perilaku linguistic. Weick menyarankan adanya empat dimensi aktivitas ekstralinguistik, antara lain (1) vocal, (2) temporal, (3) interaksi, dan (4) gaya bahasa verbal. Dimensi-dimensi ini dapat menambah wawasan yang penting terhadap muatan linguistic di dalam interaksi di antara penyelia dan bawahan atau wiraniaga dan pelanggan. Hubungan antarmanusia (spatial relationship) melibatkan bagaimana seseorang terkait secara fisik pada orang-orang lain. Proxemics, salah satu bentuk studi ini, mempelajari bagaiman bagaimana orang-orang mengatur wilayah
2
Studi observasi
seputar mereka dan bagaimana mereka menjaga jarak kesopanan di antara mereka dan orang lain. Seringkali dalm sebuah studi, periet akan tertarik pada dua dari jenis informasi
di atas atau lebih dan akan memerlukan lebih dari seorang
pengobservasi.
Dalam
bentuk-bentuk
studi
perilaku,
penting
untuk
mempertimbangkan hubungan antara pengobservasi dan peserta.
2.
Evaluasi Metode Observasi Observasi merupakan satu-satunya metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi. Adapun 5 kelebihan dari metode observasi ini adalah sebagai berikut: 1)
Penggunaan metode observasi ini dapat membantu mengumpulkan data asli pada saat data tersebut muncul
2)
Tidak perlu bergantung pada laporan orang lain. Perlunya metode observasi ini karena responden yang akan diteliti biasanya membatasi informasi. Kemungkinan responden lupa dan terdapat banyak alasan mengapa responden mungkin tidak mau melaporkan secara penuh dan jujur. Adanya permasalahan itu, maka observasi dapat mengatasi banyak kekurangan dalam riset di lapangan.
3)
Dapat mengamankan informasi yang bagi sebagian besar dan mengabaikan informasi yang tidak lazim atau dipandang tidak relevan. Sebagai contoh: jika kita sedang mengobservasi aktivitas pembelian di sebuah toko, mungkin saja terdapat kondisi yang penting untuk studi riset yang hendak diperhatikan atau tidak dianggap penting oleh pembeli. Pertanyaan tersebut seperti: bagaimana cuacanya ? Hari apakah atau jam berapakah? Seberapa padatnya lalu lintas pelanggan? Sejauh mana tingkatan aktivitas promosi di toko-toko pesaing?
4)
Observasi sendiri mampu menangkap seluruh kejadian saat berlangsung dalam lingkungan alamiahnya.
5)
Peserta cenderung menerima gangguan dari observasi lebih mudah daripada mereka harus menanggapi pengajuan pertanyaan.
3
Studi observasi
Riset dengan metode observasi ini juga mempunyai beberapa keterbatasan adalah sebagai berikut: 1)
Pengobservasi biasanya harus berada di tempat ketika kejadian berlangsung, meskipun seringkali mustahil untuk memperkirakan dimana dan kapan terjadi. Salah satu cara untuk mejaga agar tidak melewatkan suatu kejadian adalah mengobservasi untuk periode yang panjang hingga kejadian tersebut berlangsung.
2)
Observasi ini mendatangkan kerugian karena observasi ini mempunyai proses yang lama dan mahal, serta membutuhkan tenaga pengobservasi atau perangkat pengamatan yang mahal.
3)
Hasil-hasil yang paling diandalkan mempunyai keterbatasan informasi, sehingga sulit untuk dipelajari.
4)
Lingkungan riset sepertinya lebih sesuai untuk penilaian subyektif dan perekaman data daripada pengendalian dan kuantifikasi kejadian. Ketika kendali dijalankan melalui intervensi aktif oleh periset, keterlibatan mereka akan mengancam keabsahan terhadap apa yang sedang dinilai. Meskipun ukuran sampel kecil, catatan observasi dapat berukuran sangat besar dan sulit dianalisis.
5)
Observasi terbatas ketika mempelajari masa lalu dan terbatas sebagai sebuah metode yang digunakan untuk mempelajari apa yang sedang terjadi saat ini di tempat yang berjauhan.
3.
