LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS BERBENTUK PROCEDURE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI KELAS KEL AS IX A SMP SM P PASUNDAN BANJAR
Sisusun Oleh: Rd FRISKA MAHYUDIN SYAH, S.Pd NIP. 197704012009021006 197704012009021006
SMP SMP PASUNDAN BANJAR Jalan Tentara Pelajar No. 158 Tlp (0265) 742014 Kota Banjar
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Judul Penelitian
: Upaya Upaya
Peningkatan
Kem Ke mampuan
S iswa
Menulis
Teks Teks
Berbentuk Procedure Melalui Metode Make a Match di Kelas IX A SMP Pasundan Banjar Peneliti
: Rd. Friska Fr iska Mahyudin Mah yudin Syah Sya h, S.Pd
(SMP Pasun Pasu ndan da n Banjar)
Anggota
: 1.
Ina Ina K urniasih, S.Pd
(SMPN 6 Banjar) Banjar)
2.
Ai Dahlia, S.Pd
(SMP PGRI Batulawang)
3.
Atin Rofiqoh, S.Pd
(SMPN 8 Banjar) Banjar)
4.
Nana Mardiana, S.Pd
(MTs Miftahul Hidayah)
5.
Maya Ulfah Effendy, S.Pd
(SMP Islam Islam Al A l- Azhar) Azhar)
Kepala SMP Pasundan Banjar,
Guru Pemandu,
S O B A R, S.Pd NIP. 196002152006041006 196002152006041006
DEDE DARUSMAN, S.P S .Pd d NIP. 197408201999031006 197408201999031006
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Judul Penelitian
:
Upaya Upaya Peningkatan Kem Ke mampu amp uan S iswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Metode Make a Match di Kelas IX A SMP Pasundan Banjar
2. Identitas Identitas Peneliti a. Nama Lengkap
:
Rd. Friska Mahyudin Syah Sya h, S.Pd
b. Jenis Kelamin
:
Laki-Laki
c. NIP
:
197704012009021006
d. Pangkat. Pangkat. Golongan
:
Penata Muda. III a
e. Sekolah
:
SMP Pasundan Banjar
f.
:
Jalan Tentara Pelajar No. 158 Kota Banjar
3. Lama Lama Pe nelitian nelitian
:
2 Bulan
Dari Bulan
:
Februari
Sampai Bulan
:
Maret
Alamat
Mengesahkan
Banjar, 23 Maret 2010
Guru Pemandu
Penyusun,
Ded De de Darus Darus man, S.Pd NIP. 197408201999031006 197408201999031006
Rd. Friska Mah M ahyud yudin in Syah, S.Pd S. Pd NIP. 197704012009021006 197704012009021006
Mengetahui, Kepala SMP Pasundan Banjar
SOBAR, S.Pd NIP. 197308201999031006 197308201999031006
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan tuntas dan tepat waktu.Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun dalam rangka pelaksanaan program BERMUTU ( Better Education Through Reformed Managament and Universal Teachers Upgrading ) MGMP Bahasa Inggris. Penulisan proposal ini
selesai berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih tersampaikan kepada : 1.
SOBAR, S.Pd, Kepala SMP Pasundan Banjar atas ijin, motivasi dan dukungannya menyelenggarakan penelitian di SMP Pasundan Banjar.
2.
Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dinas Pendidikan Kota Banjar, Hj. Euis Srinengsih, M.Pd.
3.
Ibu Dra, Hj. Nur rahmiyati, PKS Kurikulum SMP Pasundan Banjar atas saran dan dukungannya selama melaksanakan penelitian.
4.
Dede Darusman, S.Pd, sebagai guru pemandu MGMP BERMUTU Mata Pelajaran Bahasa Inggris atas bimbingan dan diskusinya yang sangat bermanfaat bagi penyusun dalam penyelesaian penelitian ini.
5.
Para fasilitator dan pemateri yang telah memberikan materi BERMUTU selama 16 pertemuan yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas guru.
6.
Pengurus MGMP Bahas Ba hasaa Inggris yang senantiasa me me mberikan mberika n pel pe la ya na n maksimal kepada kami.
7.
Rekan-rekan Guru kelompok kelas 3 MGMP Bahasa Inggris 1 Kota Banjar atas kerjasama dan diskusinya sehingga proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan tepat waktu.
8.
Semua guru dan rekan Guru MGMP Bahasa Inggrsi 1 yang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak diberkati Allah SWT. Tersadar bahwa Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak tetap terbuka guna penyempunaan pe nyempunaan dan da n perbaikan perba ikan tindak lanj lanj ut.
Sem Se mo ga p elaksanaan elaksanaa n dan da n hasil
penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat dan peningkatan dalam proses pembelajaran di kelas. Banjar, 23 Maret 2010 Peneliti
Rd. Friska Mahyudin Syah, S.Pd NIP 197704012009021006 197704012009021006
ABSTRAK
Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: kosa tata, tata bahasa dan pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat keterampilan keteramp ilan berbah berba hasa d i atas, Writing Writ ing (menulis) (menulis ) merupakan erupak an salah satu satu kemampuan ke mampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa tentang mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure pada semester 2 sebanyak 60% siswa masih berada di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Permasalahan tersebut sangat menarik perhatian penulis untuk mencoba memaparkan topik analisa terhadap kemampuan siswa menulis teks berbentuk posedur melalui model pembelajaran make a match. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IX A SMP Pasundan Banjar dengan dengan jumlah siswa sebanyak 41 41 siswa. Penelitian ini merupaka merupakan n penelitian yang yang dilakukan melalui MGMP program BERMUTU yang pada pelaksanaannya peneliti sebagai Guru Model berkolaborasi dengan 5 orang guru Bahasa Inggris yang tergabung dalam kelompok guru yang mengajar di kelas IX. Waktu pelaksanaan pada Bulan Februari Februar i sa mpai pa i dengan de ngan Maret 2010 atau pada se se mester 2. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk menyusun teks procedure, mengembangkan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan, Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan komunikasi dengan mengemukakan gagasan, pendapat dan perasaanny perasaa nnyaa secara secara seder hana baik lisan mau ma upun tertulis. Teknik Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi/ pengamatan dan pemberian test performance siswa dengan bentuk test tulis. Dari penelitian yang telah dilaksanakan, hasil pengamatan mengindikasikan bahwa 29 dari 41 siswa (70,73%) terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Nilai siswa hasil dari evaluasi test tulis hanya 1 orang siswa (0,22%) saja yang masih belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai post test siswa berupa evaluasi individu melalui Lembar Kerja Siswa menunjukan Sebanyak 3 siswa (0,07%) mendapat
nilai C „good‟, 17 siswa (0,41%) mendapat nilai D „fair‟, 20 siswa (0,49%) mendapat nilai E „poor‟
Akhirnya penulis menyimpulkan berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas bahwa tujuan penelitian yang telah dilaksanakan mengalami keberhasilan. Dengan kata lain, impelmentasi tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berbentuk prosedur dan meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
Halama Halaman n Judul Halaman Pengesahan …………………………………………………………
i
Kata Pengantar ………………………………………………………………..
iii
Abstrak Abstrak ......................................... ............................................................... ........................................... ........................................... ........................ ..
v
Daftar Daftar Isi Is i ……………………………………………………………………...
vi
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Latar Bel Be lakang …………………………………………………… 1.2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
II.
1
…………………….. 4
1.2.1. Rumusan Rumusan Masalah ........................................... ............................................................... ....................
4
1.2.2. Pemecahan Pemecahan Masal Masa lah ........................................... ........................................................... ................
4
1.3. Tujuan Tujuan Pen Pe nelitian …………………………………………………
5
1.4. Manfaat Hasil Penelitian …………………………………………
6
1.5. Definisi Definisi Operasional Operasional ……………………………………………...
7
1.6. Batasan Batasan Masalah ........................................... ......................................................................... ................................ ..
7
1.7. Hipotesis Hipotesis Pene litian litian ................................................. ...................................................................... .....................
8
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA RENCAN A TINDAKAN TINDA KAN
2.1.
Kajian Pustaka Pustaka …………………………………………………… ……… …………………………………………… 9 2.1.1. Procedure
Text …………………………………………… 9
2.1.2. Contextual Teaching and Learning (CTL) ........................ 2.1.3. Cooperative
Learning (CL) ………………………… .......
2.1.4. Model Pembelajaran Make a Match ................................. 2.2. Rencana Tindakan …………………………………………… ......
9 10 11 13
III.
IV.
V.
PELAKSANAAN PEN PEN EL ELITI ITIAN AN
3.1.
Setting Penelitian ………………………………………………… ……………………………………… ………… 15
3.2
Persiapan Penelitian ……………………………………………...
16
3.3. Prosedur Prosedur Penelitian ……………………………………………….
16
3.4. Siklus Siklus Penelitian …………………………………………….........
19
3.5. Pembuatan Pembuatan Instrumen …………………………………………….
22
3.6. Analisis Analisis da n Refleksi Refleksi ................................................... ..................................................................... ..................
