PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Pleurotus ostreatus) ( Pleurotus
Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malanh Jawa Timur
BAB I PENDAHULUAN
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram
ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas
beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan sepenuhnya untuk dana operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin
Pleurotus ostreatus
ini masih
tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai diperkenalkan kepada para petani terutama di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kab. Malang, Jawa Timur, dan pada saat ini petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Para petani di kawasan Desa Rejoyoso, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga.
Sekilas tentang Jamur Tiram
Jamur tiram putih ( Pleurotus
ostreatus)
merupakan salah satu jamur kayu yang
sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B 2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih komplit sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan. Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti : •
Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
•
Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
•
antitumor dan antioksidan. Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang
baik. Jamur tiram
merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar. Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
BAB II Latar Belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas dan permintaan pasar yang selalu tinggi dan minus ini memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.
ANALISIS PASAR
Prospek Pasar Budidaya Jamur
Budidaya jamur tiram di Kecamatan Bantur Kabupaten Malang yang akan kami coba budidayakan ini, Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Pasar jamur tiram saat ini belum meluas di sekitar Kecamatan Bantur, dan sekitarnya sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar. 2. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan. 3. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar traditional.. (1)
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui : a.
Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah Malang dan sekitarnya.
b.
Pasar tradisional
Malang dan sekitarnya. Sebagai gambaran,
permintaan pasar seperti pasar Wonokerto atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
BAB III Proses Produksi
Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
Rancangan produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.
18
Gambar kumbung pemeliharaan
Rak
Rak
Skema kumbung pemeliharaan Pintu
Sekat
Pintu 12
Gambar rak penyimpanan log.
2m
2m
60 cm
45 cm
2,5 m 60 cm
60 cm
s/d 16 m
Gambar skema rak penyimpanan log
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan
1. Modal tetap
Uraian
1.
Jumlah
Biaya per unit
Harga per
unit
(Rp)
unit (Rp)
0
0
0
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
L
ahan 2. Peralatan : cangkul, ember, sekop, sprayer, alat steam, dll 3.
Rumah Jamur
1
Jumlah
2.
3.000.000
Modal kerja (Biaya operasional) a. Bahan baku untuk sekali produksi
Biaya per unit
Sub Total
unit
(Rp)
(Rp)
1. Serbuk kayu
10
3.750
37.500
2. Dedak
5
1.200
6.000
3. Plastik
100
17.000
17.000
4. Karet gelang
100
2000
2.000
5. Bibit per Polibag
2500
3000
600.000
Uraian
Jumlah total
*
= Jumlah polibag yang di perlukan
Jumlah
662.500
b. Utilitas
Banyaknya
Uraian
unit
1. Listrik 2. Transportasi
Sub Total
biaya (Rp)
(Rp)
5
5
1
0.000 7
0.000 7
1
0.000
0.000 120.0
Jumlah
00
4.
Total Modal
= Modal tetap + modal Kerja = 3.000.000 + 662.500 + 120.000 = Rp. 3.782.500
5.
Pendapatan kotor Produksi jamur
= 200 x 100 gram = 20 kg
20 kg @ 8000
= 160.000 *Sekali Panen
Untuk masa panen per polibag bisa dipanen hingga 4 – 5 kali tergantung perawatan. Jadi untuk total keseluruhan hasil panen adalah :
6.
Total produksi jamur
= 20 x 4 = 80 kg
80 kg @ 8000
= 640000
Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja = 300.000 + 662.500 + 120.000 = Rp. 1.082.500
7.
Pendapatan bersih (Net Profit)
= pendapatan kotor – biaya produksi = 1.107.600 - Rp. 802.500 = Rp. 305.100
BAB V PENUTUP
Dari hasil analisis penulis mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.