AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
ISSN. 0852-5426
SENYAWA ALELOPATI TEKI (Cyperus rotundus) DAN ALANG-ALANG ( Imperata Imperata cylindrica) SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAYAM DURI ( Amaranthus spinosus) Tommy Martho Palapa Jurusan Biologi FMIPA Unima Manado ABSTRAK Penelitian Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk mengetahui mengetahui efektivitas efektivitas pemanfaata pemanfaatan n senyawa alelopati pada umbi teki ( Cyperus rotundus) dan stolon alang-alang ( Imperata cylindrica) sebaga sebagaii pengha penghamba mbatt pertumb pertumbuha uhan n bayam bayam duri duri ( Amaranthus Amaranthus spinosus). spinosus). Penelitian dilaksa dilaksanak nakan an pada pada bulan bulan Juli Juli s/d Nopemb Nopember er 2008 2008 di Labora Laborator torium ium FMIPA FMIPA Unima Unima di Tondan Tondano. o. Peneli Penelitia tian n ini menggu menggunak nakan an metode metode eksper eksperime imen n dengan dengan Rancan Rancangan gan Acak Acak Lengkap (RAL) 2 factorial. Faktor pertama ekstrak umbi teki dan faktor kedua adalah ektr ektrak ak stol stolon on alan alang-a g-ala lang ng masi masing ng-m -mas asin ing g dibe diberi ri ulan ulanga gan n 3 kali kali.. Hasi Hasill pene penelit litia ian n menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa ekstra ekstrak k senyaw senyawaa terkan terkandun dung g alelop alelopati ati alangalang-ala alang ng ( Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) secara sendiri-sendiri ternyata efektif memberikan hambatan pada pertumbuhan tanaman bayam duri ( Amaranthus spinosus). Sedangkan jika dikombinasi tidak berpengaruh secara nyata pada penghambatan pertumbuhan bayam duri. Kata Kunci : Efektifitas, Alelopati, Penghambat, Pertumbuhan
ABSTRACT
This research research has goal namely namely to know the effectivity effectivity utilizatio utilization n of aleopatic aleopatic substances substances from Cyperus inhibi bito torr of Cyperus Rotundus Rotundus) and Imperata Imperata Cylindrica Cylindrica as an inhi Amaranthus spinosus growth. This research was conducted in July to November 2008 at the Natural and Science Faculty Laboratory, Laboratory, Manado State Univeristy. Research Research design used is the completely randomized design with two factorial combination. The first factor is the extract of cyperus tuber-root and the second factor is the extract of imperata stolon with three replications. Research result shows that exctract containing any aleopatic substances extracted extracted from Imperata inhibiting Imperata Cylindrica Cylindrica and Cyperus Rotundus are effective in inhibiting growth growth of Amaranthus Spinosus. Intera Interacti ction on combin combinati ation on of both both factor factorss didn’t didn’t bring bring significant effect in inhibiting growth of amaranthus. Keywords : Efectivity, Alelopati, Defending, Growth
PENDAHULUAN
Gulma Gulma adalah adalah tanama tanaman n pengga penggangg nggu u tumbuhan budidaya yang sering meng mengga gang nggu gu seja sejak k masa masa pertu pertumb mbuh uhan an vegetatif, sampai pada masa vegetatifnya. Akib Akibaat dari dari gang ganggu guaan gul gulma dapa dapatt mempen mempengar garuhi uhi produk produktifi tifitas tas tanama tanaman n bud budid iday ayaa yang yang pada pada gili gilira rann nnya ya akan akan
berpe berpenga ngaruh ruh pada pada tingka tingkatt produk produksi si dan pendapatan petani. Sala Salah h satu satu upay upayaa untuk untuk meng mengat atas asii kehadiran gulma adalah dengan memanfaatkan herbisida sebagai pembasmi, namun cara ini jika dilakukan teru teruss mene meneru russ dapa dapatt meng mengak akib ibat atka kan n kerusakan lingkungan dan meningkatkan resist resistens ensii tanama tanaman n budiday budidayaa terhada terhadap p