23
HASIL PEN PEN EL ELII TIAN DAN PEMBAHA PEMB AHASAN SAN
4.1. Deskripsi Deskripsi Lapora Laporan n Tindakan S iklus iklus 1 .......................................... ............................................ ..
24
4.1.1. Hasil Tindakan Tindakan .......................................... ............................................................... ............................ .......
24
4.1.2. Hasil Pe ngamatan/ ngamatan/Obser Obser vasi ......................................... ................................................ .......
26
4.1.3. Hasil Test Test Performanc Pe rformancee Siswa .............................................. ..............................................
28
4.1.4. Hasil Re fleks fleksii Siklu Sik luss ke 1 .................................................... ....................................................
32
4.2. Deskripsi Deskripsi Lapora Laporan n Tindakan S iklus iklus 2 .......................................... ............................................ ..
34
4.2.1. Hasil Tindakan Tindakan .......................................... ............................................................... ............................ .......
34
4.2.2. Hasil Peng Pe ngamatan/ amatan/Obser Obser vasi ................................................ ................................................
36
4.2.3. Hasil Test Test Performanc Pe rformancee Siswa .............................................. ..............................................
39
4.2.4. Hasil Re fleks fleksii Siklu Sik luss ke 2 .................................................... ....................................................
42
4.3. Pemba Pemba hasan ............................................... .................................................................... .................................... ...............
42
KESIMPULAN KE SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Kesimpulan ......................................... .............................................................. ............................................ .......................
45
5.2. Saran ..................................................................... ........................................................................................... .......................... ....
45
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penguasaan kemampuan Bahasa Inggris ( language skill) merupakan sebuah syarat mutlak yang harus dimiliki di era komunikasi dan globalisasi saat ini. Pembelajaran Bahasa Inggris ( Language Learning) di jenjang SMP merupakan materi pokok sebagai bagian dari fungsi pengembangan diri siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Pengeta huan, teknologi tekno logi dan da n se ni yang d iharapkan iharapka n setelah sete lah me me na matkan studi, Mereka mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian sebagai bekal hidup di masa mendatang. Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat
keterampilan berbahasa di atas, Writing (menulis) (me nulis) merupakan salah satu sat u kemampuan ke mampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti mengingat kemampuan menulis (writing ability) sangatlah dipengaruhi oleh penguasaan kosa kata, struktur bahasa dan kemampuan siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah teks yang berterima. Perbedaan secara grammatical antara bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama merupakan masalah yang sering timbul pada saat belajar menulis. Kemampuan mengungkapkan makna dalam langkah retorika
dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar lancar dan berterima ber terima untuk berin ber interaksi teraksi dalam da lam konteks kehidupan kehidupan seharisehari- hari dalam da lam teks procedure dan report adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus berbentuk procedure
dikuasai oleh siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembelajaran mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk untuk berinteraks berinteraksii dalam konteks kehidupan sehari-hari sehari-har i dalam teks berben berbe ntuk procedure procedure telah telah pe nulis nulis laku lak ukan secara kl k lasikal. Da lam pem pe mbe lajaran tersebu terseb ut pe nulis nulis menjelaskan menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam indikator sebagai berikut : -
Menyusun kalimat acak menjadi teks yang padu berbentuk procedure . Dalam kegiatan inti pembelajaran, siswa biasanya diberi contoh teks monolog
berbentuk procedure dan siswa diminta untuk mencari arti dari teks tersebut yang kemudian kemudian dirangkai menjadi sebu seb uah kalimat yang be nar. Proses Pr oses pembelajaran pembelajaran seperti sepert i itu sudah biasa dilakukan oleh penulis dan ternyata hasil pembelajaran siswa tidak sesuai yang diharapakan dan siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penulis memperoleh data dari hasil pengamatan melalui refleksi yang dilakukan bahwa siswa siswa ter lihat lihat pasif, pas if, bosan dan bah ba hkan ada beberapa siswa yang mengeluh t idak percaya diri dalam mengungkapkan ide atau gagasannya. Mereka tentunya kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini sangat mengundang pertanyaan dan asumsi bahwasannya metode pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal) dan cenderung tidak efektif. Setelah mengamati uraian di atas, dapat dilihat sebuah gambaran kegagalan terhadap hasil dan proses belajar dan hal tersebut merupakan masalah yang harus segera
diatasi. Sebagai upaya memperbaiki kegagalan tersebut penulis berusaha mencari metode dan strategi pembelajaran yang tepat sebagai solusi selanjutnya. Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan. Setelah mengikuti pelatihan guru melalui MGMP BERMUTU ( Better Education Through
Reformed
Management
and
Universal
Teachers
Upgrading )
yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Banjar, serta pengalaman penulis saat mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan, penulis mencoba menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning dan pendekatan Cooperative Learning dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match . Penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul,
“Upaya Peningkatan
Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model Pembelajaran Make a Match di Kelas IX A
SMP Pasundan Banjar”
1.2.Perumusan 1.2.Perumusan Mas alah dan dan Pemecahan Pemecahan Mas alah 1.2.1. Perumusan Perumusan Masalah M asalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian penelitian ini adalah :
”Apakah melalui Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match
dapat meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Menyusun Teks Berbentuk Procedure di Kelas IX A SMP Pasundan Banjar ?” 1.2.2. Pemecahan Pemecahan Masalah M asalah
Terdapat tiga macam modalitas belajar yang digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran, yaitu pemrosesan informasi, dan komunikasi (DePorter, dkk, 2000). Senada dengan yang diungkapkan oleh Tim Power Brain Indonesia dalam situsnya menyatakan bahwa secara ilmiah sudah diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi tersebut manusia dibagi menjadi 3 bagian; manusia visual, yang mana ia akan secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/ dilihatnya; manusia auditorik, di mana informasi yang masuk melalui apa ya ng didengarnya aka aka n diserap diserap secara secara optimal; opt imal; dan manusia kinestetik, di mana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih
dahulu “dicontohkan” atau ia membayangkan
orang lain tersebut melakukan hal tadi (http://www.medikaholistik.com) (http://www.medikaholistik.com).. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba model pembelajaran Make a Match atau mencocokkan kartu yang berisi kalimat acak menjadi sebuah teks yang
berterima. Model Pembelajaran Make a Match merupakan implementasi dari Metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Hal ini senada dengan pendapat Nurhadi
(2004: 148-149) kunci dalam pembelajaran kontekstual adalah; (1) real word learning ; (2) mengutamakan pengalaman nyata; (3) berpikir tingkat tinggi; (4) berpusat pada
siswa; (5) siswa aktif, kritis dan kreatif; (6) pengetahuan bermakna dalam kehidupan; (7) pendidikan atau education bukan pengajaran atau instruction; (8) memecahkan masalah; masalah; (9) siswa akting, guru mengarahkan, bu b ukan guru gur u akting akt ing,, siswa menonton enonto n; (10) hasil belajar di ukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes. Dengan demikian pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual memiliki ciri harus ada kerja sama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. Proses kegiatan pembelajaran dapat lebih bermakna jika kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berangkat dari pengalaman belajar siswa dan guru yaitu kegiatan siswa dan guru yang dilakukan secara bersama dalam situasi pengalaman nyata, baik pengalaman dalam kehidupan sehari-hari maupun pengalaman dalam lingkungan. 1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kemampuan siswa untuk menyusun teks procedure.
2.
Mengembangkan strategi pembelajara n dan da n mode modell pembelajaran pe mbelajaran yang e fekt if, efisien dan menyenangkan.
3.
Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan komunikasi dengan mengemukakan gagasan, pendapat dan perasaannya dengan sederhana secara tertulis.
1.4.Manfaat Pe Pe nelitian eli tian
a.
Manfaat Manfaat bagi Pe neliti 1.
Mengembangkan
model
pembelajaran
yang
efektif,
efisien
dan
menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi menulis siswa. 2.
Membantu memperbaiki / meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar.
3.
Membantu dalam penyusunan karya ilmiah untuk dijadikan penilaian guna mendapatkan tunjangan sertifikasi guru/pendidik dan meningkatakan kualitas profesionalisme guru.
b.
Manfaat Bagi Siswa 1.
Meningkatkan kemampuan siswa mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure
c.
2.
Meningkatkan rasa senang dan motivasi belajar.
3.
Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menulis teks sederhana
4.
Meningkatkan kompetensi menulis dan prestasi belajar Bahasa Inggris.
Manfaat Bagi Sekolah Melalui
model
pembelajaran make a match
membantu
pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Pasundan Banjar
memperbaiki
1.5.Defin 1.5.De finisi isi O perasio perasion nal
Sebagai upaya memperjelas pemahaman dalam penelitian demi menghindari kesalahan dalam penyusunan penelitian, di bawah ini adalah penjelasan mengenai definisi operasional yang digunakan penulis. 1.3.1.
Kemampuan s iswa dalam dala m me nyusun teks te ks
Siswa mampu mengimplementasikan ide dan gagasannya dalam menyusun kalimat acak menjadi teks yang padu berbentuk procedure. 1.3.2. Proce Procedur duree text
Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang langkahlangkah/metoda/car langkah/metoda/cara-cara a-cara melakuka melakukan n sesuat sesuatu u (Otong Setiawan Dj uharie, uharie, 2006 :38). 1.3.3. Model Pembela Pembelajjaran Make a Match
Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
1.6.Batasan Masalah
Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyusun teks Bahasa Inggris berbentuk procedure. procedure.
