BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran berkembang dengan pesat. Dalam dua dua deka dekade de terak terakhi hir, r, kita kita mula mulaii meng mengen enal al isti istila lah h trans transpl plan antas tasii yang yang seri sering ng dise disebu butt transpl transplant antasi asi organ. organ. Bukan Bukan hanya hanya tumbuh tumbuhan an yang yang dapat dapat dicang dicangkok kok,, manusi manusiapu apun n pada pada akhirnya disodori pilihan pencangkokan organ tubuh. Bila organ yang sangat diperlukan tubuh mengalami sakit berkepanjangan dengan kerusakan kerusakan luas, maka tidak ada pilihan pilihan lain selain melakukan melakukan ganti organ tubuh yang rusak parah tersebut (end stage) dengan organ sejenis yang sehat. Cangkok hati dan cangkok ginjal palin paling g popule populerr dan dikena dikenall luas, luas, dianta diantara ra cangko cangkok k organ organ lain lain seperti seperti : sumsum sumsum tulang tulang,, jantu jantung, ng, paru, paru, usus, usus, dll. dll. Transp Transplan lantas tasii organ organ merupa merupakan kan suatu suatu teknol teknologi ogi medis medis untuk untuk pergantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ individu lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan. Sejak kesuksesakn transplantasi yang pertama kali berupa ginjal ginjal dari dari donor donor pada pada pasien pasien gagal gagal ginjal ginjal pada pada tahun tahun 1954, 1954, perkem perkemban bangan gan di bidang bidang transpl transplant antasi asi maju maju pesat. pesat. Dibali Dibalik k kesuks kesuksesa esan n dalam dalam perkem perkemban bangan gan transp transplan lantas tasii organ organ muncul berbagai masalah. Semakin meningkatnya pasien yang membutuhkan transplantasi, penolakan organ, komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan tentang etik, legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan teknologi itu. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial. Sampai saat ini penelitian tentang transplantasi masih terus dilakukan. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan organ donor yang ada. Sebagai contoh di China, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah hingga 356. Jumlah tersebut tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi. transplantasi. Tidak hanya hati, jum jumla lah h tran transp spla lant ntas asii kese keselu luru ruha han n orga organ n di Chin Chinaa mema memang ng meni mening ngka katt sang sangat at dras drasti tis. s. Setidaknya Setidaknya telah terjadi terjadi tiga kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseim Ketidakseimbanga bangan n antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia Transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu
1
tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transp Transplan lantas tasii ini dituju ditujukan kan untuk untuk mengga mengganti nti organ organ yang yang rusak rusak atau tak berfun berfungsi gsi pada pada pener penerima ima dengan dengan organ organ lain yang yang masih masih berfun berfungsi gsi dari dari donor. donor. Transp Transplan lantas tasii organ organ akan akan memiliki nilai sosial dan kemanusiaan tinggi bila dilakukan atas dasar kemanusiaan bukan kepent kepenting ingan an komers komersial ial semata semata.. Namun Namun dengan dengan adanya adanya ketimp ketimpang angan an yang yang cukup cukup besar besar antara antara ketersediaan ketersediaan dengan dengan kebutuhan kebutuhan organ masalah masalah komersialisasi organ menjadi salah satu perdebatan yang sensitive di bidang medikolegal.
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu perta pertanya nyaan an tentan tentang g releva relevansi nsi antara antara Peratur Peraturan an Pemerin Pemerintah tah dan Undang Undang-Un -Undan dang g dimana dimana Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang.
2
BAB II RUMUSAN MASALAH Kasus Seorang mahasiswa berniat menjual organnya untuk membayar biaya kuliah. Bolehkan hal ini dilakukan? Jelaskan alasan anda!
Daftar Pertanyaan 1. Apa tindakan dokter dalam kasus seorang mahasiswa ini? 2. Jika anda seorang dokter,Apakah perbuatan ini bertentangan dengan 4 kaidah dasar Bioetik Kedokteran? 3.
