BAB I PENDAHULUAN Palpebra atau kelopak mata yang merupakan pelindung dari bola mata dapat meng mengal alami ami berb berbag agai ai gang ganggu guan an,, baik baik beru berupa pa gang ganggu guan an kong kongen enit ital al,, infek infeksi, si, inflam inflamasi, asi, neopla neoplasti stik k ataupun ataupun trauma. trauma. Salah Salah satu satu ganggu gangguan an kongen kongenital ital pada pada palpebra adalah epiblefaron. Epiblefaron adalah keadaan dimana muskulus orbikularis orbikularis dan kulit palpebra palpebra inferior inferior berada berada di atas margo margo palpebra inferior dan membentuk lipatan horizontal. Hal ini menyebabkan bulu mata berada pada posisi vertikal.1 Epible Epiblefaro faron n sebaik sebaikny nyaa dibeda dibedakan kan dengan dengan entrop entropion ion,, dimana dimana pada pada entropion margo palpebra berputar kearah kornea, sedangkan pada epiblefaron, kulit dan otot pretarsal menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsal, dan margo palpebra berada dalam posisi normal.1,2 Epiblefaron sering ditemukan pada anak-anak di sia !imur "#ina, $orea, %epan %epang& g& yait yaitu u sebany sebanyak ak 12,' 12,' ( pada pada rentan rentang g usia usia )-1* )-1* tahu tahun. n. + Penelitian retrospektif di Singapura menunukkan rata-rata usia pasien epiblefaron adalah tahun, dan 1,( dari total 1/0 pasien adalah laki-laki. Penelitian tersebut uga menun menunukk ukkan an baha baha /,)( /,)( pasien pasien memilik memilikii epible epiblefaro faron n bilater bilateral al dan )/,( )/,( epiblefaron teradi di palpebra inferior. ari seluruh pasien yang diteliti, 02,*( diantaranya memiliki keratopati.* Etiologi epiblefaron bervariasi, meliputi perkembangan yang buruk dari otot retra3tor palpebra, kegagalan adhesi otot retraktor ke kulit, serta penempelan yang lemah antara otot orbikularis dan kulit ke tarsus. Hal-hal tersebut menyebabkan kulit dan otot terlipat ke atas, sehingga bulu mata mengarah ke bola mata dan dapat dapat meny menyent entuh uh serta serta meng mengir irita itasi si korn kornea ea..,' 4ea 4eala la berv bervari ariasi asi mula mulaii dari dari asimptomatik, rasa mengganal, gatal, perih, mata merah, berair-air dan fotofobia. $eparahan geala tergantung dari umlah dan ketebalan bulu mata. pabila bulu mata pasien 3enderung banyak dan tebal, maka geala yang ditimbulkan akan semakin parah.* Penu Penuli lisa san n
tela telaah ah
ilmi ilmiah ah
ini ini
bert bertu uua uan n
untu untuk k
meng menget etah ahui ui
defi defini nisi si,,
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, geala klinis, diagnosis, diagnosis banding, dan tatalaksana epiblefaron. !elaah ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi dan menadi salah satu sumber ba3aan tentang epiblefaron.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Palpebra
Palpebra terdiri dari lapisan luar dan dalam. 5apisan luar terdiri dari kulit, kelenar Moll kelenar Moll , kelenar Zeiss kelenar Zeiss,, otot protaktor " Musculus orbicularis oculi&, oculi &, dan otot retraktor " Musculus &. 5apisan dalam terdiri Musculus levator Palpebra dan Palpebra dan Musculus Musculus muller &. dari dari lapis lapisan an tarsa tarsal, l, mus3u mus3ulu luss tarsa tarsali lis, s, kon konun ungt gtiv ivaa palp palpeb ebral ralis, is, dan dan kele kelen nar ar Meibom. Meibom.1/
4ambar 1. Potongan Sagital Palpebra.1
2.1.1.
