TUGAS PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN
Nominal Group Group Technique) METODE NGT (Nomi
OLEH ALIH JENIS KELAS B KELOMPOK 8 1.
AGUSTINA ZAHROTUN NISA’
101111301
2. BASTIAN S. DHARMAWAN DHARMAWAN
101111308
3. DEWI PUTRI ARLADIN
101111315
4. NUR CHOLILAH
101111319
5. HARNILA PURWINDASARI
101111326
6. TRI PUTRI YUNDIARTI
101111343
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan kesehatan adalah kegiatan kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang dan jelas tujuannya. Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik yaitu sama dengan alur pikir siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang yang perlu dilakukan adalah : 1. Analisis situasi 2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas 3. Menetapkan tujuan 4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik 5. Menyusun rencana operasional. Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan (sistematis). Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga dapat diperoleh diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan). Menurut Abraham. L, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik yaitu jika rumusan tersebut te rsebut jelas j elas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya. Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit. Manager kesehatan masyarakat sering dihadapkan pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya yang semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting. Oleh karena itu perlu diketahui teknik-teknik analisis prioritas masalah sehingga petugas kesehatan dapat menentukan masalah apa yang paling utama diantara masalah-masalah yang ada. Menurut Amrulloh (2011) ada banyak metode yang dapat digunakan dalam penentuan prioritas masalah, namun metode yang lazim digunakan oleh puskesmas atau instansi lain dalam menyusun program tahunan antara lain: Metode Hanlon, Metode MCUA
( Multi Criteria Utility Assesment ), Metode USG (Urgency,
Seriousness, and Growth), Metode CARL(Capability, Accesability, Readiness & Leverage) dan Metode NGT ( Nominal Group Technique). Diantara metode-metode yang tersebut di atas, tentu mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dalam makalah ini tidak semua metode tersebut akan dijelaskan, namun hanya metode NGT yang akan dibahas lebih lanjut. Metode NGT merupakan salah satu cara menetapkan prioritas penyelesaian masalah dengan metode teknik scoring . Proses untuk metode NGT dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan maslah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian metode NGT?
2.
Bagaiman Langkah – langkah cara menentukan masalah mengunakan metode NGT?
3.
Bagaimanakah implementasi dari metode NGT prioritas penyelesaian masalah?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mempelajari pengertian metode USG
2.
Mempelajari langkah-langkah cara menentukan masalah menggunakan metode USG
3.
Mengetahui implementasi dari metode USG dari penentuan prioritas masalah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi NGT
Suatu keterampilan pokok yang harus dimiliki oleh para perencana kesehatan ialah kemampuan memimpin proses dinamika kelompok untuk identifikasi dan penentuan prioritas masalah dan urutan pemecahan masalah. Salah satu proses dinamika kelompok yang harus dikuasai adalah Delbecq Technique atau Nominal Group Technique (NGT) yang dilaksanakan melalui suatu forum pertemuan dari para ahli, yaitu para ahli kesehatan dan kelompok perencana. Nominal Group Technique (NGT) adalah salah satu quality tools yang bermanfaat dalam mengambil keputusan terbaik. Dalam quality management, metode ini dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari mencari solusi permasalahan, hingga memilih ide pengembangan produk baru. NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok, dengan cara mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan voting dan ranking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah yang paling banyak skor-nya, yang berarti merupakan konsensus bersama. Metode ini dapat menjadi alternatif brainstorming, hanya saja konsensus dapat tercapai lebih cepat. Teknik ini awalnya dikembangkan oleh Delbecq dan VandeVen, yang kemudian diaplikasikan untuk perencanaan program pendidikan untuk orang dewasa oleh Vedros. Tujuan NGT yaitu : 1. Identifikasi masalah dan penentuan prioritas ( Need Identification and Priority Setting ) 2. Pemilihan alternatif pemecahan masalah dan penentuan prioritas ( Action Definition and Priority Setting ) 3. Melibatkan personel pada semua tingkatan organisasi dalam pengambilan keputusan final Teknik ini terdiri dari serangkaian aktivitas yang berurutan yaitu : 1. Menuliskan masalah atau pemecahan masalahnya, sesuai dengan tujuan forum, tanpa diskusi atau tanya jawab ( silent generation of ideas in writing )
2. Membuat daftar atau melakukan listing hasil masalah yang telah ditulis oleh forum sebelumnya 3. Mendiskusikan daftar masalah yang telah disusun 4. Membuat daftar dan pra-penentuan prioritas 5. Mendiskusikan hasil daftar dan pra-penentuan prioritas yang telah disusun 6. Penentuan prioritas berdasarkan hasil diskusi forum. 2.2 Langkah-langkah NGT 2.2.1 Langkah-langkah persiapan NGT
Langkah-langkah NGT adalah sebagai berikut: 1.
