A.
Pengertian Teori Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analisis dan empiris mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dan gejala sosial lainnya atau mempelajari masyarakat khususnya gejala dalam masyarakat tersebut. Bernart Arief Sidarta mengemukakan: “Sosiolog “Sosiologii hukum dapat didefinis didefinisikan ikan sebagai sebagai ilmu yang berdasark berdasarkan an analisis analisis teoritis teoritis dan penelitian empiris berusaha menetapkan dan menjelaskan pengaruh proses kemasyarakatan dan perilaku orang terhadap pembentukan, penerapan, yurisprudensi dan dampak kemasyarakatan aturan aturan hukum dan sebalikny sebaliknyaa pengaruh pengaruh aturan hukum terhadap terhadap proses proses kemasyarak kemasyarakatan atan dan perilaku orang”.
Akan tetapi Sudjono Dirdjosisono mengemukakan baha sosiologi hukum yaitu: “!lmu pengetahuan hukum yang memerlukan studi dan analisis empiris tentang hubungan timbal balik antara hukum dan dan gejala"gejala sosial sosial lain”
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan baha sosiologi hukum merupakan bagian dari ilmu hukum yang mengkaji hubungan timbal balik atau pengaruh timbal balik antara hukum dan gejala sosial yang dilakukan secara analistis dan empiris. #adi dalam konteks ini yang diartikan hukum adalah suatu kompleksitas dari pada sikap tindak manusia yang bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalam pergaulan hidup.
B.
Berbagai Pendapat Para Pakar Hukum tentang Teori Teori Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum sebagai bidang ilmu baru mengenai sejumlah tokoh atau pakar"pakar yang dapat dikategorikan sebagai peletak dasar sosiologi hukum mereka itu antara lain: di $ropa yaitu yaitu $mile $mile Durkh Durkheim eim,, %eon %eon Du&uit Du&uit,, 'auric 'auricee (ourio (ourio), ), 'a* +eber eber dan $ugen $ugen $hrlic $hrlich. h. Sedangkan dinamika serikat dikenal antara lain .+. (olins, -oscoe ond, Benjamin ordo/e juga beberapa nama lain seperti #hering, 0alcott 0alcott ersons. ersons. Sebag Sebagai ai gambar gambaran an umum umum tentan tentang g beberap beberapaa konsep konsep"ko "konse nsep p dasar dasar sosiol sosiologi ogi hukum, hukum, penulis akan mengemukakan mengemukakan pokok"pokok ajaran dari: $mile Durkheim, Durkheim, 'a* +eber, +eber, #hering. 1.
Ajaran Emile Durkheim
$mile Durkheim senantiasa mempertanyakan apakah sesungguhnya yang terdapat di dalam hubungan hubungan"hub "hubungan ungan,, struktur struktur"str "struktu ukturnya, rnya, dan lembaga"le lembaga"lembag mbaganya, anya, tetapi tetapi tetap tetap mampu mampu mempuny mempunyai ai konti kontinui nuitas tas,, dan tetap tetap berada berada dalam dalam kohesi kohesi yang yang kuat kuat dan mampu mampu
bertahan dari masa ke masa1 Apa sebenarnya yang menyebabkan semuanya itu terikat menjadi suatu kesatuan1. Dari pemikirannya, Durkheim menyimpulkan baha penyebabnya adalah “social order the primary of the social” akan tetapi yang terpokok dalam masyarakat adalah “the social”. #adi, arti penting $mile Durkheim adalah karena ia termasuk orang yang pertama memandang peranan hukum dalam membentuk masyarakatnya, yang kini la/im disebut hukum dan pembangunan. Durkheim membedakan masyarakat dengan solidaritas sosial serta jenis hukumnya ke dalam dua jenis. ertama, bentuk masyarakat sederhana dengan solidaritas mekanik dan hukumnya yang bersifat represif. 2edua, masyarakat yang kompleks dengan solidaritas organik di mana hukumnya bersifat represif. 2edua, masyarakat yang kompleks dengan solidaritas organik dimana hukumnya bersifat restitutif. 'enurutnya masyarakat sederhana mempunyai solidaritas mekanik yaitu baha diantara arga masyarakat terdapat suatu keterikatan yang besar dan keterikatan tersebut menjadi dasar berdirinya masyarakat sederhana itu. !nilah yang menyebabkan hubungan"hubungan di dalam masyarakat bersifat mekanis.
