BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR LATAR BELAKANG
Setiap organ pada manusia dapat mengalami kerusakan, dan kerusakan suatu organ tertentu pada manusia akan mengganggu kehidupan manusia tersebut dan bahkan dapat dapat menimbulkan kematian. Transplantasi organ organ dilakukan sebagai alternatif terakhir bagi mereka yang sudah mengalami kerusakan organ namun masih ingin hidup lebih lama. Transplantasi organ pada manusia pertama kali dilaporkan di Cina pada abad ke-4 sebelum masehi dimana dilaporkan dilakukan transplantasi j antung pada seorang tentara. Tidak ada yang tahu pasti kebenarannya. Pada abad ke-3 masehi dilaporkan pula tentang dua orang dokter, Kosmas dan amianus yang sukses men!angkok kaki dari !ada"er kemanusia hidup. #enurut #enurut data terakhir terakhir dari $%T &Global & Global Observatory on Donation and Transplantation ' yang bekerjasama dengan ()%, pada tahun *+3 diperkirakan dilakukan .33 transplantasi organ solid di seluruh dunia. %rgan yang paling banyak di!angkok adalah organ ginjal, diikuti hati dan jantung. nformasi ini dikumpulkan dari * negara di seluruh dunia yang memasukkan datanya. Selain organ-org organ-organ an besar, besar, terdapat terdapat pula organ-org organ-organ an lain yang ditransplantasi ditransplantasi seperti seperti kornea maupun sumsum tulang. Saat ini Tiongkok menjadi destinasi paling popular untuk men!ari donor organ karena diyakini /aktu tunggu yang relatif !epat. ahlan skan, mantan menteri menteri di jaman pemerintahan pemerintahan presiden presiden Susilo 0ambang 1udhoyono 1udhoyono menjalani menjalani transplantasi hati di sana. onor organ banyak berasal dari para terpidana mati. )al ini menjadi kontro"ersi karena donasi organ dilakukan tanpa persetujuan sang donor. Pemerintah setempat memang dilaporkan sudah beren!ana menghentikan praktek ini sejak *+2, namun beberapa kelompok pegiat )# masih men!urigai bah/a praktek tersebut masih berlangsung. 1
i ndonesia, ndonesia, transplantasi transplantasi organ organ besar yang sering dikerjakan dikerjakan adalah transplantasi ginjal. Transplantasi hati pertama kali dikerjakan pada tahun *+4 di S Pertamedika Sentul City. )ingga saat ini, di ndonesia belum ada organisasi di tingkat tingkat nasional nasional yang se!ara khusus khusus menangani menangani transplantasi transplantasi organ. organ. ata transplantasi untuk ndonesia juga masih tergolong minim. i manapun di seluruh dunia, daftar tunggu resipien transplantasi organ selalu lebih panjang dari pada daftar donor organ dan hal ini menjadi masalah bagi mereka mereka yang yang membut membutuhk uhkan an organ, organ, sehing sehingga ga di 5egara 5egara-ne -negar garaa berkem berkemban bang g banyak terjadi praktek jual beli organ. Semua hal ini banyak menimbulkan masalah baik dari aspek medi! maupun dari aspek medikolegal. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai transplantasi organ dan bagaimana transplantasi organ dilihat dari berbagai aspek, mulai dari etik, medikolegal, hingga agama. 1.2. RUMUSAN MASALAH
. pa itu transpl transplant antasi asi organ6 organ6 *. Seperti Seperti apa transplantasi transplantasi organ organ jika ditinjau ditinjau dari dari aspek aspek etika6 etika6 3. Seperti Seperti apa hukum-hu hukum-hukum kum yang yang mengatur mengatur tentang tentang transplan transplantasi tasi organ, organ, di ndonesia dibandingkan dengan 5egara-negara lain6 4. 0agaimana 0agaimana agama-agama agama-agama memandang memandang transplantas transplantasii organ organ66 1.3. TUJUAN 1.3.1. TUJUAN UMUM
#engetahui tentang transplantasi organ dan berbagai aspek yang terlibat se!ara umum di dunia dan khususnya di ndonesia. 1.3.2. TUJUAN KHUSUS
. *. 3. 4.
#engetahui #engetahui definisi, definisi, jenis, jenis, dan dan prosedur prosedur transplantas transplantasii organ organ #enget #engetahu ahuii aspek aspek etika etika transpl transplant antasi asi orga organ n #engetahui #engetahui aspek medikolegal medikolegal transplantas transplantasii organ organ #enget #engetahu ahuii aspek aspek agama agama transpl transplant antasi asi organ organ
1.4. MANFAAT
2
i ndonesia, ndonesia, transplantasi transplantasi organ organ besar yang sering dikerjakan dikerjakan adalah transplantasi ginjal. Transplantasi hati pertama kali dikerjakan pada tahun *+4 di S Pertamedika Sentul City. )ingga saat ini, di ndonesia belum ada organisasi di tingkat tingkat nasional nasional yang se!ara khusus khusus menangani menangani transplantasi transplantasi organ. organ. ata transplantasi untuk ndonesia juga masih tergolong minim. i manapun di seluruh dunia, daftar tunggu resipien transplantasi organ selalu lebih panjang dari pada daftar donor organ dan hal ini menjadi masalah bagi mereka mereka yang yang membut membutuhk uhkan an organ, organ, sehing sehingga ga di 5egara 5egara-ne -negar garaa berkem berkemban bang g banyak terjadi praktek jual beli organ. Semua hal ini banyak menimbulkan masalah baik dari aspek medi! maupun dari aspek medikolegal. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai transplantasi organ dan bagaimana transplantasi organ dilihat dari berbagai aspek, mulai dari etik, medikolegal, hingga agama. 1.2. RUMUSAN MASALAH
. pa itu transpl transplant antasi asi organ6 organ6 *. Seperti Seperti apa transplantasi transplantasi organ organ jika ditinjau ditinjau dari dari aspek aspek etika6 etika6 3. Seperti Seperti apa hukum-hu hukum-hukum kum yang yang mengatur mengatur tentang tentang transplan transplantasi tasi organ, organ, di ndonesia dibandingkan dengan 5egara-negara lain6 4. 0agaimana 0agaimana agama-agama agama-agama memandang memandang transplantas transplantasii organ organ66 1.3. TUJUAN 1.3.1. TUJUAN UMUM
#engetahui tentang transplantasi organ dan berbagai aspek yang terlibat se!ara umum di dunia dan khususnya di ndonesia. 1.3.2. TUJUAN KHUSUS
. *. 3. 4.
#engetahui #engetahui definisi, definisi, jenis, jenis, dan dan prosedur prosedur transplantas transplantasii organ organ #enget #engetahu ahuii aspek aspek etika etika transpl transplant antasi asi orga organ n #engetahui #engetahui aspek medikolegal medikolegal transplantas transplantasii organ organ #enget #engetahu ahuii aspek aspek agama agama transpl transplant antasi asi organ organ
1.4. MANFAAT
2
#anfaat penulisan makalah ini antara lain7 8ntuk penulis7 . 8ntuk 8ntuk memenuh memenuhii syarat syarat mengik mengikuti uti ujian ujian di Kepani Kepanitera teraan an Klinik Klinik lmu lmu Kedokteran 9orensikdan #edikolegal di S8P r. Kariadi Semarang *. 8ntuk 8ntuk mengetah mengetahui ui lebih banyak banyak mengenai mengenai transpl transplant antasi asi organ organ dan berbagai aspek yang terlibat 8ntuk komunitas medis gar komunitas medis dapat lebih memahami tentang transplantasi organ dan proses yang terlibat di dalamnya serta berbagai aspek yang terlibat 8ntuk pemerintah 8ntuk
memberikan
gambaran
perbandingan
tentang
bagaimana
tran transp spla lant ntasi asi orga organ n diat diatur ur di ndo ndone nesia sia dan dan di 5ega 5egara ra lain lain supa supaya ya transplantasi organ di ndonesia dapat diatur dengan lebih baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Transplantas !r"an II.1.1. D#$ns #enurut ()%, transplantasi atau pen!angkokan adalah pemindahan organ
sel, sel, atau atau jari jaring ngan an dari dari pend pendon onor or kepa kepada da oran orang g lain lain yang ang memb membut utuh uhka kan n penggantian organ, kerusakan sel maupun jaringan dengan tujuan untuk mengem mengembal balika ikan n fungsi fungsi organ, organ, sel maupu maupun n jaring jaringan an yang yang telah telah rusak rusak tersebu tersebut. t. 3
Khusus untuk sel, dunia kedokteran khususnya di bidang kedokteran regenerasi saat ini pun telah memungkinkan untuk menumbuhkan kembali sel si pasien itu sendiri dengan sel induk atau sel yang diekstrasi dari organ rusak. #enurut Kamus 0esar 0ahas ndonesia, transplantasi adalah pemindahan jaringan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain. Se!ara etimologi transplantasi berasal dari #iddle :nglish trans transpl plau aunt nten en diam diambi bill dari dari baha bahasa sa lati latin n kuno kuno transplantare yang artinya to plant. Pengertian transplantasi menurut PP 5o ; tahun <; adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. II.1.2. J#ns Transplantas =enis transplantasi dapat ditinjau dari7 ..*.. ari Penerima %rgan itinjau dari segi penerima organ transplantasi dapat dibagi menjadi7 a. Autograft #erupakan #erupakan pemindahan pemindahan suatu suatu jaringan atau organ organ ke tempat lain dalam dalam tubuh tubuh orang itu sendir sendiri. i. Sebagai Sebagai !ontoh !ontoh adalah adalah skin graft pada penderita luka bakar, dimana kulit donor berasal dari kulit sehat penderita itu sendiri sendiri kemudian kemudian dipindahka dipindahkan n pada bagian kulit kulit yang rusak akibat akibat mengalami mengalami luka bakar, dan pada operasi bypass karena bypass karena penyakit jantung koroner b. Isograft #erupakan prosedur transplantasi yang dilakukan antara dua orang yang se!ara genetik genetik identik, identik, misalnya misalnya transplantas transplantasii ginjal pada kembar kembar identik. c. Allograft #erupa #erupakan kan pemind pemindaha ahan n suatu suatu jarinag jarinagn n atau organ organ dari dari tubuh tubuh seseorang ke orang lain. #isalkan transplantasi jantung dari seseorang yang telah dinyatakan meninggal pada orang lainyang masih hidup d. >enotransplantasi dalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari spesies bukan manusia kepada tubuh manusia. Contohnya pemindahan organ dari babi ke tubuh manusia e. Transplantasi omino & Domino Transplantation Transplantation''
4
#erupakan multiple transplantasi dimana si pendonor memberikan organ jantung dan parunya kepada si penerima donor, dan penerima donor memberi memberikan kan jantun jantungny gnyaa kepada kepada penerim penerimaa donor donor yang yang lain. lain. 0iasan 0iasanya ya dilakukan pada penderita ? cystic fibrosis@ fibrosis@ dimana kedua parunya diganti dan se!ara teknis lebihy mudah mengganti jantung dan paru sebagai satu kesatuan. 0iasanya jantung penderita masih sehat, sehingga masih bisa f.