Kulit $ulit pada palpebra lebih tipis, longgar dan elastis dibandingkan kulit
pada bagian lain dari tubuh, dengan sedikit folikel ra mbut serta tidak memiliki aringan subkutan.2 $ulit pada palpebra dapat menadi longgar seiring
bertambahnya usia dikarenakan oleh gerakan konstan pada setiap kedipan mata. Pada kedua kelopak mata aringan pretarsal melekat kuat ke ari aring ngan an diba dibaah ahny nya, a, dima dimana na arin aringa gan n pres presep eptal tal kuran kurang g kuat kuat melekat, melekat, sehingga sehingga dapat menadi menadi tempat akumulasi akumulasi dari 3airan. $ontur $ontur dari kulit kelopak mata dibatasi oleh lipatan kelopak mata dan garisnya. 5ipatan 5ipatan kelopak kelopak mata merupakan tempat tempat melekatnya melekatnya aponeurosis aponeurosis dari otot levator ke aringan pretarsal dan kulit. 1 2.1.2.
Otot Protator
2
6tot orbikularis okuli merupakan otot protraktor utama dari kelopak mata. $ontraksi otot ini diinervasi oleh nervus 788 yang akan menyempitkan fisura palpebra. 6tot orbikularis dibagi menadi pretarsal, preseptal dan orbital. 9agian pretarsal dan preseptal berkaitan dengan pergerakan involunter dari kelopak mata "berkedip& sedangkan bagian orbital berkitan dengan kedipan mata se3ara sadar atau paksa.1 9agian pretarsal dari otot orbi3ularis palpebra superior dan inferior memiliki origo profunda pada sistem lakrimal posterior dan origo superfisial pada tendon dari kantus medial. Pada daerah dekat kanalikulus, bagian pangkal dari otot orbi3ularis pars pretarsal bersatu membentuk anyaman serat yang disebut otot Horner , yang beralan dari belakang tendon pada kantus medial. 6tot pretarsal superior dan inferior kemudian bersatu pada sisi kantus lateral membentuk tendon kantus lateral.1,) 6rbikularis preseptal terletak mulai dari sisi atas dan baah dari tendon kantus medial. Pada kelopak mata atas, otot preseptal memiliki uung anterior dari tendon utama dan uung posterior baik dari tendon pada sisi superior dan posterior. Pada sisi lateral, otot preseptal membentuk palpebra lateral raphe.1
4ambar 2. :uskulus orbikularis dan pembagiannya. . :uskulus ;rontalis< 9. :uskulus $orugator supersilia< #. :uskulus Pro3erus< . :uskulus 6rbikularis "bagian orbital&< E. :uskulus 6rbikularis "bagian preseptal&< ;. :uskulus 6rbikularis "bagian pretarsal&< 4. !endon kantus medial< H. tendon kantus lateral. 1
3
2.1.!.
Septum Orbita Septum orbita adalah aringan fibrosa tipis dan berlapis-lapis yang
berasal dari periosteum di atas pinggiran kavum orbita superior dan inferior pada arkus marginalis. Pada palpebra superior, septum oribita bersatu dengan aponeurosis levator 2- mm diatas tepi tarsus superior. Pada
palpebral
inferior,
septum
orbita
bersatu
dengan fas3ia
3apsulopalpebra atau tepat dibaah tepi tarsus inferior. Septum orbita yang bersatu dengan 3apsulopalpebra dan otot tarsus inferior menutupi permukaan tarsus posterior dan anterior. Seiring dengan bertambahnya usia, septum kedua palpebra menipis. Penipisan septum dan kelenturan otot orbi3ularis dapat menyebabkan herniasi lemak orbita anterior pada usia lanut.1 2.1.".
Lema Orbita
5emak orbita terletak di posterior dari septum orbita dan anterior dari
aponeurosis
levator
pada
palpebral
superior
atau
fas3ia
3apsulopalpebra pada palpebra inferior. Pada palpebra inferior, terdapat + kantung lemak yang terdiri dari nasal, sentral, dan temporal. $antung ini dikelilingi oleh membran fibrosa yang meneruskan sistem orbitoseptal anterior. $antung lemak orbital sentral penting sebagai penanda pada pembedahan palpebra dan perbaikan dari laserasi palpebra, karena struktur ini terletak dibaah septum orbita dan di didepan aponeurosis levator .1 2.1.#.