BAB II KAJIAN KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kajian Pustaka 2.1.1. Teks Procedure Procedure
Teks procedure merupakan salah satu Genre text selain dari beberapa genre yang dipelajari di tingkat SMP. Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang langkah- langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38). Teks procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedur procedur di d ikena l pula de nga nga n istilah directory. Teks procedure umumnya memiliki struktur : 1.
Goal, tujuan kegiatan,
2.
Materials,
bahan-bahan
yang
diperlukan
untuk
membuat
suatu
barang/melakukan suatu aktifitas yang sifatnya opsional, 3.
Steps, serangkaian langkah.
2.1.2. Contextual Contextual Teaching and a nd Learni Learni ng (CTL ( CTL)) Contextual Teaching Teaching and Learning Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Hal ini senada dengan Mulyasa (2003: 188) siswa memiliki rasa ingin tahu dan memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua siswa sehingga tumbuh tumb uh minat atau ata u siswa term ter mo t ivasi ivasi untuk belajar. M ulyasa (2006:103) juga mengemukakan : pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual; (1) belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yangberpusat pada siswa. siswa. Dari guru akting akting d i depan depan kelas, siswamenonton siswamenonton ke sisw s iswaa aktif bekerja dan dan berkarya, guru mengarahkan; (2) pembelajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategibelajar lebih dipentingkan dib dib anding and ingka kan n hasilnya; (3) ump ump a n balik ba lik amat penting pe nting bagi ba gi siswa; sisw a; (4) men menum umb b uhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting. 2.1.3. Coope Coope rative Learnin Learni ng (CL)
Pendekatan Kooperatif (Cooperative Learning ) merupakan suatu pendekatan pengajaran yang mengutamakan siswa untuk saling bekerjasama satu dengan lainnya untuk memahami dan mengerjakan segala tugas belajar mereka. Kegiatan bekerjasama dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan pe rbedaan ind ind ividu. M enurut Anita Lie Lie (1:10) ada tiga hal yang perlu cooperative learning, : Pengel diper diperh hatikan dalam d alam cooperative Pe ngelo o mpokan, se se ma ngat Gotong Royong,
penataan ruang kelas
Belajar
kelompok,
memiliki
kesempatan
mengungkapkan
gagasan,
mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar karena memiliki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang. Dengan pengalaman belajarnya siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Lundgren mendeskripsikan keterampilan kooperatif yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif sebagai keterampilan interpersonal dalam belajar. Keterampilan kooperatif tersebut meliputi tiga (3) tingkatan, yaitu tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir, dalam setiap tingkat terdapat beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan baik. Keterampilan tersebut antara lain menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, mendorong partisipasi (tingkat awal), mendengarkan dengan aktif, menunjukkan penghargaan dan simpati, bertanya, menerima tanggung jawab, dan membuat ringkasan (tingkat menengah), mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran dan berkompromi (tingkat mahir). Cooperative Learning Learning merupakan satu strategi pembelajaran yang terbaik yang
telah diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk bekerja bersama-sa bersama-sama, ma, belajar belajar lebih cepat da n efisien efisie n, memil me miliki iki da ya ingat ingat yang lebih besar dan mendapat pengalaman belajar yang lebih positif. Pembelajaran kooperatif siswa belajar dan membentuk pengalaman dan pengetahuannya sendiri secara bersama-sama dalam kelompoknya. Penulis sepakat bahwa pendekatan kooperatif sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era KTSP ini, hanya saja tujuh pilar kooperatif ini dianggap
terlalu berat jika akan dilaksanakan semua dalam pembelajaran di SMPN Pasundan Banjar Kelas IX A. Maka dari itu, penulis mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sederhana tanpa mengurangi esensi dari kooperatifitu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model pembelajaran Make A Match. 2.1.4. Model Pembelajaran Make a Match
Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan model pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya kartunya di d iberi ber i poin. Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap Setiap siswa mencari mencari pasangan pa sangan kart kartu u yang cocok dengan kartunya. kartunya. Pemegang Pemegang kartu yang bertuliskan penggalan kalimat prosedur A akan berpasangan dengan
kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di kelompok lain yang memegang kalimat prosedur B dan seterusnya. 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
2.2.
Ren Re ncana cana Tindakan
Rencana tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran Writing agar agar dapat menarik, menarik, sisw s iswaa menjadi termot termotiv ivas asii, minat minat be lajar siswa sis wa tinggi adalah dengan metode pembelajaran kooperatif. Dengan optimalisasi pembelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Kooperatif merupakan alternatif proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan bermakna. Dalam hal ini penulis menggunakan model pembelajaran Make a Match .
Teknik
metode
pembelajaran
make
a
match
atau
mencari
pasangan
dike dike mbangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah Sa lah satu keunggulan keunggulan tehnik te hnik ini adalah siswa
mencari mencari pasangan sambil belajar mengenai mengenai suatu suat u konsep konsep ata u topik dalam dala m suasa suasan na yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Pemegang kartu yang bertuliskan penggalan kalimat prosedur A akan berpasangan dengan kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di kelompok lain yang memegang kalimat procedure B dan seterusnya. 4. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 5. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 7. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 8. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1.
Setting Penelitian
Penelitian Penelitia n tindaka n kel ke las ini d ilaksanakan ilaksanaka n d i SMP Pasundan Banjar. Alamat Ala mat sekolah sekolah
di Jalan Tentara Tentara Pelajar No. 158 Kota Banjar. Penelitian ini merupakan merupakan
penelitian
yang
dilakukan
melalui
MGMP
program
BERMUTU
yang
pada
pelaksanaannya peneliti sebagai Guru Model berkolaborasi dengan 5 orang. Guru Bahasa Inggris yang tergabung dalam kelompok 3. Subyek penelitian yang di ambil adalah kelas IX A SMP pasundan Banjar. Waktu pelaksanaan pada Bulan Februari 2010 atau pada semester 2. Kelas IX A berjumlah 41 siswa, laki-laki 17 dan perempuan 24 siswa dengan latar belakang sosial-ekonomi siswa mayoritas anak buruh dan petani dengan tingkat kesejahteraan menengah ke bawah. Buku-buku pembelajaran yang dimiliki sendiri masih terbatas. Kemampuan akademik siswa masih terbatas karena motivasi belajar siswa yang rendah. Situasi kelas saat pembelajaran masih belum optimal, siswa masih belum be lum seluruhnya selur uhnya mempunyai keaktifan keaktifa n dalam da lam belajar.
3.2.
Persia Persiap pan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pembelajaran kontekstual dengan persiapan : a. Pembuatan lembar instrumen penelitian b. Mempersiapkan Mempersiapka n materi mater i pembelajara pe mbelajaran n untuk tugas o bservas i dan da n d iskusi.
c. Mempersiapkan model pembelajaran dan media pembelajaran d. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar menarik dan mudah dipahami siswa. e. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran. f.
Persiapan p re test, post tes dan pem pe mb ua tan perangkat perangka t penilaia pe nilaian. n.
g. Lembar
penilaian
proses
untuk
memantau
keaktifan,
kemandirian,
kompetensi, kelancaran dan ketepatan. h. Membuat lembar observasi untuk memantau kegiatan proses pembelajaran dan mengetahui optimalisasi pembelajaran make a match.
3.3.
Prose Prose dur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada
prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan ( planning), tindakan (action ), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru MGMP Bahasa Inggris Kelompok 1 yang mengajar di kelas IX. Penulis merencanakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan memilih materi pembelajaran Writing Procedure Text melalui dua siklus pada semester 2 tahun pelajaran 2009-2010. Alokasi waktu yang digunakan pada siklus pertama terdiri dari 2x40 menit. Pada proses pembelajaran ini, penulis melakukan empat langkah teknik
pembelajaran yang meliputi Building Knowledge of The Field (BKOF), Modelling of the Thext (MOT), Joint Contruction of the text (JCOT) dan Individual Contstruction of the Text (ICOT). Langkah-langkah tersebut dilaksanakan juga pada siklus kedua dan
seterusnya apabila diperlukan dalam penelitian ini. Pada langkah BKOF, guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan Tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dimana siswa sering menggunakan teks procedure atau ata u langka langkahh-llang an gkah ka h untuk untuk menjelaskan atau mengajak orang menyusun atau membuat sesuatu. Waktu yang digunakan dalam langkah BKOF dibatasi 10 menit Pada langkah selanjutnya (MOT), guru memberikan contoh teks procedure melalui media In Focus. Siswa diminta untuk mengamati teks procedure langkahlangkah cara membuat coffee. Siswa diminta menuliskan poin-poin penting sebagai langkah membuat coffee instant . Langkah ini dibatasi waktu 10 menit. Langkah selanjutnya merupakan kerja kelompok atau JCOT. Siswa diminta mengelompokkan diri pada kelompok yang telah dibuat dua hari sebelumnya. Tiap kelompok siswa terdiri dari 5 orang siswa. Pada langkah ini Guru membagikan kartu yang berisi kalimat dari beberapa topik teks procedure kepada setiap siswa. Kartu tersebut dibagikan ke tiap kelompok. Tiap kelompok mendapatkan 1 buah kartu yang akan dicari pasangan kalimatnya di kelompok lain. Siswa diminta menyusun kembali kalimat yang disebarkan menjadi teks yang benar. Siswa yang aktif dan benar dalam penyusunan kalimat menjadi teks mendapatkan poin tertinggi. Pada langkah ini siswa dibatasi waktu 20 menit. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.
