I
PENDAHULUAN
Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif, dimana pada kelompok ini ditandai dengan kelainan kualitatif dalam dalam interaksi sosial yang timbal-balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas yang terbatas, stereotipik, berulang. Kelainan kualitatif ini menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsi-fungsi individu dalam semua situasi, meskipun dapat berbeda dalam derajat keparahannya. Anak dengan gangguan perkembangan pervasif sering menunjukkan minat keanehan yang intens dalam kisaran sempit aktivitas, menolak perubahan, dan tidak berespons sesuai terhadap lingkungan sosial. Gangguan ini mempen mempengar garuhi uhi berbag berbagai ai area perkem perkemban bangan gan,, terliha terlihatt pada pada masa masa kehidu kehidupan pan awal, awal, dan menyebabkan disfungsi yang persisten. Selain itu, anak dengan gangguan autis memiliki respon yang berbeda dari kebanyakan anak pada umumnya dalam mengamati suara atau caranya dalam melihat suatu objek. Auti Autiss meru merupa paka kan n gang ganggu guan an yang yang palin paling g serin sering g ditem ditemuk ukan an pada pada anak anak deng dengan an ganggu gangguan an pervas pervasive ive.. erdasa erdasarka rkan n data data Center Center for Diseas Diseasee Contr Control ol and Preven Preventio tion n, di Amerika diperkirakan autis mengenai ! dari !"# kelahiran. eberapa tahun terakhir, jumlah anak yang terdiagnosa dengan gangguan autis mengalami peningkatan. $i Amerika Serikat, penelitian menunjukkan bahwa anak dengan autism mengalami peningkatan sebanyak %"&', dari ((.))& pada tahun !**& menjadi !*+.)+% di tahun (##". eskipun hingga saat ini etiologi masih belum diketahui dengan baik, namun ada beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab autis antara lain abnormalitas genetik, komplikasi obstetrik, paparan agen-agen yang toksik, dan juga infeksi prenatal, perinatal, dan postnatal. anda dan gejala dari gangguan autis ini mulai terlihat pada awal sebelum tahun ketiga kehidupan dan akan berlanjut semasa hidupnya. ada banyak kasus, problem dalam komunikasi dan interaksi social anak dengan gangguan autis paling mudah dibedakan dengan anak normal lainnya yang sebaya. II
DEFINISI
Autisme adalah kondisi yang muncul disaat permulaan masa kanak-kanak dengan karakterisasi karakterisasi terjadinya abnormalitas abnormalitas secara kualitatif kualitatif pada interaksi sosial, sosial, ditandai ditandai dengan dengan skil komunikasi yang menyimpang, pengulangan yang terbatas, dan juga meniru kebiasaan. Autis
dibedakan
dengan
gangguan
pervasiv sive
lain ainnya
terut rutama ama
pada
ketidakmampuannya dalam berinteraksi sosial.
III
EPIDEMIOLOGI 1
Gangguan autistik diyakini terjadi dengan angka kira-kira " kasus per !#.### anak /#.#"'0. 1aporan mengenai angka gangguan autistik berkisar antara ( hingga (# kasus per !#.###. berdasarkan definisi, onset gangguan autistik adalah sebelum usia + tahun, meskipun pada beberapa kasus, gangguan ini tidak dikenali hingga anak berusia lebih tua. Gangguan autistik & hingga " kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan dengan gangguan autistik lebih besar kemungkinannya memiliki retardasi mental berat. Gangguan autis terjadi pada semua ras, etnik, dan kelompok social ekonomi
IV
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Kausa dari autis disorder masih belum diketahui. eberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab autis antara lain komplikasi obstetrik, infeksi, genetik, faktor biologis, psikososial dan keluarga, neuroanatomis, biokimia dan paparan 2at-2at toksik. Komplikasi obstetrik
Komplikasi obstetrik berhubungan dengan meningkatnya resiko autis disorder. Adapun komplikasi obstetrik ini dapat menyebabkan terjadinya autis ini belum jelas mekanismenya. 3bu dengan riwayat diabetes, hipertensi, atau obesitas selama masa kehamilan lebih beresiko melahirkan anak dengan autism spectrum disorders dan kelainan neurodevelopmental lainnya. enggunaan obat-obatan SS43s /selective serotonin-reuptake inhibitors0 oleh ibu pada kehamilan trimester pertama dapat meningkatkan resiko didapatkan anak dengan autism spectrum disorder. 3nfeksi sebagai salah satu kausa autism didasarkan pada banyaknya anak yang menderita autis yang dilahirkan dari wanita yang terinfeksi oleh rubella. 3nsiden komplikasi perinatal melebihi yang diperkirakan tampaknya dialami oleh bayi yang kemudian didiagnosis mengalami gangguan autistik. erdarahan ibu setelah trimester pertama dan mekonium di dalam cairan amnion dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan gangguan autistik dibanding dengan populasi umum. ada periode neonatus, anak autistik memiliki insiden sindrom gawat napas serta anemia neonatus yang tinggi.
