PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Tata Surya
Dan Posisi Penyusun Tata Surya Melalui Metode Eksperimen
Di SD Negeri Cimanggu 01
DISUSUN OLEH :
ISTANTI,S.Pd.SD
NIP. 19640606 198405 2 003
SD NEGERI CIMANGGU 01
UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KECAMATAN CIMANGGU
KABUPATEN CILACAP
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai peran yang sangat penting
yaitu sebagai pemelihara, penerus, penerjemah dan penyelenggara. Di
samping itu, seorang guru juga harus menguasai materi pembelajaran atau
mampu menyajikan secara tepat sehingga materi pelajaran dapat dipahami
oleh siswa dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan.
Ternyata yang terjadi di kelas tempat peneliti mengajar, hasil
belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siswa pasif, tidak
berani bertanya, tidak berani menjawab pertanyaan dan hasil yang dicapai
rendah. Ketika dilakukan studi pendahuluan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kompetensi dasar "Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan
Posisi Penyusun Tata Surya", peneliti menyampaikan pembelajaran dengan
metode eksperimen.
Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran siswa, menyiapkan
alat peraga, dan mengatur tempat duduk siswa. Apersepsi dengan mengadakan
tanya jawab tentang benda-benda yang mudah bergerak, bentuk roda sepeda
yang dijawab oleh sebagian siswa dengan jawaban sekadarnya. Bagi siswa
yang menjawab diberi penguatan untuk memberi motivasi belajar siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan
keberhasilan belajar. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar
tentu menjadi harapan semua guru.
Setelah menerima penjelasan guru, siswa melakukan eksperimen tentang
keguanaan gerak benda dan hal yang mempengaruhinya pada kehidupan.
Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa secara berkelompok. Setelah
lembar kerja diisi, siswa kemudian melaporkan hasil kerja siswa dalam
diskusi kelas. Ternyata dalam diskusi kelaspun hanya sebagian siswa saja
yang aktif, sebagian besar siswa pasif. Bahkan ketika peneliti memberi
kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, tak
satupun siswa bertanya, sehingga peneliti mengajukan beberapa pertanyaan.
Ketika diberi pertanyaan, tak satupun siswa berani yang menjawab, bahkan
mereka cenderung untuk membaca buku Ilmu pengetahuan Alam. Sehingga guru
menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Ternyata, sebagian
pertanyaan saja yang terjawab siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan
evaluasi. Siswa mengerjakan soal-soal secara individual.
Berdasarakan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman
sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses
pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai
berikut :
1. Siswa tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab pertanyaan guru
2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
4. Hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh masih sangat
rendah.
Dengan melakukan refleksi diri, kaji literature dan diskusi dengan
teman sejawat dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya
masalah di atas adalah :
1. Metode pembelajaran kurang menarik siswa
2. Penjelsan guru terlalu cepat
3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
4. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran
5. Guru kurang memberikan soal-soal latihan.
Hasil tes formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi
dasar "Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya"
diperoleh 23,3 % atau 10 siswa dari 43 siswa yang mencapai tingkat
penguasaan materi 70 % ke atas. Sebagai guru yang profesional merasa
termotivasi untuk melakukan perbaikan, untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Upaya perbaikan yang peneliti lakukan dengan mengadakan Peneltian
Tindakan Kelas (PTK).
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu
rumusan masalah yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian.
Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah siswa mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?
2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru
a. Untuk memeperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara profesional
c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Siswa
a. Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat
b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan
belajar siswa meningkat
c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri
d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya,
sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.
3. Sekolah
a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa
c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh
d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
e. Menciptakan hubungan kolegial yang pesat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan keseluruhan pola perilaku, baik berupa
kognitif, afektif maupun psikomotor dan merupakan kesatuan yang
diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar pada suatu
periode tertentu. Sehubungan dengan konsep hasil belajar, Baharudin
(1990 : 65) mengemukakan sebagai berikut :
"Hasil belajar siswa berhubungan dengan tingkat atau hasil
yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi
atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu
menurut ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat
kongkrit berupa perolehan nilai hasil belajar maupun yang
bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilkan oleh
siswa".
