1
EFEKTIFITAS MASSASE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH PALEMBANG TAHUN 2011 Maliha Amin* Rehana** Herawati Jaya Abstrak Pembangunan manusia sejak dini diketahui berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu upaya pembangunan inovatif adalah dengan investasi kesehatan-gizi (ASI Ekslusif) dan pendidikan. Salah satu manfaat investasi kesehatan gizi (ASI Ekslusif) adalah perkembangan dan pertumbuhan emosional dan intelektual anak. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anaknya saja.Masalah menyusui pada keadaan khusus adalah ibu melahirkan dengan Sectio Caesarea (SC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas massase rolling (punggung) untuk meningkat kan produksi ASI pada ibu post SC di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan mengkaji produksi ASI ibu post SC sebelum (pre test) dan sesudah (post test) dilakukan massage rolling (punggung) dengan menggunakan kelompok kontrol, maka desai penelitian ini disebut Design Quasi Experimental Pretest-Posttest With Kontrol Group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan post SC yang dirawat di ruang kebidanan RSMuhammadyah Palembang . Sampel penelitian ini terdiri dari 32 responden yang terdiri dari 16 responden kelompok intervensi dan 16 responden kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi ASI kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah perlakukan digunakan uji beda dua mean independent samples t test. Untuk analisis bivariat tersebut dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05). Hasil penelitian di dapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,084, Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,001, Ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol dengan value = 0,001. Berdasarkan hasil penelitian ini di sarankan pada bagian diklat Rumah Sakit Muhammadyah Palembang hendaknya melakukan sosialisasi dan seminar mengenai massage rolling (punggung) pada perawat dan tenaga kesehatan di bagian kebidanan dan perawat di ruangan dapat melakukan tindakan demonstrasi massage rolling (punggung) pada ibu post partum SC dengan melibatkan suami selama prosesnya. Kata Kunci : ASI, Massase, Oksitosin Referensi : 19 (1990-2011)
1
2
PENDAHULUAN Pembangunan manusia sejak dini meliputi aspek pendidikan, pendapatan perkapita dan kesehatan (Perinasia, 2010). Hal ini ditunjukkan oleh hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Indonesia memperoleh nilai 67,0 yaitu menduduki peringkat 109 dari 191 negara di dunia (Perinasia, 2010). Realita dalam pembangunan Indonesia adalah keterbatasan dana. Oleh sebab itu investasi harus diprioritaskan pada kegiatan berisiko rendah dan manfaatnya berkesinambungan. Salah satu upaya pembangunan inovatif adalah dengan investasi kesehatan-gizi (ASI Ekslusif) dan pendidikan. Salah satu manfaat investasi kesehatan gizi (ASI Ekslusif) adalah perkembangan dan pertumbuhan emosional dan intelektual anak. Kegagalan pemberian ASI Ekslusif akibat kegagalan dalam proses menyusui, hal ini disebabkan oleh timbulnya beberapa masalah, baik masalah ibu maupun pada bayi. Berdasarkan SDKI (2007), jumlah pemberian ASI Ekslusif di Indonesia masih rendah yaitu, 32% dari total kelahiran bayi. Kondisi ini sangat bertentangan dengan yang terjadi dengan pemberian susu formula. Diketahui pada tahun yang sama, bayi-bayi yang lahir di fasilitas kesehatan lebih cenderung untuk tidak mendapatkan ASI secara ekslusif. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa post partum dini dan masa post partum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASInya tidak enak, sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui. Masalah menyusui pada keadaan khusus adalah ibu melahirkan dengan Sectio Caesarea (SC).