131
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
penya penyakit kit terten tertentu tu bahkan bahkan mengga menggangg nggu u kesehatan manusia. Apalagi seringkali para petani menggunakan dosis herbisida kimia melebihi kebutuhan. Dewasa ini produksi tanama tanaman n yang yang menggun menggunaka akan n herbisi herbisida da kimia kimia memilik memilikii daya daya saing saing yang yang rendah rendah dibandingka dibandingkan n dengan dengan yang menggunakan menggunakan herbisida alami atau organik. Produksi tanaman yang menggunakan herb herbis isida ida alam alamii meru merupa paka kan n sala salah h satu satu upaya upaya untuk untuk mening meningkat katkan kan daya daya saing saing kualitas dan kuantitas produksi. Meskipun rump rumput ut teki teki (Cyperus L.) dan dan Cyperus rotundus rotundus L.) alang-alang ( Imperata cylindrica L.) juga meru merupa paka kan n gulm gulmaa namu namun n tana tanama man n ini ini dapat dapat dimanf dimanfaat aatkan kan sebaga sebagaii pengen pengendal dalii biologis (bio kontrol). Teki Teki dapat dapat mengel mengeluar uarkan kan senyaw senyawaa pengh penghamb ambat at pertum pertumbuh buhan an yang yang disebu disebutt Alelop Alelopati ati.. Alang-a Alang-alan lang g juga juga merupa merupakan kan gulma pengganggu pengganggu tanaman, namun dapat dapat juga juga dimanf dimanfaat aatkan kan sebaga sebagaii pengen pengendal dalii bio biolo log gis juga juga,, kare karena na tana tanama man n ini ini menghasilka menghasilkan n alelopati alelopati (Monandir, (Monandir, 1988; Sukm Sukman an dan dan Yaku Yakub, b, 1991 1991). ). Seny Senyaw awaa alelopati alelopati dapat dilepaskan dilepaskan ke lingkungan lingkungan melalu melaluii berbag berbagai ai organ organ tanama tanaman. n. Stolon Stolon dan umbi menghasilka lkan senyawa pen peng ghamb hambaat beru berupa pa alelo lelopa pati ti yang ang dilepas dilepaskan kan ke lingku lingkunga ngan n (Rice, (Rice, 1984; 1984; Moenandir 1990 ) Bayam duri ( Amaranthus spinosus L.) merupa merupakan kan salah salah satu satu gulma gulma yang yang dapat dapat menyebabka menyebabkan n pertumbuhan pertumbuhan awal tanaman tanaman budidaya budidaya mengalami mengalami kerdil kerdil dan daunnya daunnya berwarna berwarna kuning. kuning. Pada tanaman tanaman kedelai, kedelai, kehadiran bayam duri menyebabkan hasil panen panen menurun. menurun. Ini diprediksik diprediksikan an bahwa bayam bayam duri duri mengha menghamba mbatt pertumb pertumbuha uhan n tana tanama man n budid budiday ayaa kare karena na baya bayam m duri duri merupakan salah satu gulma pengganggu.
ISSN. 0852-5426
adalah adalah ektrak ektrak stolon alang-alang alang-alang masingmasingmasing diberi ulangan 3 kali. Konsentrasi masi masing ng-m -mas asin ing g perl perlak akua uan n pada pada fakt faktor or Alang-alang (a) adalah (a0=0%, a1=15%, a2=30% a2=30%,, a3=45% a3=45%,, a4=60% a4=60%)) dan faktor faktor Teki Teki (b) (b) adal adalah ah (b0= (b0=0% 0%,, b1=1 b1=15% 5%,, b2=30%, b3=45%, b4=60%). Prosedur Pene Penelit litia ian n dila dilaku kuka kan n di atas atas laha lahan n seluas 0,5 ha yang di dibagi ke unit-unit per perla laku kuan an dima dimana na masi masing ng terd terdir irii dari dari pol polib ibag ag deng dengan an ukur ukuran an 2 kg. kg. Tiap Tiap unit unit per perla laku kuan an diis diisii deng dengan an tana tanah h gemb gembur ur sebe sebera ratt 2 kg dan dan dibe diberi ri pupu pupuk k orga organi nik k secara merata. Setiap polibag dimasukkan 3 biji bayam duri dengan kedalaman 3 cm kemu kemudi dian an dibi dibiar arka kan n tumb tumbuh uh.. Ekst Ekstra rak k Alang-alan Alang-alang g dan Teki ditimbang ditimbang dengan dengan timbangan timbangan analitik analitik kemudian kemudian diencerka