Definisi DOSIS A dose is the quantity or amount of a drug or drug formulation taken by or administered to a patient to achieve a therapeutic outcome
Dikenal beberapa istilah dosis : SINGLE DOSE : yaitu dosis sekali pemakaian, misal : dalam BNF dinyatakan bahwa dosis sekali pakai Mebendazole 100 mg DAILY DOSE : yaitu dosis pemakaian dalam satu hari, misal : dalam BNF dinyatakan bahwa dosis pemakaian digitoxin 100 g / hari
DAILY DIVIDE DOSE yaitu dosis pemakaian satu hari yang dibagi dalam beberapa kali pemberian , misal : dosis doxepin 75 mg sehari , jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali pemberian sehingga total 75 mg. DOSIS REGIMEN Jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, misal : Ampisilin diberikan dalam dosis 0,25-1,0 g secara oral setiap 6 jam Asam mefenamat diberikan dalam dosis 250 mg-500 mg secara oral setiap 6 jam DOSIS LAZIM/ MEDICALIS/TERAPETIK : Dosis untuk tercapainya efek terapi obat pada penderita dewasa. Dosis lazim harus terlampaui agar tecapai efek terapi
INITIAL DOSE / LOADING DOSE Dosis permulaan / dosis awal dosis pada awal pengobatan untuk mempercepat tercapainya kadar efektif minimal. Diikuti dengan Maintenance Dose MAINTENANCE DOSE/ DOSIS PEMELIHARAAN : Dosis pemberian selanjutnya untuk terapi DOSIS MAKSIMUM /TAKARAN MAKSIMUM (DM/TM) Dosis maksimum tertinggi yang aman bagi penderita dewasa
- Pada umumnya obat, dosis maksimum tidak boleh dilampaui, kecuali kasus khusus dapat dilampaui , misal : Atropin Sulfas kadar 2 mg sebagai antidotum keracunan pestisida . Dosis maksimum Atropin sulfas 1 mg
Hal yang perlu diperhatikan dengan Dosis maksimum
Jika apoteker menemukan kadar obat melebihi TM maka perlu menghubungi penulis resep. Jika dosis maksimum dilampaui atas permintaan penulis resep , sebagai bukti bahwa dosis tersebut memang diinginkan oleh dokter maka : - Dokter harus mencantumkan tanda tangan dan tanda seru (!) dibelakang angka dari takaran yang melebihi tersebut. Jika kadar obat 90 % dari takaran maksimum, pembagian obat harus dilakukan dengan penimbangan satu per satu.
DOSIS TOXIC : Dosis > dosis maksimal yang dapat menimbulkan keracunan DOSIS LETALIS : Dosis > dosis maksimal yang dapat menimbulkan kematian
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT Obat :
- Sifat fisika : kelarutan, koefisien partisi - Sifat kimia : pH, pKa, asam, basa, garam - Index terapi - Toksisitas Rute pemakaian : - per oral, topikal, rectal, parenteral, dsb. Penderita : - Umur, Berat badan - Jenis kelamin - Obesitas - Kondisi patofisiologis tertentu
PERHITUNGAN DOSIS
DOSIS MAKSIMAL DOSIS LAZIM
Contoh : R/ Asetosal 500 mg m.f.l.a. caps. dtd s. 3 dd I
dilihat dari tabel dalam Farmakope
No. X
DOSIS MAKSIMUM
Takaran Maksimum : (FI ed III) Asetosal 1g/8g Dosis sekali pakai = 500 mg (p.k.) = 500 mg/ 1000 mg x 100 % = 50 % < 100 % Dosis pemakaian sehari = 3 x 500 mg = 1500 mg (p.e.) = 1,5 g/ 8g x 100 % = 18,75 % < 100 %
tidak over dose
DOSIS LAZIM Asetosal :500 mg – 1g / 1,5 g – 3 g (FI III) Dosis sekali pakai : 500mg/ 500 mg x 100 % = 100 % Dosis pemakaian sehari : 1,5 g/ 1,5 g x 100 mg = 100 % Tidak under dose
TAKARAN MAKSIMUM DENGAN ATURAN PEMAKAIAN SENDOK
Contoh : R/ Aminophillin syr 50 mg/5 ml s. 3 dd C I
fl.I
DM Aminophillin 500 mg/1,5 g (FI III) DL Aminophillin 100 mg-200 mg /300 mg-600 mg
TM
p.k. = (3x50) mg/ 500 mg x 100 % = 30 % < 100 % p.e. = 3 x(3x50) mg / 1500 mg x 100 % = 30% < 100 % Tidak over dose DL p.k. = 150mg / 100mg x 100 % = 150 % > 100% p.e. = 450 mg/300 mg x 100 % = 150 % > 100 % Tidak under dose
Jika signa : p.r.n. untuk perhitungan dosis sehari ditanyakan kepada penulis resep berapa maksimal diperbolehkan
DOSIS OBAT UNTUK ANAK Permasalahan pada keadaan : - prematur - baru lahir - bayi
organ belum sempurna
a.l. : hepar, ginjal, cairan tubuh, SSP hepar : system hepar belum sempurna ginjal : ginjal mengalami differensiasi, filtrasi glomerulus kurang sempurna anak usia < 1th memerlukan air 4-6 x orang dewasa per satuan berat badan
SSP : Koordinasi SSP dan ss otonomik belum sempurna
Cairan tubuh : Baru lahir : +29,7 % dari cairan tubuh dewasa 6 bulan : +20,7 % dari cairan tubuh dewasa 7 tahun : + 5,5 % dari cairan tubuh dewasa per satuan berat badan
Faktor penyebab perbedaan respons obat pada anak dan dewasa : 1.