Persiapan gugus tugas
Lakukan pembagian tugas sebelum pertemuan dimulai. Tentukan:
2.
a.
Pimpinan proses NGT
b.
Penulis di flipchart
c.
Pencatat skor
d.
Pembaca hasil
Persiapan ruang pertemuan
Meja dan tempat duduk diatur seperti huruf U yang terbuka ujungnya ( round table) dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis. 3.
4.
Persiapan sarana atau peralatan a.
Daftar hadir atau absensi
b.
Kertas flipchart atau papan tulis lengkap dengan alat tulisnya
c.
Alat tulis di masing-masing meja
d.
Kalkulator (jika perlu)
Persiapan peserta a.
Tentukan siapa saja orang yang akan diundang atau dilibatkan untuk melaksanakan NGT.
b.
Untuk tingkat Dinkes kabupaten yang harus dilibatkan antara lain para Kasubdin dan Kasie.
c.
Untuk tingkat Puskesmas yan harus dilibatkan antara lain Kepala Puskesmas, dokter puskesmas, bidan, dan perawat.
d.
Jumlah peserta 7-10 orang.
2.2.2 Langkah-langkah inti NGT
1.
Silent Generation of Ideas in Writing Fasilitator mengutarakan pertanyaan atau masalah ke kelompok dalam bentuk tertulis di kertas. Selanjutnya, masing-masing peserta diminta untuk menuliskan seluruh ide yang muncul di kepalanya. Para peserta diminta untuk bekerja secara independen, tanpa berdiskusi sama sekali dengan peserta lain. Tahap ini membutuhkan sekitar 10 menit.
2. Recorded Round Robbin Procedure Selanjutnya,
fasilitator
meminta
peserta
untuk
berbagi
ide-ide
yang
sebelumnya sudah mereka tuliskan di kertas. Sang moderator menuliskan ideide dari tiap peserta pada papan tulis, supaya semuanya dapat melihat. Ide yang sama tidak disertakan, namun jika ada perspektif atau penekanan yang berbeda, dapat dimasukkan. Lanjutkan proses ini hingga seluruh ide dari tiap peserta dapat terdokumentasi. Pada tahap ini tidak ada diskusi atau debat, dan peserta boleh menuliskan ide-ide baru yang muncul sepanjang proses. Tahap ini membutuhkan sekitar 15-30 menit. 3.
Serial Discussion of Ideas Selanjutnya, peserta diminta untuk memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai ide-ide yang telah dikemukakan. Setiap peserta boleh mengajukan komentar ataupun pertanyaan mengenai ide-ide tersebut, dan yang menjawab tidak harus orang yang mengajukan ide tersebut. Intinya, fasilitator bertugas untuk memastikan bahwa tiap peserta dapat memberikan kontribusi pada diskusi, serta menjaga proses tetap netral, tanpa ada judgement atau serangan ke pihak tertentu. Fasilitator juga bertugas supaya seluruh ide dapat dibahas secara menyeluruh, dan tidak terpaku pada beberapa ide saja
Tahap ini
membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. 4.
Voting Priority Tahap terakhir, masing-masing peserta memberikan voting terhadap ide-ide yang ada. Sebelumnya, fasilitator harus menentukan terlebih dahulu kriteriakriteria yang digunakan untuk voting ide. Jadi, misalnya tiap peserta diminta untuk memilih 5 ide terbaik dari daftar yang ada, kemudian mereka harus
memberikan ranking prioritas bagi tiap ide tersebut. 1 untuk ide yang kurang penting, hingga 5 untuk yang paling penting. Ide yang memperoleh skor pali ng tinggi merupakan ide yang paling disukai dan disepakati bersama oleh kelompok. 5. Discussion of Vote Pada tahapan ini, didiskusikan lagi urutan prioritas masalah yang dihasilkan dari langkah 4, unutk mendapatkan komentar dan masukan guna mencapai kesepakatan bersama. Apabila masih ada yang kurang puas, maka langkah nomer 4 bisa diulang kembali. Apabila urutan prioritas sudah disepakati, maka proses NGT selesai dan hasil kesepakatan tersebut menjadi kepuasan final. 6.