diencerkan n dengan aquades dan dibuat dalam 5 taraf konsentrasi yaitu 0%, 15%, 30%, 45%, dan 60%. Selanjutnya di aplikasikan pada setiap unit percobaan sesuai dengan desain peneliti itian yang telah lah dirancang sebelumnya. Perlakuan ekstrak dilakukan 2 hari sekali sebanyak 10 ml pada masingmasing unit perlakuan tiap kali penyiraman sampai akhir pengamatan. Parameter Pengamatan Parameter Parameter pengamatan pengamatan antara lain a) Panjan Panjang g kecamb kecambah ah dari dari bayam bayam duri, duri, b) panjang akar primer dari tumbuhan bayam duri, duri, dan c) tinggi tinggi tanaman tanaman bayam bayam duri duri sebelum berbunga.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian Penelitian ini menggunaka menggunakan n metode metode eksp eksper erim imen en deng dengan an Ranc Rancan anga gan n Acak Acak Lengkap (RAL) 2 factorial. Faktor pertama adalah ekstrak umbi teki dan faktor kedua
132
Waktu Pengamatan Pengamatan pertama dilakukan 7 hari 1. Pengamatan sesuda sesudah h tanam tanam (HST). (HST). Pengam Pengamata atan n ini dilakukan untuk memperoleh data tentang tentang panjang panjang kecambah kecambah bayam duri. Pengamatan kedua dilakkan pada 21 2. Pengamatan hari sesudah tanam (HST) yaitu saat sebelu sebelum m berbun berbunga ga tanama tanaman n bayam bayam duri. Pengamatan ini dilakukan untuk menentukan panjang akar primer dari bayam duri.
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
3.
Pengamatan Pengamatan ketigaKetik ketigaKetikaa tanaman tanaman ber berum umur ur 31 HST. HST. Peng Pengam amat atan an ini ini dilaku dilakukan kan untuk untuk memper memperola olah h data data tent tentan ang g ting tinggi gi tana tanama man n sebe sebelu lum m berbunga.
ISSN. 0852-5426
1.
Panjang Kecambah
Hasil Hasil uji uji F pengar pengaruh uh alang alang-ala alang dan dan teki teki dan dan komb kombin inaasi ter terhadap panjang kecambah disajikan pada tabel Tabel 1.1, 1.2, dan 1.3. dan Grafik 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rata-rata panjang (Cm) kecambah faktor dosis alang-alang alang-alang Dosis Ratarata
0% 4,413
15% 3,753
30% 3,353
45% 2,927
60% 3,053
Tabel 2. Rata-rata panjang (Cm) kecambah faktor dosis teki
Ratarata
0% 4,420
Dosis 30% 3,347
15% 3,880
45% 3,267
60% 2,587
Tabel 3. Rata-rata panjang panjang (Cm) kecambah faktor dosis alang-alang alang-alang dan teki Dosis Alangalang 0% 15% 30% 45% 60%
Dosis Teki 0%
15%
30%
45%
60%
5,367 4,833 4,100 3,467 4,333
4,433 4,567 3,633 3,267 3,500
4,000 3,567 3,400 3,067 2,700
4,733 2,900 2,867 2,967 2,867
3,533 2,900 2,767 1,867 1,867
133
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
ISSN. 0852-5426
Gambar 1. Rata-rata Panjang kecambah faktor teki dan alang-alang
2. Panjang Akar Primer
rata panjang akar primer primer menurut menurut masingmasingmasing faktor dan interaksi disajikan pada Tabel 2.1, 2.2, dan 2.3.
Pengujian pengaruh dilakukan dengan analisis analisis variansi variansi berdasarka berdasarkan n uji F. Rata-
Tabel 4. Rata-rata Panjang Akar Primer Faktor Dosis Alang-alang
Rata-rata
0% 1,183246
Dosis 30% 0,722944
15% 1,106984
45% 1,034216
60% 0,740871
Tabel 5. Rata-rata Panjang Akar Primer Faktor Dosis Teki
Rata-rata
0% 1,463882
Dosis 30% 0,953111
15% 1,090958
45% 0,735321
60% 0,544990
Tabel 6. Rata-rata Panjang Akar Primer Faktor Dosis Alang-alang dan Teki Dosis Alangalang 0% 15% 30% 45% 60%
0%
15%
Dosis Teki 30%
1,897237 1,779019 1,237451 1,190726 1,214976
1,014841 1,194506 0,899513 1,382470 0,963457
1,345925 0,840332 0,565816 1,065952 0,947527
45%
60%
0,852925 0,940460 0,484962 0,836126 0,562133
0,805305 0,780602 0,426978 0,695803 0,016263
Gambar 2. Rata-rata Panjang Akar Primer Faktor Dosis Alang- alang dan Teki
134
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
3.