didonorkan. Transplantasi dibagi &Transplantasi Split' Kada Kadang ngka kala la dono donorr mati matik k khus khusus usny nyaa dono donorr hati hati dapa dapatt diba dibagi gi menjadi dua penerima, khusus de/asa dan anak, akan tetapi transplantasi
ini tidak dipilih karena transplantasi keseluruhan organ lebih baik. ..*.*. ari Segi Pemberi %rgan a. Transp Transplan lantasi tasi dengan dengan donor donor hidup hidup Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubuh sendir sendirii tanpa tanpa mengan mengan!am !am kesehat kesehatan. an. onor onor hidup hidup ini dilaku dilakukan kan pada pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah, dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berapasangan. Transplantasi organ dari donor hidup /ajib memenuhi persyaratan sebagai berikut7 . isiko isiko yang yang dihada dihadapi pi oleh donor donor harus propors proporsion ional al dengan dengan manfaat manfaat yang didatangkan oleh tindakan tersebut atas diri resipien. *. Peng Pengan angk gkat atan an orga organ n tubu tubuh h tida tidak k bole boleh h meng mengga gang nggu gu se!ara se!ara seriu seriuss kesehatan donor atau fungsi tubuhnya 3. onor onor /ajib /ajib memutu memutuska skan n dengan dengan penuh penuh kesada kesadaran ran dan kebeba kebebasan san dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi b. Transplantasi dengan donor donor mati atau jenaAah Transpla Transplantasi ntasi dengan dengan donor donor mati atau jenaAah jenaAah adalah pemindahan pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenaAah orang yang baru saja meninggal kepada kepada tubuh tubuh orang lain yang yang masih hidup. Keberhasilan Keberhasilan transplantasi transplantasi jenis ini sangat tergantung pada kesegaran organ, artinya operasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah donor meninggal. 5amun, donor tidak boleh dinyatakan meninggal se!ara se! ara dini atau a tau kematiannya diper!epat agar organ tubuhnya tubuhnya dapat segera diambil. ..*.3. ari Sel nduk 5
a. Transplantasi sel induk dari sumsum tulang Sumsum tulang dalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang seperti tulang dada, punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akansel induk hematopoetik b. Transplantasi sel induk darah tepi Peredaran tepi merupakan sumber sel induk /alaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pada sumsum tulang untuk jumlah sel induk men!ukupi suatu transplantasi. 0iasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor &$-CS9'. Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.
!. Transplantasi sel induk darah tali pusat arah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau adri darah tepi bagi pasien pasien tertentu. II.1.3 !r"an %an" Dapat Dtransplantas&an
Se!ara garis besar ada dua hal yang dapat ditransplantasikan, yaitu organ dan jaringan termasuk diantaranya sel dan !airan tubuh. %rgan yang dapat ditransplantasi7 • • • • • •
$injal )ati =antung Pankreas Paru 8sus
=aringan, Sel dan Cairan yang dapat ditransplantasi7 • • • • • •
Tangan Kornea Kulit termasuk transplantasi /ajah nlet of Bangerhans Sumsum tulang arah 6
• • •
Pembuluh darah Katup jantung Tulang
Sedangkan berdasarkan sumber penyumbangnya dibedakan menjadi *, yaitu donor hidup dan donor mati.
%rgan dan jaringan dari donor hidup7 • • • • • • • • •
$injal )ati Islet of Langerhans 8sus Paru Sumsum tulang Transfusi darah Katup jantung Tulang
%rgan dan jaringan dari donor mati7 • • • • • • • • • • • •
=antung Paru )ati $injal Pankreas 8sus Kornea Tangan Pembuluh darah Katup =antung Tulang Tendo
7
(aktu penyimpanan organ &setelah dia/etkan' sebelum transplantasi 7 • • • • • •
Paru7 umumnya 2 jam, maksimal + jam =antung7 umumnya 3 jam, maksimal + jam 8sus7 umumnya ; jam, maksimal 3 jam Pankreas7 umumnya 2 jam, maksimal *2 jam )ati7 umumnya ; jam, maksimal ; jam $injal7 umumnya *+ jam, maksimal 3 jam
II.1.4 Pr's#()r (an A&*at Transplantas !r"an
alam dunia kedokteran terdapat ketentuan-ketentuan dalam melakukan transplantasi organ, para ahli medis menetapkan tiga tipe donor organ tubuh, yaitu7 . onor dalam keadaan sehat. 8ntuk melakukan transplantasi organ tubuh dari orang yang hidup yang sehat diperlukan seleksi dan penelitian !ermat serta menyeluruh & general check up' baik terhadap donor gagalnya transplantasi karena
8
penolakan tubuh resipien terhadap organ yang di transplantasi, sekaligus men!egah terjadinya resiko bagi donor. kibat dari kegagalan ini, menurut penelitian para medis dinyatakan bah/a seorang dari seribu donor dalam transplantasi organ tubuh meninggal dunia. 2. onor dalam keadaan koma atau diduga kuat akan meninggal dunia. 8ntuk pengambilan organ tubuh orang yang dalam keadaan yang seperti ini dilakukan alat kontrol yang ketat dan alat penunjang kehidupan, seperti alat bantuan pernapasan khusus &"entilator'. 3. onor dalam keadaan mati. Para ahli medis menyatakan bah/a tipe transplantasi organ tubuh dari donor yang telah mati adalah tipe yang ideal, karena para dokter hanya menunggu kapan donor dianggap mati se!ara medis dan yuridis. alam kaitannya dengan ini, para ahli medis menyatakan bah/a pengertian mati dalam syariat slam maupun dalam dunia kedokteran perlu dipertegas. Tujuannya adalah agar organ tubuh donor dapat dimanfaatkan. %leh sebab itu, harus dibedakan antara mati &/afat' se!ara klinis atau medis, s!ara yuridis, dan se!ara biologis. Penentuan kondisi mati ini diperlukan agar dokter yang akan melaksanakan transplantasi organ tubuh dari donor kepada resipien dapat bekerja dengan tenang dan tidak dituntut sebagai pelaku pembunuhan oleh keluarga donor. II.1.4.1 P#rsapan p#+*#(a,an -Pra!p#rat$ (an p#r'p#rat$/ Persiapan pra-operatif untuk !alon resipien bertujuan untuk7 . #enilai kemampuan menjalani operasi besar
#elakukan penilaian dari ri/ayat dan pemeriksaan fisik yang lengkap. engan melakukan pemeriksaan penunjang seperti
:K$, >-
9oto, pemeriksaan darah lengkap, hitung darah, kimia darah, CT s!an, #, P9Ts & Pulmonary 9un!tion Tests', skrinning "irus )epatitis 0, C#D dan )D, dan memeriksa uman Leukocyte Antigen &)B'
9
*. #enilai kemampuan menerima obat imunosupresi untuk jangka /aktu yang lama %bat imunosupresif akan membantu tubuh untuk tidak menolak organ donor. %bat tersebut harus diambil selama sisa hidup pasien. #engambil obat imunosupresif merupakan suatu keharusan, tetapi obat tersebut memiliki efek samping, salah satunya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh. 3. #enilai status "askular tempat anastomosis Saat dilakukan transplantasi organ
dibutuhkan
sambungan
anastomosis pembuluh darah yang baik karena saat operasi akan dilakukan penyambungan pembuluh darah dengan organ yang di transplantasi. 4. #enghilangkan semua sumber infeksi 2. #enilai dan mempersiapkan unsur psikis dan emosi Persiapan pra-operatif untuk !alon donor bertujuan untuk7 a. #enilai kerelaan &tak ada unsur paksaan atau jual beli' b. #enilai kemampuan organ yang akan di donorkan !. #enilai akibat jangka kehilangan organ yang didonorkan d. #enilai kemungkinan anastomosis e. #enilai ke!o!okan golongan darah 0%, )B dan !rossmat!h. $olongan darah penerima &, 0, 0, atau %' harus sesuai dengan golongan darah donor. 9aktor golongan darah merupakan faktor penentu kesesuaian yang paling penting. Selain itu dibutuhkan pula )B yang sama dimana sel tubuh memba/a jenis )B utama, 3 dari ibu dan 3 dari ayah. Sesama anggota keluarga biasanya mempunyai )B yang sesuai. Tes terakhir sebelum dilakukan pen!angkokan adalah uji silang organ. Sejumlah ke!il darah resipien di!ampur dengan sejumlah ke!il darah donor. =ika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji silang negatif dan transplantasi dapat dilakukan. 10
II.1.4.2 Pas0a !p#ras E K#+)n"&nan t+*)lna r#s&' a&*at transplantas 'r"an Setiap operasi memiliki resiko dan akibat dilakukan pembedahan, resiko yang
mungkin terjadi berupa penolakan akut, terjadinya setelah operasi,gangguan sirkulasi darah yang tidak lan!ar. Pen!akokan organ merupakan suatu proses yang rumit,
dalam
keadaan
normal
sistem kekebalan
akan menyerang
dan
menghan!urkan jaringan asing dan akan terjadi reaksi penolakan. ntigen adalah Aat yang dapat merangsang terjadinya suatu reaksi kekebalan, yang ditemukan pada permukaan setiap tubuh manusia. =ika seseorang menerima jaringan dari donor, maka antigen pada jaringan yang di!angkok akan memberikan peringatan kepada tubuh resipien bah/a jaringan tersebut merupakan benda asing. %leh sebab itu perlu dilakukan pen!o!okan golongan darah dan uman Leukocyte Antigen &)B'. Semakin sesuai antigen )B maka kemungkinan besar pen!akokan akan berhasil. Penolakan biasanya terjadi segera setelah organ di!angkokkan, tetapi mungkin juga tampak beberapa bulan kemudian. Penolakan tidak hanya dapat merusak jaringan maupun organ yang di!angkokkan tetapi juga bisa menyebabkan demam, menggigil, mual, lelah dan perubahan tekanan darah yang terjadi se!ara tiba-tiba. Penemuan obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan telah meningkatkan keberhasilan pen!angkokan. Pada saat obat penekan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap organ yang di!angkokkan, obat juga menghalangi perla/anan infeksi dan penghan!uran benda asing lainnya oleh sistem kekebalan. Penekanan sistem kekebalan yang intensif perlu dilakukan pada minggu-minggu pertama setelah pen!angkokan atau jika terlihat tanda-tanda penolakan. 0erbagai jenis obat bisa bertindak sebagai immunosupresan adalah 7 !y!losporin, aAathioprine, mono!lonal antibodies.
