Transplantasi Organ Menurut Islam

TRANSPLANTASI ORGAN MENURUT ISLAM

Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh dari orang sehat atau mayat yang organ tubuhnya mempunyai daya hidup dan sehat epada tubuh orang lain yang memilii organ tubuh yang tida   ber!ungsi lagi sehingga resipien "penerima organ tubuh# dapat bertahan hidup se$ara sehat% &alam islam transplantasi transplantasi bisa diategorian urusan dunia'i% (arena )ia ita amati* tida ada dalil bai dari Al +ur,an ataupun hadits%Lalu bagaimana hu um mendonoran organ tubuh untu  di transplantasiAllah ber!irman. “Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” "+S% pelanggaran.” "+S% Al/Maidah 0 .1# &ari !irman tersebut maa mendonoran organ tubuh untu ditransplantasi itu boleh% Namun  perlu diperhatian*dalam mendonoran organ*organ tersebut buanlah organ 2ital*yang )ia organ tersebut di ambil maa aan menimbulan ematian bagi pendonor% Ada dua )enis donor organ. organ. A%

&onor organ etia pendonor masih hidup

&onor seperti ini dibolehan dengan syarat% 3aitu* 3aitu* donor tersebut tida mengaibatan ematian si pendonor% Misalnya* dia mendonoran )antung* limpha atau paru/parunya% 4al ini aan mengaibatan ematian pada diri si pendonor% Padahal manusia tida boleh membunuh dirinya* atau membiaran orang lain membunuh dirinya5 mesi dengan erelaannya% Allah S't ber!irman.  Dan janganlah kamu membunuh dirimu. "+S an/Nisa 678. 19#% Selan)utnya Allah S't ber!irman.  Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak d i antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan den gan sesuatu (sebab) yang benar."+S benar."+S al/An,am 6:8. ;0;# Imam
>iapa saja yang menjatuhkan diri dari sebuah gunung dan membunuh dirinya sendiri, maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka !ahannam.” “"dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” "+S% kebinasaan.” "+S% Al/
&onor organ etia pendonor telah meninggal

&alam hal ini terdapat perbedaan pendapat para ulama !i?h% Sebagian ulama mad@hab Malii dan Ad@/&@ahiri yang berpendapat bah'a npeman!aatan organ tubuh mayat tida boleh didilauan dengan landasan sabda Rosulullah Rasulullah sa'%* > #emotong tulang mayat sama dengan memotong tulang manusia ketika masih hidup% hidup% "4R% Abu &aud#% Badi* mayat harus dihormati sebagaimana ia dihormati semasa hidupnya% Bumhur ulama !i?h yang terdiri dari sebagian ulama Mad@hab 4ana!i*Malii*Sya!li dan 4ambali  berpendapat bah'a meman!aatan organ tubuh manusia sebagai pengobatan dibolehan dalam eadaan darurat% Menurut merea hadits had its ri'ayat Abu Abu &a'ud tersebut berlau )ia dolauan semena/mena tapa man!aat% Apabila dilauan untu pengobatan itu tida dilarang arena hadits yang memerintahan seseorang untu mengobati penyaitnya lebih banya dan lebih meyainan daripada hadits Abu &aud tersebut% Transplantasi ini dapat di lauan dengan syarat si pendonor telah me'arisan sebelum ia meninggal atau dari ahli 'arisnya")ia sudah 'a!at#%  Namun ada pula yang berpendapat bah'a huum pemilian terhadap tubuh manusia setelah dia mati% Merupaan suatu hal yang tida diraguan lagi bah'a setelah ematiannya* manusia telah eluar dari epemilian serta euasaannya terhadap semua hal5 bai harta* tubuh* maupun istrinya% &engan demiian* dia tida lagi memilii ha terhadap tubuhnya%memang di bolehan untu harta namun itu di hususan hanya untu harta buan untu anggota badan% Menurut saya* daam eadaan darurat diperbolehan*dengan asar. esungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang  yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Allah. $etapi $etapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. esungguhnya Allah #aha %engampun lagi #aha %enyayang  61.;CD8 4al ini di arenaan demi menyembuhan men yembuhan penyait*erena Allah menurunan suatu penyait  beserta obatnya% &an dalam syariat islam menuntut umatnya agarseluruh penyait harus di obati*angan membiaran penyait bersarang di tubuh ita yang dapat beraibat !atal*yaitu ematian% Sesuai dengan !irman Allah S=T.

 Dan janganlah kamu membunuh dirimu.sesungguhnya Allah sangat belas kasihan padamu."+S an/Nisa 678. 19#%

A. Pengertian

Transplantasi atau pen$angoan organ tubuh adalah pemindahan organ tubuh tertentu yang mempunyai daya hidup yang sehat* dari seseorang untu menggantian organ tubuh yang tida sehat atau tida ber!ungsi dengan bai mili orang lain% Orang yang anggota tubuhnya dipindahan disebut donor   "pen/donor #* sedang yang menerima disebut repisien% ara ini merupaan solusi bagi penyembuhan organ tubuh tersebut arena penyembuhanFpengobatan dengan prosedur medis biasa tida ada harapan esembuhannya% &itin)au dari segi ondisi donor "pendonor#/nya maa ada tiga eadaan donor.

