i
REFERAT ILMU KESEHATAN KESEHATAN ANAK KEJANG DEMAM
Disusun oleh:
Benny Wicaksono 1020111010!
Pembimbing: "#$ H$ A%&a" N'#i( S)$A "#$ Ge*ya# T#i Baska#a( S)$A "#$ Ra&+y Sya&,an( S)$A "#$ Sa#as-a.i De-i( S)$A
Disusun untuk melaksanakan tugas kepaniteraan klinik ilmu kesehatan anak di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember
FAKULT FAKULTAS KED/KTERAN KED/KTE RAN UNIERSITAS UNIERSI TAS JEMBER SMFLAB ILMU KESEHAT KESE HATAN AN ANAK RSD DR$ S/EBANDI KABUATEN JEMBER 201!
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN SAMUL$$ SAMUL$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$ $$$$$
i
DAFTAR DAFTAR ISI$$$$$$ ISI$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$ $$
ii
BAB 1$ ENDAHUL ENDAHULUAN$$ UAN$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$ $$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$
1
BAB 2$ 2$ T TINJA INJAUAN UAN UST USTAK AKA$$$$ A$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$ $$$$$$$$ $$
3
Definisi.... Definisi......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. ................... ................... ...........
3
Epidemiolo Epidemiologi.... gi......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. ................... .................... ............
4
Faktor Faktor Resiko..... Resiko.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ........
4
Etiologi.. Etiologi....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................ ................... .............. ....
Patofisiolog Patofisiologi.... i......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ............ ....
Klasifikasi.. Klasifikasi....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................ .........
!
"anifestasi "anifestasi Klinis.. Klinis....... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............... ..........
#
Diagnosis.. Diagnosis....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ........... ................ .................... ............
#
Diagnosis $anding..................................... $anding............................................................ ................................................ ......................... %4 Penatalaksan Penatalaksanaan... aan........ .......... .......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ............ .... %4 Komplikasi....................................... Komplikasi.............................................................. .............................................. ................................... ............ && Prognosis.. Prognosis....... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ................. ................... ................ ...... &4 BAB 3$ KESIMUL KESIMULAN$$$ AN$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$ $$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$ $$$ 24 DAFTAR DAFTAR USTAKA$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ USTAKA$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ 25
ii
%
BAB 1$ ENDAHULUAN
Ke'ang demam adalah (ang suatu pen(akit (ang terkait dengan demam) usia) dan tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak. Dikatakan demam apabila suhu tubuh rektal diatas 3!* atau suhu aksila 3+)!*. $iasan(a ke'ang demam ter'adi pada umur 3 bulan samapai tahun) dan terban(ak umur %4,%! bulan. Ke'ang demam merupakan kelainan tersering pada anak dimana &,- anak berumur di baah tahun pernah mengalami bangkitan ke'ang demam. Ke'ang demam dikelompokkan men'adi dua) (aitu ke'ang demam sederhana dan ke'ang demam kompleks. Ke'ang demam merupakan salah satu kelainan saraf tersering pada anak. Faktor,faktor (ang berperan dalam etiologi ke'ang demam) (aitu: faktor demam) usia) ria(at keluarga) dan ria(at perinatal /asfiksia) usia kehamilan) dan ba(i berat lahir rendah0. Prognosis ke'ang demam baik) karena ke'ang demam bersifat benigna. 1ngka kematian han(a 2)4,2)+-. Sebagian besar penderita ke'ang demam sembuh sempurna) sebagian berkembang men'adi epilepsi seban(ak &,+-. Ke'ang demam dapat mengakibatkan gangguan tigkah laku serta penurunan intelegensi dan penapaian tingkat akademik. $eberapa hasil penelitian tentang penurun tingkat intelegensi paska bangkitan ke'ang demam tidak sama. Empat persen penderita ke'ang demam seara bermakna mengalami gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat intelegensi. 5alaupun prognosis ke'ang demam baik) bangkitan ke'ang demam ukup mengkhaatirkan bagi orang tuan(a. 6asil penelitian 7an Stui'i8en $erg di Kanada dan $elanda menun'ukkan baha %+- diantara orang tua anak dengan ke'ang demam tidak mempun(ai pengetahuan tentang pen(akit anakn(a. 6asil penelitian Karmar dkk) di 9ndia mengenai ke'ang demam dan #2- menganggap anakn(a akan mati.
&
1tas dasar pertimbangan baha demam memungkinkan ter'adi bangkitan ke'ang demam) ke'ang demam dapat menurunkan tingkat keerdasan dan aat saraf) kemudian kekhaatiran dan kebingungan orang tua terhadap anakn(a tatkala mengalami bangkitan ke'ang) maka diperlukan tindakan penegahan terhadap bangkitan ke'ang. Pemberian antipiretik tanpa disertai pemberian anti kon8ulsan atau diaepam dosis rendah tidak efektif untuk menegah timbuln(a ke'ang demam berulang. Jenis obat (ang sering digunakan adalah fenobarbital) asam 8alproat) dan fenitoin. Pemberian obat anti kon8ulsan 'angka pan'ang tersebut dapat menegah timbuln(a ke'ang demam akan tetapi tidak akan menegah timbuln(a epilepsi maupun aat neurologis akibat ke'ang demam. ;etapi tindakan pemberian antike'ang ini memiliki efek sampng) oleh karena itu tindakan pemberian obat fenobarbital) fenitoin) dan asam 8alproat harus atas inidikasi (ang sesuai.