11
•
•
•
Cy!losporin &5eoral, Sandimmune, Sang!ya'. %bat ini bekerja dengan !ara menghambat akti"itas T-!ell, sehingga men!egah T-!ells dari serangan organ yang di transplantasikan. Aathioprines &muran'. %bat ini mengganggu sintesis dari 5 dan 5 termasuk juga dari pembagian !ell. #ono!lonalnantibodies,
termasuk
basilFimab
&Simule!t',
da!liAumab
&GenpaF', dan muromonab &ortho"lone %KT3'. %bat ini bekerja dengan !ara menghambat penyatuan interleukin-*, yang akan melambatkan produksi T-!ells dalam pasien imune sistem. isamping itu dapat terjadi infeksi dan sepsis akibat dari obat immunosupresan yang diperlukan untuk menekan penolakan, kemudian kelainan post-transplant lymphoproliferati"e & bentuk lymphoma akibat daru immunosupresan ', juga terjadi ketidakseimbangan elektrolit termasuk kalsium dan fosfat yang dapat menimbulkan masalah pada tulang. =uga terdapat efek lain berupa pen!ernaan, inflamasi pada saluran !erna, hirsutism &pertumbuhan rambut yang tidak terkendali pada pria', hair loss, kegemukan, jera/atan, diabetes mellitus tipe *, hiperkolesterolemia dan lain-lain. II.1.4.3 T#na"a M#(s %an" B#r#nan" M#la&)&an Transplantas
i ndonesia transplantasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki ke/enangan, yang melakukannya atas dasar adanya persetujuan dari donor maupun ahli /arisnya &pasal 34 ayat 88 5o. *3H<<*'. Karena transplantasi organ merupakan tindakan medis, maka yang ber/enang melakukannya adalah dokter. alam 88 ini sama sekali tidak dijelaskan kualifikasi dokter apa saja yang ber/enang. engan demikian, penentuan siapa saja yang ber/enang agaknya diserahkan kepada profesi medis sendiri untuk menentukannya. Transplantasi organ dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak dokter dari berbagai bidang kedokteran seperti bedah, anestesi, penyakit dalam, sesuai dengan jenis transplantasi organ yang akan dilakukan. okter yang melakukan transplantasi adalah dokter yang bekerja di S yang ditunjuk oleh #enkes &pasal ayat PP ;H<;'. 12
8ntuk menghindari adanya konflik kepentingan, maka dokter yang melakukan transplantasi tidak boleh dokter yang mengobati pasien &pasal ayat * PP ;H<;'.
II.1. PENGADAAN !RGAN DAN ALUR TRANSPLANTASI !RGAN
Perolehan organ dibagi menjadi dua, yaitu7 II.1..1 P#n"a(aan !r"an II.1..1.1 Sst#+ S)&ar#la
Sistem sukarela ini dibagi menjadi dua sistem, yaitu7 . %pt-in & Informed !onsent ' rtinya7 seseorang se!ara sukarela mendaftarkan diri untuk menjadi donor. #enjadi donor adalah hal mulia, akan tetapi jika mengandalkan kebaikan hati seseorang, maka kekurangan pasokan organ akan semakin meningkat. 0anyak negara yang saat ini berpikir untuk merubah ke sistem opt-out, demi meningkatnya ketersediaan organ. *. %pt-out & "resumed !onsent ' rtinya7 dianggap semua orang mau menjadi donor ke!uali kemudian menyatakan diri tidak mau &opt-out'. 5egara Singapura adalah negara yang pertama kali menerapkan sistem ini. II.1..1.2 L#"al D)al
)anya di 9ilipina dan ran penjualan organ adalah legal. II.1..1.3 Sst#+ P#n""antan
Singapore menerapkan sistem memberikan ganti kerugian terhadap akibat transplantasi organ. II.1..1.4 Sst#+ M#+*#l ( Pasar Il#"al
Tidak seimbangnya antara permintaan organ dan persediaan organ menyebabkan orang men!ari di pasar gelap. Organ tourism merupakan salah satu perdagangan organ di pasar gelap.
II.1..1. Sst#+ Ban& !r"an (#n"an n#t'r& an" *a&
0anyak negara-negara yang telah memanfaatkan bank organ sebagai sarana untuk penyimpanan dan mendapatkan organ. 13
II.1..2 Al)r Transplantas !r"an
II.1..2.1 Transplantas Gnal
8ntuk orang-orang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi, pen!angkokan ginjal merupakan alternatif pengobatan selain dialisa dan telah berhasil dilakukan 14
pada semua golongan umur. $injal yang di!angkokkan kadang berfungsi sampai lebih dari 3+ tahun. %rang-orang yang telah berhasil menjalani pen!angkokkan ginjal biasanya bisa hidup se!ara normal dan aktif. Transplantasi merupakan operasi besar karena ginjal dari donor harus disambungkan dengan pembuluh darah dan saluran kemih resipien. Bebih dari dua pertiga transplantasi berasal dari donor yang sudah meninggal, yang biasanya merupakan orang sehat yang meninggal karena ke!elakaan. $injal dikeluarkan dari tubuh donor, didinginkan dan segera diba/a ke rumah sakit untuk di!angkokkan kepada seseorang yang memiliki jenis jaringan yang sama dan serum darahnya tidak mengandung antibodi terhadap jaringan. #eskipun telah digunakan obat-obatan untuk menekan sistem kekebalan, tetapi segera setelah pembedahan dilakukan, bisa terjadi satu atau beberapa episode penolakan. Penolakan ini bisa menyebabkan7 -
Peningkatan berat badan akibat penimbunan !airan emam 5yeri dan pembengkakan di daerah tempat ginjal di!angkokkan
Pemeriksaan darah mungkin menunjukkan adanya kemunduran fungsi ginjal. 8ntuk memperkuat diagnosis penolakan, bisa dilakukan biopsi jarum &pengambilan !ontoh jaringan ginjal dengan bantuan sebuah jarum untuk diperiksa dengan mikroskop'. Penolakan biasanya bisa diatasi dengan menambah dosis atau jumlah obat imunosupresan. =ika penolakan tidak dapat diatasi, berarti pen!angkokkan telah gagal. $injal yang ditolak bisa dibiarkan di dalam tubuh resipien, ke!uali jika7 -
emam terus menerus ir kemih mengandung darah Tekanan darah tetap tinggi
=ika pen!angkokkan ginjal, maka harus segera kembali dilakukan dialisa. 8paya pen!angkokkan berikutnya bisa dilakukan setelah penderita benar-benar pulih dari pen!angkokkan yang pertama. Kebanyakan episode penolakan dan komplikasi lainnya terjadi dalam /aktu 3-4 bulan setelah pen!angkokkan. %bat imunosupresan tetap diminum karena jika dihentikan bisa menimbulkan reaksi
15
penolakan. Pemberian obat imunosupresan dihentikan jika timbul efek samping atau infeksi yang berat. isiko terjadinya kanker pada penerima ginjal adalah +-2 kali lebih besar bila dibandingkan dengan populasi umum. isiko terjadinya kanker sistem getah bening adalah sekitar 3+ kali lebih besar daripada normal, hal ini terjadi kemungkinan karena telah terjadi penekanan terhadap sistem kekebalan.
II.2 Transplantas !r"an Dtna) Dar B#r*a"a Asp#& II.2.1 Asp#& Et& Transplantas !r"an Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien
degan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. ari segi etik kedokteran, tindakan ini /ajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan beberapa pasal dalam kode etik kedokteran ndonesia tahun *+*, yaitu 7 . Pasal *. Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. *. Pasal +. Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan ke/ajibannya melindungi hidup insani. 3. Pasal . Setiap dokter /ajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP 5o. ; tahun <;, pada hakekatnya telah men!akup aspek etik, terutama
mengenai dilarangnya
memperjual belikan alat dan jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun meminta kompensasi material lainnya. B#r(asar&an *'+#(&al Et& Transplantasi dibutuhkan dua pihak yaitu donor dab resipien. onor
digolongkan menjadi donor hidup dan donor mati. onor hidup dapat berasal dari keluarga dan non-keluarga. alam hal perkembangannya dimana kemiskinan dan tingginya tingkat kebutuhan akan organ menyebabkan timbulnya donor komersil yaitu orang yang memberikan organnya dengan imbalan uang. Transplantasi
16
dipandang dari sudut etika harus dipertimbangkan dari sudut 4 &empat' prinsip dasar 0iomedikal :tik7 . %tonomi &utonomy' Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bah/a indi"idu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. %rang de/asa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan memnuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan nilai atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseoran, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak se!ara rasional. %tonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan indi"idu yang menuntut pembelaan diri. =ika dikaitkan dengan kasus transplantasi organ maka hal yang menjadi pertimbangan adalah seseorang melakukan transplantasi tersebut tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan tentu saja pasien diyakinkan bah/a keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang telah dipertimbangkan se!ara matang. *. 0erbuat baik &0enefi!ien!e' 0enefi!ien!e berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pen!egahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. 3. Keadilan &=usti!e' Prinsip keadilan dalam Transplantasi %rgan lebih rele"an terhadap alokasi organ, yang menyangkut pada perlakukan yang adil, sama dan sesuai dengan kebutuhan pasien yang tidak terpengaruh oleh faktor lain. 4. Tidak merugikan &5onmalefi!ien!e' Prinsip ini berarti dalam pelaksanaan transplantasi organ, harus diupayakan semaksimal mungkin bah/a praktek yang dilaksanakan tidak menimbulkan bahayaH !edera fisik dan psikologis pada klien. II.2.2 Asp#& H)&)+
Transplantasi organ sangat erat kaitannya dengan bidang hukum karena di dalamnya juga terdapat hak dan ke/ajiban orang yang berpotensi menimbulkan permasalahan. Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, 17
dimana transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien &resipien'. asar hukum dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi adalah 8ndang-8ndang Kesehatan 5o.3 Tahun *++< Pasal 4
tentang
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan melalui transplantasi organ. 0erikut ini adalah pasal-pasal yang berkaitan dengan aspek medikolegal transplantasi organ. •
Un(an"Un(an" T#ntan" K#s#,atan N'.35 Ta,)n 2667 Pasal 54 o ayat &'7 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat
dilakukan melalui transplantasi organ dan H atau jaringan tubuh, implan obat danH atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta o
penggunaan sel pun!a. ayat &*'7 Transplantasi organ dan H atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat &' dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
o
dilarang untuk dikomersialkan. ayat &3'7 %rgan dan H atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Pasal ini mengatur mengenai tujuan pelaksanaan transplantasi se!ara legal
dimana dinyatakan bah/a transplantasi hanya boleh dilakukan dengan tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.
•
Un(an"Un(an" T#ntan" K#s#,atan N'.35 Ta,)n 2667 Pasal 5 &'7 Transplantasi organ danHatau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan o
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke/enangan untuk o
itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. &*'7 Pengambilan organ danHatau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat
o
persetujuan pendonor danHatau ahli /aris atau keluarganya. &3'7 Ketentuan mengenai syarat dan tata !ara penyelenggaraan transplantasi organ danHatau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat &' dan ayat &*' ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
18
1ang dimaksud dengan Ifasilitas pelayanan kesehatan tertentuI dalam ketentuan ini adalah fasilitas yang ditetapkan oleh #enteri yang telah memenuhi persyaratan antara lain peralatan, ketenagaan dan penunjang lainnya untuk dapat melaksanakan transplantasi organ danHatau jaringan tubuh. Pasal 2 88 5o. 3 Tahun *++< ini menjelaskan tentang syarat kompetensinya tenaga kesehatan yang akan melaksanakan transplantasi serta penunjukan fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Selain itu juga perlu adanya pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bah/a donor dalam keadaan sehat, perlunya informed consent &persetujuan tindakan medis setelah mendapat penjelasan dari dokter' baik dari pendonor, ahli /aris maupun keluarganya. Pada ayat &3' menjelaskan tentang penetapan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan syarat dan tata !ara penyelenggaraan transplantasi organ danHatau jaringan tubuh. •
Un(an"Un(an" K#s#,atan N'.35 Ta,)n 2667 Pasal 55 Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari he/an, o
hanya
dapat
dilakukan
apabila
telah
terbukti
keamanan
dan
kemanfaatannya.