;% donor dalam eadaan hidup sehat5 1% donor dalam edaan sait "oma# yang diduga uat aan meninggal segera5 D% donor dalam eadaan meninggal% Organ tubuh yang banya didonoran adalah mata* gin)al dan )antung% Namun se)alan dengan  perembangan ipte modern* transplantasi pada masa yang aan datang tida terbatas pada etiga organ tubuh tersebut sa)a% Tapi bisa berembang pada organ tubuh/tubuh lainnya% B.

Pandangan Hukum Islam Terhadap Transplantasi Organ Tubuh


boleh

tidanya

transplantasi

organ

tubuh* perlu

dilihat

apan

Sebagaimana di)elasan ada tiga eadaan transplantasi dilauan* yaitu pada saat donor masih hidup sehat* donor etia sait "oma# dan didiuga uat aan meninggal dan donor dalam eadaan sudah meninggal%
;% Hirman Allah dalam surat Al/
Artinya. Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu hke dalam kebinasaan &alam asus ini* orang yang menyumbangan sebuah mata atau gin)alnya epada orang lain yang buta atau tida mempunyai gin)al ia "mungin# aan menghadapi resio se'atu/'atu mengalami tida  normalnya atau tida ber!ungsinya mata atau gin)alnya yang tinggal sebuah itu "Ibid* JJ#% 1%

(aidah huum Islam. Artinya. #enolak kerusakan harus didahulukan atas meraih kemaslahatan

&alam asus ini* pendonor mengorbanan dirinya dengan $ara melepas organ tubuhnya untu diberian epada dan demi emaslahatan orang lain* yani resipien% D%

(aidah 4uum Islam. Artinya &ahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya% &alam asus ini bahaya yang mengan$am seorang resipien tida boleh diatasi dengan $ara membuat  bahaya dari orang lain* yani pendonor%

 'edua* apabila transplantasi dilauan terhadap donor yang dalam eadaan sait "oma# atau hampir  meninggal* maa huum Islam pun tida membolehan "Ibid* J9#* berdasaran alasan/alasan sebagai beriut.

;% 4adits Rasulullah. Artinya.$idak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain. "4R% Ibnu Ma)ah#% &alam asus ini adalah membuat madaharat pada diri orang lain* yani pendonor yang dalam eadaan sait "oma#% 1%

Orang tida boleh menyebaban matinya orang lain% &alam asus ini orang yang sedang sait "oma# aan meninggal dengan diambil organ tubuhnya tersebut% Sealipun tu)uan dari pen$angoan tersebut adalah mulia* yani untu menyembuhan saitnya orang lain "resipien#%

 'etiga,  apabila pen$angoan dilauan etia pendonor telah meninggal* bai se$ara medis maupun yuridis* maa menurut huum Islam ada yang membolehan dan ada yang mengharaman% 3ang membolehan menggantungan pada dua syarat sebagai beriut. ;% Resipien dalam eadaan darurat* yang dapat mengan$am )i'anya dan ia sudah menempuh pengobatan se$ara medis dan non medis* tapi tida berhasil% "ibi* J9#% 1% Pen$angoan tida menimbulan ompliasi penyait yang lebih berat bagi repisien dibandingan dengan eadaan sebelum pen$angoan% Adapun alasan membolehannya adalah sebagai beriut.

;% Al/+ur,an Surat Al/
;% Surat Al/Maidah. D1%

Artinya5 Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” Ayat ini sangat menghargai tindaan emanusiaan yang dapat menyelematan )i'a manusia%

&alam asus ini seseorang yang dengan ihlas menyumbangan organ tubuhnya setelah meninggal* maa Islam membolehan%
;% 4adits

Artinya. &erobatlah wahai hamba Allah, karen sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit keuali Dia meletakkan jua obatnya, keuali satu penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit tua. &alam asus ini* pengobatannya adalah dengan $ara transplantasi organ tubuh% ;% (aidah huum Islam Artinya. 'emadharatan harus dihilangkan &alam asus ini bahaya "penyait# harus dihilangan dengan $ara transplantasi% 1% Menurut huum 'asiat* eluarga atau ahli 'aris harus melasanaan 'asiat orang yang meninggal%&alam asus ini adalah 'asiat untu donor organ tubuh% Sebalinya* apabila tida ada 'asiat* maa ahli 'aris tida boleh melasanaan transplantasi organ tubuh mayat tersebut% Pendapat yang tida membolehan ornea mata adalah seperti (eputusan Ma)elis Tar)ih Muhammadiyah% Masalah

Apabila transplantasi organ tubuh diperbolehan* lalu bagaimana apabila organ tubuh tersebut dipaai oleh resipien melauan tindaan dosa atau tindaan yang berpahala- &engan ata lain* apaah pemili organ tubuh asal aan mendapat pahala* )ia organ tubuh tersebut dipaai repisien untu melauan perbuatan yang  bai% Sebalinya* apaah pendonor aan mendapat dosa apabila organ tubuh tersebut dipaai repisien melauan dosaPendonor tida aan mendapat pahala dan dosa aibat perbuatan repisien* berdasarn dalil/dalil  beriut ini. ;%

Hirman Allah.