Ibu yang mengalami SC dengan pembiusan tidak mungkin dapat menyusui bayinya dengan inten, karena ibu harus dipindahkan ke ruang Recovery Room. Walaupun saat ini pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat juga dilakukan di ruang operasi, namun tidak semua rumah sakit yang memiliki kebijakan serupa. Di Indonesia jumlah kelahiran dengan SC tergolong tinggi. Pada 64 rumah sakit di Jakarta didapatkan angka berkisar 35,7-55,3% dari 17.665 kelahiran. Selain faktor prosedural yang terjadi pada ibu yang mengalami persalinan SC, terdapat pula faktor endokrin. Seperti pendapat tim Perinasia (2010) bahwa faktor keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh gizi ibu yang baik, kelainan endokrin, lingkungan su diosial, ekonomi, politik maupun psikologis. Dalam hal ini, tindakan anastesi pada pasien SC menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormon oksitosin akibat anastesi lumbal. Hormon oksitosin ini berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui. Oleh sebab itu perlu dilakukan stimulasi refleks oksitosin sebelum ASI di keluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan massase rolling (punggung). Tindakan ini dapat memberikan sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI kedua payudara (Perinasia, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSMH, Rumah Sakit Bari, Rumah Sakit Muhammadyah, Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang diketahui ibu dengan persalinan SC belum dilaksanakan IMD, kontak antara ibu dan bayi dimulai setelah ibu berada di ruang perawatan. Hal ini tentu saja berdampak pada penundaan stimulasi ASI antara ibu dan bayi di masa krisisnya, yaitu satu jam setelah melahirkan). Data yang diperoleh di RS Muhammadyah persalinan Section Caesarea (SC) selama bulan Januari s/d September 2011 sebanyak 1057 orang, melihat masih tingginnya 2
3
persalinan melalui SC dan pentinya pemberian ASI, maka peneliti berkeinginan untuk melihat efektifitas massage rolling (punggung) terhadap produksi ASI pada pasien post SC di Rumah Sakit MuhammadyahPalembang tahun 2011.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen , yang bertujuan untuk melihat efektifitas massage rolling (punggung) yang dirancang oleh peneliti. Post test only design with control group, yaitu suatu pengukuran hanya dilakukan pada saat akhir penelitian (Sugiyono, 2001). Bentuk rancangan penelitian ini dapat diperhatikan skema seperti dijelaskan berikut ini: Skema 4.1 Rancangan penelitian . O1
•
SC pertama kali Tidak mengalami gangguan jiwa Tidak mengalami penyakit fisik atau komplikasi yang menyertai ibu dan bayinya Pendidikan minimal lulusan SD.
Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang Kebidanan RS Muhammadyah Palembang. Penelian ini di laksanakan pada bulan September s/d November 2011. Teknik pengumpulan data dari responden melalui metode wawancara dengan menggunakan kuesioner yang sudah disusun peneliti. Kuesioner terdiri dari karakteristik dan observasi produksi ASI yang terdiri dari indicator bayi : 6 item, ibu : 10 item. Total observasi produksi ASI : 16 item. Apabila hasil yang ditemukan ya diberi nilai 1 dan bila tidak diberi nilai 0.
O2 O2 – O4 = XI
O3
• • •
____ X ____
O2
Keterangan : O1 : Produksi ASI ibu post operasi sebelum dilakukan massage rolling (punggung) X : Intervensi berupa pemberian massage rolling (punggung) O2 : Produksi ASI ibu dalam menyusui setelah perlakuan pemberian massage rolling (punggung) O3: Produksi ASI pada kelompok pembanding (kontrol), sebelum adanya intervensi melalui massage rolling (punggung) pada kelompok perlakuan O4 : Produksi ASI ibu pada kelompok pembanding setelah dilakukan intervensi melalui pemberian massage rolling (punggung) XI : Perbedaan Kelancaran Produksi ASI pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol Sampel penelitian dalam penelitian ini diambil sebanyak 32responden. Terdiri dari 16 responden kelompok kontrol dan 16 responden kelompok intervensi , dengan kriteria inklusi : • Bersedia untuk diteliti • Post SC ≥ 24 jam
Analisis univariat dilakukan untuk melihat sebaran dari karakteristik ibu antara lain; umur, paritas, tingkat pendidikan. Analisis bivariat, untuk mengetahui normality responden digunakan uji kolmogorov-sminov. Uji perbedaan, penelitian ini menggunakan design quasi experimental pre test-post dipergunakan rumus t-test dengan membandingkan kedua mean. Untuk mengetahui perbedaan produksi ASI kelompok intervensi sebelum dan sesudah perlakukan digunakan uji beda dua mean dependent samples test pairet t – test. Untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi ASI kelompok kontrol digunakan uji beda dua mean dependent samples test pairet t-test. Untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi ASI kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah perlakukan digunakan uji beda dua mean independent samples t test. Untuk analisis bivariat tersebut dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05)