Tin Tinggi Tan Tanaman man
ISSN. 0852-5426
rata rata ting tinggi gi tana tanama man n menu menuru rutt masi masing ng-masing faktor dan interaksi disajikan pada Tabel 7, 8, dan 9.
Pengujian pengaruh dilakukan dengan analisis analisis variansi variansi berdasarka berdasarkan n uji F. Rata-
Tabel 7. Rata-rata tinggi tanaman (Cm), faktor dosis alang-alang
Rata-rata
0% 8,320
Dosis 30 % 5,220
15 % 6,520
45 % 5,753
60 % 4,467
Tabel 8. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Faktor Dosis Teki
Rata-rata
0% 8,853
15 % 6,327
Dosis 30 % 5,807
45 % 5,673
60 % 3,620
Tabel 9. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Faktor Dosis Alang-alang dan Teki Dosis Alang-alang 0 % 0% 12,800 15 % 9,400 30 % 6,467 45 % 10,433 60 % 5,167
Dosis teki 30 % 8,567 6,633 5,100 4,267 4,467
15 % 8,833 7,167 5,833 5,233 4,567
Gambar 3. Rata-rata Tinggi Tanaman
135
45 % 7,667 5,867 5,567 5,000 4,267
60 % 3,733 3,533 3,133 3,833 3,867
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
PEMBAHASAN
Pengujian pengaruh faktor alang-alang pada pada Tabel Tabel 1 terhad terhadap ap rata-r rata-rata ata panjan panjang g kecambah kecambah bayam bayam duri terpanjang terpanjang adalah 4,41 4,413 3 terd terdaapat pat pada pada perl perlaakua kuan a0b0 0b0 (perlakuan yang bebas dari ekstrak alangalang sebagai kontrol). Sedangkan rata-rata terpend terpendek ek adalah adalah 2,927 2,927 terdap terdapat at pada pada perla perlakua kuan n a3b0 a3b0 (perla (perlakua kuan n 45% ekstra ekstrak k alang-alang dan di ikuti oleh 3,053 terdapat pad padaa perla perlaku kuan an a4b0 a4b0 (per (perla laku kuan an 60% 60% ekstrak ekstrak alang-alan alang-alang), g), 3,353 terdapat pada perla perlakua kuan n a2b0 a2b0 (perla (perlakua kuan n 30% ekstra ekstrak k alang-a alang-alan lang), g), 3,753 3,753 terdap terdapat at pada pada perperlakuan a1b0 (perlakuan 15% ekstrak alangalang). Hasil Hasil penguj pengujian ian pengar pengaruh uh teki teki pada pada Tabe Tabell 2, menu menunj njuk ukan an bahw bahwaa rata rata-ra -rata ta pan panja jang ng keca kecamb mbah ah baya bayam m duri duri yang yang terp terpan anja jang ng adal adalah ah 4,42 4,420 0 terd terdap apat at pada pada perlakuan a0b0 (perlakuan yang bebas dari ekstrak ekstrak teki sebagai sebagai kontrol). kontrol). Sedangkan Sedangkan rata-ra rata-rata ta terend terendah ah adalah adalah 2,587 2,587 terdap terdapat at pad padaa perla perlaku kuan an a0b4 a0b4 (per (perla laku kuan an 60% 60% ekst ekstra rak k teki teki), ), dan dan diik diikut utii oleh oleh 3,26 3,267 7 terdapat pada perlakuan a0b3 ( perlakuan 45% ekstra ekstrak k teki), teki), 3,347 terda terdapat pat pada pada perla perlakua kuan n a0b2 a0b2 (perla (perlakua kuan n 30% ekstra ekstrak k teki), 3,880 terdapat pada perlakuan a0b1 (perlakuan 15% ekstrak teki). Data hasil pengujian pengaruh faktor alang-alang terhadap panjang akar primer bayam bayam duri duri pada pada Tabel Tabel 4 menunj menunjuka ukan n bah bahw wa rata rata-r -rat ataa terp terpaanjan njang g adala dalah h 1.1832 1.183246 46 terdap terdapat at pada pada perlak perlakuan uan a0b0 a0b0 (tan (tanpa pa ekst ekstra rak k alan alangg-al alan ang g seba sebaga gaii kontro kontrol). l). Sedang Sedangkan kan rata-ra rata-rata ta terpen terpendek dek adalah adalah 0.722944 0.722944 terdapat terdapat pada perlakuan a2b0 a2b0 ( 30% ekstrak ekstrak alang alang-al -alang ang), ), dan diik diikut utii oleh oleh 0,74 0,7408 0871 71 terd terdap apat at pada pada per perla laku kuan an a4b0 a4b0 ( 60% 60% ekst ekstra rak k alan alanggalang), alang), 1,034216 1,034216 terdapat terdapat pada perlakuan perlakuan a3b0 (perlakuan 45% ekstrak alang-alang), 1.1069 1.106984 84 terdap terdapat at pada pada perlak perlakuan uan a1b0 a1b0 (perlakuan 15% ekstrak alang-alang).