Artinya. Dan sesungguhnya, tidaklah bagi manusia itu keuali berdasarkan perbuatannya. Dan  perbuatannya itu akan dilihat. 'emudian akan dibalas dengan balasan yang sempurna”%

;% Hirman Allah.

Artinya.$idaklah seseorang disiksa karena dosa orang lain.

;% 4adits Rasulullah.

Artinya. Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah semua amalnya, keuali tiga perkara, yaitu  shadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan anak yang shaleh yang mendoakan kepadanya% C.

Kesimpulan

&ari uaraian di atas dapat disimpulan sebagai beriut. ;% Transplantasi organ taubuh yang dilauan etia pendonor hidup sehat maa huumnya haram% 1% Transplantasi organ tubuh yang dilauan etia pendonor sait "oma#* huumnya haram% D% Transplantasi organ tubuh yang dilauan etia pendonor telah meninggal* ada yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram%

Di

antara

banyak

pertanyaan

etis

terkait

dengan

pencangkokan organ seperti yang sedang hangat – hangat saat ini, ada penekanan yang berbeda di antara komunitas yang berbedabeda dari sisi sosial-ekonomi maupun keagamaan. Di AS, misalnya, isu-isu utama yang dibahas terutama berkisar pada kelompok  pertanyaan kedua, mengenai perolehan dan distribusi organ. Di negara berkembang, sementara penggunaan teknologi ini jauh di belakang negara maju, banyak isu muncul terkait dengan organ tra**iking , sementara distribusi organ tak menjadi isu.

Pada bagian ini akan dibahas satu contoh respon terhadap pencangkokan organ dari para pemikir Muslim. Terkait dengan karakter

agama

mengherankan

slam jika

maupun

tak

semua

konteks

sosial

pertanyaan

di

Muslim, atas

tak  tidak 

mendapatkan penekanan yang sama. Secara umum, kelompokkelompok kegamaan, khususnya slam, memberikan soratan cukup mendasar pada persoalan boleh tidaknya!dari sudut pandang nilainilai keagamaan!melakukan pencangkokan organ. "iteratur slam mengenai isu ini didominasi oleh pendekatan  *ikih #hukum$ jurisprudensi%. Dan persoalan utama yang mendominasi

&kih biasanya terbatas pada masalah halal-haram , meskipun tidak  selalu demikian. Dalam slam, pertanyaan penting mengenai apakah pencangkokan organ diperbolehkan oleh agama dija'ab dengan merujuk pada sumber tekstual utama #(ur)an dan hadis% maupun kitab-kitab hukum &kih. Dari

segi

metodologi,

untuk

menja'ab

masalah-masalah

kontemporer ulama mencari kasus-kasus yang dibahas dalam kitabkitab

lama

itu,

atau

kasus-kasus

yang

analog

dengannya.

Pengambilan keputusan seperti ini dibimbing oleh seperangkat

prinsip umum, yang disebut antaranya,

ada

#keburukan%

prinsip

dari

usul *ikih #prinsip-prinsip

pertimbangan

suatu

&kih%. Di

man*aat

dan

prinsip

mendahulukan

keputusan+

mudarat

menghindari keburukan+ prinsip bah'a man*aat yang amat besar dapat mengatasi keburukan-keburukan inheren yang lebih kecil+ prinsip

darurat

#sesuatu

yang

dalam

keadaan

normal

tak 

diperbolehkan, tapi dalam keadaan darurat diperbolehkan%+ prinsip maslahah atau kesejahteraan publik+ dan sebagainya.

Dalam hal pencangkokan organ, keputusan-keputusan legaletis bisa dicari dengan melihat bagaimana kitab-kitab klasik itu memandang

penggunaan

bagian-bagian

tubuh

manusia

untuk 

tujuan penyembuhan. adang-kadang, seperti akan ditunjukkan contohnya

di

ba'ah,

upaya

ini

dilakukan

dengan

tak  

memperhatikan konteksnya dengan baik, tapi hanya melihat kasus dimana organ tubuh manusia diperlakukan meski dalam konteks yang amat jauh berbeda dengan konteks pencangkokan. Meskipun pendekatan ahistoris semacam ini telah sering dikritik, tapi masih  juga kerap digunakan. Sebagaimana halnya dalam kasus-kasus lain, karena karakter &kih dalam slam, pendapat yang muncul tak hanya satu, tapi beragam, dan

satu

dengan

lainnya

bahkan

terkadang

saling

bertolak 

belakang, meski menggunakan sumber-sumber yang identik. Di sini akan

disampaikan

beberapa

pandangan

yang

cukup

populer

mengenai isu ini. Pandangan yang menentang pencangkokan organ diajukan atas dasar setidaknya tiga alasan .  'esuian hidup+tubuh manusia  setiap bentuk agresi terhadap tubuh manusia dilarang, karena ada beberapa perintah yang jelas

mengenai ini dalam Al-(ur)an. Dalam kaitan ini ada satu hadis #ucapan% /abi Muhammad yang terkenal yang sering dikutip untuk