3
BAB 2$ TINJAUAN USTAKA
1$ De6inisi
Ke'ang demam adalah bangkitan ke'ang (ang ter'adi pada kenaikan suhu tubuh /suhu retal di atas 3!) 2 elius0 (ang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
ke'ang
tanpa demam tidak seban(ak (ang
diperkirakan. 1khir,akhir ini) ke'ang demam diklasifikasikan men'adi & golongan) (aitu ke'ang demam sederhana) (ang berlangsung kurang dari % menit dan umum) dan ke'ang demam kompleks) (ang berlangsung lebih dari % menit) fokal atau multiple /lebih dari % kali ke'ang dalam &4 'am0. )+ Dera'at tinggin(a demam (ang dianggap ukup untuk diagnosis ke'ang demam ialah 3!2* atau lebih) tetapi suhu sebenarn(a pada aktu ke'ang sering tidak diketahui% 1nak (ang pernah mengalami ke'ang tanpa demam) kemudian ke'ang demam kembali tidak termasuk dalam ke'ang demam. Ke'ang disertai demam pada ba(i berusia kurang dari % bulan tidak termasuk dalam ke'ang demam. !
4
$ila anak berusia kurang dari bulan atau lebih dari tahun mengalami ke'ang didahului demam) perlu dipikirkan kemungkinan lain misaln(a infeksi SSP) atau epilepsi (ang kebetulan ter'adi bersama demam.3
2$ E)i"e&io,o7i
Ke'ang demam ter'adi pada &-,4- dari populasi anak (ang berusia bulan hingga tahun. Ke'ang pertama terban(ak ter'adi antara usia %+,&3 bulan) dimana anak laki,laki lebih sering mengalami ke'ang demam. 3 Studi populasi di Eropa dan 1merika melaporkan insiden ke'ang demam sebesar &,- dari anak
3)4
. 9nsiden di bagian lain dunia ber8ariasi) antara ,%2 -
/9ndia0) !)!- /Jepang0. Data dari negara,negara berkembang sangat terbatas) frekuensin(a mungkin didapatkan lebih tinggi di 1sia. &)3 Seban(ak &,- anak, anak (ang berumur kurang dari tahun pernah mengalami ke'ang disertai demam.4 Punak umur mulain(a adalah sekitar %4, bulan. % Sekitar #,3- dari seluruh ke'ang demam aal merupakan ke'ang demam kompleks. %2
3$ Fak.o# Resiko
Faktor resiko ke'ang demam pertama (ang penting adalah demam. Faktor (ang memegang peranan penting dalam perlangsungan ke'ang demam adalah faktor genetik. Pearisann(a autosomal dominan dengan minimal 3 lokus abnormal (aitu pada kromosam !>%3,>&% /FE$%0) %# p /FE$&0 dan >%4,>% /FE$40. Ke'ang demam plus adalah ke'ang demam dengan ria(at epilepsi pada keluarga. Pada ba(i atau anak dengan ke'ang demam plus ini mempun(ai resiko paling besar untuk ter'adin(a ke'ang demam) kemudian diikuti ke'ang selan'utn(a tanpa demam.%% Ke'adian ke'ang demam pada anak laki,laki lebih tinggi daripada anak perempuan dengan rasio %) : %. Jumlah episode serangan pada anak dengan ria(at epilepsi pada keluarga kali lebih tingi daripada tanpa ria(at epilepsi. %% Dari pen'elasan diatas) faktor resiko untuk ter'adi ke'ang demam (aitu: •
•
?mur /ter'adi antara umur 3 bulan dan tahun0 Keterlambatan perkembangan / ontohn(a erebral pals() retardasi mental
•
•
•
•
•
•
Ria(at kelainan ke'ang dalam keluarga Sering demam/disebabkan infeksi 8irus atau bakteri0 Demam tinggi /diatas %2&@F0 Saat kehamilan) ibu pasien merokok dan pengguna alohol "eningitis /9nflamasi membrane (ang mengelilingi otak dan spinal ord0 Ria(at kepribadian /misaln(a ada ria(at ke'ang demam0. %2
!$ E.io,o7i
6ingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas) otitis media) pneumonia) gastroenteritis dan infeksi saluran kemih$ ;er'adin(a bangkitan ke'ang pada ba(i dan anak keban(akan bersamaan dengan kenaikan suhu badan (ang tinggi dan epat (ang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat) misaln(a infeksi 8irus) tonsillitis) otitis media akut) 9SK) Aastrointeritis) 9SP1) furunkulosis) meningitis) post imunisasi dan lain,lain. %
4$ a.o6isio,o7i
?ntuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energi (ang didapat dari metabolisme. $ahan baku untuk metabolisme otak (ang terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan melalui fungsi paru,paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio8askuler. "elalui proses oksidasi glukosa dipeah men'adi *B& dan air.%% Sel neuron dikelilingi oleh suatu membran (ang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal) membran sel dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium /KC0 dan sangat sulit dilalui oleh ion /
potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enim Na-K ATP-ase (ang terdapat di permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adan(a perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular) rangsangan (ang datangn(a mendadak misaln(a mekanis) kimiai) atau aliran listrik dari sekitarn(a) dan perubahan pathofisiologi dari membran sendiri karena pen(akit atau keturunan.%%) %4 Demam adalah meningkatn(a suhu tubuh diatas nilai normal /3)!,3+)&0 2* dalam rentang aktu tertentu. Demam merupakan salah satu keluhan dan ge'ala (ang paling sering ter'adi pada anak dengan pen(ebab berupa infeksi dan non infeksi. Paling sering pen(ebabn(a adalah infeksi) dalam hal ini adalah infeksi saluran nafas disusul dengan infeksi saluran erna pada anak,anak. Pada keadaan demam) kenaikan suhu % 2 elsius akan mengakibatkan kenaikan metabolism basal %2-,%- dan kebutuhan oksigen akan meningkat &2-.
%
Pada anak usia 3 tahun) sirkulasi otak menapai - dari seluruh tubuh) dibandingkan pada orang deasa (ang han(a %-. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat ter'adi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam aktu (ang singkat ter'adi difusi dari ion KC maupun ion
+
pembentukkan leukosit maupun sel phagosit /monosit) neutrofil) limfosit) sel glial endothelium) sel mesangium mesenh(mal0 untuk memproduksi bahan,bahan endogenous pirogen seperti 9=,%) ;
Ga&*a# 2$1$ a.o6isio,o7i De&a& 8A.,as o6 a.%o6isio,o7y9
!