Hubungan Pengobservasi-Peserta Hubungan antara pengobservasi dengan peserta bisa dipandang dari tiga
perspektif, yaitu sebagai berikut: 1) Apakah observasi tersebut bersifat langsung atau tidak langsung 2) Apakah kehadiran pengobservasi diketahui atau tidak oleh peserta 3) Peran apa yang dimainkan oleh pengobservasi
3.1 Sifat Langsung Observasi Observasi langsung terjadi ketika pengobservasi hadir secara fisik dan memonitor secara personal apa yang terjadi. Pendekatan ini sangat fleksibel
4
Studi observasi
karena memungkinkan pengobservasi untuk menanggapi dan melaporkan aspek yang tidak diketahui dari kejadian dan perilaku saat berlangsung. Kelemahan dari pendekatan ini adalah persepsi pengobservasi bisa menjadi kelebihan ketika kejadian berlangsung dengan cepat. Selanjutnya pengobservasi harus coba diulang oleh periset terkait apa yang tidak mampu didapat ketika merekam observasi yang diakibatkan karena kondisi ketika pengobservasi menjadi lelah, bosan, serta adanya kejadian-kejadian yang mengganggu konsentrasi sampai menurunkan akurasi dan kelengkapan observasi. Contoh: Pedagang yang meneliti produk jualannya yaitu singkong rebus dan singkong keju secara langsung di waktu yang sama untuk mengetahui produk yang mana pertama kali habis terjual. Observasi tidak langsung terjadi ketika perekam dilakukan dengan perangkat mekanis, fotografi, atau elektronik. Sebagai contoh, sebuah kamera khusus yang mengambil satu gambar setiap detik bisa dipasang di salah satu bagian toko besar untuk mengamati gerakan pelanggan dan pekerja. Observasi tidak langsung kurang fleksibel dibandingkan observasi langsung tetapi mengurangi terjadinya pembiasan dan dapat juga mengurangi ketidakkonsistenan akurasi. Manfaat lain dari observasi tidak langsung adalah bahwa rekaman permanen dapat dianalisis ulang untuk menyertakan beberapa aspek lain dari sebuah kejadian. Perangkat rekam elektronik, yang berkembang kualitasnya dan menurun harganya, semakin sering digunakan dalam riset observasi. 3.2 Penyembunyian Ketika pengobservasi diketahui, terdapat risiko adanya aktivitas yang tidak lazim yang dilakukan oleh peserta. Awal masuknya seorang pengobservasi ke dalam sebuah situasi seringkali mengganggu pola aktivitas peserta, tetapi pengaruh ini biasanya menghilang dengan cepat, terutama ketika peserta sibuk dalam sebuah aktivitas yang menyibukkan atau kehadiran pengobservasi tidak memberikan potensi ancaman terhadap kepentingan partisipan. Pengobservasi menggunakan penyembunyian untuk melindungi diri dari objek observasi mereka. Bentuk penyembunyian meliputi penggunaan alat teknis seperti cermin satu arah, kamera tersembunyi, atau mikrofon. Metode tersebut mengurangi risiko bias pengobservasi tetapi mendatangkan masalah etika. Observasi tersembunyi adalah salah satu bentuk pengintaian. Sebuah modifikasi
5
Studi observasi
pendekatan yang dilakukan yaitu dengan penyembunyian sebagian kehadiran pengobservasi tidak tersembunyi, tetapi tujuan observasi dan peserta yang dipantau disembunyikan. 3.3 Partisipasi 3.3.1 Observasi Berperanserta (participant observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Disini, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Misalnya, bila seorang peneliti ingin mempelajari dinamika kelompok dalam organisasi kerja, maka ia mungkin bergabung dengan organisasi sebagai seorang karyawan dan mengobservasi dinamika dalam kelompok sambil menjadi bagian dari organisasi kerja dan kelompok kerja. Dengan berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. Kebanyakan penelitian antropologi dilakukan dengan cara tersebut, dimana peneliti menjadi bagian dari kebudayaan asing yang ingin mereka pelajari secara mendalam. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Observasi yang Pasif Observasi yang Moderat
Observasi Partisipatif
Observasi yang Aktif Observasi yang Lengkap
6
Studi observasi
Susan Stainback (1998) menyatakan dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Seperti telah dikemukakan bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partispasi moderat, partisipasi aktif dan partisipasi lengkap. (1)
Partisipasi pasif: Dalam hal ini peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
(2)
Partisipasi moderat: Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
(3)
Partisipasi aktif: Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
(4)
Partisipasi lengkap: Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktifitas kehidupan yang diteliti.
3.3.2 Observasi Nonpartisipan (nonparticipant observation) Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari sistem organisasi. Misalnya, peneliti bisa duduk disudut sebuah kantor, mengamati, dan mencatat bagaimana manajer, selama periode beberapa hari, akan memungkinkan peneliti untuk membuat sejumlah generalisasi tentang bagaimana para manajer biasanya menghabiskan waktu mereka. Dengan sekedar
mengobservasi
kegiatan,
mencatatnya
secara
sistematis,
dan
menabulasikannya, peneliti bisa menghasilkan sejumlah temuan. Tetapi, hal tersebut mensyaratkan peneliti harus secara fisik hadir ditempat kerja untuk periode waktu yang panjang dan membuat studi observasional memakan waktu.