Faktor Imuolo!is
erdapat beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan imunologis /yi., antibodi maternal yang ditunjukkan pada janin0 dapat turut berperan dala m gangguan autistik. 1imfosit beberapa anak autistik bereaksi dengan antibodi maternal, suatu fakta yang
2
meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik atau ekstraembrionik rusak selama gestasi.
Faktor Geetik
ada beberapa survei, antara ( dan & persen saudara kandung anak autistik juga mengalami gangguan autistik. Suatu angka yang "# kali lebih besar dibandingkan populasi umum. 1aporan klinis mengesankan bahwa pada keluarga yang memiliki anggota autistik, anggota nonautistiknya mempunyai gangguan pelafalan bahasa atau kognitif lainnya dengan angka kejadian yang lebih tinggi. Sindrom 5 rapuh, yaitu suatu gangguan genetik berupa patahnya kromosom 5, tampak terkait dengan autistik. Kira-kira !' anak dengan gangguan autistik juga memiliki sindrom 5 rapuh. Sklerosis tuberosa, yaitu gangguan genetik yang ditandai oleh berbagai tumor jinak dengan penurunan autosom dominan ditemukan pada frekuensi yang lebih tinggi pada anak dengan gangguan autistik. 6ingga ( persen anak dengan gangguan autistik juga memiliki sklerosis tuberosa. aru-baru ini, peneliti menapis lebih dari !"# pasang $7A milik saudara kandung anak dengan autisme. ereka menemukan bukti yang sangat kuat bahwa dua regio pada kromosom ( dan % mengandung gen yang terlibat autisme. 1okasi yang lain juga ditemukan pada kromosom !) dan !%, meskipun kekuatan hubungan ini lebih lemah.
Faktor "iolo!is
ingginya angka retardasi mental pada anak dengan gangguan autistik dan angka gangguan bangkitan yang lebih tinggi dari yang diharapkan menunjukkan adanya dasar biologis untuk gangguan autistik. Kira-kira %" persen anak dengan gangguan autistik memiliki retardasi mental. Kira-kira sepertiga anak-anak ini memiliki retardasi mental ringan hingga sedang, dan hampir setengah dari anak-anak ini mengalami retardasi mental berat atau sangat berat. Anak dengan gangguan autistik dan retardasi mental secara khas menunjukkan defisit yang lebih nyata di dalam pemberian alasan abstrak, pemahaman sosial, dan tugas verbal dibandingkan dengan tugas kinerja seperti rancangan balok dan mengingat angka, dengan rincian yang dapat diingat, tanpa mengacu pada pengertian 8keseluruhan9. :mpat hingga +( persen orang dengan autisme memiliki bangkitan grand mal pada suatu waktu, dan kira-kira (# hingga (" persen menunjukkan pembesaran ventrikel pada pemindaian computed tomography /;0. erbagai kelainan elektroensefalogram /::G0 ditemukan pada !# hingga <+ persen anak dengan autisme, dan meskipun tidak ada temuan ::G yang spesifik untuk gangguan autistik, ada beberapa indikasi lateralisasi serebral yang 3
gagal. aru-baru ini, satu studi magnetic resonance imaging /430 mengungkapkan adanya hipoplasia lobulus vermis serebeli =3 dan =33, serta studi 43 yang lain mengungkapkan adanya kelainan korteks, terutama polimikrogiria pada beberapa pasien autistik. Kelainan ini dapat mencerminkan migrasi sel abnormal pada ) bulan pertama usia gestasi. Suatu studi autopsi mengungkapkan adanya penurunan jumlah sel purkinje dan studi lain menemukan peningkatan metabolisme korteks difus selama pemindaian positron emission tomography /:0. Gangguan autistik juga dikaitkan dengan keadaan neurologis, khususnya rubela kongenital, fenilketouria /K>0, sklerosis tuberosa, dan gangguan 4ett. Anak autistik menunjukkan lebih banyak bukti adanya komplikasi perinatal dibandingkan kelompok anak normal serta mereka dengan gangguan lain. emuan bahwa anak autistik memiliki lebih banyak anomali fisik kongenital minor yang signifikan dibandingkan yang diperkirakan menunjukkan adanya perkembangan abnormal dalam trimester pertama kehamilan.