5$ K,asi6ikasi
Ke'ang demam menurut Konsensus Penatalaksanaan Ke'ang Demam 9D19 &22 memiliki & bentuk (akni ke'ang demam ke'ang demam sederhana dan ke'ang demam komplek. !2- dari kasus ke'ang demam merupakan ke'ang demam sederhana sedangkan &2- kasus adalah ke'ang demam komplek.
5$1$ Ke:an7 De&a& Se"e#%ana
Ke'ang demam sederhana !Simple Febrile Seizure" memiliki beberapa kriteria) (akni: %. &. 3. 4.
Ke'ang berlangsung singkat % menit. Ke'ang berhenti sendiri tanpa pengobatan. Ke'ang bersifat umum tonik atau klonik tanpa gerakan umum. Ke'ang tidak berulang dalam aktu &4 'am.
5$2$ Ke:an7 De&a& Ko&),ek
Ke'ang Demam Komplek !Comple# Febrile Seizure" memiliki iri iri ge'ala klinis sebagai berikut: %. Ke'ang berlangsung lama lebih dari % menit &. Sifat ke'ang fokal atau parsial satu sisi atau ke'ang umum (ang didahului oleh suatu ke'ang parsial 3. Ke'ang berulang atau ter'adi lebih dari % kali dalam &4 'am "enurut $ivingstone) ke'ang demam komplek digolongkan sebagai epilepsi (ang dipro8okasi oleh demam. Ke'ang tipe ini mempun(ai suatu dasar kelainan (ang men(ebabkan timbuln(a ke'ang) sedangkan demam han(a merupakan fator penetus sa'a.+ Ke'ang demam (ang berlangsung singkat pada umumn(a tidak berbaha(a dan tidak menimbulkan ge'ala sisa. ;etapi pada ke'ang (ang berlangsung lama) lebih dari % menit) biasan(a disertai ter'adin(a apnea) meningkatn(a kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet (ang
#
pada akhirn(a ter'adi hipoksemia) hiperkapnea) asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobik) hipotensi arterial) disertai den(ut 'antung (ang tidak teratur dan suhu tubuh (ang makin meningkat disebabkan oleh meningkatn(a aktifitas otot dan selan'utn(a men(ebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian peristia diatas adalah pen(ebab rusakn(a neuron otak selama berlangsung ke'ang (ang lama. Faktor terpentiang adalah ter'adin(a gangguan peredaran
darah
(ang
men(ebabkan
hipoksia
sehingga
meningkatkan
permeabilitas kapiler dan timbuln(a edema otak (ang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan ke'ang (ang berlangsung lama) dapat men'adi matang sehingga dapat ter'adi serangan epilepsi (ang spontan. Jadi ke'ang demam (ang berlangsung lama dapat men(ebabkan kelainan antomis di otak hingga ter'adi epilepsi. +
;$ Mani6es.asi K,inis
;er'adin(a bangkitan ke'ang pada ba(i dan anak keban(akan bersamaan dengan kenaikan suhu badan (ang tinggi dan epat (ang disebabkan oleh proses infeksi di luar susunan saraf pusat. Serangan ke'ang biasan(a ter'adi dalam &4 'am pertama seaktu demam) berlangsung singkat dan dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik,klonik) tonik) klonik) fokal atau akinetik. ?mumn(a ke'ang berhenti sendiri. $egitu ke'ang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk se'enak) tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adan(a kelainan saraf.+
<$ Dia7nosis <$1$ Ana&nesis
1namnesa adalah ara pemeriksaan (ang dilakukan dengan aanara baik langsung pada pasien /autoanamnesis0 atau kepada orang tua atau sumber lain /aloanamnesis0 misaln(a ali atau pengantar. Dalam anamnesa khususn(a pada pen(akit anak dapat digali data data (ang berhubungan dengan ke'ang demam meliputi: a. 9dentitas.
%2
9dentitas meliputi nama) umur) 'enis kelamin) nama orang tua) alamat) umur penndidikan dan peker'aan orang tua) agama dan suku bangsa. Sebagaimana disebutkan sebelumn(a) epidemiologi ke'ang demam lebih ban(ak ter'adi pada anak laki,laki pada usia bulan sampai dengan tahun. b. Ria(at Pen(akit. Pada ria(at pen(akit perlu ditan(akan keluhan utama dan ria(at per'alanan
pen(akit.
Keluhan
utama
adalah
keluhan
atau
ge'ala
(ang
men(ebabkan pasien dibaa berobat. Pada ria(at per'alanan pen(akit disusun erita (ang kronologis) terini) dan 'elas mengenai keadaan kesehatan pasien se'ak sebelum ada keluhan sampai anak dibaa berobat. $ila pasien mendapat pengobatan sebelumn(a) perlu ditan(akan kapan berobat) kepada siapa) obat (ang sudah diberikan) hasil dari pengobatan tersebut) dan ria(at adan(a reaksi alergi terhadap obat. Pada kasus ke'ang demam) perlu digali informasi mengenai demam dan ke'ang itu sendiri. Pada setiap keluhan demam perlu ditan(akan berapa lama demam berlangsungG karakteristik demam apakah timbul mendadak) remitten) intermitten) kontinou) apakah terutama saat malam hari) dsb. 6al lain (ang men(ertai demam 'uga perlu ditan(akan misaln(a menggigil) ke'ang) kesadaran menurun) meranau) mengigau) menret) muntah) sesak nafas) adan(a manifestasi perdarahan) dsb. Demam didapatkan pada pen(akit infeksi dan non infeksi. Dari anamnesa diharapkan kita bisa mengarahkan keurigaan terhadap pen(ebab demam itu sendiri. Pada anamnesa ke'ang perlu digali informasi mengenai kapan ke'ang ter'adiG apakah didahului adan(a demam) berapa 'arak antara demam dengan onset ke'angG apakah ke'ang ini baru pertama kalin(a atau sudah pernah sebelumn(a /bila sudah pernah berapa kali /frekuensi per tahun0) saat anak umur berapa mulai munul ke'ang pertama0G apakah ter'adi ke'ang ulangan dalam &4 'am) berapa lama aktu sekali ke'ang. ;ipe ke'ang harus ditan(akan seara teliti apakah ke'ang bersifat klonik) tonik) umum) atau fokal. Ditan(akan pula laman(a serangan ke'ang) inter8al antara dua serangan) kesadaran pada saat ke'ang dan setelah ke'ang. Ae'ala lain (ang men(ertai 'uga
%%
penting termasuk panas) muntah) adan(a kelumpuhan) penurunan kesadaran) dan apakah ada kemunduran kepandaian anak. Pada ke'ang demam 'uga perlu dibedakan apakah termasuk ke'ang demam sederhana atau ke'ang suatu epilepsi (ang dibangkitkan serangann(a oleh demam /berdasarkan kriteria $ivingstone0. . Ria(at Kehamilan 9bu. Perlu ditan(akan kesehatan ibu selama hamil) ada atau tidakn(a pen(akit) serta
upa(a
apa
(ang
dilakukan
untuk
mengatasi
pen(akit.