7
Studi observasi
Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilainilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
4. Menjalankan Sebuah Studi Observasi 4.1 Jenis Studi 4.1.1 Studi Observasional Terstruktur (structured observational studies) Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Bila pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan sebelumnya untuk dipelajari, hal tersebut merupakan studi observasional terstruktur. Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Biasanya, hal semacam itu yang berkaitan dengan ciri-ciri yang diminati, misalnya durasi dan frekuensi peristiwa, serta aktivitas tertentu yang mendahului dan mengikutinya, dicatat. Kondisi lingkungan dan perubahan dalam situasi juga dicatat. Jika dianggap relevan. Perilaku responden yang relevan dengan tugas, emosi yang mereka rasakan, komunikasi verbal dan nonverbal, dan sebagainya, dicatat. Contohnya, peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. Observasi yang dicatat pada lembar kerja (worksheet) atau catatan lapangan kemudian dianalisis secara sistematis, dengan kesimpulan pribadi yang minimal dari investigator. Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
4.1.2 Studi Observasional Tidak Terstruktur (unstructured observational studies) Pada awal sebuah studi, adalah mungkin bahwa pengamat tidak memiliki ide yang jelas mengenai aspek tertentu yang memerlukan fokus. Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat menjadi bagian rencana dalam banyak
8
Studi observasi
studi kualitatif (qualitative study). Dalam hal itu, pengamat akan mencatat secara praktis semua yang diobservasi. Studi semacam itu merupakan studi observasional tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baju, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Misalnya, dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai tanda penelitian kualitatif. Invetigator dapat menyusun sekumpulan hipotesis sementara yang berlaku sebagai panduan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana individu akan mengobservasi. Setelah informasi yang diperlukan diobservasidan dicatat selama suatu periode waktu, polanya bisa ditelusuri, dan penemuan induktif kemudian dapat membuka jalan untuk pengembangan teori selanjutnya dan pengujian hipotesis. Seorang penulis membagi studi observasi berdasarkan tingkatan struktur dalam setting lingkungan dan banyaknya struktur yang dimasukkan kedalam lingkungan oleh periset, seperti digambarkan pada tabel. klasifikasi studi obervasi. Periset yang memimpin jenis studi kelas 1 yang benar-benar tak terstruktur akan berada dalam setting lingkungan atau lapangan yang alami, dan akan berusaha keras beradaptasi dengan budaya. Contohnya adalah studi etnografi dimana periet, sebagai
seorang
pengobservasi-peserta,
menjadi
bagian
budaya
dan
menggambarkan secara rinci segala sesuatu yang berada di sekitar kejadian atau aktivitas yang diamati. Untuk tujuan-tujuan lain, periset bisnis dapat menggunakan jenis studi ini dalam pembentukan hipotesis.
9
Studi observasi
Tabel. Klasifikasi Studi Obervasi. Kelas Riset Benar-benar tak terstruktur Tak terstruktur Terstruktur
Lingkungan Setting alami
Tujuan Membuat hipotesis
Benar-benar terstruktur
Laboratorium Menguji hipotesis
Laboratorium Setting alami
Alat Riset
Daftar periksa observasi Daftar periksa observasi
Studi kelas 4 – riset yang benar-benar terstruktur – berada di ujung yang berlawanan dengan investigasi lapangan yang benar-benar tak terstruktur. Tujuan riset dari jenis studi kelas 4 adalah menguji hipotesis, oleh karena itu, sebuah rencana yang matang untuk pengobservasi perilaku spesifik yang tengah berjalan, telah terlebih dahulu diketahui. Hal ini membutuhkan sebuah alat pengukur disebut daftar periksa observasi yang menyerupai sebuah daftar pertanyaan. Tabel. Diagram alur untuk desain daftar periksa observasi menunjukkan antara desain survey dan pembuatan daftar periksa. Daftar periksa harus memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dalam mendefinisikan perilaku atau tindakan yang relevan dan memiliki kategori-kategori yang bertolak belakang dan ekslusif satu sama lain. Pemberian kode seringkali tertutup, dengan demikian menyederhanakan analisis data. Kelompok-kelompok peserta yang diamati harus sebanding dan dalam kondisi laboratorium yang serupa. Contoh klasik dari studi kelas 4 adalah investigasi Bales terhadap interaksi kelompok. Banyak studi mengenai pembentukan tim pembuatan keputusan, dan pusat penilaian mengikuti pola struktural ini.