menunjukkan

dilarangnya

manipulasi

atas

tubuh

manusia, meskipun sudah menjadi mayat 0Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama berdosa dan melanggarnya dengan mematahkan tulang orang itu ketika ia masih hidup.1 2. $ubuh manusia adalah amanah  hidup, diri, dan tubuh manusia pada dasarnya adalah bukan miliknya sendiri, tapi pinjaman dari Tuhan dengan syarat untuk dijaga, karena itu manusia tak  memiliki hak mendonorkannya pada orang lain. 3. $ubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material semata pencangkokan dilakukan dengan mengerat organ tubuh seseorang untuk  dicangkokkan pada tubuh orang lain+ di sini tubuh dianggap sebagai benda material semata yang bagian-bagiannya bisa dipindah-pindah tanpa mengurangi ke-tubuh-an seseorang. Sedangkan pandangan yang mendukung pencangkokan organ memiliki beberapa dasar, sebagai berikut .  'esejahteraan publik (maslahah)  pada dasarnya manipulasi organ memang tak diperkenankan, meski demikian ada beberapa pertimbangan lain yang bisa mengalahkan larangan itu, yaitu potensinya

untuk

menyelamatkan

hidup

manusia,

yang

mendapat bobot amat tinggi dalam hukum slam. Dengan alasan

ini

pun,

ada

beberapa

kuali&kasi

yang

mesti

diperhatikan Pencangkokan organ boleh dilakukan jika tak ada alternati*

lain

untuk

menyelamatkan

nya'a+

derajat

keberhasilannya cukup tinggi ada persetujuan dari pemilik  organ asli #atau ahli 'arisnya%+ penerima organ sudah tahu persis segala implikasi pencangkokan # in*ormed onsent %

2.  Altruisme  ada ke'ajiban yang amat kuat bagi Muslim untuk  membantu

manusia

lain,

khususnya

sesama

Muslim+

pendonoran organ secara sukarela merupakan bentuk altruisme yang amat tinggi #tentu ini dengan anggapan bah'a si donor tak

menerima

uang

untuk

tindakannya%,

dan

karenanya

dianjurkan. Sekali lagi, untuk ini pun ada beberapa syarat 4 Ada persetujuan dari donor+ 4 /ya'a donor tak terancam dengan pengambilan organ dari tubuhnya+ 4 Pencangkokan yang akan dilakukan berpeluang berhasil amat tinggi. 4 organ tak diperoleh melalui transaksi jual-beli, Ada satu implikasi yang menarik dari sini. 5ika syarat ini dikombinasikan

dengan kebolehan #dan dalam

kasus

tertentu

ke'ajiban% melakukan pencangkokan organ, maka mendonorkan organ bagi Muslim hukumnya adalah 'ajib-sosial #  *ardh ki*ayah %, yaitu, dalam

suatu

komunitas Muslim,

adalah ke'ajiban bagi salah

seorang Muslim untuk mendonorkan organnya jika ada orang lain yang

membutuhkan6

#Sekali

lagi,

tentu

dengan

memenuhi

pembatasan-pembatasan di atas.% 7elakangan ini, di antara lembaga-lembaga pemberi *at'a di dunia Muslim, pandangan yang dominan adalah pandangan yang mendukung bolehnya pencangkokan organ. Di antara lembaga semacam itu yang mendukung pencangkokan organ adalah Akademi 8ikih slam #lembaga di ba'ah "iga Muslim Se-Dunia, yang berpusat di Arab Saudi% pada *at'a-*at'anya pada tahun 9:; dan 9::+ Akademi 8ikih slam ndia #9:9%+ dan  Dar al-*ta #lembaga otonom

semcam M<, di ba'ah Departemen Agama, Mesir, yang biasanya diketuai oleh ulama dari har%. Pencangkokan yang diperbolehkan mencakup autotransplantasi, allotransplantasi, dan  juga

heterotransplantasi!dalam

darurat% yang lebih

urutan

tinggi. Meski

keterdesakan

demikian,

#situasi

diperbolehkannya

pencangkokan organ ini selalu diikuti syarat-syarat sebagaimana disebutkan di atas. asus pencangkokan organ ini termasuk kasus yang agak  langka, dimana ada konsensus yang cukup luas. Meski demikian, ada dua catatan lain yang perlu diberikan.  %ertama , di samping konsensus umum itu, ada beberapa =ariasi mengenai beberapa hal yang lebih terinci dan mengenai tingkat keterdesakan #yang paling tinggi menyatakan bah'a prosedur ini boleh dilakukan hanya dalam kondisi dimana nya'a seseorang benar-benar terancam dan tak ada  jalan lain sama sekali kalau ia masih mau dipertahankan tetap hidup%. Satu contoh dari hal yang spesi&k itu adalah adanya *at'a yang menyatakan bah'a pencangkokan organ hanya boleh diambil dari donor hidup, dan tak boleh membahayakan nya'a donor! artinya, donor ginjal diperbolehkan, sementara jantung tidak.  'edua, perlu dicatat bah'a tetap saja ada *at'a-*at'a yang berbeda,