•
Un(an"Un(an" N'.35 Ta,)n 2667 T#ntan" K#s#,atan Pasal 58
Pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke/enangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh dilakukan dalam rangka penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan, pelayanan kesehatan, pendidikan serta kepentingan lainnya. Kepentingan lainnya adalah sur"eilans, in"estigasi Kejadian Buar 0iasa &KB0', baku mutu keselamatan dan keamanan laboratorium kesehatan sebagai penentu diagnosis penyakit infeksi, upaya koleksi mikroorganisme, koleksi materi, dan data genetik dari pasien dan agen penyebab penyakit. Pengiriman ke luar negeri hanya dapat dilakukan apabila !ara men!apai maksud dan tujuan pemeriksaan tidak mampu dilaksanakan oleh tenaga kesehatan 19
maupun fasilitas pelayanan kesehatan atau lembaga penelitian dan pengembangan dalam negeri, maupun untuk kepentingan
kendali
mutu dalam
rangka
pemutakhiran akurasi kemampuan standar diagnostik dan terapi oleh kelembagaan dimaksud. Pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh dimaksud harus dilengkapi dengan Perjanjian lih #aterial dan dokumen pendukung yang rele"an. Pr's#()r P#la&sanaan
Peraturan perundang-undangan yang berlaku di ndonesia yang mengatur tentang pelaksanaan transplantasi organ adalah Peraturan Pemerintah 5o.; Tahun <; tentang 0edah #ayat Klinis dan 0edah #ayat natomis serta Transplantasi lat atau =aringan Tubuh #anusia. Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan dari 88 5o < Tahun <+ tentang Pokok-pokok Kesehatan yang telah di!abut, akan tetapi PP ini masih tetap berlaku karena berdasarkan pasal ; 88 5o *3 tahun <<* tentang Kesehatan, semua peraturan pelaksanaan dari 88 5o < Tahun <+ masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan 88 5o. *3 Tahun <<*. alam Peraturan Pemerintah 5omor ; Tahun <; tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat kerja serta jaringan tubuh manusia, ter!antum pasal-pasal tentang transplantasi sebagai berikut7 •
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 1 alam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan 7 a) lat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang
dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal &fungsi' tertentu untuk tubuh tersebut. b) =aringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal
&fungsi' yang sama dan tertentu. c) Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan
dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain
20
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. d) onor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya
kepada orang lain untuk keperluan kesehatan. e' #eninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang ber/enang bah/a fungsi otak, pernapasan, dan atau denyut jantung seseorang telah berhenti. yat yang di atas mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, karena itu dalam seminar nasionalnya telah men!etuskan fat/a tentang masalah mati yang dituangkan dalam SK P0 5o. 33HP0 Ha.4 tertanggal 2 #aret <;; yang disusul dengan SK P0 5o. *3HP0..4H+H<+. alam fat/a tersebut dinyatakan bah/a seseorang dikatakan mati, bila fungsi spontan pernapasan dan jantung telah berhenti se!ara pasti &irre"ersibel', atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.
T5SPB5TS BT 5 T8 =5$5 T808) #58S7 •
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 16 o Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal * )uruf a dan )uruf b, yaitu harus dengan persetujuan tertulis penderita •
dan keluarga yang terdekat setelah penderita meninggal dunia. P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 11 o Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter o
•
yang ditunjuk oleh menteri kesehatan. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang mera/at atau mengobati donor yang bersangkutan P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 12 Penentuan saat mati ditentukan oleh * orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi. 21
)al ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan. Penentuan saat meninggal dunia seseorang di rumah sakit yang sudah modern tidak lagi dilakukan dengan !ara lama yaitu seseorang dianggap meninggal dunia apabila pernafasan dan peredaran darahnya sudah berhenti, akan tetapi dengan menggunakan alat yang disebut elektro-en!epalograf &alat yang men!atat akti"itas otak'. #eskipun dengan elektro-en!epalograf menunjukan seseorang telah meninggal dunia, namun ada alat dan atau jaringan tubuh yang masih hidup se!ara fisiologi dalam jangka /aktu tertentu, sehingga dapat dilakukan pengambilan dan pemindahan alat dan atau jaringan tubuh untuk keperluan transplantasi. 8ntuk menjamin penentuan saat meninggal dunia seseorang se!ara obyektif, maka penentuan ini dilakukan oleh dokter lain, yang tidak melaksanakan transplantasi. •
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 13 o Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas
materai dengan dua orang saksi.
P:5$#0B5 BT 5 T8 =5$5 T808) #58S K%05 K:C:BK57 •
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 14 o Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia
untuk
keperluan
transplantasi atau bank mata dari korban ke!elakaan yang meninggal dunia, •
dilakukan dengan pernyataan tertulis keluarga terdekat. P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 1 o Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan oleh donor hidup, !alon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang mera/atnya, termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibat- akibatnya, dan kemungkinano
kemungkinan yang dapat terjadi. okter sebagaimana yang dimaksud dalam ayat harus yakin benar, bah/a !alon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
22
Pada Pasal +, 4, dan 2 tersebut di atas diatur tentang informed !onsent baik pada donor hidup maupun donor jenaAah. 8ntuk transplantasi dengan donor hidup, maka informed !onsent harus diberikan di atas kertas bermaterai disaksikan oleh dua orang saksi, hal ini sesuai dengan Pasal 3 PP 5o.; Tahun <;. 5amun tidak dijelaskan se!ara rin!i siapa yang berhak sebagai saksi. Sebelum seseorang memutuskan menjadi donor hidup, seseorang harus mengetahui dan mengerti risiko yang akan dihadapinya, selain itu orang tersebut tidak boleh mengalami tekanan psikologi. Sehingga yang dapat menjadi donor hidup adalah seseorang yang sudah berhak melakukan perbuatan hukum, yaitu apabila sudah !ukup umur dan sehat akalnya. #enurut hukum perdata ndonesia, seseorang dikatakan sudah !ukup umur jika sudah berumur * tahun atau sudah menikah.
P:08T5 15$ B5$ B# T5SPB5TS %$5 Komersialisasi organ dalam rangka transplantasi organ menempati salah satu pelanggaran terbanyak terhadap aturan internasional. Penjualan organ sendiri terjadi karena banyaknya orang yang mengalami kesulitan keuangan, apalagi dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kegiatan perdagangan organ ini sendiri sangat sulit dipantau oleh pihak yang ber/ajib karena umumnya pihak perantara merupakan suatu jaringan kuat yang saling menguntungkan. i ndonesia, permasalahan komersialisasi organ ini diatur dalam Pasal 4 ayat &*' dan &3' 88 KesehatanJ dan Pasal dan PP Transplantasi %rgan. Sanksi untuk jual beli organ ini diatur dalam Pasal <* ayat &3' 88 Kesehatan. •
•
•
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 15 onor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu o
kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi. P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 18 o ilarang memperjual-belikan alat atau jaringan tubuh manusia. Un(an"Un(an" K#s#,atan N'.3 Ta,)n 2667 Pasal 172 23
Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan
o
tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat &3' dipidana dengan pidana penjara paling lama + &sepuluh' tahun dan denda paling banyak p.+++.+++.+++,++ &satu miliar rupiah'. P:5$#5 %$5 5 T8 =5$5 T808) #58S 5 K: B8 5:$: 7 •
P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 19. ilarang
mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri. Sebagai penjelasan pasal dan ;, disebutkan bah/a alat dan atau jaringan tubuh manusia sebagai anugrah Tuhan 1ang #aha :sa kepada setiap insan tidaklah sepantasnya dijadikan objek untuk men!ari keuntungan. Pengiriman alat dan atau jaringan tubuh manusia ke dan dari luar negeri haruslah dibatasi dalam rangka penelitian ilmiah, kerjasama dan saling menolong dalam keadaan tertentu. PSB T:5T5$ P:B585$5 5K =ual beli organ tubuh danHatau jaringan tubuh anak untuk transplantasi merupakan perbuatan mela/an hukum karena memenuhi unsur dalam rumusan delik. Transplantasi merupakan kegiatan pemindahan jaringan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain atau pentransplantasian. Peraturan Pemerintah 5o.; Tahun <; ini dibuat jauh sebelum 8ndang- 8ndang tentang Kesehatan yaitu 88 5o.*3 Tahun <<* sehingga tidak ditemukan penjelasan yang rin!i mengenai transplantasi organ dan komersialisasinya. •
Un(an"Un(an" K#s#,atan N'.23 Ta,)n 1772 Pasal 9
(1) Setiap orang yang melakukan jual beli organ tubuh danHatau jaringan tubuh
anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun &lima betas tahun' danHatau denda paling banyak p 3++.+++.+++ &tiga ratus juta rupiah'. (2) Setiap orang yang se!ara mela/an hukum melakukan pengambilan organ
tubuh danHatau jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa seiAin orang tua atau tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik 24
bagi anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama + &sepuluh' tahun danHatau denda paling banyak p *++.+++.+++ &dua ratus juta rupiah'. Sedangkan bagi yang mengambil organ tubuh, sanksi pidana penjara paling lama sepuluh tahun danHatau denda paling banyak dua ratus juta rupiah. •
(1)
Un(an"Un(an" K#s#,atan N'.35 Ta,)n 2667 Pasal 54
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ danHatau jaringan tubuh, implant obat danHatau alat kesehatan serta bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel pun!a. (2)
Transplantasi organ danHatau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam
ayat &' dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. (3)
%rgan danHatau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih
apapun.
Pada Pasal 4 ayat &' dan &*' 88 5o 3 Tahun *++< ini mengatur tentang penyembuhan penyakit maupun pe mulihan penyakit melalui transplantasi organ danHatau jaringan tubuh, implant obat danHatau alat kesehatan serta bedah plastik dan rekonstruksi maupun penggunaan sel pun!a #stem cell$. Selain itu juga ada tujuan kemanusiaan. Pada ayat &3' merupakan penjelasan tentang perbuatan jual beli organ danHatau jaringan tubuh yang dilarang dan dijelaskan sanksi pidananya pada Pasal <*. Setiap orang yang dengan sengaja memperjual-belikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat &3' dipidana dengan pidana penjara paling lama + &sepuluh' tahun dan denda paling banyak p.+++.+++.+++,++ &satu miliar rupiah'. Pada pasal ini dijelaskan tentang kompetensi tenaga kesehatan yang akan melakukan transplantasi serta fasilitas pelayanan kesehatan tertentu dan pelaksanaan transplantasi menga!u pada ketentuan perundang-undangan tentang syarat dan tata !ara pengambilan maupun pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh maupun jaringan tubuh.
25
Sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak satu milyar rupiah. Pada Pasal ini merupakan perumusan kumulatif dari Pasal 4 ayat &3' yang mengatur tentang larangan jual beli organ tubuh, sedangkan sanksinya dirumuskan pada Pasal <* 88 5o 3 Tahun *++<. Ran0an"an KUHP Pasal 374 tentang Transplantasi organ tubuh7 Setiap orang
yang melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfusi darah dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 &lima' tahun dan denda paling banyak kategori D. Transplantas !r"an (an Jarn"an T)*), Man)sa ( Sn"ap)ra
Saat ini di Singapura terdapat lebih dari ++ pasien yang menunggu untuk dilakukan tindakan transplantasi organ terhadap mereka. Selanjutnya, kebutuhan akan organ ka!la"er untuk transplantasi tenis meningkat. Terdapat kekurangan organ kada"er berupa hati, jantung, dan kornea untuk ditransplantasikan. Sekitar 2 orang meninggal dunia setiap tahunnya saat menunggu transplantasi hati dan 3 orang meninggal dunia setiap tahunnya saat menunggu transplantasi jantung. Kekurangan akan donor kornea di Singapura menyebabkan negara ini harus bergantung dengan sumber donor dari luar negeri. kan tetapi, ketersediaan donor kornea pun tidak dapat dipastikan keberadaannya, terutama untuk mengatasi keadaan darurat. Transplantasi merupakan salah satu terobosan medis yang luar biasa dalam sejarah medis. Terkadang transplantasi organ merupakan satu-satunya harapan bagi pasien yang mengalami gagal organ. Terdapat dua perangkat hukum yang terkait dengan transplantasi organ di Singapura, yaitu uman Organ Transplant Act #OTA$ dan the %edical #Therapy&
'ducation&
Interpretation
and
(esearch$
#Determination
and
Act
#%T'(A$. Selanjutnya.
