PENGARUH PRODUK, HARGA DAN PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KUD KECAMATAN PAKONG 1.1 Latar Belakang Permasalahan
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan masyarakat akan kebutuhan-kebutuhan hidup yang terus berkelanjutan, menginginkan sesuatu yang besrsifat Instan namun tetap mempertimbangkan hal-hal yang lain dalam setiap pengambilan keputusannya apalagi tentang keputusan membeli produk-produk kebutuhan hidupnya, masyarakat akan berfikir hal lain seperti harga yang ditawarkan termasuk juga pelayanan yang diberikan terhadapnya. Dewasa ini persaingan-persaingan dalam jual belipun semakin meningkat baik secara langsung ataupun tidak langsung, banyak pasar-pasar modern yang berkembang memberikan yang terbaik guna meningkatkan keuntungan dan meningkatkan konsumen untuk tetap membeli produk-produknya dan tidak hanya diperkotaan saja, pasar-pasar dikawasan yang jauh dari pusat kotapun berinovasi untuk merubah diri dan meningkatkan baik dari produk yang dijual, harga yang ditawarkan serta pelayanan yang memuasakan bagi konsumen. Sebagai pendatang baru di dunia perdagangan, KUD Kecamatan Pakong memiliki strategi tersendiri dalam menjual barang dagangannya dan sangat berbeda dengan toko-toko yang sudah ada, KUD Kecamatan Pakong memiliki jenis dan macam barang yang lebih lengkap, menjual secara eceran maupun grosir, selain itu masyarakat dapat memesan produk jika produk yang dinginkan belum tersedia. Dengan
demikian
kehadiran
KUD
Kecamatan
Pakong
memberikan
keleluasaan dan kenyamanan bagi konsumen dalam memilih dan mendapatkan barang-barang yang diinginkan. Namun begitu, pada kenyataannya konsumen tidak hanya membutuhkan Produk yang tersedia lengkap, Harga yang ditawarkan lebih murah dan pelayanan yang memuaskan saja dalam berbelanja di mini market, karena konsumen sekarang
1
semakin selektif dalam membeli barang-barang tertentu, dan konsumen hanya akan membeli
barang
yang
sesuai
dengan
keinginannya
dengan
pertimbangan-
pertimbangan tertentu seperti produk, harga dan pelayanan itu sendiri. Pada saat peneliti mengamati, KUD Kecamatan Pakong memiliki banyak pesaing di sekitarnya, tentu saja menjadikan KUD Kecamatan Pakong baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penjualan dan pendapatannya. Penelitipun tidak hanya mengamati saja, peneliti mencoba membeli produk KUD Kecamatan Pakong untuk melihat hal apa saja yang mempengarui minat beli konsumen ditempat ini, Peneliti sempat berbincang-bincang dengan satu konsumen yang kebetulan membeli produk di KUD Kecamatan Pakong dan sempat bertanya-tanya tentang Produk, Harga dan pelayanannya, konsumen tersebut memberikan pendapat kalau produk dan harga memang cukup tapi pelayanannya yang kurang cukup. Sehingga berdasarkan pendapat tersebut peneliti menganggap bahwa hal ini merupakan suatu permasalahan yang harus dikaji dengan baik oleh pihak KUD Kecamatan Pakong agar minat beli konsumen baik konsumen yang sudah berlangganan dan terbiasa dengan pelayanan yang kurang tersebut ataupun konsumen baru yang ingin membeli produk di KUD Kecamatan Pakong, Namun peneliti tidak hanya mengambil pendapat satu konsumen, bisa saja konsumen mengeluhkan hal lain selain pelayanan seperti produk dan harga itu sendiri. Seharusnya KUD Kecamatan Pakong memberikan yang terbaik terhadap konsumennya agar konsumen tidak hanya berminat datang dan sekedar lihat-lihat saja namun belum tentu membeli karena pelayanannya yang kurang, sebaiknya meskipun awalnya konsumen hanya melihat-lihat saja karena merasa pelayanannya bagus maka konsumen akan membeli. Berdasarkan uraian di atas tentang produk, harga dan pelayanan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Produk,
2
Harga Dan Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen KUD Kecamatan Pakong
”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1.
Apakah ada pengaruh produk, harga dan pelayanan secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong ?
2.
Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong ?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian ini hanya membahas Produk, Harga dan Pelayanan terhadap minat beli konsumen di KUD Kecamatan Pakong.
2.
Responden penelitian ini adalah konsumen KUD Kcecamatan Pakong.
1.4 Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh produk, harga dan pelayanan secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong ?
2.
Untuk mengetahui Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong ?
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi
perusahaan,
hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan bagi pengelola KUD Kecamatan pakong dalam mengatasi penurunan pendapatan dan minat beli konsumen melalui Produk, harga, dan Pelayanannya.