ISSN. 0852-5426
Hasil pengujian pengujian pengaruh pengaruh faktor faktor teki terh terhad adap ap pada pada rata rata-ra -rata ta panj panjan ang g akar akar primer primer bayam duri duri Tabel 5 menunjukka menunjukkan n bahwa terpanjang adalah 1,463882 terdapat pad padaa perla perlaku kuan an a0b0 a0b0 (per (perla laku kuan an yang yang bebas bebas dari ekstrak teki). Sedangkan Sedangkan ratarata terpendek terpendek adalah adalah 0,544990 0,544990 terdapat terdapat pad padaa perl perlak akua uan n a0b4 a0b4 (per (perla lakua kuan n 60% 60% ekstra ekstrak k teki), teki), dan diikut diikutii oleh oleh 0,7353 0,735321 21 terdapat terdapat pada perlakuan a0b3 (perlakuan (perlakuan 45% ekstak teki), 0,953111 terdapat pada perla perlakua kuan n a0b2 a0b2 (perla (perlakua kuan n 30% ekstra ekstrak k teki), teki), 1,0909 1,090958 58 terdap terdapat at pada pada perlak perlakuan uan a0b1 (perlakuan 15% ekstrak teki). Untuk hasil pengujian pengaruh faktor alan alangg-al alan ang g pada pada Tabe Tabell 6 menu menunj njuk ukan an bahwa rata-rata tinggi tanaman bayam duri yang tertinggi adalah 8,320 terdapat pada perlakuan a0b0 (perlakuan yang bebas dari ekst ekstra rak k alan alang-a g-ala lang ng seba sebaga gaii kont kontro rol) l).. Seda Sedang ngka kan n rata rata-ra -rata ta terp terpen ende dek k adal adalah ah 4,46 4,467 7 terd terdap apat at pada pada perl perlak akua uan n a4b0 a4b0 ( perlakuan 60% ekstrak alang-alang), dan diikuti diikuti oleh 5,220 terdapat terdapat pada perlakuan perlakuan a2b0 a2b0 (per (perla laku kuan an 30% ekstra ekstrak k alan alanggalang), 5,753 terdapat pada perlakuan a3b0 (per (perla laku kuan an 45% 45% ekst ekstra rak k alan alangg-al alan ang) g),, 6,52 6,520 0 terd terdap apat at pada pada perl perlak akua uan n a1b0 a1b0 (perlakuan 15% ekstrak alang-alang). Pada hasil pengujian pengaruh faktor teki dari Tabel 7 menunjukkan bahwa ratarata rata ting tinggi gi tana tanama man n baya bayam m duri duri yang yang tert tertin ingg ggii adal adalah ah 8,85 8,853 3 terd terdap apat at pada pada perlakuan a0b0 (kontrol). Sedangkan ratarata rata terp terpeende ndek 3,62 3,620 0 terd terdaapat pat pada ada perla perlakua kuan n a0b4 a0b4 (perla (perlakua kuan n 60% ekstra ekstrak k teki) dan diikuti oleh 5,673 terdapat pada perla perlakua kuan n a0b3 a0b3 (perla (perlakua kuan n 45% ekstra ekstrak k teki), 5,807 terdapat pada perlakuan a0b2 (per (perla laku kuan an 30% 30% ekst ekstra rak k teki teki), ), 6,32 6,327 7 terdapat terdapat pada perlakuan a0b1 (perlakuan (perlakuan 15% ekstrak teki). Dengan demikian dapat dilihat melalui percobaan efektivitas senyawa terkandung alelopati alang-alang dan teki, meng mengha hamb mbat at seca ecara nyat nyataa pan panjang jang kecambah (Tabel 1 dan 2), panjang akar
136
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