!ertification
of
Death$
The
(egulation
memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi dan kriteria untuk menentukan kematian batang otak dan sertifikasi kematian batang otak A. Human Organ Transplant Act -H!TA/
uman Organ Transplant Act #OTA$ merupakan perangkat hukum transplantasi organ di Singapura yang diadopsi langsung dari uman Organ
26
Transplant Act di nggris. )%T adalah seperangkat hukum yang mengatur tentang pengambilan organ dari tubuh orang yang telah meninggal dunia untuk di!angkokan ke dalam tubuh seorang pasien yang membutuhkannya. alam beberapa bagian )%T juga diatur mengenai transplantasi antara dua orang yang masih hidup. Pada dasarnya, )%T mengatur tentang transplantasi organ manusia. Subjek yang merupakan !akupan dari )%T antara lain adalah7 a. (arga 5egara Singapura dan penduduk tetap Singapura b. 5on-#uslim &(arga #uslims telah diikutsertakan dalam subjek !akupan
pengaturan )%T sejak gustus *++;', sehingga saat ini semua umat beragama di Singapura merupakan subjek !akupan dari )%T. !. 0erumur antara * -+ tahun d. 0erpikiran sehat &tidak gila' e. #ereka yang tidak membuat perjanjian berkeberatan untuk melakukan
transplantasi organ pada masa hidupnya )%T pertama kali diperkenalkan di Singapura pada tahun <; sebagai hukum yang memberikan iAin untuk melakukan pengambilan ginjal dari orang yang telah meninggal dunia di rumah sakit akibat ke!elakaan, untuk keperluan transplantasi organ, di mana orang tersebut semasa hidupnya tidak memberikan pernyataan berkeberatannya terhadap transplantasi organ. Pada saat )%T diperkenalkan untuk pertama kalinya di Singapura, suatu pendekatan yang konser"atiflah yang dipergunakan karena penduduk Singapura sebelumnya tidak familiar dengan konsep transplantasi organ, serta terdapat pula keengganan yang didasarkan atas alasan kebudayaan, untuk melakukan transplantasi organ. %leh karena itu, pada a/al kelahirannya, )%T hanya melingkupi transplantasi ginjal yang diambil dari orang yang meninggal dunia akibat ke!elakaan. 0entuk lain dari transplantasi organ pada saat itu belum dikembangkan dengan baik di Singapura. Pada
tanggal
) =anuari
*++4,
)%T Singapura
diamandemen.
mandemen tersebut berakibat lebih luasnya manfaat yang mungkin didapat oleh /arga Singapura dari pengaturan tentang transplantasi organ manusia. 0eberapa poin penting dalam amandemen )%T antara lain adalah memperluas !akupan 27
)%T yang pada a/alnya hanya menyangkut transplantasi ginjal. Setelah diamandemen. )%T men!akup juga transplantasi hati, jantung, dan kornea. Selanjutnya, sebelum diamandemen, )%T hanya melingkupi kematian yang terjadi akibat ke!elakaan, namun setelah diamandemen, )%T dapat juga berlaku kepada kematian yang terjadi akibat segala sebab. Sebelum )%T diamandemen, )%T hanya mengatur transplantasi organ yang dilakukan antara orang yang telah meninggal dunia dengan orang yang masih hidup, namun setelah diamandemen, )%T juga mengatur transplantasi organ yang dilakukan oleh kedua orang yang masih hidup, atau dnegan kata lain living donor . Setelah diamandemen, organ yang diliputi dan diatur dalam )%T antara lain7 4 $injal )ati • Kornea • =antung • )%T dapat diterapkan saat peristi/a-peristi/a sebagai berikut terjadi7 . Saat seseorang meninggal dunia di umah Sakit *. Saat kematian tersebut sesuai dengan pengertian meninggal dunia yang •
terdapat dalam 0agian , Seksi * nterpretation !t 3. Kematian di sini dapat berarti kematian karena berhentinya detak jantung &!ardia! death' atau kematian batang otak &brain death' )ukum Singapura menyatakan seseorang telah meninggal dunia saat7 a' !ardiac death atau kematian karena berhentinya detak jantung. Kematian ini adalah kematian yang paling umum. 8ntuk menyatakan kematian karena berhentinya detak jantung hanya diperlukan seorang dokter untuk menyatakannya. b' *rain death atau kematian batang otak. di mana dibutuhkan dua orang dokter spesialis yang menyatakan kematian tersebut. Salah satu dari dokter spesialis yang menyatakan kematian batang otak tersebut tidak boleh seorang dokter yang turut serta mera/at pasien. !' 0agi mereka yang yang ter!atat sebagai kandidat donor organ, maka kematiannya harus dinyatakan oleh dua orang tenaga medis yang7
28
i.
Tidak pernah ikut serta dalam upaya pera/atan atau tindakan medis bagi kandidat pendonor tersebut.
ii.
0ukan termasuk dalam tim yang berpenganih dalam penentuan pengambilan organ yang disumbangkan dari tubuh !alon pendonor.
iii. Tidak pernah tiirut serta dalam proses pemilihan donor untuk resipien.
iv. Tidak akan turut serta dalam proses pemilihan donor untuk resipien.
v.
#emiliki kualifikasi medis
)%T
mengatur
mengenai
dua
bentuk
transplantasi.
Pertama
transplantasi dari pendonor yang masih hidup &li"ing donor'. 0entuk yang kedua adalah transplantasi dari orang yang telah meninggal dunia &kada"er'. )%T melarang penjualan organ dan darah. rti!le 4 dari )%T menyatakan bah/a penjualan atau pembelian organ dan darah manusia dilarang dan tidak sah. B. M#(0al -T,#rap,: E()0at'n an( R#s#ar0,/ A0t -MTERA/
#T: diundangkan oleh Parlemen Singapura pada tahun <3. #T:
memberikan
kesempatan
bagi
seseorang
untuk
memberikan
persetujuannya untuk mendonorkan organnya saat ia meninggal nanti untuk keperluan pengobatan &termasuk transplantasi', pendidikan atau penelitian. #T: juga menyediakan kesempatan bagi keluarga seseorang yang telah meninggal, yang selama hidupnya belum memperlihatkan keinginannya untuk mendonorkan organnya, untuk mendonorkan organ orang yang telah meninggal tersebut untuk kepentingan pengobatan, pendidikan atau penelitian. Pada tahun <3 hingga tahun <;, ginjal kada"er untuk didonorkan didapatkan melalui #T: ataupun dari luar negeri. Setiap orang yang berumur ; tahun ke atas dapat memberikan persetujuannya untuk mendonorkan organ dan atau jaringan tubuhnya melalui #T:. Penarikan kembali persetujuan tersebut hanya dapat dilakukan oleh 29
orang yang telah memberi persetujuannya. Setelah meninggalnya pendonor, apabila terdapat perbedaan keputusan antara pendonor dengan keluarganya, maka keputusan pendonor saat hidupnya lah yang dijadikan dasar pengambilan keputusan mengenai akan didonorkan atau tidaknya organ dan atau jaringan tubuh dari pendonor. #T: memberikan pilihan apakah seorang !alon pendonor hendak mendonorkan seluruh organ dan atau jaringan tubuhnya atau organ dan atau jaringan tubuh tertentunya saja. Pada dasarnya, #T: ada untuk mengisi kekurangan dari )%T, yaitu bagi orang-orang serta organ dan jaringan tubuh yang tidak diatur oleh )%T. Selain itu, tujuan #T: bukan sekedar untuk keperluan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, seperti layaknya yang diatur dalam )%T. kan tetapi. #T: juga mengatur mengenai pendonoran organ dan jaringan tubuh untuk kepentingan pendidikan dan penelitian. 4 Tabel . Perbandingan antara )uman %rgan Transplant !t &)%T', the #edi!al &Therapy, :du!ation, and esear!h' !t T:', dan Peraturan Pemerintah 5o. ; Tahun <; Kriteria 8mur
)%T * tahun ke atas
#T:
PP 5o.; Tahun
8ntuk diri sendiri7
<; * tahun
; tahun ke atas
sudah
%rang
atau pernah
de/asa menikah,
sesuai
dapat
dengan
usia
mendonorkan
de/asa
yang
organ
atau diatur oleh Kitab
jaringan
tubuh 8ndang-8ndang
keluarganya yang )ukum telah
Perdata.
meninggal, 8ntuk seseorang
berapapun
yang
umurnya.
men!apai usia * tahun belum
30
belum
dan
atau
menikah,
keluarganya yang telah
de/asa
dapat memberikan %rgan =aringan
dan Tubuh
yang diatur
Tujuan
. *. 3. 4.
persetujuannya. Seluruh organ dan Tidak dirin!i
$injal )ati =antung Kornea
jaringan
tubuh organ
yang
dapat jaringan
mata
didonasikan,
yang
seperti7
didonasikan
. *. 3. 4. 2. . . .
