ETIKA BISNIS DAN PROFESI
ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN
Kelompok 10:
Nurma Ayu Lestari 20150170..
Safira Widya Putriane 2015017022
Siti Nurjanah 2015017060
Erex Exstrada 2015017150
Bernadeta Astuti 2015017038
Pelecehan Seksual
Kaum perempuan, seperti telah dicatat sebelumnya merupakan korban dari salah satu bentuk diskriminasi yang terang-terangan dan koersif, mereka menghadapi kemungkinan pelecehan seksual. Meskipun kaum pria, dalam contoh-contoh tertentu, juga menjadi korban pelecehan seksual, namun sejauh ini kaum perempuan lah yang paling sering menjadi korban.
Kontak verbal atau fisik lain yang sifatnya seksual merupakan pelecehan seksual bila:
Sikap tunduk terhadap tindakan tersebut secara eksplisit ataupun implisit deikaitkan dengan situasi atau syarat-syarat kerja seseorang,
Sikap tunduk atau penolakan terhadap kegiatan tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berpengaruh pada individu yang bersangkutan,
Tindakan tersebut bertujuan mengganggu pelaksanaan pekerjaan seseorang atau menciptakan lingkungan kerja yang di warnai dengan kekhawatiran, sikap permusuhan, atau penghinaan.
Di Luar Ras dan Jenis Kelamin: Kelompok Lain
Age Discrimination dalam Employment Act tahun 1967 melarang diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan usia, sampai mereka berusia 65 tahun. Para penderita cacat sekarang juga dilindungi oleh Americans with Disabilities Act tahun 1990, yang melarang diskriminasi terhadap mereka dan mewajibkan perusahaan mengakomodasi para pegawai dan konsumen yang menderita cacat. Tidak ada hukum federal yang melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual, dan hanya beberapa negara bagian yang memiliki undang-undang yang melarang diskriminasi terhadap kaum gay dan transeksual.
Banyak perusahaan yang juga menerapkan kebijakan yang melarang perekrutan tenaga kerja yang kelebihan berat badan, kelompok individu yang oleh sebagian besar hukum negara tidak dilindungi. Saat ini, kelompok-kelompok tersebut masih sama rentannya dengan kaum perempuan, minoritas, dan para pegawai usia lanjut.
Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Keadilan kompensatif, mengimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang dirugikan secara sengaja. Selanjutnya, program tindakan afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu bentuk ganti rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan dan kelompok minoritas karena telah merugikan mereka dengan secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa lalu. Prinsip ini juga mewajibkan kompensasi diberikan kepada semua angota suatu kelompok yang didalamnya terdapat korban tindakan yang merugikan.
Tindakan Afirmatif Sebagai
Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Rangkaian argument kedua yang diajukan untuk mendukung program tindakan afirmatif didasarkan pada gagasan bahwa program-program tersenut secara moral merupakan instrument yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral juga sah.
Contohnya:
kumutilitarian mengklaim bahwa program tindakan afirmatif dibenarkan karena mendukung atau mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka menyatakan bahwa diskriminasi masa lalu menciptakan korelasi yang tinggi antara ras dan kemikinan. Ras merupakan indicator yang mura atas kebutuhan karena diskriminasi masa lalu telah menciptakan korelasi yang tinggi antara ras dan kebutuhan. Kebutuhan, tentu saja merupakan kriteria distribusi yang adil.
Penerapan Tindakan Afirmatif
dan Penanganan Keberagaman
Para pendukung program tindakan afirmatif menyatakan bahwa kriteria lain selain ras dan jenis kelamin perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif. Pertama, jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan pada perekrutan pegawai yang tidak berkualifkasi dan mungkin akan menurunkan produktivitas. Kedua, banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain. Jadi, jika suatu pekerjaan memiliki pengaruh penting katakanlah, pada jiwa orang lain, (misalnya pada pengawas penerbangan atau dokter bedah), maka kriteria selai ras dan jenis kelamin harus diutmakan dan dipertimbangkan dibandingkan tindakan afirmatif. Ketiga, para penentang menyakan bahwa program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan, akan membuat Negara kita menjadi Negara yang diskriminatif.
Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding
Program nilai sebanding diawali dengan memperkirakan nilai setiap pekerjaan terhadap suatu organisasi (dalam kaitannya dengan persyaratan keahlian, pendidikan, tugas, tanggungjawab, dan karakteristik lain yang menurut perusahaan layak memperoleh kompensasi) dan memastikan bahwa pekerjaan dengan nilai yang sebanding gajinya juga sebanding, tidak peduli apakah pasar tenaga kerja eksternal memberi gaji yang sama atau tidak untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut
Praktik Diskriminasi
Diantara tindakan-tindakan yang dianggap disrkriminatif adalah sebagai berikut:
Rekrutmen. Perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para pegawai saat ini dalam rekrut pegawai baru cenderung merekrut pegawai dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perusahaan.
Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan (misalnya mensyaratkan lulusan SMU atau sarjana atau membawa surat "sakti" untuk pekerjaan-pekerjaan manual dimana tingkat dropout/kelompok minoritas secara statistik relatif tinggi).
Kenaikan pangkat. Proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas.
Kondisi pekerjaan. Pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang-orang yang melaksanakanpekerjaan yang pada dasarnya sama.
PHK. Memecat pegawai berdasarkan ketimbangan ras dan jenis kelamin jelas merupakan diskriminasi.
KESIMPULAN
Menilai dan menangani tenaga kerja yag beragam adalah lebih dari tindakan yang benar secara etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk decade selanjutnya menunjukkan dengan jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan tugas merekrut, malatih, dan mempromosikan kaum perempuandan minoritas tidak aka mampu memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja. Sampai sekarang dalam dunia pekerjaan masih sering terjadi adanya diskriminasi, sehingga seharusnya perusahaan-perusahaan harus menemukan program-program guna menghindari diskriminasi terjadi.
Keadilan
Melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan. Contohnya, John Rawls menyatakan bahwa diantara prinsip-prinsip keadilan yang menjelaskan "posisi awal", yang paling penting adalah prinsip kesamaan hak untuk memperoleh kesempatan. "ketidakadilan sosial dan ekonomi sudah seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga dapat disalurkan pada pekerjaan-pekerjaan yang terbuka bagi semua orang dalam kondisi yang menjunjung kesamaan untuk memperoleh kesempatan."
Pendekatan lain terhadap moralitas diskriminasi yang juga melihat diskriminasi sebagai salah satu bentuk ketidakadilan, mendasarkan pandangan pada "prinsip keadilan formal" individu-individu yang setara dalam segala hal yang berkaitan misalnyapekerjaan harusnya diperlakukan secara sama sekalipun mereka berbeda dalam aspek-aspek yang tidak relevan lainnya.
Tindakan Afirmatif
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih respresentatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Program tindakan afirmatif secara umum dikritik dengan alasan bahwa,dalam upaya memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik rasial mauoun seksual. Argumen yang digunakan untuk membenarkan program-program tindakan afirmatif dalam menghadapi kecaman di atas dapat kelompokkan ke dalam dua bagian. Argumen kedua menginterpretasikan perlakuan preferensial sebagai suatu saran guna mencapai tujuan-tujuan sosial tertentu. Sementara argumen yang pertama (kompensasi) cenderung melihat ke belakang karena memfokuskan pada kesalahn dari tindakan-tindakan masa lalu, argumen instrumentalis (kedua) lebih melihat ke depan sejauh memfokuskan pada hal-hal yang baik di masa mendatang (dan kesalahan yang terjadi di masa lalu dianggap tidak relevan).
Utilitas
Argumen utilitarian menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau kebaikan).
argumen utilitarian dihadapkan pada dua keberatan:
jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk-bentuk diskriminasi seksual tertentu.
Hak
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia. Teori kant, menyatakan bahwa manusia haruslah diperlakukan sebagai tujuan dan tidak boleh sebagai sarana.
Tindakan diskriminasi melanggar prinsip ini dalam dua cara:
Diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih rendah dibandingkan kelompok lain: bahwa orang-orang kulit hitam, misalnya tidak kompeten dan tidak layak memperoleh penghargaan dibandingkan orang kulit putih atau mungkin bahwa kaum perempuan dianggap tidak kompeten dan tidak layak memperoleh penghargaan dibandingkan kaum pria.
Diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah. Kaum perempuan dan minoritas memiliki peluang kerja yang terbatas dan memperoleh gaji yang lebih kecil.
Sifat Diskriminasi Pekerjaan
Arti dasar dari diskriminasi adalah membedakan satu objek dari objek lainnya, suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral menjadi tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau sikap yang secara moral tercela.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar:
Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena bukan didasarkan pada kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanaakan pekerjaan tertentu, senioritas, atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah lainnya.
Keputusan yang sepenuhnya atau sebagian diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotype yang salah, atau sikap lain yang moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal.