Sedangkan
masyarakat
kompleks
adalah
mengandalkan
kebebasan
dan
kemerdekaan arga masyarakatnya, karena dengan begitu, terjamin berdirinya masyarakat yang kompleks. 2.
Ajaran Ma !eber
'a* +eber adalah seorang sosiologi #erman dan juga pakar ekonomi analisis hukum dan pranata"pranata hukum di dalamnya mencakup konteks historis, politik dan realitas sosial. Beliau melihat hukum sebagai unsur dominan dalam perkembangan masyarakat. Beliau mengkaji perkembangan hukum dan perkembangan masyarakatnya dimana konsep dasarnya memandang perkembangan hukum ataupun perkembangan masyarakat selalu bergerak dari yang irasional ke rasional dan transisi dari “substanti)ely rational la” ke “3ormally rational la”. #adi +eber cenderung mengidentikkan hukum dengan eksistensi hukum, yang dikonsepkan secara rasional sistematis. 2arena +eber memperhatikan arti penting dari “hukum rasional” dalam hubungan kausalnya dengan perkembangan kapitalisme. ".
Ajaran #hering
#hering adalah seorang #uris #erman terkenal dengan gelarnya sebagai “the father of sociological
jurisprudence”.
Doktrinnya
yang
sistematis
didasarkan
pada
“social
utilitarianism” yang berasal dari prinsip “plain"pleasure”"nya Betham. 'enurut #hering esensi hukum itu adalah suatu kehendak nyata untuk melindungi kepentingan kehidupan bersama dan kepentingan indi)idu melalui koordinasi antara kedua jenis kepentingan itu.
#hering menganggap baha dengan adanya koordinasi antara kepentingan masyarakat di satu pihak dengan kepentingan indi)idu di lain pihak maka kemungkinan terjadinya konflik dapat diperkecil. 2arena beliau yakin baha di baah hukum kepentingan masyarakat harus lebih didahulukan daripada kepentingan indi)idu dalam hal terjadinya konflik antara kedua kepentingan tersebut. #adi konsep"konsep hukum #hering terbukti didominir oleh ajaran tentang kebutuhan"kebutuhan manusia di dalam masyarakat. menurutnya hukum adalah seperangkat kondisi"kondisi kehidupan sosial dalam arti luas sekali, yang ditegakkan oleh kekuasaan negara melalui usaha paksaan dari luas 4 external compulsion5, jadi beliau menitikberatkan hakikat hukum pada jenis paksaan. #adi akhirnya teori sosiologis dari #hering meneropong baha arah yang sebenarnya dari hukum adalah realisasi dari suatu keseimbangan antara asas"asas 4the principles5 dan maksud6moti)asi indi)idu di satu pihak dan asas"asas dan moti)asi masyarakat di pihak lain. Dalam pandangannya hukum adalah perujudan dari persekutuan indi)idu dan masyarakat. $.
Ajaran Tal%ott Persons
0alcott ersons memang bukan sosiologis hukum, namun salah satu teori sosialnya yang dinamai “sibernetik” dapat diterapkan untuk menelaah kaitan hukum dan masyarakat. beliau memulai teori sibernetiknya dari bagian"bagian tubuh manusia yang kemudian membentuk “grand theory”"nya. ersons melihat manusia dari dua pandangan: 'anusia sebagai indi)idu 'anusia sebagai masyarakat Sebagai indi)idu beliau membagi manusia ke dalam 7 sub sistem yaitu: cultural system, social system, personality and beha)ioral organism. 2emudian sebagai arga masyarakat, beliau membedakan kehidupan manusia ke dalam empat subsistem yaitu cultural system, social system, political system dan economy system. #adi teori sibernetik persons adalah melihat arus energi terbesar pada sub sistem ekonomi dan makin ke baah makin berkurang sebaliknya arus informasi terbanyak pada subsistem budaya dan makin ke atas makin berkurang. #adi letak hukum sebagian terletak pada subsistem budaya dan sebagian lagi pada subsistem sosial, maka tidak heran lagi jika di dalam kenyataannya, kekuatan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi pelaksanaan hukum. &.