Ria(at
mengkonsumsi obat,obatan tertentu) merokok) minuman keras) konsumsi makanan ibu selama hamil. d. Ria(at Persalinan. Perlu ditan(akan kapan tanggal lahir pasien) tempat kelahiran) siapa (ang menolong) ara persalinan) keadaan ba(i setelah lahir) berat badan dan pan'ang badan ba(i saat lahir) dan hari,hari pertama setelah lahir. Perlu 'uga ditan(akan masa kehamilan apakah ukup bulan atau kurang bulan atau leat bulan. Dengan mengetahui informasi (ang lengkap tentang keadaan ibu saat hamil dan ria(at persalinan anak dapat disimpulkan beberapa hal penting termasuk terdapatn(a asfiksia) trauma lahir) infeksi intrapartum)dsb (ang mungkin berhubungan dengan ria(at pen(akit sekarang) misaln(a ke'ang demam. e. Ria(at Pertumbuhan dan Perkembangan. Perlu digali bagaimana status pertumbuhan anak (ang dapat ditelaah dari kur8a berat badan terhadap umur dan pan'ang badan terhadap umur. Data ini dapat diperoleh dari K"S atau kartu pemeriksaan kesehatan lainn(a. Status perkembangan pasien perlu ditelaah seara rini untuk mengetahui ada tidakn(a pen(impangan. Pada anak balita perlu ditan(akan perkembangan motorik kasar) motorik halus) sosial,personal) dan bahasa.
f. Ria(at 9munisasi. 1pakah penderita mendapat imunisasi seara lengkap) rutin) sesuai 'adal (ang diberikan. Perlu 'uga ditan(akan adan(a ke'adian ikutan pasa imunisasi. g. Ria(at "akanan. "akanan dinilai dari segi kualitas dan kuantitasn(a.
%&
h. Ria(at Pen(akit Hang Pernah Diderita Pada ke'ang demam perlu ditan(akan apakah sebelumn(a pernah mengalami ke'ang dengan atau tanpa demam) apakah pernah mengalami pen(akit saraf sebelumn(a. i. Ria(at Keluarga $iasan(a didapatkan ria(at ke'ang demam pada keluarga lainn(a /a(ah) ibu) atau saudara kandung0) oleh sebab itu perlu ditan(akan ria(at familial penderita.
<$2$ e&e#iksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dibagi men'adi & (akni pemeriksaan umum dan pemeriksaan sistematis. Penilaian keadaan umum pasien antara lain meliputi kesan keadaan sakit pasien /tampak sakit ringan) sedang) atau berat0G tanda tanda 8ital pasien /kesadaran pasien) nadi) tekanan darah) pernafasan) dan suhu tubuh0G status gii pasienG serta data antropometrik /pan'ang badan) berat badan) lingkar kepala) lingkar dada0. Selan'utn(a dilan'utkan dengan pemeriksaan sistematik organ dari u'ung rambut sampai u'ung kuku untuk mengarahkan ke suatu diagnosis. Pada pemerikasaan kasus ke'ang demam perlu diperiksa faktor faktor (ang berkaitan dengan ter'adin(a ke'ang dan demam itu sendiri. Demam merupakan salah satu keluhan dan ge'ala (ang paling sering ter'adi pada anak dengan pen(ebab bias infeksi maupun non infeksi) namun paling sering disebabkan oleh infeksi. Pada pemeriksaan fisik) pasien diukur suhun(a baik aksila maupun rektal. Perlu diari adan(a sumber ter'adin(a demam) apakah ada keurigaan (ang mengarah pada infeksi baik 8irus) bakteri maupun 'amurG ada tidakn(a fokus infeksiG atau adan(a proses non infeksi seperti misaln(a kelainan darah (ang biasan(a ditandai dengan dengan puat) panas) atau perdarahan. Pemeriksaaan ke'ang sendiri lebih diarahkan untuk membedakan apakah ke'ang disebabkan oleh proses ekstra atau intrakranial. Jika kita mendapatkan pasien dalam keadaan ke'ang) perlu diamati teliti apakah ke'ang bersifat klonik) tonik) umum) atau fokal. 1mati pula kesadaran pasien pada saat dan setelah
%3
ke'ang. Perlu diperiksa keadaan pupilG adan(a tanda,tanda lateralisasiG rangsangan meningeal /kaku kuduk) Kernig sign) $rudinski 9) 990G adan(a paresis) paralisaG adan(a spastisitasG pemeriksaan reflek patologis dan fisiologis.