Setiap Setiap si s iswa men me ncari car i pasang pasa ngan an kartu yang cocok cocok dengan kartunya. kartunya. Pe megang ega ng kartu yang bertuliskan penggalan kalimat procedure A akan berpasangan dengan kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di kelompok lain yang memegang kalimat procedure B dan seterusnya.
5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan menemukan kartu soal atau kartu jawaban ja waban)) akan mendapatkan mendapatkan hukuman hukuman,, yang telah disepakati bersama.
7.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8.
Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
9.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Pada ICOT, siswa diberi kertas kerja yang merupakan lembar soal foto copy berisi kalimat acak ( jumbled sentences) yang harus disusun menjadi teks procedure yang benar. Langkah ini dibatasi waktu 15 menit.
Siklus Penelitian
Dalam pelaksanaannya penulis merencanakan menggunakan 2 siklus sebagai dasar penelitian tindakan kelas. ke las. SIKLUS ke-1
Tahap Perencanaan Perencanaan (Planning), (Planning), mencakup: 1.
Mengana Menganalisi lisiss Sila S ilabus/ bus/ K urikulum Tingkat Satua Satuan n Pendid Pendid ika n
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode CTL dengan menggunakan model Pembelajaran make a match. 3.
Merancang model pembelajaran klasikal.
4. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif. 5. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir). 6. Menyusun kelompok belajar peserta didik. 7. Merencanakan tugas kelompok.
Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup: 1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan. 2. Menerapkan model pembelajaran klasikal. 3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana. 4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. 5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.
Tahap Mengamati (observation), mencakup: 1. Melakukan diskusi dengan guru Bahasa Inggris kelompok 1 MGMP Bahasa Inggris Kota Banjar dan kepala sekolah untuk rencana observasi. 2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran klasikal yang dilakukan guru kelas IX. 3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran klasikal. 4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahankelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Tahap refleksi (Reflection), mencakup: 1.
Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran klasikal dan mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran klasikal. 4.
Melakukan refleksi terhadap kreativitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
5.
Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.
SIKLUS ke-2
Tahap Perencanaan (Planning), mencakup: 1.
Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. 3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1. Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup: 1.
Melakukan analisis pemecahan masalah.
2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Make a Match. Tahap Mengamati (observation), mencakup: 1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran Make a Match. 2. Mencatat perubahan yang terjadi. 3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan. Tahap Refleks R efleksii (Reflection), (Reflection), mencakup: 1. Merefleksikan Merefleksikan proses pembelajaran pembelajara n make a match 2. Merefleksikan
hasil
belajar
peserta
didik
pembelajaran make a match. 3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian. 4. menyusun rekomendasi.
dengan
penerapan
model
Dari tahap kegiatan pada siklus 1 dan 2, hasil yang diharapkan adalah agar (1) peserta didik memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pem pe mbelajara be lajaran n Bahasa Inggris; (2) guru guru memi memiliki liki kemampua ke mampuan n merancang merancang dan da n menerapkan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan (3) terjadi peningkatan prestasi peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
3.4.
Pembuatan Pembuatan Instrumen I nstrumen
Pengamatan yang dilakukan secara kolaboratif yang melibatkan guru mata pelajara pelajaran n yang yang seje nis nis sebag seba gai peng pe ngamat amat d i kelas kelas ini menggunakan menggunakan instr instrumen umen penelitian penelitian sebagai berikut : a.
Potongan kartu yang berisi kalimat procedure yang di acak dan dibagikan kepada siswa (satu kelompok diberi satu buah kartu) sebagai instrumen menyusun sebuah teks procedure.
3.5.
b.
Lembar Observasi dan Lembar Cek list
c.
Lembar Lembar Kerja Siswa sebag seba gai evaluas evaluasii atau penilaian
Analisis dan Refleksi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah memanfaatkan analisa deskriptif kuantitatif dari proses dan hasil belajar. Analisis juga dilakukan dari hasil observasi. Analisis berdasarka n siklus yang yang secara bertaha berta hap. p.
Analis Analisis is 1 dalam siklus sik lus 1
yang hasilnya direfleksikan ke siklus 2. Refleksi yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Penelitian dengan metode pembelajaran kontekstual ini,
peneliti berharap siswa akan menjadi lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Tindak lanju lanj ut dalam da lam penelitian penelitia n ini siswa dapat menjadi menjad i lebih aktif ak tif dan da n pembelajaran pe mbelajaran kontekstual akan dilakukan secara berkesinambungan oleh guru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dijelaskan dalam bab ini mencakup siklus ke satu dan siklus kedua sesuai perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Bab ini melaporkan hasil dari test writing procedure text pada tahap akhir masing-masing siklus. Hasli penelitian dapat tergambar melalui tahapan sebagai berikut.
Kondisi awal
tindakan
Guru
Siswa
Belum menggunakan media video dan teknik MAKE A MATCH MATCH dalam mengajar Teks Prosedur
Hasil belajar siswa pada mater i menyusun Teks Teks Prosedure rendah
Menggunakan media media Video dan teknik teknik MAKE A MATCH dalam Menyusun Teks Prosedur
kondisi akhir
4.1.
Diduga melalui penggunaan Media Video dan Teknik Pembelajaran Make a Match meningkatkan hasil belajar siswa menyusun teks berbentuk prosedur pr osedur
SIKLUS I
Menggunakan teknik MAKE A MATCH, tapi tidak semua semua siswa terlibat
SIKLUS II
Menggunakan media Video dan Siswa diberi kartu seluruhnya seluruhnya sec secara ara berkelompok kecil
Deskr Des krip ipsi si Laporan Tinda Tindakan kan Siklus S iklus ke 1 4.1.1. Hasil Tinda Ti ndakan kan
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus ke 1 merupakan hasil dari 1 pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2010 jam ke 1-2 (07.00 – 08.20) dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini
mencakup mencakup peren pere ncanaan, canaan, imple implement mentasi asi tindakan tindakan ( BKOF, MOT, JCOT, ICOT), observasi observas i dan refleksi tindakan. Pada proses pembelajaran ini, penulis melakukan empat langkah teknik pembelajaran yang meliputi Building Knowledge of The Field (BKOF), Modelling of the Thext (MOT), Joint Contruction of the text (JCOT) dan Individual Contstruction of the Text (ICOT). Langkah-langkah tersebut dilaksanakan juga pada sikllus kedua dan
seterusnya apabila diperlukan dalam penelitian ini. Pada langkah BKOF, guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dimana siswa sering menggunakan teks procedure atau ata u langka langkahh-llang an gkah ka h untuk untuk menjelaskan atau mengajak orang menyusun atau membuat sesuatu. Waktu yang digunakan dalam langkah BKOF dibatasi 10 menit Pada langkah selanjutnya (MOT), guru memberikan contoh teks procedure melalui media In Focus. Siswa diminta untuk mengamati teks procedure langkahlangkah cara membuat coffee. Siswa diminta menuliskan poin-poin penting sebagai langkah membuat coffee instant. Langkah ini dibatasi waktu 10 menit. Langkah selanjutnya merupakan kerja kelompok atau JCOT. Siswa diminta mengelompokkan diri pada kelompok yang telah dibuat dua hari sebelumnya. Tiap kelompok siswa terdiri dari 5 orang siswa. Pada langkah ini Guru membagikan kartu yang berisi kalimat dari beberapa topik teks procedure kepada setiap siswa. Kartu tersebut dibagikan ke tiap kelompok. Tiap kelompok mendapatkan 1 buah kartu yang akan dicari pasangan kalimatnya di kelompok lain. Siswa diminta menyusun kembali kalimat yang disebarkan menjadi teks yang benar. Siswa yang aktif dan benar dalam
penyusunan kalimat menjadi teks mendapatkan poin tertinggi. Pada langkah ini siswa dibatasi waktu 20 menit. Pada ICOT, siwa diberi kertas kerja yang merupakan lembar soal foto copy berisi kalimat acak ( jumbled sentences) yang harus disusun menjadi teks procedure yang benar. Langkah ini dibatasi waktu 15 menit.
