Review Makalah Audit “Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”
Judul
Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Makalah Audit
Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto Purwokerto 2010
“Universitas
Jenderal
Soedirman
Purwokerto” Tahun
2010
Penulis
Mutia Maulina, Ratna Anggraini & Choirul Anwar
Hipotesis Penelitian
Reviewer
Ha1 : Tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ha2 : Tindakan supervisi berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. (Uji F dan Uji T) 1. Ada pengaruh antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ridha Yamin-F1313085 Yamin-F1313085
Tanggal
6 Juni 2014
Hasil Penelitian
PENDAHULUAN
Audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Terdapat kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan
perusahaan
sangat
besar.
Auditor
bertanggung
jawab
untuk
merencanakan dan melaksanakan audit agar dapat memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Untuk mencapai hal tersebut auditor harus melaksanakan proses audit. Proses audit yang baik adalah audit yang mampu meningkatkan kualitas informasi sekaligus dengan konteks yang terkandung di dalamnya, namun dalam prakteknya terdapat perilaku auditor yang dapat menyebabkan berkurangnya kualitas audit yang dilakukan oleh mereka. Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit. Dalam penghentian prematur atas prosedur audit, auditor tidak melakukan prosedur audit yang disyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara sengaja, tetapi auditor tersebut masih memberikan opini dan menarik kesimpulan
tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dalam
prosedur audit yang ada. Perilaku untuk menghentikan prosedur audit secara prematur kemungkinan banyak dilakukan dalam kondisi tekanan waktu (time pressure) dan adanya tindakan supervisi. Pengendalian atas penghentian pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap kantor akuntan publik. Beberapa penelitian sebelumnya berupaya meneliti pengaruh antara tekanan waktu dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Tujuan penelitian-penelitian tersebut adalah untuk mencari tahu apakah tekanan waktu dapat mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit secara positif atau
sebaliknya. Beberapa penelitian tersebut memberikan hasil yang diharapkan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Tetapi, tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama.
Latar Belakang
Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit. Penghentian prematur atas prosedur audit dapat terjadi berkenaan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang diisyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap, dan mengabaikan prosedur audit, tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Adanya tekanan waktu menuntut auditor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan segera. Selain itu, pelaksanaan supervisi yang kurang baik juga merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang pelaksanaan supervisinya kurang baik, tidak melakukan prosedur review sehingga kegagalan auditor dalam melaksanakan seluruh tugas yang ditetapkan tidak dapat terdeteksi.
Desain Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah auditor junior dan senior yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan. KAP yang dipilih termasuk KAP kecil dan menengah sesuai dengan kriteria yang diterapkan oleh peneliti. Peneliti mengklasifikasikan ukuran KAP berdasarkan jumlah staf auditor dengan kriteria: 1. KAP yang memiliki jumlah staf audit di bawah 50 orang diklasifikasikan sebagai KAP 2. KAP yang memiliki jumlah staf audit di antara 51 hingga 100 orang diklasifikasikan sebagai KAP menengah. Kuisioner disebarkan sebanyak 70 buah kepada auditor junior dan senior. Kuisioner yang kembali sebanyak 57 buah yang selanjutnya digunakan sebagai data dalam penelitian.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hal ini dibuktikan dari analisis uji t diperoleh p value = 0,010 < 0,05. Para auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini mungkin mendapatkan waktu aktual yang tidak cukup dalam melaksanakan tugas, oleh sebab itu auditor melaksanakan tugasnya dengan tergesa-gesa sesuai kemampuannya atau hanya mengerjakan sebagian tugasnya. Tekanan waktu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit, tetapi tidak konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tekanan waktu (time pressure) tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur dan tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku Premature Sign-Off . Menurut peneliti perbedaan hasil penelitian dengan dua penelitian sebelumnya disebabkan oleh sebagian besar responden dalam penelitian ini setuju dengan pernyataan bahwa auditor merasa terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan kaku. Sedangkan pada penelitian lainnya sebagian besar respondennya setuju dengan pernyataan bahwa KAP seharusnya membuat anggaran waktu yang ketat untuk setiap area audit, sehingga dapat dikatakan responden pada penelitian tersebut tidak mempunyai tekanan waktu dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, hasil uji t juga menunjukkan bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan jawaban responden mengenai pernyataan tindakan supervisi menunjukkan bahwa auditor merasa tugas dan beban yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan kemampuan dan kesiapan mereka.