prime primerr (Tabel (Tabel 4 dan 5) dan pada pada tinggi tinggi tanaman (Tabel 6 dan 7) bayam duri. Pada Pada dosis dosis yang yang rendah rendah yaitu yaitu 15% ekst ekstra rak k alan alangg-al alan ang g dan dan teki teki masi masing ng-mas masing ing ekstr kstraak suda udah meng mengha hamb mbaat panjang kecambah sebesar 15% dan 12%; tingg tinggii tana tanama man n sebe sebesa sarr 22% 22% dan dan 29%; 29%; pan panja jang ng akar akar prim primer er 6,4% 6,4% dan dan 25%. 25%. Sedang Sedangkan kan pada pada dosis dosis yang yang tinggi tinggi yaitu yaitu 60% ekstrak alang-alang dan teki masingmasing masing mengha menghamba mbatt panjan panjang g kecamb kecambah ah sebesar 31% dan 41%; tinggi tanaman 46% dan 59%; panjan panjang g akar akar primer primer 37% dan 63%. Jadi terdapat pengaruh yang sangat nyata pada panjang kecambah dosis alangalang dan teki, panjang akar primer khusus dosi dosiss teki teki,, ting tinggi gi tana tanama man n pada pada dosi dosiss alan alang-a g-ala lang ng dan dan teki teki.. Teta Tetapi pi tida tidak k ada ada pengaruh interaksi antara alang-alang dan teki. Hal ini diuji lebih terperinci dengan mema memaka kaii DMRT DMRT (Dun (Dunca can’ n’ss Multi Multipl plee Range Test) karena adanya pengaruh yang sangat nyata. Kema emampua mpuan n men mengham ghamba batt pada pada masingmasing-mas masing ing parame parameter ter yang yang diamat diamatii membuk membuktik tikan an adanya adanya poten potensi si senyaw senyawaa terkandung alelopati yang dikeluarkan oleh stolon alang-alang dan umbi teki. Senyawa alelopati alelopati ini efektif efektif menghambat menghambat panjang kecambah, panjang akar primer, dan tinggi tanama tanaman n bayam bayam duri. duri. Pengha Penghamba mbatan tan ini din dinyata yataka kan n bahw bahwaa sema semaki kin n ting tinggi gi kose kosent ntra rasi si atau atau dosi dosiss sema semaki kin n ting tinggi gi hambatannya. Hasil penelitian menunjukan menunjukan bahwa stolon alan lang-alang dan umbi teki meru merupa paka kan n agen agen alelo lelopa pati ti.. Hal ini ini memper memperkua kuatt pendap pendapat at Komai Komai dan Ueki Ueki (1990) (1990) yang yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa kedua kedua tana tanama man n ters terseb ebut ut didu diduga ga meng mengan andu dung ng alel alelop opat ati. i. Kand Kandun unga gan n alel alelop opat atii pada pada rumput teki ditemukan pada organ batang, daun, rhyzoma, bunga, buah, dan biji serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk (Sukman dan Yakub, 1991) Alelopati dapat juga dihasilkan alangalang ( Imperata L.) yang yang Imperata cylindrica cylindrica L.) menghambat pembelahan sel, pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata, dan sintesa sintesa protein. protein. Interaksi Interaksi biokimia biokimia antara antara
ISSN. 0852-5426
gulma alang-alang alang-alang dan tanaman lain yang kalah bertumbuh mengakibatkan gangguan per perke keca camb mbah ahan an biji biji (kec (kecam amba bah h jadi jadi abnormal), abnormal), pertumbuha pertumbuhan n memanjang, memanjang, dan susunan sel-sel akar pertumbuhan tanaman yang kerdil, terjadinya klorosis, dan juga terj terjad adii peng pengur uran anga gan n orga organ n tana tanama man n (Sukman dan Yakub,1991). Dala Dalam m pene eneliti litiaan ini ini gabu gabung ngaan pembe pemberia rian n dosis dosis faktor faktor alangalang-ala alang ng dan teki tidak terdapat pengaruh penghambatan terh terhad adap ap baya bayam m duri duri.. Hal Hal ini ini didu diduga ga dise diseba babk bkan an oleh oleh adan adanya ya reak reaksi si kimia kimia alelop alelopati ati alang-a alang-alan lang g dan teki teki sehing sehingga ga kehilangan fungsi