Faktor Neuroaatomis
Studi 43 yang membandingkan orang autistik dengan kontrol normal menunjukkan bahwa volume total otak meningkat pada orang dengan autisme, meskipun anak autistik dengan retardasi mental berat umumnya memiliki kepala yang lebih kecil. eningkatan presentase rata-rata ukuran terbesar terdapat pada lobus oksipitalis, lobus parietalis, dan lobus temporalis. eningkatan volume dapat terjadi akibat tiga kemungkinan mekanisme yang berbeda? meningkatnya neurogenesis, menurunnya kematian neuron, dan meningkatnya produksi jaringan otak non neuronal seperti sel glia atau pembuluh darah. embesaran otak dijadikan sebagai kemungkinan penanda biologis untuk gangguan autistik. 1obus temporalis diyakini merupakan area yang penting pada kelainan otak di dalam gangguan autistik. 6al ini didasarkan pada laporan mengenai sindrom mirip autistik pada beberapa orang dengan kerusakan lobus temporalis.
Faktor "iokimia
ada beberapa anak autistik, meningkatnya asam homovanilat /metabolit dopamin utama0 di dalam cairan serebrospinal menyebabkan meningkatnya stereotipe dan penarikan diri. eberapa bukti menunjukkan bahwa keparahan gejala berkurang ketika terjadi peningkatan rasio asam "-hidroksi-indolasetat ;S@ /"-63AA, metabolit serotonin0 terhadap asam homovanilat ;S@. ;S@ "-63AA dapat berbanding terbalik dengan kadar serotonin
4
darah kadar ini meningkat pada sepertiga pasien gangguan autistik, temuan nonspesifik yang juga terdapat pada orang dengan retardasi mental.
Faktor Li!ku!a
eberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan seperti riwayat penyakit keluarga, umur orang tua, dan keadaan lainnya seperti eksposur dari 2at toksik dan komplikasi selama kelahiran dan kehamilan. V
GAM"A#AN KLINIS
$iri K%as Fisik
Anak dengan gangguan autistik sering digambarkan sebagai anak yang atraktif, dan pada pandangan pertama, tidak menunjukkan adanya tanda fisik yang menunjukkan gangguan autistik. ereka memiliki angka kelainan fisik minor yang tinggi, seperti malformasi telinga. Anomali fisik minor mungkin merupakan cerminan periode tertentu perkembangan janin saat munculnya kelainan, karena pembentukan telinga terjadi kira-kira pada waktu yang sama dengan pembentukan bagian otak. Anak autistik juga memiliki insiden yang lebih tinggi untuk mengalami dermatoglifik /contoh, sidik jari0 yang abnormal dibandingkan populasi umum. emua ini dapat mengesankan adanya gangguan perkembangan neuroektodermal.