10
Studi observasi
Tabel. Diagram Alur untuk Desain Daftar Periksa Observasi
Dua kelas menengah studi observasi menekankan karakteristik terbaik dari periset-kendali yang ditentukan maupun lingkungan ilmiah. Dalam kelas 2, periset menggunakan fasilitas sebuah laboratorium – perekaman video, cermin dua-arah, peralatan, perlengkapan panggung untuk memasukkan lebih banyak kendali terhadap lingkungan sekaligus mengurangi waktu yang diperlukan untuk observasi. Sebaliknya, studi kelas 3 memanfaatkan instrument observasi terstruktur dalam lingkungan alamiah.
4.2 Spesifikasi Isi Kondisi, kejadian atau aktivitas spesifik yang ingin kita amati menentukan sistem pelaporan observasi (dan berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaaan pengukuran). Untuk merinci isi observasi, harus memasukkan baik variabel utama yang kita amati maupun variabel lain yang mungkin mempengaruhinya. Dari pengkategorian ini, selanjutnya kita memilih item-item yang kita rencanakan untuk diobservasi. Untuk setiap variabel yang dipilih, kita harus memberikan sebuah definisi operasional jika terdapat pertanyaan tentang ambiguitas konsep
11
Studi observasi
atau makna khusus. Meskipun konsep tersebut merupakan konsep umum, kita harus yakin bahwa seluruh pengobservasi setuju terhadap istilah-istilah pengukuran yang akan digunakan untuk mencatat. Sebagai contoh, kita mungkin setuju bahwa variabel W akan dilaporkan sebagai hitungan, anatar variabel Y akan dihitung dan keefektifan penggunaannya diperhitungkan secara kualitatif. Observasi bisa jadi berada pada tingkat fakta maupun dugaan. Tabel. isi observasi: Fakta melawan dugaan memperlihatkan bagaimana kita dapat memisahkan komponen fakta dan dugaan wiraniaga. Tabel tersebut hanya sebagai gambaran. Tabel tersebut tidak menyertakan berapa variabel lain yang mungkin menjadi bahan yang ingin distudi, seperti data sejarah, pembelian pelanggan; kondisi ekonomi perusahaan, industri dan secara umum; urutan bagaimana argument sales dibawakan; dan kata-kata spesifik yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik produk tertentu. Isi observasi tertentu juga akan dipengaruhi oleh sifat setting observasi.
Tabel. Isi Observasi: Fakta Melawan Dugaan Fakta Pendahuluan/identifikasi wiraniaga dan pelanggan Waktu dan hari dalam minggu
Dugaan Kredibilitas wiraniaga. Status pelanggan yang diakui Kenyamanan pelanggan. Sambutan dari pelanggan Produk yang ditampilkan Minat pelanggan terhadap produk Nilai jual yang ditampilkan per produk Penerimaan pelanggan terhadap nilai jual per produk Jumlah keberatan pelanggan yang Perhatian pelanggan terhadap fitur dan muncul per produk manfaat Argumen wiraniaga terhadap Keefektifan usaha wiraniaga keberatan menjawab keberatan Usaha wiraniaga mengambil kembali Keefektifan usaha wiraniaga kendali memegang kendali konsekuensi pelanggan yang menyukai interaksi Panjang wawancara Tingkat antusiasme pelanggan/wiraniaga terhadap wawancara Faktor lingkungan yang mengganggu Tingkat gangguan bagi pelanggan wawancara Keputusan pelanggan untuk membeli Evaluasi umum keterampilan presentasi wiraniaga
12
Studi observasi
4.3 Pelatihan Pengobservasi Terdapat beberapa panduan umum untuk kualifikasi dan seleksi pengobservasi: (1) Konsentrasi : Kemampuan bekerja di tempat yang penuh gangguan (2) Berpikiran rinci : Kemampuan mengingat rincian sebuah pengalaman. (3) Unob trusive : Kemampuan berbaur dengan lingkungan dan tidak menyolok. (4) Tingkat pengalaman : Kemampuan mengambil sebaik mungkin dari studi observasi. Pengobservasi harus benar-benar memiliki keahlian yang dibutuhkan di suatu studi tertentu. Masing-masing pengobservasi harus diberitahu hasil-hasil yang dicari dan unsur-unsur muatan yang tepat yang dikaji. Uji coba pengobservasi menggunakan peralatan dan video sampel harus dilakukan hingga tingkat kehandalan yang tinggi muncul dalam observasi mereka. Apabila terdapat perbedaan interpretasi di antara pengobservasi, maka harus dipertemukan.