3
2. Bagi fakultas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang mengambil bidang kajian yang sama. Pengetahuan berupa teori-teori yang di dapat di bangku kuliah hususnya berkaitan dengan masalah yang menjadi objek penelitian dan penerapan di lapangan. 3. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini bisa di gunakan sebagai informasi kajian ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan acuan pengembangan keilmuan yang berkaitan dengan penelitian. 4. Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi di Universitas Madura. 1.6 Kerangka Berpikir Gambar 1.1 Pengaruh Produk, Harga Dan Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen KUD Kecamatan Pakong
X1 Produk
r1 R
X2 Harga
Y Minat Beli Konsumen
X3 Pelayanan
r3 r2
Keterangan : r
(Parsial)
R
(Simultan)
4
r.
Koevisien korelasi secara parsial pada ketiga faktor yaitu faktor produk, harga dan Pelayanan.
r 1. Adalah untuk mengukur besarnya hubungan pada faktor produk terhadap minat beli konsumen yang di ukur dengan indikator kualitas produk, macam dan jenis produk. r 2. adalah untuk mengukur besarnya hubungan pada faktor harga terhadap minat beli konsumen yang di ukur dengan indikator
haga barang, harga pasaran dan
perbandingan harga. r 3. adalah untuk mengukur besarnya hubungan pada faktor pelayanan KUD Kecamatan Pakong terhadap minat beli konsumen yang di ukur dengan indikator suasana yang rapi dan nyaman.
R. koefisien korelasi secara bersama-sama yakni : mengukur besarnya hubungan secara bersama-sama atau simultan dari faktor produk, Harga dan Pelayanan terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong. 2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESA 2.1 Pengertian Pemasaran (marketting)
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelancaran hidupnya, untuk perkembangan dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran maupun dibidang lain. Selain itu tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkobinasikakn fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan dengan lancar. Sejak dikenalkan kegiatan pemasaran sampai saat ini, telah banyak definisidefinisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dimana definisidefinisi tersebut sepintas selalu tampaknya berbeda, tetapi sebenarnya sama. Hal ini disebabkan mereka menuju pemasaran dari segi yang berbeda-beda
5
Perusahaan sebagai satu unit ekonomi pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba yang maksimal, bukan hanya diusahakan untuk 1 atau 2 tahun yang bersangkutan, namun lebih diusahakan untuk masa-masa mendatang untuk mncapai keberhasilan usaha Menurut Kotler dalam Teguh (2000:59) pengertian pemasaran didefinisikkan sebagai berikut; pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Selanjutnya juga dikemukakan pengertian pemasaran menurut Swasta (2003:9) adalah sebagai berikut:”pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang direncanakakn, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan pada definisi-definisi di atas nampak bahwa kegiaatan pemasaran bukan semata-mata ujntuk menjual barang atau jasa, tetapi merupakan aktifitas manusia secara keseluruhan yang ditujukakn untuk merencanakan, memperoduksi dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan keingiknan dan kebutuhan pembeli yang ada sekarang maupun yang akan datang Fungsi manajemen seperti planning, implementasi serta controlling sangat menentukan tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses yang selalu memandang kedepan dalam hal ini termasuk pengembangan program kebijaksanaan dan prosedur ujntuk tujuan pemasaran. 2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix adalah istilah yang diakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah perusahaan sebagai sarana untuk memenuhii atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Keempat unsur tersebut adalah produk, harga, promosi, dan distribusi
6
Selanjutnya pengertian marketing mix menurut Kotler dalam Teguh (2000:6) adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, promosi dan distribusi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Kemudian menurut Swastha (2000:10): kombinasi dari empat fariabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasran perusahaan yakni product, price, promotion, dan place. Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa marketing mix adalah kombiansi dari 4P yaitu product, price, promotion, plice yang digunakan dari perusahaan yang digunakan bagi peruahaan ujntuk memasarkan produkn ya. Jadi seperti yang telah diketahui bahwa poses pemasaran adalah proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruuhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tahu, senang lalu membeli produk yang ditawarkan sehinggfa konsumen menjadi puas dan mereka akan selalu memmbeli produk perusahaan tersebut. Secara rinci dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari empat vareabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari: a. Konsep Produk
Produk merupakan kombinasi dari barang atau jasa yang yang ditawarkan perusahaan dalam pasar. Dalam pengolahan produk atau jasa khususnya bagian pemasaran harus selalu jeli dalam mengamati kebutuhan konsumen. b. Konsep Price/ Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang digunakan. Penetapan harga adalah merupakan suatu unsur yang pokok dalam upaya untuk merumuskan strategi penetapan harga.