<$3$ e&e#iksaan en'n:an7
Pemeriksaan penun'ang terdiri dari: a. pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan rutin tidak dian'urkan) keuali untuk menge8aluasi sumber infeksiI menari pen(ebab /darah tepi) elektrolit) dan gula darah0. &2 b. pemeriksaan radiologi Foto ,ra( kepala dan neuropenitraan *; san atau "R9 tidak rutin dan han(a diker'akan atas indikasi seperti: %. Kelainan neurologik fokal (ang menetap /hemiparesis0 &. Paresis ner8us 79 3. Papiledema . pemeriksaan airan serebrospinal /*SS0 ;indakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan *SS dilakukan untuk menegakkan atau men(ingkirkan kemungkinan meningitis. Pada ba(i keil) klinis meningitis tidak 'elas) maka tindakan pungsi lumbal diker'akan dengan ketentuan sebagai berikut: , , ,
ba(i %& bulan : diharuskan ba(i antara %&, bulan : dian'urkan ba(i bulan : tidak rutin) keuali bila ada tanda,tanda meningitis
Pemeriksaan lumbal pungsi dilakukan pada anak dengan ke'ang demam pertama kali dengan umur dibaah bulan karena tidak tampakn(a tanda meningeal pada umur dibaah bulan) sehingga sulit mendeteksi adan(a meningitis maupun infeksi intrakranial lain tanpa dilakukann(a lumbal pungsi.
%4
/misaln(a pada ke'ang demam komplikata pada anak usia tahun atau ke'ang demam fokal0.4 Pemeriksaan EEA (ang dibuat !,%2 hari setelah panas tidak menun'ukkan kelainan. Dan han(a seban(ak - dari anak normal memiliki gambaran EEA (ang abnormal. EEA abnormal 'uga tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan ter'adin(a epilepsi di kemudian hari. %)4
$ Dia7nosis Ban"in7
9nfeksi susunan saraf pusat dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan airan erebrospinal. Ke'ang demam (ang berlangsung lama kadang,kadang diikuti hemiperesis sehingga sukar dibedakan dengan ke'ang karena proses intrakranial. Sinkop 'uga dapat dipro8okasi oleh demam) dan sukar dibedakan dengan ke'ang demam. "eningitis) ensefalitis) anak dengan demam tinggi dapat mengalami delirium) menggigil) puat dan sianosis sehingga men(erupai ke'ang demam.% 10$ ena.a,aksaan
Penatalaksanaan ke'ang demam meliputi 3 hal (ang perlu diker'akan (aitu pengobatan fase akut) menari dan mengobati pen(ebab) pengobatan profilaksis. 10$1 en7o*a.an 6ase ak'. Penanganan Ke'ang
Sering kali ke'ang berhenti sendiri. Pada aktu pasien sedang ke'ang semua pakaian (ang ketat dibuka) dan pasien dimiringkan apabila muntah untuk menegah aspirasi. Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi ter'amin. Penghisapan lendir dilakukan seara teratur) diberikan oksigen) kalau perlu intubasi. 1asi keadaan 8ital seperti kesadaran) suhu) tekanan darah) pernafasan dan fungsi 'antung.% $iasan(a ke'ang demam berlangsung singkat dan pada saat datang ke tempat pela(anan kesehatan) ke'ang sudah berhenti. 1pabila datang dalam keadaan ke'ang obat (ang paling epat untuk menghentikan ke'ang adalah diaepam (ang diberikan seara intra8ena dengan dosis 2)3,2) mgIkg$$Ikali
%
seara perlahan dengan keepatan %,& mgImenit atau dalam aktu & menit dengan dosis maksimal &2 mg. %% Bbat (ang praktis dan dapat diberikan kepada orang tua atau di rumah adalah diaepam rektal dengan dosis 2) , 2)+ mgIkg$$Ikali atau diaepam rektal mg untuk anak berat badan di baah %2 kg dan %2 mg untuk anak dengan berat badan diatas %2 kg. 1tau diaepam retal dengan dosis mg untuk anak di baah 3 tahun atau dosis +) mg untuk anak usia di atas 3 tahun. %% Ke'ang (ang tetap belum berhenti dengan diaepam rektal dapat diulang lagi dengan ara dan dosis (ang sama dengan inter8al aktu menit. $ila & kali dengan diaepam rektal masih ke'ang) dian'urkan orang tua untuk segera ke rumah sakit. Dan disini dapat dimulai pemberian diaepam intra8ena dengan dosis 2)3 2) mgIkg$$Ikali. $ila ke'ang tetap belum berhenti diberikan fenithoin seara i8 dengan loading dose %2,&2 mgIkgbbIkali dengan keepatan % mgIkgbbImenit atau kurang dari 2 mgImenit. $ila ke'ang berhenti) selan'utn(a diberikan dosis rumatan 4,! mgIkgbbIhari /%& 'am setelah pemberian loading dose0. $ila ke'ang belum berhenti) maka pasien harus diraat di ruang intensif $ila ke'ang telah berhenti) pemberian obat selan'utn(a tergantung dari 'enis ke'ang demamn(a dan faktor resikon(a apakah ke'ang demam sederhana atau ke'ang demam kompleks. % Pemakaian antikon8ulsan diaepam oral dosis 2)3 mgIkgbb setiap ! 'am pada saat demam menurunkan resiko berulangn(a ke'ang /%I3 s.d &I3 kasus0. $egitu pula dengan diaepam rektal dosis 2) mgIkgbb setiap ! 'am pada suhu 3!) 2*. Dosis tersebut ukup tinggi dan men(ebabkan ataksia) iritabel) dan sedasi (ang ukup berat pada &,3#- kasus. Fenobarbital) karbamaepin) dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk menegah ke'ang demam. %
%
Dia7#a& 1$ A,7o#i.&e enan7anan Ke:an7 De&a&
%+
"enurunkan Demam
Pada dasarn(a demam tidak mengakibatkan kerusakan otak 'ika suhu berada di baah 4%)+2*. ?ntungn(a) otak tetap men'aga keseimbangan suhu didalamn(a dari demam (ang tidak teratasi sampai batas suhu 4%)% 2*. "eskipun setiap anak mempun(ai kemungkinan untuk demam) namun han(a 4- (ang berkembang men'adi ke'ang demam. ?ntuk anak dengan ke'ang demam) demam dengan delirium ataupun peningkatan suhu diatas 4%)% 2*) terindikasi untuk dilakukan kompres dengan air biasa /lue%arm L hangat kuku0) dan tidak dengan alkohol.) ataupun air es. 1ntipiretik pada saat ke'ang dian'urkan alaupun tidak ditemukan bukti baha penggunaan antipiretik mengurangi resiko ter'adin(a ke'ang demam. Bbat,obat penurun panas (ang dapat digunakan adalah : •
1setaminophen I parasetamol
1setaminofen diindikasikan untuk anak (ang berumur diatas & bulan) 'ika suhu tubuh diatas 3# 2* atau 'ika anak terlihat tidak n(aman.