4.1.2. Hasil Pengamatan/ Pengamatan/ Obse rvasi
Hasil Pengamatan pada siklus ke-1 merupakan hasil pengamatan para observer pada proses pembelajaran tahap BKOF, MOT dan JCOT yang dilakukan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning melalui model pembelajaran make a match. Para observer observer yang merup merupakan akan guru Bahasa Inggris yang ya ng tergabung
dalam MGMP Kota Banjar kelompok kelas 3 melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi berbentuk form check list ( ). Ind Ind ikator yang ya ng d iamati amat i selama proses pembelajaran meliputi tiga indikator, yaitu perhatian siswa terhadap materi pelajaran, k erjasama kelompok, kelompok, partisipasi. partisipasi.
Pada kegiatan inti (BKOF, MOT, JCOT) guru menjelaskan struktur penyusunan teks procedure dengan menggunakan media in focus kemudian guru menyuruh siswa membentuk kelompok dan siswa diberi kartu yang berisi kalimat acak. Siswa diminta mencari pasangan kalimat yang ada di kelompok lain. Dibawah ini adalah hasil pengamatan para observer.
TABEL HASIL PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS PROSEDUR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN M AKE A MATCH PERTEMUAN KE 1 SIKL US 1
Kelas
: IX A
Aspek Skill Sk ill
: Writing Writ ing
No
Nama
1 2
Ade Entris Entr is F irmansyah Adis Yudistira Yudist ira
3
Agus Rusdi Rusd iat
4
Arapat Saha Sa hara ra
5
Asep Rianto
6 7
Cici Darus
8 Dadan Ram Ra mdani da ni 9 Delis Meliani 10 Deri Gumilar 11 Dikha P uspa uspa W 12 Doni K urniawan 13 Eli Wahyuni Wah yuni 14 Enci Enci S upr iatin at in 15 Endah Endah Yulianti 16 Erik Darusm Dar usmaa n 17 Erna Erna Wati Wat i 18 Erni 19 Euis Solihat So lihat 20 Handi S unantoro 21 Hendiana 22 Hera Hera Cahyaningsih 23 Ika Karti Kart ika 24 Jena Jena l MA 25 Kicin Dini 26 Lastri 27 Muhrohil 28 Neni S uhesti 29 Nia Kaning Ka ningsih sih 30 Okfi Lestari
Indikator 1
√ √
2
√
3
√
√
√
√ √ √
2
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √
Aktif
√ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √
√
3 0 3 0 2 1 0 1 1 1 1 1 3 0 2 0 0 1 3 3 3 0 2 1
Pasif
√ √ √ √ √
1 0
√
√ √
1 3
Kategori
1
√ √ √
Total
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Reni N uraeni uraeni Riyan Riyan S upriadi Risa Risa Fatm Fat mawat i Rully Nurdia Nurdian nti Saepul Uyun Sena Destiana Tati Tati S udarti Usi Veni Lutviani Lutvia ni Wandini Srilya Sr ilya M Yuli Yulian Yulia nti TOTAL
PROSENTASE PROSENTASE Keterangan Indikator: 1. Perhatian 2. Kerjasama 3. Pasritipasi
√ √ √
√
√ √
√ 20
√ 19
√ 21
3 2 2 2 0 3 1 3 1 0 3 60
48,78
46,34
51,22
48,78
√ √
√
√
√
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18
23
43,90
56,09
Berdasarkan hasil penilain proses dari tabel di atas dilihat bahwa sebanyak 18 orang siswa (43%) siswa aktif mengikuti proses pembelajaran melalui model pembelajaran make a match . Jumlah siswa yang pasif lebih besar yaitu sebanyak 23 orang (56%). 4.1.3. Hasil Test Performan Performa nce
Selain lembar penilaian proses, dalam upaya mengumpulkan data, peneliti menggunakan instrumen test tulis yang merupakan kalimat acak (jumbled sentences) dibagikan kepada siswa secara individu. Proses ini dilakukan pada akhir pembelajaran berupa berupa evaluas evaluasii pembelajaran pembelajaran pertemuan pertemua n ke-2. Berikut nilai hasil belajar siswa yang terangkum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1:
Hasil test tes t Wr Writing iting Me nyusun yusun Kalimat Siklus Sikl us 1 DAFTAR DAFTAR NILAI N ILAI SISWA KELA K ELAS S IX A SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009-2010 MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
L
60
50
110
2
Ade Entris Firmansyah Adis Yudistira
RATARATA 55,00
L
70
62
132
66,00
3
Agus Rusdiat
L
4
L
60 55
120 120
60,00 60,00
5
Arapat Sahara Asep Rianto
60 65
L
50
60
110
55,00
6
Cici
P
7
L
65 60
130 135
65,00 67,50
8
Darus Dadan Ramdani Ramdani
65 75
L
50
60
110
55,00
9
Delis Delis Meliani
P
10
L
60 60
125 120
62,50 60,00
11
Deri Gumilar Dikha Puspa W
65 60
P
75
70
145
72,50
12
Doni Kurniawa Kurniawan n
L
13
P
65 60
125 125
62,50 62,50
14
Eli Wahyuni Enci Supriatin
60 65
P
60
60
120
60,00
15
Endah Yuliant Yuliantii
P
16
L
60 66
115 126
57,50 63,00
17
Erik Darusman Erna Wati
55 60
P
65
60
125
62,50
18
Erni
P
19
P
60 65
120 135
60,00 67,50
20
Euis Solihat Handi Sunantoro
60 70
L
60
60
120
60,00
21
Hendiana
L
22
P
65 60
135 125
67,50 62,50
23
Hera Cahyani Cahyanings ngs ih Ika Kartika
70 65
P
55
55
110
55,00
24
Jenal MA
L
25
P
55 65
115 135
57,50 67,50
26
Kicin Dini Lastri
60 70
P
90
80
170
85,00
27
Muhrohil
L
28
P
65 60
130 120
65,00 60,00
29
Neni Suhesti Nia Kaningsih
65 60
P
70
65
135
67,50
30
Okfi Lestari
P
31
P
70 60
140 120
70,00 60,00
32
Reni Nuraeni Riyan Supriadi
70 60
L
60
55
115
57,50
33
Risa Fatmawati
P
34
Rully Nurdianti
P
75 80
70 75
145 155
72,50 77,50
No 1
NAMA
L/P
SCORE
JML
P
60 65
60 65
120 130
60,00 65,00
P
60
60
120
60,00
38
Tati Sudarti Usi
P
39
Veni Lutvian Lutvianii
P
60 60
55 55
115 115
57,50 57,50
40
Wandini Wandini Srilya Sr ilya M Yuli Yulianti
L
50
50
100
50,00
P
65 2620
60 2523
125 5143
62,50 2571,5
63,90 RATA-RATA Aspek Penilaian: 1. Mengidentifikasi generic structure dan language feature 2. Menyusun kalimat acak jumbled (jumbled text ) menjadi sebuah text secara individu
61,54
125,4390 125,4390
62,72
35
Saepul Uyun
L
36
Sena Desti Des tiana ana
37
41
TOTAL
Tabel 2: N o
Rekap Re kapitul itulasi asi Nilai Hasil Test performance pada Siklus Sikl us 1
Aspek Penil P enilaa ian sikap
Mengidentifikasi Generic 1 Structure dan Language Feature Menyusun Kalimat 2 acak menjadi teks procedure Catatan: A: Excellent B: Very Ve ry Good C: Good D: Fair E: Poor F: Very Poor
A
Jumlah Siswa Siswa B C D E
F
A
B
0
1
1
9
25
5
0,00
0,02
0,02
0
0
1
4
28
8
0,00
0,00
0,02
(10) (8.0 - 9.9) (8.0 – 8.9 (7.0 – 7.9) (6.0 – 6.9) (5.0 – 5.9)
Presenta Prese ntase se C D
E
F
0,22
0,61
0,1 2
0,10
0,68
0,2 0
1. Identif Identifikasi ikasi gen ge neric struc st ructure ture dan language fe ature ature 0 11
5
Jumlah Siswa A 9
Jumlah Siswa B Jumlah Siswa C Jumlah Siswa D Jumlah Siswa E
25
Jumlah Siswa F
Berdasarkan Berdasarkan data di a tas dapat dapat disimpul d isimpulkan kan ba hwa tidak seora ng pun s iswa yang memperoleh nilai “Excellent” dalam mengidentifikasi generic structure teks berbentuk procedure .
Satu (1)siswa (0,02%) mendapat nilai “Very Good”, satu (1) siswa
memperoleh nilai “Good” (0,02%), sembilan (9) siswa (0,22%) memp eroleh nilai “Fair”, mayoritas sebanyak 25 siswa (0,61%) mendapat nilai “Poor”, sebanyak 5 siswa (0,12%) siswa mendapat nilai very poor. 2.
Menyusun
kalimat
acak
menjadi
teks
prosedur
yang
berte rima rima 0,00
0,00
0,020, 0,020,10 10 0,68 0,68 0,20 0,20
0
0 A
1 8
4
B C D E
28
F A
Pada chart diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada stu seorang pun siswa yang memperoleh nilai “Excellent” dan „very good’ satu (1) siswa (0,02%) memperoleh nilai
“good”, sebanyak empat (4) siswa (0,10%) memperoleh nilai “fair”, dua puluh delapan (28) siswa (0,68%) memperoleh nilai “poor”dan sebanyak delapan (8) siswa (0,20%) memperoleh nilai “very poor”.