$injal )ati =antung Kornea mata Paru-paru Tulang Kulit 8ntuk
8ntuk
transplantasi organ
transplantasi
transplantasi
manusia
organ
8ntuk
dan organ
dan
tubuh dapat
dan
jaringan tubuh jaringan manusia
Ke/arganegaraan
gama
(arga
dan
penduduk
tetap
Singapura Setiap uslim
atau tubuh
dan manusia
pera/atan *. Pendidikan 3. Penelitian 5egara Setiap
Singapura
atau
Tidak dijelaskan
ke/arganegaraan
agama Setiap
agama Tidak
telah &0agi
dimasukkan dalam #uslim,
ada
umat pengaturan #8S mengenai agama
)%T semenjak
telah
bagi
gustus *++;'
mengeluarkan
ataupun penerima
fat/a 31
pendonor
yang donor yang diatur
menyatakan bah/a
dalam
donor perundang-
ginjal,
hati, undangan tentang
jantung,
dan Transplantasi
korena
mata %rgan dan atau
diperbolehkan
Sistem Persetujuan
peraturan
=aringan
Tubuh
manusia
di
Opt-out
Opt-in
ndonesia Opt-in
Setiap orang yang
Setiap orang yang
Setiap orang yang
memenuhi kriteria tidak masuk dalam hendak di
atas
otomatis
se!ara pengaturan dalam mendonorkan menjadi )%T,
termasuk organ
dan
atau
subjek pengaturan juga bagi mereka jaringan dalam
)%T, yang
hendak tubuhnya,
ke!uali
bagi mendonasikan
mereka
yang organ
keberatan
untuk jaringan
dan
/ajib
memberikan atau persetujuannya di
tubuh atas
kertas
mendonorkan
yang tidak diatur bermaterai
organnya
dalam
)%T, dengan
dapat mengajukan disaksikan persetujuannya
dua
orang saksi
J)al B#l !r"an Il#"al (ar Ss H)&)+ -Bla0& Mart/
Sangat terbatasnya jumlah pendonor legal dan juga mahalnya harga organ tubuh tertentu seperti ginjal, jantung dan paru-paru membuat sebagian orang men!ari alternatif lain yaitu black market atau pasar gelap. Persediaan organ tubuh lebih banyak dan harga yang dita/arkan juga jauh
lebih murah
dibandingkan dengan harga yang diperoleh dari proses pembelian organ tubuh se!ara legal. 0erikut ini harga organ tubuh manusia di pasar gelap 7 Sepasang bola mata p.; =uta, kulit kepala p. =uta, li"er p. ,; #ilyar, tengkorak dan gigi p.4 =uta, pundak p. juta, arteri koroner 32
p.; =uta, jantung p.,4 #ilyar, darah per setengah liter p.4 =uta, paru paru p.,3 #ilyar, limpa p. =uta, perut p. =uta, usus ke!il p.3+ =uta, kantong empedu p.4 =uta, pankreas p., #ilyar, tangan dan lengan ba/ah p.4,2 =uta, ginjal p.3 #ilyar, kulit p.; ibu per in!hi persegi. Salah satu !ontoh jalur pasar gelap mendapatkan organ tubuh se!ara ilegal adalah melalui jasa rumah pemakaman yaitu dengan !ara 7 0roker pasar gelap akan mengajak orang dalam dari rumah pemakaman untuk menyediakan organ tubuh yang dibutuhkan dan akan dibeli dengan harga yang telah disepakati. Setelah organ tubuh jenaAah di!uri, tubuh jenaAah yang ada akan dijahit kembali untuk mengaburkan tindakan kriminal dan ketika tubuh jenaAah dikubur, hanya abu yang akan dikembalikan kepada keluarga jenaAah yang sebenarnya beberapa organ tubuhnya telah di!uri. )al lain yang dilakukan yaitu dengan !ara menipu sang donor, ada juga yang dilakukan dengan motif pen!urian organ tubuh le/at adopsi. Tidak hanya itu, ada juga yang melalui jalur perdagangan manusia dengan membujuk anakanak untuk bekerja diluar negeri se!ara ilegal, padahal sudah masuk dalam sindikat penjualan organ tubuh. Praktekjual beli bayi juga untuk dimanfaatkan organ tubuhnya dengan harga jual p. 3 juta L p. 2 juta oleh si pembeli dimana bayi-bayi tersebut dira/at dan dipelihara hingga berusia tujuh tahun. Setelah beranjak remaja, kemudian mereka dibunuh dan organnya dijual hingga ratusan juta rupiah. #engingat penting dan "italnya organ tubuh manusia, di beberapa negara kasus pen!urian dan jual beli organ tubuh manusia ternyata merupakan hal yang biasa, seperti negara #oldo"a, #esir, Pakistan, ndia, bahkan lebih parah di China yang konon pemerintahnya memaklumi kegiatan perdagangan organ tubuh manusia. Tetapi pada tahun <;4 pemerintah China menerapkan 8ndang-8ndang baru untuk mengatur upaya pemanfaatan organ tubuh pada manusia yang telah meninggal, terutama para tahanan penjara. Penjualan organ tubuh di ndonesia diatur dalam Kitab 8ndang L 8ndang )ukum Pidana Pasal *+4, Pasal *+2 mengatur tentang kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang. 5amun pasal ini tidak 33
mengatur tentang jual beli organ tubuh untuk kepentingan transplantasi. %leh karena itu, pemerintah membuat suatu kebijakan lebih lanjut untuk mengatur jual beli organ tubuh untuk kepentingan transplantasi dalam peraturan diluar Kitab 8ndang L 8ndang )ukum Pidana &K8)P'.
Peraturan tersebut antara lain7 1. 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Tentang Tindak Pidana Perdagangan
%rang7 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal angka • o :ksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pela!uran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau se!ara mela/an hukum memindahkan atau mentransplantasi organ danHatau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak •
lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil. 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal * &' Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, o penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan an!aman
kekerasan, penggunaan
kekerasan, pen!ulikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat /alaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di /ilayah negara epublik ndonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 &tiga' tahun dan paling lama 2 &lima belas' tahun dan pidana denda paling sedikit p*+.+++.+++,++ &seratus dua puluh juta rupiah' o
dan paling banyak p ++.+++.+++,++ &enam ratus juta rupiah'. =ika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat &' mengakibatkan orang tereksploitasi, maka pelaku dipidana dengan pidana yang sama
•
sebagaimana dimaksud pada ayat &' 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal 3 34
o
Setiap orang yang memasukkan orang ke /ilayah negara epublik ndonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di /ilayah negara epublik ndonesia atau dieksploitasi di negara lain dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 &tiga' tahun dan paling lama 2 &lima belas' tahun dan pidana denda paling sedikit p*+.+++.+++,++ &seratus dua puluh juta rupiah' dan paling banyak p++.+++.+++,++ &enam ratus
•
juta rupiah'. 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal 4 Setiap orang yang memba/a /arga negara ndonesia ke luar /ilayah o negara epublik ndonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di luar /ilayah negara epublik ndonesia dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 &tiga' tahun dan paling lama 2 &lima belas' tahun dan pidana denda paling sedikit p*+.+++.+++,++ &seratus dua puluh juta
•
rupiah' dan paling banyak p++.+++.+++,++ &enam ratus juta rupiah'. 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal 2 Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan o sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 &tiga' tahun dan paling lama 2 &lima belas' tahun dan pidana denda paling sedikit p*+.+++.+++,++ &seratus dua puluh juta rupiah' dan paling banyak
•
p++.+++.+++,++ &enam ratus juta rupiah'. 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal o Setiap orang yang melakukan pengiriman anak ke dalam atau keluar negeri dengan !ara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut tereksploitasi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 &tiga' tahun dan paling lama 2 &lima belas' tahun dan pidana denda paling sedikit p*+.+++.+++,++ &seratus dua puluh juta rupiah' dan paling
•
banyak p++.+++.+++,++ &enam ratus juta rupiah' 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Pasal o &' =ika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal * ayat &*', Pasal 3, Pasal 4, Pasal 2, dan Pasal mengakibatkan korban menderita luka berat, gangguan ji/a berat, penyakit menular lainnya yang membahayakan ji/anya, kehamilan, atau terganggu atau hilangnya 35
fungsi reproduksinya, maka an!aman pidananya ditambah H3 &sepertiga' dari an!aman pidana dalam Pasal * ayat &*', Pasal 3, Pasal 4, o
Pasal 2, dan Pasal . &*' =ika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal * ayat &*', Pasal 3, Pasal 4, Pasal 2, dan Pasal mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 &lima' tahun dan paling lama penjara seumur hidup dan pidana denda paling sedikit p*++.+++.+++,++ &dua ratus juta rupiah' dan paling banyak p2.+++.+++.+++,++ &lima milyar rupiah'.
*. 8ndang L 8ndang 5omor 3 Tahun *++< Tentang Kesehatan Pasal <* Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat &3' dipidana dengan pidana penjara paling lama + &sepuluh' tahun dan denda paling banyak p.+++.+++.+++,++ &satu miliar rupiah'. 3. Tentang 0edah #ayat Klinis dan 0edah #ayat natomis o P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 18; ilarang o
memperjual-belikan alat atau jaringan tubuh manusia. P#rat)ran P#+#rnta, N'+'r 19 Ta,)n 1791 Pasal 19. ilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri. Pada undang L undang 5omor * Tahun *++ tentang Tindak Pidana
Perdagangan %rang Pasal angka ini pengaturan mengenai penjualan organ tubuh manusia dalam rangka transplantasi diletakkan pada pengertian eksploitasi dikarenakan di dalam pengertian eksploitasi terdapat rumusan perbuatan yang dapat
dipidana
berupa
pemanfaatan
fisik
serta
pemindahan
atau
mentransplantasikan organ atau jaringan tubuh untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil. Terkait rumusan diatas apabila terdapat seseorang yang memindahkan organ tubuh miliknya kepada orang lain se!ara mela/an hukum demi mendapat keuntungan akan mendapat pidana.
Selain 8ndang L 8ndang 5o * tahun *++, 8ndang L 8ndang 5omor 3 Tahun *++< Tentang Kesehatan juga mengatur tentang larangan
dalam hal
penjualan organ tubuh manusia. )al ini ditegaskan dalam Pasal 4 ayat &3' yang 36
menentukan bah/a organ dan atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. Pada dasarnya transplantasi organ tubuh bertujuan untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke/enangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. Transplantasi organ tubuh harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan atau ahli /aris atau keluarganya. Kedua 8ndang L 8ndang tersebut lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah 5omor ; Tahun <; tentang 0edah #ayat Klinis dan 0edah #ayat natomis. Peraturan Pemerintah tersebut menentukan bah/a adanya larangan memperjualbelikan, mengirim, dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri. )al ini dian!am dengan pidana kurungan selama L lamanya 3 bulan atau denda setinggi L tingginya p .2++,++ & tujuh ribu lima ratus rupiah'.
II.2.3 Transplantas !r"an Dar Asp#& A"a+a
gama memegang peranan penting dalam pengaturan mengenai donasidan transplantasi organ yang beralaku di seluruh dunia. Sehubungan denganperanan penting agama dalam masyarakat indonesia, mengenai !ara pandangmasyarakat indonesia terhadap donasi dan transplantasi organ tubuh manusia di ndonesia, maka pemabahasan mengenai transpalntasi dan donasi organ inimeliputi seluruh agama sebagaimana dimaksud dalam Penetapan Presiden no 4tahun <.
37
II.2.3.I Transplantas !r"an (ar S#" A"a+a Isla+
da 3 &tiga' tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan sendiriMsendiri, yaituJ a. onor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi !ermat dan general !he!k up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima &resepient', demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus men!egah resiko bagi donor. b. onor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. 8ntuk tipe ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat !ontrol dan penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-alat tersebut di !abut setelah pengambilan organ tersebut selesai. !. onor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab se!ara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal se!ara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang mau di transplantasi. )ingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang se!ara terang-terangan mendukung transplantasi organ. 5amun demikian, ulama di berbagai belahan dunia telah menulis argumen-argumen yang mendukung maupun mengeluarkan fat/a-fat/a keagamaan mengenai transplantasi organ. Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bah/a transplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama muslim. )adis 5abi S( 7@0erobatlah kamu hai hamba-hamba llah, karena sesungguhya llah tidak meletakkan suatu pentakit, ke!uali dia juga meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua.@&).. hmad, bnu )ibban dan l-)akim dari 8samah bnu Syuraih'
38
)adist tersebut menunjukkan, bah/a /ajib hukumnya berobat bila sakit, apapun jenis dan ma!am penyakitnya, ke!uali penyakit tua. %leh sebab itu, melakukan transplantasi sebagai upaya untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma ajaran islam. Transplantasi organ hukumnya mubah dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Transplantasi ini dapat di Niyaskan dengan donor darah dengan illat bah/a donor darah dan organ tubuh dapat dipindahkan tempatnya, keduannya su!i dan tidak dapat diperjual belikan. Tentu saja setelah perpindahan itu terjadi maka tanggungja/ab atas organ itu menjadi tanggungan orang yang menyandangnya. Kaidah-kaidah hukum /ajib dijunjung dalam melakukan trasnplantasi ini antaranya 7 Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya7 a.