Otot $etrator
6tot retraktor dari palpebral superior adalah otot levator beserta aponeurosisnya dan otot tarsus superior "otot Muller &. Pada palpebra inferior, otot retraktornya adalah fas3ia 3apsulopalpebral dan otot tarsus inferior.1 6tot levator memiliki origo di ape= orbita, berasal dari periorbita dari sphenoid , tepat diatas Annulus Zinn. 6tot levator memiliki panang kira-kira */ mm< aponeurosisnya 1*-2/ mm. !erdapat pula suatu ligament transversus superior "5igamen Whitnall & yang merupakan serat elastis di sekitar otot levator di daerah transisional dari otot levator ke aponeurosis levator. 5igamen ini berfungsi sebagai penahan kelopak mata atas dan aringan orbital superior. 5igamen Whitnall ini analog dengan ligament Lockwood di kelopak mata inferior. 6tot 5evator
4
dipersarafi oleh per3abagan superior dari nervus 888, yang uga mempersarafi otot rektus superior.1 6tot Muller berorigo di baah aponeurosis levator, kira-kira setinggi ligamen Whitnall , 12-** mm di atas tepi tarsus superior. 6tot ini se3ara simpatis menginervasi otot halus yang berada di sepanang tarsus superior palpebral di daerah inferior. 6tot ini menyebabkan elevasi 2 mm dari palpebral superior, yang apabila terganggu maka dapat menyebabkan ptosis ringan "sindrom Horner & . 6tot :uller menempel kuat dengan konungtiva posterior, tepatnya diatas tarsus superior.1 ;as3ia 3apsulopalpebral di palpebra inferior analog dengan aponeurosis levator pada palpebra superior. ;as3ia beriorigo di pangkal capsulopalpebra dari perlengketan serat otot terminal di daerah inferior otot re3tus. ;as3ia 3apsulopalpebra membentang dari daerah anterior sampai konungtiva forniks inferior. 6tot tarsus inferior di palpebral inferior analog dengan otot :uller.1
4ambar +. Struktur palpebra dan orbita anterior dari segi anterior. . $elenar lakrimal< 9. 5igamen transversal superior "5igamen Whitnall &< #. !endon oblik superior< . poneurosis 5evator< E. Lateral horn < ;. Medial horn < 4. !endon kantus lateral< H. !endon kantus medial< 8. $antung lakrimal< %. retraktor palpebra inferior< $. otot obli>us inferior.1
2.1.%.
Tar&u&
!arsus merupakan aringan ikat padat dan kuat yang berfungsi sebagai penunang dari palpebra. Panang tarsus palpebra superior sekitar 1/-12 mm se3ara verti3al dari tengah palpebral. Panang maksimum tarsus palpebra inferior sekitar * mm. !arsus memiliki perlekatan kuat dengan periosteum melalui tendon kantus baik medial
5
maupun lateral. !arsus ini dapat bergeser se3ara horizontal seiring bertambahnya usia dengan peregangan dari tendon lateral dan medial. !arsus memiliki tebal sekitar 1 mm dan makin menipis pada sisi medial dan lateral sampai men3apai tendon 3antus. alam tarsus terdapat kelenar meibom yaitu kelenar sebasea holokrin.1
4ambar . Struktur palpebra dari bagian dalam.1
2.1.'.
Kon(un)ti*a palpebrali&
$onungtiva terdiri dari epitel skuamosa non keratinisasi yang membentuk lapisan posterior dari palpebra, yang mengandung sel goblet yang menghasilkan mucin serta kelenar lakrimal aksesorius ?olfring dan $rause. $elenar lakrimal aksesorius ini terutama terdapat di subkonungtiva palpebral superior dan inferior. $elenar Wolfring banyak ditemukan di pinggir tarsus sedangkan kelenar Krause ditemukan terutama pada forniks. 1 2.1.+.