7
c. Konsep Promosi
Promosi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam rangka mempengaruhi konsumen, sedangkan dengan itu dapat disimpulkan bahwa promosi adalah arus informasi atau persiuasi dari satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi. d. Konsep Place/Tempat
Tempat atau lokasi saluran distribusi barang/jasa yang dipasarkan merupakan penghubung antara produsen dan konsumen. Penentuan lokasi merupakan yang paling di upayakan bagaimana supaya lokasi ini mudah dijangkau dan mudah diketahui oleh konsumen. Selanjutnya menurut Kotler dalam Teguh (2001:18),mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan “ Empat P “ : product, price promotion, place (produk, harga, promosi, distribusi ). Kombinasi tersebut tidak bersifat konstan, untuk jangka waktu panjang melainkan beruba-ubah sesaui dengan perubahan yang terjadi di pasar atau faktor-faktor external (teknologi, sosial, ekonomi, dan politik). Menurut pendapat Yasid (1999:20); Bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya. Bauran pemasaran sebagaimana yang sudah kita kenal dengan istilah 4 P, yaitu product, price, place, dan promotion. Dalam pemasaran jasa keempat elemen tersebut juga penting untuk kepentingan komunikasi dan memuaskan konsumen jasa. Akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan dikoordinasi untuk keperluan komunikasi dengan dan memuaskan konsumen jasa
8
meliputi elemen-elemen tersebut adalah orang (people or participants), lingkungan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Pada mulanya 4 P tersebut hanya merupakan bauran pemasaran barang, akan tetapi untuk dapat digunakan dalam pemasaran jasa perlu diperluas lagi yaitu menjadi 7 P, sebagaimana disebutkan di atas yakni sebagai berikut : a. P1. Product adalah jasa dan dessain serta produksinya. b. P2. Price/ harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk jasa perusahaan. c. P3. Promotion/ Promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kelebihan produk, memperkenalkan produk baru dan membujuk serta mengingatkan konsumen agar menggunakan produk perusahaan. d. Place/ tempat adalah menentukan lokasi cakupan produk melalui penyalur yang terdiri dari organisasi-organisasi atau orang-orang yang terlibat dalam proses pemindahan dan pertukaran produk yang dihasilkan untuk kepentingan pemuasan keinginan konsumen. e. P 5. People / Partisipasi / Orang adalah semua pelaku yang memainkan sebagaian penyajian jasa dan mempengaruhi persepsi pembeli. f. P 6.
Physical Evidence/ Bukti fisik adalah lingkungan fisik dimana jasa
disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan tangible memvasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersaebut. Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang tangible seperti brosur, format laporan dan peralatan. g. P 7.
Process/ Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran
aktivitas dengan jasa yang disampaikan dan merupakan sistem penyajian /operasi.
9
2.3 Pengertian Perilaku Konsumen
Swasta dan Handoko (2000:10) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang sekaligus terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Pendapat lain dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan Miniard (1995:3) bahwa, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini. Dari dua pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa. 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Swastha dan Handoko (2000:16), faktor-faktor yang mempengruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian adalah: 1)
Faktor-faktor eksternal Yaitu lingkungan masyarakat dimana seseorang dilahirkan dan dibesarkan, sehingga konsumen yang berasal dari lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat dan selera yang berbeda-beda pula. Faktor-faktor eksternal tersebut meliputi : a) Kebudayaan Menurut Engel dkk (1995:69) budaya adalah budaya mengacu seperangkat nilai, gagasan, artifact , dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Simbol dapat berupa sesuatu yang tidak kasat mata atau maya yang bisa berupa sikap, kepercayaan, misi-misi, bahasa, dan agama atau
10
simbol juga dapat berupa sesuatu yang kasat mata seperti alat-alat perumahan, produk dan sebagainya. b) Kelas sosial Hampir setiap masyarakat mempunyai suatu bentuk struktur kelas sosial. Menurut Kotler dan Armstrong (1995:224), kelas sosial adalah Susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai minat dan perilaku yang sama. Engel dkk (1995:121) mengemukakan bahwa kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka didalam pasar. c) Keluarga Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. 2)
Faktor-faktor Internal Faktor-faktor internal adalah faktor yang berasal dari kondisi pribadi seseorang. Faktor internal merupakan komponen psikologis dari proses internal individu, antara lain menurut sugiono (1997:161): a) Motivasi. b) Persepsi. c) Pembelajaran. d) Keyakinan dan sikap. Keempat faktor motivasi tersebut diuraikan sebagai berikut: a) Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat untuk mendesak dan mengarahkan seseorang, agar mendapatkan pemuasan terhadap kebutuhan itu. Seperti yang dikatakan Kotler (1997:161) Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.
11
b) Persepsi Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 1997:164). Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap
situasi tertentu. c) Pembelajaran Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman (Kotler 1997:165). Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar.