terhadap bayam duri. Pelindian bagian bawah tanaman telah ditunjukkan ditunjukkan efektif efektif dalam mempengaru mempengaruhi hi per pertu tumb mbuh uhan an tana tanama man n lain lain (Bel (Belll dan dan Koppe 1972; Jackson dan Willemsen 1976; Vallia Valliapan pan dan Lakshm Lakshmana anan n 1989 1989 dalam dalam Ngangi dan Santoso 1993). Bebera Beberapa pa senyaw senyawaa alelop alelopati ati sepert sepertii asam kumarat, asam ferulat, asam sansilat, asam asam vanila vanilat, t, asam asam p-hidro p-hidroksi ksiben benzoa zoat, t, asam siringat, asam protokatekuat, protokatekuat, asam kafenat kafenat dan eugenol eugenol dapat menghambat menghambat pertumbuhan. Senyawa-senyawa tersebut terdapat pada daun dan umbi teki (Jangaraard et al 1971 1971 dalam Ngangi dan Santoso 1993). Secara Secara alami alami senyaw senyawa-s a-seny enyawa awa tertersebut dapat masuk ke dalam tanah melalui proses pencucian daun, eksudat akar atau pelindian bagian bawah dan dekomposisi sisa tumbuhan yang sudah mati. Senyawa tersebut tersebut diduga menghambat menghambat pembesara pembesaran n sel, sel, mengha menghamba mbatt kerja kerja hormon hormon,, mengmenghambat hambat kerja kerja fotos fotosinte intesis sis,, respir respirasi asi dan meng mengha hamb mbat at perl perlam amba bata tan n dan dan peng peng-urangan urangan penekanan penekanan pertumbuha pertumbuhan, n, gangguan pada sistem perakaran, klorosis, layu dan mati (Rice, 1984). Pember Pemberian ian dosis dosis alangalang-ala alangng-ala alang ng dan rumput teki 15%, 30%, 45% dan 60% berpe berpenga ngaruh ruh sangat sangat nyata nyata pada pada pengen pengen-dalian dalian panjang panjang kecamb kecambah, ah, panjang panjang akar akar pri prime merr khus khusus us dosi dosiss teki teki,, dan dan ting tinggi gi tanama tanaman n gulma gulma bayam bayam duri. duri. Bila Bila kedua kedua ekst ekstra rak k diga digabu bung ng mere mereka ka tidak tidak memmem ber berik ikan an peng pengar aruh uh peng pengha hamb mbat atan an perper-
137
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
tumbuhan gulma karena keduanya terjadi reaksi antagonis.
ISSN. 0852-5426
Monandir, Monandir, J., 1990. Fisiologi Fisiologi Herbisida Herbisida. Pengantar Ilmu Gulma dan PengenPengendaliannya. Jakarta: CV. Rajawali Munawa Munawaroh roh,, E. & T. Purwant Purwanto. o. 1990. 1990. KESIMPULAN Pen Penga gama mata tan n Bebe Bebera rapa pa Aspe Aspek k Biolo Biologi gi Amaran Amaranthu thuss Spinos Spinosus us L. Ekstrak senyawa terkandung alelopati Bogor:Balai Bogor:Balai Pengembang Pengembangan an Kebun alang-alang ( Imperata cylindrica) dan teki Raya (Cyperus secara sendiri-sen sendiri-sendiri diri Olofs lofsot otte ter, r, M. & Nava Navare rezz. 1996 1996.. Cyperus rotundus rotundus) secara ternya ternyata ta efektif efektif member memberika ikan n hambat hambatan an Proceeding 2nd . International Weed pada pada pertum pertumbuh buhan an tanama tanaman n bayam bayam duri duri Control . Copenhagen ( Amaranthus spinosus), Sedang Sedangkan kan komkomPete Peters rson on,, D. T., T., 1981 1981.. Effe Effect ct of binasi antara keduanya tidak berpengaruh Alelopathic Chemicals on Growth nyata pada penghambat penghambatan an pertumbu pertumbuhan han and Physiologycal Responsesd of bayam duri. Soybean Soybean (Glycine (Glycine max). Weed Science. 