Dari 4 KDB,norma mana yang sesuai dengan kasus ini?
4.
Termasuk dalam KUHP no berapa perbuatan mahasiswa ini?
5.
Sanksi hukum yang di kenai atas perbuatan mahasiswa ini?
6.
Termasuk dalam jenis tranplantasi mana dalam kasus ini?
3
BAB III TEORI 4.1
Sejarah dan Perkembangan Transplantasi Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakuakan transpalantasi kulit. Sementara
jaman Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama. Diduga John Hunter ( 1728 – 1793 ) adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat kriteria teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan trnsplantasi yang tumbuh di tempat baru. Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi terhadap transplantasi belum ditemukan. Pada abad ke – 20, Wiener dan Landsteiner menyokong perkembangan transplantasi dengan menemukan golongan darah system ABO dan system Rhesus. Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi. Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah dengan perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi modern makin berkembeng dengan ditemukannya metode – metode pencangkokan, seperti : a. Pencangkokkan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr. George E. Green. b. Pencangkokkan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian Bernhard, walaupun resepiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari. c. Pencakokkan sel – sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.
4.2
Pengertian Transplantasi Organ
Ada beberapa pengertian transplantasi organ, antara lain: •
Rangkaian tindakan medis untuk memindahkan
organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh
4
sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik (pasal 1 butir 5 UUK). Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia
•
merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
•
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Pasal 1
•
ayat
5
UU
Kesehatan memberikan
pengertian “Transplantasi” adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan
organnya,
karena hasilnya lebih
memuaskan
dibandingkan dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik,yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi,adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swasta
4.3
Jenis-jenis Transplantasi a. AUTOGRAFT Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi b. ALLOGRAFT
5
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga, c. ISSOGRAFT Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada kembar identik, d. XENOGRAFT Yaitu perpindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak, •
Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti: kulit ginjal, sumsum tulang, dan darah (transfusi darah).
•
Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.
Dalam 2 dasawarsa terakhir telah dikembangkan teknik transplantasi seperti transplantasi arteria mamaria interna dalam operasi lintas koroner oleh George E. Green. dan Parkinson.
A. SEL INDUK Berasal dari bahasa inggris (stem cell) merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan mempunyai potensi untuk dapat berdeferensiasi menjadi jenis sel lain.kemampuan tersebut memungkinkan sel induk menjadi sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup. Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel induk berpotensi untuk mengubah keadan penyakit manusia deangan cara digunakan perbaikan jaringan atau organ tubuh tertentu,hal ini tampaknya belum benar-benar diwujudkan dewasa ini. Penelitian sel induk dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960an setelah dilakukannya penelitian oleh ilmuan kanada,Ernest A.McCulloch dan James E.Till.
6
B.MACAM-MACAM SEL INDUK Berdasarkan potensi :
• Sel induk ber-totipotensi (toti=total) • Sel induk ber-multipotensi • Sel induk ber-unipotensi (uni-tunggal) Berdasarkan asalnya :
Sel induk embrio (embrio stem cell) Sel induk dewasa (adult stem cell)
Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi :
Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)
Sumsun tulang adalah jaringan spond yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang,tulang dada,tulang punggung dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik.
Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)
Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pd sumsum tulang.untuk jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi.biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF). Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut Aferesis.