Pembelajaran
dihasilkan
melalui
perpaduan
kerja
dorongan,
rangsangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan. d) Keyakinan dan sikap Keyakinan (belief ) adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal (Kotler, 1997:166). Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan (Kotler, 1997:167). 2.5 Konsep Pemasaran
Menurut Daniel, Hair dan Lamb (2001:6) Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Menurut Kotler (1997:8) pengertian pemasaran adalah: Suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan kegiatan individu atau kelompok guna memperkenalkan barang/jasa yang
12
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.6 Konsep Produk
Barang-barang yang dijual sebuah mini market terdiri dari berbagai jenis produk merk, kemasan dan sebagainya, sehingga dalam penelitian ini barang yang dimaksud adalah produk-produk yang dijual mini market. Lebih rinci dikemukakan oleh Tjiptono (1998:95), bahwa: Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan. Kotler (2002:448) mengemukakan bahwa: Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Menurut Lupiyoadi (2001:58) Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Berdasarkan tiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi/memuaskan pembeli atau pemakainya. Barang atau produk yang dijual mini market hendaknya dipilih sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar yang dituju seperti yang dikatakan Kotler (2002:598) bahwa Ragam produk pengecer harus sesuai dengan harapan belanja dari pasar sasarannya. Pengecer harus memutuskan keluasan (sempit atau lebar) dan kedalaman (dangkal atau dalam) ragam produk. Pendapat ini menjelaskan bahwa mini market hendaknya memperhatikan banyak sedikitnya macam atau jenis barang yang dijual dengan ketersediaan tempat yang memadai. Selain ragam atau macam-macam produk di atas, masalah pemilihan produk sering kali berkaitan tentang apa dan berapa banyak barang yang harus disediakan. Ketika para pengecer memutuskan apa yang harus dimasukkan dalam pemilihan produk mereka, mereka mempertimbangkan maksud, status dan kelengkapan
13
pemilihan tersebut (Alma, 2004:505). Pertimbangan maksud berkaitan dengan seberapa jauh produk-produk yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen. Status ditetapkan sebagai peringkat dari tingkat kepentingan relatif dari produk-produk yang dijual, seperti bahan pokok menjadi peringkat pertama bagi mini market barang konsumsi. Sedangkan kelengkapan berkaitan dengan variasi jenis dan macam barang-barang yang dijual toko yang dapat memuaskan konsumen. Banyaknya jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen. Menurut Kotler (2002:451) klasifikasi barang tersebut adalah: barang kenyamanan (convenience), belanjaan ( shopping ), khusus ( specialty) dan barang yang dalam kondisi normal tidak dicari (unsought ). Barang convenience adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera dan dengan usaha yang minimum, seperti produk tembakau, sabun, dan surat kamar. Barang shopping adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya adalah furniture, pakaian, mobil bekas dan peralatan rumah tangga yang besar. Barang khusus ( specialty goods) adalah barang-barang dengan karakteristik unik dan/atau indentifikasi merk dimana untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya merk dan jenis barang mewah, mobil, komponen stereo, peralatan fotografi, dan barang-barang spesifik lainnya. Barang unsought adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Produk baru seperti detektor asap dan pengolah makanan, adalah barang unsought hingga
14
konsumen diberitahu tentang produk itu melalui iklan. Contoh klasik barang yang dikenal tetapi yang tidak dicari adalah asuransi jiwa, tanah kuburan, batu nisan dan ensiklopedia. Berkaitan dengan pilihan barang yang dijual mini market, Mortzel yang dikutip Kotler (2002:599) menyarankan kepada pengelola mini market sebagai berikut: 1) Menampilkan beberapa merek-merek nasional yang eksklusif tertentu yang tidak ada pada pengecer yang bersaing. 2) Menampilkan terutama barang dagangan yang bermerk khusus. 3) Menampilkan peristiwa penjualan istimewa. 4) Menampilkan barang dagangan kejutan atau barang dagangan yang selalu berubah. 5) Menampilkan barang dagangan yang terbaru lebih dulu. 6) Menawarkan penyesuaian barang dagangan yang disesuaikan dengan kebutuhan. 7) Menawarkan barang dengan sasaran yang sangat khusus. Saran-saran di atas merupakan hal yang sangat penting bagi pengelola mini market dalam memilih barang-barang yang dijual, karena dengan saran-saran di atas keunggulan-keunggulan mini market dapat ditunjukkan kepada konsumen seperti barang-barang dengan merk-merk terkenal yang disertai jaminan kualitas, produk produk yang dijual masih baru, mengubah sejumlah porsi barang dagangan setiap bulan sehingga konsumen akan singgah sesering mungkin di mini market dan sebagainya. Apabila saran-saran ini dapat diterapkan pengelola mini market dengan baik, maka keinginan untuk meningkatkan jumlah pembeli akan dapat segera diwujudkan. 2.7 Konsep Harga
Menurut Tjiptono (1997:151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak
15
kepemilikan atau penggunaan suatu barang/jasa. Pendapat lain dikemukakan oleh Lamb, Hair dan Daniel (2001:268) bahwa harga adalah sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga
adalah segala
sesuatu baik itu berupa barang atau satuan moneter yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan dan memiliki barang atau jasa. Untuk dapat menetapkan harga yang layak, biasanya bisa dilakukan dengan mengadakan percobaan untuk menguji pasar apakah pasar konsumen menerima penawaran tersebut atau menolaknya. Apabila konsumen menerima tawaran tersebut, berarti harga yang ditetapkan sudah layak. Tetapi jika konsumen menolak, maka biasanya harga itu bisa secara cepat disesuaikan dengan kondisi pasar dan persaingan yang ada. Seperti menjual dengan harga murah dan sengaja di jual rugi agar menarik pengunjung untuk membeli, menjual obral pada waktu-waktu tertentu. Menurut Tjiptono (1997:152-153) pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu: 1) Tujuan berorientasi pada laba Yaitu bahwa setiap perusahaan yang selalu memiliki harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. 2) Tujuan berorientasi pada volume Bahwa harga ditetapkan agar dapat mencapai target penjualan dalam bentuk (ton, kg, unit) dan lain-lain serta nilai penjualan. 3) Tujuan berorientasi pada citra Bahwa citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga dimana perusahaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk membentuk dan mempertahankan citra.
