LAPORAN TUGAS BIDANG SUPERVISI PERANCAH
NAMA PESERTA PERUSAHAAN
: Aris Munandar Saputra
: PT. WASKITA KARYA (Persero)
PENYELENGGARA
TEMPAT PELAKSANAAN
: PT SYNERGI SOLUSI
: PALEMBANG, PALEMBANG, KANTOR DIV VI
TANGGAL PELAKSANAAN
: 14/12/2017
1
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG Peraturan menteri tenaga kerja No. PER.01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi bangunan mensyaratkan penggunaan perancah (scaffolding) yang sesuai dan aman untuk semua pekerjaan konstruksi. Latar belakang pemasangan scaffolding pada kasus ini adalah pemasangan pemasangan pembesian
yang
mencapai
ketinggian
12
meter.
Sehingga
pada
pelaksanaanya memerlukan alat bantu ruang kerja / pijakan, yang nantinya kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan pembesian dengan ketinggian 12 meter tersebut dapat di kurangi dan dihindari.
1.2 Maksud dan tujuan 1. Memahami secara baik tentang pelatihan k3 scaffolding 2. Potensi bahaya konstruksi perancah 3. Cara pencegahan kecelakaan kerja perancah 4. Prosedur kerja aman perancah 5. Pengetahuan dasar perancah 6. Jenis-jenis perancah 7. Supervisi perancah 8. Pemasangan dan pembongkaran perancah 9. Standar dan pedoman teknis 10. Peraturan dan standar perancah
1.3 Dasar Hukum Dasar hukumnya hukumnya yaitu peraturan pemerintah: pemerintah: UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan dan SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum no. Kep 174/Men/1986 dan no. 104/Kpts/1986 dan pedoman pelaksanaan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
2
1.4 Ruang Lingkup 1. Gambar Rancang Bangun Perancah 2. Analisa Keselamatan Kerja Pemasangan dan Pembongkaran Perancah 3. Form Pemeriksaan Perancah dan Labeling 4. K3 bekerja di ketinggian 5. Sistem Proteksi Bahaya 6. P3 K dan Rencana Tanggap Darurat.
BAB II
2.1 GAMBAR RANCANG BANGUN
BAB V
3.1 GAMBAR RANCANG BANGUN
Globalisasi disegala aktifitas pekerjaan manusia menuntut tersedianya prasarana dan sarana kerja yang dapat menjamin lancarnya suatu pekerjaan, tanpa mengabaikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan bekerja. Untuk itu faktor keselamatan menjadi penting.
Kenyamanan, kesehatan dan keamanan dalam bekerja banyak dituntut pada pekerjaan dengan tingkat bahaya tinggi semisal pada pekerjaan penambangan bawah tanah, pekerjaan bawah air, pekerjaan diketinggian dan pemadam kebakaran. Jaminan Keselamatan kerja menjadi penting untuk melengkapi perlindungan terhadap pekerja, antara lain dengan adanya berbagai macam asuransi menjadi pelengkapnya.
Keselamatan kerja menjadi hak semua pekerja. Pada pekerja dengan pekerjaan tingkat bahaya tinggi keselamatan kerja sangat mutlak untuk melindungi dirinya dan juga asset produksi. Keselamatan kerja akan ada bila 3
si pekerja melengkapi aktifitasnya dengan pengetahuan dan keterampilan tentang keselamatan kerja.
Pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja itu sendiri terbagi atas berbagai macam kegiatan kerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Bagi pekerja yang bekerja dengan tingkat bahaya tinggi misalkan bekerja di ketinggian pada gedung-gedung tinggi, menara konstruksi baja dan instalasi industri, pemahaman tentang keselamatan kerja menjadi lebih penting. Dalam hal tersebut keterampilan untuk bekerja di ketinggian akan menjadi sangat khusus. Melihat hal tersebut, pekerja perlu memahami pentingnya keselamatan kerja bekerja di ketinggian, dengan pengetahuan dan keterampilan teknik keselamatan kerja yang disesuaikan dengan bidang kerjanya.