meski tak sepopuler *at'a-*at'a di atas.?ang cukup terkenal di antara penentang pencangkokan organ adalah ma>hab Deoband di Pakistan #dengan ulamanya yang terkenal cukup konser=ati*, Mu*ti Muhammad Sya&)%. Dalam pandangan yang lebih moderat$liberal, keberatan ulama konser=ati* itu tak terlalu sulit dija'ab. eberatan utama mereka terkait dengan status tubuh manusia bah'a tubuh adalah suci dan tak boleh dihinakan+ dan bah'a tubuh bukanlah milik manusia #lihat tiga alasan yang dibahas di atas%. Mengenai yang pertama, argumen

yang diambil dari hadis mengenai larangan mematahkan tulang dapat segera ditolak setelah kita melihat konteks ucapan /abi Muhammad itu. onteksnya adalah peristi'a di mana seorang penggali kubur yang kasar mematahkan tulang mayat karena kuburan

yang sudah

perbuatan

yang

tak

digali ternyata terlalu menghormati

mayat.

sempit.

ni

Sementara

jelas dalam

pencangkokan organ, ada tujuan yang jelas, dan tujuan itu amat mulia. Demikian pula, mengambil organ dengan alasan mulia yang  jelas bukanlah tindakan yang melanggar amanah, tapi justru upaya memenuhi perintah lain Tuhan untuk menyelamatkan hidup sesama manusia. Tiga catatan kritis atas 'acana &kih yang dominan Pembahasan terakhir memba'a kita ke persoalan yang lebih jauh mengenai apa yang disebut oleh Moosa #2@@2% sebagai 0kosmologi tubuh1. Moosa menganalisis bah'a perbedaan-perbedaan *at'a tersebut bersumber dari pandangan mengenai tubuh yang berbeda. osmologi tubuh konser=ati* nyaris menutup hak manusia untuk  memperlakukan tubuhnya sendiri untuk tujuan apapun.
biologis$alamiah

sepenuhnya,

tanpa

perlu

diberi

signi&kansi spiritual. Dalam kasus yang kedua ini lebih tampak jelas adanya inkoherensi

antara pandangan

konser=ati* atas tubuh

dengan pandangan mengenai tubuh yang disampaikan sains. nilah yang dikeluhkan oleh Moosa tak adanya koherensi epistemik antara &kih dengan sains di masa ini, sementara di masa yang lebih a'al,

pemahaman &kih selalu dilandasi oleh pemahaman ilmiah yang up to date .

Ditarik lebih jauh, jika kosmologi tubuh modern diterima, maka mungkin tak perlu ada pembedaan sama sekali antara organ yang diperoleh dari manusia hidup, manusia mati, atau bahkan dari binatang,

kecuali

pembedaan

yang

si*atnya

biologis

semata.

Demikian pula, pembedaan antara tubuh Muslim dengan nonmuslim juga menjadi sesuatu yang tak rele=an. Sebagai catatan terakhir, bisa kita lihat bah'a di antara tiga kelompok persoalan etis menyangkut pencangkokan organ #yang dibahas pada bagian  di atas%, &kih slam terlalu condong pada kelompok pertama, mengenai kebolehan prosedur ini dari sudut pandang pemahaman keagamaan yang kurang luas. elompok  masalah etis kedua #perolehan dan distribusi organ% hanya sedikit tersentuh, itu pun sejauh ada hubungannya dengan kelompok  masalah pertama. 7enar bah'a, seperti diungkapkan di atas, kelompok masalah kedua memang terasa jauh lebih urgen di tempat-tempat dimana pencangkokan organ menjadi prosedur yang amat sering dilakukan, seperti di AS. Meski demikian, jenis-jenis pencangkokan organ tertentu, khususnya ginjal, sudah cukup la>im pula dilakukan dalam komunitas Muslim+ namun persoalan etika perolehan dan distribusi organ belum cukup mendapat perhatian. Demikian

pula,

ketakbolehan

memperjualbelikan

organ

diajukan semata-mata dengan alasan bah'a tubuh seseorang bukan miliknya sendiri. Di luar alasan teologis itu, sebenarnya ada alasan sosial-ekonomis yang pada saat ini terasa jauh lebih mendesak  menyangkut terjadinya organ tra**iking yang terjadi di negara-negara Dunia

etiga. ?ang

nyaris absen

dari

literatur

slam

adalah

pembahasan mengenai isu keadilan distributi*. Memandang bah'a

keadilan adalah salah satu nilai etis terpenting slam, nyaris tak  adanya pembahasan ini tentu patut disesalkan. Perhatian yang lebih serius pada aspek keadilan sosial-ekonomi kiranya akan mengubah 'acana pem*at'aan masalah pencangkokan organ. Situasi ini terjadi kemungkinan besar karena secara umum tradisi etika dalam slam kontemporer tak cukup berkembang, terdominasi oleh 'acana &kih yang mau tak mau lebih berkutat pada

persoalan-persoalan

legal

mengenai

halal-haram

secara

intrinsik. Di sisi lain, jika dalam kasus pelarangan jual beli organ yang muncul terutama adalah alasan teologis, ini karena pembuat *at'a pada masa kini pun terlalu terpaku pada 'acana di masa yang lebih a'al dan kurang memberikan perhatian pada konteks sosialekonomi saat ini. hab-ma>hab

etika

yang

cukup

kuat

untuk

mendukung

perdebatan etis mengenai masalah-masalah kontemporer. ni adalah suatu kelemahan yang banyak dikeluhkan pemikir Muslim, dan sedang diperbaiki, namun kiranya masih membutuhkan 'aktu yang cukup lama. !"