Pemberian
asetaminofen
sebaikn(a dilakukan 32 menit sebelum dikompres) karena apabila kompres dilakukan sebelum munuln(a efek dari asetaminofen) akan berdampak terhadap peningkatan suhu tubuh (ang lebih tinggi lagi dan anak akan menggigil. &2 •
9buprofen Sirup 9buprofen sama haln(a dengan asetaminofen) memiliki kesamaan dalam
keaamanan dan kemampuann(a mengatasi demam. 9buprofen dapat diberikan dengan dosis %2 mgIkgbbIkali) diberikan tiap ,! 'am sekali. &2 •
"etampiron /
ini han(a diberikan bila dibutuhkan analgesik,antipiretik suntikan atau bila pasien
%!
tidak tahan dengan antipiretik (ang lebih aman.
ini
adalah
dapat
ter'adi
agranulositosis)
anemia
aplastik
dan
trombositopenia.3% Sementara obat 'enis lain seperti aspirin pernah men'adi antipiretik (ang populer di mas(arakat) tetapi penggunaann(a sebagai antipiretik untuk pediatri saat ini dilarang) karena dapat mengakibatkan Re(eMs s(ndrome.% 10$2 Menca#i "an &en7o*a.i )enye*a*
Pemeriksaan rutin seperti elektrolit serum) glukosa) kalsium) dapat dilakukan untuk men(ingkirkan adan(a gangguan elektrolit dan metabolisme. 1ngka leukosit diatas &2.222Iul atau S&ift to t&e left (ang eNtreme menandakan adan(a bakteremia. Sodium serum terkadang menun'ukkan angka di baah normal) tetapi tidak ukup rendah hingga membutuhkan terapi ataupun dapat men(ebabkan
ke'ang. Pemeriksaan
airan
serebrospinal dilakukan
untuk
men(ingkirkan kemungkinan meningitis) terutama pada pasien ke'ang demam (ang pertama. 5alaupun demikian keban(akan dokter melakukan pungsi lumbal han(a pada kasus (ang diurigai mengalami meningitis atau bila ke'ang demam berlangsung lama. Pada ba(i keil sering manifestasi meningitis tidak 'elas) sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada ba(i berumur kurang dari bulan) dan dian'urkan pada pasien (ang berumur kurang dari bulan. ?ntuk usia diatas bulan) lumbal pungsi tidak dian'urkan lagi keuali bila ditemukan ge'ala klinis meningitis) infeksi intrakranial (ang lain atau status kon8ulsi8us. Pemeriksaan laboratorium lain perlu dilakukan untuk menari pen(ebab.%)%)&2
10$3 en7o*a.an )#o6i,aksis
Penegahan
berulangn(a
ke'ang
demam
perlu
dilakukan
karena
menakutkan dan bila sering berulang men(ebabkan kerusakan otak (ang menetap. 1da & ara profilaksis (aitu : %. Profilaksis intermittent pada aktu demam
%#
&. Profilaksis terus menerus dengan antikon8ulsan tiap hari
'" Profilaksis intermittent Pengobatan profilaksis intermittent disertai edukasi pada orangtua penderita sangat bermanfaat untuk menegah ke'ang demam berulang.% 1nti kon8ulsan han(a diberikan pada aktu pasien demam dengan ketentuan orang tua pasien atau pengasuh mengetahui dengan epat adan(a demam pada pasien. Bbat (ang diberikan harus epat diabsorbsi dan harus epat masuk ke otak. 6al (ang demikian sebenarn(a sukar dipenuhi.
Peneliti,peneliti
sekarang tidak
mendapat
hasil
dengan
fenobarbital intermittent . Diaepam intermittent memberikan hasil lebih baik karena pen(erapann(a lebih epat. Dapat digunakan diaepam intrarektal tiap ! 'am seban(ak mg untuk pasien dengan berat badan kurang dari %2 Kg dan %2 mg untuk pasien dengan berat badan lebih dari %2 Kg) setiap pasien menun'ukkan suhu 3!) o * atau lebih. Diaepam dapat 'uga diberikan seara oral dengan dosis 2) mgIKg$$Ihari dibagi dalam 3 dosis pada aktu pasien demam. % &0 Profilaksis terus menerus /'angka pan'ang0 dengan antikon8ulsan tiap hari Pengobatan 'angka pan'ang tidak dian'urkan pada ke'ang demam sederhana) tetapi diberikan pada ke'ang demam (ang dengan pengobatan profilaksis intermittent masih sering ter'adi ke'ang berulang. Bbat,obat (ang dapat digunakan untuk profilaksis 'angka pan'ang adalah : a. Fenobarbital. Fenobarbital merupakan sen(aa organik pertama (ang digunakan dalam pengobatan antikon8ulsi. Ker'an(a membatasi pen'alaran akti8itas bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. Fenobarbital masih merupakan obat antikon8ulsi pilihan karena ukup efektif dan murah. Dosis efektifn(a relatif rendah dan kadar stabil terapai dalam %4,&% hari. % Pemberian fenobarbital 4,! mgIKg$$Ihari dengan kadar darah sebesar % ugIml dalam darah menun'ukkan hasil (ang
&2
bermakna untuk menegah berulangn(a ke'ang demam.
