Tugas Baca
ENTROPION
Oleh : Dina Aulia Insani NIM. I1A002003
Pembimbing Dr. Agus Fikri Razak, Sp.M
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA FK UNLAM – RSUD ULIN BANJARMASIN September, September, 2008
1
I.
ANATOMI DA DAN FISIOLOGI PALPEBRA
Gambar 1 . Palpebra (1)
Palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata (2). Palpebr Palpebraa mempuny mempunyai ai lapis lapis kulit kulit yang yang tipis tipis pada bagian depan depan sedang sedang di bagia bagian n belakan belakang g ditutu ditutupi pi selaput selaput lendir lendir tarsus tarsus yang yang disebu disebutt konjun konjungti gtiva va tarsal tarsal..
2
Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin (2). Pada palpebra terdapat bagian-bagian (2): -
Kelenj Kelenjar ar sepert sepertii kelenjar kelenjar sebas sebasea, ea, kelenj kelenjar ar Moll, Moll, kelenja kelenjarr Zeis pada pada pangkal pangkal rambut dan kelenjar meibom pada tarsus
-
Otot Otot seperti seperti M. M. orbikul orbikulari ariss okuli, okuli, M. riola rioland, nd, M. orbik orbikula ularis ris,, dan M. levator levator palpebra
-
Di dala dalam m palp palpeb ebra ra terd terdap apat at tarsu arsuss yang ang mer merupak upakan an jari jaring ngan an ikat ikat deng dengan an kelenja kelenjarr di dalamn dalamnya ya atau atau kelenj kelenjar ar meibom meibom yang yang bermuar bermuaraa pada pada margo margo palpebra
-
Septum Septum orbita orbita merupakan merupakan jarin jaringan gan fibrosi fibrosiss berasal berasal dari rima orbita orbita merupaka merupakan n pembatas isi orbita dengan kelopak depan
-
Pembul Pembuluh uh darah darah yang yang memper memperdar darahi ahi adalah adalah a. palp palpebr ebraa
-
Pers Persar araf afan an senso sensori rik k kelo kelopa pak k mata mata atas didapa didapatk tkan an dari ramus ramus fronta frontall N.V N.V sedangkan kelopak bawah oleh cabang II saraf V. V.
3
II.
DEFINISI
Gambar 2. Entropion (3,4)
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kearah dalam (5).
III.
KLASIFIKASI
Entropion berdasakan penyebab dibagi atas : -
Involusi Palin Paling g sering sering terjad terjadii sebagai sebagai akibat akibat dari dari proses proses penuaan penuaan.. Seirin Seiring g dengan dengan meningkatnya meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan jaringan fibrous fibrous dan elasti elastik k kelopa kelopak k mata mata bawah. bawah. Ganggu Gangguan an ini paling paling sering sering ditemu ditemukan kan pada kelop kelopak ak bawah bawah dan dan meru merupak pakan an akibat akibat gabun gabungan gan kelum kelumpu puhan han otot otot-o -oto tott
4
retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas (5,6).
Gambar 3. Entropion involusi kelopak mata atas (7)
Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi. Penelitian Jorge GC et al disimpulkan bahwa karakteristik anatomi yang khas kelopak mata atas pada populasi Asia merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas (7). -
Sikatrik Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan parut parut di konjungt konjungtiva iva atau tarsus tarsus.. Patolo Patologi gi dasarn dasarnya ya yaitu yaitu memende memendekny knyaa lamel lamella la post poster erio iorr akiba akibatt berb berbag agai ai sebab sebab.. Gang Ganggua guan n ini ini pali paling ng serin sering g ditemukan pada penyakit-penyakit radang kronik s eperti trakoma (2,8).
-
Kongenital Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. Entropion kongenital kongenital dapat menyebabkan menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospas blefarospasm. m. Dapat terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.
5
Pada Pada entro entropi pion on kong kongeni enita tal, l, tepi tepi kelop kelopak ak mata mata memu memuta tarr kear kearah ah kornea kornea,, sementara sementara pada epiblefaron epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya pratarsalnya menyebabkan menyebabkan bulu mata mata memuta memutari ri tepi tepi tarsus tarsus
(6,9)
. Entrop Entropion ion kongeni kongenital tal serin sering g sering sering juga juga
terdapat kelainan pada system kardiovaskular, musculoskeletal, dan system sara saraff pusat pusat.. Entr Entropi opion on konge kongeni nita tall berbe berbeda da deng dengan an entr entrop opio ion n dida didapat pat.. Entropion didapat terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan (10).
IV.
GEJALA KLINIS
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman, mata berair, mata mera merah, h, irit iritas asii mata mata,, gata gatall dan dan foto fotofo fobi biaa
(7,11)
. Entr Entrop opio ion n kron kronis is dapa dapatt
menyeba menyebabka bkan n sensi sensitif tifita itass terhad terhadap ap cahaya cahaya dan angin, angin, dapat dapat menyeb menyebabk abkan an infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea (12).
V.
PENGOBATAN
Pengobatan entropion adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata mata efekti efektiff pada semua semua jenis jenis entro entropio pion. n. Sebuah Sebuah tinda tindakan kan semen sementar taraa yang yang bermanfaat pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkanny menempelkannyaa dengan ‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke tempor temporal al dan inferi inferior or
(6)
.