Untuk memenuhi pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja bekerja diketinggian, saat ini telah berkembang metode akses tali (Rope Acces). Metode ini dikembangkan dari teknik Panjat tebing dan Penelusuran Gua, untuk membantu mencapai tempat yang sulit dijangkau dengan posisi kerja vertikal maupun horizontal tanpa bantuan perancah, platform ataupun tangga.
Metode akses tali telah banyak digunakan untuk menunjang kerja pada gedung tinggi, menara jaringan listrik, menara komunikasi, anjungan minyak, perawatan dan perbaikan kapal, perawatan jembatan, ruang terbatas/cerobong, penelitian dan pertambangan
4
Untuk Indonesia sudah ada ketentuan tentang keharusan semua pekerja yang bekerja diketinggian mempunyai keterampilan keselamatan dan kesehatan kerja diketinggian.
Untuk itu Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan yang didasarkan pada :
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan Kerja.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Surat Edaran Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor 117/Men/PPK-PKK/III/2005
tentang
Pemeriksaan
Menyeluruh
Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-tempat Publik Lainnya. Berdasarkan hal ini maka telah diterbitkan surat keputusan Departeman Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. melalui Direktorat Jenderal Pembinaan pengawasan ketenagakerjaan yang berisi tentang pedoman keselamatan kerja pada ketinggian NO.KEP.45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bekerja Pada Ketinggian Dengan Menggunakan Akses Tali ( Rope Access) . AKSES TALI (ROPEACCES) Metode akses tali (Rope Acces). Cara kerja akses tali ini menggunakan tali sebagai sarana jalur kerja maupun jalur keselamatan, metode ini dapat diandalkan dan cenderung efisien untuk kerja pada bangunan tinggi dan beberapa pekerjaan ringan sampai sedang. Metode akses tali merupakan metode alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan ringan sampai tingkat sedang dalam posisi yang sulit dan membutuhkan kecepatan (rapid task force).
Akses Tali (Rope Acces) dapat digunakan dengan beberapa persayaratan antara lain: 5
Tersedia tali kerja dan tali pengaman. Tersedia dua penambat.
Tersedia alat bantu dan alat pelindung diri. Terdapat personil yang handal. Pengawasan yang ketat.
Contoh aplikasi Akses tali (Rope Acces). Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara struktur baja,
Pekerjaan secara horizontal diketinggian pada jembatan dan atap bangunan. Pekerjaan diruang terbatas pada silo dan cerobong.
Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon.
Beberapa gambar di halaman selanjutnya menunjukkan aplikasi Rope access pada beberapa kegiatan.
6
Sistem Penambat pada Rope Acces
Posisi vertikal bekerja dengan Rope Acces
Gerak turun melalui Work Line (Rope Acces)
Memasuki Tunnel dengan Rope Acces dan alat pendukung 3
Contoh
jarak
menggunakan
aman Lanyards
absorber saat menahan beban jatuh, Jika pekerja menggunakan lanyards absorber dengan panjang 1,15 m (termasuk karabiner) dibutuhkan jarak aman ketinggian kerja 4,35 m dari permukaan lantai
Contoh Lanyards/tali koneksi, digunakan pada bidang
kerja
terbatas.
lanyards
yang
dihubungkan pada penambat dengan panjang sesuai pada bidang kerja akan memberikan pengamanan dari jatuh.
Contoh Lanyards/tali koneksi, digunakan pada bidang kerja terbatas. lanyards yang dihubungkan pada penambat dengan panjang melebihi bidang kerja akan menimbulkan bahaya jatuh saat pekerja harus berada di ujung bidang kerja.
4
Contoh macam dan bentuk penambat yang digunakan untuk menahan work line dan safety line.
5
Ascending Gerak naik melalui Work Line dan Safety Line dengan menggunakan alat bantu naik.