b. 1sam 7alproat Bbat lain (ang dapat digunakan untuk profilaksis ke'ang demam adalah asam 8alproat. Kadar stabil terapai dalam 4,+ hari. Dosis (ang digunakan adalah %,42 mgIkgbbIhari diberikan selama % tahun. 7alproat telah terbukti keefektifann(a terhadap epilepsi umum) tetapi bukan merupakan obat terpilih karena efek toksisitasn(a terhadap hati. Aangguan pada hati berupa peninggian akti8itas enim,enim hati) dan sesekali ter'adi nekrosis hati (ang sering berakibat fatal. Kira,kira 2 kasus kematian telah dilaporkan akibat penggunaan obat ini. Kerugiann(a adalah bahasan(a obat ini lebih mahal dan lebih sulit didapat bila dibandingkan dengan fenobarbital.
%) &2
Fenitoin dan karbamaepin tidak dian'urkan karena tidak mempun(ai efek menegah ter'adin(a ke'ang demam berulang. 4 Profilaksis terus menerus berguna untuk menegah berulangn(a ke'ang demam berat (ang dapat men(ebabkan kerusakan otak tetapi tidak dapat menegah ter'adin(a epilepsi di kemudian hari. %)&2 Consensus Statement di 1merika Serikat mengemukakan kriteria (ang dapat dipakai untuk pemberian pengobatan profilaksis terus,menerus pada saat ini adalah : %. Sebelum ke'ang demam (ang pertama sudah ada kelainan neurologis atau kelainan perkembangan neurologi /Cerebral Palsy) retardasi mental) mikrosefali0. &. 1da ria(at tanpa demam pada orang tua saudara kandung.
&%
3. Ke'ang demam lebih lama dari % menit) fokal atau diikuti oleh kelainan neurologis sementara atau menetap. 4. Dapat dipertimbangkan pemberian profilaksis. • • •
Ke'ang berulang dua kali atau lebih dalam &4 'am Ke'ang demam ter'adi pada ba(i kurang %& bulan Ke'ang demam O 4 kali per tahun
Sebagian besar peneliti setu'u baha ke'ang % menit merupakan indikasi
pengobatan
rumat.
Kelainan
neurologis
tidak
n(ata
misaln(a
keterlambatan perkembangan ringan bukan merupakan indikasi. Ke'ang fokal atau fokal men'adi umum menun'ukkan baha anak mempun(ai fokus organi. %) &2 1ntikon8ulsan profilaksis terus menerus diberikan selama %,& tahun setelah ke'ang terakhir) kemudian dihentikan seara bertahap selama %,& bulan. % Selain ketiga hal tersebut diatas) dalam penatalaksaan ke'ang demam 'uga diperlukan penanganan suportif) edukasi pada orang tua pasien) dan penggunaan 8aksinasi pada pasien ke'ang demam.
Penanganan Supportif lainn(a
"eliputi bebaskan 'alan nafas) pemberian oksigen) men'aga keseimbangan air dan elektrolit) pertahankan keseimbangan tekanan darah. &2 Edukasi pada Brang ;ua
Ke'ang selalu merupakan peristia (ang menakutkan bagi orang tua. Pada saat ke'ang sebagian besar orang tua beranggapan baha anakn(a telah meninggal. Keemasan ini harus dikurangi dengan ara: %. &. 3. 4. .
%. &.
"e(akinkan baha ke'ang demam umumn(a benign "emberikan ara penanganan ke'ang "emberikan informasi kemungkinan ke'ang kembali ;erapi memang efektif menegah rekurensi tetapi memiliki efek samping ;idak ada bukti baha terapi akan mengurangi ke' adian epileps(.&2 $eberapa hal (ang harus diker'akan orang tua di rumah bila anak kembali ke'ang: ;etap tenang dan tidak panik Kendorkan pakaian (ang ketat terutama di sekitar leher
&&
3.
$ila tidak sadar) posisikan anak telentang dengan kepala miring. $ersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. 5alaupun kemungkinan lidah
4. . .
+.
tergigit 'angan memasukkan sesuatu ke dalam mulut ?kur suhu) obser8asi dan atat lama dan bentuk ke'ang ;etap bersama pasien selama ke'ang $erikan diaepam rektal selama ke'ang dan 'angan diberikan 'ika ke'ang telah berhenti $aa ke dokter atau rumah sakit bila ke'ang berlangsung menit atau =ebih.&2 7aksinasi
Se'auh ini tidak ada kontra indikasi untuk melakukan 8aksinasi terhadap anak (ang mengalami ke'ang demam. Ke'ang setelah demam karena 8aksinasi sangat 'arang. 1ngka ke'adian pasa 8aksinasi DP; adalah # kasus per %22.222 anak (ang di8aksinasi) sedangkan setelah 8aksinasi ""R & 34 per %22.222 anak. Dian'urkan untuk memberikan diaepam oral atau rektal bila anak demam) terutama setelah 8aksinasi DP; atau ""R. $eberapa dokter anak merekomendasikan parasetamol pada saat 8aksinasi hingga 3 hari kemudian.
11$ Ko&),ikasi
$erbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ke'ang demam terhadap ter'adin(a kerusakan otak. 1da penelitian (ang membuktikan baha ke'ang demam tidak dapat berakibat buruk maupun sebalikn(a. Pada penelitian (ang dilakukan oleh T&e National Collaborative Perinatal Pro(ect di 1merika Serikat) dimana penelitian dilakukan terhadap %+2 anak paska ke'ang demam) dan diikuti perkembangann(a sampai usia + tahun) hasiln(a tidak didapatkan kematian sebagai akibat dari ke'ang demam. Sementara T&e National C&ild )evelopment Study di 9nggris) men(atakan baha anak (ang pernah mengalami ke'ang demam) kiner'an(a tidak berbeda dengan populasi umum aktu di tes pada usia + dan %% tahun. "enurut 7erit( dkk) (ang mengikuti 323 anak dengan ke'ang demam sampai usia tahun) dengan hasil tidak ada perbedaan dalam dalam bidang intelegensia) ukuran kepala maupun tingkah laku pada anak dengan ke'ang demam maupun pada anak tanpa ke'ang demam.