$iri K%as Perilaku &
He'a(a kualitati) 'i 'alam Iteraksi Sosial Anak autistik sering tidak memahami atau membedakan orang-orang yang penting
dalam hidupnya-orangtua, saudara kandung, dan guru- serta dapat menunjukkan ansitas yang berat ketika rutinitas biasanya terganggu, dan bereaksi tidak terbuka jika ditinggalkan dengan seorang yang asing. $efisit jelas di dalam kemampuannya untuk bermain dengan teman sebaya dan berteman perilaku sosial aneh dan tidak dapat sesuai. Secara kognitif anak dengan gangguan autistik lebih terampil dalam tugas visual-spasial, tidak demikian dengan tugas yang memerlukan ketrampilan dalam pemberian alasan secara verbal. Anak dengan autisme, mereka tidak mampu menghubungkan motivasi atau tujuan orang lain, sehingga tidak dapat memberikan *
empati. Ga!!ua Komuikasi 'a "a%asa $efisit perkembangan bahasa dan
kesulitan
menggunakan
bahasa
untuk
mengkomunikasikan gagasan adalah kriteria utama untuk mendiagnosis gangguan 5
autistik. Anak autistik memiliki kesulitan yang signifikan di dalam menggabungkan +
kalimat yang bermakna meskipun memiliki kosakata yang luas. Perilaku Stereotipik Anak autistik umumnya tidak menunjukkan permainan pura-pura atau menggunakan pantomim abstrak. Aktivitas dan permainan anak ini sering kaku, berulang, dan monoton. anerisme, stereotipik, dan menyeringai paling sering jika seorang anak ditinggalkan sendiri dan dapat berkurang pada situasi yang terstruktur. Anak autistik
,
umumnya menolak transisi dan perubahan. Ge-ala Perilaku Terkait 6iperkinesis adalah masalah perilaku yang la2im pada anak autistik yang masih kecil. 6ipokinesis
lebih
jarang
jika
ada,
hipokinesis
sering
bergantian
dengan
hiperaktivitas. Agresi dan ledakan kemarahan dapat diamati, sering disebabkan oleh perubahan dan tuntutan. erilaku mencederai diri mencakup membenturkan kepala, menggigit, menggaruk, dan menarik rambut. 4entang perhatian yang pendek, kemampuan yang buruk untuk berfokus pada tugas, insomnia, masalah makan, dan .
enuresis juga la2im ditemukan pada anak dengan autisme. Pe(akit Fisik Terkait 3nsiden infeksi saluran napas atas dan infeksi ringan lain yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Gejala gastrointestinal yang la2im ditemukan mencakup bersendawa, konstipasi, dan hilangnya gerakan usus. Buga terdapat meningkatnya insiden kejang demam.
Fu!si Itelektual
Kemampuan visuomotor atau kognitif yang tidak biasa atau prekoks terjadi pada A Keenam /atau lebih0 hal dari /!0, /(0, /+0, dengan sedikitnya dua dari beberapa anak autistik yang disebut sebagai splinter functions atau islet of precocity. ;ontoh /!0, dan satu masing-masing dari /(0 dan /+0 ? menonjol adalah, pelajar autistik ataudalam idiot, yang memiliki sosial, daya ingat menghafal ! 6endaya kualitatif hal interaksi seperti yang atau ditunjukkan olehbiasa, sedikitnya dua dari hal kemampuan berikut? kemampuan berhitung yang luar biasanya di luar sebaya yang normal. a 6endaya yang nyata dalam hal penggunaan berbagai perilaku Kemampuan lain mencakup hiperleksia, kemampuanmata, awal ekspresi untuk membaca dengan baik non verbal seperti pandangan wajah, postur /meskipun tidak mengerti0, dan menceritakan kembali, serta kemampuan musikal tubuh,mengingat dan sikap untuk mengatur interaksi sosial b Kegagalan mengembangkan hubungan sebaya yang sesuai /bernyanyi atau memainkan nada atau memainkan alat musik0. dengan tingkat perkembangan c idak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau pencapaian dengan orang lain /cth., dengan tidak VI DIAGNOSIS menunjukkan, membawa, atau menunjukkan objek minat0 ( 6endaya kualitatif dalam hal komunikasi seperti yang ditunjukkan Kriteria diagnostikdengan $S-3=-4 Gangguan Autistik sedikitnya salah satu dari di bawah ini? a Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa lisan /tidak disertai dengan upaya untuk mengompensasikan melalui cara komunikasi alternatif seperti sikap atau mimik0 b ada orang dengan pembicaraan yang adekuat, hendaya yang 6 nyata dalam hal kemampuannya untuk memulai atau mempertahankan pembicaraan dengan orang lain
c
enggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang atau bahasa yang aneh d idak adanya berbagai permainan sandiwara spontan atau permainan pura-pura sosial yang sesuai dengan tingkat perkembangan + ola perilaku, minat, dan aktivitas stereotipik berulang, dan terbatas, yang ditunjukkan oleh sedikitnya salah satu dari berikut? a meliputi preokupasi terhadap salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas yang abnormal baik dalam intensitas atau fokus b tampak terlalu lekat dengan rutinitas atau ritual yang spesifik serta tidak fungsional c manerisme motorik berulang dan stereotipik /cth., ayunan atau memuntir tangan atau jari, atau gerakan seluruh tubuh yang kompleks0 . Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sedikitnya salah satu area ini, dengan onset sebelum usia + tahun? /!0 interaksi sosial, /(0 bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau /+0 permainan simbolik dan khayalan. edoman diagnosis anak autis menurut G$B-333 adalah ? ;. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan 4ett atau gangguan Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan danCatau • disintegeratif masa kanak-kanak. hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia + tahun, dan dengan ciri kelainan
7
fungsi dalam tiga bidang ? interkasi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas, •
dan berulang. iasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada, kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. etapi gejala-gejalanya /sindrom0 dapat didiagnosis
•
pada semua kelompok umur. Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik /reciprocal social interaction0. 3ni berbentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat yang sosio-emosional, yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap orang lain danCatau kurangnya modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah dalam perliaku sosial, emosional, dan komunikatif dan khususnya, kurangnya respon timbal balik sosio-
•
emosional. $emikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. 3ni berbentuk kurangnya penggunaan ketrampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubungan sosial hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas, dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang kurangnya respon emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi komunikatif dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti
•
tambahan dalam komunikasi lisan. Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan stereotipik. 3ni berbentuk kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta pola bermain. erutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khususnya benda yang tidak lunak. Anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam ritual yang sebetulnya tidak perlu dapat terjadi preokupasiyang stereotipik terhadap suatu minat seperti tanggal, rute atau jadwal sering terdapat stereotipi motorik sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non-fungsional dari benda-benda /misalnya bau atau rasanya0 dan terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam detil dari lingkungan hidup pribadi /seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam rumah0.
8
•
Semua tingkatan 3D dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
VII
DIAGNOSIS "ANDING
$iagnosis banding utama adalah ski2ofrenia dengan onset masa kanak-kanak, retardasi mental dengan gejala perilaku, gangguan campuran reseptif-ekspresif, tuli kongenital atau gangguan pendengaran berat, ketidakadekuatan psikososial, serta psikosis disintegeratif /regresif0.
VIII
PENATALAKSANAAN
idak ada terapi khusus yang digunakan untuk menangani gangguan autis. $eteksi dan penanganan dini dapat memperbaiki gejala dan perkembangan dengan signifikan. ujuan terapi untuk anak dengan gangguan autistik adalah untuk meningkatkan perilaku proposial dan perilaku yang secara sosial dapat diterima, untuk mengurangi gejala perilaku yang aneh, dan untuk memperbaiki komunikasi verbal serta non verbal. erbaikan bahasa dan akademik sering diperlukan. Anak dengan retardasi mental memerlukan intervensi perilaku yang sesuai secara intelektual untuk mendorong perilaku yang dapat diterima secara sosial dan mendorong ketrampilan perawatan diri. Erang tua, yang sering putus asa, membutuhkan 9
dukungan dan konseling. sikoterapi individual yang berorientasi tilikan terbukti tidak efektif. 3ntervensi edukasi dan perilaku dianggap terapi pilihan. elatihan di dalam ruang kelas yang terstruktur dikombinasikan dengan metode perilaku adalah metode terapi yang paling efektif untuk banyak anak autistik. elatihan yang teliti pada orang tua mengenai konsep dan ketrampilan modifikasi perilaku serta resolusi perhatian orang tua dapat menghasilkan cukup keuntungan di dalam bahasa, kognitif, dan area perilaku sosial anak.