16
4) Tujuan stabilitas harga Dalam pasar yang
konsumennya sangat sensitif terhadap
harga maka suatu
perusahaan harus lebih dulu melakukan survei supaya mengetahui bagaimana konsumen menanggapi harga yang telah perusahaan produksi. Selain tujuan di atas, harga ditetapkan sebagai upaya untuk menarik jumlah pengunjung atau pembeli agar mengambil keputusan untuk membeli pada tempat tertentu. Seperti dikatakan Kotler (1993:348) bahwa: Banyak pengecer akan menetapkan haga rendah untuk sejumlah barang guna meningkatkan jumlah kunjungan (traffic builder atau loss leader ). Pengecer itu akan menjalankan obral penjualan besar-besaran pada kejadian-kejadian tertentu. Pengecer itu juga akan merencanakan menurunkan harga barang-barang yang penjualannya agak lambat. Misalnya, para pengecer sepatu mengharapkan menjual 50% produknya dengan margin keuntungan normal, 25% dengan margin keuntungan 40% dan sisanya 25% dengan biayanya. Pendapat diatas mengatakan bahwa untuk menarik jumlah pengujung yang lebih banyak, hendaknya harga pada barang-barang tertentu dapat ditekan serendah mungkin (potongan harga) dengan menjual secara obral atau memberikan diskon. Menurut Tjiptono (1997:174) terdapat tiga alasan mengapa potongan harga perlu dilakukan, yaitu: 1) Strategi difensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. 2) Strategi ofensif, dimana perusahaan berusaha memenangkan persaingan. Hal ini erat hubungannya dengan konsep kurva pengalaman yang intinya menyatakan bahwa biaya perusahaan akan menurun dalam persentase tertentu setiap kali pengalamnnya berlipat ganda Hal ini mengandung makna bahwa perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan memiliki tingkat biaya yang lebih rendah
17
daripada peusahaan yang pengalamannya masih terbatas. Biaya yang tendah ini akan sangat menguntungkan, karena dapat menghasilkan laba besar. 3) Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan. Adanya inflasi yang berkelanjutan dan tingkat harga yang semakin melonjak dapat menyebabkan konsumen menjadi sensitif terhadap harga dan setiap alternatif produk yang ada. Mereka menjadi semakin selektif dalam berbelanja. Oleh karena itu, agar perusahaan bisa mendapatkan perhatian dari konsumen, maka ia perlu menurunkan harganya. Alasan ketiga dari pendapat di atas yang relevan dengan aktivitas mini market. Dimana potongan harga yang diberikan benar-benar ditujukan untuk kepentingan pelanggan. Potongan harga dapat diberikan dengan memberikan diskon atau potongan harga dengan alasan tertentu. Menurut Tjiptono (1997:166) Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Pemberian diskon dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang hari lebaran, natal atau tahun baru. Selain diskon, potongan harga adalah allowance yaitu “potongan harga yang dilakukan dengan cara mengurangi dari harga menurut daftar (list price) karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan pembeli” (Tjiptono, 1997:168). Aktivitas yang dimaksud misalnya tukar tambah barang, potongan harga diberikan kepada setiap penjual yang membeli dalam jumlah tertentu, atau dapat juga potongan harga diberikan kepada pembeli yang bersedia membeli barang dalam kondisi tidak normal seperti cacat, warna pudar, ketinggalan jaman dan sebagainya. Dengan adanya potongan harga dan diskon diharapkan konsumen terpengaruh dan melakukan pembelian karena memperoleh keuntungan dengan pembelian yang dilakukannya.
