Kelompok monyet :
FAHRURRAZI
M. HAPPY
MASRIFAN
NORSARIFAH
NURBAITI.S
WUSMIYATINI
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya.
-Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
Zat aktif susah mengalir .
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab .
- Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab .
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat. Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang .
Komponen Tablet
d. Glidan Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk. Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi.Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh:Mstearat),asam stearat, talk, minyak nabati terhidrogenasi.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna (coloring agent)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk.
b. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak.
Komponen Tablet
1. Zat Aktif
2. Eksipien/bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat.Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Contoh :laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan gaya adhesi pada massa serbuk sewaktu sewaktu granulasi dan menambah daya kohesi pada bahan pengisi.
Contoh : gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa,CMC,
selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal.
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.
- Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih.
SYARAT-SYARAT TABLET
a. Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
.
Bobot rata rata
Penyimpangan Bobot
rata rata (%)
A
B
25 mg atau kurang
15
30
26 mg 150 mg
10
20
151 mg 300 mg
7,5
15
Lebih dari 300 mg
5
10
Mesin tablet
Kerusakan pada Tablet
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet
secara umum, seperti :
1. Capping: pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
dari badan tablet
2. Laminasi: pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
3. Chipping: keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
4. Cracking: keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-
tengah
5. Picking: perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch
6. Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
7. Mottling: keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet
tidak merata
Syarat-syarat Tablet
d. Waktu Hancur
Ø Tablet biasa
- Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
- Yang diuji : 5 tablet
- syarat :
· Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
· Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit.
Ø Tablet salut enterik
- Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
- Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
Ø Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.
e. Keregasan Tablet
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.
Syarat-syarat Tablet
b. Kekerasan
Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata rata dan SD nya. Persyaratan ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2.
c. Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalanya menggunakan jangka sorong. Hitung rata – rata dan SD nya. Persyaratan kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50% diameter.
Penggolongan Tablet
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet kecil umumnya silindris yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam air. untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril.
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu.
Cara Pembuatan Tablet
1. Metode granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan Metode Granulasi Basah :
1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
Penggolongan Tablet
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a) Tablet Bukal
Tablet oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi
b) Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris).
c) Tablet Hisap atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d) Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan.
Jenis-jenis tablet
3. Tablet Kunyah
Merupakan tablet segera hancur ketika dikunyah maupun dibiarkan melarut dalam mulut. Biasanya tablet ini ditujukan untuk anak-anak, memiliki rasa yang baik, dan biasanya produknya berupa multivitamin.
4. Tablet Effervescent
Yaitu tablet berbuih yang mengandung garam effervescent atau bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan obat karena obat diberikan dalam bentuk larutan ketika akan digunakan.
Penggolongan Tablet
3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya..
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril (untuk KB, mencegah kehamilan).
Pengertian Tablet
A.TABLET (MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet
Jenis-jenis tablet
5. Implan atau pelet
Yaitu tablet dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien).
Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama. biasanya digunakan pada obat-obatan kontrasepsi.
Jenis-jenis tablet
Berikut adalah jenis-jenis tablet, berdasarkan cara penggunaan dan tujuan penggunaannya:
1. Tablet Oral
adalah tablet yang biasa diminum bersamaan dengan air, ditujukan pada pelepasan obat di saluran cerna. Tablet oral biasa yang tanpa disalut akan mengalami pelepasan obat dilambung.
Selain itu juga ada Tablet Salut Selaput, merupakan tablet yang disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air, maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet. Tujuannya adalah agar obat yang terkandung dalam tablet dalam diabsorpsi secara perlahan-lahan, tidak sekaligus.
2. Tablet Sublingual dan Bukal
tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di bawah lidah (sublingual), biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan tablet kebanyakan, yaitu berbentuk datar.
Tablet ini juga merupakan tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Biasanya ditujukan untuk efek yang cepat, dan untuk obat-obatan yang dapat dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit obat yang diabsorbsi melalui saluran cerna.
Penggolongan Tablet
B. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal
yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti :
- pengisi (memberi bentuk) : laktosa
- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna) : amylum gelatin, tragakan
desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus
kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
Penggolongan Tablet
A. Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan Krista yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Penggolongan Tablet
f. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
g. Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum..
h. Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.
Penggolongan Tablet
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
e. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
28/11/2014
#
Click icon to add picture
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
28/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
28/11/2014
#
8
23
28/11/2014
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#