%rgan tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya
b. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang diberikannnya, berakal, baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi dirinya. !. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar dari kemungkinan gagal. d. %rgan
manusia tidak
boleh
diperjualbelikan sebab manusia
hanya
memperoleh hak memanfaatkan dan tidak sampai memiliki se!ara mutlak. Pen!angkokan dilakukan ketika pendonor telah meninggal, baik se!ara medis maupun yuridis, maka menurut hukum slam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. 1ang membolehkan menggantungkan pada dua syarat sebagai berikut7 . esipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengan!am ji/anya dan ia sudah menempuh pengobatan se!ara medis dan non medis, tapi tidak berhasil.
39
*. Pen!angkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi repisiendibandingkan dengan keadaan sebelum pen!angkokan. dapun alasan membolehkannya adalah sebagai berikut7 . l-Ouran Surat l-0aNarah <2 di atas. yat tersebut se!ara analogis dapat difahami, bah/a slam tidak membenarkan pula orang membiarkan dirinya dalam keadaan bahaya atau tidak berfungsi organ tubuhnya yang sangat "ital, tanpa ausaha-usaha penyembuhan termasuk pen!angkokan di dalamnya. *. Surat l-#aidah7
3*.rtinyaJ@ Dan barang siapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia& maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.+ yat
ini
sangat
menghargai
tindakan
kemanusiaan
yang
dapat
menyelematkan ji/a manusia. 3. )adits rtinya7@ *erobatlah ,ahai hamba Allah& karen sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Dia meletakkan ua obatnya& kecuali satu penyakit yang tidak ada obatnya& yaitu penyakit tua.@ alam kasus ini, pengobatannya adalah dengan !ara transplantasi organ tubuh. . Kaidah hukum slam rtinya7@ emadharatan harus dihilangkan@.alam kasus ini bahaya &penyakit' harus dihilangkan dengan !ara transplantasi. *. #enurut hukum /asiat, keluarga atau ahli /aris harus melaksanakan /asiat orang yang meninggal.alam kasus ini adalah /asiat untuk donor organ tubuh. Sebaliknya, apabila tidak ada /asiat, maka ahli /aris tidak boleh melaksanakan transplantasi organ tubuh mayat tersebut.
40
kan tetapi #endonorkan %rgan tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila 7 . Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, dengan alasan 7 9irman llah dalam lNuran S. l-0aNarah ayat <2, bah/a ayat tersebut mengingatkan , agar jangan gegabah dan !eroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal
bagi diri donor, meskipun perbuatan
itu mempunyai tujuan
kemanusiaan yang baik dan luhur. #elakukan transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma.Karena hal itu dapat memper!epat kematiannya dan mendahului kehendak llah. alam hadis nabi dikatakan 7 ? Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat pada orang lain.@&). bnu #ajah, 5o.*33' *. Penjualan %rgan Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat bah/a praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut 7 Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.Sebuah hadis
menyatakan,
?
iantara
orang-orang
yang
akan
diminta
pertanggungja/aban di akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.@engan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak a/al hukum transaksi itu sendiri adalah
haram.
Penjualan
organ
manusia
bisa
mendatangkan
penyimpangan, dalamarti bah/a hal tersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organtubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.
41
II.2.3.2 Transpalntas !r"an (ar S#" A"a+a Krst#n
Pengorbanan dan menolong sesama merupakan dasar ajaran bagi seluruh umat kristiani. 0agi umat kristen menolong sesama merupakan perbuatan !inta dan mengikuti teladan 1esus. i alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nya/a &nya/a orang yang membutuhkan donor
organ', bukan
karena mendonorkan
untuk
mendapatkan imbalan
materiHuang untuk si pendonor organ. kan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati, karena saat masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting artinya, sedangkan saat sudah mati tidak dibutuhkan tubuh.
II.2.3.3 Transpalntas !r"an (ar S#" A"a+a Kat'l&
Se!ara umum, pandangan agama katolik
mengenai donasi organ dan
jaringan adalah perbuatan amal dan !inta kasih. onor organ merupakan keputusan indi"idu yang karena tujuan mulianya dapat melakukan setiap saat untuk sesama. 0ahkan , dalam buku :nsiklik I :"angelium Ditae I & I The $ospel of Bife I , <<2', ia mengemukakan bah/a salah satu !ara untuk memelihara budaya asli hidup I adalah sumbangan organ , dilakukan se!ara etis dapat diterima , dengan maksud untuk mena/arkan kesempatan kesehatan dan bahkan kehidupan itu sendiri untuk orang sakit yang kadang-kadang tidak memiliki harapan lain ? $ereja menganjurkan untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung, asal saja pedonor sudah benar-benar mati artinya bukan mati se!ara medis yaitu otak yang mati, seperti koma, "egetati"e state atau kematian medis lainnya. Pada
42
keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi donor.
0ila donor tidak menuntut pedonor harus mati, seperti donor darah, sumsum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari, kaki atau urat nadi, tulang maka dianjurkan untuk melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung atau bagian tubuh lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut, maka /ajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran $K. Kematian klinis atau medis bukan mati sepenuhnya menurut gereja, jadi harus menunggu sampai si donor benar-benar mati untuk diambil organnya, dan ini bukti tidak ada halangan dalam pengambilan organ.
II.2.3.4 Transpalntas !r"an (ar S#" A"a+a B)(,a.
Pengertian 0udhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. %leh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. rtinya, orang yang telah mendermakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. a yang telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta. #alahan, karena donor adalah salah satu bentuk karma baik, maka ketika seseorang berderma kornea mata, diper!aya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini. Buddhisme tidak memiliki aturan baik untuk atau terhadap darah sumsum tulan! dan d"nasi "r!an .Ba!ian pentin! dari a!ama Buddha adalah kein!inan untuk merin!ankan penderitaan .#ekarat dan
43
kematian dipandan! seba!ai $aktu %an! san!at pentin! tubuh harus diperlakukan den!an h"rmat
II.2.3. Transpalntas !r"an (ar S#" A"a+a Hn()
#enurut ajaran agama )indu, onasi dan Transplatasi %rgan tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bah/a pengorbanan & yajna'kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan , jauh lebih penting, utama, mulia, dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Tetapi sekali lagi perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan yang tulus ikhlas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatakn keuntungan material. lasan yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab 0hada/adgita .* sebagai berikut 7 ?/asamsi irnani yatha ,ihaya na,ani grihnati naro0parani& tahtha sarirani ,ihaya irnany anyani samyati na,ani dehi @ artinya7 seperti halnya seseorang mengenakan pakaiaian baru dan membuka pakaian lama, begitu pula Sang oh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna. Kematian adalah berpisahnya ji/atman atau roh dengan jasmani ini. 0adan jasmani atau sthula sarira & badan kasar' terbentuk dari "anca %aha *huta & apahQ unsur !air, prethi,iQunsur padat, teaQunsur sinar, bayuQunsur
udara
dan
akasaQunsur
ether '.
barat
pakaian,
apabila
jasmani& pakaian' sudah lama rusak, kita membuangnya dan menggantikannya dengan pakaian yang baru. &enurut hukum a!ama
'indu
idak ada
hukum a!ama
mence!ah 'indu dari men%umban!kan "r!an atau arin!an mereka .'indu perca%a pada kehidupan setelah kematian dan ini adalah pr"ses %an! berkelanutan dari kelahiran kembali .d"nasi "r!an merupakan
44
ba!ian inte!ral dari kehidupan 'indu seba!aimana dibimbin! "leh *eda.
BAB III PEMBAHASAN
III.1. <'nt', Kas)s MENGAPA SA%A MEND!N!RKAN SUMSUM TULANG
%leh (illiam )udson, C55 &produser C55 %edical 1nit ' * esember *+* Saat saya menerima surat musim panas ini dari *e the %atch, saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya hanya tahu bah/a saya berkesempatan untuk menyelamatkan hidup seseorang. Saya mengetahui bah/a tidak peduli sebanyak apa /aktu yang saya berikan, sebanyak apapun uang yang saya sumbangkan maupun yang tidak saya sumbangkan ke yayasan amal, hal ini berbeda. da seorang pasien dengan kanker darah yang sistem imunnya mirip dengan milik saya. Singkat !erita, dari banyaknya orang di dunia ini, saya adalah orang yang paling !o!ok untuk menyelamatkan hidupnya. )al ini merupakan suatu kesempatan dan tanggung ja/ab yang luar biasa. Sekarang saya sudah mele/ati semua proses itu, termasuk prosedur yang disebut ?pemanenan sumsum tulang@. Sudah jelas hal itu merupakan salah satu hal yang menjadi titik penting dalam hidup saya. Partisipasinya hanya membutuhkan /aktu yang sedikit L yang dibutuhkan hanyalah usapan air liur dengan menggunakan kapas. Kesempatan menjadi seorang donor sekitar banding 24+.
45
kan tetapi jika sebuah surat permintaan donor datang, seperti yang terjadi pada saya, kesempatan nyata untuk menyelamatkan hidup seseorang amatlah menarik sehingga langkah-langkah berikutnya akan terasa mudah dan tidak perlu ada upaya sama sekali.
S)rat P#r+ntaan D'n'r
Sesuai dengan tujuan program donor, dari 4+ anggota akan mendapatkan seorang donor potensial pada suatu /aktu yang tepat. ni mengindikasikan bah/a dengan berdasarkan sampel air liur, anda bisa jadi adalah seorang donor yang !o!ok untuk seseorang. Saya sudah terdaftar sejak saat 2 tahun sebelum saya mendapatkan surat donor potensial. Kemudian inilah yang terjadi berikutnya. Saya menghubungi *e the %atch dan mengatakan kepada mereka bah/a saya masih berminat untuk donor sumsum tulang. Kemudian seorang spesialis yang telah ditunjuk untuk program ini menjad/alkan tes darah a/al untuk saya. Tes itulah yang akan menentukan apakah saya merupakan kandidat yang paling !o!ok untuk resipien yang telah ditentukan tersebut atau tidak. Kemudian, untuk proses selanjutnya anda hanya dihubungi melalui email dan telepon sehingga prosesnya sangat mudah.