Silent Rerank and Rate of Priorities Langkah ini merupakan langkah cadangan yang dipergunakan apabila hasil langkah nomer 4 masih belum ada kesepakatan. Menetapkan urutan prioritas pada langkah ini adalah final.
2.2.3 Menentukan prioritas masalah dengan metode NGT 2.2.4 Kelebihan dan kekurangan metode NGT
1.
Keunggulan a.
menghasilkan ide yang lebih banyak dibandingkan dengan diskusi biasa
b.
menyeimbangkan peran masing-masing individu, membatasi dominasi dari orang yang punya pengaruh dalam kelompok
c.
menghilangkan `persaingan` dalam kelompok juga tekanan untuk `konformitas`
d.
mendorong peserta untuk menyelesaikan masalah dengan constructive problem solving
e.
tiap peserta dapat memberikan prioritas idenya secara independent dan tertutup
2.
Kelemahan a.
Membutuhkan persiapan
b.
hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja. Satu pertemuan hanya membahas satu topic
c.
diskusi hanya terbatas, tidak seperti brainstorming yang menstimulasi perkembangan dari ide-ide
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Kalirungkut Surabaya 3.1.1 Geografis, Administrasi, Batas Wilayah dan Iklim
Puskesmas Kalirungkut terletak di Kecamatan Rungkut Kelurahan Kalirungkut, dengan batas disebelah utara kecamatan Sukolilo, sebelah selatan kecamatan Gunung Anyar, sebelah barat kecamatan Tenggilis dan sebelah Timur kecamatan Penjaringan Sari. Puskesmas Kalirungkut terletak di wilayah Surabaya timur di jalan raya yang mudah dijangkau transportasi umum. Luas wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut adalah 511,461 Ha yang terbagi dalam 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kalirungkut, Kelurahan Rungkut Kidul dan Kelurahan Kedung Baruk. 3.1.2 Demografi
Berdasarkan jumlah penduduk Riil di wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut tahun 2010 yaitu 52.087 jiwa yang terdiri dari laki-laki 26.147 jiwa dan perempuan 25.940 jiwa. 3.1.3 Visi dan Misi 3.1.3.1 Visi
Visi
dari
Puskesmas
Kalirungkut
adalah
“Menjadikan
Puskesmas
Kalirungkut sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu” 3.1.3.2 Misi
Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut di atas, maka Puskesmas kalirungkutmenetapkan misi puskesmas sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat 2. Meningkatkan jangkauan program dan jangkauan wilayah 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai, demi kelancaran pelayanan kepada masyarakat 3.1.4 Tujuan Puskesmas Kalirungkut
Tujuan yang ingin dicapai di Puskesmas Kalirungkut : 1. Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan demi kepuasan mas yarakat 2. Terwujudnya peningkatan jangkauan program dan jangkauan wilayah
3. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia 4. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai, demi kelancaran pelayanan kepada masyarakat. 3.2 Analisis Situasi
Jumlah sarana kesehatan tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut adalah sebagai berikut : puskesmas pembantu 1, posyandu balita 51 posyandu, posyandu Usila 6 posyandu 1. Input
Input dalam pendekatan sistem meliputi 6M 2T 1I (Man, Money, Material, Methode, Machine, Market, Technology, Time, Informasi) 2. Proses
Proses analisis situasi menggunakan pendekatan SWOT :
ANALISA SWOT PUSKESMAS KALIRUNGKUT SURABAYA Kategori
Bobot (B)
Nilai (N)
Bobot
Faktor Internal Strength Tingkat Pendidikan Kompetensi SDM Mesin lengkap Teknologi komputerisasi Kecanggihan Alat Kesehatan Informasi yang jelas dalam Pelayanan Jumlah SDM Jumlah Weakness
5/53=0,09 5/53=0,09 5/53=0,09 4/53=0,07 4/53=0,07 4/53=0,07 4/53=0,07
1 1 2 2 2 1 1
0,09 0,09 0,18 0,14 0,14 0,07 0,07 0,78
3/53=0,05 3/53=0,05 4/53=0,07 3/53=0,05 2/53=0,03 3/53=0,05 4/53=0,07
-1 -1 -1 -1 -2 -1 -1
-0,05 -0,05 -0,07 -0,05 -0,06 -0,05 -0,07 -0,40
5/44=0,11 5/44=0,11 5/44=0,11 5/44=0,11 3/44=0,07 4/44=0,09 4/44=0,09
2 2 1 2 2 2 2
0,22 0,22 0,11 0,22 0,14 0,18 0,18