&3
1da pula penelitian (ang mendapatkan hasil akhir (akni ke'ang demam dapat berakibat buruk) misaln(a penelitian (ang dilakukan oleh 1iardi dan *he8rie. "ereka meneliti 42& anak dengan ke'ang demam) seban(ak %3% anak mendapatkan %Ilebih sekuele) (aitu %4% menderita epilepsi) 4 retardasi mental) 3+ anak menderita kelainan neurologis lain /misal hemiplegia0. &2 12$ #o7nosis
Sampai saat ini belum tuntas masalah apakah ke'ang demam sendiri dapat merusak otak atau tidak. Didapat kesan baha ke'ang demam (ang singkat umumn(a benigna dan ke'ang demam (ang lama mungkin dapat mengakibatkan kerusakan pada otak. "ortalitas pada ke'ang demam sangat rendah (akni sebesar 2)4,2)+4-.% 1pabila tidak diterapi dengan baik) ke'ang demam dapat berkembang men'adi: a. Ke'ang demam berulang Ke'ang demam akan ter'adi kembali pada sebagian kasus. Faktor resiko ter'adin(a ke'ang demam berulang adalah: , , , ,
ria(at ke'ang demam dalam keluarga usia kurang dari % bulan temperatur (ang rendah saat ke'ang epatn(a ke'ang saat demam
$ila seluruh faktor di atas ada) kemungkinan berulang !2- sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut han(a %2- , %- kemungkinan berulang. Kemungkinan berulang adalah pada tahun pertama.%2 b. Epilepsi Faktor resiko lain adalah ter'adin(a epilepsi di kemudian hari. Faktor resiko men'adi epilepsi adalah: ,
kelainan neurologis atau perkembangan (ang 'elas sebelum ke'ang
, ,
demam pertama ke'ang demam kompleks ria(at epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
"asing,masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan ke'adian epileps( sampai 4,-. Kombinasi dari faktor resiko tersebut meningkatkan
&4
kemungkinan epilepsi %2,4#-. Kemungkinan men'adi epilepsi tidak dapat diegah dengan pemberian obat rumat pada ke'ang demam. %2 . Ke'adian keaatan sebagai komplikasi ke'ang demam tidak pernah dilaporkan. &&
&
BAB 3$ KESIMULAN
&
DAFTAR USTAKA
%. ;alsim. S. Soetomenggolo) Sof(an 9smail. %###. *uu A(ar Neurologi Ana . 9D19. Jakarta.
&. Pusponegoro) 6ardiono. &22. Standar Pelayanan +edis Kese&atan Ana Edisi , . 9D19. Jakarta.
3. 6ir) DA. Febrile Seiures. Ped in Re8 %##+G %!:,# 4. 11P) Provisional Committee on uality ,mprovement . Pediatrics '../ G .010/., 02
. 5aldo. E.)
. Febrile Seizures. *ited "ei &223. http:II.emediine.omIemergItopi3+.htm.
+. "asns'oer) dkk. %###. Kapita Seleta Kedoteran. "edia 1esulapius Fakultas Kedokteran ?ni8ersitas 9ndonesia. Jakarta.
!. 9=1E) *ommission on Epidemiolog( and Prognosis. Epilepsia. %##3G34G #&,$ #. http:IIad.bm''ournals.omIgiIontentIfullI!#I!I+%. Febrile Seizures 1 An 4pdate. *ited Februar( &! th &224.
%2. * " 7erit(. %###. 5is of epilepsy after febrile convulsions1 a national co&ort study6 $"J 7olume 323: %3+3 ,%3+
%%. Sunartini. &223. Simposium ,lmia& +ana(emen *aru untu Ke(ang )emam dan Epilepsi pada Ana7 di 5S )56 Sard(ito 80 +ei 899:6 Fakultas Kedokteran ?ni8ersitas Aad'ahmada Hog(akarta.
%&. 1nonim. &22. Ke(ang )emam. ?ni8ersitas "uhammadi(ah Surakarta. Surakarta %3. Rudolf. ". &22&. 5udolf;s Pediatrics 8't& Edition6 ?S1. ;he "Ara,6ill *ompanies) 9n
%4. *arol S. *amfield. &22. Febrile Seizure. %. http:II.prodig(.nhs.ukIProdig(KnoledgeIPatient9nformationI*ontentIpilsIP =3.htm. Febrile *on8ulsion. *ited
%. *raig R. 5arden. &223. Evaluation and +anagement of Febrile Seizures in t&e 3ut-of-
&+
%+. ;onia Jones. &22+. C&ild&ood Febrile Seizures1 3vervie% and ,mplications . 9nt. J. "ed. Si. &22+) 4
%!. Komite "edik RS?P DR. Sard'ito. Standar Pelayanan +edis 5S4P6)56 Sard(ito. %###. "edika Fakultas Kedokteran ?ni8ersitas Aad'ahmada Hog'akarta.
%#. =umbantobing. %###. Ke(ang )emam !Febrile Convulsion" . Fakultas Kedokteran ?ni8ersitas 9ndonesia) Jakarta.
&2. 5ong 7 dkk). &22&. Clinical =uideline on +anagement of Febrile Convulsion. 6K J Paediatr /ne series0 &22&G+:%43,%% &%. "ark 1. Klebanoff. &22#. ;he *ollaborati8e Perinatal Pro'et: 1 2,Hear Retrospeti8e. Epidemiolog( $ranh) Eunice Kennedy S&river
&&.
&3. ;alsim. S. Soetomenggolo)dkk. &22. Konsesus Penanganan Ke(ang )emam6 9D19
. Jakarta.