#

"$"#%$""

HUKUM TRANSPLANTASI ORGAN

Jajaran penerangan maupun media massa di Mesir saat ini tengah memperbincangkan masalah transplantasi organ; hal tersebut dilakukan sebagai pengantar untuk sosialisasi undang-undang khusus yang mengatur transpalantasi ini; baik yang didapatkan dari donor yang masih hidup maupun yang sudah mati. Tentu, sesuai dengan wasiat si mati atau dengan persetujuan ahli warisnya. Aparatur negara maupun institusinya mengatur  masalah ini berdasarkan asas manfa'at dan maslahat. Pemerintah mencoba mempengaruhi perasaan masyarakat, serta menyentuh emosi mereka terhadap masalah ini, dengan menekankan bahwa perkara ini adalah perkara kemanusiaan.

&ntuk mengokohkan upayanya, mereka menelikung slam serta hukum syara' untuk meloloskan undang-undang tersebut( undang-undang yang mengatur aktifitas transplantasi anggota tubuh manusia. )aka, merupakan keharusan adanya penjelasan hukum syara' terhadap masalah ini,  Akan tetapi sebelum melangkah lebih jauh dalam perkara tersebut, adalah merupakan keharusan pula bahwa setiap pembahasan masalah yang didasarkan pada asas slam, harus tunduk pada sudut pandang slam. Artinya menurut slam hendaknya manusia melaksanakan seluruh aktifitasnya di dalam kehidupan sejalan dengan perintahperintah Allah maupun larangan-larangan-*ya. +ahwa standar slam adalah halal dan haram saja dan tidak ada yang lain. edangkan yang dimaksud halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah, dan haram adalah apa yang diharamkan oleh Allah. ukum halal dan haram tersebut diperoleh dari nash-nash syara' yang diambil dari al-itab dan asunnah, dan hal-hal yang ditunjuk oleh keduanya( /yaitu0 ijma' sahabat dan 1iyas. elanjutnya, yang halal diambil dan yang haram ditinggalkan. ikap tersebut diambil tanpa memperhatikan lagi maslahat, atau mafsadat, juga tanpa memperhatikan lagi manfaat yang didapatkan maupun mad2arat yang mungkin menimpa. ungguh, pandangan slam terhadap suatu masalah adalah pandangan pada manusia yang menghendaki hukum Allah--atau dengan kata lain sesuai dengan kehendak Allah3 terhadap masalah tersebut. 4uga dengan adanya pemahaman bahwa cita-cita kemanusiaan, sosial, ekonomi pasti akan terealisir, terlepas apakah hal tersebut diketahui maupun tidak.  Allah wt berfirman( Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya  pada hari kiamat dalam keadaan buta". (TQS Thaha [20]: 124)

*amun, apabila pandangan terhadap suatu masalah didominasi oleh sudut pandang yang bersifat manusiawi, sosial maupun ekonomi, maka berarti pemberlakuan hukum didasarkan pada akal, atau paling tidak hukum yang ditetapkan sesuai dengan 5isi akal. edangkan dalam slam, yang dimaksud dengan membangun slam berdasarkan akal adalah bahwa akidah slam dibangun berdasarkan akal; ketika dalam proses memahami keberadaan )aha Pencipta yang )aha Pengatur. 4uga dalam memahami bahwa al-6uran adalah datang dari sisi Allah wt, dan bahwa )uhamad saw adalah 7asul Allah yang benar dan hak. 8emikian pula yang dimaksud oleh slam bahwa aktifitas akal manusia adalah untuk memahami nash-nash dari dalil-dalil yang bersifat syar'i. +ukan untuk membuat syariat maupun hukum. Adapun keterbatasan akal untuk menjangkau hal-hal yang bermanfaat bagi manusia adalah hal yang tidak lagi perlu dijelaskan. +ukankah adanya perbedaan sikap manusia terhadap satu kemaslahatan pada satu tempat /tertentu0 apabila dibandingkan dengan /tempat0 yang lain, atau dari satu masa dengan masa yang lain menunjukkan hal itu9. :leh karena itu benarlah pernyataan  dimana ada (pemberlakukan) syara' disitu pasti ada maslahat”.