Ketersediaan obat dan BHP Pendukung Kontrol dan Pengawasan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Subsidi biaya Beban kerja tinggi dan Overlapping Motivasi Kerja Gaji Jumlah =53 S+W = 0,78+(-0,40)= 0,38 Faktor Eksternal Opportunity Kebijakan/peraturan Letak strategis Akses mudah Dekat tempat rujukan Banyak fasilitas kesehatan didaerah/luar Kemudahan Mengakses Info Promkes Tidak ada masyarakat yang buta huruf
Jumlah Treath Pengetahuan Pasien Banyak fasilitas kesehatan didaerah/luar Adanya penduduk musiman Jumlah=44 O+T=1,27+(-0,49)=0,78
1,27
4/44=0,09 5/44=0,11 4/44=0,09
-1 -2 -2
-0,09 -0,22 -0,18 -0,49
Gambar Kurva : O 1
-1 W
S 1
-1 T
Penjelasan: Dari Kurva analisis SWOT diatas menggambarkan situasi bahwa puskesmas Kalirungkut berada pada kuadran I yakni merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). 3. Output
Dari hasil analisis situasi ditemukan output berupa masalah yang ada di organisasi, meliputi :
Tahun Nama Program
2010 Jumlah
Target
Pencapaian
2430
75 %
0
1314
85 %
1196
Jumlah
Target
Pencapaian
1129
80 %
0.78 %
13.97 %
785
90 %
14.81 %
90 %
24.71 %
1129
88 %
28.99 %
2430
90 %
40.74 %
1289
82 %
32.28 %
1196
85 %
73.97 %
1129
85 %
68.88 %
populasi bayi mendapat
2011
populasi
ASI eksklusif jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe jumlah Kunjungan Neonatus jumlah kunjungan bayi jumlah bayi 611 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x pertahun
3.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari permasalahan diatas akan dilakukan penentuan prioritas masalah menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dilakukan oleh anggota kelompok.
Data Pengambilan Prioritas Masalah NILAI KRITERIA NO
MASALAH U
1.
S
G
TOTAL (UxSxG)
Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif
2.
Rendahnya
Jumlah
bumil yang mendapat 90 tablet Fe 3.
Rendahnya
Jumlah
Kunjungan Neonatus 4.
Rendahnya
Jumlah
kunjungan bayi 5.
Rendahnya Jumlah bayi 6-11
bulan
mendapat
yang
vitamin
A
100.000 SI 1x pertahun
Langkah-langkah : 1. Membuat kode pada masalah A = Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif B = Rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe C = Rendahnya Jumlah Kunjungan Neonatus D = Rendahnya Jumlah kunjungan bayi E = Rendahnya Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x pertahun
2. Perbandingan U (Urgent)
S (Serious)
G (Growth)
A/B = B
A/B = A
A/B = B
A/C = C
A/C = A
A/C = C
A/D = D
A/D = A
A/D = D
A/E = E
A/E = E
A/E = A
B/C = C
B/C = B
B/C = B
B/D = B
B/D = B
B/D = B
B/E = E
B/E = B
B/E = B
C/D = C
C/D = D
C/D = D
C/E = E
C/E = E
C/E = C
D/E = E
D/E = D
D/E = E
3. Total Skor
Variabel
U
S
G
Total
A
-
3
1
4
B
2
3
4
9
C
4
-
2
6
D
1
2
2
5
E
4
2
1
7
4. Ranking masalah 1 = Rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe 2 = Rendahnya Jumlah bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI 1x 3 = Rendahnya Jumlah Kunjungan Neonatus 4 = Rendahnya Jumlah kunjungan bayi 5 = Rendahnya Bayi mendapat ASI eksklusif
3.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Setelah diketahui prioritas masalah yang ada, selanjutnya melakukan identifikasi penyebab timbulnya masalah yang terjadi pada rendahnya Jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe menggunakan metode diagram tulang ikan. Langkah menggunakan diagram tulang ikan, meliputi : 1. Mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai mengenai masalah yang terjadi. 2. Semua
anggota
tim
memberikan
pandangan
dan
pendapat
dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Tulang utama diagram ini berisi faktor penyebab masalah, misalnya faktor manusia, faktor bahan dan alat kesehatan, faktor metode/teknologi, faktor masyarakat/pasien dan faktor lingkungan kerja. Berikut uraian kemungkinan penyebab masalah yang menimbulkan rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe Berdasarkan di uraikan ,
penentuan
penyebab
masalah
yang
telah
di ke t ahui penyebab masalah yang menimbulkan rendahnya
jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe, antara lain : 1. Man: a.