HASIL PENELITIAN 3
4
Tabel 5.1 Distribusi Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Menurut Karakteristik Responden di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011 No 1
2
3
4
5
6
Karakteristik Usia - Risiko (<20 th & > 35 th) - Tidak Risiko(20 -35 tahun) Paritas Primipara Multipara Grand Multipara Pendidikan SD SMP SMU Pekerjaan Bekerja Ibu Rumah Tangga Produksi ASI Pretest - Tidak Lancar - Lancar Produksi ASI Posttest - Tidak Lancar - Lancar
Kelompok Intervensi % Kontrol
%
5 11
31,3 68,8
6 10
37,5 62,5
11 2 3
68,8 12,5 18,8
8 6 2
50 37,5 12,5
9 2 5
56,3 12,5 31,3
4 4 8
25 25 50
2 14
12,5 87,5
3 13
18,8 81,3
11 5
68,8 31,3
12 4
75 25
1 15
6,3 93,8
7 9
43,8 56,3
Dari table 5.1 diatas dapat dilihat pada kelompok intervensi jumlah usia ibu yang beresiko(<20 th & > 35 th) ada 5 ibu (31,3%) dan yang tidak beresiko (20 -35 tahun) ada 11 ibu (68,8%), sedangkan untuk kelompok kontrol jumlah usia ibu yang beresiko ada 6 (37,5%) dan yang tidak beresiko ada 10 ibu (62,5%) Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah ibu primipara yaitu sebanyak 11 ibu (68,8) pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol ada 8 ibu (50%), paritas multipara pada kelompok intervensi ada 2 ibu (12,5%) pada elompok kontrol ada 6 ibu (37,5%). Paritas grand multipara pada kelompok intervensi ada 3 ibu(18,8%) pada kelompok kontrol ada 2 ibu (12,5%) Tingkat pendidikan ibu pada kelompok intervensi 9 ibu (56,3%) berpendidikan tamat SD, 2 ibu berpendidikan tamat SMP (12,5%) dan 5 ibu (31,3%) berpendidikan
tamat SMU. Sedangkan untuk kelompok kontrol 4 ibu (25%) berpendidikan tamat SD, 4 ibu (25%) berpendidikan tamat SMP dan 8 ibu (50%) berpendidikan tamat SMU. Ibu pada kelompok intervensi yang tidak bekerja ada 14 ibu (87,%) dan yang bekerja ada 2 ibu (12,5%), sedangkan pada kelompok control yang tidak bekerja ada 13 ibu (81,3%) dan yang bekerja ada 3 ibu (18,8%) Produksi ASI Pretest pada ibu yang dilakukan intervensi adalah 11 ibu (68,8%) tidak lanvar dan 5 ibu (5%) lancar, sedangkan untuk kelompok kontrol produksi ASI pretest yang tidak lancar sebanyak 12 ibu (75%) dan 4 ibu (25%) lancar. frekuensi produksi ASI Posttest pada ibu yang dilakukan intervensi ada 1 ibu (6,3%) yang tidak lancer, dan 15 ibu (93,*%) yang produksi ASI nyaq lancar, sedangkan pada kelompok kontrol produksi ASI Posttest yang tiak lancar ada 7 ibu (43,8%) dan produksi ASI yang lancar sebanyak 9 ibu (56,3%).
Tabel 5.2 Pengaruh Produksi ASI Ibu Post SC Sebelum Dilakukan Tindakan Massage Rolling (Punggung) Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011
Variabel
Mean
SD
SE
P Value
N
Produksi ASI - Intervensi - Kontrol
8,06 5,94
3,872 2,768
0,968 0,692
0,084
16 16
Dari table 5.3 di dapatkan nilai rata-rata produksi ASI pengukuran pre pada kelompok intervensi adalah 8,06 dengan standar deviasi 3,872, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pengukuran pre 5,94 dengan standar deviasi 2,768 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,084. Jadi tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum 4
5
dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi. Tabel 5.3 Pengaruh Produksi ASI Ibu Post SC Setelah Dilakukan Tindakan Massage Rolling (Punggung) Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011 Variabel Produksi ASI - Intervensi - Kontrol
Mean
SD
13,31 2,522 9,81 2,971
SE
0,631 0,743
P Value
N
0,001
16 16
PEMBAHASAN
Dari table 5.4 di dapatkan nilai rata-rata produksi ASI pengukuran post pada kelompok intervensi adalah 13,31 dengan standar deviasi 2,522, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pengukuran post 9,81 dengan standar deviasi 2,971 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,001. Jadi ada perbedaan yang bermakna rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi. Tabel 5.4 Gambaran Rata-Rata Produksi ASI Ibu Post SC Sebelum Dan Setelah Dilakukan Massage Rolling (Punggung) pada Kelompok Kontrol dan Intervensi di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011 Kelompok
Produksi ASI Pretest Posttest Mean SD Mean SD
Kontrol
5,94
768
9,81
2,971
Intervensi
8,06
872
3,31
2,522
nilai produksi ASI pengukuran pre tes pada kelompok intervensi adalah 8,06 dengan standar deviasi 3,872, sedangkan pengukuran post tes didapatkan nilai produksi ASI adalah 13,31 dengan standar deviasi 2,522. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0,000. Jadi ada perbedaan yang bermakna antara pre tes dan post tes pada kelompok intervensi.