Posisi kerja menggunakan Lanyards, dapat mengatur jarak pekerja dan bidang kerja
Posisi kerja pada jalur vertical, harus diingat metode penguncian pada alat bantu saat posisi berhenti/menggantung pada Work Line
Gerak naik menggunakan Double Lanyards sebagai alat keselamatan
Gerak naik menggunakan alat pengaman jatuh pada lintasan Work Line
6
Kerja pada atap bangunan dengan posisi horizontal Work Line menggunakan Lanyards sebagai pengaman jatuh
Kerja pada atap bangunan dengan belayer sebagai penahan jatuh
Peralatan yang digunakan pada metode Rope acces sebagai alat pendukung keselamatan kerja bekerja diketinggian
Carabiner Screw Carabiner/cincin kait ini mempunyai pengunci pada pintu pengait sehingga pintu pengait tidak mudah terbuka. Cocok untuk alat pelindung diri pada pekerjaan diketinggian.
Carabiner Snap Carabiner/Cincin kait ini tak mempunyai pengunci pada pintu pengait sehingga mudah dibuka dan ditutup, carabiner jenis ini banyak digunakan pada aktifitas panjat t7ebing
AutoStop Descender Sebagai alat bantu turun melalui Tali/Work Line, dapat berhenti secara otomatis ketika handel pengatur kecepatan terlepas
.Ascenders/Clamp Handle Alat bantu gerak naik melalui Tali/Work Line
Grigri pada teknik panjat tebing digunakan sebagai alat belayer pemanjat tebing berfungsi menjadi penahan jatuh
.
Lanyard/cow tail/tali koneksi Sebagai tali penghubung antara pekerja dan bidang kerja. 8
I`D Self Braking Descenders Sebagai alat bntu turun melalui tali statik, alat ini dapat berhenti seketika bila handel pengendali dilepas sehingga beban jatuh akan tertahan.
Mobile Fall Arrester/ASAP Sebagai berfungsi
alat
pelindung
menjadi
diri
pengaman
cadangan pada Safety Line saat gerak naik maupun gerak turun melalui tali, rope acces.
Helmet
Helmet
sebagai
alat
pelindung
diri
yang tali
dilengkapi pita
yang
melingkar
pada
dagu.
9
protector/pelindung tali Rope protector digunakan untuk melindungi tali dari gesekan pada permukaan dinding bersudut.
Glove/sarung tangan
Static Rope/Tali Statik Static rope
digunakan
sebagai
alat
utama pada metode Rope Acces untuk kerja diketinggian, terbuat dari bahan Nilon.
Hanger/anchor Sebagai alat penambat pada permukaan yang solid(dindin beton, tiang beton atau tebi batu)
10
Full Body harness Alat pengaman diri yang disarankan untuk kerja diketinggian, dapat mendukung kerja pada posisi sulit.
Seat Harness Alat pengaman diri yang tidak dilengkapi tali pada pundak dan sebagai alat pengaman duduk. Dapat memberikan kemudahan bergerak pada posisi kerja menggantung.