Keputusan yang memiliki pengaruh negative atau merugikan kepentingan-kepentingan pegawai yang mungkin dapat mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan jabatan, atau gaji yang lebih baik.
Bentuk-Bentuk Diskriminasi:
Aspek Kesengajaaan dan Aspek Institusional
Bentuk diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan tingkat dimana tingkat diskriminasi dilakukan secara sengaja dan terpisah (atau tidak terinstitusionalisasikan) dan tingkat dimana tindakan tersebut terjadi secara tidak sengaja dan terinstitusionalisasikan.
Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak terinstitusionalisasikan dari seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karena adamya prasangkan pribadi.
Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang terinstitusionalisasika, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminatif berdasarkan prasangkan pribadi anggotanya.
Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari pelaku yang terpisah (tidak terinstitusionalisasikan) dari seseorang yang tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik dan stereotype tradisional dari masyarakatnya.
Tingkat Diskriminasi
Indikator pertama muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa memertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka. Ada 3 perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu :
Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan oleh kelompok lain.
Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama
Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
PENDAHULUAN
Semua manusia diciptakan sama dan telah di anugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa bahwa kita semua memiliki hak yang tidak dapat diambil oleh orang lain, dan diantara hak-hak tersebut adalah hak untuk memperoleh kehidupan, kebebasan, dan mencari kebahagiaan. Debat mengenai apa arti hak dan bagaimana mempertahankannya telah berlangsung lama dan sengit. Bab ini akan membahas mengenai sisi masalah diskriminasi etis, yang diawali dengan mempelajari sifat dan tingkat dikrimimasi, dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang aspek-aspek perilaku diskriminatif dalam ketenagakerjaan dan diakhiri dengan pembahasan mengenai program-program tindakan afirmatif.
Perbandingan Kelompok Penghasilan Terendah
Kelompok penghasilan terendah di amerika terdiri dari orang-orang yang penghasilan per tahunnya dibawah tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan kelompok minoritas secara umum dua sampai tiga kali lipat dibandingkan kelompok kulit putih. Ini tidaklah mrngejutkan karena kelompok minoritas memiliki penghasilan rata-rata yang lebih rendah. dalam kaitannya dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah untuk perempuan, juga tidaklah mengejutkan bila keluarga-keluarga yang dikepalai oleh perempuan lebih banyak yang termasuk dibawah tingkat kemiskinan dbandingkan dengan yang dikepalai pria.
Kelompok penghasilan paling rendah di amerika menurut statistik berkorelasi dengan ras dan jenis kelamin. Bila dibandingkan dengan keluarga kulit putih dan keluarga yang dikepalai seorang pria, keluarga kelompok minoritas dan yang dikepalai seorang pria, keluarga kelompok minoritas dan yang dikepalai seorang perempuan sebagian besar termasuk keluarga miskin .
Diskriminasi:
Utilitas, Hak dan Keadilan
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
Argumen utilitarian yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien.
Argumen hak yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia
Argumen keadilan yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
Perbandingan Penghasilan Rata – Rata
Perbandingan penghasilan memberikan indikator paling sugestif atas diskriminasi. Perbandingan penghasilan juga mengumgkapkan adanya berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan gender. Perbandingan penghasilan rata-rata pria dan perempuan menunjukan bahwa perempuan hanya memperoleh sebagian dari yang diperoleh pria. Salah satu penelitian yang dilakukan belum lama ini menunjukan bahwa perusahaan yang sebagian besar pegawainya pria memberikan gaji rata – rata 40% lebih tinggi daripada perusahaan yang sebagian besar pegawainya perempuan.
Perbandingan Pekerjaan yang Diminati
Sebagian besar tenaga kerja baru yang memasuki pasar kerja, bukan kelompok pria kulit putih, namun perempuan dan kelompok minoritas.
Saat tenaga kerja perempuan memperoleh kemajuan karier, mereka menghadapi hambatan yang disebut dinding kaca saat mereka berusaha meraih jabatan manajemen tinggi.
Perempuan yang sudah menikah dan ingin punya anak, berbeda dengan pria yang sudah menikah dan ingin punya anak, saat ini menghadapi hambatan – hambatan besar dalam perkembangan karier mereka.
Jadi, tampak jelas bahwa kaum perempuan dan minoritas, yang sekarang mewakili sebagian besar tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, memperoleh posisi yang sangat tidak menguntungkan . keadaan yang tidak menguntungkan ini, apalagi kalau bukan merupakan bentuk lain dari diskriminasi yang sistematis yang terinstitusionalisasi.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
3/10/2018
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
3/10/2018
#