Ajaran Benjamin 'ardo(o
Benjamin ardo/o adalah seorang hakim Amerika yang berpandangan sosiologis" ardo/o mengkonsentrasikan pembahasan sosiologi hubungan pada topik pengadilan. Beliau bertekad untuk membuktikan baha ketidaktetapan yang semakin bertambah dari putusan pengadilan. 'erupakan manifestasi yang tak tercegah dari kenyataan baha proses
pengadilan bukanlah suatu penemuan melainkan penciptaan, penciptaan yang diperbuat diperhebat oleh situasi yang sesungguhnya dalam kehidupan hukum. 'enurutnya hukum dan ketaatan pada hukum adalah kenyataan"kenyataan yang setiap saat berlaku secara empiris. 2ita harus mencari suatu konsepsi hukum yang dapat dibenarkan oleh kenyataan. 2arena beliau hidup di alam sistem hukum yang menganut asas precedent. ).
Ajaran *os%oe Pond
andangan6topik yang utama dari pembahasan -oscoe ond terhadap sosiologi hukum: a.
'elakukan analisis tentang akibat"akibat sosial yang aktual dari lembaga"lembaga
hukum, serta memandang hukum pada pelaksanaannya. b.
'enitikberatkan aspek sosiologis dari hukum dalam persiapan pembuatan
perundang"undangan c.
'engutamakan prioritas tujuan sosial yang ingin dicapai oleh pembuatan peraturan
dan tak ada sanksinya. d.
'embahas tentang sejarah sosiologis hukum, membela pelaksanaan hukum secara
adil dan mendesak agar ajaran"ajaran hukum dianggap sebagai pedoman ke arah yang adil bagi masyarakat. e.
engefektifan usaha untuk pencapaian tujuan hukum dan kegunaan sosiologi hukum
bagi profesi hakim dan legislator. Dari pembahasan ini beliau menelorkan konsep yang kemudian sangat dikenal yaitu “ Law is a tool of social engineering ” yaitu hukum sebagai alat rekayasa sosial atau masyarakatnya.
$ Teori dalam Sosiologi Hukum
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. 3enomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadang kala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai 3enomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. 0eori" teori tersebut lahir dari pengalaman" pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari" hari. 2arena setiap indi)idu mengalami pengalaman yang berbeda maka teori yang muncul juga akan berbeda pula antara satu indi)idu dengan indi)idu lainnya. Disimpulkan baha tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai masalah sosial di masyarakat.
A. Teori +ungsional Struktural , Stru%tural +un%tion Theor-
Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri atas dua tipe yaitu struktur social dan pranata sosial. 'enurut teori fungsional structural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut berada dalam suatu sistem sosial yang berdiri atas bagian"bagian atau elemen"elemen yang saling berkaitan dan men yatu dalam keseimbangan. Dengan demikian dapat dikatakan baha teori ini 4 fungsional 8 structural 5 menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan"perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah baha setiap struktur dalam system sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Dalam proses lebih lanjut, teori inipun kemudian berkembang sesuai perkembangan pemikiran dari para penganutnya. $mile Durkheim, seorang sosiolog erancis menganggap baha adanya teori fungsionalisme"struktural merupakan suatu yang 9berbeda, hal ini disebabkan ara fungsionalis kontemporer menyebut keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu system yang seimbang, sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimabangan atau perubahan social.
B. Teori on/lik , 'on/li%t Theor-
0eori 2onflik yang digagas oleh 'ar* didasarkan pada kekeceaannya pada sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Bagi 'ar*, dalam masyarakat terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan, yakni kaum borjuis yang menguasai sarana produksi ekonomi dan kaum proletar atau buruh yang dikendalikan oleh kaum borjuis. Antara kedua kelompok ini selalu terjadi konflik. 2arl 'ar* melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.
'. Teori 0nteraksi Simbolik , Simboli% 0ntera%tion Theor-
0eori teraksionisme simbolik mearisi tradisi dan posisi intelektual yang berkembang di $ropa pada abad ;< kemudian menyeberang ke Amerika terutama di hicago. =amun sebagian pakar berpendapat, teori interaksi simbolik khusunya >eorge (erbert 'ead 4;
diberikan indi)idu"indi)idu. 0indakan itu mempertimbangkan perilaku orang lain dan kerenanya diorientasikan dalam penampilan.
Di baah ini dapat dilihat gambar mengenai 2ontrak Sosial berdasarkan !nteraksionisme Simbolik
D. Teori Pertukaran Sosial , So%ial E%hange Theor-
0eori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro, khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi 4interpersonal5. ada pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh (omans dan Blau. (omans dalam analisanya berpegang pada keharusan menggunakan prinsip"prinsip psikologi indi)idu untuk menjelaskan perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang lebih makro yaitu struktur sosial. !a berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses"proses pertukaran dasar.