Psiko)armaka
idak ada pengobatan spesifik untuk mengobati gejala inti gangguan autistik meskipun demikian, psikofarmakoterapi merupakan terapi tambahan yang bernilai untuk mengurangi gejala perilaku terkait. Ebat-obat telah dilaporkan memperbaiki gejala berikut yang mencakup agresi, ledakan kemarahan hebat, perilaku mencederai diri sendiri, hiperaktivitas, dan perilaku obsesif-kompulsif serta stereotipik. Ebat anti psikotik dapat mengurangi agresi atau perilaku mencederai diri. Agonis serotonin-dopamin /S$A0 memiliki resiko rendah dalam menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, meskipun beberapa individu yang sensitif tidak dapat menoleransi efek samping ekstrapiramidal atau anti kolinergik dari agen antipsikotik atipikal. S$A mencakup risperidone /4isperdal0, olan2apine /Fyprea0, Huetiapine /SeroHuel0, ;lo2aril /;lo2apine0, dan 2iprasidone /Geodon0. #isperi'oe /#isper'al0
erupakan anti psikotik atipikal yang diindikasikan untuk kasus iritabilitas yang berhubungan dengan gangguan autistik pada anak umur "-!) tahun. 4isperidone terikat pada dopamin $-( reseptor dan memiliki afinitas yang lebih rendah sebanyak (# kali dibandingkan dengan anti psikotik tipikal pada "-6-( reseptor. 4isperidone meningkatkan simptom negatif pada psikosis. :fek samping pada ekstrapiramidal lebih sedikit jika dibandingkan dengan anti psikotik konvensional. 1iprasi'oe /Geo'o0
erupakan antagonis dopamin $(, $+, "-6(A, "-6(;, "-6!A, "-6!$, alpha!andrenergik dan efek antagonis yang sedang untuk histamin 6!. Ebat ini dapat menginhibisi reuptake dari serotonin dan norepinefrin. Ebat ini digunakan untuk menangani gangguan perilaku yang serius seperti perilaku menciderai diri./medscape0 Anti depresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors /SS43s0 digunakan secara luas untuk anak autis dan kondisi yang berhubungan. Golongan ini digunakan untuk membantu 10
perilaku yang repetitif dan kaku seperti kompulsi. emanjangan gelombang D akibat penggunaan obat ini dilaporkan pada citalopram. $osis rekomendasi ? umur "-!) tahun /I(# kg0 mulai #,(" mgChari E, dapat dinaikkan setelah kira-kira & hari menjadi #," mgChari umur "-!) tahun /(#kg atau lebih0 mulai #," mgChari E, dapat dinaikkan setelah kira-kira & hari menjadi !mgChari jika tidak ada respon terhadap dosis rekomendasi ? setelah !& hari tidak berespon I(# kg? #,(" mgChari tidak lebih dari ! mgChari J(# kg? #," mgChari tidak lebih dari (," mgChari Fluo2etie /Pro3a40
Selektif dalam inhibisi presinaptik serotonin reuptake, dengan efek yang minimal atau tidak ada pada norepinefrin atau dopamin $italopram /$ele2a0
enaikkan aktivitas serotonin dari inhibisi selektif reuptake pada mambran neuron. Kontraindikasi pada congenital long D syndrome. Es4italopram /Le2apro0
erupakan golongan SS43 dan S-enantiomer dari citalopram. $igunakan untuk pengobatan depresi. ekanisme kerjanya adalah potensiasi dari aktivitas serotonergik di ;7S, hasil dari inhibisi ;7S neuronal reuptake dari serotonin. I5
P#OGNOSIS
Gangguan anak autistik umumnya merupakan gangguan seumur hidup dengan prognosis terbatas. rognosis pasien dengan autisme besar hubungannya dengan 3D mereka. asien dengan fungsi-fungsi yang rendah tidak dapat hidup mandiri. ereka rata-rata membutuhkan perawatan di rumah selama hidupnya. Sedangkan pada pasien dengan fungsi yang masih baik dapat hidup dengan mandiri, memiliki pekerjaan yang sukses, dan bahkan dapat menikah dan mempunyai anak. Area gejala yang tidak nampak membaik seiring waktu adalah gejala yang terkait perilaku berulang atau ritualistik. >mumnya, studi hasil saat dewasa menunjukkan bahwa kira-kira dua pertiga orang dewasa dengan autistik tetap mengalami hendaya berat dan hidup benar-benar bergantung, baik dengan kerabatnya atau di institusi jangka panjang. rognosisnya membaik jika lingkungan atau rumah bersifat suportif dan dapat memenuhi
11
kebutuhan ekstensif anak tersebut. eskipun pengurangan gejala dicatat pada banyak kasus, mutilasi diri yang berat atau agresivitas serta regresi dapat terjadi pada yang lain.
5 XI
KOMPLIKASI KESIMPULAN
12