Transplantasi sel induk darah tali pusat
Darah tali pusat mengandung sejulah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulangatau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah
7
bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. 2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain. 3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah meninggal. 2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu:
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ. 2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan / organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan / organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi. 4.4
Masalah Etik dan Moral dalam Transplantasi Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah (a) donor hidup,
(b) jenazah dan donor mati, (c) keluarga dan ahli waris, (d) resipien, (e) dokter dan pelaksana
8
lain, dan (f) masyarakat. Hubungan pihak – pihak itu dengan masalah etik dan moral dalam transplantasi akan dibicarakan dalam uraian dibawah ini.
a. Donor Hidup Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya kepada orang lain ( resepien ). Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun resiko untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan / organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami tekanan psikologis. Hubungan psikis dan omosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut untuk mencegah timbulnya masalah. b. Jenazah dan donor mati Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh – sungguh untuk memberikan jaringan / organ tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang merawatnya. Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan c. Keluarga donor dan ahli waris Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin atau pun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari. Dari keluarga resepien sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan kepada donor dan keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya apabila dibuat suatu ketentuan untuk mencegah tinmulnya rasa tidak puas kedua belah pihak. d. Resipien Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Pada dasarnya, seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau meringankan penderitaannya. Seorang resepien harus benar – benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui tindakan transplantasi diharapkan dapat
9
memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resepien. Akan tetapi, ia harus menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal. Juga perlu didasari bahwa jika ia menerima untuk transplantasi berarti ia dalam percobaan yang sangat berguna bagi kepentingan orang banyak di masa yang akan datang.
e. Dokter dan tenaga pelaksana lain Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan hal – hal yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh pertimbangan – pertimbangan kepentingan pribadi. f. Masyarakat Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan cara cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan unutk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi. Dengan adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera diperlikan, atas tujuan luhur, akan dapat diperoleh.
4.5
Aspek Hukum Transplantasi Dari segi hukum ,transplantasi organ,jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu
hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia,walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan.tetapi mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan dapat dibenarkan. •
Diatur dalam pasal 33 dan 34 UUK
10
•
Dalam PP No. 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia .
UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan • Pasal 33:
1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah , implant obat dan atau alat kesehatan, serta bedah pastik dan rekonstruksi 2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial •Pasal 34:
1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu . 2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarganya. 3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
PP No. 18 Tahun 1981 • Pasal 11:
1. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan .
11
2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan .
Pasal 12:
• Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 ( dua ) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi Pasal 16:
• Donor / keluarga donor yang tidak berhak atas kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi Pasal 17:
• Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia . Pasal 18:
• Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk dari luar negeri.
4.6
Aspek Etik Transplantasi Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan
kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam KODEKI, yaitu: Pasal 2.
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani. Pasal 11.
12
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,pada hakekatnya telah mencakup aspek etik,mengenai larangan memperjual belikan alat atau jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material. Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati seseorang akan diambil organnya,yang dilakukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat kaitannya dengan keberhasilan transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya. Tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan dan denyut jantung secara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif. TUJUAN PENGATURAN
melarang transplantasi untuk tujuan komersial
Transplantasi bukanlah suatu obyek yang dapat diperjual belikan dalam mencari keuntungan. Tindakan transplantasi adalah suatu usaha mulia yang bertujuan menolong sesama manusia untuk mengurangi penderitaannya.
Kadangkala orang sudah sangat putus asa, bahkan rela melakukan apapun termasuk memberi imbalan agar ada orang yang mau menyumbangkan organnya. Di sisi lain, ada juga orang yang sehat yang bersedia mendonorkan organnya “dengan imbalan”. Di salah satu forum seorang dokter bercerita, rumah sakit tempatnya bekerja pernah kedatangan orang yang mengatakan siap menyumbangkan ginjalnya asalkan mendapat imbalan karena butuh biaya untuk anaknya sekolah, kesulitan ekonomi, dll, tentu saja calon pendonor seperti ini langsung ditolaknya. Menurutnya donor yang dia
13
lakukan haruslah atas dasar kemanusiaan dan demi kesembuhan orang lain, bukan atas dasar imbalan, karena itu sama saja dengan jual-beli organ. Oleh karena itu, hukum di Indonesia sudah memberikan aturan hukumnya untuk tindakan transplantasi organ ini. Janganlah mengambil jalan pintas untuk mengatasi masalah ekonomi dengan mendonorkan organ penting dalam tubuhnya, hanya untuk mendapat imbalan dari keluarga penderita. Coba pikirkan lagi bagaimana dampak yang akan muncul dikemudian hari bagi dirinya.