11
BAB VI
6.1 SISTEM PROTEKSI BAHAYA
Secara umum risiko bekerja pada ketinggian adalah a. Material atau peralatan jatuh dari ketinggian seperti plate, debrish, kunci rachet , clmps, connectors, blasting hose, paint atau thinner , grinding machine, welding rod , cutting atau grinding disc . b. Pekerja terjatuh dari ketinggian yang disebabkan antara lain oleh kerusakan tangga, pengaman lantai terbuka, lubang-lubang dan perancah. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan saat bekerja pada ketinggian adalah : 1. Pekerja terjatuh di lantai yang sama. Hal ini disebabkan oleh karena tersandung peralatan kerja, tersandung kabel, tersandung material. 2. Terjatuh dari atas ke bawah yaitu terjatuh dari atas perancah, dari atas tangga, dari atas atap, dari atas bangunan. 3. Pekerja tidak memahami tempat kerja yaitu platform tidak memadai, lantai berlubang atau ambruk, tidak ada komunikasi yang baik. 4. Alat pelindung bahaya jatuh yang tidak memadai yaitu single lanyard dan life line tidak kuat menahan beban, fall arrest tidak bekerja dengan benar. 5. Tenaga kerja tidak memakai Full Body Harness yaitu karena merasa tidak diingatkan oleh atasannya, tenaga kerja menganggap ringan risiko jatuh, tidak mengerti potensi bahaya pekerjaannya, dan kebiasaan lama. 6. Tenaga kerja menjatuhkan benda dari ketinggian misalnya palu, gerinda, kunci-kunci pahat, obeng, drip, clamp, ember, kotak alat, tangga, dan lainlain. 7. Tenaga kerja mengangkat personel dengan menggunakan peralatan yang tidak sesuai yaitu menggunakan bracket buatan sendiri, menggunakan keranjang yang tidak sesuai dengan standar. 6.1 Prosedur bekerja pada tempat ketinggian dibuat untuk menjelaskanbagaimana maksud contractor untuk mengatur kontrol dan mengkoordinir pekerjaan subcontractor . Penggunaan prosedur ini memastikan kesehatan, keselamatan dan lingkungan semua orang yang terlibat di dalamnya dan secara langsung dibuat oleh kesepakatan proyek. 12
Prosedur ini menjelaskan sistem dan peralatan yang digunakan dimana kebutuhan personil untuk melaksanakan tugas apapun pada area ketinggian. Persoalan keselamatan pada ketinggian akan dipertimbangkan ketika terdapat resiko yang berpotensial yang dapat menyebabkan terjatuhnya orang di atas 2 meter :
Personel yang bertanggung jawab terhadap prosedur bekerja pada ketinggian adalah: a. Yard Construction Manager 1) Memastikan prosedur ini sudah tersosialisasi kepada departemen terkait. 2) Memastikan semua peralatan dan material yang digunakan untuk berkerja di ketinggian tersedia dan sudah diinspeksi. 3) Memastikan supervisor berada di tempat atau mengawasi di tempat kerja pada saat anggotanya bekerja di ketinggian. b. Project HSE Manager 1) Melakukan sosialisasi prosedur ini kepada semua departemen terkait. 2) Memastikan semua orang yang bekerja di atas ketinggian sudah ditraining dan peduli dengan prosedur. 3) Memastikan Alat Pelindung Diri (APD) untuk bekerja di ketinggian tersedia dan terpelihara dengan baik. c. Yard Facility Coordinator 1) Memastikan bawahannya peduli dengan prosedur bekerja di ketinggian. 2) Memastikan bawahannya sudah mengikuti training bekerja di ketinggian dan familiar dengan prosedur ini. 3) Memastikan kondisi APD (Full Body Harness) dalam kondisi bagus dan diinspeksi. 1)
Mempunyai
daftar
sertifikat
pekerja
(Scaffolder )
dan
mereka
bertanggung jawab merawat APD. d. HSE Coordinator 13
1) Mengechek dan menjaga stok APD untuk bekerja di ketinggian. 2) Mengatur schedule training pekerja baru atau kontrak baru sebelum bekerja di ketinggian. 3) Memastikan prosedur bekerja di ketinggian dilaksanakan atau implementasikan. 4) Memastikan pekerja memakai APD yang layak ketika bekerja di ketinggian. e. Safetyman 1) Memonitor dan mengechek pemakaian Full Body Harness ketika orang bekerja di ketinggian. 2) Memastikan pekerja mencantolkan double lanyard atau tali ketika bekerja di ketinggian. 3) Menghentikan segera, apabila menemukan pekerja di ketinggian lebih dari 2 meter tidak memakai Full Body Harness. 4) Memasang barricade atau pita penghalang di awah orang bekerja di ketinggian. 5) Memasang tanda “Hati-hati orang bekerja di atas”. f. Scaffolder dan Pekerja 1) Semua orang yang bekerja di atas 2 meter harus mengikuti prosedur bekerja di ketinggian dan pencegahan terhadap benda jatuh. 2) Wajib memakai Full Body Harness dan mencantolkan lanyard atau tali di atas dada atau tempat aman. 3) Melindungi alat tangan ketika bekerja di ketinggian. 4) Memasang barricade atau pita penghalang di bawah orang bekerja di ketinggian. 5) Tidak menjatuhkan material ke bawah. 6) Helm atau topi keselamatan wajib dilengkapi dengan tali dagu. 7) Wajib bertanggung jawab untuk mememlihara Full Body Harness.