4.1.4. Hasil Refleksi Siklus ke-1
Yang
dimaksud
dengan
refleksi
adalah
mengingat
dan
merenungkan
kem ke mbali suatu tindakan persis sepert i yang telah tela h d icatat dala m obser vasi. vasi. Lewat refleksi penulis berusaha (1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang
nyata
dalam
tindakan
strategis,
dengan
mempertimbangkan
ragam
perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelajaran di kelas, dan (2) memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajaran dilaksanakan. Sesuai dengan tahap perencanaan yang telah disusun, refleksi siklus ke-1 dilaksana dilaksanaka ka n pada tanggal 23 Febr uari 2010 bertempat d i SMPN 6 Banjar Banjar yang dihadiri dihadir i oleh para observer observer dan guru pem pe mandu and u sebaga i nara sumbe sumber. r. Para observer ya ya ng had had ir memberikan
evaluasi
berdasarkan
catatan
dan
pendapatnya
mengenai
proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil pengamatan dapat ditemukan sebanyak 18 orang (43%) siswa saja yang secara aktif mengikuti pelajaran sesuai dengan harapan. Sedangkan mayoritas siswa, yaitu sebanyak 23 siswa (56%) masih terlihat pasif dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match. Nilai yang diperoleh siswa pun belum menunjukkan hasil yang signifikan, bahkan dalam indikator mengidentifikasi generic generic structure dan language feature tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai
A (excellent). Mayoritas siswa, atau sebanyak 25 siswa (0,61) mendapat nilai E (poor), satu siwa (0,02%) mendapat nilai B (Very Good), satu siswa (0,02%) mendapat nilai C (Good), sembilan siswa (0,22%) mendapat nilai D (fair). Pada Indikator menyusun relevansi susunan kalimat menjadi sebuah text secara individu siswa masih belum
menghasilkan nilai yang diharapkan. Bahkan tidak ada satu pun siswa yang
mendapatkan nilai „excellent‟ dan „very good‟. Mayoritas siswa, atau ata u sebanyak sebanyak 28 s iswa iswa (0,68%) mendapat nilai E (poor). Merujuk Merujuk pada data dan hasil reflek re fleksi si pelaksanaa pelaksanaa n siklus siklus ke 1 d i atas dapat ditarik d itarik kesimpulan kesimpula n bahw ba hwaa pem pe mbelajara be lajaran n menulis en ulis meny menyusun usun kalimat ka limat me me njadi teks berbentuk prosedur yang dilaksanakan pada siklus ke 1 dapat dikatakan gagal dan belum berhasil dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat acak menjadi teks padu berbentuk procedure. Hal tersebut merupakan masalah dan temuan yang harus segera dicari solusinya sebagai upaya peningkatan mutu kualitas pembelajaran. Kegagalan ini menurut para observer terjadi pada media pembelajaran yang belum optimal, efektif dan efisien. Pendapat ini muncul dari Ibu Ai, S.Pd sebagai observer yang mengatakan bahwa penggunaan media sangat penting dalam tahap BKOF dan MOT, pada tahap ini siswa seharusnya diberi penguatan materi secara spesifik mengenai langkah-langkah retorika membuat sebuah teks procedure. Senada dengan pendapat Ibu Ai, S.Pd, Ibu attin dan Pak Nana sebagai observer juga memberikan komentar, bahwa aktifitas siswa di kelas cenderung tidak disiplin dan kurang efektif mengingat tidak semua siswa diberi kartu yang berisi penggalan kalimat. Guru model hanya memberi satu buah kartu per-kelompok, dimana tidak semua siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, Ibu Ina, S.Pd
dan Ibu Maya Ulfah, S.Pd memberikan pendapatnya bahwa guru model hendaknya menjelaskan secara rinci aturan main dan batasan waktu dalam tahap JCOT (kerja kelompok) sehingga siswa tidak kebingungan dan mampu mengimplementasikan perintah yang diberikan oleh guru. Pendapat dan saran para pengamat/observer merupakan dasar tindakan selanjutnya. Peneliti merasa perlu melangkah ke siklus ke 2. Dalam hal ini peneliti memutuskan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menyusun rencana perbaikan pada siklus ke-2. Dengan persiapan dan perencanaan yang matang, diharapkan pada siklus ke-2 pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik, berhasil dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran siswa.
4.2.
Deskr Des krip ipsi si Laporan Laporan Tindakan Tindakan Siklus S iklus ke 2 4.2.1. Hasil Tinda Ti ndakan kan
Rencana tindakan siklus ke 2 mengacu pada hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama. Perencanaan tindakan dimulai dari tahap perencanaan program pengajaran yang dilakukan oleh peneliti berkonsultasi dengan guru pemandu dan guruguru yang tergabung dalam MGMP Bermutu Bahasa Inggris kelompok kelas 3 dengan memperbaiki RPP (Rencana Program Pengajaran) sebagai skenario pembelajaran siklus kedua. Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam siklus kedua terdiri dari satu pertemuan (2x40 menit). Siklus ke 2 dilaksanakan pada tanggal 2 maret 2010 di SMP Pasundan Banjar. Berbeda dengan siklus ke 1, pada siklus kedua ini peneliti menggunakan media video dalam tahap MOT. Peneliti membuat sebuah video dengan cara mengedit video
yang di download dari www.youtube.com tentang prosedur cara menggunakan mesin ATM. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperjelas materi sehingga diharapkan siswa dapat dengan mudah menangkap materi yang ditampilkan. Selain itu, peneliti juga membuat kartu untuk melaksanakan pembelajaran make a match yang berisi kalimat acak sebanyak sebanyak 10 teks yang terbagi terba gi men menjadi jadi 5 bagian, yang masingmasing- mas ing bagi ba gian an diabagikan kepada seluruh siswa yang berjumlah 41 orang. Pada langkah BKOF (Buliding Knowlwdge of the Field) , guru memulai pembelajaran dengan melakukan tegur sapa dan mengabsen siswa. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas sesuai tema. Penjelasan silabus dan indikator pembelajaran dijelaskan pula dalam tahap ini. Hal tersebut dilakukan agar siswa siswa mempunyai mempunyai batasan dan tuj uan dalam pem pe mbelajaran. Tahap BKOF dibatasi dibatasi waktu 10 menit. Pada tahap ta hap ini ada beberapa siswa yang dapat menjawab beberapa beber apa pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini membuat guru merasa terhibur dan termotivasi, guru dapat mengetahui seberapa besar siswa yang mempunyai kemampuan dasar materi yang akan dibahas dalam pertemuan kali ini. Pada langkah MOT (Modeling of the Text), guru menggunakan media Video dalam mentransfer materi pembelajaran. Sebelum film diputar, guru memberikan beberapa catatan di papan tulis berupa kata kunci dan apa saja yang harus dilakukan siswa pada saat melihat film. Selanjutnya siswa diberi kesempatan melihat dan mengamati mengamat i film beris be risii tata cara me me nggunakan mesin mesin ATM A TM serta la ngkah-l ngkah- langkah angka h menyusun teks procedure. Siswa diminta mencatat langkah-langkah pembuat teks procedure dan informasi yang tersirat dari film yang mereka lihat dan amati. Pada
langkah ini, siswa terlihat antusias dan fokus pada film yang sedang di putar. Mereka
terlihat sibuk dengan temannya mendiskusikan apa saja yang mereka lihat dan mereka membuat beberapa catatan kecil. Pada langkah ini waktu dibatasi 10 menit. Setelah siswa dibekali materi pada tahap BKOF, Langkah selanjutnya merupakan kerja kelompok atau JCOT. Siswa diminta untuk menggabungkan diri pada kelompoknya. Masing masing kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang siswa. Jumlah kelompok siswa sebanyak 8 kelompok dari 41 siswa. Sebelum membagikan kartu yang berisi kalimat acak, guru memberikan arahan dan aturan permainan make a match dimana siswa harus mencari pasangan kartu yang berisi kalimat procedure di kelompoknya masing masing. Kelompok yang dapat meyelesaikan permainan dengan cepat dan benar mendapat poin tertinggi. Penjelasan guru dibatasi 5 menit, kemudian guru mulai membagikan kartu yang berisi kalimat dari beberapa topik teks procedure kepada setiap setiap siswa. Kartu K artu tersebut dibagikan ke sisw s iswaa sebanyak sebanyak 41 kartu kart u. Pada langkah ini siswa dibatasi waktu 20 menit. Pada ICOT, siswa diberi kertas kerja yang merupakan lembar soal foto copy berisi kalimat acak ( jumbled sentences) yang harus disusun menjadi teks procedure yang benar. Langkah ini dibatasi waktu 20 menit.
4.2.2. Hasil Pengamatan/ Pengamatan/ Obse rvasi
Pada tahap pengamatan, peneliti melakukan penilaian proses dengan cara berkeliling ke tiap kelompok dan mengamati aktifitas belajar siswa. Peneliti menggunakan form check list (√) untuk mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran. Penilaian proses ini terfokus pada indikator penilaian proses meliputi perhatian siswa terhadap materi, kerjasama siswa dalam kelompoknya dan partisifasi siswa dalam
mengerjakan tugas. Penilaian proses ini berupa check list (√) yang beris i nama-n nama- na ma
siswa. Hasil pengamatan pada siklus ke 2 dapat dilihat pada lembar penilaian dibawah ini.