Di Puskesmas terdapat banyak tenaga kerja baru sehingga kurang pengalaman tentang masalah rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe yan g ad a di wi la ya h Pu sk es ma s.
b.
Peran kader yang kurang dalam menangani masalah pemberian 90 tablet Fe pada bumil.
2. Methods a.
Metode promosi yang disampaikan kurang menarik, dapat disebabkan kurangnya ketrampilan yang dimiliki yang disebabkan tidak adanya kegiatan pelatihan mengenai promosi kes ehat an tenaga kerj a.
b.
Komunikasi
dalam
penyampaian
informasi
pentingn ya t ablet Fe bagi bumi l kur ang jel as .
tentang
3. Money a.
Kurangnya kerja sama dengan pihak sponsor.
Man kurangnya pengetahuan kader tentang pentingnya tablet Fe Informasi
bagi bumil
kurang Pengalaman kurang
Peran kader kurang Rendahnya
Banyak Petugas Baru
jumlah
bumil
yang mendapat 90 tablet Fe
Peralatan promkes yg terbatas
Bahasa yang digunakan terlalu
Komunikasi dengan pihak
medis
sponsor yang kurang komikatif
Media promosi kurang menarik Komunikasi dalam penyampaian
Kurangnya kerjasama
informasi kurang
dengan pihak sponsor luar
dapat dipahami
Money
Mathods
Gambar 2.6 Diagram Fis h Bone pada Rendahnya Jumlah Bumil yang Mendapat 90 Tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut Surabaya
Berdasarkan diagram Fi sh Bone dapat diketahui akar penyebab dari masalah rendahnya jumlah bumil yang mendapat 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut Surabaya antara lain : 1. Man a. Informasi dari petugas kesehatan yang kurang mengenai pemberian 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut. b. Kurangnya Pengetahuan dari kader tentang pentingnya pemberian 90 tablet Fe di Puskesmas Kalirungkut.
2.
Methods a.
3.
Peralatan promosi kesehatan yang terbatas
Money a. Komunikasi dengan pihak sponsor yang kurang komunikatif.
3.6
Pelaksanaan NGT untuk pemecahan masalah
Langkah-langkah NGT adalah sebagai berikut: 1.
Persiapan
a.
Persiapan gugus tugas Melakukan pembagian tugas sebelum pertemuan dimulai.
b.
1)
Pimpinan NGT
: Harnila Purwindasari
2)
Petugas pembagi kertas
: Agustina Z. Nisa
3)
Personil yang bertugas sebagai notulis
: Dewi Putri A.
Persiapan ruang pertemuan Meja dan tempat duduk diatur seperti huruf U yang terbuka ujungnya (round table) dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis. Ruang pertemuan di
c.
d.
Persiapan sarana atau peralatan 1)
Daftar hadir atau absensi
2)
Kertas kosong
3)
Papan tulis lengkap dengan alat tulisnya
4)
Alat tulis di masing-masing meja
5)
Kalkulator (jika perlu)
6)
Persiapan peserta
Jumlah Peserta Jumlah peserta 10 orang yang mewakili masing-masing kelompok.
2.
Langkah inti Persiapan NGT (Nominal Group Technique)
a.
Silent Generation of Ideas in Writing 1) Membagikan lembar kertas kepada setiap peserta NGT yang hadir masing-masing 5 lembar. 2) Menuliskan pemecahan masalah sebanyak-banyaknya pada kertas yang dibagikan tersebut dalam waktu 10 menit.