Selanjutnya secara lebih jelas dan lengkap Nana S. Sukmadinata
(1997 : 124) mengemukakan sebagaiberikut :
"Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa
sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya,
meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung
di sekolah atau di luar sekolah, yang bersifat kognitif,
afektif maupun psikomotor yang disengaja maupun tidak
disengaja".
Berdasarkan kedua konsep tersebut di atas, maka hasil belajar
siswa adalah tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui
dan memahami materi pelajaran tertentu yang dituangkan dalam bentuk
nilai sebagai cerminan pengetahuan, maupun sikap atau keterampilan
tertentu yang dimiliki setelah selesai melaksanakan proses
pembelajaran di sekolah.
b. Indikator Hasil Belajar
Untuk memahami indikator hasil belajar siswa, maka perlu
diketahui terlebih dahulu macam-macam hasil belajar. Nana Sudjana
(1984 : 215) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa terbagi menjadi
tiga macam, yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan
dan pengertian, serta 3) sikap dan cita-cita.
Sementara secara lebih khusus, Suharsimi Arikunto (1996 : 105)
mengidentifikasikan "Indikator hasil belajar siswa terdiri dari
nilai harian, nilai ulangan umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab
pertanyaan di kelas, nilai ketelitian catatan, pembuatan laporan,
ketekunan, keuletan dan usaha". Sedangkan Winarno Surakhmad (1994 :
150) mengemukakan "Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh metoda
dan media yang dipakai, akan tetapi juga oleh sejumlah lainnya yang
mempengaruhi tingkah laku siswa terhadap situasi belajar".
Selanjutnya dari segi tujuan, sedangkan Winarno Surakhmad (1994 :
164) mengemukakan belajar diajukan pada 1) pengumpulan pengetahuan
dan, 2) penanaman konsep dan kecakapan (pembentukan sikap dan
kebiasaan).
Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin Makmun
(1990 : 14) yang membagi perilaku hasil belajar pada tiga kawasan
(domain), yaitu 1) kawasan kognitif (cognitive domain), 2) kawasan
afektif (afektif domain) dan 3) kawasan psikomotor (psikomotor
domain)". Khusus mengenai kawasan kognitif dan psikomotor domain
yang menjadi sorotan dalam kajian ini memiliki enam jenjang,
sebagaimana dikemukakan Alam Abin Syamsudin Makmun (1990 : 15)
sebagai berikut :
1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu
yang sebelumnya sudah dikenal.
2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan
dikomunikasikan dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.
3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi
dengan situasi nyata atau khusus, dalam arti bahwa dapat
memberikan contoh atau menggunakan dengan tepat atau
memecahkan masalah.
4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen
menjadi kesatuan yang membentuk keseluruhan.
5) Syintesa (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan
kesimpulan tentang berbagai hubungan yang abstrak.
6) Evaluation (evaluasi), yaitu memberikan penilaian pada
program atau yang telah diberikan.
Berdasarkan urian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis
dapat mengemukakan bahwa indicator hasil belajar siswa berhubungan
dengan hal yang bersifat konkrit (nilai hasil belajar sebagai
manifestasi dan pengetahuan) dan bersifat abstrak (perilaku siswa
sebagai manifestasi dan keterampilan). Dengan kata lain bahwa
indikator hasil belajar siswa terdiri dari indikator yang berhubungan
dengan aspek hasil berupa kemampuan siswa dalam hal pengetahuan, sikap
dan keterampilan serta aspek proses yang berhubungan dengan perilaku
siswa ketika sedang mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
2. Tata Surya
Dwi Suhartati, dkk. (2008 : 112-118), menyatakan bahwa tata surya
adalah rumpun planet, bulan dan serpihan antariksa yang mengorbit di
sekeliling matahari. Semua itu disatukan oleh gaya tarik gravitasi
matahari. Sistem tata surya kemungkinan terbentuk dari awan besar, gas
dan debu antar bintang yang menjadi satu karena gaya gravitasinya
sendiri, sekitar lima milyar tahun yang lalu.