TABEL HASIL PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS PROSEDUR MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH SIKLUS 2
Kelas Aspek Skill Sk ill NO
: IX A : Writing Writ ing NAMA
1 2
Ade Entris F irmansyah irmansyah Adis Yudistira Yudist ira
3
Agus Rusdi Rusd ia t
4
Arapat Sahar Sa haraa
5
Asep Rianto
6 7
Cici Darus
8 Dadan Ram Ra mdani da ni 9 Delis Meliani 10 Deri Gumilar 11 Dikha P uspa uspa W 12 Doni K urniawan 13 Eli Wahyuni 14 Enci Supr iatin at in 15 Endah Endah Yulianti 16 Erik Darusm Dar usman an 17 Erna Erna Wati Wat i 18 Erni 19 Euis Euis Solihat 20 Handi Sunantoro 21 Hendiana 22 Hera Hera Cahy Ca hyaningsih aningsih 23 Ika Karti Kart ika 24 Jenal Jenal MA 25 Kicin Dini
INDIKATOR 1 2 3
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 1
√ √ √ √
√
2
√
√ √
2
√ √
√ √
√ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√
3
KATEGORI AKTIF PASIF PASIF
1
√ √ √ √ √ √
TOTAL
√ √
√
3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 0 2 1 1 1 3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 Lastri 27 Muhrohil 28 Neni S uhest uhestii 29 Nia Kaning Ka ningsih sih 30 Okfi Lestari 31 Reni N uraen uraenii 32 Riyan Riyan S upriadi 33 Risa Risa Fatm Fat mawati awat i 34 Rully Nurd Nurd ianti 35 Saepul Uyun 36 Sena Destiana 37 Tati Tati Sudarti 38 Usi 39 Veni Lutviani Lutvian i 40 Wandini Srilya Sr ilya M 41 Yuli Yulianti Yulia nti TOTAL
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ 30 22 27 73,17 53,66 65,85
PROSENTASE PROSENTASE Keterangan Indikator: 1. Perhatian 2. Kerjasama 3. Partispasi
3 3 2 2 2 3 2 2 2 0 3 1 3 2 1 2 79 64,23
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 29 70,73
12 29,27
Berdasarkan data yang diperoleh pada sikus ke 2 dapat dilihat sejauh mana keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Ada peningkatan hasil pada proses pembelajaran pembelajaran dibanding d ibandingka ka n dengan dengan pelaksanaan tindakan siklu sik luss ke 1, yaitu sebanyak 29 siswa (70,73%) aktif dalam proses pembelajaran dan siswa yang pasif sebanyak 12 orang (29,27%). Siswa mengalami peningkatan dalam hasil proses pembelajaran dimungkinkan oleh situasi pembelajaran yang asyik dan tidak kaku. Siswa senang dan enjoy dengan media pembelajaran video dimana siswa dapat dengan fokus mengikuti proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran make a match siswa tidak diberi
kesempatan untuk melakukan hal yang lain diluar kerja kelompok dengan pembatasan waktu sehingga sehingga pembel pe mbelajaran ajaran berjalan berjala n dengan dengan efektif. e fektif. 4.2.3. Hasil Test Performan Performa nce Siswa Siswa
Hasil evaluasi siswa pada test tulis terfokus pada kemampuan siswa menyusun kalimat acak menjadi teks yang berterima. Siswa diminta mengisi instrumen berupa LKS (lembar kerja siswa) yang dibagikan secara individu. Siswa mengisi LKS yang diberikan dengan dibatasi waktu 15 menit. Test tersebut dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada pertemuan yang sama. Hasil dari test tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3:
Hasil test tes t Wr Writing iting Me nyusun yusun Kalimat Siklus Sikl us 2
DAFTAR DAFTAR NILAI N ILAI SISWA KELA K ELAS S IX A SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009-2010 MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
NAMA
Ade Entris Firmansyah Adis Yudistira Agus Rusdiat Arapat Sahara Asep Rianto Cici Darus Dadan Ramdani Ramdani Delis Delis Meliani Deri Gumilar Dikha Puspa W Doni Kurniawa Kurniawan n Eli Wahyuni Enci Supriatin Endah Yuliant Yuliantii Erik Darusman Erna Wati
L L
65 75
60 70
125 145
RATARATA 62,5 72,5
L
75
70
145
72,5
L L
80 65
70 60
150 125
75 62,5
P
75
70
145
72,5
L L
80 65
70 60
150 125
75 62,5
P
75
70
145
72,5
L P
75 85
70 80
145 165
72,5 82,5
L
75
70
145
72,5
P P
70 65
65 60
135 125
67,5 62,5
P
75
65
140
70
L P
70 70
65 65
135 135
67,5 67,5
L/P
SCORE
JML
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Erni
P P
65 75
60 75
125 150
62,5 75
L
65
60
125
62,5
L P
80 70
75 65
155 135
77,5 67,5
P
70
75
145
72,5
L P
65 80
65 70
130 150
65 75
P
95
85
180
90
L P
75 65
65 60
140 125
70 62,5
P
70
65
135
67,5
P P
80 65
70 60
150 125
75 62,5
L
60
60
120
60
P P
85 80
75 75
160 155
80 77,5
L
75
70
145
72,5
P P
75 65
65 60
140 125
70 62,5
P
80
80
160
80
Wandini Wandini Srilya Sr ilya M
P L
70 65
55 60
125 125
62,5 62,5
Yuli Yulianti
P
75
70
145
72,5
2990 72,93
2760 67,32
5750 140,24 140,24
2875 70,12
Euis Solihat Handi Sunantoro Hendiana Hera Cahyani Cahyanings ngs ih Ika Kartika Jenal MA Kicin Dini Lastri Muhrohil Neni Suhesti Nia Kaningsih Okfi Lestari Reni Nuraeni Riyan Supriadi Risa Fatmawati Rully Nurdianti Saepul Uyun Sena Desti Des tiana ana Tati Sudarti Usi Veni Lutvian Lutvianii
TOTAL RATA-RATA
Aspek Penilaian: 1. Mengidentifikas Mengidentifikasii generic structure dan dan language feature 2. Menyu Me nyusun sun kalimat acak a cak (jumb (jumblled text) te xt) menjad menjadii sebuah text te xt secara individu individu
Tabel 4. Rekap Re kapitul itulasi asi Nilai N ilai Hasil Tes t pe pe rformance formance pada pada Siklus Sikl us 2 No
1
Aspek Penilaian sikap Mengidentifikasi generic structure dan language feature
Menyusun relevansi susunan kalimat 2 menjadi sebuah text secara individu Catatan: A: Excellent (10) – 7.9) D: Fair (7.0
Jumlah Siswa
Presentase
A
B
C
D
E
F
A
B
C
D
E
F
0
1
9
19 19
12
0
0,00 0,00
0,02
0,22
0,46
0,29
0,00
0
0
3
17 17
20
1
0,00 0,00
0,00
0,07
0,41
0,49
0,02
B: Very Good (8.0 - 9.9) E: Poor (6.0 – 6.9)
C: Good F: Very Poor
– 8.9) (8.0 (5.0 – 5.9)
1. Ide Ide ntifikasi tif ikasi gener ge neric ic st ructure ructure dan language featur fe aturee F 0 0%
A B F 0,00 0,02 0,00 0%0% C E 9 12 21% 29%
A B C D
D; 19
E F A
Berdasarkan Berdasarkan data di atas dapat disimpul dis impulka ka n bahwa bahwa ti t idak ada satu sa tu siswa pun p un yang yang
mendapat nilai A „excellent‟, Satu siswa (0,02%) mendapat nilai B „good‟ , 9 siswa (0,22%) me ndapan
nilai C „good‟, 19 siswa (0,46%) mendapat nilai D „fair‟, 12 siswa
(0,29%) mendapat nilai E „poor‟ dan tidak ada satu pun siswa yang mendapat nilai F „very poor‟ da lam mengidentidikasi generic structure teks prosedur.
2. Menyusun Menyusun kalim kali mat acak menjadi teks te ks procedure yang berterima 0 ,0 0
1
0 ,00 0,0 7
0,4 1 0 ,49
0 0,0 2
3
0
A B C D
20
17
E F A B
Pada chart di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada satu pun siswa
yang mendapat nilai A „excellent‟ dan B „very good‟. Sebanyak 3 siswa (0,07%) mendapat nilai C „good‟, 17 siswa (0,41%) mendapat nilai D „fair‟, 20 siswa (0,49%) mendapat nilai E „poor‟ dan 1 siswa (0,02%) mendapat nilai F „very poor‟. 4.2.4. Hasil Refleksi
Setelah melakukan analisis data dari hasil observasi yang dilakukan melalui penilaian proses dan test writing, peneliti dan para obeserver yang terdiri dari para guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Inggris 1 melaksanakan refleksi. Refleksi dilaksana dilaksanaka ka n pada tanggal 12 Maret 2010 bertempat di SMP Pasun Pas undan dan Banjar. Banjar. Refleksi Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tindakan siklus ke 2. Data akhir hasil dari pengolahan data dan analisis menunjukkan peningkatan yang signifikan bahwa 29 dari 41 siswa (70,73%) terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Nilai siswa hasil dari evaluasi test tulis hanya 1 orang siswa (0,22%) saja yang masih belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model make a match dapat mengatasi masalah siswa dalam menyusun
kalimat acak menjadi teks padu berbentuk procedure dan dapat membuat siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa implementasi tindakan pada siklus ke 2 mendapat respon yang positif dan siklus ke 2 ini merupakan penutup penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
4.3.