BAB IV PEMBAHASAN
1. Tindakan dokter dalam kasus ini :
Didalam PP no.18 tahun 1981 (tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia), pada pasal 11, yang berbunyi : Ayat 1 : transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Ayat 2 : transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan. Dalam pasal 11 ini sudah jelas dinyatakan bahwa dokter tersebut tidak boleh melakuan proses operasi pengambilan organ dari mahasiswa tersebut. Dokter juga mempunyai hak untuk menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika hukum, agama dan hati nuraninya, hak ini dimiliki dokter untuk menjaga martabat profesinya dan dalam hal ini juga berlaku “Sa science et sa conscience” (ya ilmu pengetahuan dan ya hati nurani), karena tindakan mahasiswa tersebut sudah melanggar PP no.18 tahun 1981, pasal yang ke 17 dan bertentangan dengan norma-norma yang ada berlaku dalam masyarakat (norma agama, norma kesusilaan, dan lain-lain). Tetapi di lain pihak dokter tersebut juga bisa memberikan saran yang lain yang untuk membantu mahasiswa tersebut, misalnya dengan memberikan pekerjaan sambilan atau memberikan pinjaman berupa dana yang bisa meringankan beban mahasiswa tersebut.
14
2. Kaidah dasar Bioetik Kedokteran :
Ada 4 Kaidah dasar Bioetik Kedokteran, yaitu : - Beneficience Prinsip moral tindakan yang selalumengutamakan kebaikan pasien. - Non Malficience Perinsip moral yang melarang melakukan tindakan buruk terhadap pasien. - Justice Prinsip moral keadilan dan fairness dalam bersikap untuk distribusi sumber daya. - Autonomi Perinsip moral menghargai hak pasien. Dalam hal ini ada 2 pandangan yang berbeda, yaitu : a. Dokter tersebut menerima permintaan mahasiswa itu untuk menjual organnya dan kemudian melakukan transplantasi organ, maka dokter tersebut telah melanggar 3 dari 4 kaidah dasar bioetik kedokteran, yaitu : -
Beneficience : dokter tersebut telah melanggap prinsip tindakan yang mengutamakan kebaikan pasien (dalam hal ini mahasiswa sebagai pendonor) karena dengan mengambil salah satu organ, maka dokter tersebut menyebabkan banyak kerugian daripada manfaat ke pasien tersebut.
-
Non maficience : dokter tersebut telah melakukan tindakan buruk kepada pasien berupa memendang pasien sebagai objek untuk mendapatkan keuntungan yang besar
15
Justice : dengan mengambil salah satu organ pasien, maka dokter tersebut tidak
-
menghargai hak sehat pasien seutuhnya (affordability, equality, accessibility, avaliabillity dan quality).
b. Dokter tersebut menolak melakukan permintaan pasien (dalam hal ini mahasiswa yang menjual organnya) untuk transplantasi organ, maka dokter tersebut telah melanggar 1 dari 4 kaidah dasar bioetik kedokteran, yaitu :
-
Autonomi : dokter yang menolak permintaan pasien tersebut tidak menghargai hak pasien dalam menentukan nasib sendiri.
A.
KUHP dan undang-undang yang berkaitan dengan tranplantasi organ
Penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan organ tubuh belum jelas sesuai dengan yang diharapkan karena di dalam KUHP. tidak ada satu pasal pun yang formulasi isi pasalnya memberikan karakteristik mengenai tindakan apa saja yang dikategorikan sebagai praktek jual-beli organ tubuh manusia. Di KUHP sendiri yang tidak mengatur mengenai tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia. Namun pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, tercantum pasal tentang larangan jual beli organ dan atau jaringan tubuh manusia, yaitu Pasal 33 Ayat (2)
Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial. Pasal 34 Ayat (1):
Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 , yaitu Pasal 16 yang berbunyi: Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas
suatu kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.