value
0,001 0,000
Berdasarkan table 5.2 didapatkan nilai produksi ASI pengukuran pre test pada kelompok kontrol adalah 5,94 dengan standar deviasi 2,768, sedangkan pengukuran post tes didapatkan nilai produksi ASI adalah 9,81 dengan standar deviasi 2,971. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0,001. Jadi ada perbedaan yang bermakna antara pre tes dan post tes pada kelompok kontrol.
Produksi ASI sebelum diberikan intervensi massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi di dapatkan nilai ratarata produksi ASI pengukuran pre pada kelompok intervensi adalah 8,06 dengan standar deviasi 3,872, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pre 5,94 dengan standar deviasi 2,768 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,084. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Primasari (2008) diketahui, tidak ada perbedaan efektifitas metode breast care dari depan dan belakang terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum di Ruang C RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten, dengan p value =0,143 . Pada kenyataannya menyusui bukanlah suatu aktivitas yang terjadi secara otomatis, hal tersebut membutuhkan hal- hal yang dapat memotivasi dan merubah cara pandang ibu mengenai menyusui seperti beberapa penelitian yang dilakukan oleh Ho and Holroyd (2002) menyatakan bahwa pengetahuan serta ketrampilan ibu mempengaruhi kepercayaan diri ibu dalam menyusui. Kurang lancarnya pengeluaran ASI setelah kelahiran perlu di tanggapi karena hal ini akan mempengaruhi pemberian ASI ekslusif oleh ibu. Oleh karena itu sangat penting dilakukan penatalaksanaan non farmakologis untuk meningkatkan produksi ASI dengan massase rolling (punggung) 5
6
Produksi ASI sesudah diberikan intervensi massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi di dapatkan nilai ratarata produksi ASI pengukuran post pada kelompok intervensi adalah 13,31 dengan standar deviasi 2,522, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pengukuran post 9,81 dengan standar deviasi 2,971 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,001. Jadi ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Perinasia (2010) bahwa perlu dilakukan stimulasi refleks oksitosin sebelum ASI di keluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan massage rolling (punggung). Tindakan ini dapat memberikan sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI kedua payudara (Perinasia, 2010). Massase rolling (punggung) akan memberikan kenyamanan dan membuat rileks ibu karena massase dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin serta dapat menstimulasi refleks oksitosin (Spatafora, 2009). Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energy di dalam tubuh akan kembali lancar (Dalimartha, 2008). Punggung adalah daerah dimana wanita paling sering mengalami keteganggan. Punggung merupakan titik akupresur untuk memperlancar proses laktasi. Selain itu syaraf pada payudara dipersyarafi oleh syaraf punggung atau dorsal yang menyebar disepanjang tulang belakang (Cooper., Bart, 2005). Penelitian oleh Mulyati (2009) massase merupakan salah satu terapi pendukung yang efektif untuk mengurangi ketidak nyamanan fisik serta memperbaiki gangguan mood. Pengurangan ketidak nyamanan pada ibu menyusui akan membantu lancarnya pengurangan ASI. Menurut peneliti terjadinya peningkatan produksi ASI pada kelompok intervensi massase rolling punggung dapat memberikan efek rileks pada ibu yang secara tidak langsung dapat menstimulasi hormone oksitosin yang dapat membantu proses kelancaran produksi ASI.