Pola ADME
Perbedaan absorpsi karena perbedaan relatif kepadatan sel. Perbedaan distribusi karena % cairan ekstrasel dan cairan tubuh total relatif lebih tinggi Perbedaan metabolisme karena proses enzimatik belum sempurna Perbedaan ekskresi karena glomerulus & tubuli di ginjal belum sempurna
2. Sensitifitas intrinsik reseptor terhadap obat beda 3. Redistribusi dari sel endogen
CARA PERHITUNGAN DOSIS ANAK : Dasar : A. Perbandingan terhadap dosis dewasa 1. Perbandingan umur Dewasa 20 – 24 tahun (kurang tepat) 2. Perbandingan berat badan Dewasa 70 kg 3. Perbandingan LPT Dewasa 1,73 m2
B. Ukuran fisik secara individual
1. BB anak dalam kg 2. LPT anak dalam m2 (LPT dihitung dari tinggi dan bb anak menurut rumus Du Bois & Du Bois atau dari Nomogram DuBois & DuBois)
Memakai rumus R.O. Mosteller :
LPT anak/m2 = T/cm xBB/kg 3600 Hasil yang didapat dari perhitungan Mosteller dan perhitungan Du Bois & Du Bois hampir sama
RUMUS PERHITUNGAN DOSIS ANAK :
UMUR n
Young : DI =
Dd untuk anak < 8 thn n +
12
n Dilling : DI
=
Dd 20
n+1 Cowling :
DI
=
Dd 24
DI Dd n
= dosis infans (anak) = dosis dewasa = tahun
BERAT BADAN Wa
Clark : DI =
Dd Wd Wa = BB anak / kg Wd = BB dewasa /kg
L P T (Luas Permukaan Tubuh) Crawford-Terry-Rourke : LPTa DI = ------------- Dd LPTd LPTa = nomograph LPTd = 1,73 m2
:
Perbandingan umur sebenarnya kurang tepat karena umur yang sama tetapi BB/LPT berbeda
Perbandingan BB anak vs dewasa tidak dapat diperlakukan untuk semua obat. - Untuk obat golongan narkotika, maka dosis anak lebih kecil. - Phenobarb, atropine, dosis anak lebih besar dari perbandingan dengan orang dewasa
Perhitungan dosis yang paling tepat adalah menggunakan perhitungan ukuran fisik anak secara individual, tetapi perhitungan LPT yang akurat sukar dilakukan
DOSIS OBAT UNTUK PENDERITA YANG OBESITAS
OBESITAS : - BB 20 % diatas BB ideal - BB (kg) / tinggi (m) : pria > 27,8 wanita > 27,3
BB ideal ( Ritschel) : (T - 100) 0,9 kg T = tinggi badan ( cm)
Problema timbul karena : Daya larut obat dalam lemak Distribusi obat dalam jaringan lemak - cairan tubuh
Obat lipofilik : maka distribusi obat dalam tubuh kecil, t ½ eleminasi akan meningkat Maka untuk obat –obat yang bersifat lipofilik , perhitungan dosis berdasarkan BBN Berat Badan Nyata) contoh : benzodiazepin
Obat lipofob : distribusi obat dalam tubuh besar , contoh : digitoxin, streptomycin, gentamicin
Maka perhitungan dosisnya berdasar BBTL (BB tanpa lemak)
Untuk obat dengan daya larut dalam lemak menengah diberikan dosis percobaan , diadakan penyesuaian dosis regimen dengan memantau konsentrasi obat dalam plasma.
Penentuan dosis obat untuk penderita obesitas perlu diperhitungkan BBN
Untuk obat dengan daya larut kecil dalam lemak diperhitungkan dalam tiga tahap :
Tahap I : ditentukan kepadatan tubuh Tahap II : dihitung % lemak Tahap III : dihitung BBTL
DOSIS OBAT UNTUK PENDERITA GERIATRIK / LANJUT USIA
Semakin meningkat usia, maka akan terjadi perubahan fisiologis & patofisiologis pada manusia. Jika orang tersebut mengkonsumsi obat, maka akan terjadi perubahan konsentrasi obat dalam tubuh dibandingkan orang muda, karena terjadi perubahan LADME. Seseorang digolongkan dalam geriatric jika usia > 60 th.