Operas Operasii entropion entropion transk transkonj onjungt ungtiva iva merupak merupakan an
prose prosedur dur yang yang aman aman dan lebih lebih efisie efisien n pada pada entro entropio pion n involu involusi si (2,13).
Pada 6
entropion sikatrik dilakukan tarsotomi dari Wheeler dengan modifikasi dari DR. Sie Boen Lian. L ian. Tarsotomi Tarsotomi caranya (14) : 1. Palpebr Palpebraa didisin didisinfeks feksii dengan dengan asam asam pikrin pikrin 2% 2. Anaste Anastesi si local local dengan dengan bovokain bovokain 2%, mula-lmu mula-lmula la subkutan subkutan kemudia kemudian n intramuscular. intramuscular. Selanjutnya palpebra dipijit-pijit 3. Kalau Kalau sudah tidak tidak merasa merasa sakit sakit lagi, pasang pasanglah lah jahita jahitan n pada margo palpebra dekat kantus internus dan dekat kantus eksternus, jahitan ini disebut teugel. Yang dekat dengan kantus internus harus dijahit dalam pungtum lakrimal 4. Pasa Pasang ng klem klem palp palpeb ebrra yang ang berk berkup upin ing g deng dengan an klem klem dise disebe bela lah h konjungtiva dan dikuatkan dengan skrup 5. Palpebr Palpebraa dibalik dibalik.. Kendali Kendali melalu melaluii kuping; kuping; klem diikatka diikatkan n pada pada skrup skrup supaya kencang dan palpebra tak membalik 6. Insisi Insisi dari dari konjungti konjungtiva va palpebra palpebra dan tarsus tarsus dengan dengan pisau chirur chirurgis gis 3 mm dari margo palpebra 7. Tarsus distal distal dilepask dilepaskan an dari dari dasar kulitnya kulitnya 8. Memasan Memasang g jahita jahitan n U dari dari konjungt konjungtiva iva palpeb palpebra ra masuk masuk ke tarsus tarsus
proksimal, kedepan tarsus distal dan tembus siantara silia di margo pal palpeb pebra.
Jahitan
U
ini
dilakukan
pada
3
tempat
dengan gan
mempergunakan benang dengan 2 jarum
7
9. Benang ditarik ditarik dengan hati-ha hati-hati ti sehingga sehingga tarsus tarsus proksim proksimal al diselipkan diselipkan antara tarsus distal dan kulit. Penarikan ini harus dikerjakan hati-hati jangan terlalu kencang atau terlalu kendor 10. Masukkan Masukkan pentil karet sepeda yang telah dipotong-poto dipotong-potong ng kecil-kecil kecil-kecil kedal kedalam am bena benang ng jahi jahita tan n U kemudi kemudian an baru baru diik diikat at supa supaya ya marg margo o palpebra tidak rusak 11. Kendali Kendali digunting, digunting, klem dibuka dibuka salep salep salep mata mata antibi antibioti otic, c, perban perban.. Pender Penderita ita boleh boleh pulang. pulang. 12.Beri salep Kembali pada hari ke-4 untuk membuka jahitan
8
DAFTAR PUSTAKA
Eye anatomy 1. Anonymous. www.medicinestuffs.blogspot.com
(online)
available
at
2. Ilyas Ilyas S. Entr Entropi opion. on. Dalam: Dalam: Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. ketiga . Jakarta, FKUI: 2005
Anonymous. Entropion (online) available at www.eyeconx.com 3. Anonymous. Entropion 4. Anonymous. Entropion Anonymous. Entropion (online) available at http://www.stpeter-eye.com
5. Altieri A, A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques te chniques for repair of invol nvolut utio iona nall lowe lowerr lid lid entr entrop opio ion: n: a thre threee year year foll follow ow up stud study y. Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
6. Sullivan Sullivan JH. JH. Palpeb Palpebra ra dan apparat apparatus us lakrimal lakrimalis. is. Dalam: Dalam: Vaugh Vaughan an D, Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology) . Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000
7. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral entropion of the upper eyelids. Arch. eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
8. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with anteri anterior or lamell lamellar ar reposi repositio tionin ning g for treatm treatment ent of cicatr cicatrici icial al lid entrop entropion ion.. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
Mandall AK, AK, Hona Honavar var SG, SG, Goth Gothwa wall VK. VK. The The asso associ ciat atio ion n of unil unilat ater eral al 9. Manda congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual? Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
10. Arnias A, Gittos A, Collin JRO. Report of a family with dominantly inherited ophthalmol 2000; 84: 1303-5 upper lid entropion. Br. entropion. Br. J. ophthalmol 2000;
9
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31
Entrropio opionn-ey eyel elid idss 12.Anonymous. Ent www.asorps.com
that that
turn turn
in (onl (onlin ine) e)
avai availa labl blee
at
13. Khan SJ, Meyer DR. Transconjungtival repair reduces entropion recurrence rate. Ophthalmology times 2007; 27 (20): 76
14. Wijana N. Palpebra dalam Ilmu penyakit Mata. Jakarta, Binarupaaksara: 1996
10