4.4 Pengumpulan Data Rencana pengumpulan data menentukan rincian tugas. Pada dasarnya hal itu menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, bagaimana, dan di mana. Siapa ? Syarat-syarat apakah yang membuat peserta layak diobservasi? Siapakah yang bertanggung jawab atas berbagai aspek studi? Sipa yang bertanggung jawab etis terhadap peserta?
Apa? Saat observasi harus ditetapkan sebagai unsur pengambilan sampel dan satuansatuan analisis. Dalam pengambilan kejadian, catatan periset memilih perilaku yang menjawab pertanyaan investigasi. Dalam pengambilan sampel waktu, periset harus memilih di antara sampel titik-waktu, pengukuran waktu sebenarnya secara kontinu, atau sampel interval-waktu. Dimensi penting yang lain didefinisikan sebagai tindakan. Tindakan merupakan satuan dasar observasi. Beberapa hal berikut dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan untuk studi observasi:
(1) Pemikiran tunggal yang diekspresikan. (2) Pergerakan fisik. (3) Ekspresi wajah. (4) Keterampilan motorik. Kapan?
13
Studi observasi
Apakah waktu studi merupakan hal penting, atau dapatkah dilakukan di sembarang waktu? Dalam sebuah studi kondisi kehabisan stok di sebuah supermarket, waktu pasti observasi mungkin penting. Persediaan dikirim ke toko hanya pada hari-hari tertentu, dan puncak pembelian terjadi di hari-hari lain. Kemungkinan sebuah produk yang diamati kehabisan stok merupakan fungsi dari kedua aktivitas tersebut yang terkait dengan waktu. Bagaimana? Akankah data diamati secara langsung? Jika terdapat dua atau lebih pengobservasi, bagaimana mereka akan berbagi tugas? Bagaimana hasil-hasil akan dicatat untuk analisis selanjutnya? Bagaimana pengobservasi akan menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi-ketika tindakan yang diharapkan tidak terjadi atau ketika seseorang menantang pengobservasi di lokasi? Di mana? Dalam sebuah batasan ruang, di manakah terjadi tindakan? Lokasi observasi, seperti observasi pendekatan penjualan (sales approach observatiori) dalam jaringan toko penjual eceran, dapat berpengaruh besar terhadap tindakan yang dicatat. Pengobservasi menghadapi variasi kondisi yang tak terbatas. Untungnya, sebagian besar masalah tidak terjadi secara bersamaan. Apabila perencanaan dilakukan dengan lengkap dan pengobservasi terlatih dengan baik, riset observasi akan berjalan cukup sukses.
5. Ukuran pasti Hingga saat ini, pembahasan kita telah berfokus pada observasi langsung sebagai pendekatan tradisional untuk pengumpulan data. Seperti survei dan eksperimen, beberapa studi observasi-terutama obserpasi peserta-memerlukan pengobservasi hadir secara fisik dalam situasi riset. Hal ini memicu tanggapan reaktivitas (ractivity response), sebuah fenomena di mana peserta mengubah perilaku mereka dalam menanggapi keberadaan periset. Webb dan rekan-rekannya memberi sebuah wawasan tentang beberapa prosedur observasi yang sangat inovatif yang dapat diterapkan tanpa memancing reaksi maupun menarik perhatian. Disebut ukuran pasti, pendekatan ini mendorong bentuk-bentuk kreaktif dan imajinatif observasi tak langsung, pencarian arsip, dan variasi observasi sederhana serta terencana. Pada kasus tertentu terdapat langkah yang melibatkan observasi tak langsung berdasarkan penelusuran fisik yang menyertakan erosi (erosionukuran pengausan) dan akresi (accretion-ukuran pertambahan).
14
Studi observasi
Metode
penelusuran
fisik
memiliki
sebuah
alasan
yang
kuat
untuk
penggunaannya berdasarkan kemampuannya memberikan akses berbiaya rendah untuk mendapatkan data frekuensi, kehadiran, dan kejadian tanpa pengaruh dari metode-metode lain atau reaksi dari peserta. Metode tersebut merupakan perangkat “triangulasi” yang cemerlang untuk menguji-silang keabsahan. Sehingga metode ini bekerja dengan baik sebagai pelengkap metode lain. Pembuatan desain sebuah studi unobstrusive dapat menguji kreativitas periset, dan kita harus sangat berhatihati dengan kesimpulankesimpulan yang diambil dari temuan.
15
Studi observasi
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis, Volume 1. Jakarta: PT Media Global Edukasi.
16