,ar)o palpebra
:argo palpebra merupakan gabungan dari lapisan mukosa konungtiva, uung otot orbikularis, dan epitel kutaneus. Selain itu uga terdapat bulu mata dan kelenar yang berfungsi melindungi permukaan bola mata. Mucocutaneous junction dari pinggir palpebra sering disebut sebagai ra! line" ra! line ini merupakan bagian yang terisolasi dari otot orbikularis " #iolan& terletak anterior dari tarsus. Mucocutaneous junction ini terletak di posterior dari muara kelenar :eibom. Panang fisura palpebralis yaitu sekitar +/ mm. 9agian utama dari margo palpebra disebut sebagai $iliar! margin yang memiliki batas tegas antara sisi anterior dan posterior.1
6
-ambar %. natomi margo palpebra1 2.1.. Kelen(ar Meibom $elenar Meibom berorigo di tarsus, dengan umlah sebanyak 2 di
palpebra superior dan 2/ di palpebra inferior. Selama usia 2 bulan kehamilan, bulu mata dan kelenar meibom berdiferensiasi dari pilosebasea. Hal ini menelaskan mengapa ketika teradi trauma atau iritasi kronik, folikel bulu mata dapat berkembang dari kelenar meibom yang menyebabkan distikiasis.1
2.1.1/. Si&tem 0a&ulari&a&i an Limati Suplai arteri palpebra berasal dari 2 3abang utama, yaitui arteri
karotis interna melalui arteri oftalmika dan per3abangannya "lakrimal dan supraorbita& dan arteri karotis eksterna melalui per3abangan dari aah "angularis dan temporalis&. !erdapat sirkulasi kolateral dari kedua sistem ini, yang beranastomosis di palpebra superior dan inferior yang membentuk 3abang marginal dan perifer.1,) rainase vena palpebra dibagi menadi dua yakni pretarsal dan post-tarsal. %aringan drainase pretarsal beralan menuu vena angularis pada sisi medial dan uga vena temporal superfisial pada sisi lateral. rainase post-tarsal beralan menuu ke vena orbitalis dan per3abangan dari vena fasialis anterior serta pleksus pteriogoid. Pembuluh limfe pada sisi medial menuu ke nodulus limfatikus submandibular. Pada sisi lateral, drainase menuu ke nodus preaurikuler superfisial dan kemudian menuu ke nodus servikal. 1,) .2 Epiblearon 2.2.1 Deini&i
Epiblefaron adalah suatu kelainan kongenital pada palpebra, dimana muskulus pretarsal dan kulit palpebra inferior berada di atas
7
margo palpebra inferior dan membentuk lipatan horizontal, sementara palpebra berada dalam posisi yang normal. Hal ini menyebabkan bulu mata berada pada posisi vertikal. Epiblefaron sebaiknya dibedakan dengan entropion, dimana pada entropion margo palpebra berputar kearah kornea, sedangkan pada epiblefaron, kulit dan otot pretarsal menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsal, dan margo palpebra berada dalam posisi normal.1,2 2.2.2
Epiemiolo)i
Epiblefaron sering ditemukan pada anak-anak di sia !imur "#ina, $orea, %epang& yaitu sebanyak 12,' ( pada rentang usia )-1* tahun. + Penelitian retrospektif di Singapura menunukkan rata-rata usia pasien epiblefaron adalah tahun, dan 1,( dari total 1/0 pasien adalah laki-laki. Penelitian tersebut uga menunukkan baha /,)( pasien memiliki epiblefaron bilateral dan )/,( epiblefaron teradi di palpebra inferior. ari seluruh pasien yang diteliti, 02,*( diantaranya memiliki keratopati.* 2.2.!
Pato)ene&i&
Etiologi epiblefaron belum diketahui se3ara pasti. ?alaupun demikian, epiblefaron dianggap sebagai suatu kelainan kongenital, dimana terdapat defek anatomis yang diyakini sebagai akibat kegagalan adhesi otot retraktor pada palpebra inferior dengan lamela anterior yang menyebabkan kulit dan otot terlipat ke atas. 0 6tot retraktor kelopak mata baah adalah struktur belapis ganda. 5apisan anterior berasal dari ligament Lockwood menyatu dengan septum orbita dan aringan submuskular fibrosa dan melekat pada permukaan anterior lempeng tarsal inferior dan lapisan subkutaneus melalui otot orbikularis okuli. 5apisan posterior adalah lapisan traksi utama pada retraktor kelopak mata baah, termasuk serat otot halus dan masuk ke permukaan anterior, inferior, dan posterior lempeng tarsal inferior. $arena lempeng tarsal tidak menggulung ke dalam, namun tetap pada posisi normal, sehingga pada epiblefaron, lapisan posterior tidak terlalu memegang peranan yang signifikan dalam proses teradinya epiblefaron, dan diyakini baha faktor utama
8
teradinya epiblefaron adalah lapisan anterior otot retraktor palpebra inferior.0 ;aktor lain yang diduga sebagai penyebab epiblefaron adalah lemahnya perlekatan antara otot orbikularis okuli pars tarsalis dan tarsus
yang
berada
di
baah
kulit,
sehingga
menyebabkan
terbentuknya lipatan kulit dekat margo palpebra dan mendorong bulu mata ke arah kornea. Hal-hal tersebut menyebabkan kulit dan otot terlipat ke atas, sehingga bulu mata mengarah ke bola mata dan dapat menyentuh serta mengiritasi kornea.0
-ambar %. Epiblefaron. 5-5E@ "anterior la!er of lower e!elid retraktor &< 86: "inferior obli% muscle &, 8@: "inferior rectus muscle&, 55" Lockwood&s ligament &< 6S"orbital septum&< 66: " orbicularis oculi muscle &< P5-5E@ " posterior la!er of lower e!elid retraktors&< @S"redundant skin&< S:;! " submuscular fibrous tissue&0
2.2."