REVIEW MAKALAH
Pengaruh Tekanan Waktu terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time pressure atau tekanan waktu. Time pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Time budget pressure menunjukkan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. Sedangkan time deadline pressure adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat waktunya. Time pressure yang diberikan oleh KAP kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, ma ka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor
untuk
melakukan
pengabaian
terhadap
prosedur
audit
bahkan
pemberhentian prosedur audit. Tekanan terhadap waktu dapat diatasi dengan melakukan sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sehingga dapat mengatasi tekanan anggaran waktu terjadi pada saat audiitor dibebani dengan kewajiban untuk menyelesaikan penugasan auditing pada waktu yang singkat. Buku ‘Auditing dan Jasa Assurance Jilid 2 oleh Arens’ dijelaskan bahwa ketika auditor memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Namun, seringkali auditor menemui risiko sampling dimana auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Oleh karena itu, auditor memiliki dua cara untuk mengendalikan risiko sampling :
a. Menyesuaikan ukuran sampel b. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi (sampling statistik dan sampling nonstatistik). Metode pemilihan sampel dapat digunakan untuk semua pengujian atas rincian saldo. Misalnya untuk pengujian atas rincian saldo utang terutama berfokus pada prosedur audit yang umumnya dilakukan, dokumen dan catatan yang
diperiksa,
serta
penetapan
waktu
pengujian.
Auditor
juga
harus
mempertimbangkan ukuran sampel ketika mengaudit utang. Ukuran sampel untuk pengujian utang sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti
materialitas utang, jumlah utang yang beredar, penilaian
risiko pengendalian, dan hasil tahun sebelumnya. Jika pengendalian internal klien lemah, hampir semua item populasi harus diverifikasi dan auditor harus memastikan bahwa sampel mewakili semua utang yang potensial. Anggaran waktu audit merupakan estimasi atau taksiran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan dan pada umumnya KAP menyusun anggaran waktu secara mendetail untuk setiap tahapan prosedur audit. Anggaran waktu audit menjadi salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan KAP dalam melaksanakan penugasan audit. Prosedur audit secara keseluruhan memakan waktu yang lama dalam pelaksanaanya oleh karena itu diperlukan penyusunan anggaran waktu dalam setiap prosedur audit tersebut yang disesuaikan dengan sumber daya yang ada. Persaingan dengan KAP lain juga dapat mempengaruhi ditentukan oleh lamanya waktu yang dihabiskan dalam sebuah penugasan audit. Hal tersebut berdampak terhadap tarif audit yang ditawarkan kepada klien dimana KAP melakukan persaingan harga. Penyusunan anggaran waktu audit pada umumnya didasarkan pada jumlah waktu yang telah dihabiskan pada penugasan audit periode sebelumnya. Anggaran waktu audit ditetapkan pada setiap perikatan audit berdasarkan fee yang diberikan oleh klien, karena sebagian besar biaya audit dipicu oleh proses penyusunan anggaran waktu audit karena biaya audit paling banyak jangka waktu audit maka efisiensi sering dilakukan dengan cara menekan anggaran waktu audit. Anggaran waktu audit yang ketat dapat menyebabkan auditor
mendapat tekanan dalam melaksanakan penugasan audit, hal ini terjadi karena waktu audit yang dialokasikan terlalu sedikit apabila dibandingkan dengan banyaknya prosedur yang harus dijalankan oleh auditor dalam penugasan. Konsekuensi yang timbul dari keadaan tersebut adalah auditor melakukan tindakan audit disfungsional agar anggaran waktu yang telah ditetapkan dapat mereka capai. Apabila mereka dapat bekerja sesuai dengan anggaran waktu, maka akan berdampak pada prospek karir mereka ke depannya. Namun tekanan anggaran waktu yang berlebih akan memberikan stres kerja pada auditor sehingga auditor akan mengesampingkan kode etis dan nilai-nilai organisasi.
Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit KAP perlu melakukan prosedur review untuk mengontrol kemungkinan terjadinya penghentian premature atas prosedur audit yang dilakukan oleh auditornya Tindakan supervisi merupakan proses memeriksa/meninjau ulang hal/pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut gagal dilakukan. Supervisi berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar auditing. Oleh karena itu, KAP harus memiliki kebijakan yang dapat memonitor atau mengontrol kualitas untuk memastikan bahwa standar profesional telah dijalankan dengan semestinya kualitas akan semakin memudahkan terdeteksinya praktik penghentian premature. Dengan adanya tindakan supervisi atas prosedur audit maka akan semakin rendah kemungkinan auditor melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan Buku ‘Auditing dan Jasa Assurance Jilid 1 oleh Arens’ menyatakan bahwa para auditor diminta untuk cermat ketika menjalankan audit. Apabila auditor gagal memberikan jasa assurance atau tidak cermat dalam pelaksanaannya, auditor secara hukum bertanggung jawab kepada klien atas kelalaian dan/atau pelanggaran kontrak kepada pihak klien. Kegagalan audit terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak benar karena gagal memenuhi persyaratan stadar audit. Akibat penghentian prematur atas prosedur audit, auditor dapat gagal menemukan salah saji yang
material dalam catatan klien yang seharusnya ditemukan oleh auditor yang memenuhi prosedur audit. Dalam kebanyakan kasus, ketika audit tidak dapat menemukan salah saji yang material dan pendapat audit yang salah telah diterbitkan, maka layak untuk dipertanyakan apakah auditor telah menggunakan kemahirannya dalam melaksanakan audit. Perencanaan audit dan program audit yang efektif serta efisien secara keseluruhan diperlukan dalam audit. Salah satu keterbatasan utama dalam menentukan materialitas dan risiko audit yaitu memakan waktu lama dalam pengumpulan bukti dan prosedur audit yang panjang. Adapun solusi untuk mengatasi penghentian prematur atas prosedur audit yaitu supervisi yang ketat terhadap semua auditor serta meningkatkan komunikasi dalam tim audit. Dalam perencanaan audit setiap KAP perlu untuk mengestimasi waktu yang dibutuhkan (anggaran waktu) dalam kegiatan pengauditan. Anggaran waktu diperlukan untuk menentukan biaya audit dan mengukur efektifitas kinerja auditor.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t sebagai uji pengaruh diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Semakin besar time pressure maka semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan penghentian premature atas prosedur audit. 2. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil analisis tersebut mungkin dipengaruhi oleh keterbatasan data. Berdasarkan hasil-hasil penelitian lainnya yang ditelaah oleh reviewer diketahui bahwa terdapat kemungkinan pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Tindakan supervisi akan semakin memudahkan terdeteksinya praktik penghentian premature
atas prosedur audit, sehingga semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut. 3. Diperlukan perencanaan audit dan program audit yang efektif serta efisien secara menyeluruh agar auditor dapat menjaga biaya audit tetap wajar serta adanya penjadwalan staf yang terstruktur. 4. Kualitas hasil audit dipengaruhi oleh adanya time budget yang telah dibuat pada saat perencanaan audit. Auditor melakukan pemotongan dan pengujian lebih sedikit terhadap sampel yang sudah dipilih. Sehingga KAP seharusnya
mempertimbangkan
efek
dari
time
pressure
dengan
menciptakan suatu lingkungan dimana auditor diberikan dorongan untuk membicarakan anggaran waktu dengan atasan mereka agar kualitas audit yang dihasilkan baik.