18
2.8 Konsep Pelayanan
Suasana toko ( store atmosphere) merupakan unsur penting yang dimiliki mini market karena menggambarkan penampilan mini market secara keseluruhan. Oleh karena itu, suasana sering dipergunakan untuk membantu menempatkan sebuah mini market (toko pengecer) dan menjabarkan kondisi fisik, seperti disain interior, eksterior, luas toko, suhu udara dan sebagainya. Alma (2004:60) memberikan pengertian tentang store atmophere yaitu: Store atmosphere atau suasana toko yang meliputi berbagai tampilan interior, eksterori, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan, musik, seragam pramuniaga, pajangan barang dan sebagainya yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan untuk membeli. Pendapat
ini
menekankan
bahwa
suasana
toko
yang
menarik
dan
menyenangkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang seperti dikatakan Kotler (2002:601) bahwa Toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Pengaruh tersebut tidak hanya berasal dari suasana toko itu sendiri, tetapi juga lingkungan sekitar dimana toko itu berada. Bagian halaman atau depan toko tampak kotor dan suram tidak menarik perhatian konsumen untuk memasuki toko. Oleh sebab itu jangan lalai memperhatikan dekorasi dan keteraturan bagian depan toko, bagian depan inilah yang menjadi titik perhatian pertama dari konsumen (Alma, 2004:60). Berdasarkan uraian tentang suasana ( store atmosphere) di atas, maka suasana tersebut perlu dirancang oleh orang-orang yang mengetahui bagaimana memadukan rangsang penglihatan, pendengaran, penciuman dan peraba untuk memperoleh efek yang diinginkan (Kotler, 1993:348). Suasana di dalam mini market dapat di tata rapi dan terlihat enak dipandang untuk mempengaruhi penglihatan konsumen. Selain itu,
19
diberikan musik yang lembut dan tentang serta bau ruangan yang harum dan segar menambah kenyamanan suasana di dalam ruangan mini market, sehingga konsumen dapat betah dan senang berbelanja.
Dengan suasana seperti di atas diharapkan
konsumen akan terpuaskan dan menjadi pelanggan tetap mini market. 2.9 Pengertian Keputusan Pembelian
Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai tipe keputusan pembeli. Makin kompleks dan mahal produk yang akan dibeli, maka proses keputusan pembelian semakin komplek dan banyak pertimbangan. Oleh karena itu, sebelum diambil keputusan pembelian perlu dilakukan beberapa penilaian penilaian yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli. Keputusan pembelian merupakan suatu rangkaian dari suatu proses yang melandasi individu untuk menentukan pilihan terhadap suatu produk, yaitu pilihan untuk membeli atau tidak. Dikatakan oleh Alma (2004:105) bahwa: “Bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran dan sebagainya”. Menurut pendapat ini, keputusan pembelian tidak sebatas pada membeli atau tidak, tetapi juga mengarah pada berbagai pertimbangan lain seperti kualitas/mutu, manfaat produk dan cara pembayaran, dimana tokonya, berapa jumlah yang akan dibeli, buatan mana, jumlah uang tersedia berapa dan sebagainya. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian adalah suatu pilihan yang diambil oleh konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk tertentu. 2.10 Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Dalam memasarkan suatu produk, perusahaan harus mempelajari tahap-tahap dalam proses kepuasan pembelian agar dapat diterima oleh para konsumennya.
20
Adapun tahap-tahap proses keputusan pembelian mencakup beberapa hal menurut Kotler (2002:229), yaitu: 1) Pengenalan masalah. 2) Pencarian informasi. 3) Penilaian alternatif. 4) Keputusan membeli. 5) Perilaku sesudah membeli. Kelima tahap proses keputusan pembelian tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) Pengenalan masalah Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Semua rangsangan itu dapat menyebabkan dia mengenal suatu masalah atau kebutuhan itu. 2) Pencarian informasi Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu. 3) Penilaian alternatif Pemasar perlu mengetahui bagaimana proses informasi konsumen tiba pada tahap pemilihan merek. Konsep-konsep dasar tertentu membantu memperjelas proses penilaian konsumen, yaitu sifat-sifat produk, b obot pentingnya, kepercayaan merk, fungsi kemanfaatan, prosedur penilaian.
21
4) Keputusan membeli Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merk diantara beberapa merk yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merk yang disukainya, namun demikian dua faktor lainnya dapat mencampuri maksud pembeli itu dengan keputusan membeli. 5) Perilaku sesudah membeli Setelah membeli sesuatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa kegiatan setelah membeli produk, yang akan menarik bagi para pemasar. Kepuasan pasca pembelian adalah sebuah fungsi dari jauh dekatnya produk menurut harapan konsumen dan pandangan prestasi. Jika produk tersebut memenuhi harapan, konsumen sangat puas, jika produk itu di bawah tingkat yang diharapkan, konsumen merasa tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya dia memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. 2.11 Pengaruh Produk, Harga Dan Pelayanan Terhadap Minat beli Konsumen
Sebagai sebuah toko yang berbetuk KUD tentunya akan menjual produk atau barang yang sedang dibutuhkan masyarakat secara umum, baik kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok) maupun kebutuhan rumah tangga
yang lainnya. Ketersediaan
produk pada sebuah toko juga menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli di toko, semakin lengkap produk-produknya maka ketertarikan konsumen untuk membeli di toko tersebut juga semakin tinggi, karena tidak perlu lagi mencari produk yang menjadi kebutuhannya ke tempat lain. Kelengkapan toko tersebut akan
22
semakin memuaskan konsumen apabila di dalam toko dirasakan suatu kenyamanan berbelanja, seperti suhu udara segar, tentang dan aman, pengaturan barang yang serasi, ruangan yang leluasa dan sebagainya. Suasana toko tersebut dapat menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan untuk membeli. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa konsumen akan membeli produk yang relatif murah dan sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Hal ini disebabkan karena semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk serta banyaknya pilihan produk sejenis dengan berbagai merk dan keunggulan serta harga masing-masing. Konsumen akan merasa puas kalau mendapatkan produk murah sesuai dengan kemampuannya dan kualitas yang baik. 2.12 Hipotesis
Dari model teori diatas dapat disusun model hipotesis sebagai berikut: a.