Liberation dan Absorption Proses liberasi dan absorpsi lebih lamban karena : 1.Sekresi HCl menurun sehingga kecepatan dissolusi obat menurun 2. Perubahan mukosa GI sehingga proses absoprsi berkurang 3. Kecepatan pengosongan lambung , motilitas (gerakan) usus dan aliran darah mesenterik menurun tetapi total obat yang diabsorpsi dapat tetap
Distribution
Cairan tubuh total << maka vol. distribusi cairan tubuh << sehingga konsentrasi obat dalam tubuh >> Kadar albumin << sehingga konst. obat bebas >>
Metabolisme - Fungsi hepar tidak banyak berubah dengan bertambahnya usia - Obat tertentu mengalami perlambatan metabolisme
Exraction / Eleminasi
Kecepatan filtrasi glomerulus < 0,66 % dan transport maksimum untuk sekresi < 0,62 % proses eleminasi semakin lambat t ½ lebih panjang Efek obat lebih lama
Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi akumulasi Efek samping meningkat
Hal yang perlu diperhatikan pada pemberian dosis geriatric adalah : Dosis obat dikurangi ( 50% - 80% dari dosis dewasa muda) Interval waktu pemberian diperpanjang Kombinasi keduanya
Contoh obat yang sering diberikan : Allopurinol Piroksikam dan derivat Aminoglikosida Digoxin
PERHITUNGAN DOSIS SINERGIS
Beberapa obat memiliki sinergisme kerja didalam tubuh, maka dalam perhitungan dosis maksimum digabungkan, misal :
Atropin Sulfas dan Extrac Belladone, DM/TM menurut FI III : DM Atropin Sulfas 1mg/ 3 mg DM Extrac Belladone 20 mg/80 mg Dalam perhitungan dosis pemakaian digabung karena mempunyai efek yang sama sebagai parasimpatolitik
Pemakaian DTD Dalam Resep
Jika dalam resep ada dtd artinya jumlah yang tertera dalam resep tersebut merupakan jumlah untuk satu sediaan. Dosis obat dihitung dari jumlah untuk satu sediaan Jumlah yang disediakan harus dikalikan dengan total sediaan yang diminta Sebliknya jika tidak ada dtd
RESEP ITER adalah resep yang boleh diulang lagi sesuai permintaan penulis resep Dr. Ahmad Jl. Darmawangsa 10 Surabaya SID. 1357 /ID/05/2001 Iter 2 x
Surabaya, 10 Maret 2009
R/ Boor talc 3 % 100 g s.u.e. Pro : Anak Adam
COPY RESEP / APOGRAPHUM Adalah surat tertulis dari apotek sebagai copy dari resep dokter yang menunjukkan bahwa obat telah diambil sebagian , atau resep dapat diulang
LATIHAN Dr.Abiyanto Jl. Merdeka120 Surabaya SIP.123/X/2000 --------------------------------------------------------------Surabaya, 1 April 2008 R/ Phenobarbital Na 10 mg Ascorbic acid 50 mg gluc qs m.f.l.a. pulv dtd No. X s. b.dd caps I 1.
Pro : An. Dika (10 th) Hitunglah dosis obat dalam resep dibandingkan dengan dosis maksimum dan dosis lazim
Dr.Abiyanto Jl. Merdeka120 Surabaya SIP.123/X/2000 ---------------------------------------------------------------------Surabaya, 10 Maret 2009 2.
R/ Codein HCl 20 mg s.l. qs m.f.l.a. Pulv da in caps dtd No. XII s.t.dd caps I Pro. Tn. Ahmad Hitunglah dosis obat dalam resep dibandingkan dengan dosis maksimum dan dosis lazim
3
. Dr.Abiyanto
Jl. Merdeka120 Surabaya SIP.123/X/2000 --------------------------------------------------------------Surabaya, 10 Maret 2009 R/ Dextromethorpan 15 mg m.f. pulv.da in caps dtd No. XV s.3.dd caps I Pro . Ny. Indah Hitunglah dosis obat dalam resep dibandingkan dengan dosis maksimum dan dosis lazim
4. Dr.Abiyanto Jl. Merdeka120 Surabaya
SIP.123/X/2000 --------------------------------------------------------------Surabaya, 10 Maret 2009 R/ Diazepam 70 mg s.l. qs m.f.l.a. Pulv No. X s.s.dd.I a.n. Pro. Ny. Hartati Hitunglah dosis obat dalam resep dibandingkan dengan dosis maksimum dan dosis lazim
5. Dr.Abiyanto Jl. Merdeka120 Surabaya SIP.123/X/2000 ---------------------------------------------------------------
Surabaya, 10 Maret 2009 .R/ Atropin Sulfat Extrac Bellad
0,4 mg 5 mg
Glucose
qs.
m.f. pulv da in caps. dtd No. XII s q dd caps I Pro. Tn Ari. Hitunglah : - Dosis sekali pakai dan dosis sehari dari masing-masing obat ! - Dosis sinergisme !
6. Dr.Abiyanto Jl. Merdeka120 Surabaya SIP.123/X/2000 --------------------------------------------------------------Surabaya, 10 Maret 2009 R/ Theopillin 4 Propilenglikol 2 syr simpleks 20 aqua ad 100 ml m.f. sol s. 3 dd C I
DM Aminophillin 500 mg/1,5 g (FI III) DL Aminophillin 100 mg-200 mg /300 mg-600 mg