,anie&ta&i lini& Epiblefaron biasanya teradi se3ara bilateral pada palpebra inferior. Pada
epiblefaron, dimana bulu mata mengarah ke bola mata dan dapat
menyentuh serta mengiritasi kornea, geala yang ditemukan dapat bervariasi. 4eala dimulai dari asimptomatik, rasa mengganal, gatal, perih, mata merah, berair-air dan fotofobia. $eparahan geala tergantung dari umlah dan ketebalan bulu mata. * pabila bulu mata pasien 3enderung banyak dan tebal, maka geala yang ditimbulkan akan semakin parah. Penurunan ketaaman penglihatan uga bisa teradi akibat astigmat yang disebabkan oleh epiblefaron. 1/
9
4ambar ). 4ambaran klinis epiblefaron. $urang optimalnya adhesi dari kulit dan retraktor dari palpebra inferior menyebabkan berputarnya bulu mata ke permukaan bola mata, terutama saat mata melihat ke arah baah.11
2.2.# Pene)aan ia)no&i& Penegakan diagnosis epiblefaron dilakukan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada kelopak mata. 2.2.#.1 Anamne&i& Pada epiblefaron, di mana penyebabnya adalah kongenital, maka dalam anamnesis dapat digali informasi mengenai perkembangan penyakit. $eluhan utama yang membaa pasien datang berobat biasanya adanya rasa mengganal "seperti adanya benda asing& merupakan keluhan terbanyak. $eluhan lainnya dapat berupa adanya kotoran mata, fotofobia, hiperlakrimasi, penurunan taam penglihatan, sering menggosok mata, gatal dan sering berkedip. 11 2.2.#.2 Pemeri&aan 3i&i
Epiblefaron adalah abnormalitas perkembangan palpebra yang ditandai dengan adanya lipatan kulit tambahan dan adanya peregangan otot orbikularis okuli pada pars tarsalis yang meleati dan saling tumpang tindih dengan margo palpebra. :aka melalui inspeksi, dapat dilihat baha ketika silia yang normal mengarah ke depan, maka dengan
adanya
epiblefaron,
maka
silia
akan
mengarah
ke
kornea.Selain itu, karena epiblefaron mendorong silia ke arah kornea danAatau konungtiva, pada pemeriksaan fisik uga dapat ditemukan geala-geala berupa iritasi konungtiva atau kornea, mata merah, dan
10
epifora.1,11
4ambar 0. Epiblefaron tampak depan dan samping.12
2.2.% Dia)no&i& Banin) 2.2.%.1 Entropion
Entropion adalah suatu kondisi di mana margo palpebra terputar ke arah dalam sehingga silia menyentuh bola mata dan arang teradi pada anak-anak. Entropion dapat diklasifikasikan menadi kongenital, spastik, involusional "senile&, atau sikatrikal. Pada entropion, margo palpebra terputar ke dalam, baik oleh karena scar pada lamela posterior, involusional retraktor, atau karena kelemahan kelopak mata horizontal.12,1+
4ambar . Entropion12
8nvolusional entropion adalah penyebab entropion terbanyak pada orang usia lanut, lebih sering terkena palpebra inferior karena palpebra superior memiliki lempeng tarsal yang lebih lebar dan lebih stabil. !anda dan gealanya antara lain iritasi okular, rasa mengganal pada mata, hiperlakrimasi, ineksi konungtiva, palpebra inferior terlipat ke dalam dengan bulu mata yang tersembunyi, bisa intermitten ataupun terus-menerus yang teradi pada saat mata ditutup paksa atau berkedip
11
dalam posisi supine. 1+
4ambar 1/. Entropion involusional.1
2.2.%.2 Di&tiia&i&
istikiasis berasal dari kata BdiC yang berarti dua dan B stichosC yang berarti baris. istikiasis merupakan suatu kelainan di mana terdapat sebaris bulu mata tambahan yang berasal dari orifisium glandula Meibom. Hal ini disebabkan oleh adanya pembentukan bulu mata abnormal pada apparatus pilosebasea :eibom. $elainan ini bersifat