Pembahasan
Data hasil analisis penilaian proses dan test tulis sebagai instrumen evaluasi yang telah di refleksikan dapat dilihat bahwa pada siklus ke 1 pembelajaran menyusun kalimat menjadi teks procedure menggunakan model pembelajaran make a match tidak berhasil secara maksimal karena hasil test dan proses tidak mencapai nilai yang diharapkan. Hal ini dapat ditemukan sebanyak 18 orang (43%) siswa saja yang secara aktif mengikuti pelajaran sesuai dengan harapan. Sedangkan mayoritas siswa, yaitu sebanyak 23 orang (56%) siswa masih terlihat pasif dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match. Nilai yang diperoleh siswa pun belum menunjukkan hasil yang signifikan, bahkan dalam indikator mengidentifikasi generic generic structure dan language feature tidak ada satu siswa pun yang memperoleh nilai
A (excellent). Mayoritas siswa, atau sebanyak 25 orang (0,61) mendapat nilai E (poor), satu orang siwa (0,02%) mendapat nilai B (Very Good), satu orang siswa (0,02%) mendapat nilai C (Good), sembilan orang siswa (0,22%) mendapat nilai D (fair). Dengan kata lain implementasi tindakan pada siklus ke 1 tidak berhasil dan dapat dikatakan pembelajaran tersebut mengalami kegagalan dan diperbaiki di siklus ke 2. Pada tindakan siklus ke 2 guru mulai melakukan beberapa perbaikan dari kelemahan tindakan pembelajaran. Kelemahan yang ditemukan dalam siklus ke 1
meliputi media pembelajaran yang kurang relevan, siswa belum terbiasa/ belum akrab dengan mode pembelajaran make a match, serta pembatasan alokasi waktu tiap tahapan belajar yang kurang diperhatikan oleh guru. Hal tersebut menjadi dasar perbaikan di siklus ke 2. Guru kemudian memperbaikinya dengan menggunakan media video berupa film yang menyajikan tata cara/ prosedur menggunakan mesin ATM, siswa terlihat antusias dan fokus pada proses pembelajaran. Selain itu, guru membagikan kartu ke tiap kelompok masing-masing, satu siswa mendapat satu buah kartu untuk di cocokkan dengan teman satu kelompok. Batasan waktu dan penjelasan permainan make a match juga disampaikan oleh guru. Setelah melaksanakan tindakan siklus ke 2, hasil pengamatan mengindikasikan bahwa 29 dari 41 siswa (70,73%) terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Nilai siswa hasil dari evaluasi test tulis hanya 1 orang siswa (0,22%) saja yang masih belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai post test siswa berupa evaluasi individu melalui Lembar Kerja Siswa menunjukan Sebanyak 3 siswa (0,07%) mendapat
nilai C „good‟, 17 siswa (0,41%) mendapat nilai D „fair‟, 20 s iswa (0,49%) mendapat nilai E „poor‟. Dengan demikian hasil pelaksanaan tindakan siklus ke 2 telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, walaupun peneliti belum merasa puas akan hasil yang telah ditemukan. Kenaikan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. Peningkatan Peningkatan Hasil Has il Proses Pembelajaran Pembelajaran Aktifitas Aktifitas Sisw Sis wa
Siklus ke 1
Siklus ke 2
43%
70,73%
Siklus ke 1
Siklus ke 2
Prosentase Prosentase N ilai Siswa Sis wa Yang Mencapai Mencapai KKM (65)
0,22%
0,46%
Prosentase S iswa ya ng meleb ihi KKM KK M (> 70)
0,27%
0,71%
Hasil Rata-rata N ilai Test Writing
62,72
70,12
Prosentase Prosentase keaktifan keaktifa n siswa dalam pembelajara pembelajaran n
Tabel 2. Peningkatan Hasil Test Siswa Aktifitas Aktifitas Sisw Sis wa
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan penelitian yang telah dilaksanakan mengalami keberhasilan. Dengan kata lain, implimentasi tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berbentuk procedure dan meningkatkan meningkatkan aktifitas s iswa dalam pro ses pembelajaran. pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Akhirnya, penulis dapat memeperoleh beberapa hasil temuan setelah melaksanakan refleksi dan diskusi pada bab sebelumnya dan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut: ber ikut: 1.
Penggunaan Model Pembelajaran
make
a
match
dapat
meningkatkan
kemampuan siswa kelas IX A SMP Pasundan Banjar pada semester 2 tahun pelajaran 2009-2010. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui evaluasi/ test tulis dengan rata-rata nilai siswa pada siklus pertama 62,72 meningkat pada siklus ke 2 menjadi 70,12. 2.
Penggunaan Model Pembelajaran make a match dan media pembelajaran video dapat meningkatkan meningkatkan aktifitas belajar sisw s iswa. a. Hal tersebu terseb ut dapat d ibuktikan dengan dengan prosentase keaktifan siswa pada siklus pertama sebesar 40,90% meningkat pada siklus kedua menjadi 70,73%.
5.2.
Saran
Proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan adalah hal yang semestinya diciptakan oleh guru dalam membimbing dan memberi penguatan kepada siswa di kelas. kelas. Gu G uru tent unya unya memiliki me miliki keinginan bagaiman baga imanaa siswa dapat de ngan ngan cepat cepat meng me ngert ertii dan mengaplikasikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Hal yang paling utama adalah guru hendaknya senantiasa melakukan pengamatan sejauh mana peningkatan
belajar siswa di kelas. Penulis menyarankan guru mulai mencoba menggunakan model pembelajarankelompok seperti model pembelajaran make a match dalam pembelajaran karena siswa dapat termotivasi dan bekerjasama melalui pembelajaran yang menyenangkan disesuaikan dengan konteks yang menjadi tujuan pembelajran. Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil refleksi kedua siklus, peneliti membuat catatan beberapa saran untuk perbaikan di masa mendatang sebagaimana berikut: 1.
Perhatian guru terhadap peningkatan mutu pendidikan Bahasa Inggris khususnya perlu ditingkatkan demi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Keterampilan menulis sangat essensial dihubungkan dengan aspek pengembangan diri siswa ke depan.
2.
Model pembelajaran yang variatif hendaknya selalu dicoba sebagai upaya menciptakan proses pembelajaran aktif, inovatif, komunikatif, efektif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip PAIKEM.
3.
Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi menulis mereka.
4.
Dalam upaya Membantu memperbaiki / meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar guru hendaknya terus menggali potensi siswa guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis (writing) teks bahasa inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Learning. Jakarta: PT. Gramedia , 2005 Anita Lie. Cooperative Learning
Arikunto, Arikunto, S uharsimi. uharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK. Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner . Deakin: Deakin University. T indakan Kelas Dalam Dalam Pengembangan Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Profesi Guru. Bandung: LPMP.
Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Berbasis Kompetensi Kompet ensi,, Konsep, Karakteri Karakt eristik stik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda karya.
Suhardjono et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Profesi Guru.
Jakarta: Dirjen Dikgu dan Tentis. f or practitioners practitioners . London Stringer, R. T. 1996. Action research: A handbook for
International Educational and Profesional Publisher. Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirje Dirjen n Pendasmen Dirtendik: 2003.
PROFIL PENULIS
Friska Mahyudin Syah, S.Pd lahir di Kota Banjar – Jawa Barat tanggal 01 April 1977 anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Maman Sulaeman dan Yeni Yuningsih. Menikah dengan Novy Noeraeni, S.Kep tahun 2005 dan hingga kini dikaruniai dua orang anak, yaitu Hilal Syah Fatih (3,5 tahun) serta anak yang kedua Nazila Tasya Shaumi (06 bulan). Pendidikan yang diikuti yaitu: setelah menamatkan SDN Banjar XI (1989),
melanjutkan ke MTsN Banjar (1993) dan SMA Negeri Banjar (1996) melanjutkan studi ke FKIP Universitas Galuh Ciamis Program S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Bahasa dan Seni lulus tahun 2005. Pengalaman kerja di bidang pendidikan: Sebagai pengajar di STIK Bina Putra
Banjar (2005 – sekarang), di SMK Pasundan 2 Banjar (2005-2008), di STIKes Muhammadiyah Ciamis Ciamis (2006-2009), (2006-2009), di d i SMP Pasund P asundan an Banj Ba njar ar (2005-se (2005-sekarang). karang).