3) Menuliskan pemecahan masalah dalam kalimat yang singkat (pendek dan jelas). 4) Mengerjakan sendiri dengan tenang dan bebas tanpa saling mempengaruhi satu sama lain. b. Recorded Round Robbin Procedure 1) Membacakan ide dari peserta yang telah ditulis pada kertas. Pada putaran pertama membacakan ide nomer satu yang ditulis oleh peserta, pada putaran kedua membacakan ide nomer dua, dan seterusnya, selanjutnya akan dicatat oleh tugas pencatat pada lembar flipchart . 2) Bagi peserta yang mendapatkan kesempatan menyampaikan ide tetapi ide yang disampaikan sudah disampaikan oleh peserta sebelumnya, maka mengatakan „pas‟ kemudian dilanjutkan dengan peserta selanjutnya. 3) Menghindari terjadinya diskusi dari ide yang ditulis. c.
Serial Discussion of Ideas Mendiskusikan ide-ide yang sudah tertulis di papan, dengan
menghidari penggabungan atau penghilangan salah satu ide, jika tidak terlalu mendesak. Penggabungan atau pengurangan hanya boleh dilakukan dengan persetujuan peserta yang mempunyai ide tersebut. d.
Voting Priority 1)
Membuat daftar ide (bentuk tabel taily) yang paling penting dari yang sudah ada pada papan tulis, dengan cukup menuliskan nomor dari ide yang dimaksud, sebaiknya tiap peserta memilih 2-3 ide saja.
2)
Membagikan kertas kepada peserta, kemudian peserta memilih ide-ide yang paling penting dari ide-ide yang telah dituliskan di papan tulis atau flipchart .
3)
Kemudian kertas dikumpulkan untuk ditulis pada tabel tally.
Contoh tabel tally No. Pemecahan Masalah
Frekuensi (turus)
1.
I
2.
-
3.
IIII
4.
-
5.
IIIIII
6.
-
7.
-
8.
III
9.
-
10.
II
Dst.
Dst
Hasil yang diharapkan adalah berkurangnya jumlah ide karena diseleksi ulang atau mempertajam fokus masalah yang ada sehingga mempermudah dalam menyusun prioritas pemecahan masalah. 4) Mendaftar list hasil pemecahan masalah hasil tabel tally berdasarkan nomor urut penyelesaian masalahnya. Daftar masalah inilah yang akan diprioritaskan oleh masing-masing peserta. 5) Lakukan ranking dari ide yang dipilih menurut urutan prioritas. Langkah ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tahap 1 : ide yang paling penting diberi nilai tertinggi 5 dan ide yang paling tidak penting diberi nilai terendah 1. Tahap 2 : sisa ide yang masih ada 3 buah, pilih yang terpenting dan diberi nilai 4, kemudian yang paling tidak penting diberi nilai 2. Tahap 3 : sisa ide masih 1 buah lalu beri ide tersebut nilai 3.
Contoh hasil skoring peserta Penyelesaian
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
1
1
-
-
3
-
4
-
5
5
-
-
8
-
-
3
10
-
2
-
Masalah
Hasil Skoring peserta Penyelesaian
Nilai
Masalah
6)
1
1
3
4
5
5
8
3
10
2
Setelah selesai melakukan skoring, serahkan kepada pemimpin NGT untuk dilakukan skoring secara keseluruhan dari hasil skoring semua peserta terhadap 5 item penyelesaian terpenting yang tertulis pada flipchart .
7)
Penyelesaian masalah dengan total nilai terbesar adalah penyelesaian
masalah
yang
paling
penting
(paling
diprioritaskan) dan masalah dengan total nilai terendah adalah penyelesaian masalah yang paling tidak penting (paling tidak diprioritaskan).
No Penyelesaian Masalah
Skor Peserta 1
Total
Peserta Peserta Peserta 2
3
Dst
Ranking
Skor
4
1 3 5 8 10
e.
Discus kemudian sion of Vote Pada tahapan ini, didiskusikan lagi urutan prioritas masalah yang
dihasilkan dari langkah 4, unutk mendapatkan komentar dan masukan guna mencapai kesepakatan bersama. Apabila masih ada yang kurang puas, maka langkah nomer 4 bisa diulang kembali. Apabila urutan prioritas sudah disepakati, maka proses NGT selesai dan hasil kesepakatan tersebut menjadi kepuasan final. f.
Silent Rerank and Rate of Priorities Langkah ini merupakan langkah cadangan yang dipergunakan apabila
hasil langkah nomer 4 masih belum ada kesepakatan. Menetapkan urutan prioritas pada langkah ini adalah final.