dapat
bersifat
ac%uired "didapat&
maupun kongenital
"autosomal dominan&, dan arang ditemukan. 4landula :eibom itu sendiri dapat tidak berkembang sempurna, atrofi, maupun normal. Silia pada distikiasis umumnya lebih halus, lebih pendek, dan memiliki pigmen yang kurang. 1'
4ambar 11. istikiasis dengan barisan bulu mata tidak komplit.1+
istikiasis yang didapat teradi ketika glandula :eibom "sebasea& yang normal pada lempeng tarsal ditransformasikan menado folikel rambut "unit pilosebasea& oleh stimulis mekanik ataupun kimiai. Stimulus ini dapat berupa kronik inflamasi seperti blefaritis dan meibomitis, kondisi sikatrik pada mukosa seperti sindrom 'teven( )ohnson, luka bakar kimia yang berat, dan trauma pada glandula :eibom.1+ 12
Pertumbuhan bulu mata yang abnormal pada glandula :eibom dapat diliat dengan lebih baik pada pemeriksaan slit lamp* di mana bulu mata yang abnormal dapat terlihat baik pada satu atau lebih kelopak mata, dan barisan bulu mata yang lengkap arang ditemukan. Pertumbuhan bulu mata yang abnormal ini dapat menyebabkan iritasi pada kornea.1+ 2.2.%.! Triia&i&
!rikiasis adalah suatu kondisi yang didapat "ac%uired & di mana bulu mata terputar ke arah bola mata. Pada trikiasis, bulu mata tumbuh se3ara abnormal, yang ditandai dengan adanya satu atau lebih silia palpebra superior atau inferior yang terbalik ke dalam. 9ulu mata ini dapat sangat halus, tipis, dam tidak berpigmen "rambut lanugo&, dan hanya dapat dilihat se3ara mikroskopis. Pada beberapa ras, trikiasis pada pada palpebra inferior umumnya tumbuh dekat pungtum. Pada kebanyakan kasus, trikiasis teradi sebagai akibat proses penuaan pada kelopak mata, dan tidak terdapat penyakit yang mendasari. 12
-ambar 12. !rikiasis1+
Pada trikiasis, bulu mata berada pada arah yang salah setelah tumbuh melalui folikel dengan sudut ganil, baik melalui glandula meibom, maupun melalui area pada kelopak mata maupun konungtiva yang normalnya bebas dari pertumbuhan bulu mata. Pada trikiasis, margo palpebra dan barisan bulu mata berada pada posisi yang normal "hanya bulu mata yang terputar ke dalam mengenai kornea&, sedangkan pada entropion, palpebra terbalik ke arah dalam sehingga bulu mata menggesek bola mata.Pasien biasa mengeluhkan adanya sensasi benda asing dalam mata dan iritasi permukaan o3ular kronik. brasi kornea, ineksi konungtiva, se3ret mukoid, dan epifora biasa ditemukan. Pada kasus yang berat, ulkus kornea yang nyata dapat terlihat. 11
13
-ambar 1!. Perbedaan Epiblefaron, Entropion, istikiasis, dan !rikiasis .12
2.2.' Penatala&anaan Pada banyak kasus, epiblefaron akan sembuh dengan spontan seiring
bertambahnya usia, umumnya pada usia enam atau tuuh tahun ketika tulang aah mengalami perkembangan. Pengobatan dapat dibutuhkan apabila ditemukan geala iritasi, yaitu dengan pemberian lubrikasi topikal yang dapat mengurangi geala. kan tetapi, lubrikasi topikal tidak melembutkan bulu mata, hanya membuat iritasi karena bulu mata. + 8ndikasi intervensi operasi meliputi konungtivitis kronik, keratopati disertai lakrimasi dan fotofobia, kebiasaan menggosok mata akibat gatal yang mengganggu, dan sering berkedip, serta apabila geala masih menetap hingga usia di atas sembilan tahun.dapun tuuan operasi adalah untuk men3iptakan perlekatan atau adesi antara lamela anterior dengan retraktor palpebra inferior yang dapat mendesak silia palpebra inferior sehingga membalikkan arahnya agar tidak ke arah dalam. 0 Prosedur operasi se3ara kosmetik meliputi insisi kulit di baah bulu mata "insisi subsiliar&, eksisi seumlah ke3il kulit dan otot orbikularis okuli pars tarsalis, dan kemudian fiksasi kulit yang berbantal silia ke baah tarsus dengan eversi "prosedur Hot+ yang dimodifikasi&. !ingkat kesuksesan teknik ini adalah sebesar /(. Prosedur ini biasanya
