KELOMPOK KELINCI
anggun noviyani
m.rizani faisal
maria ulfah
norhasanah
siti qamariyAH
SYIFA AULIA RAHMI
SUPPOSITORIA
Pengemasan Suppositoria
1. Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap Suppositoria terpisah, tidak mudah hancur atau meleleh.
2. Biasanya dimasukkan dalam wadah dari alumunium foil atau strip plastik sebanyak 6 sampai 12 buah, untuk kemudian dikemas dalam dus.
3. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk.
Cara menggunakan suppositoria
Pertama : Cuci tangan anda dengan air mengalir yang bersih disertai sabun. Saran : gunakan air bersuhu normal (25 – 27 C) agar tangan anda tidak menjadi hangat saat membuka obat. Peningkatan suhu dapat melelehkan sediaan suppositoria.
Kedua : Sebelum suppositoria dibuka dari pembungkus , pastikan suppositoria tersebut dalam keadaan keras untuk memudahkannya masuk dalam dubur/vaginal/uretra.
Ketiga : Buka dengan hati-hati pembungkus suppositoria
agar tidak merusak/mematahkan suppositoria.
Keempat : Tidak mematahkan suppositoria karena 1 suppositoria adalah 1 dosis obat, jika dipatahkan maka akan menjadi ½ dosis.
Keenam : Olesi bagian ujung suppositoria menggunakan lubrikan berbasis air (bisa dibeli di apotek) atau basahi dengan sedikit air matang.
Ketujuh : Posisikan tubuh anda seperti pada gambar, posisi sedikit miring ke kiri, kaki kanan dibagian atas lalu posisikan seperti pada gambar dibawah ini.
Kedelapan : Gunakan tangan kiri untuk membuka mulut dubur lalu tahan.
Kesembilan : Masukan suppositoria kedalam dubur dengan posisi bagian ujung suppositoria terlebih dahulu.Masukan dengan jari telunjuk/jari tengah tangan kanan sedalam 1 cm (anak-anak) – 5 cm (dewasa) atau seukuran telunjuk orang dewasa.
Kesepuluh : Diamkan selama beberapa menit (5-10 menit) pada posisi tetap tiduran, agar obat dapat meleleh dan diserap sempurna oleh pembuluh darah dan mencegah suppositoria keluar dari dubur.
Kesebelas : Setelah selesai cuci kembali tangan anda dan keringkan.
Pemeriksaan Mutu Suppositoria
Setelah dicetak, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya.
2. Test terhadap titik leburnya, terutama jika digunakan bahan dasar Ol.Cacao
3. Test kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan selama pengangkutan
4. Test waktu hancur, PEG 1000 15 menit, Ol.Cacao dingin 3 menit
5. Test homogenitas.
Kelima : Jika diresepkan untuk digunakan ½ dosis maka sebelum suppositoria dibuka, obat tersebut dibagi 2 (dua) dengan cara digunting menggunakan gunting/pisau yang sebelumnya dibersihkan (lebih baik menggunakan alkohol untuk membersihkan gunting/pisaunya).
Metode Pembuatan Suppositoria
1. Dengan tangan :
-Hanya dengan bahan dasar Ol.Cacao yang dapat dikerjakan atau dibuat dengan tangan untuk skala kecil dan bila bahan obatnya tidak tahan terhadap pemanasan
- Metode ini kurang cocok untuk iklim panas.
Keuntungan Suppositoria
Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
Macam-Macam Suppositoria
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
2.Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 g.
3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm - 14 cm.
GAMBAR SUPPOSITORAI
PENGERTIAN SUPPOSITORIA
Supositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.
KELEMAHAN SUPPOSITORIA
1.Tidak nyaman digunakan
2.Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan
2. Dengan mencetak hasil leburan :
- Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair bagi yang memakai bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol.Cacao dan PEG tidak dibasahi karena mengkerut pada proses pendinginan, akan terlepas dari cetakan.
3.Dengan kompresi.
-Metode ini, proses penuangan, pendinginan dan pelepasan Suppositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis. Kapasitas bisa sampai 3500 - 6000 Suppositoria / jam.
Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria
1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun vagina atau urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / ambein dan infeksi lainnya.
Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam rektum,
3. Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah, tidak sadar.
4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,
5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hepar .
Syarat basis yang ideal
a.Melebur pada temperature rectal
b.Tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan sensitisasi
c.Dapat dicampur dengan berbagai obat
d.Tidak terbentuk metastabil
e.Mudah dilepas dari cetakan
f.Memiliki sifat pembasahan dan emulsifikasi
g.Bilangan airnya tinggi
h.Stabil baik secara fisika ataupun kimia
i.Tidak mempengaruhi efektivitas obat
j.Memberi bentuk yang sesuai untuk memudahkan pemakaiannya
k.Mempengaruhi pelepasan bahan aktif .
Penggolongan bahan dasar Suppositoria.
1. Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak coklat)
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin, polietilenglikol (PEG)
3. Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M.misalnya campuran Tween 61 85 % dengan gliserin laurat 15 %
Bahan Dasar Suppositoria
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan obat.
5. Kadar air cukup
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus jelas.
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
13/11/2014
#
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master text styles
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
13/11/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
13/11/2014
#