Diduga, ada pengaruh produk, harga dan pelayanan secara bersama-sama terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong.
b.
Diduga, Harga paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen KUD Kecamatan Pakong.
3.
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di KUD Kecamatan Pakong Jalan Raya Pasar Pakong. 3.2 Jenis penelitian
Penelitian menurut tingkat ekplanasi disini adalah tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Maka jenis penelitian ini, tergolong pada penelitian Asosiatif yakni mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat .
23
3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data
Yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan data kualitatif bersekala ordinal. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data yang bersekala ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat. 3.3.2 Sumber Data
Ada dua sumber data untuk memperolehnya; yaitu data primer dan data sekunder data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dari sumbernya, sedangkan data skunder adalah data-data yang bukan dari sumber yang langsung namun di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Maka sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data primer yakni, data yang diperoleh dari sumber yang langsung dari konsumen yang menjawab angket sebagai responden, pada penelitian ini yaitu di KUD Kecamatan Pakong. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Menurut kuncoro (2003:103), populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tetarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang dan membeli di KUD Kecamatan Pakong. 3.4.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalaah sampel random, yaitu subyek-subyek dalam populasi dianggap sama dan peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel
24
(Arikunto, 1993:107) dengan batasan bahwa populasi tersebut hanya mengambil 60 orang selama 15 hari dalam 1 hari terdapat 4 sampel. 3.5. Devinisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Variabel bebas dan Variabel terikat dengan definisi masing-masing Variabel tersebut adalah sebagai berikut: a.
Variabel Bebas
1. Produk (X1)
Memiliki indikator sebagai berikut : 1) Banyaknya jenis barang atau produk 2) Kualitas produk 3) Perbandingan produk 2. Harga (X2)
Memiliki indikator sebagai berikut : 1) Harga sesuai 2) Perbandingan harga 3. Pelayanan (X3) Memiliki Indikator sebagai berikut : 1) Kondisi (baik tidaknya) eksterior diluar mini market. 2) Ketenangan didalam mini market. 3) Kesegaran suhu udara di dalam mini market. 4) Penataan ruangan yang luas. b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam hal ini, sebagai variabel terikat adalah minat beli konsumen (Y). Yaitu tahap kecenderungan responden / konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
25
Memiliki indikator sebagai berikut : 1)
Keinginan segera membeli
2)
Keputusan untuk menggunakan atau tidak
3)
Informasi produk yang disampaikan
4)
Evaluasi setelah menggunakan
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Survei pendahuluan, berupa penelitian secara umum terhadap Konsumen KUD Kecamatan Pakong untuk mengetahui keluhan / permasalahan yang dihadapi. 2. Penelitian lapangan, sebagai upaya dengan melakukan survei terhadap obyek yang akan diteliti, untuk memperoleh data primer secara lan gsung melalui : a.
Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden. Hal ini dilakukan untuk memperjelas terhadap pertanyaan yang dianggap kurang jelas oleh responden. Selain itu teknik ini juga mengetahui secara detail beberapa responden memberikan penilaian tertentu terhadap pertanyaan yang diajukan.
b.
Angket Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan angket kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup, karena jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih/memberi tanda ( X ) jawaban yang dianggap paling sesuai. Adapun skala penilaiannya sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan
A dengan nilai skor B dengan nilai skor C dengan nilai skor D dengan nilai skor E dengan nilai skor
5. 4. 3. 2. 1.
26
c.