Macam-macam perlindungan terhadap orang jatuh a) Full Body Harness
14
1) Full Body Harness harus sesuai dengan baik seperti perintah masingmasing perusahaan pembuatnya. Full Body Harness dirancang hanya untuk menahan jatuh dari ketinggian di atas 2 meter. 2) Lanyard dan gulungan-inersi harus terhubung dengan baik untuk menghilangkan terjadinya jatuh bebas pada ketinggian lebih dari 4 meter. b) Lanyard 1) Lanyard harus berasal dari perusahaan pembuat yang sama untuk memastikan keserasian antar komponen. Lanyard yang tidak sesuai mungkin akan mengakibatkan “roll out ” hook dari “D” ring . Pengait lanyards tidak boleh terhubung secara langsung ke tali statis 2) Riley Pulley atau carabiner harus diguankan setiap waktu. Lanyard mungkin bisa diamankan dengan menggunakan strop, slings, 3) peralatan jangkar lainnya yang diperkenankan. Layard dari pegangan tali atau webbing harus sesuai dengan peredam tegangan. Lanyards harus diinspeksi dan tersedia sebelum pekerjaan. 2) Menggunakan Sistem Pelindung Terjatuh untuk Para Pekerja
Pekerja harus mencantelkan salah satu sisi lanyard ke atas “D” loop dibelakang sisi lainnya untuk mengamankan titik jangkar pada bangunan atau suatu struktur (harus dikaitkan kembali).
Memilih titik jangkar secara praktis harus dilaksanakan pada pekerjaan di atas ketinggian 2 meter agar supaya membatasi kemungkinan jatuh bebas dari ketinggian 2 meter harus mengenakan Full Body Harness.
Ketika Fall Harness dilengkapi dengan pendukung “D” ring untuk pinggang pendukung ini mungkin hanya boleh digunakan seperti menggunakan harness keselamatan. Contoh kedua sisi “D” ring harus digunakan untuk mengamankan ikat pinggnag untuk pekerjaan yang menggunakan kedua tangan bersam dengan penahan jatuh terhubung ke dorsal “D”.
Full Body Harness tidak boleh terkontaminasi oleh cat atau bahan kimia dan tidak mengalami kerusakan. Full Body Harness dan lanyard harus diinspeksi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk kemampuan pelayanan. Jika terdapat potongan atau sobekan, harness atau lanyard harus segera disingkirkan dari penggunaan. 15
Full Body Harness dan lanyards harus disimpan dimana merka tidak akan mengalami kerusakan, terutama di gantung diatas lantai.
Lanyard tidak boleh dihubungkan secara bersamaan untuk memanjangkan mereka.
3) Melepaskan dan Mengaitkan kembali Full Body Harness di Ketinggian Jika mengaitkan kembali lanyard yang diperlukan ketika di atas ketinggian, yang perlu diperhatikan Lanyard kedua dapat digunakan untuk memastikan penguna tetap terpasang setiap saat. 4) Peralatan dan Perlengkapan Ketika terdapat potensi risiko yang dikarenakan alat pekerjaan seperti peralatan dan perlengkapan yang digunakan dapat terjatuh dari area kerja, maka metode perlindungan yang harus dipertimbangkan adalah:
A. Mungkin diperlukan penggunaan tali pengikat yang dikaitkan ke pergelangan tangan dari pekerja ketika menggunakan peralatan tangan. B. Area di bawah kegiatan dibarrikade untuk menghindari jalan masuk dimana pekerjaan di atas tanah terjadi.
16