+erdasarkan ini pula, para ulama kaum )uslim meletakkan kaedah-kaedah usul dalam mengistimbathkan hukum syara' yang didasarkan pada tahqiq al-manath . edangkan yang dimaksud dengan tahqih al-manath  tidak lain adalah pengkajian terhadap realita masalah, maupun kajian terhadap nash-nash syara' yang berkaitan dengan perkara tadi. elanjutnya dilakukan aktifitas istimbath hukum syara' untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Adapun arahan terhadap sudut pandang maupun terpengaruhnya perasaan yang dilandaskan pada manfaat maupun maslahat, hal itu bukanlah bertahkim pada syariat Allah, tetapi bertahkim pada akal. +erdasarkan asumsi inilah pembahasan hukum transplantasi organ dilakukan sebagaimana berikut ini(

Transplantasi organ ketika masih hidup ,


*amun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat.
elanjutnya Allah wt berfirman( Dan %anganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang ke%i, baik yang  nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan %anganlah kamu membunuh %i&a yang diharamkan llah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS al-&n'am []: 11)

ebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang dapat mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab atau keturunan. )isalnya, donor  testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan. ungguh slam telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bapak maupun ibunya.  Allah wt berfirman( bu-ibu mereka tidak lain hanyalah &anita yang melahirkan mereka. (TQS al-*u+adilah ["]: 2)

elanjutnya 7asulullah saw bersabda( $arang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas *rang tersebut adalah laknat llah, Malaikat dan seluruh manusia”.

ebagaiman sabda *abi saw( $arang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga haram atasnya”  +egitu pula dinyatakan oleh beliau saw( +anita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum padahal  bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari llah, dia tidak akan masuk surga dan laki-laki manapun yang men*lak anaknya padahal dia mengetahui (bah&a anak tersebut anaknya) maka llah menghi%ab Diri-ya dari  laki-laki tersebut, dan llah akan menelan%angi (aibnya) dihadapan *rang-*rang  yang terdahulu maupun yang kemudian”.  Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan dengan perintah slam untuk memelihara keturunan.

Transplantasi ,rgan ang dilakukan setelah mati  Adapun transplantasi setelah berakhirnya kehidupan; hukumnya berbeda dengan donor  ketika /si pendonor0 masih hidup. 8engan asumsi bahwa disini diperlukan adanya penjelasan tentang hukum pemilikan terhadap tubuh manusia setelah dia mati. )erupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi bahwa setelah kematiannya, manusia telah keluar dari kepemilikan serta kekuasaannya terhadap semua hal; baik harta, tubuh, maupun istrinya. 8engan demikian, dia tidak lagi memiliki hak terhadap tubuhnya. )aka ketika dia memberikan wasiat untuk mendonorkan sebagian anggota tubuhnya, berarti dia telah mengatur sesuatu yang bukan haknya. 4adi dia tidak lagi

diperbolehkan untuk mendonorkan tubuhnya. 8engan sendirinya wasiatnya dalam hal itu juga tidak sah. )emang dibolehkan untuk memberikan sebagian hartanya, walaupunl harta tersebut akan keluar dari kepemilikannya ketika hidupnya berakhir. Tetapi itu disebabkan karena syara' memberikan i2in pada manusia tentang perkara tersebut. 8an itu merupakan i2in khusus pada harta, tentu tidak dapat diberlakukan terhadap yang lain. 8engan demikian manusia tidak diperbolehkan memberikan wasiat dengan mendonorkan sebagian anggota tubuhnya setelah dia mati.  Adapun bagi ahli waris; sesungguhnya syara' mewariskan pada mereka harta yang diwariskan /oleh si mati0. *amun syara' tidak mewariskan jasadnya kepada mereka, sehingga mereka tidak berhak untuk mendonorkan apapun dari si mati. alau terhadap ahli waris saja demikian, apalagi dokter atau penguasa, mereka sama sekali tidak berhak untuk mentransplantasikan organ orang setelah mati pada orang lain yang membutuhkan. Terlebih lagi terdapat keharusan untuk menjaga kehormatan si mati serta adanya larangan untuk menyakitinya sebagaimana larangan pada orang yang hidup. 7asulullah saw bersabda( Mematahkan tulang *rang yang telah mati sama hukumnya dengan mem*t*ng tulangnya ketika ia masih hidup”.

8engan demikian 7asulullah saw melarang untuk merampas dan menyakiti /si mati0. )emang benar bahwa melampaui batas terhadap orang mati dengan melukai atau memotong atau bahkan memecahkan /tulang0 tidak ada jaminan /diyat0 sebagaimana ketika dia masih hidup. Akan tetapi jelas bahwa melampaui batas terhadap jasad si mati atau menyakitinya dengan cara mengambil anggota tubuhnya adalah haram; dan haramnya bersifat pasti /1ath'i0. )engenai keadaan darurat yang telah dijadikan alasan oleh aparat negara, jajaran humas serta muftinya3yang membolehkan transplantasi; hal tersebut membutuhkan kajian tentang keadaan darurat serta penerapannya pada masalah transplantasi organ. esungguhnya Allah wt telah membolehkan orang dalam keadaan darurat hingga kehabisan bekal dan hidupnya terancam kematian untuk makan apa saja yang dijumpainya. )eski makanan tersebut diharamkan oleh Allah, namun /dalam kondisi darurat boleh- peny 0 dimakan sekedar untuk memulihkan tenaganya serta agar tetap hidup. )aka illat   bolehnya makan makanan haram adalah untuk menjaga /eksistensi0 kehidupan manusia. 8engan mengkaji anggota tubuh yang akan ditransplantasikan, maupun maksud transplantasi maka adakalanya penyelamatan hidup manusia tergantung pada tranplantasi /tentu berdasarkan dugaan kuat0 seperti jantung, hati maupun kedua ginjal. Atau ada kalanya tranplantasi anggota tubuh yang tidak berhubungan langsung dengan penyelamatan hidup. )isalnya tranplantasi kornea, atau pupil atau mata secara keseluruhan dari orang yang telah mati.