29. Pratly. J. E., Graham, R.J. and Leys, A.R. 1993. Proc.10 DAFTAR PUSTAKA Th. Aust. and 14 Th. Asian/Pasific Weeds Conference. Brisbane An. An. M. Prat Pratle ley, y, J & Haig Haig,, T. 1996 1996.. Putnam, A. R. & C. S. Tang. 1986. The Allelopathy. Proc. 8 Th. Augst. Science of Alelopathy. New York:A. Conf Toowoomba:Agron Wiley. Interscience Puplication Campbell, N.A., 1994. Rambakudzibga, A. M. 1991. Diferential Biology. Riverside:University of California Alle Allelo lopa path thic ic Pote Potent ntia iall Amon Among g Khan, A. H. & Vaishya, R. D., 1992. Pro. Whea Wheatt Acce Access ssio ions ns To Annu Annual al Ryegrass. Journ First First Nation National al Sympos Symposium ium from from Journal al Agricu Agricultu lture re Arkansas as Farm Farm Concept Concept to Reality Reality. Arkans Resource 29 (1). 77-79:Zimbabwe. Ress. Ress. 41.1441.14-15. 15. Allelo Allelopat pathy hy In Rice, Rice, E. L. 1984. Allelopathy. Basic Basic Aggroe Aggroecos cosyst ystems ems (Agric (Agricult ulture ure & Edition. Edition. London:Acad London:Academic emic Press. Press. Forestry. Forestry. Edited Edited by P. P. Tauro Tauro an S. Inc. S. Narwal. Hisar Hisar – 125 004. India Rizvi, S. J .H. and C. W. Ross. 1985. Plant Koma Komai. i. K and K, Ueki Ueki.. 1980 1980.. Plant Califo Californi rnia:W a:Wadw adwort orth h Physiology. Publishing Company Belmont Grow Growth th Inh Inhibi ibitors tors in Purpl urplee Sodirejoatmodjo, S. M. 1986. Bertanam Nutsedge. Japan:Weed Research. Leigh, J. H., Halsall, Halsall, D. M, & Holgate, Jakarta:Badan Say Sayuran uran Dau Daun. M.D. 1995. Allelopathy. Australian Penertbit Karya Baru Res. 46, Spurr. S. H. & Barness. B.V. B.V. 1980. Forest Journal Journal of Agricultur Agriculturee Res. 179-188. Bresbane:New York Ecology. Mars Marsus usi. i. 1988 1988.. Pene Penera rapa pan n Meto Metode de Chinester Taksim Taksimetr etrii pada pada Penent Penentuan uan Jauh Jauh Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Dekatnya Dekatnya Hubungan Hubungan Kekerabata Kekerabatan n Teknik Teknik Pengendalia Pengendaliannya nnya. Jakarta: Jenis Jenis Amaran Amaranthu thuss di Jawa. Jawa. Tesis. Rajawali Pers Yogyakarta:UGM. Sutarn Sutarno, o, H. & S. Riswan Riswan.. 1990. 1990. Prospek Merssi, W. & M. Singh. 1988. Effect of Komoditi Komoditi Pangan Pangan Potensial Potensial Yang Phe Phen nolic olic Acids cids and and Ragw agweed eed Mendapat Perhatian. Bogor:Puslitbang Tanaman Pangan Parthenium (Parthenium Tite Titer, r, A. H., H., & Hay, Hay, R. K. M. 1991 1991.. Bysteropborus) Eatracts on Tomato (Lycop (Lycopers ersicu icum m escula esculantu ntum) m) Fis Fisio iolog logii Ling Lingku kung ngan an Tana Tanama man n. Yogyakarta:Gajah Mada University Growth and Nutrent end Clorophyll Press Content . Weed Science. 36.
138
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009
Wu, H. Pratley, J. Lemerle, D. Haigt. T and Verbeek, Verbeek, B. 1998. 1998. Differentia Differentiall Alle Allelo lopa path thic ic Pote Potent ntti tial al Amon Among g Wheat Accssions To Anual Ryegra Ryegrass. ss. Proc. Proc. 9 th. Austra Australia lian. n. Agro Agrono nomi mi Conf Confer eren ence ce.. Wagg Wa ggaa Wagga. PP. 567-570.
139
ISSN. 0852-5426