Tata surya kita terdiri dari matahari, planet-planet dan semua
benda angkasa yang beredar di sekelilingnya seperti astelit, meteorid,
komet, dan asteroid. Matahari sebagai pusat tata surya. Planet-planet
mengelilingi matahari sesuai dengan orbitnya yang disebut revolusi.
Orbit adalah garis edar planet mengelilingi matahari. Bidang tempat
beredarnya planet-planet disebut bidang ekliptika. Kala revolusi
adalah waktu yang diperlukan planet untuk satu kali berevolusi. Selain
berevolusi, planet juga berotasi. Rotasi adalah planet berputar pada
porosnya. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi disebut kala
rotasi.
Berdasarkan jaraknya dengan matahari, planet-planet dikelompokkan
menjadi : (a) Planet Dalam, terdiri dari empat planet yang terdekat
dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dan (b) Planet
Luar, yang terdiri dari lima planet yang letaknya jauh dari matahari
yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Antara kedua
kelompok planet tersebut, tepatnya anatara planet Mars dan Yupiter
terdapat sabuk asteroid.
Berdasarkan komposisi bahn penyusunnya, planet dikelompokkan
menjadi (a) Planet Teresterial, planet-planet yang berukuran kecil,
rapat, dan mempunyai permukaan yang keras. Contohnya : Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, (b) Planet Jovian, planet-planet yang sebagian
besar merupakan gas. Contohnya : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
3. Metode Pembelajaran
Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi, dan
eksperimen. Dimana masing-masing metode mempunyai suatu karakteristik
dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada sutu metode yang paling baik,
tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pendekatan keterampilan proses yaitu seluruh keterampilan yang
diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, keterampilan fisik maupun
keterampilan sosial. (Nuryani dan andrian Rustam, 1997 : 18)
Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 96), metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku
baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam
memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang harus
disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu
metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi
setempat, fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme
guru.
4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen sebagi salah satu metode pembelajaran adalah
suatu cara penyajian bahan pembelajaran dengan mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu proses
percobaan. Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 150) dengan metode
eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan diantaranya
Bagaimana cara mengerjakannya ? Cara manakah yang paling baik ? Apa
yang akan terjadi dengan reaksi itu ?
Meode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui suatu
hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan data,
percobaan, dan analisis.
Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang memungkinkan
siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan
atau hipotesis yang dipelajari. Metode ini dapat menumbuhkan cara
berpikir rasional dan ilmiah. Siswa mampu menggunakan logika berpikir
induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang
dikumpulkan melalui percobaan. http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-
content/uploads/2008/11/inisiasi-iv.doc.
Muhammad ali, (1990 : 104) mengemukakan metode eksperimen adalah suatu
metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa untuk
melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan hasil
percobaan itu.
Dari pendapat beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa
secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu
proses percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai percobaan,
anak akan menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.
B. Hipotesis Tindakan
Untuk mengurangi kebiasaan terhadap data penelitian diperlukan
adanya hipotesis tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto (1998 : 62), "Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul dan sekurang-kurangnya mengandung dua variabel atau
lebih". Berdasarkan konsep tersebut, maka peneliti mengemukakan hipotesis
penelitian yaitu "Pelaksanaan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa Kelas VI Mata Pelajaran
IPA di SD Negeri Cimanggu 01, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap".
C. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat
penguasaan materi 70% ke atas atau pencapaian nilai 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah
siswa yang tuntas telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keterlibatan siswa)
dinyatakan berhasil jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif
selama proses pembelajaran berlangsung.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan di
Sekolah Dasar Negeri Cimanggu 01Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya
dan interaksi bumi dalam tata surya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan
menggunakan model atau charta.
2. Waktu pelaksanaan
Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan
September 2011 sedangkan per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut :
Siklus Pertama : 09 September 2011 dan 11 September 2011
Siklus Kedua : 16 September 2011 dan 19 September 2011
Siklus Ketiga : 23 September 2011 dan 26 September 2011
B. Prosedur Umum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pochiati Wiriaatmadja (2006 : 62), Perbaikan pembelajaran
direncanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), mengamati
(observation), dan refleksi (refleksi).
Gambar 3.1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan,
dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif.
Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa
yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa melakukan,
bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.Setelah
pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan
dalam bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu
diperhalus, hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian
pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi upaya perbaikan yang
dipikirkan. Sebaiknya perencanaan tersebut didiskusikan dengan teman
sejawat untuk memperoleh masukan, dan sebelum direncanakan
disimulasikan dulu bersama teman sejawat.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanaan telah dirumuskan sebelumnya merupakan
perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata
merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik
tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan
tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan
di lapangan. Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu
jauh menyimpang. Jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak
direncanakan, maka guru hendaknya merumuskan perencanaan kembali
sesuai dengan fakta baru yang diperoleh.
3. Pengamatan
Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan
hendaknya juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang
terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai
dengan form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan dan kesan-
kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam
proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan kegiatan
pemantauan dapat dilakukan oleh guru lain. Disinilah letak kerja
kolaborasi antar profesi. Namun, jika petugas pemantau itu bukan
rekanan peneliti, sebaiknya diadakan sosialisasi materi pemantauan
untuk menjaga agar data yang dikumpulkan tidak terpengaruh minat
pribadinya. Untuk memperoleh data yang lebih obyektif, guru dapat
menggunakan alat-alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam
video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan
kegiatan, lakukanlah evaluasi terhadap hal-hal yang telah
direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses
tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan
yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.
4. Refleksi
Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah
terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau
apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan.
Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru
hendaknya terlebih dahulu menentukan criteria keberhasilan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur
untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun,
dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak
lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan"
sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan
bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian
tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk
siklus. (http://www/santyasa/penelitian_tindakan_kelas.pdf)
Hasil refleksi terhadap tindakan yang direncanakan akan
digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang
dilakukan belum berhasil memecahkan masalah.
Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus Perbaikan Pembelajaran
(dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali
perbaikan yang diinginkan telah terjadi, maka kegiatan pembelajaran
telah berakhir. Namun apabila muncul masalah baru yang perlu diatasi,
akan kembali dicari pemecahannya melalui daur PTK.
C. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri
Cimanggu 01 dan teman sejawat.
2. Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang
terdiri atas:
a. Proses belajar mengajar
b. Data hasil belajar / tes formatif
c. Data keterkaitana antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Data proses belajar mengajar diambil saat pelaksanaan perbaikan
tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data hasil belajar diambil dengan mengadakan tes formatif.
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
diambil dari RPPP dan lembar observasi.
d. Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes
formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari
alternatif pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.
4. Informasi Tentang Observer
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas direncanakan dalam
tiga siklus perbaikan pembelajarn. Selama proses pengambilan data,
peneliti dibantu oleh teman sejawat.
Nama : SUPARMANTO, S.Pd
NIP : 19580912 197802 1 001
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Sekolah
Tugas : Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran.
D. Deskripsi per Siklus
1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di
bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : "Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari"
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan
menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 09 September 2011 dan 11 September 2011
2. Siklus Kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di
bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : "Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari"
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan
menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 16 September 2011 dan 19 September 2011
3. Siklus Ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam
dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di
bawah ini :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VI (enam) / 2
Kompetensi Dasar : "Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari"
Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan
matahari
2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan
menggunakan model atau charta.
Waktu Pelaksanaan : 23 Pebruari 2009 dan 26 Pebruari 2009
B. BIAYA PENELITIAN
Biaya yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti.
Adapun biaya tersebut adalah :
1. Foto copy : Rp. 75.000
2. Kertas folio 1 pack : Rp. 35.000
3. Jilid buku : Rp. 50.000
4. Rental komputer : Rp. 150.000
5. Seminar : Rp. 300.000
6. Alat tulis : Rp. 20.000
Jumlah : Rp. 630.000
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper
Saddle River, New Jersey: Pearson International Edition.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: PT Bumi Aksara
-----------------------
Perencanaan
Mengamati
Refleksi
Pelaksanaan
Re-
planning
Re-
planning
Planning
Reflecting
Observing
Re-Acting
Re- Acting
Acting
Re-Reflecting
Re-Reflecting
Re-
Observing
Re-
Observing
1.
Finish (Conclution)