Study kepustakaan Teknik ini dilakukan dengan cara mendapatkan sumber informasi dari berbagai
literatur atau teori- teori yang mendukung dan yang berhubungan dengan materi penelitian. 3.7
Pengujian Instrumen Data
Merupakan alat penelitian berupa angket yang nantinya akan di sebarkan kepada responden. Sebelum melakukan analisa lebih jauh lagi perlu dilakukan pengujian instrumen penelitian dimana dalam hal ini ada dua poin: 3.7.1
Pengujian Validitas
Dimana untuk menguji validitas instrumen akan dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
r xy =
Dimana:
∑ √ {∑ – (∑)} r xy
= nilai koifesien korelasi
X
= item pertanyaan yang di uji
Y
= total skor jawaban responden
Menurut sugiyono (200:148) adalah : “teknik korelasi untuk melakukan validitas item, sampai sekarang merupakan tekhnik yang paling banyak digunakan. item yang mempunyai korelasi positif dengan keriterium (skor total) serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya sarat minimum untuk di anggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. 3.7.2 Pengujian Reliabilitas
Menurut pendapat sugiyono (2002:24) adalah: Pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut; “dilakukan dengan internal konsistensi dengan teknik belah dua atau split hal yang di analisis dengan rumus sperman brown. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu instrumin ganjil dan
27
kelompok genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok disusun sendiri” dengan rumus sebagai berikut
r i =
2 1+
Dimana: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb = korelasi produk moment belahan pertama dan kedua. 3.8
Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini dapat dua macam analisa, yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif sebagai berikut: a. Analisa kualitatif
Analisa kualitatif dimaksud untuk memberikan gambaran tentang objek yang diteliti, analisis ini akan mendiskripsikan jawaban responden dengan tehnik skala likert, dengan batasan pengukuran sebagai berikut: 1. Sangat baik
- 4,51 s/d 5,00
2. Baik
- 3,51 s/d 4,50
3. Cukup baik
- 2,51 s/d 3,50
4. Tidak baik
- 1,51 s/d 2,50
5. Sangat tidak baik - 1,00 s/d 1,50 b. Analisis Kuantitatif
Analisis ini di maksudkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi objek yang diteliti berdasarkan perhitungan statistik. Adapun analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah mengacu pada persamaan regresi berganda menurut pandangan pandangan Sugiyono (2002:243) adalah sebagai berikut: Rumus = Y = a+b 1X1 + b2X2+ b3X3…..BaXa
28
Dimana: Y = Variabel Terikat yang di tentukan oleh besarnya variabel X X = variabel bebas yang menentukan besarnya nilai Y a = nilai konstanta b = koefisien korelasi antara variabel X terhadap Y Dengan Demikian Persamaan regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a+b1X1 + b2X2+ b3X3…..BaXaE Y
= Faktor minat membeli
X1
= faktor produk
X2
= faktor harga
X3
= faktor pelayanan
b1
= korelasi faktor produk
b2
= korelasi faktor harga
b3
= korelasi faktor pelayanan
dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diketahui pengaruh besarnya hubungan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, untuk menghitung besarnya keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka perlu mencari besarnya nilai koefisien korelasinya “r 2” menurut Sugiyono (2002 : 112) sebagai berikut: b1X1 + b2X2+ b3X3…..BaXaY 2
r = ∑ Y2 Dimana : r 2 = koefisien korelasi ganda b = koefisien variabel bebas X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat
29
Dari hasil hitungan nilai “r 2” tersebut dapat di konsultasikan pada tingkat hubungan koefisien korelasinya sebagai berikut: Tabel : 3.1
Koefi sien korelasi INTERFAL KOEVISIEN
TINGKAT HUBUNGAN
0,00 – 0199
Sangat rendah
0,00 – 0399
Rendah
0,00 – 0599
Sedang
0,00 – 0799
Kuat
0,00 – 1,000
Sngat kuat
Sumber : Sugiyono (2002:94)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang di berikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat hal ini sering di sebut dengan koefisien determinan. Menurut Sugiyono (2002:114) adalah sebagai berikut: “ perhitungan koefisien di buat determinan berganda digunakan untuk mengukur ketetapan dari model analisis yang di buat. Nilai koefisien determinan berganda digunakan untuk mengukur sumbangan dari variabel yang diteliti terhadap variabel tergantung. Nilai R 2 berada antara nilai 0 dan 1 (0≤ R 2 ≤ 1) yaitu bila nilai R 2 mendekati nilai 1 maka dapat di katakan semakin besar, berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel tergantung. Sedangkan jika R 2 nilai mendekati 0, maka model yang digunakan semakin lemah dalam menerangkan variasi dari variabel tergantung”. 3.9
Uji Hipotesis
a.
Uji F
Untuk uji regresi atau tidak, maka digunakan F test yaitu untuk mengetahui pengaruh secara simultan dengan rumus:
Dimana: R 2
= koefisien regresi yang telah di temukan
30
k
= jumlah sampel independen
n
= jumlah sampel
f
= f hitung selanjutnya di bandingkan dengan F tabel
dengan membandingkan F hitung (Fh) dengan F tabel (Ft) pada tabel of signifikan 0,05 ( a = 0,05), jika hasil perhitungan perbandingan sebagai berikut: 1. F hitung ≥ F tabel atau probabilitas tingkat kesalahan kurang dari 5% maka H2 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti variasi dari model regresi berhasil menerangkan variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. 2. F hitung < F tabel atau probabilitas tingkat kesalahan lebih dari 5% maka H1 ditolak. Ini berarti variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel bebas. b.
Uji t
Jika hipotesa yang pertama dengan uji F secara simultan atau bersama-sama, maka hipotesa kedua menggunakan uji statistik “t” yakni untuk mngetahui kontribusi dari masing-masing variabel bebasnya (secara parsial) terhadap variabel terikat, dengan rumus Sugiyono (2002:154) sebagai berikut:
b1 – b11 t= Sb1 Dimana :
b1
= koifesien 1
b11
= pramester ke 1 yang di hipotesakan
Sb1
= kesalahan setandat b1
Adapun rumusan hipotesanya adalah sebagai berikut:
Ha = b1 = 0, tidak ada pengaruh yang bermakna antara X dan Y
31