14
membutuhkan aktu +/ menit untuk setiap palpebra dan dilakukan dibaah anestesi umum untuk anak-anak. Damun, terdapat angka rekurensi sebesar *,( hingga 2+( dengan teknik ini. ntuk mengurangi rekurensi, dilakukan penambahan teknik, yaitu membagi margo palpebra "lid margin splitting techni%ue& pada operasi koreksi epiblefaron. Prosedur ini meliputi eksisi kulit dan otot dan teknik penahitan kulit silia ,a cilia everting suture techni%ue&.0 2.2.'.1 Teni opera&i Hotz 4an) imoiia&i
Sebuah garis insisi kulit subsiliaris digambar se3ara horizontal dari temporal hingga pungtum inferior sesuai sepanang lebar kelopak mata, 1mm di baah garis silia. 8nfiltrasi lo3al lidokain 2( di3ampur epinefin dengan rasio 1F1//./// diberikan se3ara subkutan sepanang garis yang digambar. Setelah persiapan tadi, palpebra superior di tarik ke atas dengan menggunakan penahitan traksi dengan benang silk *-/ untuk menghindari kekaburan margo palpebra inferior oleh silia superior. Pembelahan margo palpebra dilakukan pertama kali. 0
-ambar 1". 4ambar skematik operasi Hotz. "& garis putus-putus meakili garis insisi. :argo palpebra dibelah sepanang garis grey line sedalam 1 mm. insisi kulit dan otot orbikularis adalah 1 mm di baah garis silia. "9& penempatan ahitan pembalikan bulu mata memperbaiki aringan subkutan di atas penutupan kulit bagian atas hingga margo tarsus bagian baah0
15
4ambar 1. Prosedur operasi Hotz yang dimodifikasi.0
8nsisi sedalam 1 mm dibuat sepanang gre! line dengan pisau skalpel nomor 1 setelah menahan palpebra inferior dengan forsep kalazion. Pemebedahan dilakukan mulai dari lateral pungtum ke
16
sepertiga atau setengah medial palpebra inferior sesuai dengan batas garis horizontal epiblefaron.0 $ulit subsiliaris diinsisi dengan skalpel nomor 1 sepanang garis yang telah ditentukan sebelumnya sementara kelopak mata ditahan dengan forsep kalazion. $emudian, forsep kalazion diangkat dan diseksi dilakukan se3ara inferior antara otot orbikularis dan tarsus menggunakan kauter monopolar hingga margin tarsus tampak. 6tot orbikularis okuli pars tarsalis yang tetap berada di baah tepi atas insisi kulit dipotong menggunakan gunting Westcott hingga lempeng tarsal lebih tampak. %aringan subkutan pada tepi atas kulit subsiliaris yang diinsisi disatukan dengan margin tarsus inferior se3ara interuptus sebanyak lima hingga tuuh ahitan menggunakan nilon 0-/, memastikan eversi silia ke arah luar. !epi baah kulit yang diinsisi diangkat untuk menutupi tepi kulit atas "yang saat ini diahit ke tarsus&. Sebuah garis dibuat pada kulit bagian baah yang tumpang tindih untuk menyesuaikan dengan tepi luka kulit bagian atas yang berada di baahnya, dan kemudian kulit yang berlebih ini dipotong dengan menggunakan gunting Steven. $ulit lalu ditutup dengan benang '-/ yang 3epat terserap. Setelah itu, diberikan antibioti3 pada luka operasi dan kemudian diberikan kompresi dingin pada 12 am pertama postoperasi.0 Saat ini, terdapat beberapa variasi