Untuk mengetahui tingkat produksi ASI ibu SC pre tes dan post tes tanpa diberikan intervensi massase rolling (punggung) didapatkan nilai produksi ASI pengukuran pre test pada kelompok kontrol adalah 5,94 dengan standar deviasi 2,768, sedangkan pengukuran post tes didapatkan nilai produksi ASI adalah 9,81 dengan standar deviasi 2,971. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0,001. Jadi ada perbedaan yang signifikan antara pre tes dan post tes pada kelompok kontrol. Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru untuk pemeliharaan kesehatannya (Depkes RI, 1999).. Menurut peneliti adanya peningkatan produksi ASI yang signifikan pada kelompok kontrol dikarenakan mayoritas pendidikannya tamat SMU . Faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI ini adalah faktor psikologis ibu, dimana dukungan dari orang terdekat dan lingkungan, sangat mempengaruhi kesiapan psikologis ibu untuk menyusui. Hal ini menjalin keterikatan psikologisemosional ibu dan bayi serta merangsang pelepasan endorphin yaitu zat penenang yang mengalir ke peredaran darah ibu yang menimbulkan respon vasodilatasi yang meningkatkan kelancaran aliran darah tubuh sehingga tubuh menjadi rileks dan tenang, hal ini sekaligus juga menstimulasi pengeluaran hormon oksitosin yang berperan dalam mekanisme pengeluaran ASI yang disebut let down refleks, baiknya refleks ini mengindikasikan lancarnya rangsangan hormon oksitosin yang mempengaruhi produksi ASI (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
Pelaksanaan massase rolling (punggung) sangat efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu post section caesarea . Tindakan 6
7
ini dapat memberikan sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI kedua payudara (Perinasia, 2010). Massase rolling (punggung) akan memberikan kenyamanan dan membuat rileks ibu karena massase dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin serta dapat menstimulasi refleks oksitosin (spatafora,2009). Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energy di dalam tubuh akan kembali lancar (Dalimartha, 2008). Simpulan 1. Tidak ada perbedaan yang signifikan ratarata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,084 2. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,001 3. Ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol dengan value = 0,001 4. Pelaksanaan massage rolling (punggung) sangat efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu post SC. nilai p value = 0,001 Saran 1. Bagian Diklat Rumah Sakit Muhammadyah Palembang hendaknya melakukan sosialisasi dan seminar mengenai massage rolling (punggung) pada perawat dan tenaga kesehatan di bagian Kebidanan. 2. Perawat di ruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Muhammadyah Palembang melakukan peranannya sebagai educator dalam upaya meningkatkan kesuksesan menyusui pada ibu dengan seksio sesarea. Dapat dilakukan tindakan demonstrasi massage rolling (punggung) pada ibu post partum SC dengan melibatkan suami selama prosesnya.
DAFTAR PUSTAKA Bobak, I.M., Lowdermilk, D. & Jensen, M.D. (1995). Keperawatan maternitas. Alih bahasa. Wijayarini, M.A. & Anugerah, P.I. Edisi 4. Jakarta: EGC. Cohen, S.M, Kenner, C.A., & Andrea, O. (1991). Maternal, neonatal and woman’s health nursing. USA: Holling Sworth Spring House. Dalimartha, et al. (2008). Care Yourself Hipertensi. Jakarta. Hanifa, W. (1992). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. May, K.A., & Mahlmeister, L.R. (1990). Comprehensive maternity nursing: Nursing process and childbearing family. (2nd Ed.). Philadelphia: JB Lippincott Company. Murray, M.C., Kinney, E.S., & Gorrie, T.M. (2001). Foundation of maternal newborn nursing. (3rd Ed.). Philadelphia WB: Saunders Co. Perinasia. (2010). Program Manajemen laktasi, bina Rupa Aksara : Jakarta Primasari . Perbedaan Efektifitas Metode Breast Care dari depan dan Belakang terhadap Kelancaran Produksi ASI di RSUP Soeradi Jawa Tengah (2008) Pilliteri, A. (2003). Maternal & child health nursing care of the childbearing family. (4th Ed.). Philadelpia: Williams & Wilkins. Reeder, S.J., & Martin, L. (1992). Maternity nursing: Family, newborn & women’s health care. (7th Ed.). Philadelphia: JB. Lippincott Company.
7