PBS< =s s)+s)+ t)lan"
=ika donor dan resipiennya !o!ok, anda kemudian akan diberi pilihan apakah akan mendonorkan sumsum tulang yang sesungguhnya, atau apa yang disebut dengan peripheral blood stem cells &sel pun!a darah perifer', disebut juga dengan P0SC. okter dari pasien akan meminta salah satunya, tetapi pendonor akan menentukan yang mana yang bersedia untuk didonorkan. Saya penasaran apakah keputusan tersebut akan menentukan kemungkinan bertahan hidup resipien. Karena semua hal ini bertujuan untuk menyelamatkan hidup resipien. 46
)udson menjalani prosedur di %edstar Georgeto,n 1niversity ospital , yang telah melakukan banyak prosedur pemanenan sumsum tulang lebih dari tempat manapun di merika Serikat. ?Saat kami mengkaji mengenai P0SC "s sumsum tulang, kami melihat hasil yang dapat dibandingkan pada de/asa,@ tutur r =ohn #iller, direktur medis di *e the %atch dan 2ational %arro, Donor "rogram. ?Saat kami melihat hasilnya pada anak-anak, kami melihat hasil yang baik dengan sumsum tulang, dan hasil dalam /aktu jangka panjangnya dalam hal komplikasi lebih ke!il pada sumsung tulang dibandingkan dengan P0SC sehingga kebanyakan transplantasi anak menggunakan sumsum tulang sebagai sumber transplantasi.@ Karena resipien saya adalah orang de/asa, saya merasa nyaman untuk memilih yang manapun di antara kedua pilihan. Proses pemanenan sumsum tulang merupakan prosedur operasi minor yang biasanya dilakukan di ba/ah anestesi umum, sehingga pendonor tidak akan ingat apapun dan tidak mengalami rasa sakit sedikitpun ke!uali pada kasus yang jarang. Sebuah jarum disuntikkan ke belakang tulang pel"is, dan sumsum tulang diambil melalui jarum suntik. ?Persentase ke!il &.3R' pendonor mengalami komplikasi serius karena anestesi atau kerusakan tulang, saraf dan otot di daerah panggul,@ tutur *e the %atch. Pada intinya, prosedur ini berisiko ke!il dan inilah yang saya pilih. kan tetapi, pilihan yang lebih umum adalah mendonasikan sel pun!a darah perifer. Prosedur ini membutuhkan satu injeksi obat yang dinamakan filgrastim setiap harinya untuk lima hari yang memindahkan sel pun!a keluar dari sumsum tulang ke aliran darah. Pada proses ini, pendonor akan merasa gatal dan nyeri. Pada hari kelima, pendonor akan dihubungkan ke mesin apherisis, yang mengambil darah dari salah satu lengan, mengisolasi sel pun!a yang sudah tersirkulasi di darah, dan kemudian ditransfusi kembali ke salah satu lengan pendonor. Proses ini memakan /aktu selama 4- jam.
47
%bat filgrastim terhitung aman menurut para klinisi, akan tetapi belum ada data yang mendukung keamanannya dan meneliti efek jangka panjangnya dalam penggunaan obat ini pada pendonor yang sehat. Sebagai pendonor, hal itu membuat saya sedikit terdiam. Balu, kemudian saya men!ari apa yang dapat saya ketahui. Pada tahun *++<, para peneliti menemukan bah/a tidak adanya bukti bah/a obat tersebut meningkatkan risiko kanker, berdasarkan sebuah studi selama 4 tahun. #iller, yang merupakan salah satu dari penulis studi tersebut, menuturkan bah/a data paling baru mengindikasikan bah/a penggunaan filgrastim dalam donasi P0SC tidak meningkatkan risiko apapun. #endonorkan P0SC se!ara berkesinambungan membuat anda berpartisipasi dalam penelitian klinis untuk meneliti risiko dan keuntungan jangka panjang. D'nas
:nam bulan berlalu semenjak *e the %atch pertama kali menghubungi saya saat hari pendonoran. lokasi /aktu dan jad/al bergantung kepada kondisi kesehatan dan jad/al pengobatan resipien. Tentu saja ada banyak formulir persetujuan yang harus ditandatangani, dan pemeriksaan kesehatan lengkap dengan >-ray, :K$ dan sampel urin serta darah sebelum pendonoran. Prosesnya itu sendiri memerlukan pergi ke kota lain, tetapi semua ongkos ditanggung untuk pendonor dan satu orang yang menemani pendonor. Pemanenan sumsum tulang saya memakan /aktu sekitar jam. Para dokter membuat saya menginap di rumah sakit selama malam, tapi tidak dengan makanan rumah sakit yang seperti biasanya. (uth0s !hris 3teak ouse menyediakan makanan untuk pendonor sumsum tulang di rumah sakit tempat saya mendonorkan sumsum tulang. i hari berikutnya saya berjalan dengan pelan dan sedikit sakit, dengan instruksi agar tidak memaksakan diri, selama * minggu selagi tubuh saya kembali memproduksi sumsum tulang. Segera setelah pemanenan sumsum tulang, sebuah jasa sukarela L dengan pesa/at, mobil maupun kereta L akan memba/anya se!ara langsung kepada 48
resipien. Pada /aktu ini, sel-sel sumsum tulang abnormal milik pasien sudah dihan!urkan dengan sengaja melalui kemoterapi atau radioterapi, dan kemudian sel pun!a yang sehat diberikan kepada pasien melalui tetes intra"ena. Setelah diinfus, sel-sel pun!a se!ara otomatis menuju ke ka"itas tulang resipien L dan jika transplantasinya berhasil L akan mulai membentuk sel-sel darah baru. esipien saya bisa jadi berada dimanapun di dunia7 2R transplantasi melalui *e the %atch menyertakan donor dan resipien internasional. =ika kami berdua setuju, kami dapat bertemu setidaknya setelah tahun, tapi kami juga bisa memilih untuk tetap tidak berkenalan. Saya berharap untuk bertemu dengannya. Saya sudah membayangkan se!ara spesifik mengenai seperti apa dirinya, dan juga membayangkan bah/a kami akan sama-sama menangis ketika bertemu. 0ergabung untuk berada dalam daftar donor merupakan suatu pernyataan L bah/a ketika kanker mengenai kita, maka kita semua akan terkena. )al-hal yang saya ketahui mengenai resipien saya adalah umurnya, diagnosis, dan dia samasama keturunan nggris seperti saya. $olongan minoritas memiliki
kesempatan yang
lebih
ke!il
untuk
menemukan pendonor yang bersedia dan juga memenuhi syarat, berhubung golongan minoritas tidak terlalu diatur dalam daftar donor. 8ntuk pasien frikamerika, diperkirakan ada kemungkinan sebesar R untuk menemukan donor. Pebisnis mit $upta, yang didiagnosis dengan leukemia pada tahun *+, berhasil menemukan donor setelah berkampanye untuk mengajak lebih banyak orang sia Selatan di merika Serikat dan juga di seluruh penjuru dunia untuk mendaftar sebagai pendonor. (a ta- rat a 45 .6 66 ora ng be rg ab un g da la m *e th e %at ch ti ap bu la nn ya . 1ntuk mendonor& klik marro,.org
III.2. P#+*a,asan <'nt', Kas)s Analsa Kas)s
Contoh kasus di atas membahas mengenai seorang pendonor sumsum tulang yang menjelaskan pengalamannya dalam menjalani proses pemanenan 49
sumsum tulang dalam suatu program donor sukarela 7*e the %atch+ di merika Serikat. Program tersebut akan membantu menyalurkan donor sumsum tulang ke seluruh dunia. Kasus ini sesuai dengan 8ndang-undang Kesehatan 5o.3 tahun *++< tentang pelaksanaan transplantasi organ, yaitu pasal 4 ayat yang menjelaskan bah/a transplantasi organ diiAinkan untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. yat * yang mengatur mengenai tujuan pelaksanaan transplantasi se!ara legal dan hanya dapat dilakukan demi tujuan kemanusiaan. 8ndangundang kesehatan no.3 tahun *++< ayat 3, an!angan K8)P Pasal 3<4, dan Peraturan Pemerintah 5omor ; Tahun <; Pasal
yang melarang
penjualbelian organ. 5amun di ndonesia masih belum diiAinkan untuk menerima organ dari luar negeri sesuai dengan Peraturan Pemerintah no.; tahun <; pasal ;. Pendonor juga diperiksa oleh tenaga kesehatan yang ber/enang di sarana kesehatan tertentu dan menjalani tes-tes tertentu untuk menentukan apakah ia memenuhi syarat untuk menjadi pendonor, dimana sesuai dengan 8ndang-8ndang Kesehatan 5o.3 Tahun *++< Pasal 2.
50
BAB IV PENUTUP
IV.1. KESIMPULAN
ransplantasi "r!an dide+nisikan seba!ai sebuah pr"ses pemindahan "r!an sel atau arin!an dari sese"ran! ke "ran! lain %an! membutuhkan "r!an tersebut. ,r!an %an! diambil dapat berasal dari d"n"r %an! masih hidup atau d"n"r %an! sudah mati atau dapat berasal pula dari sel punca. diberikan
secara
aut"!ra-t
is"!ra-t
,r!an dapat
all"!ra-t
en"!ra-t
transplantasi d"min" atau bahkan transplantasi split.
,r!an
%an! ditransplantasi antara lain/ !inal hati antun! pancreas paru usus k"rnea tan!an kulit termasuk $aah darah islet "- an!erhans darah pembuluh darah susmsum tulan! katup antun! tulan!. Proses transplantasi organ se!ara umum melibatkan donor dan resipien. Pada donor, pertama-tama perlu dipastikan bah/a keinginannya untuk melakukan transplantasi organ tidak didasari atas paksaan apapun dan bah/a donor menyadari apa yang ia lakukan dan konsekuensi atas a pa yang ia lakukan tersebut. Pada donor hidup harus dipastikan bah/a donor masih dapat hidup sehat pas!a operasi transplantasi tersebut. Pada resipien harus dipastikan bah/a tubuhnya dapat menjalani operasi yang diperlukan untuk transplantasi dan bah/a tubuhnya dapat menerima dan tidak akan menolah organ dari donor. )al ini berhubungan
51
dengan golongan darah, ke!o!okan )B, !ross mat!h antara donor dan resipien, serta
kemampuan
tubuh
resipien
untuk
bertahan
ketika
mendapatkan
imunosupresan untuk jangka /aktu yang lama. Se!ara etika, pada umumnya praktek transplantasi harus selalu memenuhi keempat aspek bioetik, yakni7 autonomy, benefi!en!e, justi!e, dan nonmalefi!en!e. Se!ara hukum, ndonesia mengijinkan transplantasi organ, namun melarang penjualan organ untuk alasan apapun. )anya 9ilipina dan ran yang melegalkan penjualan organ. asar hukum yang digunakan di ndonesia untuk transplantasi organ adalah7 . 8ndang L 8ndang 5o * Tahun *++ Tentang Tindak Pidana Perdagangan %rang, Pasal angka dan Pasal *,3,4,2, dan Pasal *. 8ndang L 8ndang 5omor 3 Tahun *++< Tentang Kesehatan Pasal 4 dan Pasal <* 3. Peraturan Pemerintah 5omor ; Tahun <; Tentang 0edah #ayat Klinis dan 0edah #ayat natomis Pasal dan Pasal ;. ndonesia menganut system opt-in, yang berarti mereka yang berniat mendonorkan organnya harus se!ara eksplisit membuat pernyataan di atas materai yang menyatakan mereka setuju untuk mendonorkan organnya dengan minimal * orang saksi. Sebagai perbandingan, di Singapura mereka menganut system optout , yang berarti semua orang diasumsikan bersedia mendonorkan organnya, dan mereka yang tidak bersedia dapat membuat pernyataan tidak bersedia, supaya organnya tidak diambil untuk didonorkan. Pada kenyataannya di ndonesia, dan di seluruh dunia, masih banyak terjadi pratek perdagangan organ illegal akibat ketimpangan supply dan demand . #odusnya berma!am-ma!am, bahkan sampai melibatkan pen!ulikan dan pembunuhan. Se!ara agama, agama-agama di ndonesia tidak ada yang se!ara eksplisit melarang praktek transplantasi organ. gama-agama di ndonesia umumnya mendukung praktek transplantasi dengan donor yang sudah meninggal. )anya 52