 Adapun anggota tubuh -yang diduga kuat- dapat menyelamatkan kehidupan manusia maka illat-nya dalam hal ini tidak sempurna. arena kadang-kadang berhasil, kadangkadang juga tidak. al ini berbeda dengan illat   memakan bangkai; yang secara pasti mampu menyelamatkan hidup manusia. Terlebih lagi bahwa sebagian dari illah cabang /'illat al-ar'u 03dalam hal ini transplantasi3adalah terbebas dari pertentangan /dalil0 yang lebih kuat, yang mengharuskan kebalikan dari perkara yang telah ditetapkan oleh 'illat qiyas . 'llat qiyas  dalam transplantasi organ adalah untuk memelihara kehidupan manusia3sebagaimana pada kasus makan bangkai. Padahal illat  tersebut masih berupa 'diduga kuat'. ni bertentangan dengan /dalil0 yang lebih kuat yaitu kehormatan  jena2ah serta larangan menyakiti atau merusaknya. +erdasarkan hal ini tidak diperbolehkan /baca( haram0 melakukan transplantasi organ; yang dengan transplantasi tersebut kehidupan seseorang tergantung padanya. edangkan transplantasi organ yang penyelamatan kehidupan orang tidak tergantung padanya; atau dengan kata lain kegagalan transplantasi tersebut tidak mengakibatkan kematian, maka illat yang ada pada pokok ('illah al-ashl)  pemeliharaan terhadap kehidupan manusia3tidak ada. 8engan begitu hukum darurat tidak berlaku disini. 8engan demikian maka tidak diperbolehkan melakukan tranplantasi organ dari seseorang yang telah mati; sementara dia terpelihara darahnya--baik muslim, kair  d/immi, mu'ahid   maupun musta'min3pada orang lain yang kehidupannya tergantung pada /keberhasilan0 tranplantasi organ tersebut.

.ahai kaum *uslim nilah hukum syara' tentang transplantasi organ; selanjutnya muncul pertanyaan( mengapa pembicaran saat ini /difokuskan0 terhadap masalah ini juga adanya upaya pemaksaan adanya undang-undang maupun aturan khusus tentang hal itu9=. esungguhnya kasus-kasus yang menuntut adanya penyelamatan maupun solusi di )esir, melalui transplantasi organ3berdasarkan data negara3ada sekitar >#.### kasus per tahun. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan kasus kematian maupun kecelakaan melaui gangguan kesehatan maupun luka pada kecelakaan lalu lintas yang terjadi setiap tahun. 8isamping itu buruknya pelayanan kesehatan oleh negara maupun institusi kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan, yang memberikan kontribusi pada buruknya tingkat kesehatan sebagian besar anggota masyarakat. Terlebih lagi bahwa pelayanan kesehatan maupun pengobatan yang layak, hanya dapat dijangkau oleh orang-orang yang mampu atau orang kaya saja. 4adi, walaupun tersedia anggota tubuh yang diperlukan oleh si sakit, tidak akan pernah tersedia dana yang diperlukan untuk mentranplantasikan sekaligus mencangkokkan /organ0 tersebut. 8engan begitu kita dapat melihat bahwa pemberlakuan aturan-aturan tersebut untuk mentransplantasikan anggota tubuh adalah untuk membantu orang-orang kaya serta orang-orang yang berpengaruh di masyarakat. ebagaimana kita juga menyaksikan bahwa +arat yang kafir itu, telah menguras kekayaan serta sumber alam negeri kalian melalui agen mereka( para penguasa penghianat. )ereka ingin menjual serta

memanfaatkan anggota tubuh kalian ketika masih hidup maupun setelah mati. ?alu siapa yang dapat mencegah industri kesehatan raksasa Amerika maupun @ropa dalam mengatur jual-beli anggota /tubuh0 di )esir dan juga aktifitas bank-bank khusus untuk itu9=.

.ahai kaum *uslim ungguh kami menyeru kalian untuk bertahkim pada syariat Allah dalam seluruh urusan kehidupan, serta melakukan aktifitas untuk memenangkan agama-*ya dan meninggikan panji slam. al itu dilakukan dengan menegakkan negara slam38aulah al-hilafah3yang Allah wajibkan atas pemimpinnya3halifah kaum )uslim3untuk mengatur urusan masyarakat serta mengatur urusan mereka berdasarkan slam. 8isamping bekerja keras untuk merampas /mengambil alih0 harta rakyat dan kekayaan negeri yang dikangkangi oleh +arat kafir dan agen-agennya.  Allah wt berfirman( 0ai *rang-*rang yang beriman, penuhilah seruan llah dan seruan 1asul  apabila 1asul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (TQS% &l-&n/al ["]: 24)

iut Tahrir .ilaah *esir   3ai'ul &khir 1422 2! +uni 2001 $eb#"baA>#

"$"$AAA#$$!