teknik operasi, seperti penahitan seluruh ketebalan kelopak mata, ahitan yang tertanam "buried suture&, eksisi kulit dan otot orbikularis dengan atau tanpa fiksasi kulit, atau eksisi aringan subkutaneus ke lempeng tarsal dan reposisi anterior lamelar, dilaporkan telah digunakan sebagai teknik operasi epiblefaron. !eknik penahitan non insisional, bersifat sederhana, namun memiliki angka rekurensi dan infeksi yang tinggi yaitu 2+( - 2(. :odifikasi Hot+ adalah teknik yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Prosedur ini relative sederhana, tetapi terdapat banyak reseksi kulit sehingga dapat menyebabkan ektropion dan retraksi kelopak mata. #otating suture techni%ue se3ara umum berhasil dilakukan dan memiliki komplikasi yang minimal. Prosedur ini melibatkan ekspos lempeng tarsal dan kemudian menutupnya bersama dengan aringan 17
subkutan.0 2.2.+ Komplia&i
$omplikasi yang dapat timbul akibat epiblefaron adalah akibat adanya gesekan antara bulu mata dan permukaan bola mata, sehingga dapat menimbulkan konungtivitis, keratopati, keratititis, maupun ulkus kornea. Selain itu, komplikasi yang dapat timbul adalah adanya gangguan refraksi dalam hal ini adalah astigmat. :odifikasi Hot+ adalah teknik yang banyak digunakan saat ini, tetapi terdapat banyak reseksi kulit sehingga dapat menyebabkan ektropion dan retraksi kelopak mata.
1*
2.2. Pro)no&i&
Prognosis epiblepharon adalah baik karena kebanyakan epiblefaron akan sembuh dengan spontan seiring bertambahnya usia, umumnya pada usia enam atau tuuh tahun ketika tulang aah mengalami perkembangan. %ika sudah dilakukan operasi, operasi kembali arang dilakukan karena sekali koreksi, epiblepharon tidak mengalami rekurensi. +,1*
BAB III KESI,PULAN Epiblefaron merupakan kelainan kongenital pada kelopak mata di mana terdapat lipatan kulit yang horizontal dan muskulus orbikularis di baahnya yang mendorong bulu mata mengarah ke bola mata dengan posisi kelopak mata yang normal. Epiblefaron memiliki manifestasi klinis yang mirip dengan entropion, distikiasis dan trikiasis, namun etiologinya 3ukup berbeda. Etiologi epiblefaron belum diketahui se3ara pasti. !erdapat beberapa hal yang diduga sebagai penyebab epiblefaron, yaitu meliputi perkembangan yang buruk dari otot retra3tor palpebra, kegagalan adhesi otot retraktor ke kulit, serta penempelan yang lemah antara otot orbikularis dan kulit ke tarsus. Hal-hal tersebut menyebabkan kulit dan otot terlipat ke atas, sehingga bulu mata mengarah ke bola mata dan dapat menyentuh serta mengiritasi kornea. iagnosis epiblefaron dapat ditegakkan melalui
anamnesis
dan
pemeriksaan fisik. ari anamnesis, keluhan utama yang membaa pasien datang berobat adalah adanya sensasi mengganal "seperti adanya benda asing& yang merupakan keluhan terbanyak. :elalui inspeksi, dapat dilihat silia mengarah ke
18
kornea. Selain itu dapat ditemukan geala-geala berupa iritasi konungtiva, mata merah, dan epifora. Epiblefaron dapat sembuh se3ara spontan seiring bertambahnya usia, umumnya pada usia enam atau tuuh tahun ketika tulang aah mengalami perkembangan. 8ndikasi intervensi operasi meliputi konungtivitis kronik, keratopati disertai lakrimasi dan fotofobia, kebiasaan menggosok mata akibat gatal yang mengganggu, serta apabila geala masih menetap hingga usia di atas sembilan tahun. !eknik operasi Hot+ yang dimodifikasi merupakan yang paling banyak digunakan saat ini.
19