16
Pasal 17 yang berbunyi: Dilarang memperjualbelikan alat dan atau jaringan tubuh manusia.
Sanksi yang berkaitan dengan tranplantasi organ
B.
Sanksi hukum yang dikenai atas perbuatan mahasiswi ini sesuai dengan undangundang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yaitu: pasal 80 Ayat (3) yang berbunyi:
Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersil dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfusi darah sebagaimana dimaksud Pasal 33 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000,00(tiga ratus ribu rupiah). Pasal 81 Ayat (1) , yang berbunyi:
Barang siapa yang tanpa keahlian dengan sengaja: a. melakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah)11.
Macam-macam tranplantasi organ
C.
Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tidak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ
dapat
merupakan
orang
yang
masih
hidup ataupun
telah
meninggal.
Organ yang ditransplantasikan disebut Graft. Ada 5 macam Graft:
Allograft. transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lain yang yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.
17
Isograft . Terjadi pada kembar identik
Autograft. Terjadi dengan bahan tubuh sendiri. Contohnya operasi
plastik.
Xenograft . Transplantasi organ yang berasal dari orang lain ataupun
binatang spesies lain.
Syhthetic graft . Transplantasi bahan buatan untuk menggantikan atau
menambah fungsi aslinya.
D.
Tranplantasi organ dengan norma yang berlaku
Norma Agama : Tidak di benarkan Karena dari segi agama, manusia diciptakan dengan penuh kesempurnaan sehingga tidak sepantasnya anugrah yang telah Tuhan berikan justru disalahgunakan. Karena organ kita (manusia) bukan merupakan barang dagangan yang bisa dinialai dengan uang. Apalagi penjualan organ dijadikan sebagai sumber pendapatan,itu sangat tidak dapat di benarkan.
Norma Kesusilaan : Tidak di benarkan Karena tindakan tersebut di jadikan sumber pendapatan utama atau jalan keluar dalam menyelesaikan masalahnya (masalah ekonomi) sehingga perlu di pertanyakan nilai-nilai kemanusiaannya.
Norma Hukum : Tidak di benarkan Karena tidak sesuai dengan Hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu melakukan transplantasi organ dengan tujuan. komersial
18
BAB V KESIMPULAN Transplantasi Organ adalah Rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik (pasal 1 butir 5 UUK) atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.
Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tidak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal. Organ yang ditransplantasikan disebut Graft. Ada 5 macam Graft yakni: Allograft, Isograft, Autograft, Xenograft, Syhthetic graft.
Menurut norma-norma yang ada, tindakan yang dilakukan mahasiswa itu bertentangan dengan norma-norma yang ada berlaku dalam masyarakat (norma agama, norma kesusilaan, dan lain-lain). Tetapi di lain pihak dokter tersebut juga bisa memberikan saran yang lain yang untuk membantu mahasiswa tersebut, misalnya dengan memberikan pekerjaan sambilan atau memberikan pinjaman berupa dana yang bisa meringankan beban mahasiswa tersebut. Penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan organ tubuh belum jelas sesuai dengan yang diharapkan karena di dalam KUHP. tidak ada satu pasal pun yang formulasi isi pasalnya memberikan karakteristik mengenai tindakan apa saja yang dikategorikan sebagai praktek jual-beli organ tubuh manusia. Di KUHP sendiri yang tidak mengatur mengenai tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia. Namun pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, tercantum pasal tentang larangan jual beli organ dan atau jaringan tubuh manusia
19
DAFTAR PUSTAKA
ETIKA KEDOKTERAN dan HUKUM KESEHATAN. 1999. Jakarta:EGC http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=utama&id=45631 http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/transplantasi-organ-2/ http://www.percikaniman.org/tanya_jawab_aam.php?cID=11
20